Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DAN
TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER
(Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Oleh
Mega Yulianti 0901986
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS
(ANP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY
SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)
DALAM PEMILIHAN SUPPLIER
(Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, Bandung)
Oleh Mega Yulianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Mega Yulianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu MEGA YULIANTI
PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DAN
TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER
(Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Bambang Avip Priatna M., M.Si.
NIP. 196412051990031001
Pembimbing II
Fitriani Agustina, S.Si., M.Si.
NIP. 198108142005012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D.
i
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL
SOLUTION (TOPSIS) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER (Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, Bandung)
ABSTRAK
Keberhasilan dalam pemenuhan bahan baku, bahan pembantu, dan komponen pendukung ditentukan oleh kemampuan dari supplier. Supplier merupakan bagian dari rantai pasok yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan manufaktur. Pemilihan supplier adalah salah satu kegiatan paling penting dari suatu perusahaan, karena pembelian bahan baku dan komponen mewakili 40 sampai 80 persen dari total biaya produk dan berdampak terhadap kinerja perusahaan. Seiring dengan berjalannya proyek TITO, PT. INTI membutuhkan material-material yang digunakan dalam penggantian kabel tembaga dengan kabel fiber optic yang dibeli melalui mitra atau supplier. Untuk memperoleh supplier dalam proses pengadaan barang maka perlu dilakukan pemilihan dan penilaian supplier. Metode Analytic Network Process (ANP) dapat dijadikan alternatif untuk suatu permasalahan yang mempunyai banyak kriteria yang saling berkaitan atau berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Konsep lain yang banyak digunakan pada beberapa model pengambilan keputusan multi kriteria untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis adalah Technique
for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Terdapat sembilan
kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier, yaitu kriteria pengiriman, kualitas, pelayanan, fleksibilitas, finansial, hubungan, administrasi, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan lingkungan. Kriteria-kriteria tersebut dikelompokkan ke dalam tiga cluster. Cluster supplier’s performance, supplier’s features, dan supplier’s safety and enviromental. Cluster supplier’s performance terdiri dari kriteria pengiriman, kualitas, pelayanan, dan fleksibilitas. Cluster supplier’s
features terdiri dari finansial, hubungan, dan administrasi. Cluster supplier’s safety and enviromental terdiri dari K3 dan lingkungan. Berdasarkan pembobotan
kriteria menggunakan ANP, kriteria yang paling besar pengaruhnya dalam pemilihan supplier adalah kriteria pengiriman sebesar 31%. Selanjutnya untuk penentuan rangking supplier dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS yang bobot kriterianya didapatkan dari proses metode ANP. Supplier material kabel terbaik yang diperoleh dari metode TOPSIS adalah PT. Communication Cable System Indonesia (CCSI).
Kata kunci: Pemilihan supplier, Analytic Network Process (ANP), Technique for
ii
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
APPLICATION OF ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) AND TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL
SOLUTION (TOPSIS) METHOD IN SUPPLIER SELECTION (Case Study PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, Bandung)
ABSTRACT
Success in fulfilling the raw materials, auxiliary materials, and supporting components is determined by the ability of the supplier. Supplier is part of the supply chain that affect the survival of a manufacturing company. Supplier selection is one of the most important activities of a company, as the purchase of raw materials and components represent 40 to 80 percent of the total cost of the product and the impact on corporate performance. Over TITO project, PT. INTI requires materials that are used in the replacement of copper cables with fiber optic cables that are purchased through a partner or supplier. To obtain suppliers in the procurement process, it is necessary to selection and evaluation the supplier. Analytic Network Process (ANP) can be used as an alternative to solve a problem that has many interrelated criteria or influence in decision-making. Another concept that is widely used in several multi-criteria decision making model to solve problems in a practical decision is Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). There are nine criteria used in supplier selection, the criteria are delivery, quality, service, flexibility, financial, relationships, administration, health and safety (K3), and environmental. These criteria are grouped into three clusters. Supplier's performance, supplier's features, and the supplier's safety and enviromental cluster. Supplier’s performance cluster consists of delivery, quality, service, and flexibility. Supplier's features cluster consist of financial, relationship, and administration. Supplier's safety and enviromental cluster consists of K3 and environment. Based on the weighted criteria using the ANP, criteria that most influence the supplier selection is delivery (31%). Furthermore, to determine the ranking of suppliers is done by using TOPSIS method, criteria weights obtained from ANP method. The best supplier of material obtained from TOPSIS method is PT. Communication Cable Systems Indonesia (CCSI).
