• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR AFIKS MELALUI MULTIMEDIA POWERPOINT FLASH PADA PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) TINGKAT MADYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR AFIKS MELALUI MULTIMEDIA POWERPOINT FLASH PADA PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) TINGKAT MADYA."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

.

Ali, Mohammad. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Alwasillah, Chaedar dan Harras, Kholid A. (Ed.) (1999). Prosiding Konferensi

International Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Pennutur Asing (KIPBIPA) III. Bandung: CV. Andira.

Alwi, Hasan dkk. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Ambary, Abdullah. (1984). Intisari Tatabahasa Indonesia. Bandung: Djatnika. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

CEFR. (2012).Common European Framework of Reference for Language. [online].Tersedia:http://en.wikipedia.org/wiki/Common_European_Framew ork_of_Reference_for_Languages [2 Agustus 2012].

Chaer, Abdul. (1989). Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Djenar, Dwi Noverini. (2003). A Student’s Guide to Indonesian Grammar. South

Melbourne : Oxford University Press.

Djiwandono, M. Soenardi. (2008). Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

Ena, Ouda Teda. (2001). Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti

Lunak Presentasi. Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Denpasar: IALF.

(2)

Jepri, Mohammad. (2006). Student Guide Series: Macromedia Flash MX 2004. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia.

Kwary, Deny Arnos. (2010). Afiks dalam Tiga Bahasa. [online]. Tersedia:

http://www.kwary.net/linguistics/gl/Afiksasi.doc/[14 Juni 2012].

Mulyanta, St. dan Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Media Interaktif

– Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Mulyono, Iyo. (2004). Dasar-dasar Belajar Bahasa. Bandung: FPBS UPI.

Mulyono. (1994).Bahasaku: Pendalaman Materi Bahasa Indonesia. Solo: Mentari.

Narbuko, Cholid dan Ahmadi, Abu. (1997). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Parera, Jos Daniel. (2007). Morfologi Bahasa. Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Putrayasa, Ida Bagus. (2008). Kajian Morfologi: Bentuk Derivasional dan

Infleksional. Bandung: Refika Aditama.

Ramlan, M. (1997). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.

Riasa, Nyoman dan Finney, Denise. (Ed.) (2001). Prosiding Konferensi

Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing V.

Denpasar: Indonesia Australia Language Foundation (IALF).

Sadiman, Arief S. dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

SEAMEO Regional Center for Quality Improvment of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language. (2011). Teaching Methodology of

Indonesian Language for Foreign Learners 1. Jakarta: SEAMEO.

SEAMEO Regional Center for Quality Improvment of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language. (2011). Teaching Methodology of

Indonesian Language for Foreign Learners 2. Jakarta: SEAMEO.

(3)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sneddon, James Neil. (2000). Understanding Indonesia Grammar: A Student’s

Reference and Workbook. Australia: Allen & Unwin.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Suyata, Pujiati. (1999). Model Alat Ukur Evaluasi BIPA. Prosiding Konferensi

Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) III. Bandung: CV. Andira.

Tim BIPA Pusat Bahasa. (2009). Lentera Indonesia 1 Tingkat Pemula. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Tim BIPA Pusat Bahasa. (2009). Lentera Indonesia 2 Tingkat Madya. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Microsoft. (2012). Microsoft PowerPoint. [online].

Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint[5 Juli 2012]. Tim Penulis. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia untukPenuturAsing (BIPA) merupakansalahsatu program daripemerintah Indonesia yang sudah cukup lama. Salah satu tujuannya adalah

menjadikanbahasa Indonesia menjadi

lebihdikenaldandigunakanolehmasyarakatdunia. BIPA sendiri merupakan program pembelajaran bahasa Indonesia yang didalamnyaterdapatpembelajar-pembelajar yang bukanasli orang Indonesia. Merekabelajarbahasa Indonesia tentumemilikiberbagaimacamtujuan. Tujuantersebutantara lain untukkeperluan wisata, bisnis, politikdansebagainya. Namun, didalamkelas BIPA semuatujuantersebutmenjadisatu;mempelajaribahasadan kebudayaan Indonesia,

sehinggamautidakmaupembelajarakanmenerimamateri yang

samadenganpembelajarlainnya di dalam kelas yang disesuaikandengantingkatan kemampuanpembelajartersebut.

