Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN
(Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Batulawang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen di Universitas Pendidikan Indonesia
ARIS EKA PUTRA Manajemen
0801090
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN
PADA PTPN VIII KEBUN BATULAWANG
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP. 19590209 198412 1 001
Pembimbing II
Askolani, S.E., M.M NIP. 19750704 200312 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
ABSTRAK
Aris Eka Putra : Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Batulawang) dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, M.Si, Askolani, S.E., M.M.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi kerja karyawan. Hal tersebut ditandai dengan adanya beberpa prilaku yang mengidikasikan adanya penurunan tingkat motivasi kerja karyawan seperti masih adanya tindakan indisipliner, seperti masih ditemuinya fenomena masih banyaknya karyawan yang pulang kerja lebih awal dari waktu yang ditetapkan, kemudian dalam berkerja karyawan cenderung selalu menunggu perintah atasan, dan adanya kejenuhan dalam bekerja, hal ini diindikasikan oleh karyawan yang keluar ruangan atau kantor pada saat jam kerja dengan alasan-alasan yang beragam. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi yang harmonis baik antara karyawan dengan atasan, atasan dengan atasan atau karyawan dengan karyawan. Selain komunikasi, kepuasan kerja juga bisa membantu meningkatkan motivasi kerja karyawan. Apabila karyawan memiliki komunikasi yang baik dan memiliki kepuasan kerja yang tinggi, maka akan termotivasi dalam kerjanya sehingga tujuan perusahaan pun akan tercapai.
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. Variabel penelitian adalah Komunikasi (sebagai variabel X1) Kepuasan Kerja Karyawan (sebagai variabel X2) dan Motivasi Kerja (sebagai variabel Y). Metode penelitian yang adalah metode deskriptif analisis dengan teknik survey dengan sampel sebanyak 85 orang responden. Tekhnik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana dan koefisien korelasi product moment.
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
ABSTRACT
Aris Eka Putra; The Influence Communication and Satisfaction of Employee to Motivation of Employee (At PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Batulawang), under the guidance of Prof. Dr. H. Disman, M.S., Askolani, S.E., M.M.
The background of this research is the lack motivation of employee. It is characterized by the presence of some behavior that indicates a decrease in the level of employee motivation as the persistence of disciplinary action, as they encountered the phenomenon are still many employees who leave work earlier than the stipulated time, then the work of employees tend to wait for orders, and the saturation in the works, this is indicated by the employee out of the room or the office during business hours with a variety of reasons. To overcome this, it is necessary to increase it. One effort to do is to do a good harmonious communication between employees and the employer, a supervisor with the employer or employee to employee. In addition to communication, job satisfaction also can help increase employee motivation. If employees have good communication and have high job satisfaction, it will be motivated in their work so that the goal of any company will be achieved.
The subjects in this study employees at PTPN VIII Kebun Batulawang. The research variables are communication (as variables X1) Employee Satisfaction (as variable X2) and Work Motivation (as Y variable). The research method is descriptive analysis techniques to survey a sample of 85 respondents. The technique of analysis data is simple linear regression analysis and product moment correlation coefficient.
The results in this research are communication and satisfaction of employee significantly influences motivation of employee PTPN VIII Kebun Batulawang, either partially or simultaneously. The magnitude of the effect simultaneous communication and job satisfaction on motivation of employee in PTP VIII Kebun Batulawang at 59.80%, while the remaining 40.20% influenced by other factors. Furthermore, the authors suggest that companies give seriousness to inform policy procedures to subordinates, provides the opportunity for employees to take the initiative and increased socialization clearer periodic tasks, rights and obligations both verbally and non-verbally in the workplace.
Keywords: Communication, Job Satisfaction, Work Motivation
Aris Eka Putra, 2013
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Komunikasi ... 12
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi ... 12
2.1.1.2 Proses Komunikasi ... 13
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi ... 15
2.1.2 Kepuasan Kerja ... 16
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
2.1.2.2 Teori-teori Kepuasan Kerja ... 17
2.1.2.3 Pengukuran Kepuasan ... 23
2.1.2.4 Variabel-variabel Penentu Kepuasan Kerja .... 24
2.1.3 Motivasi ... 25
2.1.3.1 Pengertian Motivasi ... 25
2.1.3.2 Teori-Teori Motivasi Kerja ... 26
2.1.3.3 Tujuan Motivasi Kerja ... 32
2.1.3.4 Asas-Asas Motivasi ... 33
2.1.3.5 Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja terhadap Motivasi ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran ... 36