Keywords: Supplier selection, Analytic Network Process (ANP), Technique for
v
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ……… i
ABSTRACT……….. ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ………... iv
DAFTAR ISI ………. v
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR GAMBAR ……… ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1
1.2 Batasan Masalah ……….. 3
1.3 Rumusan Masalah ……… 4
1.4 Tujuan Penelitian ………. 4
1.5 Manfaat Penelitian ………... 4
1.5.1 Aspek Teoritis ……….. 4
1.5.2 Aspek Praktis ………... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 5
2.1 Multiple Criteria Decision Making (MCDM) ………. 5
2.1.1 Klasifikasi Metode MCDM ………. 6
2.1.2 Klasifikasi Solusi MCDM ……… 6
vi
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.2.1 Metode-metode Penyelesaian Masalah MADM ……….. 9
2.3 Analytic Hierarchy Process(AHP) ……….. 9
2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan AHP ……….. 10
2.3.2 Tahapan Pengerjaan AHP ……… 11
BAB III ANP DAN TOPSIS ……… 14
3.1 Analytic Network Process (ANP) ……….... 14
3.1.1 Landasan ANP ………. 16
3.1.2 Prinsip Dasar ANP ………... 18
3.1.3 Fungsi Utama ANP ……….. 19
3.1.4 Konsistensi dalam ANP …...……… 20
3.1.5 Bentuk Jaringan dalam ANP ……..……….. 21
3.1.6 Supermatrix dari Sistem Feedback ... 23
3.1.7 Tahapan ANP ………... 24
3.2 Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) ……….. 27
3.2.1 Prosedur TOPSIS ………. 28
BAB IV STUDI KASUS ……….. 30
4.1 Profil Perusahaan ………. 30
4.2 Pemilihan Supplier ………... 33
4.3 Metode Pemilihan Supplier ……….. 34
4.4 Kriteria Pemilihan Supplier ………. 35
4.5 Penentuan Kriteria Pemilihan Supplier ……… 38
4.6 Penentuan Alternatif ……… 39
4.7 Pembobotan ANP ………. 40
4.7.1 Pemodelan ANP ………... 40
4.7.2 Pembuatan Matriks Perbandingan Berpasangan ……….. 42
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.7.4 Perhitungan Konsistensi ………... 44
4.7.5 Pembuatan Supermatriks ……….. 45
4.7.6 Hasil Prioritas Akhir ……… 51
4.7.7 Penentuan Peringkat Kriteria ………... 51
4.8 Perangkingan Supplier dengan Metode TOPSIS ……… 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 55
5.1 Kesimpulan ………. 55
5.2 Saran ……… 55
DAFTAR PUSTAKA ……….. 56
LAMPIRAN ………. 58
1
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kualitas, fleksibilitas, keragaman produk, respon yang cepat, dan persaingan
di lingkungan global menjadi hal yang penting bagi perusahaan dalam
memperoleh kepuasan pelanggan (Shahroudi dan Rouydel, 2012). Untuk
memenuhi hal tersebut, perusahaan harus memperoleh bahan baku, bahan
pembantu, dan komponen pendukung yang terbaik sehingga dapat menghasilkan
produk yang terbaik pula. Keberhasilan dalam pemenuhan bahan baku, bahan
pembantu, dan komponen pendukung ditentukan oleh kemampuan dari supplier.
Supplier merupakan bagian dari rantai pasok yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Pemilihan supplier adalah salah satu kegiatan paling penting dari suatu
perusahaan, karena pembelian bahan baku dan komponen mewakili 40 sampai 80
persen dari total biaya produk dan berdampak terhadap kinerja perusahaan
(Shahroudi dan Rouydel, 2012). Banyak penelitian tentang pemilihan supplier
yang telah dilakukan sebelumnya. Pada umumnya, permasalahan yang timbul
adalah sulitnya menentukan supplier terbaik dari banyak pilihan yang ada dengan
mempertimbangkan kriteria yang diinginkan terhadap calon supplier. Shahroudi
dan Rouydel (2012) melakukan penelitian di perusahaan otomotif Iran.
Perusahaan tersebut menghabiskan energi, waktu, dan biaya untuk memilih
supplier yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan. Dengan kata
lain, pemilihan supplier bukanlah hal yang mudah.
PT. INTI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di
bidang industri telekomunikasi. INTI mulai mengukuhkan diri sebagai penyedia
solusi engineering, terutama sebagai sistem integrator untuk pembangunan
infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Untuk pasar TELCO, PT. INTI
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tbk dengan pola Trade In Trade Off atau lebih dikenal dengan nama proyek
TITO.
Seiring dengan berjalannya proyek TITO, PT. INTI membutuhkan
material-material yang digunakan dalam penggantian kabel tembaga dengan kabel fiber
optic. Material utama yang digunakan adalah kabel fiber optic atau cable FO duct.
Untuk memenuhi kebutuhan material tersebut, PT. INTI melakukan pembelian
kepada mitra atau supplier. Untuk memperoleh supplier dalam proses pengadaan
barang maka perlu dilakukan pemilihan dan penilaian supplier. Menurut bagian
perencanaan dan pengendalian logistik PT. INTI, hal yang menjadi permasalahan
tersendiri bagi perusahaan adalah sulitnya mendapatkan supplier terbaik yang
sesuai dengan kriteria pemilihan.
Saat ini PT. INTI melakukan pemilihan supplier dengan menggunakan
software yang memanfaatkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Kriteria
pemilihan yang digunakan yaitu delivery, kualitas, service, administrasi,
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), lingkungan, dan finansial. Para pengambil
keputusan hanya menentukan kriteria pemilihan berdasarkan tujuan yang
diinginkan oleh perusahaan tanpa mengindentifikasi secara khusus apakah ada
keterkaitan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pada
panelitian yang dilakukan Shahroudi dan Rouydel (2012), finansial dipengaruhi
oleh kualitas dari produk dan ketepatan waktu pengiriman (delivery). Untuk
mengakomodasi kondisi nyata tersebut, diperlukan suatu pendekatan yang mampu
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi perusahaan.