Bahasa Indonesia menjadi bahasa asing bagi mereka yang bukan orang Indonesia asli. Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua (B2) setelah bahasa asli mereka. Maka dalam mempelajarinya pun dibagi menjadi beberapa tingkatan untuk mempermudah pengajaran. Seperti yang terdapat dalam deskripsi umum ACTFL

(5)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

beberapa bagian diantaranya adalah 1) pemula: pemula-rendah, pemula-sedang, pemula-tinggi, 2) menengah (madya): menengah-rendah, menengah-sedang, menengah-tinggi, 3) lanjut: lanjut dan lanjut plus, 4) level superior. Selain itu, terdapat pula pembagian tingkatan pembelajar asing menurut Common European

Framework of Reference (CEFR) yang kini mulai menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum BIPA. CEFR membagi tingkatan pembelajar asing menjadi enam tingkat,tingkatan tersebut antara lain adalah 1) pengguna dasar: pemula (A1) dan dasar (A2), 2) pengguna independen: menengah (B1) dan menengah (B2) atas, 3) pengguna mahir: lanjutan (C1) dan kemahiran (C2).

Namun walaupun mengacu pada ACTFL Proficiency Guidlines dan CEFR, pembelajar BIPA di Indonesia untuk tingkatan pembelajar tetapdikelompokan ke dalam tiga tingkatan, yaitu kelas pemula (elementary), menengah atau madya (intermediate), dan atas (advanced).

(6)

Pengelompokan ini sangat penting untuk melaksanakan pendekatan komunikatif-integratif, karena kelas yang pesertanya memiliki kemampuan setara akan menciptakan interaksi yang baik antar pembelajar dan pengajar. Apabila kemampuan pembelajar relatif berbeda, maka proses belajar-mengajar dapat terganggu oleh pembelajar yang tidak dapat mengikuti pelajaran atau sebaliknya oleh pembelajar lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi.

Terkadangmateri yang diajarkanatau media yang

digunakanolehpengajarkurangsesuaidanmenariksehinggapembelajarmerasajenuhdala

m proses belajarmengajar.

Inimenjadisebuahtantanganbagipengajardalammemberikanpengajaran yang

menarikdanefisien yang

mampumeningkatkankemampuandanpemahamanpembelajarterhadapmateri yang diajarkan. Salah satunya adalah materi mengenai tata bahasa. Materi tata bahasa ini menjadi sangat penting karena tata bahasa merupakan ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah, tata tertib sistem suatu bahasa (Ambary, 1984: 9). Jika seorang penutur bahasa tidak mempelajari atau menggunakan tata bahasa dalam pengujaran bahasanya maka bahasa yang diujarkan penutur tersebut menjadi rancu (tidak terstruktur). Hal tersebut dapat mengakibatkan salah persepsi antara penutur bahasa dan lawan tuturnya.

Pengajarterkadangmengalamikesulitandalampenyampaianmateri-materi,

(7)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kebudayaan.Pengajardapatmengatasikesulitantersebutdengancaramenggunakan media pengajarandalampenyampaianmateri-materinya. Bantuan media pengajaran tersebut dapat membuat penyampaian materi pengajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Beberapa program media yang bisa digunakan

dalampembelajaranadalahflash dan PowerPoint. Program

mediainimampumemberikanmateripengajaran yang

menarikkarenabentukdariprogram mediainidapatberupaanimasi, slide persentasi, video, suara, dan gambar. Selainitujugadenganbantuanbeberapa program media pengajaran,masalahutamapengajarsepertiketerbatasanwaktudankurangoptimalnyapen gajaranakansedikitteratasi, serta dalam penyampaian materi akan lebih mudahdipahamiolehpembelajar BIPA.

Bertitiktolakpadauraian diatas, makapenulistertarikuntukmengambil judul tentang: PENGEMBANGAN MODELBAHAN AJAR AFIKS MELALUI

MULTIMEDIA POWERPOINTFLASH PADA PEMBELAJAR BAHASA

INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) TINGKAT MADYA

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

(8)

2. Beberapa program multimedia seperti PowerPoint dan flashakan mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi pelajaransehinggadapatmeningkatkanfleksibilitasbelajarpesertadidik.

3. Tujuan penerapan multimedia akan mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi pelajaran sehingga mampu meningkatkan fleksibilitas belajar yang belum dapat terpenuhi.

C. Rumusan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terarah, maka masalah yang diambil dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana urutan materi afiks pada pembelajar BIPA tingkat madya? 2. Bagaimana bentuk penyajian materi menggunakan multimedia PowerPoint

Flash?

