PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMU
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH
DI PROPINSI BANTEN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Penyelesaian Studi Pada Program Stxidt Pengembangan Kurikulum
Oieh:
TCNTTN IJERYATIN NIM. 019436
PROGRAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TLNTTN HERYATIN NIM. 019436
JUDULTESIS:
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMU DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH DI PROPLNSI BANTEN
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PEMBIMBING I,
NTP.
PEMBIMBING H,
f\
Prof Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, MA.
NIP.
Mengetahui
Ketua Proeram Peneembangan Kurikulum,
ABSTRAK
Pengembangan Model Pembelajaran Quantum Dalam Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Dalam Rangka Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah
Tinlin Heryatin
Program Studi Peimembamian Kurikulum
Tujuan utama penelitian ini adalali untuk mengbasilkan produk model
pembelajaran quantum dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini terkait eral
dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di sekolah, karena pengembagan
model pembelajaran merupakan salah satu upaya pelaksanaan kurikulum di
sekolah. Secara spesifik tujuan penelitian ini diarahkan untuk memperoleh desain
pembelajaran
Bahasa
Inggris
yang
menyenangkan
dan
efektif
untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
Pendekatan yang dugunakan dalam penelitian ini adalali Research and
Development dengan lokasi penelitian di Provinsi Banten. Subjek penelitian
guru-guru Bahasa Inggris kelas II SMU Negeri di tiga kota atau kabupaten.
Pengumpulan data dilakukan dengan: studi dokumentasi, observasi, wawancara
dan angket. Penilaian terhadap proses dan hasil belajar dilakukan dengan
Authentic Assessment terhadap hasil kerja siswa selama uji coba berlangsung, baik produk lisan maupun tulisan.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan studi pendahuluan dan studi
kelayakan terbatas terhadap rancangan sementara model. Kemudian dilanjutkan
dengan pra survey dan uji coba model terbatas dan diperluas. Sebelum dan selama
uji coba, dilakukan diskusi atau umpan balik dengan guru sebagai partner
pengembangan model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran quantum pada
mata pelajaran Bahasa Inggris yang dirancang peneliti dan guru dapat
dilaksanakan dengan baik.
Desain akhir model perencanaan pembelajaran quantum yang dihasilkan
terdiri dari: konten ( tujuan, materi ), konteks ( suasana, lingkungan, media),
strategi dan evaluasi pembelajaran.
Kesulitan yang dihadapi guai dalam melaksanakan model ini adalah dalam
membuat perencanaan model dan dalam melaksanakan Authentic Assesment
selama pembelajaran berlangsung.
Pada dasamya model pembelajaran quantum dapat meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran Bahasa Inggris di kelas 2 SMU, dengan hasil
belajar rata-rata memuaskan. Selain itu diperoleh suatu hasil yang tidak terduga
dalam penelitian ini yaitu tumbuhnya keberanian siswa untuk melakukan semua
aktifitas berbahasa Inggris. Pelaksanaan model quantum dapat mendorong
DAFTAR ISI
Halaman.
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Lembar Pemyataan
Motto
Abstrak j
Kata Pengantar jj
Ucapan Terimakasih jjj
Daftar Isi vji
Daftar Tabel IX
Daftar Bagan x
Daftar Lampiran X]
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah 7
C. Pertanyaan Penelitian 10
D. Definisi Operasional
1]
E. Tujuan Penelitian 15
F. Manfaat Penelitian 16
BAB 11 PENGEMBANGAN MODEL PENGEMBANGAN
QUANTUM
A. Model Pembelajaran Quantum 19
B. Hubungan Model Pembelajaran Quantum dengan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah 27 C. Kurikulum Pendidikan Bahasa Inggris di SMU 31
D. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum
dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris 38
BAB 111 METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dalam Penelitian 42
B. Lokasi dan Subyek Penelitian 47
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data
48
D. Teknik Analisis Data 49
E. Taliap Pelaksanaan Penelitian 50
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Hasij Penelitian
54
B. lnterpre'.aji Data Hasil Penelitian 100
BAB V PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASl
A. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian 105
B. Kesimpulan 113
C. Rekomendasi U5
DAFTAR PUSTAKA 117
LAMPIRAN
A. Data Hasil Penelitian 120
B. Lcson Plan (\)}\ Coba) 124
C. Dokumentasi Izin Penelitian 138
D. Instrumen Penelitian 143
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Daftar Subyek Penelitian dalam Penelitian dan
[image:6.595.139.461.105.702.2]47 Pengembangan di Propinsi Banten
Tabel 4.1. Keadaan Guru yang Melaksanakan Uji Coba 59
Tabe! 4.2. Kemampuan Guru yang harus dipenuhi dalam
o4
Melaksanakan Pembelajaran Quantum di Kelas
[image:6.595.158.440.284.558.2]Tabel 4.3. Data Hasil Penilaian terhadap Hasil Kerja Siswa pada Uji Coba diperluas Tahap I
Tabel 4.4. Hasil Penilaian terhadap Jawaban atau Hasil Kerja Siswa
92 pada Uji Coba diperluas Tahap 11
DAFTAR BAGAN
Bauan
Halaman
30 2.1. Hubungan Pengembangan Model Pembelajaran dengan
Pengembangan Kurikiiliipi Berbasis Sekolah Menurut Ali
2.2. Ilubungan Pengembangan Model Pembelajaran dengan
3 I
Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah Menurut Sudjana ....
3.1. Rancangan Penelitian
44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
A. Data Hasil Penelitian 120
1. Data Hasil Wawancara Pendapat tentang Pembelajaran
^o
Bahasa Inggris di SMU2. Data Hasil wawancara Pandangan Guru terhadap 121 Model Pembelajaran Quantum
3. Data Hasil Wawancara Kesulitan yang dihadapi Guru 172
untuk melaksanakan Model Pembelajaran Quantum ...
4. Grafik Aktilltas Siswa Selama Uji Coba 122 5. Data Hasil Angket Pandangan Siswa Setelah 123
Pelaksanaan Pembelajaran Quantum
B.LesonP/aniUji Coba)
124
Rencana Pembelajaran Model Quantum Dalam Mata 124
Pelajaran B. Inggris (Pada Uji Terbatas Tahap I dan II)...
Rencana Pembelajaran Model Quantum Dalam Mata 127 Pelajaran Bahasa Inggris (Uji Coba Terbatas Tahap 111)...
Rencana Pembelajaran Model Quantum Dalam Mata 129
Pelajaran Bahasa Inggris (Uji Coba Diperluas Tahap I)...
Rencana Pembelajaran Model Quantum alam Mata 135
Pelajaran Bahasa Inggris (Uji Coba Diperluas Tahap II)...
C. Dokumentasi Izin Penelitian 143
D. Instrumen Penelitian '. 143
Pedoman Wawancara Dengan Guru 144
Pedoman Observasi Kelas Terhadap Kegiatan Guru mata 145
Pelajaran Bahasa Inggris Pada Studi Pendahuluan
Pedoman Observasi Kegitan Siswa/Kelas Pada Mala 145
Pelajaran Bahasa Inggris Pada Studi Pendahuluan
Pandangan
Siswa Setelah Pelaksanaan Pembelajaran
147
Quantum Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggns
Aiiiiket Untuk Siswa 149
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang
Masyarakat tidak pernah berhenti berkembang, baik masyarakat lokal,
nasiona! maupun masyarakat internasionai. Kecenderungan saat ini, dunia seolah-olah semakm sempit dan masyarakat menjadi masyarakat global yang dapat berkomunikasi hanya dengan menggunakan satu alat, dimana saja dan kapan saja melalui berbagai teknoiogi. Perkembangan masyarakat secara global akan
membawa dampak tuntutan-tuntutan yang lebih maju kepada masyarakat di
bawahnya, baik itu nasional maupun lokal. Tuntutan globalisasi menuntut setiap
bangsa bergerak cepat di segala bidang baik ekonomi, politik, sosiai budaya dan
pendidikan.