Pemilihan supplier adalah permasalah multi kriteria yang melibatkan faktor
kuantitatif dan kualitatif (Shahroudi dan Rouydel, 2012). Terdapat beberapa
metode yang telah digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, antara lain
metode Analytic Hierarchy Process (AHP), Analytic Network Process (ANP),
Data Envelopment Analysis (DEA), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), Fuzzy Set Theory, dan Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE). Dalam
penelitian-penelitian sebelumnya, untuk melakukan pembobotan biasanya
3
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
supplier. Misalnya Analytic Hierarchy Process (AHP) dan beberapa metode
pembobotan lainnya. Untuk mengakomodasi kriteria-kriteria pemilihan yang
saling berkaitan diperlukan metode yang bisa mengakomodasi kondisi tersebut.
Analytic Network Process (ANP) merupakan metode pemecahan suatu masalah
yang tidak terstruktur dan adanya ketergantungan hubungan antar elemennya
(Dewayana dan Budi, 2009).
Menurut Hwang dan Zeleny (1982) dari buku yang ditulis oleh
Kusumadewi, Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS) didasarkan pada konsep di mana alternatif terpilih yang terbaik tidak
hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki
jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Konsep ini banyak digunakan pada
beberapa model pengambilan keputusan multi kriteria untuk menyelesaikan
masalah keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan karena konsepnya sederhana
dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur
kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang
sederhana (Kusumadewi, 2006).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk
menerapkan metode ANP dan TOPSIS dalam proses pemilihan supplier.
Sehingga skripsi ini diberi judul “Penerapan Metode Analytic Network Process
(ANP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS) dalam Pemilihan Supplier (Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia, Bandung)”.
1.2Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
1. Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari wawancara,
kuesioner, dan data sekunder dari database penilaian supplier tahun 2012
dengan studi kasus di PT. INTI Bandung.
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang
timbul dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kajian teoritis tentang metode Analytic Network Process (ANP)
dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
dalam pemilihan supplier?
2. Bagaimana menerapkan metode Analytic Network Process (ANP) dan
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
dalam pemilihan supplier?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kajian teoritis tentang metode Analytic Network Process (ANP)
dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
dalam pemilihan supplier.
2. Mengetahui dan memahami penerapan Analytic Network Process (ANP) dan
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
dalam pemilihan supplier.
1.5Manfaat Penelitian
1.5.1 Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengembangan keilmuan, terutama
berkenaan dengan pengambilan keputusan dalam pemilihan supplier dengan
menggunakan metode yang sama atau pengembangan metode sistem pendukung
keputusan lainnya.
1.5.2 Aspek Praktis
Perusahaan dapat mengetahui performansi setiap supplier sebagai informasi
dalam memilih supplier dan memberi alternatif metode pemilihan supplier kepada
perusahaan.
14
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
ANP DAN TOPSIS
3.1 Analytic Network Process (ANP)
Analytic Network Process atau ANP adalah teori matematis yang
memungkinkan seorang pengambil keputusan menghadapi faktor-faktor yang
saling berhubungan (dependence) serta umpan balik (feedback) secara sistematik.
ANP merupakan satu dari metode pengambilan keputusan berdasarkan banyaknya
kriteria atau Multiple Kriteria Decision Making (MCDM) yang dikembangkan
oleh Thomas L Saaty. Metode ini merupakan pendekatan baru metode kualitatif
yang merupakan perkembangan lanjutan dari metode terdahulu yakni Analytic
Hierarchy Process (AHP) (Tanjung dan Devi, 2013: 214).
Kelebihan ANP dari metode yang lain adalah kemampuannya untuk
membantu para pengambil keputusan dalam melakukan pengukuran dan sintesis
sejumlah faktor-faktor dalam hirarki atau jaringan. Banyak kelebihan dari metode
baru yang diperkenalkan oleh Saaty ini, yang di antaranya adalah kesederhanaan
konsep yang ditawarkan. Menurut Saaty (Tanjung dan Devi, 2013: 214) dari
kesederhanaan metodenya membuat ANP menjadi metode yang lebih umum dan
lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam, seperti
pengambilan keputusan, peramalan (forecasting), evaluasi, pemetaan (mapping),
strategizing, alokasi sumber daya dan lain sebagainya.
Pada umumnya penelitian dengan pendekatan kualitatif hanya
mendeskripsikan hasil penemuan yang ada dilapangan tanpa melakukan sintesis
lebih dalam. Terlebih lagi jika dibandingkan dengan metode AHP, ANP memiliki
banyak kelebihan, seperti perbandingan yang dihasilkan lebih objektif,
kemampuan prediktif yang lebih akurat, dan hasil yang lebih stabil. ANP lebih
bersifat general dari AHP yang digunakan pada multi-criteria decision analysis.
struktur AHP merupakan suatu decision problem dalam bentuk tingkatan suatu
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menetapkan level seperti pada hirarki yang digunakan dalam AHP (Tanjung dan
Devi, 2013: 214).
Menurut Saaty ANP digunakan untuk memecahkan masalah yang
bergantung pada alternatif-alternatif dan kriteria-kriteria yang ada. Dalam teknik
analisisnya, ANP menggunakan perbandingan berpasangan pada
alternatif-alternatif dan kriteria proyek. Pada jaringan AHP terdapat level tujuan, kriterian,
subkriteria, dan alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen.
Sementara itu, level dalam AHP disebut cluster pada jaringan ANP yang dapat
memiliki kriteria dan alternatif di dalamnya, yang sekarang disebut simpul.