3. Bagaimanakah penggunaan multimedia PowerPointflash pada materi afiks dalam pengajaran BIPA tingkat madya?

4. Bagaimana tanggapan pengguna dalam menggunakan instrumen ini?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(9)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diberikan pada bidang ilmu lain. Sementara dalam bidang BIPA sendiri, penggunaan metode ini masih terbilang jarang. Selain ituu juga terdapat tujuan yang berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Pada penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

a. Bagaimana penggunaan multimedia berupa mediaPowerPoint Flash pada pengajaran tata bahasa yang mengambil salah satu materi morfologi yakni materi mengenai afiks pada pembelajar BIPA tingkat menengah atau madya. b. Bagaimana keberhasilan metode pengajaran dengan menggunakan multimedia

pada pembelajar BIPA tingkat menengah.

c. Bagaimana pengembangan media pembelajaran pada pengajaran tata bahasa di dalam kelas BIPA.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan beberapa mafaat, manfaat-mafaat tersebut adalah: a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam pengajaran pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Penutur Asing, terutama pembelajaran mengenai struktur-struktur yang adadalambahasa Indonesia agar dalampenerapannyatidakmenyalahiaturan yang berlaku. Selain itu juga, dengan

diberikannya pembelajaran tata bahasa akan

(10)

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembelajar, guru, dan peneliti lain yang mendalami BIPA.

1. BagiPembelajar

Metodepembelajarandengan menggunakan penggabungan

mutimediaberupamedia flashdenganPowerPoint

yangcobadiaplikasikankedalampembelajaransemogamenjadisalahsatualternatifuntuk meningkatkanhasilbelajarpembelajar. Selain itu, pembelajar mampu menambah tata bahasa dengan mudah dan juga mampu berkomunikasi dengan baik dengan pemilihan kata yang sesuai.

2. Bagi Guru

Metodepembelajarandengan menggunakan

(11)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melihatmasihsedikitnyapemerhatibahasa yang

melakukanpengembanganmetodepembelajaranmenggunakan

penggabunganmultimediaberupa flashdan PowerPointdalam meningkatkan keterampilan belajar pembelajar.Penulisberharappenelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti dengan metode yang sama.

E. Anggapan dasar

Anggapan dasar yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tata bahasa merupakan salah satu aspek pokok pengajaran bahasa di antaranya bahasa Indonesia.

2. Keterampilan tata bahasa khususnya pada msateri tentang afiks akan menentukan kualitas keterampilan bahasa kedua (B2) yang digunakan.

3. Media yang menarik dapat membantu kegiatan proses belajar mengajar terutama bagi pembelajaran materi tata bahasa pada siswa BIPA.

F. DefinisiOperasional

Untuk menghindari salah pengertian dalam menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dan judul skripsi ini, maka penulis merasa perlu merumuskan beberapa istilah judul sebagai berikut secara singkat :

(12)

pemahaman pembelajar terhadap materi yang diberikan. Sedangkan bahan ajar sendiri dapat didefinisikan sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Beberapa bentuk bahan ajar adalah bahan cetak seperthand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart.Audio visual seperti video/film dan VCD.

2. Tata bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2008: 1639) adalah kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa atau buku tentang kaidah bahasa yang meliputi kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti lebih mengfokuskan pembahasan mengenai afiks. Afiks merupakan salah satu bagian dari pengajaran tata bahasa. Afiks adalah bentuk terikat yang ditambahkan pada kata dasar (awalan, sisipan, akhiran) atau imbuhan (KBBI, 2008: 16). Afiks yang terdapat dalam penelitian ini membahas mengenai awalan, akhiran, dan gabungan. Selain itu, terdapat pula materi mengenai kata depan yang juga masih berhubungan dengan materi pengajaran pada BIPA tingkat madya. Kata depan yang digunakan dalam materi adalah kata depan di, ke, dam dari. 3. Media pengajaran menurut Latuheru (1988: 14), menyatakan bahwa media

(13)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam mempermudah pembelajar mempelajari materi pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian pembelajar pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar pembelajar.Media belajar memiliki berbagai macam bentuk, dari bentuk yang nyata (buku) dan tidak nyata (berbentuk program atau

software).

4. Multimedia (PowerPoint danflash)

Multimedia merupakan gabungan dari berbagai macam media baik audio maupun visual, multimedia ini dibembangkan sebagai media pengajaran. Sementara program yang digunakan dalam pembuatan multimedia sendiri menggunakan beberapa program yang sudah tidak asing lagi yakni menggunakan program MsPowerPoint. Namun agar lebih menarik dan interaktif, program yang digunakan bukan hanya Ms PowerPoint saja tetapi di gunakan juga program flash.

(14)

Pembelajar ini dikelompokkan menjadi 3 tingkatan, tingkatan tersebut adalah dasar, madya, dan mahir.

(15)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Mengacu terhadap judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka diterapkan suatu metode penelitian yang sesuai. Penerapan metode yang tepat dapat meminimalkan kesalahan tindakan yang dilakukan oleh seorang peneliti, sehingga kemungkinan terjadinya penyimpangan dapat dihindari.