2.3 Hipotesis ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 40
3.2.1 Metode Penelitian ... 40
3.2.2 Desain Penelitian ... 41
3.3 Operasionalisasi Variabel... 41
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 45
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.6 Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ... 48
3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 49
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
3.7.2 Pengujian Uji Reliabilitas ... 55
3.8 Rancangan, Pengujian dan Teknik Analisis Data ... 56
3.8.1 Rancangan Analisis Data ... 56
3.8.2 Teknik Analisis Data ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 64
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64
4.1.1.1 Sejarah singkat Perusahaan ... 64
4.1.1.2 Visi Perusahaan ... 64
4.1.1.3 Misi Perusahaan ... 65
4.1.1.4 Tujuan Perusahaan ... 65
4.1.1.5 Unit-unit Kegiatan/Usaha ... 65
4.1.1.6 Produksi per tahun ... 66
4.1.1.7 Job Description... 66
4.1.2 Hasil Pengukuran Variabel yang Diteliti ... 71
4.1.2.1 Analisis Data... 71
4.1.2.1.1 Pengukuran Komunikasi (X1) ... 71
4.1.2.1.2 Pengukuran Kepuasan Kerja (Variabel X2) ... 74
4.1.2.1.3 Pengukuran Motivasi Kerja Karyawan (Variabel Y) ... 76
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. 4.1.2.2.1 Gambaran Komunikasi Karyawan
(Variabel X1) ... 79 4.1.2.2.2 Gambaran Kepuasan Kerja
Karyawan (Variabel X2) ... 106 4.1.2.2.3 Gambaran Motivasi Kerja
Karyawan (Variabel Y) ... 125 4.1.3 Hasil Pengujian Statistik ... 141
4.1.3.1 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 141 4.1.3.1.1 Pengaruh Komunikasi terhadap
Motivasi Kerja Karyawan (X1 terhadap Y) ... 141 4.1.3.1.2 Pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Motivasi Kerja Karyawan (X2 terhadap Y) ... 142 4.1.3.1.3 Pengaruh Komunikasi dan
Kepuasan Kerterhadap Motivasi Kerja Karyawan (X1 terhadap Y) ... 142 4.1.3.2 Analisis Regresi ... 143
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. 4.1.3.2.2 Pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Motivasi Kerja
Karyawan (X2 terhadap Y) ... 144
4.1.3.2.3 Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerterhadap Motivasi Kerja Karyawan (X1 dan X2 terhadap Y) ... 145
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis ... 146
4.1.3.3.1 Pengaruh Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan (X1 terhadap Y) ... 146
4.1.3.3.2 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan (X2 terhadap Y) ... 147
4.1.3.3.3 Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerterhadap Motivasi Kerja Karyawan (X1 dan X2 terhadap Y) ... 148
4.2 Pembahasan ... 147
4.2.1 Komunikasi ... 147
4.2.2 Kepuasan Kerja Karyawan ... 150
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. 4.2.4 Pengaruh Komunikasi terhadap Motivasi Kerja
Karyawan ... 152 4.2.5 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja
Karyawan ... 154 4.2.6 Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja terhadap
Motivasi Kerja Karyawan ... 155
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 158 5.2 Saran ... 160
DAFTAR PUSTAKA ... 162
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Perkebunan nusantara VIII (Persero) adalah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang perkerbunan teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca. Kantor pusat di bandung dengan wilayah operasi di jawa barat.yang beralamat di Jln. Sindang Sirna no.4 Bandung Jawa Barat. Sampai saat ini PT. Perkebunan Nusantara VIII mengelola 41 kebun dan 1 unit rumas sakit yang tersebar di 11 kabupaten/kota di jawa barat. Penilitian ini dilakukan pada perkebunan wilayah Batulawang yang beralamat di jl. Raya cisaga-km 15 yang beroprasi pada komuditi perkebunan karet dan kakao. PT. Perkebunan nusantara wialayah Batualwang tentunya sangat memperhatikan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia melalui penilaian kinerja.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Bapak Ir.Setia Mulyana kepala sub bagian kekaryawan dan umum PT. Perkebunan Nusantara Wilayah Batulawang menyatakan bahwa ada beberpa prilaku yang mengidikasikan adanya penurunan tingkat motivasi kerja karyawan di PT.Perkebunan seperti masih adanya tindakan indisipliner seperti masih ditemuinya fenomena masih banyaknya karyawan yang pulang kerja lebih awal dari waktu yang ditetapkan, kemudian dalam berkerja karyawan cenderung selalu menunggu periantah atasan, dan adanya kejenuhan dalam bekerja, hal ini diindikasikan oleh karyawan yang keluar ruangan atau kantor pada saat jam kerja dengan alasan-alasan yang beragam.
Berkaitan dengan motivasi kerja penulis mengadakan pengambilan data awal melalui interview pada 10 orang karyawan. Hasil yang penulis peroleh adalah 6 diantaranya menyebutkan bahwa hubungan sesama rekan kerja memang tidak terlalu dekat, hal ini menurut para karyawan tersebut dikarenakan komunikasi yang terjalin antara karyawan hanya berlangsung di kalangan tertentu saja yang memang memiliki kelompok pertemanan sehingga karyawan yang tidak termasuk ke dalam kelompok pertemanan tersebut jarang sekali diajak berkomunikasi. Komunikasi hanya dilakukan jika memang berkaitan dengan pekerjaan saja.
yang tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi kemungkinan lebih besar absen dipekerjaannya.