Gambar 3.1 Jaringan Hirarki
Gambar 3.1 menunjukkan analisa dengan pendekatan jaringan hirarki.
Menurut Ma‟arif dan Hendri (2003) (Tanjung dan Devi, 2013: 216) hirarki
merupakan alat yang sangat dasar dari pikiran manusia dengan melakukan
pengidentifikasian elemen-elemen suatu masalah, lalu elemen-elemen tersebut
dikelompokkan dalam bentuk kumpulan-kumpulan (komponen) yang homogeny
dan dirumuskan dalam bentuk tingkatan yang berbeda. Tidak terdapat aturan baku
dalam penyusunan jaringan hirarki, akan tetapi, penyusunan jaringan hirarki
16
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain penggunaan jaringan hirarki, pengambilan keputusan juga dapat
dilakukan dengan membuat jaringan feedback (jaringan timbal balik). Jaringan ini
lebih tepat menggambarkan kondisi masalah penelitian yang sangat kompleks
sebagaimana telah diungkapkan di awal. Secara ringkas jaringan feedback
digambarkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Jaringan Feedback
Dengan menggunakan jaringan feedback, elemen-elemen dapat bergantung
atau terikat pada komponen seperti pada jaringan hirarki akan tetapi juga dapat
bergantung pada sesama elemen. Lebih jauh lagi, suatu elemen dapat tergantung
pada elemen-elemen lain yang ada dalam suatu komponen. Komponen lainnya
sebagaimana ditunjukkan pada garis lurus yang menghubungkan antara ke
cluster lain (yaitu dan ) disebut outer dependence. Sedangkan elemen-elemen yang akan dibandingkan berada pada komponen yang sama, sehingga
pada elemen tersebut membentuk hubungan “garis putaran” maka disebut inner
dependence (Saaty dan Vargas, 2006).
3.1.1 Landasan ANP
ANP merupakan metode dengan pendekatan kualitatif di mana data yang
akan dijadikan sebagai bahan analisis tidak tersedia, sehingga penelitian harus
mencari data secara primer. Oleh karena itu, ANP memiliki tiga aksioma yang
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu pernyataan agar dapat dilihat kebenarannya tanpa perlu adanya bukti.
Menurut Ascarya (Tanjung dan Devi, 2013: 219) aksioma-aksioma tersebut
diantaranya:
1. Resiprokal.
Jika aktifitas X memiliki tingkat kepentingan 6 kali lebih besar dari aktifitas Y
maka aktifitas Y besarnya 1/6 dari aktifitas X.
2. Homogenitas.
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen-elemen yang akan dibandingkan tidak
memiliki perbedaan terlalu besar. Jika perbandingan terlalu besar maka akan
berdampak pada kesalahan penilaian yang lebih besar. Skala yang digunakan
dalam AHP dan ANP berbeda dengan skala yang digunakan pada skala likert
umumnya (1 sampai 5). Skala yang digunakan dalam ANP memiliki rentang
lebih besar, yaitu 1 sampai 9 bahkan lebih. Berikut skala yang digunakan
dalam ANP diringkas pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Skala dalam ANP
Di antara nilai 7-9 8 Nilai kompromi di antara dua nilai yang berdekatan.
18
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lanjutan Tabel 3.1 Skala dalam ANP
Deskripsi Tingkat
dalam jaringan kerangka kerja baik hirarki maupun feedback, betul-betul dapat
mewakili agar sesuai dengan kondisi yang ada dan hasilnya sesuai pula dengan
yang diharapkan.
3.1.2 Prinsip Dasar ANP
Saaty (1994) (Tanjung dan Devi, 2013) membagi prinsip dasar dalam AHP
dan ANP menjadi tiga, yakni dekomposis, penilaian komparasi, dan komposisi
hirarki (sintesis). Penjelasan lebih lengkap ketiga prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Dekomposisi. Masalah-masalah yang dikumpulkan dengan melakukan studi
lapangan ketika penelitian sedang berlangsung merupakan masalah yang sangat
kompleks. Untuk menstruktur masalah-masalah yang kompleks tersebut perlu
didekomposisikan ke dalam suatu jaringan dalam bentuk
komponen-komponen, cluster-cluster, sub cluster, dan alternatif. Mendekomposisikan
masalah menjadi dalam bentuk kerangka kerja hirarki atau feedback dapat juga
dikatakan dengan membuat model dengan pendekatan ANP.
2. Penilaian komparasi. Prinsip ini diterapkan untuk melihat perbandingan
pairwise (pasangan) dari semua jaringan/hubungan/pengaruh yang dibentuk
dalam suatu kerangka kerja. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antara
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
satu elemen dengan elemen yang lainnya dalam komponen yang sama. Semua pasangan perbandingan itu digunakan untuk memperoleh hasil prioritas „lokal‟ elemen-elemen dalam setiap komponen. Untuk melakukan penilaian komparasi inilah berlaku aksioma resiprokal. Ma‟arif dan Hendri (Tanjung dan Devi, 2013: 221) menyebutkan bahwa jika terdapat elemen, maka matriks
perbandingan komparasi adalah sejumlah n x n. Oleh karena itu, banyaknya
penilaian yang diperlukan untuk menyusun matriks tersebut adalah .