Secara khususnya AETA 2003 yang dihadapi sekarang ini akan membawa
bangsa Indonesia ke dalam arus deras perubahan dan tuntutan persesuaian dengan
era globalisasi. Kita tidak dapat menghindari perubahan-perubahan tersebut atau tidak menghiraukannya dan bergerak dengan tempo dan irama perkembangan
yang biasa dilakukan. Tentu saja tuntutan globalisasi tidak dapat diikuti begitu
saja tanpa pertimbangan. Selain perlu adanya sikap selektif terhadap priorotas
kemajuan yang harus diusahakan lebih dulu, juga perlu dipertimbangkan kesiapan
kita di segala sektor terutama sektor sumber daya manusia yang merupakan
bidang garapan pendidikan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi pnoritas penting saat
ini, dengan demikian peningkatan mutu pendidikan menjadi masalah yang amat
Consultancy) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2002. Hasil survey tersebut
memberikan bukti bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat
ke-12, terbawah di kawasan ASEAN, yaitu setingkat di bawah Vietnam. Rendahnya
kualitas hasil pendidikan ini berdampak terhadap rendahnya kualitas sumber daya
manusia Indonesia. Berdasarkan laporan dan UNDP tentang Human Development
Index (HDI) tahun 2002, Indonesia menempati peringkat 110 dari 173 negara
yang diteliti, jauh di bawah negara ASEAN lainnya seperti Singapura (25), Malaysia (59), Thailand (70) dan Brunei Darussalam (32). Di samping itu,
berdasarkan laporan The World Economic Forum Swedia. SDM Indonesia
memiliki daya saing ke-37 dari 57 negara yang disurvey. (Jalal, 2002:1).
Upaya peningkatan pendidikan berkaitan langsung dengan sekolah-sekolah sebagai tempat pendidikan dilaksanakan. Guru dan pihak administrator
(Kepala Sekolah dan pengawas) merupakan pihak pertama yang terlibat di
dalamnya.
Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, menghadapi kendala dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Selain masalah pengelolaan kelas dan sarana,
masalah
dukungan
organisasional
environment
dan
kurikulum
sangat
berpengaruh kepada seluruh operasion! sekolah.
Meskipun kurikulum terus mengalami perubahan sejak puluhan tahun
kebelakang, mutu pendidikan masih jauh dari harapan. Sebenarnya masalah pendidikan begitu kompleks namun upaya yang dilakukan hanya sebatas
Dilain pihak kebanyakan guru di sekolah memandang bahwa kurikulum
adalah GBPP dan tugas wakil kepala sekolah urusan kurikulum tugasnya adalah
menyusun jadwal pelajaran, mengumpulkan satuan pelajaran dan mengawasi
kegiatan harian. Guru juga memandang evaluasi adalah tes dan ulangan harian
sebagai evaluasi fonnalif Ha! kesalahpahaman ini sudah begitu mengakar dan
menjadi umum sehingga dianggap biasa dan tidak dianggap suatu masalah. Padahal bagaimanapun, guru akan dapat melaksanakan atau mengimplemantasikan kurikulum dan evaluasi dengan benar bila pemahamannya
juga benar.
Masalah kekurangpahaman guru tentang kurikulum dalam melaksanakan pendidikan, merupakan salah satu faktor penyebab setiap perubahan kurikulum tidak menghasilkan perkembangan kemajuan yang diharapkan. Sebenarnya guru
harus memahami pemikiran/konsep dasar kurikulum serta sistem evaluasi yang
diputuskan
para
pengembang
kurikulum bersama stakeholder di bidang
pendidikan, sebelum menjalankan tugasnya di kelas.
Dari permasalahan di atas nampaknya perlu ditemukan suatu inovasi yang
benar-benar membumi {grounded) pada sistem persekolahan. Upaya pertama yang
sebenarnya harus dilakukan adalah pemberdayaan sekolah dalam segala aspek
kehidupannya, baik yang bersifat administratif maupun kurikuler.
Dengan mengaktifkan komunitas sekolah dalam pengembangan kurikulum
akan dapat dikembangkan kemandinan sekolah, sehingga segala permasalahan
dan kebutuhan sekolah dapat diakomodasi pemecahannya. Bahkan kemungkinan
bagi kemajuan setiap pembelajaran yang pada akhimya akan meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Inovasi dalam pembelajaran dapat dihasilkan melalui kerjasama seluruh
komumtas sekolah dalam pengembangan kurikulum. Inovasi tersebut ditujukan
untuk mengalasi masalah pembelajaran yang kerap kali dihadapi guru dan siswa.
terutama pada mata pelajaran yang senng dianggap sulit seperti Matematika, IPA
dan Bahasa Inggris. Padahal ketiga mata pelajaran tersebut merupakan bidang
ilmu yang harus dikuasai khususnya di SMU.
Secara khusus Bahasa Inggris sebenarnya memiliki posisi yan« amat
penting dalam pendidikan dan kurikulum SMU. Hal ini dikarenakan Bahasa
Inggris meupakan bahasa internasiona! dan berfungsi sebagai alat komunikasi di
seluruh dunia. Apalagi dengan berkembangnya era globalisasi, Bahasa Inggris
bukan lagi suatu yang dianggap asing di banyak negara seperti Philipina, Thailand
dan Malaysia. Dengan tuntutan seperti itu, penguasaan Bahasa Inggns oleh
mayarakat Indonesia khususnya para siswa dan lulusan SMU menjadi sangat
penting dan menjadi target percepatan pengembangannya. Percepatan penguasaan
Bahasa Inggns harus segera dipacu agar bangsa Indonesia tidak tertinggal oleh
negara-negara tetangga lainnya. Di Indonesia Bahasa Inggns masih dianggap
sebagai bahasa asing padahal penguasan Bahasa Inggris oleh siswa SMU
merupakan suatu keharusan yang pasti.
Pendidikan Bahasa Inggris di SMU merupakan upaya pengembangan
kemampuan berbahasa dan berkomunikasi serta pembekalan para siswa untuk
melanjutkan ke Perguruan Tinggi dimana kemampuan berbahasa Irmeris
Bahasa Inggris di SMU adalah untuk mengembangkan kemampuan dasar
komunikasi secara lisan dan tulisan yang dikembangkan secara spesifik ke dalam
penguasaan empat keterampilan bahasa yaitu: Reading. Speaking, Listening dan
Writing dengan melalui pendekatan komunikatif atau kebennaknaan.Dalam pelaksanaan pembelajaranva di kelas, guru menghadapi berbagai
masalah dalam melaksanakan pendekatan komunikatif dan kurikulum Bahasa
Inggris 1994. Masalah-masalah itu dapat di ketahui melalui hasil kegiatan diskusi
aniara guru-guiu Bahasa Inggris SMU dan SMP Kota Bandung dengan Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan luar sekolah TheBntish Institute di Bandung pada 2 September 2002
yang lalu, dengan tema diskusi "Improving dunior and Senior High School
Students Speaking Ability; Current Problem and Future Solution".
Pada intinya para guru Bahasa Inggris tersebut mengemukakan masalah
kurikulum Bahasa Inggris 1994. Kurikulum tersebut terkesan membingungkan
guru karena banyak tujuan pembelajaran yang tidak jelas. Selain itu muatan
materi atau topik yang harus dipelajari terlalu banyak padahal vvaktu yang tersedia
tidak mencukupi. Lebih jauh menurut para guru tersebut kurikulum terlalu
menekankan kepada keteiampilan reading sehingga kegiatan reading selalu
mendapat urutan pertama dalam syllabus dan buku paket. Hal tersebut
bertentangan
dengan
tujuan
utama
pendidikan
Bahasa
Inggris,
yaitu
mengembangkan kemampuan komunikasi lisan dan tulisan, karena tidak memberi
kesempatan yang sama untuk keempat ketc-ampilan bahasa yang harus dikuasai.
Selain masalah di atas masalah ukuran kelas yang amat besar di Indonesia
pembelajaran bahasa yang efektif guru harus dapat memonitor kemajuan dan
kesulitan individual anak. Dalam kelas yang besar hal itu agak sulit dilakukan
karena
tidak
semua
anak dapat memperoleh
kesempatan
menunjukkan
kemampuan dan mengkonsultasikan kesulitannya.
Dengan masalah-masalah yang dihadapi sebanyak itu dapat dibayangkan
kesulitan aktual guru Bahasa Inggris di dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Dapat dipahami bila kemudian pembelajaran Bahasa Inggns di sekolah-sekolah
menjadi kurang berhasil guna, sehingga masyarakat atau para orang tua merasa
perlu mengikutsertakan anak mereka pada kursus-kursus Bahasa Inggris dengan
biaya yang lebih besar dari biaya sekolahnya. Hal ini sangat ironis, padahal para
siswa di sekolah belajar Bahasa Inggns juga, tiga tahun di SMP dan tiga tahun di
SMU.
Selain dari pihak guru, pembelajaran Bahasa Inggris menghadapi masalah
dari pihak siswa sendiri dan pihak pengelola sekolah. Siswa sering menganggap
bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan
untuk dipelajari. Mereka sering bersikap apnori terhadap tugas yang diberikan
oleh guru meskipun tugas tersebut sangat membantu belajar mereka.
Dari pihak pengelola sekolah, masalahnya adalah kurangnya fasilitas
pembelajaran bahasa serta dukungan moril terhadap pembelajaran Bahasa Inggris.
Bahkan ada beberapa pihak sekolah yang merasa terganggu oleh kegiatan belajar
bahasa. Bagi sebagian dari mereka, belajar bahasa adalah mempelajari ilmu
bahasa bukan komunikasi.
