• Tidak ada hasil yang ditemukan

GERAK DINAMIS KUDA PACUAN DALAM KARYA SENI PATUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GERAK DINAMIS KUDA PACUAN DALAM KARYA SENI PATUNG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

ABSTRAK... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penciptaan... 4

D. Manfaat Penciptaan... 4

E. Kajian Sumber Penciptaan... ... 5

F. Metode Penciptaan... 5

G. Teknik Penciptaan... 5

H. Alat dan Bahan... 6

I. Sistematika Penulisan... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka... 8

1. Landasan Berkarya... 8

2. Seni Patung... 9

3. Kuda... 19

4. Gerak Dinamis... 27

5. Patung Kuda... 29

B. Kajian Faktual... 32

C. Gagasan Awal... 33

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Kontemplasi... 36

B. Stimulus... 37

C. Pengolahan Ide... 37

D. Alat dan Bahan... 38

1. Alat... 38

2. Bahan ... 48

E. Proses Pembuatan Karya... 55

1. Pengamatan Secara Langsung dan Studi Gambar... 55

2. Penggalian Atas Objek dengan Membuat Sketsa... 55

3. Proses Pembuatan Model... 55

a. Pembuatan Kerangka Kuda... 55

b. Pembentukan Model Kuda... 57

(2)

a. Lapisan Silicon Rubber... 59

b. Lapisan Fiberglass...60

5. Proses Mencetak Patung... 65

6. Proses Pembuatan Efek... 69

7. Proses Pembuatan Base... 72

8. Proses Pengecetan Patung...73

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA A. Analisis Karya I... 80

B. Analisis Karya II ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

(3)

Gambar 1.1 Patung Karya Nyoman Nuarta “Rush Hour, 2002” Sumber: Google

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman teknik dalam pembuatan karya seni patung sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dalam perkembangan seni patung khususnya saat ini menjadikan para seniman mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan bahan. Lahirnya teknik dan gaya baru dalam berkarya seni patung tidak sedikit membuat seniman lain berfikir lebih kreatif lagi untuk menciptakan teknik, bahkan gaya patung itu sendiri.

Terinsprirasi salah satu patung karya Nyoman Nuarta yang berjudul “Rush Hour, 2002” penulis memiliki sebuah pemikiran yang menjadi sebuah kegelisahan

(4)

Gerak dinamis adalah gerakan penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan hal inilah yang menjadi konsep dasar untuk skripsi penciptaan ini.

Gerak dinamis yang disajikan dalam sebuah karya patung ini memiliki gaya tersendiri, dimana irama yang ditimbulkan dari gerakan dan tambahan efek- pada objek karya patung itu menimbulkan harmoni yang memberikan kesan bergerak. Tidak mudah untuk mewujudkan karya patung yang bergaya dinamis, karna kita perlu mengetahui gerakan yang pas dari sebuah objek atau model yang menjadikan harmoni dan menimbulkan kesan dinamis.

Untuk mewujudkan konsep patung bergaya dinamis penulis memiliki ketertarikan pada salah satu hewan berkaki empat yakni kuda untuk dijadikan objek patung tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indnesia, kuda adalah binatang menyusui yang berkuku satu dan bisasa dipelihara orang sebagai kendaraan atau penarik kendaraan dan sebagainya.

(5)

peternakan dan pelatihan, sehingga kita bisa mengamati tingkah laku kuda tersebut dan mengamati gerakan-gerakannya saat berlatih. Gerakan kuda pacu ini ketika berada di dalam lintasan atau ketika balapan, menyajikan gerakan-gerakan yang memukau dan indah dipandang mata. Maka dari itu penulis menjadikan kuda pacuan ini sebagai Subject Matter dalam pembuatan karya seni patung dinamis dalam sebuah skripsi penciptaan yang berjudul “Gerak Kuda Pacuan Dalam Karya Seni Patung”.

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk mencapai hasil yang sesuai dengan kosep awal tentang patung yang bernuansa dinamis, kuda pacuan menjadi objek yang sangat pas menurut penulis. Selain mudah diamati, gerakan-gerakannya yang lincah serta bentuk tubuhnya yang proporsional sangat mendukung dalam pembuatan karya patung ini.

