• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Boutique Hotel dengan Konsep “Sparkling Natural”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Boutique Hotel dengan Konsep “Sparkling Natural”."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Peningkatan tingkat kebutuhan akan fasilitas bisnis dan kecenderungan pebisnis untuk melakukan aktivitas bisnis di luar perkantoran saat ini membuat pebisnis memilih hotel untuk melakukan aktivitasnya. Hotel butik yang dirancang akan lebih berorientasi pada bisnis sehingga terdapat fasilitas-fasilitas yang akan menunjang kegiatan bisnis, seperti: Business center, meeting room, dan lain-lain. Pebisnis juga dapat menikmati fasilitas bisnis saat menginap di hotel karena disediakan area kerja khusus di dalam kamar hotel.

Perancangan hotel butik menggunakan konsep Sparkling Natural karena kesan yang ingin ditimbulkan adalah kesan mewah, sehingga efek berkilau yang memberikan kesan mewah dipilih sebagai konsep dari hotel butik ini. Konsep Sparkling Natural akan lebih terlihat dari efek-efek berkilau yang didapatkan dari cahaya, pantulan cahaya, ataupun bayangan yang dihasilkan apa adanya/ secara natural dari warna, material, dan tektur suatu objek. Dalam perancangan interior hotel, konsep Sparkling Natural akan terlihat dari pemilihan material yang sebagian besar menggunakan material glossy, cermin, maupun kaca, lalu dari bentuk yang menggunakan bentuk geometris, dan warna-warna netral yang dipadukan dengan aksen warna biru, gold dan coklat. Perancangan hotel butik ini diharapkan dapat memberikan kesan mewah dan nyaman untuk pengunjung hotel.

(2)

ABSTRACT

Increased level of demand for business facilities and the tendency of businessmen to conduct business activities outside the office make businessmen choose hotel for their activities. The boutique hotel that will be designed is oriented to business so that there will be some facilities supporting businesses, such as a business center, meeting room, and so on. Businessmen can also enjoy the business facilities while staying at the hotel because it provided the dedicated work area inside the hotel room.

The boutique hotel design uses the concept of Sparkling Natural. As the image shown is luxury, the sparkling effect is chosen to create the luxurious image of the hotel. The concept of Sparkling Natural will be clearer from the sparkles of lights, reflected lights, or the shadow produced naturally from the color, material, texture of an object. In the hotel interior design the Sparkling Natural concept will be seen from from the choice of material, most of which uses glossy material, mirrors, and glass, and from the shape which uses geometrical shapes, and natural colors combined with blue, gold, and brown accents. The design is expected to give the luxurious and comfortable image for hotel visitors.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Ide Gagasan ... 3

1.4Rumusan Masalah ... 3

1.5TujuanPerancangan ... 4

1.6Manfaat Perancangan ... 4

1.7Ruang Lingkup Perancangan ... 5

1.8Sistematika Penulisan ... 5

BAB II HOTEL BUTIK ... 6

2.1 Hotel ... 6

2.1.1 Definisi Hotel ... 6

2.1.2 Pengelompokan Hotel ... 7

2.1.3 Area Publik pada Hotel ... 10

2.1.4 Tipe Kamar Hotel ... 12

2.1.5 Perlengkapan Kamar Hotel ... 14

2.1.6 Tingkat Kebisingan dan Pencahayaan Hotel ... 15

2.1.7 Ergonomi ... 19

(4)

2.1.9 Sistem Proteksi Kebakaran ... 23

2.2 Hotel Butik ... 27

2.2.1 Sejarah Hotel Butik ... 27

2.2.2 Lokasi Boutique Hotel ... 28

2.2.3 Desain Hotel Butik ... 29

2.2.4 Sistem Pelayanan ... 30

2.3 Natural ... 30

2.4 Modern Kontemporer ... 31

2.4.1 Ciri Desain Modern ... 33

2.5 Luxury ... 34

2.6 Studi Banding ... 36

2.6.1 Hotel Morrissey ... 36

2.6.2 Hotel Breeze ... 38

2.6.3 Hotel Mercure ... 40

BAB III HOTEL BUTIK KONSEP SPARKLING NATURAL ... 41

3.1 Deskripsi Objek Studi ... 41

3.2 Analisis Fisik ... 42

3.2.1 Analisis Tapak dan Lingkungan ... 42

3.2.2 Analisis Bangunan ... 44

3.3 Analisis Fungsi ... 46

3.3.1 Identifikasi User ... 46

3.3.2 Struktur Organisasi Hotel Butik ... 46

3.3.3 Job Description ... 47

3.3.4 Flow ActivityUser ... 54

3.4 Programming ... 55

3.4.1 Tabel Kebutuhan Ruang ... 55

3.4.2 Bubble Diagram ... 60

3.4.3 Zoning Blocking ... 63

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1 Ide Implementasi Konsep ... 66