Dari uraian di atas dapat dipahami bila para siswa merasakan situasi
dan guru menjadi jenuh, lalu kemampuan siswa dalam Bahasa Inggris menjadi
kurang berkembang secara optimal. Bila kedaan ini tidak terdeteksi oleh semua
pihak yang berkepenlingan terhadap peningkatan kualitas pendidikan, baik
pemerintah dan sekolah, maka dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama kita
akan semakin tertinggal. Pendeleksian segera, sebenarnya dapat dilakukan oleh
sekolah bila pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di sekolah berjalan
dengan baik dan mengarah kepada lahirnya inovasi yang menyediakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung kemajuan kemampuan siswa.
Menurut de Porter dalam Quantum Teaching atau Pembelajaran Quantum
menyediakan suasana dan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan
menyenangkan dapat memberikan sugesti yang positif sehingga pembelajaran
menjadi efektif. Selain itu, menurut de Porter rancangan belajar yang dinamis,
penyajian yang prima, keterampilan untuk belajar dapat merupakan sumber
keberhasilan pembelajaran apapun kurikulumnya. Hal ini sangat sesuai dengan
masalah pembelajaran Bahasa Ingggris di sekolah-sekolah di Indonesia yang
membutuhkan pembaharuan ke arah pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
pembaharuan dalam prinsip serta pandangan terhadap mata pelajaran Bahasa
Inggris.B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada masa sekarang ini
dibutuhkan suatu inovasi pendidikan yang membumi di sekolah sebagai
sekolah dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum yang berbasis'
*
Inovasi demikian akan lebih dikonsentrasikan untuk mengakomodai
kebutuhan sekolah dan membantu pemecahan masalah kesulitan pembel
setiap sekolah. Demikian juga dengan pembelajaran Bahasa Inggris di SMU yang
mengalami berbagai masalah dari pihak guru, siswa maupun dari pihak
penyelenggara sekolah. Masalah-masalah tersebut menimbulkan kesan dan sugesti
bahwa Bahasa Inggris itu sulit dan tidak menyenangkan untuk dipelajari.
Berdasarkan masaiah tersebut penulis merasa perlu untuk mencari suatu alternatif
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mendukung percepatan penguasaan
berbahasa Inggris yang lebih baik.
Salah salu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan
model pembelajaran quantum yang memiliki prinsip yang sesuai dengan
kebutuhan di atas. Model pembelajaran quantum menyediakan suasana yang
menyenangkan dan menunjang keberhasilan pembelajaran dengan rancangan
belajar yang dinamis. Pembelajaran quantum telah terbukti sangat berhasil di
negara asalnya dan di Indonesia sudah ada beberapa lembaga pendidikan yang
menggunakan pendekatan ini.Yang menjadi pokok masalah dari penelitian ini adalah pengembangan
model pembelajaran quantum dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di SMU.
Adapun uraian dari masalah penelitiannya dijelaskan sebagai berikut:
a. Apakah Pembelajaran Quantum cocok digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Inggris di SMU?
b. Apakah guru mampu mengimplementasikan Model pembelajaran quantum
yang dirancang peneliti dalam proses pembelajaran'-'
c. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi guru dalam melaksanakan Model
pembelajaran quantum yang dirancang peneliti dan guru?
d. Bagaimana desain akhir Model pembelajaran quantum Bahasa Inggns
yang dirancang peneliti dan guru di SMU?
e. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan Model pembelajaran quantum
Bahasa Inggris tersebut di atas?
f.
Bagaimana penilaian yang digunakan dalam Model pembelajaran quantum
Bahasa Inggris di SMU?
g. Bagaimana hasil pembelajaran Bahasa Inggris yang dicapai setelah Model
pembelajaran quantum yang dirancang peneliti dan guru dilaksanakan di
kelas?
2. Pembatasan Masalah
Mengingat penelitian ini berfokus pada Model pembelajaran quantum,
maka untuk menyamakan persepsi tentang fokus tersebut dirumuskan pembatasan
masalah sebagai berikut:
a. Model pembelajaran quantum dengan melaksanakan prinsip-prinsipnya
pada kegiatan speaking, reading, listening dan writing secara terpadu
(integrated skill).
b. Pelaksanaan uji coba pengembangan model pembelajaran quantum
dibatasi pada proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas II SMU sesuai
alokasi waktu berdasarkan kepada kurikulum 1994.
c. Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil belajar siswa yang mengikuti mata
pelajaran Bahasa Inggris melalui pengembangan model pembelajaran
C. Pertanyaan Penelitian
'-' Jwr'^i m^U\
Berdasarkan pada rumusan dan pembatasan masalah seperti dM^ftwV^Ili /
di atas maka pertanyaan penelitian yang akan djavvabannya me^%?C3^^
pengembangan mode! ini adalah:
1. Apakah guru mampu mengimplementasikan model pembelajaran quantum
yang dirancang peneliti dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas dua
SMU?
a.
Bagaimana kemampuan guru dalam melaksanakan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dengan model quantum?
b.
Kemampuan guru yang bagaimana yang harus dipenuhi agar Model
pembelajaran quantum dapat dilaksanakan di kelas?
2. Kesulitan-kcsulitan apa yang dihadapi guru dalam melaksanakan Model
pembelajaran quantum yang dirancang peneliti di SMU; dalam membuat
perencanaan, dalam pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi?
3. Bagaimana dampak penerapan Model pembelajaran quantum yang di
rancang peneliti dan guru terhadap proses dan hasil pembelajaran?
a.
Bagaimana dampak penerapan Model
pembelajaran quantum
terhadap proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas dua SMU?
b.
Bagaimana dampak penerapan Model pembelajaran quantum
terhadap hasil belajar siswa kelas dua SMU dalam writing, listening,
reading dan speakimgl
4. Bagaimana bentuk akhir Model pembelajaran quantum yang dapat
diterapkan di dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris SMU kelas dua?
a.
Bagaimana desain Model pembelajaran quantum?
b. Bagaimana pengembangan Model pembelajaran quantum? c. Bagaimana penggunaan Model pembelajaran quantum?
d. Bagaimana evaluasi Model pembelajaran quantum?
I). Definisi Operasiortai
Sesuai dengan batasan masaiah yang akan dikaji melalui penelitian dan
pengembangan Model pembelajaran quantum, maka perlu dijelaskan secara operasional beberapa variable yang akan menjadi bahan kajian penelitian.
Agar dapat diperoleh persamaan persepsi tentang sasaran penelitian ini. Rumusan definisi operasional berpedoman pada pcndapat Tuckman (1972; 57)
yaitu "An operational definition is a defmlion based on the observable
characteristics ofthat what is being defined ".
Selanjutnya berdasarkan masalah penelitian dan pembatasannya seperti
dikemukakan terdahulu maka definisi operasional dapat dirumuskan berdasarkan rumusan definisi operasional tipe C yang ditawarkan sebagai "A type C operational definition can be constructed in terms of what the objects or
phenomenon being defined looks like, that is, what constitutes its statics
properties" (Tuckman, 1972; 60). Definisi tipe C digunakan sebagai pedoman
perumusan definisi operasional dengan alasan balivva dalam penelitian pendidikar.
defmisi operasionalnya sering didasarkan kepada karakteristik yang dimiliki
seseorang atau scsuatu sebagai objek penelitian, yang pada akhirnya dapat
memberikan arah pengukuran vanau>c. i^Ciinis: tipe C ruenjclaskan kualitas,
perlakuar:, atau karakteristik sesuatu atau seseorang.
Variabe! yang dirasakan perlu dijelaskan atau dipertegas adalah:
1. Model pembelajaran quantum
Model pembelajaran quantum merupakan suatu upaya pengubahan
berbagai mteraksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar sehingga
terjadi mteraksi yang harmoms seperti sebuah simfbrn. Dengan mteraksi
yang harmoms terjadi sugest. yang positif yang mendorong terjadinya
pengaiaman belajar yang berhasil. Pembelajaran quantum dibangun
dengan pengkonsentras.an 2unsur penting bagi setiap pengaiaman belajar
yaitu KONTFKS dan ISI.
a.
Pengkonsentrasian Konteks yaitu optimalisasi:
1)
Suasana (pentingnya mat, jalinan, keriangan dan ketakjuban).
2)
Landasan (peran tujuan, prinsip, keyakinan, kesepakatan,
kebijakan, peraturan).
3)
Lingkungan
(perbaikan
pembelajaran
melalui
musik,
lingkungan sekolah, alat bantu, tanaman, aroma, pengaturan
bangku).
4)
Perangcangan pembelajaran (pengkonsentrasian kesuksesan
siswa, pengaiaman sebelum pemberian nama, Kerangka
TANDUR).
b.
