• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESENIAN GENYE DI SANGGAR LEUWEUNG SENI KABUPATEN PURWAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESENIAN GENYE DI SANGGAR LEUWEUNG SENI KABUPATEN PURWAKARTA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KESENIAN GENYE DI SANGGAR LEUWEUNG SENI

KABUPATEN PURWAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh Hilda Maulany

0900014

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

(2)

Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

KESENIAN GENYE DI SANGGAR

LEUWEUNG SENI KABUPATEN

PURWAKARTA

Oleh Hilda Maulany

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan BahasadanSeni

© HildaMaulany 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

HILDA MAULANY

KESENIAN GENYE DI SANGGAR LEUWEUNG SENI KABUPATEN PURWAKARTA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

E. Dedi Dj. Rosala, S.Sen.,M.Hum. NIP.195703041983031001

Pembimbing II

Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M.Hum. NIP. 197703122005011002

Mengetahui

(4)

ABSTRAK

(5)

Abstract

(6)

DAFTAR ISI

1. Performances Studies ( Pengkajian Penampilan)…………... 8

(7)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….... 25

1. Prestasi Sanggar ..……… 27

2. Kemasan Kesenian Genye ………..…………... 28

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan……….. 29

1. Latar Belakang Kesenian Genye ...………. 29

2. Bentuk Raja Genye, Prajurit Genye dan Rakyat Genye dalam Kesenian Genye………. 31

C. Bentuk Penyajian Kesenian Genye ..………. 37

1. Pelaku (Pemain) ……… 40

2. Musik Iringan ……… 45

3. Tata Rias dan Tata Busana ……… 46

4. Pola lantai……… 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 61

B. Saran ………….………... 62

DAFTAR PUSTAKA ………. 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 62

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian………. 25

2. Raja Genye………. 32

3. Prajurit Genye.……… 34

4. Rakyat Genye………. 36 5. Tokoh Pandita ……… 40

6. Umbul-umbul ………. 41

7. Penari Prajurit Genye ………. 42

8. Penari Nyere ………... 43

9. Penari Pencak Silat ……… 43

10. Penari Badawang ………... 44

11. Penari Belok ……… 45

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara ………... 66

2. Data Responden ……… 67

3. Foto-foto Dokumentasi ………. 68

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang

digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. “Seni secara sederhana dapat diartikan merupakan pengungkapan estetis daripada kebudayaan sebagai manifestasi kreativitas kehidupan manusia yang berkaitan dengan keindahan lahir maupun keindahan bathin” (Kurdiana, 1996:93). Kurdiana juga mengungkapkan bahwa seni adalah produk seniman

aktif sebagai hasil empirik, ekspresif maupun intuitif tujuannya

menyampaikan gagasan-gagasan atau amanat-amanat kepada masyarakat

yang kurang peka terhadap fenomena alam sekelilingnya. Karya seni bisa

berupa keindahan, hiburan yang mempunyai makna sebagai alat pendidikan

dalam arti pendidikan moral mental spiritual. Kesenian dapat mempererat

solidaritas dalam suatu masyarakat, karena dalam kesenian aktivitas dan

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Umar Khayam dalam

Tarmizi (2012:10) mengungkapkan sebagai berikut:

Kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat, sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri, masyarakat yang menyangga kebudayaan dan dengan demikian juga kesenian mencipta, memberikan peluang untuk kemudian menciptakan kebudayaan baru.

Kesenian yang dimiliki dari setiap daerah berbeda-beda karena

kesenian itu menjadikan ciri khas dari daerah tersebut. Seperti yang

diungkapkan oleh Herdiani (2003:72) sebagai berikut:

(11)

2

di daerah tersebut, dengan kata lain kesenian dapat menjadi identitas atau dapat mencerminkan sifat masyarakatnya.

Sejalan dengan pendapat diatas, Tarmizi (2012: 12) mengungkapkan sebagai berikut:

Kesenian dalam kehidupan manusia merupakan ciri khas sesuatu daerah dimana dengan berkesenian orang dapat mengenal kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai adat istiadat yang berlaku pada daerah tersebut. Keberagaman kesenian yang tumbuh dan berkembang disuatu daerah merupakan aset dan kebanggaan dari masyarakat pendukungnya serta menjadi ciri khas daerah tempat tumbuh dan berkembangnya kesenian itu.