Tentunya dengan judul “Gerak Dinamis Kuda Pacuan Dalam Karya Seni

Patung” , penulis merasa judul tersebut masih luas sehingga perlu dibuat batasan

masalah yaitu: kuda pacuan dalam karya ini hanya menjadi sebagai objek untuk diamati gerakan, sifat dan anatominya, sehingga dalam perwujudan karyanya hanya gerakan dinamis dan anatomi kuda pacuannya saja, bukan perwujudan kuda pacuan pada umumnya yang memakai sadel dan ditunggangi sang joki.

Dari permasalahan diatas, penulis dapat menarik beberapa poin dalam hal ini dapat dijadikan sebagai suatu rumusan permasalahan yang penulis gagas, yaitu:

(6)

2. Bagaimana mewujudkan patung kuda yang memiliki karakter, kuat, lincah, dan dinamis.

3. Bagaimana menciptakan efek yang menambah kesan dinamis pada patung.

C. Tujuan Penciptaan

1. Mewujudkan bentuk, gerak dan ekspresi kuda dalam karya seni patung. 2. Mewujudkan patung kuda yang memiliki karakter, kuat, lincah, dan

dinamis.

3. Menciptakan efek yang menambah kesan gerak dinamis pada patung.

D. Manfaat Penciptaan

1. Bagi Penulis

a. Mengembangkan bakat dan mengasah proses kreatif dalam berinovasi membuat karya seni patung.

b. Mendapat pengalaman estetis selama proses pembuatan patung. c. Sebagai media apresiasi dan media pembelajaran.

d. Menambah pengetahuan akan teknik dan bahan dalam pembuatan karya seni patung.

2. Untuk Institusi dan Masyarakat

(7)

E. Kajian Sumber Penciptaan

Dalam membuat karya tugas akhir ini berdasarkan ide atau gagasan yang terpendam dalam diri dengan melakukan inovasi dan melakukan eksplorasi material. Pendalaman karya dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi penelaahan, pengkajian buku dan landasan teori lain seperti buku-buku seni dan melalui internet.

F. Metode Penciptaan

Kuda sebagai proses pengamatan dan penghayatan dijadikan subject matter dalam karya yang akan ditampilkan. Dalam proses pengerjaannya penulis menggunakan bahan dasar dari resin dengan teknik cetak.

Dalam pembuatan karya ini akan melalui tiga proses, pertama yaitu pembuatan model, kedua pembuatan cetakan atau negatif, dan proses ketiga adalah proses pencetakan atau positifnya.

G. Teknik Penciptaan

Dalam pembuatan patung kuda ini penulis menggunakan teknik cetak ulang dengan menggunakan bahan Silicon Rubber sebagai cetakan untuk mengejar lekak-lekuk model kuda yang sulit. Dalam pembuatan karya patung ini akan melalui tiga tahap yaitu:

(8)

H. Alat dan Bahan

Sedangkan untuk alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Alat : Meja putar patung, rotary tool set, Butsir, kikir, tang, ampelas, kuas, gelas plastik, perlengkapan pengecatan, ember, stik eskrim, gelas plastik.

2. Bahan : Resin pilister, katalis, silicon rubber, tanah liat, cat duko, cat besi, kawat 0,5 mm, kawat tali, dempul, kertas duplex, selotip kertas.

I. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi penciptaan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Kajian Sumber Penciptaan, Metode Penciptaan dan Sistematikan Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORETIK

Menguraikan teori-teori atau konsep yang relevan dan mendukung proses penciptaan karya.

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

(9)

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Menampilkan dan menguraikan pembahasan mengenai karyakarya patung yang telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

BAB III

METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang dibuat ini merupakan hasil pemikiran dari sebuah masalah yaitu tentang gerak dinamis.

Ide atau gagasan dalam tugas akhir ini tidak terlepas dari konsep yang menjadi dasar pemikiran yang pada kali ini penulis memiliki acuan dari permasalahan yang sedang diangkat, yaitu mengenai gerak dinamis kuda pacuan dalam karya seni patung.

Bagaimana cara menciptakan kesan sebuah benda yang sedang diam terlihat seakan-akan sedang bergerak, Dan untuk menciptakan sebuah karya tersebut dan sesuai dengan konsep yang telah dibuat maka diperlukan pula metode yang baik dalam proses pembuatanya.