Pengkonsentrasian ISI merupakan optimalisasi:
1) Presentasi (penyajian yang pnma dengan upaya pencocokan
modalitas belajar, komunikasi ampuh, tindakan nonverbal).
2) Fasilitasi (pengonsentrasian interaksi secara cermat pada
momen belajar, strategi berfikirdan cara bertanyajavvab).
Dari karakteristik pembelajaran diatas maka dalam desain pembelajaran
quantum harus terlihat adanya:
a Suasana pembelajaran yang riang atau menyenangkan.
b. Landasan atau tujuan yang jelas dan dipahami oleh siswa. c. Lingkungan yang mendukung (kelas, alat bantu, musik).
d. Rancangan pembelajaran dengan pola TANDUR.
c. Presentasi yang prima yang disesuaikan dengan modalitas siswa.
f. Fasihtasi interaksi yang cermat.
g. Kemampuan guru dalam mengimplementasikan model
pembelajaran quantum yang dirancang peneliti dan guru dalam
pembelajaran Bahasa Inggris.
Yang dimaksud kemampuan guru dalam mengimplemantasikan model
pembelajaran quantum adalah upaya guru dalam menempuh langkah-langkah kegiatan atau prosedur pembelajaran Bahasa Inggris dengan model pembelajaran quantum yang telah dirancang peneliti di dalam kelas. Prosedur dirancang
berdasarkan karakteristik model pembelajaran quantum maka prosedur
pembelajaran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Tahap Orientasi.
b. Tahap Aktualisasi.
c. Tahap Evaluasi (dikembangkan berdasarkan actual assesment).
d. Kualitas pembelajaran.
Kualitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah situasi
fasilitasi mteraksi yang cermat dari guru. Dengan demikian kadar kualitas
pembelajaran dalam penelitian ini akan dilihat dari:
a. Aktifitas belajar siswa dari segi keterlibatan siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Inggns dan dalam menjawab pertanyaan,
melaksanakan berbagai latihan lisan maupun tulisan.
b. Kecennatan guru dalam memfasilitasi mteraksi selama
pembelajaran berlangsung.
c. Hasil belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah jawaban atau Hasil kerja siswa
selama proses pembelajaran berlangsung yang merupakan produk
bahasa baik lisan maupun tulisan. Hasil belajar diobservasi atau
dilihat dari jawaban atau hasil kerja siswa pada setiap segmen untuk keterampilan Speaking, reading, listening, writing selama
pembelajaran berlangsung. Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan dengan Actual assessment. yaitu penilaian terhadap semua hasil
kerja siswa selama proses pembelajaran baik lisan maupun tulisan
(Depdiknas, 2003).
Agar lebih mengandung kredibilitas dan keterpercayaan atau
audilabUity (Alwasilah, 190, 2002), maka penilaian aktual pada
penelitian ini menggunakan kriteria.
Kriteria yang dimaksud adalah acuan untuk menilai hasil kerja
a. Sangat memuaskan, bila jawaban atau hasil kerja siswa
sempurna tanpa kekurangan atau kesalahan, baik dan isi,
penulisan atau penyampaian.
b. Memuaskan, bila jawaban atau hasil kerja siswa baik dari segi
isi meskipun ada sedikit kesalahan tulisan atau penyampaian. c. Cukup memuaskan, bila jawaban atau hasil kerja siswa, selesai
meski banyak kesalahan.
d. Kurang memuaskan bila, jawaban atau hasil kerja siswa tidak
selesai dan banyak kesalahan.
Selanjutnya untuk menilai efektifitas pembelajaran peneliti
melihat dari ketercapaian tujuan pembelajaran Bahasa Inggris
dengan membandingkan tujuan dengan kegiatan belajar dan
hasil kerja siswa, data yang diperoleh dari penilaian telah
dibuat secara deskriptif kualitatif
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk
menghasilkan produk desain Model pembelajaran quantum yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran Bahasa Inggis di SMU.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Menghasilkan model pembelajaran quantum dalam Bahasa Inggris
yang dirancang untuk memudahkan guru dalam menerapkannya sesuai
dengan kebutuhan siswa dan kemampuan guru.
2. Mengetahui
kemampuan
guru Bahasa Inggris Kelas II
dalam
mengimplemantasikan model pembelajaran quantum yang dirancang
peneliti di kelas.
3. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam melaksanakan model pembelajaran quantum yang dirancang peneliti di
kelas II SMU.
4. Mengetahui dampak pelaksanaan model pembelajaran quantum yang
dirancang peneliti terhadap kualitas pembelajaran dan hasii belajar
siswa dalam pelajaran Bahasa inggris di kelas II.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis bagi pengembangan kurikulum SMU dan peningkatan kualitas
proses dan hasil pembelajaran siswa.
1. Manfaat Teoritis
Pada hakekatnya quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan demikian pembelajaran quantum adalah
pengubahan bermacam-inacam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar (De Potter, 1999). Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi
orang lain. Namun fenomena yang sering terjadi, siswa dalam proses belajarnya mengalami banyak masalah dan hambatan, demikian pula
dengan guru dalam posisinya sebagai fasilitator mengalami berbagai
masalah. Masalah-masalah tersebut menjadi hambatan bagi kesuksesan
pembelajaran sehingga hasil belajar tidak optimal, ha! ini banyak
dibuktikan dari evaluasi hasil belajar yang masih rendah dan penguasaan keterampilan-keterampilan bahasa yang masih minim.
Model pembelajaran quantum berupaya mengurangi hambatan yang
menghalangi
proses
belajar
alamiah
dengan
secara
sengaja
menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekitamya, menyusun
bahan pelajaran yang sesuai, cara penyajian yang efektif, keterlibatan
aktif dari guru dan murid, dan fasilitasi yaitu memudahkan segala hal
agar semua hambatan dapat diatasi dan mengembalikan proses belajar
kepada keadaan semula yaitu mudah dan alami.
Melalui penelitian dan pengembangan model pembelajaran quantum
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di SMU diharapkan dapat
memberikan sumbangan terhadap pengembangan pembelajaran Bahasa
Inggris dan dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dan hambatan-hambalan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat membantu guru-guru Bahasa Inggris SMU kelas II dalam
membuat rancangan pembelajaran yang lebih inovatif dan mudah
diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari.
b. Memberikan alternatif model bagi pembelajaran bahasa Inggris
sehingga memperkaya wawasan guru.
c. Bagi pihak Dinas Pendidikan merupakan masukan yang dapat
dijadikan gagasan dalam membina dan meningkatkan kualias
proses belajar inengajar atau pelaksanaan kurikulum di SMU.
d. Bagi
Program
Pengembangan
Kurikulum
UPI
diharapkan
membuka wawasan bagi penelitian-penelitian lebih lanjut dalam
upaya meningkatkan
proses
pembelajaran
dan
pelaksanaan
kurikulum di sekolah.
e. Bagi program Pendidikan Bahasa Inggns UPI diharapkan menjadi
bahan masukan dalam menemukan model pembelajaran bahasa
Inggris yang efektif dan inovatif. Sehingga memicu peningkatan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Dalam Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi
Research and Development atau penelitian dan pengembangan. Pendekatan ini
merujuk pada teori Borg & Gall dalam bukunya Applying Educational Research; A practical Guide for Teachers. Definisi pendekatan penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan adalah sebuah proses pengembangan yang menghasilkan suatu produk pendidikan, "A process used to develop and
validate educational producP.
Borg & Gall (1979; 626) mengemukakan langkah-langkah umum dalam
melaksanakan penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
1. Reseach and information collecting (penelitian dan pengumpulan
informasi), termasuk di dalamnya review literature dan observasi
kelas.
2. Planning (perencanaan), tennasuk di dalamnya mendefinisikan keterampilan, menetapkan tujuan, menentukan urutan pembelajaran dan uji kemungkinan dalam skala kecil.
3. Develop preliminary form ofproduct (pengembangan bentuk produk pendahuluan) termasuk di dalamnya persiapan materi belajar, buku-buku yang digunakan dan evaluasi.
4. Preliminary field testing (uji coba pendahuluan) melibatkan sekolali
dalam jumlah terbatas. Dalam hal ini dilakukan analisis data berdasarkan angket, hasil wawancara dan observasi
5. Main product revision (revisi terhadap produk utama) didasarkan atas hasil uji coba pendahuluan
6. Main field testing {uji coba utama), melibatkan sekolali dalam jumlah
yang lebih banyak. Data kuantitatif melalui pre test dan post test dan
dikumpulkan hasilnya dievaluasi sesuai tujuan dan jika memungkinkan hasil itu dibandingkan dengan kelompok kontrol
7. Operational product revision (revisi produk operasional) dilakukan berdasarkan hasil uji coba utama
8. Operational field testing (uji coba operasional) yang melibatkan
sekolali lebih banyak lagi. Pada langkali ini dikumpulkan data angket.
observasi dan hasil wawancara lalu dianalisis
9. Final product revision (revisi produk teakhir) berdasarkan hasil uji
coba operasional
10. Dissemination and Distribution (distribusi dan diseminasi) pada
langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas produk
Mengingat berbagai keterbatasan peneliti, maka langkali-langkah yang
dilaksanakan dalam penelitian dan pengembangan ini hanya sampai langkali kelima dan dengan sedikit modifikasi, berdasarkan langkah-langkah di atas dibuat
skema penelitian.