Agar penelitian yang dilakukan memenuhi kriteria ilmiah, cara-cara yang digunakan dalam pengumpulan data diusahakan untuk tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan metode yang ada. Dalam penelitian ini,digunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitiandan pengembangan (research and development)adalah suatu proses dalam mengembangkan dan memvalidasi perangkat tertentu yang menjadi produknya, yang dalam perspektif industri merupakan pengembangan suatu prototipe produk sebelum diproduksi secara masal (Ali, 2011:394). Namum dalam bidang pendidikan, riset atau penelitian dan pengembangan digunakan untuk mengembangkan suatu perangkat pembelajaran yang sebelumnya telah mengalami penelitian atau riset terlebih dahulu.

Selain itu juga, penelitian dan pengembangan diarahkan sebagai a process

used to develop and validate educational product (Borg dan Gall (1989) dalam

(16)

B. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan pada penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar bagan berikut ini.

(17)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penjelasan singkat tentang alur penelitian pengembangan adalah sebagai berikut.

1. Pengkajian Materi, Perangkat Media, dan Pengkajian Penggunaan Media Ketiga kegiatan ini merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah. Materi dalam multimedia PowerPoint Flash ini diambil dari beberapa modul buku yang digunakan pengajar dalam melakukan KBM. Pemilihan materi merupakan kegiatan menentukan topik atau materi yang nantinya akan disampaikan kepada pengguna. Pemilihan materi meliputi kegiatan mengetahui kurikulum yang berlaku, membuat peta materi berdasarkan kurikulum.

2. Pengumpulan Data Melalui Wawancara pada Pengajar

Cara ini dilakukan untuk memperkuat data awal sebelum masuk pada tahap berikutnya.

3. Membuatan Sketsa Media

Tahapan ini menentukan konsep dari media pembelajaran yang akan dibangun. Pada tahapan ini dianalisa tujuan dari pembangunan media pembelajaran ini. Tujuan ditentukan berdasarkan materi yang akan diajarkan, selanjutnya menentukan objek multimedia yang akan digunakan, serta menentukan bentuk atau hasil media pembelajaran. Selain itu, pada tahapan ini dilakukan juga penggunpulan objek yang berupa :

a) pengumpulan materi;

(18)

d) pengambilan gambar; e) pengumpulan suara; f) pengumpulan video; dan g) penganimasian.

4. Pembuatan Desain Media

Maksud dari tahapan desain (perancangan) adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur, gaya, dan kebutuhan material untuk membuat media. Spesifikasi dibuat secara rinci sehingga pada tahap selanjutnya, yaitu pada tahap pembuatan prototipe (assembli)tidak diperlukan keputusan baru, tetapi menggunakan apa yang sudah ditentukan pada tahap desain. Akan tetapi,pada awal pengerjaan media tidak menutup kemungkinan ada penambahan, pengubahan,danpenghilangan.

Setelah tampilan didesain dengan format naskah, langkah selanjutnya yaitu mendesain tampilan media pada layar komputer. Selain mendesain tampilan, kita juga mendesain diagram alur untuk mengetahui jalannya program antar tampilan yang di desain.

5. Pembuatan Demo Media

(19)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6. Validasi ahli

Validasi ahli diperlukan sebelum produk berupa multimedia ini diujikan di lapangan. Adanya validasi ahli inilah yang akan menentukan apakah produk tersebut telah layak atau belum untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

7. Revisi Judgment Ahli

Produk pada tahap ini telah mengalami validitas dari judgmentahli. Media ini diperbaiki sesuai dengan hasil penilaian dari judgment ahli agar media ini sesuai dan dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

8. Uji coba instrumen di lapangan (kepada pembelajar dan pengajar)

Intrumen (multimedia) yang telah dinilai validitasnya oleh judgment ahli dan telah direvisi kemudian diberikan kepada pengajar BIPA untuk digunakan dalam KBM.

9. Revisi Hasil dari Pengajar dan Pembelajar

Pengajar dan pembelajar BIPA yang telah menggunakan multimedia ini diberikan angket untuk menilai kepuasan penggunaan media. Angket ini hanya sebagai penguat bahwa instrumen (multimedia) ini telah berhasil atau belum. Setelah keluar penilaian dari pengajar dan pembelajar maka multimedia itu akan mengalami perbaikan sesuai dengan kebutuhan pengajar.

10. Hasil berupa multimedia

(20)

C. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dibagi menjadi dua, yakni teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa teknikdiantaranya adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan (Narbuko dan Achmadi, 1997:83). Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu betuk teknik pengumpulan data yang bayak digunakan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif (Sukmadinata, 2008:216).