(11)

cetakan, dengan beberapa tahapan utama dalam proses pembuatannya, yaitu pembuatan model, pembuatan cetakan (molding) dalam bahasa seni rupa biasa disebut dengan istilah negatif dan proses pencetakan yang biasa disebut hasil yang disebut positif.

A. KONTEMPLASI

“Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir

penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai yang bermakna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan” (M.H. Mustopo, 1989:122).

Dalam menciptakan sebuah karya seni orang tersebut haruslah melewati tahap kontemplasi, yaitu sebuah proses pendalaman ide dengan melakukan penghayatan dan perenungan, dimana didalamnya terjadi proses kepekaan, kepedulian, dan aksi, serta melalui keterampilan akal, jiwa, dan raganya, sebagai bentuk proses kontemplasi untuk mempresentasikan ide secara visual kedalam material yang dipilih sesuai dengan kemampuan teknik, penggunaan alat dan bahan, serta pengolahan unsur seni.

(12)

setelah melalui proses berfikir yang cukup panjang terlintas pemilihan teknik dan bahan dasar patung yang kemungkinan mempermudah proses penciptaan.

B. STIMULUS

Stimulus adalah rangsangan yang memberi inspirasi dalam menciptakan suatu karya seni. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan, diantaranya: pengamatan secara langsung ketempat peternakan dan pelatihan kuda pacuan dan pengamatan secara tidak langsung yaitu melalui video tentang kuda, mencari informasi dengan melakukan studi foto terhadap kuda pacuan maupun karya patung kuda yang sudah ada serta melakukan studi literature. Pencarian data melalui internet dan membaca buku-buku yang dapat dijadikan acuan atau buku sumber yang berkaitan dengan Tugas Akhir, membuat rencana karya berupa sketsa, dan membuat karya nyata, yaitu dengan membuat sketsa patung dengan objek kuda yang sedang berlari dan kuda yang sedang mengelak.

C. PENGOLAHAN IDE

Berangkat dari ketertarikan penulis terhadap seni patung terutama pada salah satu karya Nyoman Nuarta yang menampilkan efek atau kesan benda yang sedang bergerak cepat dan dinamis, pemulis mulai merenungkan bagaimana menciptakan efek dinamis yang mempertegas kesan gerak pada patung.

(13)

dipotong memperlihatkan kesan pergerakan, dari situ penulis memulai eksperimen dengan beberapa cucuran resin dengan berbagai posisi dan tambahan bahan lain sebagai penopangnya.

D. ALAT DAN BAHAN

Pemahaman serta pengetahuan akan teknik dan penggunaan alat dan bahan sangat diperlukan untuk kelancaran dan kemudahan dalam proses pembuatan karya. Karena dalam pembuatan karya ini membutuhkan keterampilan lebih yang harus ditunjang dengan alat dan bahan yang khusus.

Dari segi teknik pembuatan, teknik mematung dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: teknik membentuk (modelling), membuat cetakan (molding), pang pecetakan/pengecoran (casting), dan lain-lain. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses berkarya adalah sebagai berikut:

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan karya, adalah sebagai berikut, yaitu: meja putar, tool set mini dril, mata bor, mata pemotong, mata ampelas, tang, gunting, palu, pisau cutter, ampelas no 200, kuas, butsir, stik es krim, gelas plastik, sekrap, sendok pipih, kipas angin, masker .

a. Meja putar patung

(14)

Gambar 3.1 Meja Patung Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Tool set mini dril , merupakan mesin utama yang dapat diaplikasikan sebagai mesin pemotong, mengebor, dan menghaluskan objek sesuai dengan kebutuhan.

(15)

c. Mata bor mini dril dengan bermacam ukuran. Digunakan untuk membuat lubang saat pembuatan kuncian pada cetakan.

Gambar 3.3 Mata Bor Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Mata pemotong, untuk memotong bagian-bagian yang yang tidak dikehendaki selama proses pembuatan cetakan. Penggunaan alat ini mempermudah pegerjaan bila dibandingkan menggunakan gergaji besi.

(16)

e. Mata Ampelas, untuk menghaluskan permukan yang kasar pada cetakan dan patung. Penggunaan hanya untuk permukaan yang menonjol dengan area yang tidak terlalu luas.