4.1.1 Sparkling Natural ... 66

4.1.2 Konsep Bentuk ... 67

4.1.3 Konsep Warna ... 68

4.1.4 Konsep Pencahayaan ... 70

4.1.5 Konsep Penghawaan ... 72

4.1.6 Konsep Material ... 72

4.2 Perancangan General ... 74

4.3 Perancangan Khusus ... 76

4.3.1 Perancangan Khusus Pada Lantai 1 ... 76

4.3.2 Perancangan Khusus Pada Lantai 2 ... 79

4.3.3 Perancangan Khusus Pada Lantai 3 Sampai Lantai 11 ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Standardisasi Layout Meeting Room ... 12

Gambar 2.2 Pencahayaan Area Lobby ... 17

Gambar 2.3 Pencahayaan Area Tangga ... 17

Gambar 2.4 Pencahayaan Area Meeting Room ... 18

Gambar 2.5 Pencahayaan Area Restoran ... 18

Gambar 2.6 Sirkulasi Meja Resepsionis ... 19

Gambar 2.7 Ergonomi Duduk Restoran dan Bar ... 20

Gambar 2.8 Ergonomi Meja Makan Restoran ... 20

Gambar 2.9 Sirkulasi Area Bar ... 21

Gambar 2.10 Ergonomi dan Sirkulasi Area Lounge ... 21

Gambar 2.11 Ergonomi Tempat Tidur ... 22

Gambar 2.12 Ergonomi Jarak Pandang Tempat Tidur ... 22

Gambar 2.13 Desain Pola Sirkulasi Vertikal dan Horizontal ... 23

Gambar 2.14 Penerapan Konsep Natural ... 31

Gambar 2.15 Penerapan Konsep Natural 1 ... 31

Gambar 2.16 Penerapan Konsep Modern ... 33

Gambar 2.17 Penerapan Konsep Modern 1 ... 34

Gambar 2.18 Penerapan Konsep Modern 2 ... 34

Gambar 2.19 Penerapan Konsep Mewah ... 36

Gambar 2.20 Hotel Morrissey ... 38

Gambar 2.21 Survey Hotel Morrisey ... 38

Gambar 2.22 Survey Hotel Breeze ... 38

Gambar 2.23 Survey Hotel Breeze 1 ... 39

Gambar 2.24 Survey Hotel Mercure ... 40

Gambar 3.1 Denah Bangunan Hotel ... 44

Gambar 3.2 Pintu Masuk Utama Bangunan ... 45

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Hotel Butik ... 46

Gambar 3.4 Bubble Diagram Kedekatan Ruang Lantai Dasar ... 60

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.6 Bubble Diagram Kedekatan Ruang Lantai 2-10 ... 62