(21)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Studi literatur

Peneliti melakuakan studi literatur dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Pada penelitian ini, peneliti mencari tahu tentang materi, media ajar, dan teknik pengembangan media ajar yang tepat untuk siswa BIPA tingkat menegah. Buku-buku yang digunakan merupakan buku-buku sumber yang digunakan oleh pengajar BIPA dalam memberikan materi kepada pembelajar BIPA.

c. Studi dokumentasi

Selain studi literatur, peneliti juga melakukan studi dokumentasi. Dalam studi dokumentasi ini peneliti mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen,agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Dengan menggunakan teknik ini, peneliti mengkaji beberapa media BIPA yang ada selain buku ajar seperti multimedia berupa CD interaktif maupun web interaktif.

d. Angket

Pada penelitian ini, ada empat buah angket yang digunakan.

1) Angket pertama diisi oleh ahli bahan ajar BIPA. Angket validasi ini digunakan untuk menilai kesesuaian isi materi yang terdapat pada multimedia yang dikembangkan.

(22)

untuk validasi yang kedua hanya mengisi bagia yang berkaitan dengan multimedia.

3) Angket ketigadiisi oleh pembelajar BIPA tingkat menengah (sumber data). Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada penilaiian multimedia yang diberikan.apakah multimedia yang digunakan dapat memnbuat mereka lebih mengerti terhadap materi yang dipelajarinya.

4) Angket keempat diisi oleh pengajar BIPA (sumber data). Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan untuk menilai apakah multimedia ini telah sesuai dengan kebutuhan pengajar. Selain itu juga, pada angket ini menjadi penilaian utama apakah angket ini telah layak menjadi media pendukun dalam proses KBM.

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, peneliti mengolah data dengan beberapa kegiatan di antaranya:

a. Reduksi data

Reduksi data dilakukan dengan memilih dan memilah data yang akan dianalisis sebagai bahan acuan materi media yang akan dikerjakan oleh peneliti. b. Analisis data

(23)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil pedoman wawancara digunakan sebagai bahan acuan pengaplikasian materi media pembelajaran yang akan digunakan.

c. Menarik kesimpulan akhir

Menarik kesimpulan akhir berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada proses tahapan-tahapan metode penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan mengenai pengembangan bahan ajar afiks melalui multimedia

PowerPoint Flash pada pembelajar BIPA tingakat madya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berkenaan dengan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. StudiDokumentasi

Penelitian ini menggunakan studiliteratur dan studi dokumentasi, peneliti mencari tahu tentang materi dan multimedia yang ada salah satunya

mediae-learningyang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing

melalui studi pustaka maupun internet.

Dalam studi pustaka, peneliti memperoleh buku, karya tulis maupun skripsi yang terkait dengan metode e–learning menggunakan multimedia PowerPoint.

Selain itu, peneliti mengkaji beberapa buku ajar BIPA yang menjadi pegangan pengajar.

(24)

Pedoman wawancara dilakukan terhadap pengajar menyangkut media pembelajaran yang biasa digunakan dalam KBM. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan multimedia pada proses KBM. Untuk wawancara terhadap pengajar, peneliti menggunakan teknik wawancara terpimpin.

Nama :

Alamat :

1. Apakah Ibu/Bapak seorang pengajar BIPA?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa lama anda menjadi pengajar BIPA?

a. < 3 bulan b. > 3 bulan c. > 1 tahun 3. Pembelajar BIPA pada tingkat apa yang sering anda ajar?

a. Dasar b. Madya c. Mahir

4. Apa saja media yang sering anda gunakan dalam mengajar? a. Buku pengantar c. Alat peraga b. Multimedia d. Lainnya,sebutkan...

5. Menurut anda apakah media (buku paket/sumber) yang sudah ada saat ini sudah cukup?

a. Iya b. tidak

6. Ketika anda mengajarkan materi mengenai afiks (imbuhan), apakah perangkat ajar yang anda gunakan sudah cukup?

a. Ya b. tidak

7. Menurut anda apakah penggunaan multimedia dapat membantu dalam pengajaran materi afiks?

a. Ya b. Tidak c. Mungkin

8. Ketika mengajar pada tingkat menengah, materi tata bahasa khususnya afiks apa saja yang anda berikan kepada para siswa?(boleh pilih dari satu)

a. Awalan b. Akhiran c. Sisipan d. Gabungan e. Kata depan

f. Lainnya, sebutkan ...

9. Seberapa penting menurut anda penggunaan multimedia dalam mengajarkan BIPA? a. Penting

b. Tidak terlalu penting c. Tidak penting

10. Menurut anda apakah penggunaan multimedia dapat mempersingkat waktu dan membuat siswa menjadi lebih mengerti terhadap materi?

a. Ya b. Tidak c. Biasa saja

(25)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wawancara pun dilakukan kepada peneliti sebelumnya yang menggunakan multimedia terhadap pembelajaran BIPA.

3. Angket

Angket diberikan kepada pengajar dan pembelajar untuk memberikan penilaan terhadap multimedia yang diberikan, apakah multimedia itu telah sesuai dengan kebutuhan mereka atau tidak.