Kesenian yang beragam di kalangan masyarakat menjadikan posisi

seni dalam berbagai masyarakat berbeda-beda, ini disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat itu sendiri yang sangat beragam dan kompleks. Seperti

yang diumgkapkan oleh Sedyawati (2006:125) sebagai berikut:

Ada masyarakat di mana kesenian betul-betul merupakan suatu pranata „mandiri‟ sebagai sarana pemenuhan salah satu kebutuhan hidup manusia yang dikenali sebagai sarana pemenuhan salah satu kebutuhan hidup manusia yang dikenali sebagai suatu kebutuhan tersendiri, sementara dalam masyarakat lain mungkin kesenian adalah sesuatu yang bersifat „pendukung‟ saja terhadap pranata tertentu, misalnya pranata agama.

Di Kabupaten Purwakarta, terdapat beranekaragam kesenian, seperti

kesenian Buncis, Domyak, Wayang Golek, Seni Ulin Kobongan, Jaipong dan

kesenian yang akhir-akhir ini sedang di perbincangkan yaitu Kesenian Genye.

Kesenian ini termasuk ke dalam kesenian kreasi baru. Kesenian Genye

(12)

3

pertunjukan dan artistiknya, kesenian Genye adalah kesenian helaran dalam

bentuk arak-arakan.

“Seni helaran adalah kesenian yang digelarkan dalam bentuk pesta arak-arakan, menelusuri jalan secara beramai-ramai”. (Atik Soepandi,

dkk,.1993:105). Dengan penari berjumlah banyak, para penari wanita

membawa sapu lidi dan seikat lidi, sedangkan para penari pria membawa

Genye yaitu semacam orang-orangan yang terbuat dari anyaman lidi.

Kesenian ini biasanya dipertunjukkan pada perayaan Hari Jadi Kota

Purwakarta, atau pada perayaan-perayaan besar. Kesenian ini juga telah

dipentaskan pada acara-acara besar, salah satunya di acara Kemilau Nusantara

sebagai perwakilan dari Jawa Barat dan berhasil meraih juara. Walaupun

demikian, pada umumnya masyarakat Purwakarta belum banyak mengetahui

kesenian Genye itu sendiri, baik mengenai latar belakang penciptaannya,

maupun bentuk pertunjukannya kesenian Genye.

Kesenian Genye diciptakan pada tahun 2010 oleh para seniman

Purwakarta dan tidak tak terlepas dari pengalaman pribadi sang inspirator

Seni Genye itu sendiri yaitu Drs. Deden Guntari selaku seniman dan juga

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos

dan Telekomunikasi (Dishubbudparpostel) di Kabupaten Purwakarta.

Menurut Deden Guntari bahwa: “Genye merupakan singkatan dari Gerakan

Nyere, nyere (lidi) simbol untuk beubeursih (bersih-bersih)”. Genye ini

mempunyai makna kebersamaan dan kesatuan seperti ikatan sapu lidi yang

dapat membersihkan Purwakarta secara bersama. Genye itu berbentuk

badawang yang menyerupai raksasa, terbuat dari padanan peralatan

kebersihan dari lidi dan peralatan dapur. Badawang tersebut sengaja dibuat

abstrak tanpa ada bagian-bagian tubuh seperti mata dan lainnya, hal ini untuk

menghindari pemahaman yang salah.

Genye diperankan oleh penari yang memiliki peran sebagai Rakyat

(13)

masing-4

masing penari, ada penari laki-laki dan juga penari wanita yang dilengkapi

dengan peralatan sapu lidi. Mereka sebagai rakyat disimbolkan dengan tarian

gerakan menyapu. Sementara Prajurit Genye yang dilengkapi dengan

peralatan semacam ayakan yang terbuat dari anyaman bambu dan anyaman

daun pandan yang dilengkapi sapu lidi, menggambarkan seorang prajurit yang

sedang siaga menggunakan tameng dan memecutkan beberapa batang lidi.

Terakhir yang disebut Raja Genye, semacam badawang yang berukuran besar

dengan tinggi 4 hingga 5 meter, terbuat dari berbagai peralatan dapur dan sapu

lidi, yang diperankan puluhan penari pria dengan cara menggotongnya. Di sisi

lain para penabuh alat musik sunda, semacam dog-dog, tam-tam dan lainnya,

mengiringi para penari genye.