Gambar 3.5 Mata Ampelas Sumber : Dokumentasi Pribadi

f. Tang, digunakan untuk memotong dan membentuk kawat menjadi rangka patung.

(17)

g. Gunting , untuk memotong pola mett

Gambar 3.7 Gunting Sumber : Dokumentasi Pribadi

h. Palu, untuk membantu proses membuka cetakan

(18)

i. Pisau Cutter, untuk memotong cetakan silicon rubber, memotong pola kertas dan memotong baagian yang sulit dijangkau mesin mini dril.

Gambar 3.9 Pisau Cutter Sumber : Dokumentasi Pribadi

j. Spidol, digunakan untuk membuat pola pada cetakan

Gambar 3.10 Spidol

(19)

k. Ampelas, digunakan untuk menghaluskan permukaan patung yang kasar. Digunakan ampelas dari yang halus no 400 sampai kasar dengan no 120.

Gambar 3.11 Ampelas Sumber : Dokumentasi Pribadi

l. Kuas, digunakan untuk melepa resin dan cat besi. Digunakan kuas dengan harga yang murah karena penggunaan untuk resin hanya dapat dipakai maksimal 3x. Ukuran kuas 1” untuk mempermudah proses melepa resin.

(20)

m. Butsir, digunakan untuk membentuk model dari tanah liat

Gambar 3.13 Butsir Berbahan Kayu dan Plastik Sumber : Dokumentasi Pribadi

n. Stik es krim, digunakan untuk mengaduk adonan bahan-bahan.

(21)

i. Gelas plastik, digunakan sebagai tempat untuk adonan bahan cetakan.

Gambar 3.15 Gelas Plastik Sumber : Dokumentasi Pribadi

j. Sekrap, digunakan untuk membuat adonan dempul.

(22)

k. Sendok pipih, dibuat khusus untuk mempermudah membuka cetakan, untuk membuka sambungan antar cetakan harus hati-hati agar cetakan tidak belah sehingga alat ini sangat cocok karena tipis namun kuat untuk masuk ke celah-celah antar sambungan cetakan.

Gambar 3.17 Sendok Makan yang Dipipihkan Sumber : Dokumentasi Pribadi l. Kipas Angin

sangat penting digunakan saat proses pengampelasan dan pemotongan bagian fiberglass menggunakan mesin pemotong, fungsinya agar debu sisa pemotongan langsung tertiup angin.

(23)

m. Masker, digunakan saat bekerja menggunakan bahan resin dan mett, seperti dalam pembuatan cetakan dan pencetakan patung.

Gambar 3.19 Masker Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan karya, adalah sebagai berikut: Resin butek, katalis, serat mett. Silicon rubber, dempul, tanah liat, ram kawat, kawat tali, cat duko dan cat besi, kertas duplex, selotip kertas,

a. Resin butek.

(24)

Gambar 3.20 Resin Butek Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Katalis, bahan campuran untuk resin supaya nengeras.

(25)

c. Serat fiber (mett), digunakan sebagai bahan fiberglass, bahan ini berfungsi sebagai tulang yang memperkuat kekuatan resin. Bahan ini dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit.

Gambar 3.22 Serat Mett Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Silicon rubber dan katalisnya, bahan ini merupakan bahan utama membuat cetakan, dengan karakteristik setelah mengering seperti karet.

(26)

e. Dempul, digunakan untuk menutupi bagian yang tidak rapi.

Gambar 3.24 Dempul dan Katalisnya Sumber : Dokumentasi Pribadi

f. Tanah liat, digunakan sebagai bahan utama membuat model.

(27)

g. Ram kawat, digunakan dalam pembuatan kerangka model kuda.

Gambar 3.26 Ram Kawat Sumber : Dokumentasi Pribadi

h. Kawat tali, bahan untuk mengikat sambungan kawat damlam pembuatan kerangka model kuda.

(28)

i. Kawat baja. Bahan utama pembuatan kerangka model kuda.

Gambar 3.28 Kawat Baja Sumber : Dokumentasi Pribadi

j. Cat, yang digunakan yaitu cat dasar, cat duco warna hitam, dan cat besi warna merah.

(29)

k. Kertas duplex, digunakan untuk bentuk dasar dalam pembuatan base patung.