Pertanyaan yang digunakan untuk menilai perbandingan pasangan ini berbeda
antara pendekatan AHP dan ANP. Dalam AHP seseorang bertanya “Elemen
mana yang lebih disukai atau lebih penting?”, sementara dalam ANP seseorang
bertanya “Elemen mana yang mempunyai pengaruh lebih besar?”. Untuk
memperoleh hasil prioritas „lokal‟, dari setiap matriks penilaian perbandingan pasangan kemudian dicari nilai eigen vector.
3. Komposisi hirarki atau sintesis. Prinsip ini diterapkan untuk mengalikan
prioritas lokal dari elemen-elemen dalam cluster dengan prioritas global dari
elemen induk yang akan menghasikan prioritas global seluruh hirarki dan
menjumlahkannya untuk menghasilkan prioritas global untuk elemen level
terendah (biasanya merupakan alternatif).
3.1.3 Fungsi Utama ANP
Menurut Ascarya (Tanjung dan Devi, 2013: 221) ada tiga fungsi utama
ANP, yaitu:
1. Menstruktur Kompleksitas
Permasalahan yang kompleks jika tidak distruktur dengan baik maka akan sulit
dalam menguraikan masalah tersebut. Serumit apapun dan sekompleks apapun
masalah yang dihadapi, ANP membantu dalam menstruktur masalah tersebut.
2. Pengukuran dalam Skala Rasio
Pengukuran ke dalam skala rasio ini diperlukan untuk mencerminkan proporsi.
Setiap metode dengan struktur hirarki harus menggunakan prioritas skala rasio
untuk elemen di atas level terendah dari hirarki. Hal ini penting karena prioritas
20
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mangalikan prioritas dari elemen induknya. Karena hasil perkalian dari dua
pengukuran level interval secara matematis tidak memiliki arti, skala rasio
diperlukan untuk perkalian ini. ANP menggunakan skala rasio pada semua
level terendah dari hirarki/jaringan, termasuk level terendah (alternatif dalam
model pilihan). Skala rasio ini menjadi semakin penting jika prioritas tidak
hanya digunakan untuk aplikasi pilihan, namun untuk aplikasi-aplikasi lain,
seperti untuk aplikasi alokasi sumber daya.
3. Sintesis
Sintesis berarti menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan. Karena
kompleksitas, situasi keputusan penting, atau prakiraan, atau alokasi sumber
daya, sering melibatkan terlalu banyak dimensi bagi manusia untuk dapat
melakukan sintesis secara intuitif, kita memerlukan suatu cara untuk
melakukan sintesis dari banyak dimensi. Fungsi yang lebih penting lagi dalam
ANP adalah kemampuannya untuk membantu pengambil keputusan dalam
melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hirarki atau
jaringan.
3.1.4 Konsistensi dalam ANP
Ma‟arif dan Hendri (Tanjung dan Devi, 2013: 221) membagi jenis penilaian
konsistensi baik dalam AHP maupun ANP menjadi dua jenis. Pertama,
konsistensi diukur berdasarkan objek-objek (elemen) yang akan diperbandingkan.
Contoh sederhana adalah buah lengkeng dan kelereng dapat dikelompokkan
menjadi satu himpunan yang seragam jika kriteria yang digunakan adalah “bulat”. Akan tetapi, buah lengkeng dan kelereng tidak dapat dijadikan dalam satu kelompok himpunan seragam jika kriteria yang digunakan adalah “rasa”. Karena jelas antara kedua elemen yakni buah lengkeng dan kelereng adalah berbeda dari
segi rasa tapi sama dari segi bentuk. Oleh karena itu, seorang peneliti harus
mampu mengelompokkan elemen-elemen dalam satu kriteria (komponen) tertentu
dan meminimalisir terjadinya ambiguitas agar tidak terdapat kesalahan tafsir oleh
pembaca (responden). Kedua, konsistensi juga terdapat ketika akan melakukan
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jika elemen yang dibandingkan hanya dua. Akan tetapi, akan lebih sulit untuk
konsisten jika komponen yang dibandingkan lebih dari dua. Misalnya, jika X
enam kali lebih besar daripada Y, Y tiga kali lebih besar daripada Z, maka
seharusnya X 18 kali lebih besar daripada Z. Jika X dinilai 10 kali lebih besar
daripada Z maka penilaian komparasi perbandingan tersebut akan tidak konsisten
sehingga proses penilaian perlu diulangi sampai penilaian yang dihasilkan
konsisten.
3.1.5 Bentuk Jaringan dalam ANP
Pada umumnya, ada beberapa jaringan ANP yang telah dikembangkan
menjadi lebih variatif. Hal ini dikarenakan ANP tidak dibatasi pada struktur
hirarki sebagaimana AHP, sehingga jaringan yang dibuat dalam ANP pun menjadi
lebih beragam. Beberapa bentuk jaringan ANP yang diperkenalkan oleh Ascarya
(Tanjung dan Devi, 2013: 221) antara lain dapat berbentuk hirarki, holarki,
BORCR (Benefit-Opportunity-Cost-Risk), dan jaringan secara umum baik dari
jaringan yang sederhana sampai jaringan yang lebih kompleks.