Grafik 1.1
Kondisi Kehadiran Karyawan di PTP Nusantara VIII Kebun Batulawang
Sumber : Bagian Administrasi di PTPN VIII Kebun Batulawang Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa tingkat kehadiran pegawai pada tanun 2011 lebih baik jika di bandingkan dengan tahun tahun yang sebelumnya. Bahkan pada tahun 2012 kehadiran karyawan kembali mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kemangkiran karyawan sebagai bukti kurangnya motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang, hal ini masih ada karyawan dari setiap bagian yang kehadirannya kurang dari tingkat keseharusannya.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
67,5 70,5 65,5 70,78
60,5
Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, maka diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi yang harmonis baik antara karyawan dengan atasa, atasan dengan atasan atau karyawan dengan karyawan. Komunikasi yang buruk paling sering disebut sumber konflik antar pribadi, Karena para individu atau karyawan menghabiskan hampir 70% dari waktu terjaganya untuk komunikasi. Jadi salah satu kekuatan yang paling menghambat suksesnya kinerja dan produktivitas. Sedangkan bagi karyawan kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan, menyampaikan kekecewaan, kepuasan selama mereka bekerja (Robbin, 2007:391).
Selain komunikasi, kepuasan kerja juga bisa membantu meningkatkan motivasi kerja karyawan. Apabila karyawan merasa puas, maka akan termotivasi dalam kerjanya. Kepuasan sesuatu yang bersifat individu memiliki kepuasan yang berbeda sesuai dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaiain terhadap kegiatan makin tinggi kepuasan. Kepuasan dapat menggambarkan seseorang atas perasaan dirinya, senang atau tidak senang puas atau tidak puas dalam bekerja.
yang harmonis baik antar personal maupun kelompok. Dengan kata lain bahwa setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui kerjasama yang erat.
Komunikasi organisasi biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan komunikasi yang terjadi diluar perusahaan (external communication). Di dalam komunikasi internal, baik secara vertical, horizontal maupun diagonal sering terjadi kesulitan yang menyebabkan terjadinya ketidaklancaran komunikasi atau dengan kata lain terjadi miss communication. Kesulitan ini terjadi dikarenakan adanya kesalahpahaman dalam pelaksanaan pekerjaan, yakni antara kedua belah pihak dalam mencerna proses komunikasi, sehingga antara pesan yang disampaikan dengan pesan yang diterima berbeda persepsi atau arti, seperti adanya sifat egois, kurangnya keterbukaan antar pegawai, kadang kala terjadinya konflik antar pegawai yang menyebabkan suasana kerja menjadi tidak kondusif dan sebagainya, sehingga komunikasi tidak efektif dan tujuan organisasi pun sulit tercapai.
pimpinan, hal itu dikarenakan kemampuan daya tangkap dan juga struktur organisasi dari tingkat atas hingga ke bawahan terlalu panjang sehingga berakibat pada informasi tersebut menjadi bertambah ataupun berkurang.
Komunikasi organisasi merupakan aspek yang vital guna menciptakan kerjasama karena di dalamnya terdapat orang-orang atau anggota organisasi untuk memberikan informasi, saling membantu, saling mempengaruhi sehingga organisasi ini berdiri tegak. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan Komunikasi yang efektif penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi, para komunikator dan seluruh pegawai dalam perusahaan atau organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka, yang nantinya akan lebih meningkatkan kepuasan kerja pegawai dan secara tidak langsung tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan akan lebih mudah tercapai.
Sedangkan kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja (Rivai & Jauvani Sagala, 2009:856).
kurangnya intensitas komunikasi antara karyawan dan pimpinan seperti kurangnya interaksi antara rekan sekerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan manusia selalu berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dimilikinya, dicapai dan dinikmati. Untuk itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitas yang disebut dengan kerja. Meskipun tidak semua aktivitas dikatakan kerja (Rivai & Jauvani, 2009:809).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian, dengan judul “Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada PTPN VIII
Kebun Batulawang”.
1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Motivasi kerja tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, motivasi merupakan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah komunikasi, baik antara karyawan dengan atasan atau sebaliknya, maupun antar karyawan itu sendiri.
Komunikasi adalah suatu penyampaian informasi dari satu individu terhadap individu lainnya. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan, menyampaikan kekecewaan, kepuasan selama mereka bekerja. Komunikasi itu juga sangat memperkuat motivasi dengan menjelasakan kepada karyawan apa yang harus dilakukan,seberapa baik dia bekerja dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerjanya.
Selain komunikasi, faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah kepuasan kerja. Kepuasan dan rasa memiliki perusahaan yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaanya akan berpengaruh positif pada kinerjanya, begitu pula sebaliknya. Kondisi-kondisi yang ada di dalam perusahaan merupakan indikasi kepuasan kerja karyawan terhadap perusahaan. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi merupakan ciri perusahaan yang dikelola dengan baik dan pada dasarnya merupakan hasil manajemen perilaku yang efektif, di mana manajemen benar-benar dapat memahami reaksi-reaksi dari perilaku para karyawan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam perusahaan.
karyawan, pokok masalah tersebut merupakan pertanyaan yang diteliti melalui penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran komunikasi karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang?
2. Bagaimana gambaran kepuasan kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang?
3. Bagaimana gambaran motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang?
4. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang?
5. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang?
6. Bagaimana pengaruh komunikasi dan kepuasna kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang?
1.3Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran komunikasi karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
2. Untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
4. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
5. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
6. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan kepuasna kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Secara teoretis
1) Memberikan sumbangan pemilihan kepada pimpinan PTPN VIII Kebun Batulawang sehubungan dengan pengaruh pengaruh komunikasi dan kepuasna kerja terhadap motivasi kerja, dan ini sangat bermanfaat untuk menentukan kebijakan strategis dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan.