Sanggar Leuweung Seni merupakan satu-satunya sanggar yang

mengembangkan kesenian Genye di Kabupaten Purwakarta. Di sanggar ini

tempat para seniman-seniman Purwakarta berkumpul, berdiskusi, berkreasi

serta tempat siswa-siswi sanggar berlatih Kesenian Genye.

Kesenian Genye masih terbilang kesenian yang masih muda diantara

kesenian-kesenian lainnya di Kabupaten Purwakarta, walaupun demikian

kesenian ini sudah banyak digemari oleh masyarakat. Selain dijadikan sebagai

pertunjukan disetiap event di Purwakarta, kesenian ini memiliki prestasi

diberbagai lomba tingkat provinsi.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk menjadikan objek penelitian

karena kesenian Genye memiliki keunikan dari bentuk pertunjukkannya dan

kesenian ini belum ada yang menjadikannya sebagai penelitian karya ilmiah.

(14)

5

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa identifikasi masalah yaitu

penciptaan kesenian Genye, bentuk penyajian kesenian Genye, struktur gerak

pada tari Genye, busana kesenian Genye, tata rias kesenian Genye, musik

iringan kesenian Genye. Untuk mempermudah pembahasan masalah-masalah

yang akan diteliti agar lebih fokus dan spesifik, maka peneliti merumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang terciptanya Kesenian Genye di Sanggar

Leuweung Seni Kabupaten Purwakarta?

Menjelaskan tentang Kesenian Genye di Sanggar Leuweung Seni

Kabupaten Purwakarta dari berbagai aspek seni pertunjukan.

2. Tujuan khusus:

a. Memperoleh data mengenai latar belakang terciptanya Kesenian Genye

di Sanggar Leuweung Seni Kabupaten Purwakarta.

b. Mendeskripsikan mengenai bentuk Raja Genye, Prajurit Genye dan

Rakyat Genye dalam Kesenian Genye di Sanggar Leuweung Seni

Kabupaten Purwakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

(15)

6

Memberikan kontribusi didalam menambah sumber pustaka, serta dapat

pula dijadikan sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa yang masih

menimba ilmu di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

2. Jurusan Pendidikan Seni Tari Upi Bandung

Memberikan kontribusi dalam menambah sumber pustaka yang ada di

jurusan dan dapat dibaca oleh para mahasiswa.

3. Bagi Para Pelaku Seni

Mampu memberikan motivasi untuk lebih meningkatkan,

mengembangkan, serta melestarikan Kesenian Genye sebagai salah satu

kesenian di Kabupaten Purwakarta.

4. Bagi Peneliti

Memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kelestarian Kesenian

Genye di Kabupaten Purwakarta dengan cara mendokumentasikannya

kedalam bentuk karya tulis, sehingga Kesenian Genye dapat terangkat dan

dikenal oleh khalayak luas.

5. Bagi Pemerintah Setempat

Menambah pendokumentasian kesenian Kabupaten Purwakarta serta dapat

lebih menjaga dan melindungi kelestarian ksenian daerah.

6. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan kepustakaan dan pengetahuan kesenian daerah, serta

pelestarian bagi upaya menanamkan seni bagi masyarakat. Peningkatan

rasa cinta dan bangga bagi masyarakat dan diharapkan masyarakat dapat

lebih mencintai bentuk-bentuk kesenian daerahnya.

(16)

7

E. Struktur Organisiasi

Bab I dalam skripsi ini merupakan uraian tentang latar belakang

masalah, yang isinya acuan peneliti dan penjelasan peneliti tentang alasan

mengambil penelitian dalam skripsi ini, kemudian terdapat rumusan masalah

yang menjadi acuan dalam pembahasan dalam penelitian, selanjutnya tujuan

penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak dan yang terakhir yaitu

struktur organisasi.

Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang menguatkan dalam

penelitian, diantaranya teori Performances Studies, seni pertunjukan, seni dan

kreativitas, dan seni dan proses penciptaan.

Bab III berisi tentang uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti

yaitu dengan menggunakan metode-metode yang sesuai untuk penelitian.

Adapun uraian dari isi metode penelitian diantaranya, lokasi dan subjek

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, analisis data, dan langkah-langkah penelitian.