Perencanaan dan
Penyusunan
Model
Kajian Literatur:
!.?.! Teori tentang model yang bersangkutan
i ':•': Hasil Penenlitian yang
relevan.
Prasurvey lapangan:
.. Siswa
Proses Belajar Mengajar
Guru Sarana
Perencanaan Model
113 Tujuan
i Maten Pelajaran LLj Urutan Kegiatan Perencanaan Uji Lapangan
Kegiatan Tempat
,:: Waktu
Penyusunan Draft Awal Model
U.J Naskah
LT' Rekaman
[Jj Alat Evaluasi
Uji Kelayakan Terbatas (kalau perlu)
Uji Lapangan terbatas
""Pelaksanaan
""Observasi, Interview, Kuesioner
i'Perbaikan Draft
Uji lapangan diperluas
Bagan 1, Rancangan Penelitian
Berdasarkan langkali-langkah pelaksanaan penelitian di atas maka,
pengembangan Model Pembelajaran Quantum pada mata pelajaran Bahasa Inggns
di SMU akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
Pada langkali mi kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji
teon-teon, model
Quantum Learning dan
Quantum
Teaching,
b. Melakukan pra survey di sekolali yang akan dilaksanakan uji lapangan
untuk mendapat gambaran tentang kondisi guru, siswa, proses belajar
mengajar dan sarana pembelajaran yang akan dijadikan pendukung
dalam uji lapangan.
2. Perencanaan
Pada langkali ini kegiatan dilakukan sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
b. Merumuskan materi, media dan metoda pembelajaran Bahasa Inggris
c. Merumuskan skenario pembelajaran d. Merumuskan alat penilaian
e. Melakukan uji kelayakan desain pembelajaran
3. Ujicoba Model (Pelaksanaan dan Pengembangan)
Kegiatan yang dilakukan dalam ujicoba adalah ujicoba terbatas dan
ujicoba yang lebih luas. Kegiatan yang dilakukan dalam ujicoba terbatas adalah
implementasi desain model pada satu kelas dan mengevaluasi serta merevisi untuk
penyempumaannya. Dan kegiatan yang dilakukan ujicoba yang lebih luas adalah
mengadakan implementasi desain model, melaksanakan Authentic Assesment,
mengevaluasi dan pada akhirnya mengadakan revisi untuk penyempurnaan.
Dalam pelaksanaan dan pengembangan ini dilakukan uji coba model di
sekolah lokasi penelitian dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Guru merancang rencana program pembelajaran, pada langkali ini guru
harus mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang
ingin dicapai dalam pembelajaran.
b. Menjelaskan tujuan dan keterampilan fungsional bahasa yang
diharapkan dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama
pembelajaran berlangsung
c. Mengorganisasi maten dan tugas-tugas siswa yang mencenninkan
rancangan yang dinamis
d. Dalam aplikasi pembelajarannya di kelas, gum melakukan observasi
tentang
kegiatan
siswa
dan
mengarahkan
pembelajaran
yang
menyenangkane. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan apa yang
sudah diketahuinya
f.
Melaksanakan umpan balik dan tindak lanjut
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Banten, dengan studi pendahuluan
dilaksanakan di tiga kabupaten yaitu Kabupaten/Kota Tangerang, Kabupaten Rangkasbitung dan Kota Cilegon.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah gum dan mund SMU Kelas II di Propinsi Banten, yang ditentukan berdasarkan kesediaan mereka dalam melaksanakan
[image:33.595.80.463.275.556.2]ujicoba model.
Tabel 3.1.
Daftar Subyek Penelitian dalam Penelitian dan Pengembangan di Propinsi Banten
Nama SMU Jumlah Keterangan
Kelas Guru | Siswa '•
SMU Negeri Cilegon 1 3 1 ; 120 i
SMU Negen Rangkasbilung 1 1 i 40 |
SMU Negeri Tanggerang 4 1 1 i 40 i
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang akan dilakukan didalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data dokumen
tentang kunkulum kehadiran siswa, rencana pembelajaran yang disusun
guru Bahasa Inggris
2. Angket, digunakan sebagai alat pengumpulan data studi pendahuluan dan
pelaksanaan model melalui tanggapan ahli kurikulum, pelaksana
kurikulum (gum), pandangan dan harapan siswa SMU terhadap mata
pelajaran Bahasa Inggris
3. Wawancara, digunakan sebagai alat pengumpulan data yang bersifat
kualitarif untuk pendalaman data yang diperoleh dari angket dan berbagai
masalah yang dihadapi dalam implementasi serta pandangan gum dan
siswa setelah implementasi model
4. Observasi, digunakan sebagai alat untuk menggali kemampuan gum,
kondisi lingkungan dan sarana yang ada serta perkembangan aktifitas
belajar siswa selama implementasi model di kelas
5. Authentic assesment, digunakan sebagai cara untuk mendapatkan data
tentang hasil belajar siswa atau kemajuan belajar siswa. Authentic
assessment dilakukan dengan penilaian selama proses belajar berlangsung
(Depdiknas, 2003)
D. Teknik Analisis Data
Dala studi pendahuluan yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan dan analisis dengan pengkajian secara mendalam dan melihat
kecenderungan, sehingga diperoleh gambaran tentang desain kunkulum dan pembelajaran Bahasa Inggns di SMU, kemampuan guru, problema yang dihadapi guru dalam implementasi kunkulum, aktifitas dan harapan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris serta pemanfaatan sarana dan lingkungan sekolah yang menunjang pembelajaran.
Dalam uji coba terbatas analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dalam rangka evaluasi proses pelaksanaan, sedangkan dalam uji coba yang lebih luas dilakukan analisis kemajuan belajar siswa dengan Authentic
Assessment. Penilaian dilakukan terhadap hasil tulisan, lisan dan perfomansi
jawaban siswa pada setiap segmen pembelajaran. Penilaian disajikan dengan
data kualitatif berdasarkan kriteria yang telah dibalias pada BAB 1. Secara
keseluruhan hasil kelas dijadikan landasan bagi revisi model, sehingga ditemukan Model Pembelajaran Quantum yang cocok untuk pembelajaran Bahasa Inggris di
SMU.
E. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan Teknis Administratif
<\r i - j ^
Berdasarkan pada surat keputusan Direktur Program Pasca SajJ3sa,-&Pl , ^ X
V °'
£ *
dengan no:732/.133.7/pp.04.01/2003 tentang penetapan pembimbing 1dan lFV^aktr
peneliti mengajukan pennohonan izin penelitian ke Provinsi Banten kepada:
~~
a. Direktur Pasca Sarjana dan mendapat surat izin untuk melaksankan
studi lapangan dengan no: 1077/J33.7/PL.03.06/2003 yang ditujukan kepada Kepala Dinas provinsi Banten serta Kabupaten dan sekolah yang dijadikan tempat Uji coba dan uji kelayakan.
b. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten dan mendapat surat izin dengan no: 421/1099-Dindik/2003 Kepada Dinas kota atau kabupaten
serta sekolah lokasi penelitian.
Dengan berbekal kedua surat izin tersebut peneliti mulai mengadakan
pendekatan kepada dinas Kabupaten dan Kota di provinsi Banten secara
berkeliling dan melakukan studi pendahuluan.
2 Tahap Studi Pendahuluan (Prasurvey)
Secara berkesinambungan peneliti mengunjungi beberapa kantor Dinas
Pendidikan di wilayah provinsi Banten diantaranya Kabupaten Rangkasbitung , Kota Cilegon, Kota Tangerang.
Selama pendekatan itu peneliti melakukan studi pendahuluan dan jajag pendapat tentang kurikulum dan model pembelajaran Quantum dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Responden studi pendaliuluaii adalah kepala seksi kurikulum di tiap Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota yang dikunjungi.
50
K-mpmg „u penel„i menr.n.a masukan serta rajukm ,e|]|ang ^
^ ^
dapa, bekerjasama dalam uj, coba mode, ^M^ quam„m. Berdasarkm
™M» in. penel,,, me,akuka„ pendeka.an kepada sekolah ya„g d„u„,„k. Penel,tl
"
kepala sekotahny- sena memohon kesed.aau nrereka „„n,k bekeria
«™ d.l.ra pe„e„„a„ dan pengembangan ,„„de, pem„elajara„ ,„„„„, ^
mala pelajaran Bahasa Inggns d, kelas dua.