1. Jaringan Hirarki
Jaringan hirarki adalah jaringan yang paling umum dan sederhana. Jaringan
inilah yang sering digunakan dalam AHP. Secara umum struktur dari hirarki
linier berupa komponen-komponen (cluster) dan di dalam setiap cluster
terdapat elemen-elemen. Level tertinggi jaringan hirarki adalah cluster tujuan,
kemudian cluster kriteria (dan sub kriteria jika ada), dan terendah adalah
alternatif. Penerapan jaringan ANP bentuk hirarki linier memiliki tiga cluster,
yaitu cluster tujuan, kriteria, dan alternatif. Elemen dapat disebut juga dengan
node. Setiap cluster memiliki node masing-masing.
2. Jaringan Holarki
Bentuk jaringan lainnya adalah jaringan holarki. Jaringan ini merupakan
bentuk jaringan di mana elemen-elemen dalam suatu cluster pada level yang
paling tinggi, terikat atau dependen terhadap elemen-elemen dalam cluster
pada level yang paling rendah. Jaringan ini otomatis membentuk garis
22
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perbedaan bentuk jaringan holarki dengan jaringan hilarki terletak pada adanya
hubungan feedback antara cluster alternatif ke cluster faktor utama.
3. Jaringan BORC (Benefit-Opportunity-Cost-Risk)
Setiap kriteria-kriteria yang menjadi bahan pertimbangan pengambilan
keputusan tentunya memiliki beberapa keuntungan dan ketidakuntungan bagi
si pengambil keputusan. Beberapa dari kriteria tersebut bisa jadi sesuatu yang
pasti atau bahkan belum pasti terjadinya. Oleh sebab itulah, pada umumnya
keuntungan untuk sesuatu yang pasti itu disebut benefit (manfaat/keuntungan),
sedangkan ketidakuntungannya adalah cost (biaya). Sedangkan keuntungan
untuk sesuatu yang tidak pasti dikenal dengan opportunities (kesempatan) dan
ketidakuntungan adalah risk (resiko) yang merupakan sesuatu yang belum pasti
dan kemungkinan akan dihadapi oleh pengambil keputusan. Pada dasarnya
teori ini senada dengan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity,
Treats).
Bentuk sederhana dari jaringan analisa BORC adalah jaringan pengaruh
(impact network) sebagaimana bentuk jaringan ANP pada umumnya. Jaringan
ini memiliki dua jaringan terpisah secara bagan, di mana untuk pengaruh
positif, dan untuk pengaruh negatif. Sebagaimana diketahui bahwa pengaruh
positif meliputi sesuatu yang memberikan keuntungan bagi pengambil
keputusan yaitu benefit (pasti) dan opportunities (belum pasti), sedangkan
pengaruh negatif meliputi sesuatu yang memberikan ketidakuntungan bagi
pengambil keputusan yaitu cost (pasti) dan risk (belum pasti).
Untuk melakukan analisis benefit, opportunities, cost, dan risk sebagai analisis
strategis, perhitungannya menggunakan metode pairwise comparison. Menurut
Saaty (Tanjung dan Devi, 2013: 232) secara struktural, sebuah keputusan
dibagi menjadi tiga bagian, pertama sistem penilaian, kedua sebagai
pertimbangan membuat keputusan, dan ketiga hirarki atau jaringan keterkaitan,
fakta (objektif) yang membuat sebuah alternatif keputusan lebih diinginkan
dibanding yang lainnya. Hasil dari beberapa alternatif yang diprioritaskan,
didapatkan tiga hasil, kondisi umum (standard condition) B/C, pessimistic
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai realistic yang tinggi dan alternatif terpilih tersebut dipertimbangkan
sebagai keputusan yang ditentukan dari alternatif lainnya.
4. Jaringan Umum
Bentuk jaringan lainnya dalam ANP dan sangat umum digunakan adalah
jaringan umum, di mana tidak memiliki bentuk khusus. Jaringan umum ini
dapat berbentuk sederhana bahkan dapat terlihat kompleks asalkan memenuhi
syarat ANP yang berlaku dimana terdapat beberapa cluster dan node, jaringan
dependensi, dan jaringan feedback.
Jaringan umum menunjukkan bahwa satu cluster ke cluster lainnya memiliki
hubungan dependensi (inner dependence) serta dari jaringan feedback.
Hubungan inner dependence menunjukkan bahwa node dalam satu cluster
memiliki hubungan dengan node lainnya dalam cluster yang sama. Sedangkan
jaringan feedback menunjukkan bahwa antara satu cluster dengan cluster
lainnya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi.
3.1.6 Supermatrix dari Sistem Feedback
Jika diasumsikan suatu sistem memiliki N cluster di mana elemen-elemen
dalam setiap cluster saling berinteraksi atau memiliki pengaruh terhadap beberapa
atau seluruh cluster yang ada. Jika cluster dinotasikan dengan di mana
dengan elemen sebanyak yang dinotasikan dengan
. Pengaruh dari satu elemen dalam suatu cluster pada elemen
yang lain dalam suatu sistem dapat direprensentasikan melalui vektor prioritas
berskala rasio yang diambil dari perbandingan berpasangan. Pengaruh dari elemen
terhadap elemen lain dalam suatu jaringan dapat diperlihatkan pada supermatrix
24
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Format Dasar Supermatrix
di mana blok i, j dari matriks ini adalah:
Gambar 3.4 Matriks Blok i dan j
Masing-masing kolom dari adalah eigen vector utama dari pengaruh (penting)
elemen dalam komponen ke-i dari jaringan pada suatu elemen dalam komponen
ke-j. Beberapa masukan (entri) yang menunjukan nilai nol pada elemen artinya
tidak terdapat kepentingan pada elemen tersebut. Jika hal tersebut terjadi maka
elemen tersebut tidak digunakan dalam perbandingan berpasangan untuk
menurunkan eigen vector (Saaty, 2008: 10).
