PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK
BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA
KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah dasar
Oleh:
oleh
Laharja Ridwan Mustofa
1004393
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laharja Ridwan Mustofa 1004393
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK
BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA
KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dra. Hj. Kurniasih, M. Pd. NIP. 195906231985032003
Pembimbing II
Eni Nuraeni, S. Pd., M. Pd. NIP. 197606052001122001
Diketahui,
Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK
BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA
KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
oleh
Laharja Ridwan Mustofa 1004393
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Laharja Ridwan Mustofa2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
ABSTRAK
Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Daur Air di Kelas V Semester 2
SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Oleh :
Laharja Ridwan Mustofa 1004393
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGATAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GRAFIK ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Hipotesis Tindakan ... 5
F. Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Pendekatan Inkuiri ... 7
B. Hasil Belajar ... 14
C. Materi Pokok Yang diteliti ... 16
D. Penerapan Pendekatan Inkuiri ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Metode dan Desain Penelitian ... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subjek Penelitian ... 29
D. Prosedur Penelitian ... 29
E. Instrumen Penelitian ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G. Pengolahan dan Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Rekomendasi ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR LAMPIRAN ... 66
DAFTAR TABEL
2.1 Sintak Proses Inkuiri ... 9
3.1 Prosentase Nilai LKS dan Kategorinya ... 37
4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 40
4.2 Daftar dan Kategori Nilai LKS Siklus I ... 42
4.3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 47
4.4 Daftar dan Kategori Nilai LKS Siklus II ... 48
4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus III ... 53
4.6 Distribusi Hasil Evaluasi Siswa Siklus III ... 54
DAFTAR GRAFIK
4.1 Rata-rata Nilai Evaluasi Siswa ... 56
DAFTAR GAMBAR
2.1 Tahapan Inkuiri ... 9
2.2 Daur Air Siklus Pendek ... 20
2.3 Daur Air Siklus Sedang ... 21
2.4 Daur Air Siklus Panjang ... 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Sekolah Dasar (SD) meliputi berbagai mata pelajaran, salah
satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam adalah
penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak lepas dari hakikatnya sebagai
proses. IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan teori-teori. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses adalah memahami
bagaimana mengumpulkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya.
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan, serta mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat. Adapun tujuan mata pelajaran IPA
tersebut direalisasikan melalui pembelajaran.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) ditegaskan
bahwa pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Hal ini seperti
yang diharapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP. 2006) yang
mengatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Menurut pengalaman penulis (sebagai guru), pelaksanaan pembelajaran di
2
lebih aktif daripada siswa. Guru lebih banyak menerapkan pendekatan ceramah
sehingga menyebabkan siswa kurang bergairah dalam belajar. Jarang dijumpai
keaktifan siswa belajar yang lebih, seperti berdiskusi, melakukan penemuan,
menguji suatu konsep atau teori. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru
terhadap model-model pembelajaran yang ada. Rendahnya perolehan hasil belajar
pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat, menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar
siswa dan kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran yang berkualitas. Hal
ini terbukti dengan perolehan nilai belajar siswa yang hanya mencapai rata-rata
72,78 atau daya serap 72,78% di bawah Ktiretia Ketuntasan Minimum (KKM)
mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan yaitu 75 atau daya serap minimal
mencapai 75% setiap siswa, dengan jumlah siswa yang mencapai KKM baru 22
siswa atau 61,11% dari 36 siswa, sedangkan 14 siswa atau 38,89 % masih berada
di bawah KKM. Maka guru perlu melakukan evaluasi diri untuk perbaikan nilai
pada mata pelajaran tersebut.
Keadaan di atas mengimplikasikan perlu adanya suatu upaya untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan siswa,
pemahaman konsep IPA, dan sikap ilmiah sekaligus meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil kajian pustaka ada beberapa pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan salah satunya adalah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri
dapat diterapkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPA. Hal ini mengacu
kepada karakteristik pendekatan inkuiri. Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini
adalah guru tidak mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk
belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode
yang digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh siswa, dapat
ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa dan guru.
Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari belajar.
Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.