Se-elah d.percleh kesediaan mereka, maka penel,,, melakukan pra survey
-ah,, s,nd, doknnren.as,. observas,. wawancara dan angka ,e„,a,g pendapa,
dan harapan s,swa ierhadap pembelajaran Bal,asa Inggris.
3. Tahap Penyusunan Desain Model dan Rencana pembelajaran
Setelah mengkaji ,eor, Quiimum rmc„„eym d,sajika„ de Poner seta
mengka,, kond.s, „n pembelajarar, Bahasa mggns d, .apangan, pe„e„ti beruSaha
menyesuaftan Pendeka,an a.au ,e„n Qm„ Teachmg dengan ^
^
polens, yang ada di lapangan khusM^a pembdajaran Bahasa ,nggr,s di SMU.
Dengan pemmbangan *mprMrymM da„ kemuda„an ,mp|ememasmya ^
g™ sena p.hak manajemen sekolah maka ddakukan adap.as, dan
penyederhanaan sedeka, mungk,„ dengaJ, srra.eg, pembe.ajaran yang senng
d-gunakan oleh guru Penel,,, berkeyak.nan bah„a adopsi 0m Teachms
secara penuh sanga, ,,dak mungk.n d.lakukan mengrnga, ko„d,s, persekol^an di
.ndones,, Denrik,a„ juga dengan sekolah-seko,ah yang dijad,kan ,„kas,
penehHan. SeMah-sekolah .ersebu, berbeda jauh dan Mum idea| ^
seharusnya, ba,k dan segi jumlah peserta d,d,k perkelas maupun sarana pe„„„,ang
pembelajaran, begitu pula dengan pemaliaman dan kemampuan guru dalam
pembelajaran Bahasa Inggns dan teon Quantum teaching.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti disebutkan di atas maka
dirumuskan Desain Model Pembelajaran Quantum sebaua, berikut:
Perumusan Isi /Konieks Pembelajaraiv. I Tujuan
2. Maieri
Konsep "" •.:• Prinsip
"'. Pakta
"': Keterampilan
Berbahasa 3. Evaluasi
Pengembangan Konteks Pembelajaran:
" n Lingkungan
"•.': Suasana
" c Landasan
"C Rancangan
~u Alal/Media
Perumusan Slraiegi Pembelajaran:
" i T umbuhkan
" [• A lami "" • N amai
"C D emonstrasikan
" 0 U langi
" " R avakan
1
Pelaksanaan:
1 Tahap Orienlasi
~D Sosialisasi lujuan "0 Sosialisasi lahap KBM
" E Soialisasi Aiuran 2. TaJiap Aktualisasi
~• Segmen T " r Segmen A " n Segmen N " :j Segmen D " in Segmen U Segmen R 3. Tahap Evaluasi
~n Dilakukanselama siswa dalam proses
pembelajaran " Pre lest/Post lest
Bagan 2, Desain Model Pembelajaran Quantum
4- Tahap Uji Kelayakan Desain Model dan Rencana Pembelajaran
Seperti diuraikan pada penjelasan tahap studi pendahuluan, uji kelayakan
dilakukan dengan jajag pendapat dengan ahl, kunkulum yarn, beberapa pejabat
kepala seksi kunkulum di kantor dinas pendidikan kota dan kabupaten pada saat
studi pendahuluan. Namun ,entu saja uji kelayakan dilakukan tidak hanya sampai
d.situ, tetap, dilanjutkan dengan mem.nta tanggapan beberapa guru. Guru Bahasa
Inggns senior yang diminta pandangannya rata-rata memiliki masa kerja diatas 5
tahun dan berasal dan sekolah unggulan yang tidak diikutsertakan dalam uji
coba.
5. Tahap Uji Coba Desain dan Rencana Pembelajaran yang dikembangkan
Setelah diadakan studi pendahuluan dan uji kelayakan model maka
dilakukan uj, coba di sekolah yang dirujuk dan bersedia melakukan uji coba.
Dalam hal ini Kepala Sekolah menunjuk guru mata pelajanui Bahasa Inggns kelas
dua sesuai dengan rencana penelitian.
Uji coba terbatas dilakukan di SMU NICilegon dengan tiga kal, uji coba.
Berdasarkan hasil revisi pada uj, coba terbatas maka dibuat desain dan
perencanaan pembelajaran dan dijadikan bahan untuk melakukan uji coba
diperluas di dua sekolah, mas„ig-masing sekolah satu kal, uji coba. Setelah
melaksanakan uj, coba diperluas maka pengembangan sampai pada desain akhir
model setelah melalui analisis data yang diperoleh.
6. Tahap Pelaporan
Pelaporan dibuat berdasarkan kepada data hasil stud, pendahuluan, uj,
kelayakan dan uji coba terbatas maupun uji coba diperluas.
(p'\- i~
BAB V
I
• .
%| -
--PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASl
'} ^ *:*„ ^"*.' / ,
^-p:-zCp
A. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian
Model pembelajaran quantum merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada proses atau pengaiaman belajar yang menyenangkan dan pengoptimalisasian lingkungan dalam dan luar kelas. Model pembelajaran ini belum banyak digunakan atau diteliti aplikabilitasnya di dalam situasi belajar nyata di Indonesia. Padahal menumt de potter dalam Quantum Teaching, model pembelajaran tersebut dapat digunakan untuk bidang studi atau kurikulum apa saja, karena pada dasarnya model pembelajaran quantum memiliki strategi dan prinsip yang sangat student centrist. Dengan demikian kepentingan siswa dan kebumhannva terhadap pengaiaman belajar yang berhasil guna bagi kehidupannya sangat menjadi perhatian atau fokus utama. Dengan fokus perhatian yang demikian memang sangat relevan dengan semua kurikulum, karena kurikulum bidang studi apapun memang dikembangkan untuk memberikan proses belajar yang berhasil guna bagi siswa.
Mata pelajaran Baliasa Inggris secara khusus menempati posisi penting
dalam kurikulum Indonesia. Namun bentuk pelaksanaannya di kelas masih hams terus menems dicari dan ditelusuri sampai ditemukan pembelajaran yang paling cocok dan efektif untuk mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa SMU.
Secara teoritis pendekatan komunikatif telah diakui sebagai suatu
pendekatan yang sangat efektif dalam pembelajaran baliasa pada saat ini, setelah
sebelumnya mengalami perkembangan dari pengajaran tata bahasa. Namun dalam
105
pelaksanaannya pendekatan komunikatif tidak seperti pengakuan teoritis dikalangan para ahli bahasa. Peneliti menemukan "Doktrin PKG" yang dijadikan prinsip mengajar guru, sebenarnya adalah "Communicative Approach".
Pendekatan komunikatif dilaksanakan dengan berpegang hanya kepada satu prinsip yang menjadi doktrin wajib. Setiap guru Bahasa Inggris harus mengajar
dengan pengantar Bahasa Inggris dan siswa wajib menggunakan Bahasa Inggris
juga. Prinsip di atas sebenarnya berdasar kepada prinsip pembelajaran baliasa
komunikatif "pembelajar akan belajar dengan baik, bila ia diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam penggunaan bahasa sasaran secara komunikatif dalam berbagai aktifitas". (Azies dan Alwasilah, 1996:29).
Namun ternyata prinsip tersebut dilaksanakan secara sepihak tanpa memandang kesulitan anak. Bagi gum penerapan prinsip tersebut tidak menjadi suatu kesulitan, karena gum sudah menguasai Baliasa Inggris. Tetapi siswa memiliki kemampuan sangat minim sehingga ini menjadi kendala besar. Gum hanya menyimpulkan bahwa kemampuan siswa berbeda dan masih terbatas. Justru para siswa berharap dari gurulah mereka akan mendapat sesuatu
pencerahan bagi ilmunya. Hal ini didukung data pra survey yang diambil dari
angket pandangan dan harapan siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris di kelasnya. Mereka sangat berharap bahwa belajar Baliasa Inggris akan menjadi peristiwa dan kegiatan yang menarik dan menyenangkan.
Dan ketika model pembelajaran quantum didesain berdasarkan hasil pra survey peneliti bempaya menjembatani dua kubu yang berbeda guru dan siswa.
Dari sisi gum model dibuat sedekat mungkin dengan apa yang sudah mereka
ketahui dan dari sisi siswa diupayakan terpenuhi semua harapan mereka.
Kegiatan speaking yang mniit diupayakan menjadi ringan, demikian juga writing
menjadi sederhana. Kegiatan Listening yang jarang dilakukan gum karena sulit jadi lebih mudah dan reading yang membosankan menjadi menyenangkan. Hal
tersebut terbukti dalam uji coba diperluas yang mayoritas siswa sangat aktif, kelas
meriah dan mereka tanpa sadar sudah mengikuti kegiatan semua keterampilan
bahasa. Siswa dapat keluar dari kelas dengan senyum riang gembira.