3.1.7 Tahapan ANP
Saaty menjelaskan tahapan dalam pengambilan keputusan dengan ANP
sebagai berikut:
1. Menyusun struktur masalah dan mengenbangkan model keterkaitan
Melakukan penentuan sasaran atau tujuan yang diinginkan, menentukan
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat elemen-elemen yang memiliki kualitas setara maka dikelompokkan ke
dalam suatu komponen yang sama.
2. Membentuk matriks perbandingan berpasangan
ANP mengasumsikan bahwa pengambil keputusan harus membuat
perbandingan kepentingan antara seluruh elemen untuk setiap level dalam
bentuk berpasangan. Perbandingan tersebut ditransformasi ke dalam bentuk
matriks A. Nilai mereprensentasikan nilai kepentingan relatif dari elemen
pada baris ke-i terhadap elemen pada kolom ke-j. misalnya . Jika ada n
elemen yang dibandingakan maka matriks perbandingan A didefinisikan
sebagai:
Jika perbandingan berpasangan telah lengkap, vektor prioritas w yang disebut
sebagai eigenvector dihitung dengan rumus:
… (3.2) dengan A adalah matriks perbandingan berpasangan dan adalah eigen
value terbesar dari A. Eigen vector merupakan bobot prioritas suatu matriks
yang kemudian digunakan dalam penyusunan supermatriks.
4. Menhitung rasio konsistensi
Rasio konsistensi tersebut harus 10 persen atau kurang. Jika nilainya lebih dari
10 persen, maka penilaian data keputusan harus diperbaiki. Dalam prakteknya,
konsistensi tersebut tidak mungkin didapat. Pada matriks konsistensi, secara
praktis , sedangkan pada matriks tidak setiap variasi dari akan
membawa perubahan pada nilai . Deviasi dari n merupakan suatu
26
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
... (3.3)
di mana
CI = Consistency Index
= nilai eigen terbesar
n = jumlah elemen yang dibandingkan
Nilai CI tidak akan berarti apabila terdapat standar untuk menyatakan apakah
CI menunjukkan matriks yang konsisten. Saaty (2008) memberikan patokan
dengan melakukan perbandingan secara acak atas 500 buah sampel. Saaty
berpendapat bahwa suatu matriks yang dihasilkan dari perbandingan yang
dilakukan secara acak merupakan suatu matriks yang mutlak tidak konsisten.
Dari matriks acak tersebut didapatkan juga nilai Consistency Index, yang
disebut dengan Random Index (RI).
Dengan membandingkan CI dan RI maka didapatkan patokan untuk
menentukan tingkat konsistensi suatu matriks, yang disebut dengan
Consistency Ratio (CR), dengan rumus:
…… (3.4)
di mana
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
RI = Random Index
Nilai RI merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh Oarkridge
Laboratory yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
5. Membuat Supermatriks
Supermatriks merupakan hasil vektor prioritas dari perbandingan berpasangan
antar cluster, kriteria, dan alternatif. Supermatriks terdiri dari tiga tahap, yaitu
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tertimbang (Weighted Supermatrix), dan Supermatriks Limit (Limmiting
Supermatrix).
a. Tahap Unweighted Supermatrix
Unweighted Supermatrix dibuat berdasarkan perbandingan berpasangan
antar cluster, kriteria, dan alternatif dengan cara memasukkan vektor
prioritas (eigen vector) kolom ke dalam matriks yang sesuai dengan selnya.
b. Tahap Weighted Supermatrix
Weighted Supermatrix diperoleh dengan cara mengalikan semua elemen
pada unweighted supermatrix dengan nilai yang terdapat dalam matriks
cluster yang sesuai sehingga setiap kolom memiliki jumlah satu.
c. Tahap Limmiting Supermatrix
Selanjutnya untuk memperoleh limmiting supermatrix, weighted supermatrix dinaikan bobotnya. Menaikan bobot weighted supermatrix
dilakukan dengan cara mengalikan supermatriks tersebut dengan dirinya
sendiri sampai beberapa kali. Ketika bobot pada setiap kolom memiliki nilai
yang sama, maka limmiting supermatrix sudah didapatkan.
3.2 Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
TOPSIS adalah metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama
kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang tahun 1981. Menurut Hwang dan
Zeleny (Kusumadewi, dkk., 2006), TOPSIS didasarkan pada konsep dimana
alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi
ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif.
Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang
dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif terdiri dari
seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut (Meliana, 2011).
Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk
menyelesaikan masalah keputusan secara praktis (Hwang, 1993; Liang,1999; Yeh,
2000). Hal ini disebabkan konsepnya sederhanadan, mudah dipahami,
28
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana
(Kusumadewi, dkk., 2006: 88).