Bab IV merupakan penjabaran dari semua hasil penelitian dan

pembahasan yang di dalamnya membahas tentang data-data hasil penelitian

dan analisis hasil penelitian oleh peneliti.

Bab V berisi tentang kesimpulan atau ringkasan dari hasil penelitian

dan saran sebagai tindak lanjut dari hasil peneitian.

Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang terdiri

dari daftar pustaka buku-buku yang digunakan peneliti dan disertai oleh

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian oleh peneliti yaitu

Sanggar Leuweung Seni yang beralamatkan di Kelurahan Ciseureuh

Kabupaten Purwakarta. Peneliti mengambil penelitian di lokasi ini karena

hanya satu-satunya sanggar yang mengembangkan Kesenian Genye di

Kabupaten Purwakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Kesenian Genye di Sanggar Leuweung Seni

Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analisis.

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan

gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab

pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu subjek penelitian pada saat

ini (Darmadi, 2011:7). Metode ini dipilih karena penelitian ini

menitikberatkan pada deskripsi, pemaparan, penjelasan, dan analisis data yang

didapatkan di lapangan yang ada hubungannya dengan latar belakang

terciptanya dan bentuk penyajian Kesenian Genye, yang akan diungkapkan

(18)

17

dalam Tarmizi (2012:13) menyatakan penelitian kualitatif selalu bersifat

deskriptif. Artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk

deskriptif. Fenomena tidak berupa angka-angka atau koefisien tentang

hubungan antar variabel. Data yang terkumpul berupa kata-kata atau

gambaran.

C. Definisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman dan pelaksanaan penelitian di

lapangan, serta untuk menyamakan presepsi atau pandangan serta pemahaman

antara pembaca dan peneliti, maka akan dijelaskan definisi operasinal secara

singkat mengenai pengertian yang digunakan dalam penelitian yang

dilakukan. Kayam dalam Tarmizi (2012:10) mengungkapkan Kesenian adalah

ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri, masyarakat yang menjaga

kebudayaan dan kesenian yang mencipta, mengembangkan untuk kemudian

menciptakan kebudayaan baru lagi. Genye dipahami sebagai bentuk semacam

orang-orangan yang besar yang terbuat dari anyaman yang diusungkan dalam

kesenian Genye, yaitu kesenian helaran yang dibawakan secara arak-arakan

dengan membawakan seikat lidi dan orang-orangan besar yang terbuat dari

anyaman. Kesenian Genye berkembang di Sanggar Leuweung Seni yaitu salah

satu sanggar seni yang berada di Kabupaten Purwakarta, yang merupakan

salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Barat yang kali ini sedang

mewujudkan sebagai kabupaten yang unggul dalam bidang budaya.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi

Teknik observasi merupakan metode mengumpulkan data

dengan mengamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung

(19)

18

mengukur, dan mencatat kejadian. Hadi dalam Sugiyono (2011: 145)

mengemukakan bahwa “ Observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis

dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Observasi bisa dikatakan merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian,

perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan

dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal

observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau

informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus

melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data

atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan

pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal

itu sudah diketemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema

yang akan diteliti. Berikut penjelasan tentang pelaksanaan obsevasi

yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Observasi pertama, dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10

November 2012, objek observasi adalah mengenai Kesenian

Genye di Sanggar Leuweung Seni. Pada observasi ini peneliti

melihat lokasi sanggar yang berada di Perumahan Bumi Hegar

Asih Cimaung Kabupaten purwakarta. Peneliti mengamati keadaan

sanggar, menemui pimpinan atau pemilik sanggar dan pelatih di

sanggar tersebut.

(20)

19

3. Observasi ketiga, dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17

November 2012, pada observasi ini peneliti menanyakan tentang

Kesenian Genye secara keseluruhan, seperti bagaimana proses

penciptaan dan bentuk penyajian Kesenian Genye.