Data menunjukan hasil belajar yang diperoleh, rata-rata memuaskan dan semua tujuan pembelajaran tercapai. Efektifitas model pembelajaran quantum dapat dibuktikan baik secara praktis dan teontis.
Secara teoritis semua pendidikan berorientasi kepada tujuan nasional, tujuan mata pelajaran (Hamalik, 19944). Demikian juga dengan kurikulum atau pembelajaran selalu diupayakan untuk pencapaian tujuan. Dan manakala tujuan yang direncanakan tercapai, kurikulum atau pembelajaran dapat dikatakan efektif.
Sesuai dengan pokok pertanyaan penelitian tentang Model pembelajaran quantum, maka pembahasan selanjutnya diarahkan kepada kemampuan gum dalam mengimplementasikan model, kesulitan yang dihadapi apabila melaksanakan Model pembelajaran quantum. Dampak penerapan Model pembelajaran quantum dan bentuk akhir Model pembelajaran quantum.
1. Kemampuan gum dalam mengimplemenasikan model
Killen dalam Effective Teaching Strategy (1998:viii), berpendapat baliwa:
"Pendekatan apapun yang digunakan dalam pembelajaran, gum hams berfokus kepada belajar bukan mengajar, mendorong siswa untuk berfikir dengan menyediakan kegiatan belajar yang sesuai, mengoptimalkan penggunaan lingkungan belajar yang positif.
Prinsip yang dikemukakan Killen di atas merupakan pnnsip dasar yang
harus dipahami dan dilaksanakan oleh setiap guru. Dengan menyadari bahwa
kewajiban guru adalah menyediakan pengaiaman belajar dalam kegiatan dan
lingkungan yang mendukung. maka guru akan berupaya belajar untuk mengatasi
segala kendala dalam menjalankan tugasnya.
Ketiga pnnsip diatas sama persis dengan prinsip dan fokus Model
pembelajaran quantum.
Untuk melaksanakan pnnsip tersebut dibutuhkan
kesadaran tinggi tentang hakekat pembelajaran yang diselenggarakannya.
Selain itu dibutuhkan juga pemaliaman tentang langkali langkah
pembelajaran yang direncanakan mulai dan tahap onentasi, aktualisasi dan
evaluasi.
Keterampilan
dalam
pengelolaan
kelas,
keterampilan
menyajikan
pembelajaran sangat dibutuhkan untuk model pembelajaran apapun. Keikhlasan
gum untuk tems berjuang menyediakan pengaiaman belajar yang menyenangkan
berhasil guna, semangat, kreatifitas dan improvisasi seorang gum dalam
pembelajaran khususnya model pembelajaran quantum telah terbukti dalam uji
coba sangat berpengamh terhadap suasana kelas.
Keterampilan gum memilih. strategi media pembelajaran juga sangat
mendukung hasil guna yang didapat siswa. Apalagi mata pelajaran Bahasa Inggris
sejak lama mempakan pelajaran yang sering dianggap beban sehingga mayoritas
siswa yang mengisi angket mengharapkan adanya pembahan ke arah yang lebih
cerali seperti dijelaskan di bagian atas.
2. Kesulitan yang dihadapi apabila melaksanakan Model pembelajaran
quantum
Meskipun sudah dibuktikan dalam uji coba baliwa model pembelajaran quantum dapat menjadi sebuah alternatif pilihan yang menjajikan, kesulitan yang dihadapi tidak sedikit dan tidak mudah diatasi. Sebagian kesulitan balikan tidak dapat dirubah sama sekali tetapi gum harus bemsaha mencari jalan lain selain
menenma atau menyerah pada kendala. Seperti menumt Lechman dalam
makalahnya tentang System Approach in Education.
"Kendala dapat diartikan sebagai kondisi nyata yang penuh keterbatasan yang mungkin dirubah dengan sistem yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Daftar kendala-kendala hams dibuat sebagai petunjuk untuk melakukan seleksi alternatif. Kendala-kendala itu harus dikaji secara
teliti".
Selanjutnya Lechman mencontohkan satu kondisi yang didukung tekad
yang kuat seperti:
"Seringkali orang bersikukuh dengan pendapat/sikap 'kita tidak bisa
membahnya, kita sudah biasa melakukannya, begitu'. Padahal di bidang
teknologi telah banyak dicapai kemajuan karena sikap para ilmuwan para enginer adalah 'Pasti ada cara yang lebih baik"
"Kalau tidak ada bukti bahwa itu gagal, saya akan tems menganggapnya
sebagai solusi yang potensil"
Dari makaiah Lechman dapat diambil pelajaran yang amat berharga bahwa kesulitan tidak boleh menjadi penghambat bagi kreatifitas, tetapi hams dijadikan
sebagai pendorong. Demikian juga dalam melaksanakan model pembelajaran quantum, kesulitan itu hams dapat disiasati meskipun tidak dapat diatasi. Sebenarnya model pembelajaran quantum dapat menjadi salah satu alternatifjalan dalam mengatasi berbagai kesulitan pembelajaran, khususnya Bahasa Inggris.
3. Dampak penerapan Model pembelajaran quantum
"Siswa (peserta didik) adalah suatu organisma yang hidup. Dalam dirinya terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang dalam diri siswa masing-masing terdapat prinsip aktif yakni keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri" (Hamalik, 89.1994).
Dari uraian di atas sangat jelas bahwa siswa merupakan seseorang yang secara kodrat dibekali dengan potensi dan daya untuk menggunakan potensinya meskipun hasil akhirnya sangat berbeda-beda.
Potensi dan aktifitas siwa dalam belajar juga berbeda, sehingga sangat sulit untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang sangat akurat dan
mencakup keselumhan potensi-potensi siswa. Apalagi selama ini di Indonesia sudah berlaku paradigma evaluasi belajar yang mengandalkan tes tertulis untuk menguji semua keberhasilan siswa. Hal itu sangat memprihatinkan karena banyak potensi siswa yang sehamsnya terungkap menjadi tidak bemilai sama sekali. Beberapa siswa dinyatakan sangat tidak berhasil dan dicap tidak pintar karena beberapa nilai dibawah enam. Penilaian seperti ini benar-benar tidak adil dan tidak sesuai dengan kodrat siswa sebagai manusia yang dibekali banyak bekal daya dan potensi. Para siswa tidak sehamsnya menjadi korban kebiasaan kita
menilai, yang terpaku kepada test dan angka.
Untuk menilai suatu keberhasilan dibutuhkan suatu assessmentyang adil terhadap semua hasil yang diperoleh siswa. Penilaian sehamsnya tidak hanya pada akhir pembelajaran tetapi selama pembelajaran berlangsung, sehingga semua hasil
kerja dan aktifitas siswa benar-benar dihargai sekecil apapun itu. Timbal balik
yang diperoleh dari penilaian seperti itu adalali siswa akan menerima sugesti
pada hasil uji coba diperluas. Keberhasilan yang dicapai tidak hanva pewirl|lQiak 4*3 S
\\ ^0St*^Sy x
kemampuan dan aktifitas, tetapi suatu hasil yang bemilai tamba\ T'S^.^ruf*3'/
perkembangan kepribadian siswa. Perkembangan kepribadian sebelumnya tidak peniah dijadikan tujuan pembelajaran. Dengan diperolehnya hasil kemajuan yang
bersifat psikologis sebenarnya penelitian tentang Model pembelajaran quantum dapat katakan berhasil maksimal.
4. Bentuk akhir Model pembelajaran quantum
Bentuk revisi model terakhir pada pnelitian ini mempakan akhir dari pencanan suatu model yang dapat digunakan dan dipahami dengan mudah oleh siapa saja yang membutuhkan.
Dalam pengembangannya, model quantum telali mengalami berbagai adaptasi dan revisi yang mungkin berbeda dari Quantum Teaching, de Potter, 1990. Peneliti berkeyakinan bahwa untuk mengadopsi pembelajran quantum seperti aslinya adalah hal yang kurang bijaksana. Memaksakan suatu ide untuk dilaksanakan tanpa proses adaptasi sangat mungkin akan menyebabkan masalali bukan menjadi pemecahan masalali. Keyakinan tersebut berdasar kepada fakta bahwa Indonesia memiliki karakteristik sosial, budaya, pendidikan masyarakat yang berbeda jauh dengan Amerika tempat lahirnya Quantum teaching.