Gambar 3.7 Zoning Blocking Lantai Dasar ... 63

Gambar 3.8 Zoning Blocking Lantai 2 ... 64

Gambar 3.9 Zoning Blocking Lantai 3-11 ... 65

Gambar 4.1 Sparkling ... 67

Gambar 4.2 Sparkling 1 ... 67

Gambar 4.3 Studi Image Konsep bentuk ... 68

Gambar 4.4 Studi Image Konsep bentuk 1 ... 68

Gambar 4.5 Studi Image Konsep Warna ... 69

Gambar 4.6 Studi Image Konsep Warna 1 ... 70

Gambar 4.7 Studi Image Konsep Warna 2 ... 70

Gambar 4.8 Studi Image Konsep Pencahayaan ... 71

Gambar 4.9 Studi Image Konsep Pencahayaan 1 ... 71

Gambar 4.10 Studi Image Konsep Pencahayaan 2 ... 72

Gambar 4.11 Studi Image Konsep Penghawaan ... 72

Gambar 4.12 Studi Image Konsep Material ... 73

Gambar 4.13 Studi Image Konsep Material 1 ... 73

Gambar 4.14 Studi Image Konsep Material 2 ... 73

Gambar 4.15 Denah Lantai 1 ... 74

Gambar 4.16 Denah Lantai 2 ... 75

Gambar 4.17 Denah Lantai 3-11 ... 75

Gambar 4.18 Denah Lobby ... 77

Gambar 4.19 Potongan Lobby ... 77

Gambar 4.20 Perspektif Lobby ... 78

Gambar 4.21 Denah Lounge ... 78

Gambar 4.22 Perspektif Lounge ... 79

Gambar 4.23 Denah Business Center ... 79

Gambar 4.24 Potongan Business Center ... 80

Gambar 4.25 Perspektif Business Center ... 80

Gambar 4.26 Denah Suite Room ... 81

(8)

Gambar 4.28 Perspektif Living Room Suite Room ... 82

Gambar 4.29 Perspektif Kamar Suite Room ... 82

Gambar 4.30 Denah Junior Suite Room ... 83

Gambar 4.31 Perspektif Junior Suite Room ... 83

Gambar 4.32 Denah Deluxe Room ... 84

(9)

 

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan peningkatan hotel saat ini sangat pesat. Hal ini dikarenakan hotel menjadi salah satu pilihan utama bagi para wisatawan maupun para pebisnis yang membutuhkan tempat untuk melakukan aktivitas bisnis selain di dalam perkantoran. Jumlah perusahaan dalam kategori hotel meningkat dari tahun 2013 ke 2015 sebanyak 15,31%. Hal tersebut yang menyebabkan persaingan antar hotel semakin ketat. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan hotel sangat beragam yang bertujuan untuk menarik minat pengunjung hotel.

(10)

 

memberikan pelayanan yang memuaskan pengunjung, maka hotel itu sudah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan usaha hotel, sekaligus sudah dapat membuat pelanggan yang merasa puas dapat menjadi sarana promosi hotel tersebut. Keadaan ini membuat hotel-hotel harus memprioritaskan kepuasan pelanggan sebagai hal yang paling utama dalam target keberhasilan hotel tersebut. Banyak perusahaan yang tidak dapat mencapai sasaran penjualan, hal ini sering dikarenakan oleh kurang tepatnya suatu perusahaan hotel dalam memberikan strategi kepuasan pelanggan, sehingga kesetiaan pelanggan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sulit untuk dipertahankan.

Menurut majalah online Tempo pada tanggal 8 Oktober 2015,

Microsoft mengatakan bahwa orang Indonesia memiliki kecenderungan dan lebih memilih untuk bekerja di luar kantor, salah satunya dikarenakan keterbatasan fasilitas yang dimiliki perkantoran. Sehingga bekerja tidak harus hanya di dalam gedung perkantoran. Pebisnis dapat mendapatkan suasana yang berbeda dari suasana di dalam kantor melalui fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel. Selain itu, menurut majalah online Detik pada tanggal 29 April 2013, Public Relation Intel Indonesia menyatakan bahwa 34% pekerja di Indonesia sudah melakukan aktivitas bekerja di luar kantor. Salah satu tempat yang banyak dipilih menggantikan kantor untuk kegiatan bisnis adalah hotel dikarenakan fasilitas lengkap yang dimiliki hotel, seperti fasilitas komputer, audiovisual, mesin fax, koneksi internet, keamanan dan lain-lain.

Pada tugas akhir ini, perancangan interior yang dibuat adalah butik hotel yang berkelas, modern, namun tetap berkesan natural. Di mana pengunjung dapat menikmati fasilitas untuk berbisnis maupun wisata. Konsep

yang akan diterapkan adalah Sparkling Natural yang akan terlihat pada

(11)

 

3 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Seiring dengan berjalannya waktu, makin banyak orang yang bekerja di luar kantor untuk mendapatkan suasana yang berbeda dari suasana kantor mereka. Suasana yang berbeda dari kantor mereka dapat dirasakan pada tempat-tempat yang menyediakan fasilitas dan kenyamanan lebih. Salah satu tempat yang menjadi sarana yang nyaman untuk bekerja di luar kantor adalah hotel. Saat ini, banyak hotel di Indonesia yang menyediakan fasilitas dan kenyamanan lebih pada area publik sehingga banyak pekerja kantor yang menggunakan fasilitas hotel tersebut. Hal tersebut menyebabkan perlunya desain dan fasilitas hotel yang nyaman agar dapat memberikan kepuasan kepada orang yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.