Nama lengkap :

Nama Indonesia (jika ada) :

Asal negara :

Pekerjaan :

NO Pertanyaan Alternatif Jawaban

1 Tema dan materi dalam bahan ajar ini penting untuk saya pelajari.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

2 Saya mengalami kesulitan dengan bentuk bahan ajar seperti itu.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

3 Bahan ajar ini menarik sehingga saya bersemangat untuk belajar.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

4 Saya bisa lebih mengerti tentang materi tata bahasa. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

5 Belajar dengan bahan ajar ini dapat meningkatkan tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang saya miliki.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

6 Saya mendapatkan tata bahasa dan kosakata baru dalam media ini.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

(26)

8 Saya dapat mengerjakan pelatihan yang diberikan. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju 9 Saya mengerti dengan contoh-contoh yang diberikan. ( ) Sangat setuju

( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

10 Bahan ajar ini perlu direvisi ( ) Sangat setuju

( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

ANGKET PENGEMBANGAN BAHAN AJAR AFIKS MELALUI MULTIMEDIA POWER

POINT FLASH PADA PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING

(BIPA) TINGKAT MADYA

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Bacalah dengan teliti setiap butir pertanyaan dan alternatif jawaban.

2. Alternatif jawaban dipilih sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, dengan cara memberikan tanda

check list (√) pada setiap kolom pertanyaan.

3. Semua jawaban mohon diisi tanpa satu butir pun yang terlewatkan. Untuk setiap satu butir

pertanyaan hanya diperbolehkan memilih satu alternatif jawaban.

4. Jika ada kesalahan dalam memilih jawaban diberi tanda silang.

5. Semua pertanyaan yang ada mohon dijawab tanpa satupun yang terlewati.

6. Lembaran angket ini mohon dikembalikan pada waktu yang telah disepakati.

IDENTITIAS RESPONDEN

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

2. Umur : 20 – 30 31 – 40 41 – 50 51 –60

3. Status Pegawai : Tetap Harian

4. Pendidikan Terakhir : SMU/Sederajat Diploma S-1

S-2 S-3

5. Subag/ Seksi : ...

(27)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Angket Pengajar BIPA

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

1 Materi yang terdapat pada multimedia telah sesuai dengan kurikulum yang ada.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

2 Materi-materi yang terdapat pada multimedia dapat diberikan pada pembelajar tingkat menengah.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

3 Multimedia ini dapat digunakan sebagai pengganti buku ajar yang membahas materi tata bahasa.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

4 Multimedia ini dapat digunakan dalam proses KBM. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

5 Saya mengalami kesulitan dalam penggunaan multimedia ini. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

6 Pedoman penggunaan multimedia ini dapat dimengerti. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

7 Penggunaan bahasa pada materi maupun contoh telah sesuai denggan EYD.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

8 Materi yang ada pada multimedia ini sudah cukup. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

9 Media ini membantu Saya dalam penyampaian materi tata bahasa. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

(28)

4. Pelatihan

Pelatihan pada multimedia ini diberikan sebagai penguat dari angket yang peneliti beriklan kepada pembelajar. Selain itu juga, pelatihandilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa asing dalam memahami materi yang diberikan oleh peneliti. Pelatihan pada media ini terdapat beberapa macam. Salah satunya pelatihan ini menggunakan media interaktif, dimana hasil pelatihan langsung dapat diketahui oleh peneliti dan siswa asing.

11 Multimedia ini dapat menghemat waktu dalam penyampaian materi, karena pembelajar menjadi cepat mengerti.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

12 Multimedia ini dapat digunakan oleh guru/pengajar pengganti ketika guru/pengajar utama berhalangan hadir.

( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

13 Saya menyukai multimedia ini. ( ) Sangat setuju

( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

14 Bentuk dan tampilan multimedia ini menarik. ( ) Sangat setuju ( ) setuju ( ) Kurang setuju ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

15 Multimedia ini perlu direvisi. ( ) Sangat setuju

(29)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5. Media Ajar

Dalam membuat media ajar dengan menggunakan multimedia PowerPoint

Flash ada beberapa perangkat lunak (software) yang digunakan, di antaranya

sebagai berikut.

a. Macromedia Flash 8

b. Microsoft PowerPoint 2007

c. Microsoft PowerPoint 2010

d. Ispring pro 6

e. Windows Movie Maker

f. SWF Decomplier

g. Wondershare PPT profesional v5.6.2

h. Wondershare Quizcreator

i. Nuendo

j. Adobe Flash Playar 10

k. Microsoft Word 2010

l. WinRaR 3.90 Corporate

(30)

menggunakanquizcreatoryang nantinya di hyperlink ke PowerPoint. Bentuk akhir dari PowerPoint ini berbentuk format .pptx. Selanjutnya PowerPoint tersebut dirubah menjadi format program *.exe dengan menggunakan inspring pro 6. Karena berbentuk flash, untuk menjalankan program ini komputer pengguna harus sudah terinstal program flash player. Program flash player ini sudah ada di dalam CD multimedia.