3.2.1 Prosedur TOPSIS
Secara umum, prosedur TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi
TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap alternatif pada setiap kriteria
yang ternormalisasi, yaitu:
√∑
; dengan i = 1, 2, … , m; dan j = 1, 2, 3, … , n. …(3.5)
2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot
Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dapat ditentukan berdasarkan
rating bobot ternormalisasi sebagai:
; dengan i = 1, 2, … , m; dan j = 1, 2, 3, … , n. ...(3.6)
dimana:
= matriks ternormalisasi terbobot
= vektor bobot ke-i
3. Menentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif
Solusi ideal positif dihitung berdasarkan:
; …(3.7)
Solusi ideal negatif dihitung berdasarkan:
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal
positif dan matriks solusi ideal negatif
Jarak antara alternatif dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai:
√∑ ( ) …(3.11)
Jarak antara alternatif dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai:
√∑ ( ) …(3.12)
5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif
Nilai preferensi untuk setiap alternatif ( ) diberikan sebagai:
…(3.13)
55
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara teoritis dalam pemilihan supplier, metode Analytic Network Process
(ANP) digunakan untuk mencari nilai bobot dari masing-masing kriteria.
Selanjutnya bobot dari masing-masing kiteria tersebut akan digunakan untuk
memperoleh rangking dari setiap alternatif dengan menggunakan metode
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS).
2. Metode Analytic Network Process (ANP) dan Technique for Order Preference
by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dapat digunakan dalam pemilihan supplier di PT. INTI. Model yang sesuai untuk pemilihan supplier di PT. INTI
adalah model network sederhana dengan menggunakan kriteria pengiriman,
kualitas, pelayanan, fleksibilitas, finansial, hubungan, administrasi, kesehatan
dan keselamatan kerja (K3), dan lingkungan. Kriteria yang paling besar
pengaruhnya dalam pemilihan supplier adalah kriteria pengiriman sebesar
31%. Selanjutnya untuk supplier material kabel terbaik adalah PT.
Communication Cable System Indonesia (CCSI).
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Perusahaan dapat menggunakan metode Analitic Network Process (ANP) dan
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
untuk pemilihan supplier material maupun jasa.
2. Dalam melakukan proses pemilihan supplier, sebaiknya perusahaan memilih
kriteria-kriteria yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
3. Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan penggabungan metode multi
criteria decision making lainnya sehingga dapat menambah wawasan dalam
56
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Bayazit, O. (2006). “Use of Analytic Network Process in Vendor Selection
Decisions”. Benchmarking an International Journal. [Online] 13, (5).
Tersedia: http://www.emeraldinsight.com/1463-5771.htm [14 September 2013]
Dewayana, T. S. dan Budi, A. (2009). “Pemilihan Pemasok Cooper Rod
Menggunakan Metode ANP”. Jurnal Teknik Industri Universitas
Diponegoro, 4, (3).
Elanchezhian, C., Vijaya, B. dan Kesavan, R. (2010). “Vendor Evaluation Using
Multi Criteria Decision Making Technique”. International Journal of
Computer Applications [Online], 5, (9).
Tersedia: http://www.ijcaonline.org [29 MAret 2013]
Kusumadewi, Sri. dkk. (2006). Fuzzy Multiatribute Decision Making. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Liu, Y. N. (2010). “A Case Study of Evaluating Supplier’s Selection Criteria in a
Steel Bars Manufacturer”. Department of Computer Science and
Information Engineering. [Online] 1.
Tersedia:
http://www1.rdoffice.ndhu.edu.tw/exchange/abroad/abroad99/35_paper.pdf [18 Mei 2013]
Marimin dan Magfiroh, N. (2010). Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan
dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press.
Pujawan, I. N. (2005). Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya.
Saaty, T. L. (2008). “Decision Making with The Analytic Hierarchy Process”.
International Journal Services Sciences. [Online] 1, (1), 83-98.
Tersedia: http//www.indescience.com [26 April 2013]
Saaty, T. L. (2008). The Analytic Network Process. Pittsburgh: Ellsworth Avenue. Tersedia: http://www.sid.ir/en/VEWSSID/J_pdf/115720080101.pdf [31 Mei 2013]
Saaty, T. L. dan Vargas, L. G. (2006). Decision Making with The Analytic
Network Process Economic, Political, Social and Technological Applications with Benefits, Opportunities, Cost and Risk. Pittsburgh:
57
Mega Yulianti, 2013
Penerapan Metode Analytic Network Procces (ANP) Dan Technique For Order Preference By Similarity To Idel Solution (TOPSIS) Dalam Pemilihan Supplier
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tersedia:
http://en.bookfi.org/s/?q=Decision+Making+With+The+Analytic+Network +Process&t=0 [10 Mei 2013]
Sartin. (2008). “Pemilihan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) With Promethee dan Goal Programming di Perusahaan Azam Jaya Sidoarjo”. Jurnal Tekmapro.
[Online], 4 , (2).
Tersedia:
http://www.ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro/search/title?searchP age=2 [7 April 2013]
Shahroudi, K. dan Rouydel, H. (2012). “Using A Multi-Criteria Decision Making
Approach (ANP-TOPSIS) To Evaluate Supplier In Iran’s Auto Industry”.
International Journal of Applied Operation Research [Online], 2, (2),
37-48. Tersedia : http://www.ijorlu.ir/browse.php [7 April 2013]
Siagian, Y.M. (2005). Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis. Jakarta: Grasindo.
Tanjung, H. dan Devi, A. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Bekasi: Gramatika Publishing.
Wirdianto, E. dan Unbersa, E. (2008). “Aplikasi Metode Analytical Hierarchy Process dalam Menentukan Kriteria Penilaian Supplier”. Jurnal Teknik Perencanaan dan Optimasi Sistem Industri (POSI) [Online], 2, (29), 6-13.