Pendekatan inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran dimana guru dan
murid sama-sama mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan
3
penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan
eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. “Pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan” (Iskandar, 1997:48). “Proses
inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, nara sumber, dan penyuluh
kelompok. Pada siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan” (Hamalik, 2007:221). Joseph (1976) juga berpendapat bahwa melatih siswa dengan proses inkuiri dapat membantu mereka untuk
memahami produk IPA dengan tepat.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan
Daur Air di Kelas V Semester 2 SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”. Dengan demikian, maka diharapkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA akan lebih meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah
penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan pendekatan inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA?. Untuk memperjelas
permasalahan tersebut, maka secara khusus dibuat rumusan pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila
dengan menerapkan pendekatan inkuiri?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila
dengan menerapkan pendekatan inkuiri?
3. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Setiap kegiatan tentunya memiliki tujuan, begitu pula dengan
penelitian ini. Secara umum yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan tentang Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan
Daur Air di Kelas V Semester 2 SDN Pancasila Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat.
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendekripsikan:
a. Perencanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila
dengan menerapkan pendekatan inkuiri.
b. Pelaksanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila
dengan menerapkan pendekatan inkuiri.
c. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Pokok
Bahasan daur air dengan menerapkan pendekatan inkuiri.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Adapun manfaatnya adalah :
1. Bagi siswa
a. Memberikan motivasi belajar agar anak didik lebih berminat terhadap
mata pelajaran IPA sehingga nilai prestasi belajarnya meningkat.
b. Memudahkan siswa dalam memahami konsep daur air.
c. Menigkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan
melalui proses pembelajaran inkuiri yang dilakukan secara tahap
5
2. Bagi Guru
Diharapkan dapat membantu memberikan solusi dan mempermudah dalam
pembelajaran serta dapat menumbuhkan budaya meneliti untuk memperbaiki
kinerja sehingga dapat meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran IPA.
3. Bagi Sekolah
Sebagai sarana penunjang pencapaian ketuntasan kurikulum (tarap serap
kurikulum) dan sarana perkembangan sekolah menuju peningkatan mutu
pembelajaran dalam menghadapi era globalisasi ke arah perbaikan demi kemajuan
siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Dengan menerapkan pendekatan (inkuiri), maka hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA pokok bahasan daur air di Kelas V semester 2 SDN Pancasila
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat akan meningkat.
F. Definisi Operasional
Dalam upaya menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang
terdapat dalam judul penelitian, maka perlu adanya penjelasan terhadap
istilah-istilah tersebut.
1. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Model pembelajaran inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki masalah-masalah yang ingin diketahui hingga mereka mengetahui
sendiri jawaban atas permasalahan tersebut dengan tahapan sebagai berikut: (1)
Ask (bertanya), (2) Invesigate (penyelidikan), (3) Create (menghasilkan), (4)
Discuss (diskusi), (5) Reflect (refleksi).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil pengukuran pencapaian siswa dalam
memahami konsep daur air yang diukur oleh tes.
3. Mata Pelajaran IPA
Mata Pelajaran IPA di sini adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat
6
4. Daur Air
Daur air merupakan salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam mata
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu
pada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru di kelasnya yang menjadi
tanggung jawabnya, dengan bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses pembelajaran, dengan menggunakan beberapa
siklus. Prosedur pelaksanaannya yang dikembangkan oleh Kemmis,
Stephen, & Mc Taggart dan Robin (Kasihani Kasbolah, 1998:113) yaitu
melalui empat tahap meliputi (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan,
(3) Observasi, dan (4) Refleksi.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian berisi tahapan kegiatan pembelajaran penelitian
tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus dimana tahapan
ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, dan observasi tindakan, ketiga
hal ini sangat penting dilaksanakan karena merupakan hal pokok dalam
pelaksanaan penelitian, ketika hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus
atau kegiatan pertama terlihat kurang memuaskan maka akan diperbaiki
pada pertemuan selanjutnya, dan dicarikan solusi-solusi terbaik untuk
kegiatan pembelajaran pada siklus kedua.
Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas
disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart
(Kasihani Kasbolah, 1998:113), Desain penelitian tindakan kelas seperti apa
28
[image:17.595.114.511.108.626.2]
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbolah, 1998:113)
Bentuk penelitian diatas diharapkan dapat mengembangkan
profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas pendidikan IPA di
SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam
memecahkan masalah actual pembelajaran IPA di lapangan. Observasi tindakan I
Analisis dan refleksi Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Masalah
Rencana Tindakan I
Hasil, temuan, kesimpulan dan rekomendasi Observasi tindakan III Analisis dan refleksi Tindakan III Pelaksanaan Tindakan III
Rencana Tindakan III
Hasil, temuan, kesimpulan dan rekomendasi
Observasi tindakan II
Analisis dan refleksi Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Rencana Tindakan II
29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pancasila
beralamat di Jalan Peneropongan Bintang No 52 Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat.
Sekolah tersebut dijadikan sebagai tempat penelitian karena peneliti
termasuk salah satu staf pengajar di Lembaga Pendidikan tersebut.
Penelitian tentang penerapan pendekatan inkuiri terhadap konsep daur air.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan, dari bulan maret
sampai bulan juni 2013.
C. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelas V SDN Pancasila
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah siswa 36 orang
yaitu dengan siswa laki-laki 23 orang dan siswa perempuan 13 orang.. Penelitian
dilakukan di kelas V dengan alasan adanya kekurangan pemahaman siswa
terhadap konsep daur air.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Setelah melakukan pembicaraan dengan kepala sekolah tentang
rencana penelitian serta masalah perizinan dan segala hal yang berkaitan
dengan hal-hal yang dipergunakan selama penelitian, peneliti berdiskusi
dengan pihak guru yang berada di SDN Pancasila untuk menentukan
observer yang akan bekerjasama dengan peneliti. Adapun hal yang
dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun rencana tindakan yang
akan dilakukan dalam pembelajaran. Perencanaan disusun secara reflektif
dan kolaboratif antara peneliti dan guru kelas berdasarkan hasil temuan yang
ada di lapangan yang akan digunakan untuk mengatasi tindakan berikutnya.
a. Pra Tindakan
30
1). Mendiskusikan dengan guru tentang rencana penelitian sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2). Didahului dengan analisis kurikulum kemudian merancang
pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri, merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun rencana
pelaksanaan yang akan dilakukan terdiri dari pelaksanaan PBM untuk
siklus I dengan pokok bahasan yaitu daur air. Setiap siklus meliputi
tahap ask (bertanya), tahap investigate (penyelidikan), tahap create
(menghasilkan), tahap discuss (diskusi), dan tahap reflect (refleksi).
Untuk siklus II dilaksanakan apabila pada siklus I belum mencapai
target yang diinginkan, begitu pula untuk siklus berikutnya.
b. Persiapan Tindakan
Persiapan pada tahap ini terdiri dari :
1). Penentuan observer.
2). Penyusunan instrumen penelitian.
3). Penetapan waktu pengumpulan data.
4). Penetapan waktu dan cara pelaksanaan refleksi.
5). Penetapan waktu dan hal-hal lain untuk penyusunan
perencanaan ulang.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model siklus belajar
(Inkuiri) meliputi :
a. Membuka pelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas untuk memncing siswa membuat pertanyaan dan
memotivasi siswa dalam belajar.
c. Mengarahkan siswa agar berkelompok untuk melakukan percobaan
dan diskusi dengan metode yang telah direncanakan guna memperoleh
data. Setelah siswa melakukan diskusi dan percobaan, setiap
kelompok ditugaskan untuk membacakan dan melaporkan hasil
31
d. Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi.
e. Tahap penutup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Pemberian waktu untuk bertanya kepada siswa.
2). Pemberian pos tes sebagai pengukur tercapainya indikator.
3. Tahap Observasi
Observasi merupakan upaya untuk mendapatkan informasi dari
sebuah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan
metode inkuirinya. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan penelitian, karena observasi merupakan alat untuk mengetahui
singkronisasi tindakan dengan rencana yang dibuat serta hasil yang di
dapatnya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Kasiani Kasbolah
(1998: 91-92); (Dadan; 2008 : 32) tentang fungsi observasi :
a. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh tindakan yang sedang berlangsung,
data diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.