2) Memberikan sumbangan pemikiran kepada para pengembang ilmu manajemen, dan ini sangat bermanfaat untuk menentukan kebijakan teoretik khususnya dalam konteks prosedur dan proses peningkatan kepuasan kerja.
4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada sidang pembaca yang ingin mengetahui prosedur dan proses peningkatan motivasi kerja yang jelas dan transparan.
2. Secara praktis
1. Memberikan tolok ukur kepada pimpinan PTPN VIII Kebun Batulawang tentang pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi Kerja.
2. Memberikan bahan diskusi bagi mahasiswa Ekonomi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia khususnya, umumnya kepada yang berminat mengkaji tentang pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi Kerja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Penelitian ini mengkaji tiga variabel yang akan diteliti, Komunikasi (sebagai variabel X1) Kepuasan Kerja (sebagai variabel X2) dan Motivasi Kerja Karyawan (sebagai variabel Y).
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, pada bulan kedua diadakan survey langsung ke PTPN VIII Kebun Batulawang dan bulan-bulan selanjutnya penulisan skripsi ini. Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan yang ada di lingkungan PTPN VIII Kebun Batulawang. Penelitian mencoba menganalisa sampai sejauhmana pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja karyawan.
3.2Metode Penelitian dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Penelitian mi berjenis deskriptif dan verifikatif. Ada tiga variabel yang akan diteliti, variabel bebasnya yaitu motivasi dan komunikasi, variabel terikatnya yaitu kepuasan kerja. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui faktor penyebab dan analisis verifikatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik yang penekanannya untuk mengungkapkan perilaku variabel penelitian.
Waktu pelaksanaan penelitian melalui metode cross sectional yaitu dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu, tidak berkesinambungan dalam waktu yang panjang (Husain Umar 2001:45).
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai raricangan kegiatan yang akan dilaksanakan (Arikunto 2006:5 1). Desain penelitian pada skripsi ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
3.3Operasionalisasi Variabel
Definisi variabel perlu dibuat untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam menafsirkan, memahami variabel. Menurut Sugiyono (2008:42) “Variabel
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Komunikasi (X1)
Variabel Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala
Komunikasi sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua orang atau lebih yag dapat menimbulkan pemahaman dalam suatu masalah (Rivai dan Jauvani 2009:809) Komunikasi Ke bawah
1. Memberikan instruksi
2. Menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan
3. Menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian
4. Mengemukakan umpan balik tentang kinerja
Tingkat kemampuan pimpinan dalam memberikan instruksi Tingkat kemampuan
pimpinan dalam Menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan
Tingkat kemampuan pimpinan dalam menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian
Tingkat kemampuan pimpinan dalam Mengemukakan umpan balik tentang kinerja
Ordinal
Komunikasi Ke atas
1. Memberikan umpan balik ke atasan
2. Menginformasikan mereka menangani kemajuan ke sasaran
3. Menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi
Kemampuan karyawan dalam memberikan umpan balik ke atasan Kemampuan karyawan
dalam
menginformasikan mereka menangani kemajuan ke sasaran Kemampuan karyawan
dalam menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi
Komunikasi Komunikasi horizontal
1. Kerjasama antar kelompok kerjasama
2. Kerjasama antar kelompok kerja pada tingkat yang sama
3. Kerjasama antar manager pada tingkat yang sama
4. Kerjasama antar personel
Kemampuan
melakukan komunikasi dalam kerjasama antar kelompok kerjasama Kemampuan
melakukan komunikasi antar kelompok kerja pada tingkat yang sama
Kemampuan
melakukan komunikasi antar manager pada tingkat yang sama Kemampuan
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja (X2)
Variabel Sub
Variabel Indikator Pengukuran Skala
Kepuasan kerja merupakan
perasaan-perasaan yang
berhubungan dengan kepuasan atau ketidak puasan kerja cenderung mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa yang akan datang (Munandar, 2010:350) Kerja yang secara mental menantang
1. kesempatan untuk menggunakan keterampilan untuk mengerjakan tugas 2. Kebebasan berkreasi
3. Umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan
Tingkat kepuasan karyawan dalam menggunakan keterampilan untuk mengerjakan tugas
Tingkat kepuasan karyawan dalam memanfaatkan kebebasan berkreasi
Tingkat kepuasan karyawan dalam memberikan Umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan
Ordinal
Ganjaran yang pantas
1. Sistem upah
2. Kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil
3. Penempatan lokasi kerja yang diinginkan
Tingkat kepuasan karyawan dalam menerima sistem upah
Tingkat kepuasan karyawan dalam menerima kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil Tingkat kepuasan karyawan
dalam menerima Penempatan lokasi kerja yang diinginkan
Kondisi kerja yang mendukung
1. Lingkungan kerja yang mendukung pelaksanaan kerja
2. kenyamanan pribadi untuk memudahkan mengerjakan tugas
Tingkat kepuasan karyawan dalam memanfaatkan lingkungan kerja yang mendukung pelaksanaan kerja
Tingkat kepuasan karyawan dalam memanfaatkan kenyamanan pribadi untuk memudahkan mengerjakan tugas
Rekan kerja yang mendukung
1. Rekan kerja yang ramah
2. Hubungan baik antara atasan dengan karyawan 3. Interaksi sosial