Gambar 3.30 Kertas Duplex Sumber : Dokumentasi Pribadi

l. Selotip kertas.

(30)

E. PROSES PEMBUATAN KARYA

Dalam karya tugas akhir ini, penulis melakukan beberapa tahapan dalam proses pembuatan karya, diantaranya:

1. Pengamatan Secara Langsung dan Studi Gambar

Mencari referensi dengan mengamati objek kuda secara langsung dan mendokumentasikannya secara langsung serta mencari berbagai sumber sebagai acuan dalam pembuatan karya patung.

2. Penggalian Atas Objek Dengan Membuat Sketsa

Berdasarkan tahapan-tahapan berkarya yang dialami penulis, proses berkarya dimulai dari bimbingan sketsa-sketsa gambar yang akan dijadikan acuan dalam berkarya seni patung.

3. Proses Pembuatan Model

Dalam roses pembuatan model ini terdiri dari dua tahapan, yaitu yang pertama proses pembuatan kerangka dan yang kedua proses pembentukan model dengan menggunakan tanah liat. berikut penjelasannya sebagai berikut, yaitu:

a. Pembuatan kerangka kuda.

(31)

1) Langkah pertama, memotong kawat seng untuk membentuk bagian kaki depan dan belakang, perut, kepala sampai bagian ekor kuda dengan perbandingan yang sesuai dengan perbandingan ukuran aslinya.

Gambar 3.32 Pola Rangka Dibuat Dari Kawat Sumber : Dokumentasi Pribadi

[image:31.595.121.496.198.704.2]

2) Langkah kedua, satukan setiap bagian dengan menggunakan selotip kertas dan diperkuat menggunakan lilitan kawat beton.

(32)
[image:32.595.123.464.220.558.2]

3) Langkah ketiga, badan kuda dibentuk menjadi tiga dimensi menggunakan ram kawat, supaya ada ruang kosong pada kerangka sehingga model tidak terlalu berat dengan beban tanah liat.

Gambar 3.34 Pola Rangka Dibentuk Tiga Dimensi Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Pembentukan model kuda

Setelah kerangka selesai dibuat barulah membentuk model dengan tanah liat yang terdiri dari dua langkah, yaitu:

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Karya patung yang penulis kerjakan tidak lain untuk mengutarakan kehendak yang ada dalam pikiran dan perasaan, hasil pengamatan, penghayatan, serta interaksi penulis dengan lingkungan, sehingga mewujudkan suatu pengalaman estetis yang dihadirkan dalam sebuah karya.

Dari proses pengumpulan data sampai terwujudnya karya patung kuda ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam mewujudkan bentuk, gerak, dan ekspresi kuda dalam karya seni patung, diperlukakan pengamatan yang mendalam pada objek yang menjadi subject matter. Baik secara langsung atau tidak langsung untuk mendalami karakteristik kuda tersebut yang kemudian realisasikan kedalam karya dengan menggunakan teknik cetak ulang.

2. Untuk mewujudkan patung kuda yang memiliki karakter kuat, lincah dan dinamis, diperlukan pemahanan karakterisrik anatomi tubuh kuda, sifat dan gerak kuda tersebut, sehingga dapat menciptakan patung yang sesuai dengan konsep yang telah dibuat.

(34)

B. Saran

Dikarenakan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan biaya yang cukup mahal, sangat penting untuk merencanakan ide gagasan karya dan proses pembuatan yang matang untuk memperkecil tingkat kegagalan dan memperlancar proses pengerjaan.

Setelah penulis menyelesaikan skripsi penciptaan ini, penulis mendapatkan banyak pengetahuan akan teknik dan mengenai bahan resin. Meskipun telah banyak mengalami banyak kegagalan dan rupiah yang cukup besar namun semua itu terbayar dengan kepuasan terciptanya karya patung tersebut sesuai konsep yang dibuat. Dari semua ini penulis menyimpulkan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga pastilah diperlukan pengorbanan yang tidak sedikit.

Meskipun karya patung ini telah selesai, penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dari karya ini oleh sebab itu penulis meminta kritik dan sarannya yang membangun untuk hasil yang lebih baik di hari esok.

Setelah menyelesaikan skripsi penciptaan ini penulis ingin memberikan saran kepada berapa pihak yang terkait, diantaranya :

1. Bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI Bandung.

a. Semoga bisa menjadi referensi yang baik tentang seni patung, dan Semoga bisa mengenbangkannya menjadi lebih baik.