4. Observasi keempat, dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 18

November 2012, pada observasi ini peneliti melihat langsung

pertunjukan Kesenian Genye yang digelar pada acara Parade

Kesenian Purwakarta. Peneliti mengamati busana dan rias para

penari Genye.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil

bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab

atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (pemandu wawancara) (Nazir, 2011: 193). Wawancara

digunakan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai objek

penelitian yang akan diteliti dengan metode tanya jawab langsung

pada narasumber. Responden yang diwawancarai adalah tokoh-tokoh

yang memliki kompetensi pada obyek yang di teliti. Adapun beberapa

orang yang dijadikan narasumber dalam wawancara ini diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara pertama dilakukan pada hari Sabtu tanggal 17

November 2012, peneliti mewawancarai Bapak Yusman Kamal

selaku pimpinan Sanggar Leuweung Seni Kesenian Genye

mengenai latar belakang terciptanya Kesenian Genye, dan bentuk

penyajiannya.

2. Wawancara kedua dilakukan pada hari Minggu tanggal 17

November 2012, peneliti mewawancarai Bapak Drs. Deden

(21)

20

belakang penciptaan dan gambaran umum mengenai kesenian

Genye.

3. Wawancara ketiga dilakukan pada hari Minggu tanggal 17

November 2012, peneliti mewawancarai Beni Arisyahbani selaku

seniman dan peñata gerak mengenai struktur koreografi pada tari

Genye dan musik iringannya.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk melengkapi data yang

dibutuhkan dalam penelitian dengan cara menggali dari berbagai

sumber berupa buku-buku, majalah-majalah, media informasi dan

media bacaan lainnya. Untuk memperoleh buku sumber, peneliti

mengunjungi perpustakaan yang ada di Universitas Pendidikan

Indonesia dan perpustakaan daerah Kabupaten Purwakarta. Buku yang

berhail diperoleh peneliti diantaranya buku tentang kesenian, buku

seni pertunjukkan, buku mengenai ragam cipta seni, serta

sumber-sumber lain yang menunjang dalam penelitian ini. Adapun buku-buku

yang mendominasi dan menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Jurnal Panggung (2003) oleh Narawati. Dalam jurnal ini dijelaskan

tentang pengkajian penampilan yang merupakan terjermahan dari

buku Performances Studies yang ditulis oleh Richard Schecler.

b. Arak-Arakan Seni Pertunjukan dalam Upacara Tradisional di

Madura (2000) oleh Yayasan Untuk Indonesia. Dalam buku ini

(22)

21

bentuk pertunjukan, acara sajian/pertunjukan, tata busana,

gerak-gerak tarian dan cara menyajikannya serta perkembangan dan

estetika pada seni pertunjukan di Jawa Barat.

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang

tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain

sebagainya. Serta menggunakan alat bantu berupa camera, handycam,

dan alat bantu lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto

(1997:236) bahwa: “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal

-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya”.

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

pedoman wawancara, yang berupa bentuk pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan penelitian sebagai pegangan dan dijadikan obyek

penelitian untuk mendapatkan data-data yang akurat dan terpercaya.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi

pustaka dan dokumentasi dikumpulkan, sebelum data diolah data tersebut

diedit terlebih dahulu. Yang perlu diperhatikan dalam mengedit data yaitu

catatan harus sempurna dalam arti semua pertanyaan harus terjawab,

memperjelas catatan sehingga menghilangkan keraguan, mengubah

kependekan-kependekan yang dibuat menjadi kata-kata atau kalimat yang

penuh, dan melihat data konsisten atau tidak. Adapun pengolahan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi

(23)

22

b. Mengelompokan data yang sesuai dengan permasalahan.

c. Menganalisis data. Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu

urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk

dibaca ( Nazir, 2011: 358). Penganalisisan dilakukan setelah data-data

yang terkumpul dari hasil penelitian disederhanakan. Kemudian

disesuaikan dengan buku-buku atau literatul serta hasil dokumentasi yang

menunjang, sehingga dapat menghasilkan jawaban dan kesimpulan dari

permasalahan yang diteliti.

d. Menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh.

e. Memaparkan atau mendeskripsikan laporan yang merupakan kegiatan

akhir dari serangkaian penelitian.

Setelah seluruh data dianalisis sesuai metode yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif analisis, kemudian diuraikan

untuk dijadikan sebagai bahan laporan. Penulisan laporan penelitian dilakukan

peneliti untuk mengumpulkan data-data yang telah diolah dari hasil penelitian

untuk dijadikan sebuah tulisan karya ilmiah skripsi dalam bidang seni tari.

F. Langkah-Langkah Penelitian

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan bahan

dan mefokuskan kepada permasalahan yang akan diteliti sebelum terjun ke

lapangan.