Berdasarkan latar belakang, maka didapatkan beberapa permasalahan

yaitu menyelaraskan konsep Sparkling Natural pada hotel butik yang

berorientasi bisnis, menggabungkan kesan yang akan ditimbulkan dari konsep Natural dan Sparkling pada pubic space, seperti lobby, lounge, dan business center, serta merancang hotel yang nyaman untuk relaksasi atau

kesan merevitalisasi namun tetap dapat meninggakatkan kinerja bisnis.

1.3 Ide Gagasan

Menerapkan desain yang mewah dan modern dengan tetap memberikan kesan natural pada perancangan hotel butik. Penerapan konsep Sparkling Natural akan lebih ditekankan pada area publik, yang diletakkan

terpisah dengan area kamar, namun tetap memiliki keselarasan desain dengan

area kamar. Lobby akan dibuat dengan lebih memanfaatkan penghawaan

alami karena banyaknya bukaan di sekitar area lobby. Membuat business

center dan meeting room yang sesuai dengan konsep dan berkesan mewah

(12)

 

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dapat dilihat pada rumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengaplikasikan konsep Sparkling Natural pada hotel

butik yang berorientasi bisnis?

2. Bagaimana menggabungkan kesan yang akan ditimbulkan dari konsep

Natural dan Sparkling pada area publik?

3. Bagaimana perancangan hotel yang nyaman untuk relaksasi atau

kesan merevitalisasi namun tetap dapat meningkatkan kinerja bisnis?

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan hotel butik yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Mengaplikasikan konsep Sparkling Natural pada perancangan hotel

butik. Konsep tersebut dapat diaplikasikan pada material, pencahayaan, bentuk, tekstur, warna, dan elemen interior lainnya.

2. Membuat hotel dengan kesan mewah dan nyaman dari perpaduan

konsep Sparkling Natural.

3. Mendesain hotel dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat

memberikan kenyamanan dan meningkatkan kinerja bisnis.

1.6 Manfaat Perancangan

1. Bagi Penulis

Laporan ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai hotel butik dan menjadi pembelajaran mulai dari menganalisa sampai penerapan konsep rancangan, serta mengetahui standar-standar perancangan suatu hotel butik berdasarkan literatur yang ada.

2. Bagi Jurusan Interior

(13)

 

5 Universitas Kristen Maranatha

3. Bagi Desainer Interior

Laporan ini diharapkan membantu desainer interior sebagai acuan dan panduan dalam merancang sebuah hotel butik.

4. Bagi Pembaca

Laporan ini diharapkan menambah wawasan mengenai perancangan sebuah hotel butik, serta proses perancangan hotel tersebut.

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, penulis menentukan ruang lingkup, yaitu perancangan lobby, lounge, kamar, business center dan meeting room. Batas perancangan meliputi 3 lantai bangunan

hotel.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, identifikasi masalah, ide gagasan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang pengertian, standar, jenis/ klasifikasi hotel, hotel butik, style design, dan studi banding.

BAB III DESKRIPSI OBYEK PERANCANGAN

Berisi tentang deskripsi proyek, analisis fisik yang meliputi analisis tapak dan lingkungan, analisis bangunan, analisis fungsi, dan programming.

BAB IV PERANCANGAN SPARKLING NATURAL HOTEL BUTIK

Berisi tentang ide implementasi, perancangan general, dan perancangan khusus.

BAB V KESIMPULAN

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Seiring dengan perkembangan zaman semakin banyak hotel yang

mewah dan menyediakan fasilitas untuk bisnis dengan lebih lengkap dan

nyaman untuk digunakan. Dari perancangan hotel butik ini terdapat

kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Desain butik hotel yang berorientasi bisnis dengan konsep Sparkling

Natural banyak teraplikasi pada public space, seperti pada lobby dan

lounge. Perpaduan material marmer dan onyx yang bertekstur glossy,

kaca, bronze mirror dengan pencahayaan spotlight untuk memberikan

(15)

86 Universitas Kristen Maranatha

2. Efek material natural dengan finishing glossy menimbulkan kesan mewah

yang dipadukan dengan pantulan cahaya yang direfleksikan/ dipantulkan

oleh material kaca dan cermin sehingga membuat kesan sparkling.