Tingkat kepuasan karyawan dalam memanfaatkan rekan kerja yang ramah
Hubungan baik antara atasan dengan karyawan Hubungan karyawan dengan
Masyarakat Kesesuaian
kepribadian dengan pekerjaan
1. Bakat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka
2. Kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
pekerjaan mereka
Tingkat kepuasan karyawan dalam Bakat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Motivasi (Y)
Variabel Sub
Variabel Indikator Pengukuran Skala
Motivasi Kerja Karyawan (Y) Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku (David McClelland dalam Robbin 2007:222)
1. need for achievement
Semangat Tingkat keinginan karyawan untuk mengerjakan tugasnya
Ordinal
Orientasi hasil Tingkat keinginan karyawan untuk selalu berorientasi pada hasil kerja yang baik
Selalu ingin unggul
Tingkat keinginan karyawan untuk mencapai keunggulan dalam bekerja
Kinerja yang baik Tingkat keinginan karyawan untuk mengerjakan tugas dengan tepat waktu
Tingkat keinginan karyawan untuk menunjukan prestasi kerja yang baik
2. Need of power
Kepemimpinan Tingkat keinginan karyawan untuk memimpin rekan kerjanya
Promosi Tingkat keinginan karyawan untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi
Penghormatan Tingkat keinginan karyawan untuk mendapatkan penilaian istimewa dari atasan
Tingkat keinginan karyawan untuk dihormati
Keterlibatan Tingkat keinginan karywan untuk terlibat dalam kegiatan kantor
3. Need of afiliation
komunikasi Tingkat keinginan berkomunikasi dengan rekan kerja
Tingkat keinginan karyawan untuk menambah rekan kerja
Tingkat keinginan karywan untuk menyenangkan rekan
Kerjasama Tingkat keinginan karyawan untuk bekerja sama dengan rekan kerja
Memiliki pengaruh orang lain
3.4Jenis dan Sumber data
Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Penulis menggunakan beberapa jenis dan sumber data yang menunjang kelancaran penelitian dan untuk memperoleh informasi yang lengkap baik mengenai objek penelitian maupun hal-hal yang mendukung dalam pembuatan penelitian.
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung dengan penelitian. Sumber data primer adalah karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang subjeknya tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian, tetapi sifatnya hanya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Data sekunder diperoleh dengan cara membaca literatur-literatur serta buku - buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dalam penyusunan skripsi. Selain itu, data diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang ada di objek penelitian.
3.5Teknik Pengumpulan Data
mengambil suatu kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi merupakan pengamatan terhadap objek penelitian dengan memakai alat indera, terutama mata, dan membuat catatan hasil pengamatan itu. Pada penelitian deskriptif, observasi langsung bermanfaat untuk mengumpulkan data dan informasi, baik mengenai aspek-aspek material maupun tingkah laku manusia. Dengan observasi diharapkan memperoleh data yang benar-benar alami dari berbagai aktivitas subjek penelitian.
2) Wawancara
Dilakukan melalui pembicaraan berupa tanya jawab dengan pihak-pihak yang dianggap perlu untuk memperoleh data-data mengenai masalah yang diteliti.
3) Angket
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
b) Merumuskan item-item untuk pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai alternatif jawaban yang telah disediakan sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dengan membubuhkan tanda checklist ().
[image:30.595.116.511.245.633.2]c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
Pilihan Jawaban Bobot Nilai
Sangat Baik/ Sangat Tinggi/Sangat Kuat 5
Baik/Tinggi/Kuat 4
Cukup baik/Sedang/Cukup Kuat 3
Buruk/Rendah /Lemah 2
Sangat Buruk/Sangat Rendah/Sangat Lemah 1
4) Studi Dokumentasi
5) Studi Kepustakaan
Studi ini digunakan untuk memperoleh teori pendekatan yang berkenaan dengan penelitian ini.teori-teori yang mendukung, terutama yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti.
3.6Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel
Dalam pelaksanaan penelitian, setiap kegiatan pengumpulan data selalu berhadapan dengan obyek yang luas dan kompleks, baik berupa manusia, benda, maupun peristiwa-peristiwa. Suatu obyek yang akan diteliti biasanya disebut populasi yaitu seluruh obyek yang diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut Sugiyono (2008:57): “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang yaitu sebanyak 85 orang.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total. Hal ini berdasarkan pendapat dari Suharsimi Arikunto (2008:108) yang mengemukakan:
Sedangkan Surakhmad (2009: 22) berpendapat bahwa: Adakalanya penelitian sampel itu ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai sampel, yakni jumlah populasi itu diketahui terbatas. Untuk penyelidikan deskriptif seperti survey, sampel yang jumlahnya sebesar populasi
seringkali disebut sampel total”.
Berpijak pada definisi di atas, penulis menetapkan populasi sebagai sampel karena jumlahnya kurang dari 100 dan karena jumlah sampel sebesar jumlah populasi maka disebut sampel total yaitu sebesar 85 orang, yaitu karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
3.7Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.7.1 Pengujian Validitas Instrumen
Dalam melakukan suatu penelitian, data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan hipotesis dijawab oleh data. Instrumen pengumpulan data akan menentukan baik tidaknya data, yang pada akhirnya akan menentukan kualitas dari hasil penelitian. Maka dari itu instrumen pengumpulan data yang baik harus memenuhi dua persyaratan dalam pengujian hasil yang diteliti, yaitu valid dan realiable.
Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (validity construct) yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing-masing item yang dapat berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Untuk menentukan tingkat validitas suatu item kuisioner, maka digunakan metode korelasi Pearson Product Moment untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dua variabel atau lebih adalah sama yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2 2 2 2)
(
)
(
)
)(
(
)
(
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
XY
n
r
hitung (Riduwan, 2008:110)Keterangan:
rhitung = Koefisien korelasi
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑X2
= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2
= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
Berikut adalah keputusan pengujian validitas instrumen: 1. Item pertanyaan dikatakan valid jika ri(x-i) > rtabel.
[image:34.595.119.507.241.754.2]2. Item pertanyaan dikatakan tidak valid jika ri(x-i) ≤ rtabel.
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Variabel Komunikasi
No
Bulir hitung
r rtabel Keterangan
1 0.536 0.468 Valid
2 0.531 0.468 Valid
3 0.770 0.468 Valid
4 0.828 0.468 Valid
5 0.449 0.468 Valid
6 0.740 0.468 Valid
7 0.611 0.468 Valid
8 0.823 0.468 Valid
9 0.778 0.468 Valid
10 0.680 0.468 Valid
11 0.664 0.468 Valid
12 0.842 0.468 Valid
13 0.533 0.468 Valid
14 0.707 0.468 Valid
15 0.764 0.468 Valid
16 0.750 0.468 Valid
17 0.809 0.468 Valid
18 0.613 0.468 Valid
No
Bulir hitung
r rtabel Keterangan
20 0.700 0.468 Valid
21 0.606 0.468 Valid
22 0.708 0.468 Valid
23 0.852 0.468 Valid
24 0.764 0.468 Valid
25 0.827 0.468 Valid
26 0.644 0.468 Valid
27 0.606 0.468 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 20 responden dengan tingkat signifikansi 5% dengan n= 20-2 =18 maka didapat r tabel sebesar 0,468.
[image:35.595.113.509.97.763.2]Dengan memperhatikan tabel diatas, maka dapat disimpulkan seluruh kuesioner variabel komunikasi (X1) dinyatakan valid, karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel. Maka secara keseluruhan kuisioner variabel komunikasi tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Variabel Kepuasan Kerja (X2)
No
Bulir hitung
r rtabel Keterangan
1 0.812 0.468 Valid
2 0.871 0.468 Valid
3 0.632 0.468 Valid
4 0.652 0.468 Valid
6 0.697 0.468 Valid
7 0.865 0.468 Valid
8 0.922 0.468 Valid
9 0.846 0.468 Valid
10 0.775 0.468 Valid
11 0.804 0.468 Valid
12 0.769 0.468 Valid
13 0.827 0.468 Valid
14 0.493 0.468 Valid
15 0.561 0.468 Valid
16 0.723 0.468 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
[image:36.595.117.509.111.752.2]Dengan memperhatikan tabel diatas, maka dapat disimpulkan seluruh kuesioner variabel kepuasan kerja (X2) dinyatakan valid, karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel. Maka secara keseluruhan kuisioner variabel komunikasi tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja Karyawan (Y)
No
Bulir hitung
r rtabel Keterangan
1 0.874 0.468 Valid
2 0.852 0.468 Valid
3 0.870 0.468 Valid
4 0.774 0.468 Valid
5 0.672 0.468 Valid
No
Bulir hitung
r rtabel Keterangan
7 0.667 0.468 Valid
8 0.816 0.468 Valid
9 0.594 0.468 Valid
10 0.759 0.468 Valid
11 0.726 0.468 Valid
12 0.664 0.468 Valid
13 0.573 0.468 Valid
14 0.725 0.468 Valid
15 0.725 0.468 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dengan memperhatikan tabel diatas, maka dapat disimpulkan seluruh kuesioner variabel motivasi kerja karyawan (Y) dinyatakan valid, karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel. Maka secara keseluruhan kuisioner variabel komunikasi tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.
3.7.2 Pengujian Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Arikunto (2002:178) menyatakan bahwa realibilitas menunjukan pada
(Arikunto, 2002:171) Keterangan:
Cα = Cronbanch Alpha (Reliabilitas instrumen) k = Banyaknya butir pertanyaan
b2 = Jumlah varians butir t2 = Varians total
Sedangkan rumus variansnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
t2 = Varians total X = Jumlah skor item
X2 = Jumlah skor item dikuadratkan n = Jumlah responden
[image:38.595.108.518.231.734.2]Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan pada setiap variabel, yakni Komunikasi (X1), Kepuasan Kerja (X2) dan Motivasi Kerja Karyawan (Y). Hasil pengujian reliabilitas instrumen untuk setiap variabel dalam penelitian ini diperlihatkan pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Komunikasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Karyawan
Variabel Cαhitung Cαminimal Keterangan
Komunikasi Kepuasan Kerja Motivasi Kerja Karyawan
0,957 0,941 0,938 0,468 0,468 0,468 Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan Data
(Arikunto, 2002:166) n n X X t 2 2 2
2Hasil uji reliabilitas variabel X1, X2 dan variabel Y pada tabel di atas menunjukkan bahwa ketiganya dinyatakan reliabel. Setelah memperhatikan kedua pengujian instrumen di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel. Itu berarti penelitian ini dapat dilanjutkan artinya tidak ada sesuatu hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian dikarenakan oleh instrumen yang belum teruji kevalidan dan kereliabilitasannya.