De Potter menyatakan bahwa Quantum teaching telah berhasil
memfasilitasi kesuksesan siswa Amerika. Keberhasilan tersebut itu tidak
mengherankan, karena sistem pendidikan di sana sangat menunjang keberhasilan tersebut. Untuk mendapat hasil yang persis sama di Indonesia mungkin agak sulit
111
namun kita hams mencoba sampai mencapai keberhasilan sesuai keadaan yang
ada.
Dengan dasar pemikiran d. atas model pembelajaran quantum yang
dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini menjadi suatu harapan bag. siapa
saja. Hal tersebut karena model yang dikembangkan telah didesain sedekat
mungkin dengan pengetahuan dan kemampuan guru serta harapan siswa sesuai
kondisi dan potensi yang ada di lapangan.
Komponen-komponen desain model dan rencana pembelajaran tidak jauh
berbeda dengan yang sudah ada. Hal ini menyebabkan acceptability model lebih
tinggi. Komponen tujuan model sangat penting karena itulali gerbang untuk
memahami model pembelajaran quantum. Pada perencanaan pembelajaran empat
Komponen utama yaitu:
Isi atau Kontent yang mempakan "What To Teach" menentukan tema
sampai keterampilan bahasa yang jadi fokus pembelajaran.
Konteks yang mempakan pengorganiasian suasana, landasan (aturan yang
disepakati gum dan siswa). lingkungan dan pemilihan media.
Strategi yaitu implementasi dengan tiga taliap orientasi untuk sosialisasi
tujuan dan landasan, aktualisasi yaitu segmen-segmen yang mengakomodasi
strategi TANDUR.
Evaluasi yang mempakan kegiatan kunci tapi bukan yang terakhir karena
pada model ini evaluasi yang dipakai bukan tes tetapi "Authentic Assessment"
yang dilakukan sejak pembelajaran dimulai dengan mengobservasi semua hasil
kerja siswa dan menghargai sekecil apapun keberhasilan yang dicapai.
Cin khas pembelajaran quantum dalam penelitian ini adalah baliwa
pembelajaran dipusatkan kepada upaya menyediakan pengaiaman belajar yang
menyenangkan dan berhasil guna dengan menggunakan srategi dan kegiatan
belaiar yang bervanasi dalam kerangka Tumbuhkan, Alami, Namai.
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan, alat banlu musik instrumental pengiring kerja
siswa, media pembelajaran yang tidak hanya pada buku atau tulisan serta suasana
belajar yang meriah.
Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah dalam hal ini tidak dijadikan
hambatan tetapi disiasati dengan strategi dan media penbelajaran yang sederhana
tetapi menarik. Seperti pada kegiatan "Listening' hampir semua gum yang di
wawancara mengatakan sulit bila tanpa laboratonum bahasa, padahal dengan
strategi dikte atau media tebakan sederhana saja kegiatan listeningbisa dilakukan,
setelah itu gum tinggal membuat perencanaan yang matang dalam segmen apa
kegiatan itu dilaksanakan.
B. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dan penelitian ini adalali sebagai berikut:
1. Gum sebenarnya berkemampuan untuk melaksanakan Model
pembelajaran quantum
2.
Setelah melaksanakan uji coba dan diskusi umpan balik gum
mengalami pembahan dari kebiasaan lama yang tidak terencana kearali
yang lebih baik.
3. Kemampuan yang hams dipenuhi untuk melaksanakan Model
Pembelajaran adalah
membuat perencanaan pembelajaran, dan
implementasi dalam tahap oriental, aktualisai dan evaluasi.
Dalam
taliap implementasi kemampuan guru menyajikan pembelajaran sangat
berpensiaruh terhadap suasana dan hasil belajar siswa. Keterampilan
menvajikan pembelajaran yang didasari semangat. kreatifitas, dava juang dan improvisasi mendorong siswa untuk aktif dan produktif. 4. Perencanaan pembelajaran quantum adalah mengkonsentrasikn isi dan
konteks, memilih strategi serta menentukan evaluasi.
Pada bagian isi, guru memilih tema, sub tema, fokus ketrampilan bahasa. dan tujuan pembelajaran. Pada bagian konteks guru
menentukan media, suasana, lingkungan yang sesuai dan alat bantu.
Pada bagian strategi, guru menyusun tahap orientasi, tahap aktualisasi. Pada bagian evaluasi, gum menentukan langkah dan kriteria evaluasi. 5. Kesulitan yang ditemukan dalam melaksanakan Model pembelajaran
quantum adalah masalah waktu, pengaturan segmen, paham PKG,
tuntutan kurikulum, sistem EBTANAS, kurangnya sarana dan
dukungan pihak manajemen sekolah.
6. Dampak Model pembelaiaran quantum terhadap proses pembelajaran adalah meningkatnya aktifitas dan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa rata-rata memuaskan. Selain itu ditemukan hasil yang tidak
diperhitungkan sebelumnya yaitu meningkatnya keberanian dan rasa
percaya diri siswa untuk menggunakan Bahasa Inggris.
7. Model pembelajaran quantum telah mencapai bentuk akhir. Penelitian telah sampai kepada desain, pengembangan, penggunaan, evaluasi model pembelajaran quantum.
C. Rekomendasi
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Guru Bahasa Inggris.
a. Agar tidak berhenti belajar karena guru adalah "forever learner
yang dalam dirinya terkandung daya dan potensi untuk terus
berkembang.
b. Tems berjuang dengan semangat di tengali situasi apapun dan tidak
takut mencoba ide bam seperti model pembelajaran quantum di
kelas.
2. Kepala Sekolah atau manajemen sekolah
a. Agar meningkatkan komunikasi inter personal demi menciptakan
etos kerja yang nyaman bagi gum. Hubungan manusia yang baik
akan mendorong pembaharuan di sekolah.
b. Agar mendukung guru unnik melaksanakan Model pembelajaran
quantum di kelas sehingga pembelajaran Bahasa Inggris akan lebih
menarik siswa.
c. Agar memberikan lebih banyak kesempatan kepada gum untuk
berperan
dalam
pengembangan
kurikulum berbasis sekolali
sehingga gum mengetahui dengan pastimisi dan visi sekolah.
3. Pengawas Bidang Studi
A.gar lebih dekat dengan gum sebagai konsultan yang membimbing
dan membantu memecahkan masalali pembelajaran di sekolah.
4.
Dinas pendidikan Kabupaten atau Propinsi
Agar membuka pintu komunikasi dari ams bawah sebab apa yang
terjadi di kelas sangat beipengamh kepada siswa sedangkan kegiatan
di kelas sangat dipengaruhi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
kantor dinas pendidikan Dengan komunikasi yang baik antara guru,
sekolah dan para pejabat pimpinan dinas pendidikan, semua masalali di
lapangan dapat dikqtahui dan dipecalikan bersama. 5. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Agar meningkatkan pemaliaman tentang proses pengembangan
kurikulum para calon pendidik dan membekali mereka dengan
keterampilan pengembangan pembelajaran, sehingga mereka lebih
kreatif di dalam kelas.
6. Untuk penelitian selanjutnya
Model
pembelajaran
quantum
yang
dihasilkan
penelitian
pengembangan ini sudah di uji cobakan dengan menggunakan strategi
yang berbeda-beda sehingga diperoleh suatu model yang cukup
fleksibel. Namun peneliti berharap agar penelitian selanjuuiya dapat
lebih mengembangkan model ini dengan strategi-strategi yang baru
dan belum diuji co'oakan, sehingga model ini akan lebih kaya dan
dapat digunakan secara umum tidak hanya dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris saja.
DAFTAR PUSTAKA
/^v^S^X
Ali, M. (1992). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV Sinai^Ba|u|^V^iSl J
Alwasilah, A. C. (2002). Pokoknya Kualitatif, Dasar-dasar Merancang^cm^*^^?
Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya.
^^j^^ _^JJ
Azies. F dan Alwasilah, A. C. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif, Teon dan
Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Beeby, C. E. (1979) Assessment of Indonesian Education a Build m Planning
Wellington: Oxford University PressBorg,
W.R. & Gall, M.D. (1979). Educational Research an Introduction. New
York
Wellington: Oxford University Press.
BPP Depertemen Pendidikan nasional. (2001). Arah Kebijakan Pendidikan
Nasional, Makalah Simposium Kurikulum Nasional. Bandung.
Brady, L. (1990). Curriculum Development, Third edition. Australia: Prentice
^Hall.
Curtis, T & Bidwell, W. W. (1976). Curriculum and Instruction for Emerging
Adolescent. New York: Albani.
Depdiknas. (2002). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas.De Potter, B. (1998). Quannim Learning. Boston: Allyn & Baccon.
De Potter, B, Mark R & Sarah S. N. (1990). Quantum Teaching: Orchestrating
Snident Success. Boston: Allyn & Baccon.
Depdikbud. (1994). GBPP Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 1994
SMU/SMA. Jakarta: Depdikbud.
Dina