3. Perancangan hotel yang nyaman untuk relaksasi dan revitalisasi namun

tetap meningkatkan kinerja bisnis teraplikasi pada kamar-kamar hotel yang

menggunakan tone warna yang lebih soft dan berkesan nyaman, seperti

warna coklat muda, abu-abu, dan biru. Penggunaan material natural dan

sentuhan pattern yang modern geometris membuat kesan ruang tidak

terlalu ramai dengan aksen sparkling yang terdapat pada pencahayaan dan

lampu.

5.2 Saran

Perancangan hotel di Indonesia banyak yang memberikan fasilitas

yang dapat membuat lebih banyak orang yang memilih untuk melakukan

aktivitas bisnis di hotel. Tetapi pelayanan yang kurang dan suasana yang

kurang nyaman membuat pengunjung kurang puas dengan hotel tersebut.

Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan desain yang dapat membuat

pengunjung hotel merasa lebih nyaman saat berada di hotel tersebut.

Perancangan desain tersebut juga harus disesuaikan dengan konsep yang

(16)

 

DAFTAR PUSTAKA

http://architectaria.com/lebih-dekat-dengan-boutique-hotel-salah-satu-tipe-hotel-paling-menarik.html (diakses pada tanggal 14 September 2015 pukul 22.57)

http://lsupariwisata.com/standar-usaha-hotel-tingkat-kebisingan-kamar-dan-toleransi-pencahayaan-kamar-dan-area-lainnya/ (diakses pada tanggal 8 Oktober

2015 pukul 22.21)

http://jenishotel.info/klasifikasi-hotel-berdasarkan-bintang (diakses pada tanggal

14 September 2015 pukul 21.47)

http://jenishotel.info/pengertian-hotel (diakses pada tanggal 14 September 2015

pukul 21.49)

Santosa N. 2012. Tinjauan Hotel Butik (diakses di

e-journal.uajy.ac.id/170/3/2TA13053.pdf pada tanggal 14 September 2015 pukul

21. 53)

http://www.lomboksociety.web.id/2015/06/tipe-kamar-hotel-berdasarkan.html

(diakses pada tanggal 8 Oktober 2015 pukul 22.10)

http://www.lomboksociety.web.id/2015/06/tipe-kamar-hotel-berdasarkan-ranjangnya.html (diakses pada tanggal 8 Oktober 2015 pukul 22.13)

http://prodezign.web.id/?p=292 (diakses pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul

23.21)

(17)

 

88 Universitas Kristen Maranatha

http://www.globotours.net/wp-content/uploads/2014/06/Eastin-Grand-Hotel-Lobby-5-Web.jpg (diunduh pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 20.58)

http://www3.hilton.com/resources/media/hi/BUDHITW/en_US/img/shared/full_p

age_image_gallery/main/HL_lobbytable_4_675x359_FitToBoxSmallDimension_

LowerCenter.jpg (diunduh pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 20.54)

http://vitalvegas.com/wp-content/uploads/2014/10/linq_hotel_lobby_bar10.jpg

(diunduh pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 21.09)

http://homeandecoration.com/wp-content/uploads/2015/06/Loews-Regency-Hotel-lobby-in-NYC-2.jpg (diundung pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 21.14)

http://static1.squarespace.com/static/52ccee75e4b00bc0dba03f46/t/543ccbe6e4b0

dc74d0f221dc/1413270504599/Thistle+Johor+Bahru+Glass (diunduh pada

tanggal 19 Oktober 2015 pukul 21.22)

http://conceptflame.com/wp-content/uploads/2013/06/Wood-Floor-Testure1-500x373.jpg (diunduh pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 21.17)

http://www.classicmarbleandstonefortwayne.com/image/97626664.jpg (diunduh

pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 21.28)

http://www.rumahtipeminimalis.com/inspirasi-desain-tema-natural-interior-rumah-minimalis/ (diakses pada 19 Oktober 2015 pukul 22.12)

Darsono, Agustinus. 1995. Tata Graha Hotel. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Ganslandt, Rudiger. Hofmann, Harrald. 1992. Handbook of Lighting Design.