3.8Rancangan, Pengujian dan Teknik Analisis Data
3.8.1 Rancangan Analisis Data
Dalam penelitian data mempunyai kedudukan yang penting, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya
instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (2002:126) “Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.
Data utama yang diolah dalam skripsi ini diperoleh dari angket. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan pembuatan angket. 2. Menentukan objek dan responden.
angket variabel X1 (Komunikasi), variabel X2 (Kepuasan Kerja) dan variabel Y (Motivasi Kerja Karyawan).
4. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor daftar pertanyaan yang menggunakan Skala Likert dengan ukuran ordinal artinya yang diteliti mempunyai peringkat lima urutan sebagai contoh, yaitu: sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju.
5. Memperbanyak angket. 6. Menyebarkan angket.
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner/angket terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat apakah dari komunikasi (X1) dan kepuasan kerja (X2) dan motivasi kerja karyawan (Y).
Dalam melakukan rancangan data ini, prosedur yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah didisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.
2. Skoring, yaitu pemberian skor atau bobot terhadap item-item kuesioner berdasarkan pola skoring.
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil skoring
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:
SK = ST x JB x JR
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel X1 dengan jumlah skor kriterium variabel X1 untuk mencari jumlah skor hasil angket X dengan menggunakan rumus:
Xi = X1 + X2 + X3 + X4 +...+ Xn
Keterangan: Xi = Jumlah skor hasil angket variabel
X1 – Xn = Jumlah skor angket masing-masing responden
c. Membuat daerah kategori kontium
Untuk melihat bagaimana gambaran tentang komunikasi, kepuasan kerja dan motivasi kerja karyawan secara keseluruhan yang diharapkan responden, maka penulis menggunakan daerah kategori sebagai berikut:
Tinggi = ST x JB x JR
Sedang = SD x JB x JR
Rendah = SR x JB x JR
d. Menentukan daerah kontinum untuk variabel X.
3.8.2 Teknik Analisis Data
1. Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method Successive Interval. Langkah-langkah untuk melakukan transformasi
data tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
2) Berdasarkan frekuensi yang di peroleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3) Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi komulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4) Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.
5) Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut:
Area BelowUpper Limit
Are Below Lower Limit
Limit Upper at Dencity Limit
Lower at
Dencity Value
Scale
2. Analisis Korelasi
Uji korelasi atau analisis korelasi yaitu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana hubungan antara dua variabel. Untuk mengetahui korelasinya menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment :
2 2
2 2
) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1< r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif/korelasi langsung antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.
- Jika nilai r = + 1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.
- Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.
[image:43.595.113.514.231.735.2]- Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.
Tabel 3.9
Pedoman Untuk Memberikan Klasifikasi Pengujian Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Sumber: Sugiyono (2004: 216)
3. Uji Regresi Linier
Uji regresi digunakan untuk mencari hubungan fungsional (kausalitas) antara variabel. Uji ini menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier ganda.
a. Uji Regresi Linier Sederhana, digunakan untuk memprediksi variabel motivasi kerja karyawan berdasarkan variabel komunikasi dan variabel kepuasan. Persamaan yang digunakan: Ŷ = a + bX .
Untuk mencari koefisien regresi a dan b dapat dicari dengan rumus berikut:
(Sugiyono, 2004: 245)
Menguji signifikansinya, dengan rumus:
s a b reg hitung RJK JK F Re ) / (
Dan dan kriteriapengujian hitung tabel Fhitung > Ftabel, maka signifikan.
b. Uji Regresi Linier Ganda, digunakan untuk mengetahui pola hubungan fungsional antara komunikasi dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap variabel motivasi kerja karyawan. Persamaan yang digunakan:
Ŷ= a + b1X1+b2 X 2 Keterangan:
Ŷ = (baca Y topi), subjek variabel terikat yang diproyeksikan.
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan.
2 2
2 i i i i i i i n a
2 2
a = nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
Menguji signifikansinya, dengan rumus:
22
1 1 R m
m n R Fhitung
dan kriteria pengujian hitung tabel Fhitung > Ftabel,, maka signifikan.
4. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap naik turunnya nilai Y dapat dihitung dengan menggunakan suatu koefisien yaitu koefisien determinasi. Rumusnya adalah seperti berikut:
KD = r2 x 100%
(Sudjana, 2000 :246) Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi
r2 = Koefisien Korelasi
5. Uji Hipotesis
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja karyawan terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PTPN VIII Kebun Batulawang maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Gambaran komunikasi kerja karyawan di PTPN VIII Kebun Batulawang yang terdiri dari komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi secara horizontal berada pada ketegori baik. Skor tertinggi terdapat pada kemampuan dimiliki karyawan memberikan umpan balik atasan perintahnya, sedangkan skor terendah terdapat pada ketegasan yang dimiliki pimpinan dalam menginformasikan kebijakan prosedur bawahan. Dengan demikian menunjukkan bahwa komunikasi kerja pada PTPN VIII Kebun Batulawang dinilai sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan positif dari para karyawan terhadap semua indikator dari komunikasi kerja.