(24)

23

Peneliti melakukan observasi awal dengan mengunjungi Bapak Drs.

Deden Guntari sebagai penggagas kesenian Genye dan Bapak Yusman

Kamal selaku pimpinan Sanggar Leuweung Seni untuk meminta

kesediaannya, kesenian Genye dijadikan sebagai objek penelitian.

Selanjutnya observasi dilakukan dengan mencari sumber-sumber melalui

tulisan-tulisan, buku penunjang, juga konsultasi dengan nara sumber

secara langsung, sehingga mendapat gambaran sesuai dengan apa yang

dikehendaki dalam pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini peneliti

memperoleh beberapa bahan yang dapat digunakan untuk melanjutkan

penelitian.

c. Menentukan Judul dan Topik Penelitian

Setelah melihat fenomena yang terjadi pada Kesenian Genye dan

ditemukan masalah-masalah yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian

dalam penelitian yang akan diajukan kepada dewan skripsi untuk diseleksi. Adapun judul yang pertama diajukan adalah “Simbol dan Makna Genye pada Kesenian Genye di Kabupaten Purwakarta”, namun dengan berbagai pertimbangan dan alasan-alasan dari dewan skripsi,

akhirnya ditemukan judul yang akan dijadikan objek penelitian adalah “Kesenian Genye di Sanggar Leuweung Seni Kabupaten Purwakarta”. d. Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah penentuan judul

disetujui oleh dewan skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari, Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Seni. Hal ini dilakukan dengan konfirmasi lebih

lanjut kepada dosen pembimbing.

e. Penyelesaian Administrasi Penelitian

Sebelum ke lapangan, terlebih dahulu peneliti harus melengkapi

beberapa surat perijinan guna membantu kelancaran dalam pelaksanaan

(25)

24

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Kegiatan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari bulan

November 2012 merupakan proses awal yang dilakukan dalam penelitian

sebagai acuan penelitian selanjutnya. Kemudian dengan melakukan

kunjungan ke beberapa perpustakaan guna memperoleh data yang

diperlukan.

b. Pengolahan data

Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan cara

menyusun data yang diperoleh dari observasi di lapangan.

c. Meringkas data

Kegiatan meringkas data ini meliputi penyeleksian,pengklasifikasian

data mentah yang diperoleh di lapangan ke dalam bentuk tulisan. Data

mentah itu kemudian diseleksi dan diklasifikasikan berdasarkan aspek

permasalahan yang telah diungkapkan dalam penelitian.

3. Penulisan Laporan

Kegiatan akhir dalam penelitian ini adalah menyusun data ke dalam

bentuk laporan. Untuk kesempurnaan laporan, peneliti melakukan bimbingan

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesenian Genye merupakan kesenian kreasi baru yang diciptakan oleh

seiman-seniman Purwakarta. Diciptakannya kesenian ini karena menanggap

pentingnya kesenian untuk Kabupaten Purwakarta, sehingga dengan adanya

Kesenian Genye ini diharapkan akan menjadi kebanggan Kabupaten

Purwakarta.

Genye itu sendiri berbentuk seperti orang-orangan atau badawang

terbuat dari nyere, perabot kebersihan dan perabot kebersihan. Genye ini

dibawa dengan cara digotong oleh penari. Kesenian Genye merupakan kreasi

baru dengan bentuk pertunjukan helaran yang dipergelarkan di arena terbuka,

akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dipergelarkan di ruang

tertutup. Jumlah pemain tidak terpaku dengan yang sudah ditentukan, tetapi

disesuaikan dengan kebutuhan pertunjukan. Andaikan arena yang

dipergunakan kecil, maka pemain dapat dikurangi dan sebaliknya apabila

arena yang dipergunakan besar maka pemain dapat ditambah.

Kesenian Genye menerapkan konsep arak-arakan yang diperbesar, diperbanyak serta dibuat lebih semarak. Konsep “diperbesar” pada kesenian ini yaitu terdapat pada bentuk Genye yang dibuat lebih besar dan tinggi,

Genye yang dibuat ebih besar dan lebih tinggi itu adalah Raja Genye. Konsep “diperbanyak” terdapat pada jumlah pemain Genye yang dibuat lebih banyak didalamnya, siantaranya yaitu Prajurit Genye, Rakyat Genye, penari

umbul-umbul, penari pencak silat, pemain belok, serta para pemain musik. Terakhir

untuk menyemarakan penyajian arak-arakan kesenian Genye menggunakan

properti yang dihias sedemikian rupa, seperti umbul-umbul dan properti sapu.