Untuk dapat diunduh filedari internet, maka sebelum diunggah oleh peneliti ke internet filemultimedia ini harus diperkecil ukurannya dan dibagi menjadi beberapa bagian menggunakan winRaR archive danWondershare PPT. Setelah selesai kemudian file dapat diunduh oleh pengajardarifacebook, email, maupun

website. Sementara itu, untuk membuat soal teks rumpangpeneliti menggunakan

nuendo untuk membuat wacana yang diperdengarkan.

E. Sumber Data

(31)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sementara itu, untuk sumber data dari pihak pembelajar, peneliti memperoleh dari Balai Bahasa, media Facebook dan rekomendasi dari beberapa teman peneliti. Dari beberapa siswa asing yang menggunakan instrumen ini ada yang menetap di Bandung karena mengikuti salah satu anggota keluarga yang bekerja di Indonesia dan ada pula yang sedang bekerja atau sedang belajar di Bandung. Data penelitianpun diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. 1. Nama : Christopher L.

Umur : 29 tahun Jenis kelamin : Pria Pekerjaan : Pelajar

Asal : Saarbrūcken, Jerman

2. Nama : Melissa R. Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Wanita

Pekerjaan : Peneliti atau dosen Asal ; San Antonio, Texas

(32)

4. Nama : Lee Umur : 35 tahun Jenis kelamin : Pria

Asal : Korea Selatan

5. Nama : Arudee Samaeng Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Asal : Thailand

(33)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat menarik beberapa simpulan yang dapat menjawab rumusan masalah. Simpulan tersebut akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

1. Urutan afiks yang digunakan pada tingkatan menengah ini adalah berupa awalan: me, ber, di, ter, se, ke, pe, per, akhiran: an, kan, i, nya, -man, -wan, -wati, gabungan: me- -kan, ke- -an, me- -i, ber- -kan, ber- -an, per- -an, pe- -an, dan ada juga materi tambahan mengenai kata depan: di, ke, dari. Urutan materi tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang terdapat dalam buku ajar, namun sebagian lagi merupakan pengulangan materi yang telah dipelajari pada tingkat dasar.

2. Bentuk penyajian materi dalam multimedia ini dibuat semenarik mungkin agar pembelajar menjadi mengerti tentang materi yang sedang dipelajari. Selain itu, karena hasil akhir dari multimedia ini berbentuk program maka pengajar tidak dapat menambah atau mengurangi isi dari materi yang ada dalam multimedia ini. Namun ketika memberikan materi ini kepada pembelajar, pengajar bisa memilih materi mana yang akan diajarkan.

(34)

terlebih dahulu tentang petunjuk penggunaan multimedia yang telah disediakan. Selanjutnya pengajar dapat memilih salah satu materi yang akan diajarkan baik itu materi awalan, akhiran, gabungan, atau kata depan. Ketika masuk bagian awal halaman materi, tiap materi diberikan suara sehingga pembelajar dapat mengikuti cara pengujaran materi. Setelah pemberian materi selesai, pengajar memberikan contoh dari materi yang telah dipelajari yang selanjutnya pengajar memberikan latihan kepada pembelajar.

4. Tanggapan pengguna (pengajar dan pembelajar) terhadap multimedia ini baik. Pengguna setuju apabila media ini kedepannya digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini didukung dengan hasil angket yang memberikan respon atau penilaian positif terhadap multimedia ini. Pembelajar menilai media ini bagus untuk digunakan lagi, karena media ini bisa membantu mereka dalam memahami materi. Sementara dari pengajar juga memberikan penilaian yang baik, karena multimedia ini tidak terlalu sulit untuk digunakan dan dapat membantu pengajar dalam menjelaskan materi.

(35)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajar dan pengajar memberikan respon positf terhadap bahan ajar ini untuk digunakan dalam proses KBM. Multimedia ini dapat digunakan untuk membantu pengajar BIPA dalam proses KBM. Selain itu, tidak menutup kemungkinan materi yang ada dalam multimedia ini berkembang dan berisi mengenai materi-materi dan digunakan untuk tingkatan BIPA pemula ataupun atas (mahir).