(18)

 

http://www.onlinedesignteacher.com/interior_design/interior_design_style/

(diakses pada 3 November 2015 pada pukul 23.20

Pile, John, 2001, The History Of Interior Design, Online Article @

www.architectureweek.com (diakses pada 3 November 2015 pada pukul 23.28)

http://tiperumah.com/wp-content/uploads/2014/11/Ruang-Tamu-mengagumkan-dengan-lampu-kristal-mewah.jpg (diunduh pada tanggal 4 November 2015 pukul

00.29)

http://desaininterior.me/2015/05/tips-mendapatkan-tampilan-desain-interior-modern-klasik/ (diakses pada tanggal 4 November 2015 pukul 00.29)

http://99homedesign.xyz/modern-interiors/modern-interiors-designs-of-living-rooms-3d-house-free-3d-house-modern-interiors-great-2-on-home-design/

(diunduh pada tanggal 4 November 2015 pukul 00.31)

http://www.impressiveinteriordesign.com/25-photos-of-modern-living-room-interior-design-ideas/ (diunduh pada tanggal 4 November 2015 pukul 00.23)

http://www.impressiveinteriordesign.com/25-photos-of-modern-living-room-interior-design-ideas/ (diunduh pada tanggal 4 November 2015 pukul 00.24)

http://www.ghoofie.com/interior-design/20-interior-lighting-ideas/attachment/california-interior-natural-light/ (diunduh pada tanggal 4

November 2015 pukul 00.11)

(19)

 

90 Universitas Kristen Maranatha

http://www.dhresource.com/albu_373841325_00-1.0x0/luxury-crystal-pendant-light-brief-modern.jpg (diunduh pada tanggal 4 November 2015 pukul 01.03)

Patterson, James. 1993. Simplified Design for Building Fire Safety. Canada:

Publication John Wiley & Sons

Lawson, Fred. 1976. Hotels, Motels and Condominiums. Boston: Cahnerss Books

International

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum; Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum

No: 26/PRT/M/2008; Tanggal 30 Desember 2008

Egan, M. David; 1978; Concept in Building Firesafety; New York; Interscience

Publication John Wiley & Sons.

Pynkyawati, Theresia, et al. 2009. Kajian Desain Sirkulasi Ruang Dalam sebagai

Sarana Evakuasi Kebakaran pada Bangunan Hotel Carrcadin Bandung.

ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasa/article/download/76/39+&cd=2&hl=id&ct

=clnk&gl=id

Neufert, Ernst. Bauentwurfslehre, atau Data Arsitek, Terj. Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga, 2002

http://efratainterior.com/makna-warna-dalam-desain-interior/

Novelia, Rani. 2013. Perancangan Interior Lobby Lounge dan Restoran Hotel

Amaroosa Denpasar Bali.

Gambar

Gambar 4.33 Perspektif Deluxe Room .............................................................

Referensi

Dokumen terkait

dan yang menjadi focus ialah peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam menjalankan fungsi pengawasan khususnya terhadap penggunaan Alokasi Dana Desa Di desa

(2) Selain yang disebut pada ayat (1), khusus untuk bahan pewarna yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan, ditetapkan dengan Peraturan Menteri

Pengkinian terhadap dokumen identitas antara lain dilakukan apabila terdapat transaksi keuangan yang memenuhi kriteria sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan

Dari hasil penelitian tentang perbedaan keadaan perineum dan lama kala II dengan posisi dorsal recumbent dan litotomi pada ibu bersalin di RS PKU Muhammadiyah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis dan frekuensi pemberian sari buah mengkudu ( Morinda citrifolia linn) dalam air minum memperbaiki

Sedangkan perlakuan pemberian pupuk kandang sapi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah pada umur 15 hari setelah tanam, tidak

Bentuk konjungsi yang digunakan oleh pengarang dalam novel ini yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif yang terdiri dari konjungsi koordinatif sederhana,

Semua peubah yang diamati memiliki nilai koefisien keragaman dengan kriteria yang luas, yaitu tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, lebar tajuk, lebar daun,