(35)

2. Bagi para pendidik seni rupa

a. Karya patung ini bisa dijadikan refensi sebagai tugas di akhir mata kuliah seni patung.

b. Untuk menjadi salah satu media pembelajaran dan apresiasi untuk Mata Kuliah Seni Patung.

c. Karya patung dapat dijadikan media pembelajaran dengan ukuran patung yang tidak terlalu besar dan bobot yang tidak terlalu berat, memudahkan patung untuk dibawa ke dalam kelas.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

G, Sidarta, soegijo. (1992). Di Sekitar Seni Patung Dewasa Ini, Yogyakarta: ISI. Jusuf Olga. 2010.”Membuat Patung Gips & Lilin” Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

Kartika, Sony, Dharsono. (2004),” Seni Rupa Modern”. Bandung: Rekayasa Sains.

Poerwadarminta, W.J.S. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:PT. Bina Angkasa Baru.

Setjoatmojo, Pranjoto. (1988). Bacaan Pilihan Tentang Estetika, Jakarta: DEKDIKBUD, Dirjen, Proyek pengembangan Lembaga Pendidikan, Tenaga Pendidikan.

Soegijo, G. Sidharta. (1987). Dasar-Dasar Mematung. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sunaryo, Aryo. (2000). Nirmana, Buku paparan perkuliahan mahasiswa. Semarang: UNNES.

Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni, Bandung : ITB

(37)

SUMBER INTERNET

Gerak Dinamis. Dikunjungi 10 Oktober 2012.

http://makassar.radiosmartfm.com/sa/3319-kaidah-gerak-dinamis.html

Seni Patung. Dikunjungi 30 Desember 2012.

http://tambarteducation.blogspot.com/2012/02/seni-patung.html

Unsur-Unsur Seni Rupa. Dikunjungi 10 Oktober 2012.

http://mazgun.wordpress.com/2009/10/12/unsur-rupa-dan-komposisi/

Seni Patung. Dikunjungi 30 Desember 2012. http://sondesemangat.blogspot.com/ Pengantar Mata Kuliah Seni Patung. Dikunjungi 30 Desember 2012.

http://isisenimurni.blogspot.com/

Ripitabilitas Sifat Kemampuan Kuda Pacu Indonesia Mempertahankan Kecepatan Berlari (Astuti, Vania.D: 2011). Dikunjungi 25 Desember 2012.

http://ebookbrowse.com/ripitabilitas-sifat-kemampuan-kuda-pacu-indonesia-mempertahankan-kecepatan-berlari-pdf-d344961412

An Atlas Of Animal Anatomy For Artists. Dikunjungi 30 Desember 2012.

http://ebookbrowse.com/an/an-atlas-of-animal-anatomy-for-artists-pdf

Gambar

Gambar 1.1 Patung Karya Nyoman Nuarta “Rush Hour, 2002” Sumber: Google
Gambar 3.1 Meja Patung  Sumber :  Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3 Mata Bor  Sumber :  Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.6  Tang  Sumber :  Dokumentasi Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK..

Secara alami keberadaan media arsip akan mengalami proses pelapukan jika disimpan dalam jangka waktu lama. Kertas sebagai salah satu media perekam informasi arsip merupakan

Dari metode ini akan dapat diidentifikasi jenis kecacatan dominan yang mempengaruhi kualitas produk ini yaitu retak/pecah dan warna tidak merata.. Kemudian

Pemindahan arsip adalah kegiatan memindahkan arsip-arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan karena jarang sekali dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pemindahan

Dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa dalam proses produksi produk kloset jongkok model C ini masih terjadi kecacatan yang cukup tinggi dimana secara

1) Promosi jabatan dan kompensasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan kerja; 2) Promosi jabatan secara parsial berpengaruh positif dan

Setelah melakukan uji analisis regresi linier maka dapat diketahui hubungan anatara variabel pelatihan, kejelasan tujuan, dan dukungan top management terhadap

Berdasarkan penelitian terdahulu ditinjau dari hasil pengujian yang menggunakan variabel ROA, ukuran perusahaan, leverage, deferred tax expense dan kepemilikan institusional