(27)

62

Makna intrinsik yang terdapat pada bagian Raja Genye yaitu,

untuk bagian kepala dibuat dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran

kepala Prajurit Genye, memiliki arti bahwa seorang pemimpin harus

memiliki pemikiran yang lebih besar atau luas. Ukuran perut atau bagian

tengah Raja Genye dibuat lebih besar dari ukuran perut atau bagian tengah

Prajurit Genye, artinya seorang pemimpin harus mempunyai hati yang besar

dalam memimpin, mempunyai perasaan yang lebih peka terhadap rakyatnya.

Ukuran bagian bawah Raja Genye lebih besar dari bagian bawah Prajurit

Genye, memiliki arti bahwa seorang pemimpin harus mempunyai langkah

yang besar untuk memimpin rakyat-rakyatnya. Langkah-langkah yang bisa

diikuti oleh rakyatnya untuk mencapai satu tujuan demi kepentingan

bersama.

B. Saran

Dalam perkembangan kesenian tidak pernah bisa berdiri sendiri, tetapi

harus ada kerja sama dari berbagai pihak yaitu pencipta seni, penikmat seni

serta masyarakat. Jika semua itu dapat terjalin dengan baik maka berdampak

pada keberhasilan dan kemajuan kesenian daerah, sehingga akan mendapatkan

arah yang nantinya dapat diterima para penikmat.

Penelitian ini dalam dunia pendidikan diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan apresiasi siswa-siswa sekolah agar dapat melestarikan serta

mengembangkan kesenian daerah sehingga kesenian daerah tidak gampang

punah, selain itu diharapkan perhatian pemerintah daerah setempat karena

(28)

63

Peneliti mengharapkan adanya perhatian dari Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata untuk dapat mengelola kesenian yang ada di daerah Kabupaten

Purwakarta dan lebih memperhatikan keberadaan serta memberikan fasilitas

para seniman agar kesenian khususnya kesenian Genye tetap bertahan.

Peneliti berharap dengan adanya penulisan hasil penelitian ini akan

bermanfaat sebagai perubahan-perubahan yang lebih baik untuk kemajuan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Amir dkk. 2007. Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: BASEN PRESS.

Atik dkk. 1993. Ragam Cipta:Mengenal Seni Pertunjukan Daerah Jawa Barat. Bandung: CV Sampurna.

Caturwati, Endang. 1997. Tata Rias dan Busana Tari Sunda. Bandung: STSI PRESS BANDUNG

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ghazali, Hassan. 2012. Teori-Teori Pendidikan Seni.

http://sen1budaya.blogspot.com/2012/09/teori-teori-pendidikan-seni.html?m=1.

[Online: 21 Agustus 2013]

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kurdiana, Rachmat. 1996. Ilmu Budaya Sunda. Bandung: UNIVERSITAS PASUNDAN

Kusmayati dkk. 1996. Seni Pertunjukan Indonesia. Yogyakarta: MSPI.

Latifah, Diah dan Sulastianto. 1994. Pendidikan Seni 1. Bandung: Ganeca Exact.

Narawati, Tati. 2003. Jurnal Panggung

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2011). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

(30)

65

Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Gambar

Gambar
gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERAN DALAM PERBEDAAN PENDAPAT SISWA MELALUI DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Bentuk gotong royong tolong menolong yang masih di pertahankan diantaranya berada di lingkungan RT 07 dimana ketika ada warganya akan membangun rumah tetangga

SARWITA LESTARI PANJAITAN : Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Aksesi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L .) Lokal Humbang Hasundutan Pada Berbagai Dosis Iradiasi Sinar

[r]

Pengaruh iradiasi sinar gamma pada tanaman bawang merah dalam peubah amatan bobot segar umbi dan bobot kering umbi, pertumbuhan dan hasil umbi tanaman kontrol lebih baik

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai

Sikap merupakan salah satu iaktor intern yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk. Sikap merapakan iaktor yang tepat untuk meramalkan perilaku di masa yang