B. Saran

Saran yang ingin disampaikan oleh peneliti pada kesempatan ini adalah:

1. pengembangan model bahan ajar dengan pemanfaatan multimedia ini diterapkan juga pada materi-materi BIPA yang lainnya agar mempermudah pengajar dalam memberikan materi dalam KBM;

2. kesesuaian materi pada multimedia yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum atau silabus yang ada; dan

(36)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .5

E. Anggapan Dasar ... 8

F. Definisi Operasional ... .8

BAB IIMULTIMEDIA POWERPOINT DAN PEMBELAJARAN AFIKS PADA PENUTUR ASING A. Multimedia PowerPoint ... 12

1. Multimedia ... 12

2. PowerPoint ... 16

3. Flash ... 25

(37)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Afiks ... 29

D. Pembelajaran BIPA ... 32

1. Sejarah BIPA ... 32

2. Tingkatan dalam BIPA ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 44

B. Prosedur Penelitian ... 45

C. Teknik Penelitian ... 49

1. Teknik Pengumpulan Data ... 49

2. Teknik Pengolahan Data ... 51

D. Instrumen Penelitian ... 52

E. Sumber Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal ... 62

1. Deskripsi Studi Literatur dan Studi Dokumentasi ... 62

2. Wawancara ... 63

B. Draft Awal Bahan Ajar ... 65

1. Pembuatan Sketsa Media ... 65

2. Pembuatan Desain Media ... 66

3. Pembuatan Demo Media ... 67

4. Validasi Ahli ... 72

(38)

6. Uji Coba Instrument di Lapangan ... 77

7. Revisi Hasil dari Pengajar dan Pembelajar ... 78

8. Hasil Akhir Multimedia ... 80

C. Kendala ... 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 83

B.Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(39)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Versi-versi PowerPoint ... 17

[image:39.595.115.509.225.554.2]

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Penganjar ... 53

Tabel 3.2 Pedoman Angket Pembelajar ... 54

Tabel 3.3 Pedoman Angket Pengajar ... 55

(40)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Start PagePowerPoint ... 21

Gambar 2.2 Halaman Kerja PowerPoint ... 22

Gambar 2.3 Star Page Flash ... 25

Gambar 2.4 Halaman Kerja Flash ... 26

Gambar 3.1 Bagan Penelitian ... 45

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Web Seasite ... 63

Gambar 4.2 Desain Multimedia ... 66

Gambar 4.3 Halaman Judul Demo Media ... 67

Gambar 4.4 Halaman Menu Demo Media ... 67

Gambar 4.5Halaman Sub Judul Demo Media ... 68

Gambar 4.6Halaman Materi Demo Media ... 68

Gambar 4.7 Halaman Contoh Kalimat Demo Media ... 69

Gambar 4.8 Halaman Latihan Demo Media ... 69

Gambar 4.9 Halaman Kunci Jawaban Latihan ... 70

Gambar 4.10 Halaman Pelatihan Mendengarkan ... 70

Gambar 4.11 Halaman Jawaban Pelatihan Mendengarkan ... 71

Gambar 4.12 Halaman Bonus ... 71

Gambar 4.13 Halaman Video ... 72

Gambar 4.14 Halaman Judul Hasil Revisi Tahap 1 ... 73

Gambar 4.15 Halaman Menu Hasil Revisi Tahap 1 ... 74

(41)

Ahmad Wahyu, 2012

Pengembangan Model Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Madya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.17 Halaman Materi Hasil Revisi Tahap 1 ... 75

Gambar 4.18 Halaman Contoh Kalimat Hasil Revisi Tahap 1 ... 75

Gambar 4.19 Halaman Pelatihan Mendengarkan Hasil Revisi Tahap 1 ... 76

Gambar 4.20 Halaman Jawaban Pelatihan Mendengarkan Revisi Tahap 1... 76

Gambar 4.21 Halaman VideoHasil Revisi Tahap 1 ... 77

Gambar 4.22 Halaman Judul Final... 80

Gambar 4.23 Halaman Materi Final... 80

Gambar 4.24 Halaman Materi 2 Final... 81

Gambar 4.25 Halaman Pelatihan Mendengarkan Final ... 81

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Penelitian
Tabel 3.1   Pedoman Wawancara Pengajar
Tabel 3.2   Pedoman Angket Pembelajar
Tabel 3.3   Pedoman Angket Pengajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Bidan Dalam Pencegahan Infeksi Pada Asuhan Persalinan

Maka disini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk melihat gambaran gangguan ansietas dan gangguan depresi terhadap pembuatan karya tulis ilmiah (KTI)

Ketika dua tanah Haram, Makkah dan Madinah, dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah haji dan ziarah bagi jamaah haji, maka bagi mereka yang mempunyai modal pengetahuan

Septiyati

(5) Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan upaya pencegahan pelanggaran dan penegakan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin,

Parameter yang diamati adalah persentase tumbuh, keragaan tanaman, tinggi tanaman menjelang panen, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah

Selanjutnya ketentuan Pasal 52 huruf b, c dan e UUPK, dapat diketahui BPSK tidak hanya bertugas menyelesaikan sengketa di luar pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Ayat