2. Gambaran kepuasan kerja karyawan di PTPN VIII Kebun Batulawang yang terdiri dari kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan berada pada ketegori baik. Skor tertinggi terdapat pada Kepuasan karyawan terhadap komunikasi dengan atasan. Sedangkan skor terendah terdapat pada Kepuasan karyawan
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. terhadap pengembangan diri. Dengan demikian menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang dinilai sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan positif dari para karyawan terhadap semua indikator dari kepuasan kerja karyawan, walaupun masih ada indikator yang masih berkategori cukup baik.
3. Gambaran motivasi kerja karyawan di PTPN VIII Kebun Batulawang terdiri dari kebutuhan berprestasi, kebutuhan berkuasa dan kebutuhan berafiliasi. Skor tertinggi terdapat pada indikator keinginan berkomunikasi dengan rekan kerja. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator keinginan karyawan untuk mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Dengan demikian menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang dinilai sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan positif dari para Karyawan terhadap semua indikator dari motivasi kerja karyawan, walaupun masih ada indikator yang masih berkategori cukup baik.
4. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa komunikasi kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. Hal ini terbukti dengan nilai koefisien korelasi dengan kategori cukup kuat. Artinya terdapat pengaruh yang positif dari komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan.
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. koefisien korelasi yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup kuat dari kepuasan kerja terhadap motivasi kerja.
6. Diketahui bahwa komunikasi dan kepuasan kerja memiliki pengaruh yang tinggi terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. Artinya, bahwa motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh komunikasi dan kepuasan kerja karyawan secara positif dan berkategori tinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PTPN VIII Kebun Batulawang , peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak instansi dalam hal meningkatkan motivasi kerja karyawan :
1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai komunikasi kerja di PTPN VIII Kebun Batulawang mempunyai hasil yang relatif baik, namun masih ada yang perlu diperhatikan. Khususnya dalam hal ketegasan yang dimiliki pimpinan dalam menginformasikan kebijakan prosedur kepada bawahan, hendaknya atasan/pimpinan memiliki keseriusan dalam menginformasikan kebijakan prosedur kepada bawahan, sehingga segala sesuatu mengenai kebijakan prosedur yang berlaku dapat diketahui oleh semua karyawan dengan baik.
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. ada yang perlu diperhatikan, terutama dalam hal kepuasan karyawan terhadap pengembangan diri. Hendaknya atasan/pimpinan memiliki memberikan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berinisiatif, sehingga dapat meningkatkan kreativitas para karyawan tersebut.
3. Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi kerja karyawan di PTPN VIII Kebun Batulawang mempunyai tanggapan dari Karyawan dengan respon yang positif, namun masih ada yang perlu diperhatikan. Khususnya dalam hal tingkat kesesuaian hasil kerja dengan target pekerjaan yang ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengawasan serta perhatian dan bantuan pimpinan secara berkala dan terus-menerus melalui peningkatan sosialisasi berkala yang lebih jelas tentang tugas, hak dan kewajiban mereka baik secara verbal dan non verbal dalam lingkungan kerja, misalnya dengan membuat bagan tugas, hak dan kewajiban dan target kerja yang harus dicapai dalam ruangan kerja.
4. Hasil penelitian mengenai pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan di PTPN VIII Kebun Batulawang diketahui memiliki pengaruh yang tinggi. Ini berarti komunikasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada perusahaan untuk tetap mempertahankan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan indikator-indikator yang peneliti gunakan dalam variabel komunikasi kerja.
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT. lain yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja seperti prestasi kerja, lingkungan kerja, stres kerja, disiplin kerja, sistem kompensasi, desain pekerjaan dan yang lainnya. Oleh karena itu, disarankan untuk sebaiknya dilakukan perbaikan dan juga melakukan penelitian kembali terhadap faktor-faktor lain yang memberikan kontribusi yang besar pada Motivasi kerja karyawan.
6. Berdasarkan hasil penghitungan hipotesis penelitian secara simultan mengenai pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja karyawan diketahui nilai Fhitung > Ftable. ini berarti, komunikasi dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada perusahaan untuk tetap mempertahankan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan indikator-indikator yang peneliti gunakan dalam mengukur variabel komunikasi dan kepuasan kerja.
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.
---. 2008. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arni, Muhammad, 2007, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara. Daft, Ricard L. 2003. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Hasibuan M.2007. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.A. Anwar P. (2001). Manajemen SDM Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munandar, Ashar. 2010. Psikologi industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.
Rivai, Veithzal dan Sanggala, Jauvanni Ella. 2009, Manajemen Sumber Daya Manusis Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Robbins, Stepen, P. 2007. Perilaku Organisasi, Konsep-Kontroversi-Aplikasi, Edisi
Saydam, Gouzali, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management Jilid 2), Jakarta : PT Toko Gunung Agung.
Siagian, Sondang P, 2006, Perilaku Organisasi, Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia
Sugiyono 2001. Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
---, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Aris Eka Putra, 2013
Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Pada PT.
Internet.
http://repository.upi. Edu.