Pada tahap observasi ini, tindakan yang dilakukan peneliti adalah
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan melalui instrumen-instrumen
pengumpul data yang direncanakan dan dipersiapkan berupa lembar
observasi, dalam lembar observasi berisi tahapan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru dengan menggunakan model pembelajaran inkuri, dan
juga pada lembar observasi siswa berisi tentang aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran, alat evaluasi berupa soal-soal dan
pendokumentasiannya. Dari hasil observasi ini, nantinya akan terlihat
apakah tindakan penelitian sudah menunjukkan hasil yang diharapkan atau
belum dan dari hasil observasi ini pula akan terlihat sejauh mana
pelaksanaan metode inkuiri dapat dilaksanakan baik oleh guru maupun oleh
siswa dan dari hasil observasi inilah dijadikan rujukan untuk melangkah
32
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis, mencoba mencermati hasil
tindakan yang telah dilakukannya kemudian dicari apa yang telah terlaksana
dan apa yang belum tercapai dari tujuan atau target yang telah ditetapkan.
Tahap ini menjadi penting untuk dilaksanakan karena menjadi sebuah tahap
dimana kita dapat menyadarkan diri kita tentang sejauh mana keberhasilan
kita dalam melakukan pembelajaran, bahkan mungkin kita bias menemukan
perbaikan pada tahap selanjutnya.
Kasbolah (1998: 100) mengemukakan bahwa pada dasarnya refleksi
merupakan kegiatan analisis interprestasi dan eksplanasi (penjelasan)
terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan, karena itu
refleksi dalam penelitian tindakan kelas tidak hanya dilakukan pada akhir
tindakan, refleksi seyogyanya dilakukan :
a. Pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan.
b. Ketika tindakan sedang dilakukan.
c. Setelah tindakan dilakukan.
Setelah merefleksikan semua hal yang terjadi selama kegiatan yang
telah dilaksanakan, barulah merumuskan hal-hal yang harus dilakukan
kembali sebagai upaya perbaikan dan solusi dari kekurangan yang
didapatkan.
E. Instrumen Penelitian
Insrtumen Penelitian merupakan alat atau perlengkapan yang dapat
digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh
kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen
yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dan akan diuraikan sebagai
berikut.
1. Lembar Observasi.
Untuk memudahkan kegiatan pengobservasian maka peneliti membuat dan
menetapkan lembaran pedoman observasi yang berguna untuk mengarahkan
33
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS dibuat berdasrkan tujuan yang ingin dicapai, dan materi yang akan
diajarkan. Digunakan untuk mempermudah siswa tentang pemahaman dan
keterampilan siswa pada waktu pembelajaran kelompok.
3. Lembar tes
Lembar tes dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, sedangkan tujuan
yang ingin capai adalah untuk mengetahui taraf penugasan siswa atas materi yang
telah diajarkan (Syah, 2008 : 201- 202). Fungsinya adalah untuk mengukur taraf
penguasaan siswa dari hasil belajar siswa atas materi yang telah diajarkan, jika
hasil pos tes dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelumnya, akan dapat
diketahui seberapa jauh pengaruh dari pembelajaran yang telah diberikan dan
dapat pula diketahui bagian-bagian mana dari penyajian materi yang belum
dipahami siswa (Ibrahim dan Syaodih, 1996 : 131). (Soal terlampir).
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat peneliti selama tindakan berlangsung, peneliti
mencatat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada saat pembelajaran.
Berdasarkan catatan lapangan, peneliti mempunyai data tentang kejadian atau
peristiwa yang terjadi saat penelitian berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dapat dalam berbagai seting, sumber dan cara. Menurut
Sugiyono (2006:308) bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada
seting alamiah (natural setting) misalnya di sekolah. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data (sumber primer) atau sumber yang tidak
langsung memberikan data, misalnya melalui orang lain atau dokumen (sumber
sekunder). Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau tekhniknya, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan misalnya dengan observasi (pengamatan),
34
Merujuk kepada pendapat di atas, maka untuk mendukung dan
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik
pengumpulan data yang akan digunakan adalah yang bersifat deskriptif kualitatif
yang yang dilakukan dalam berbagai seting, sumber dan cara.
Prosedur pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dapat
dilakukan dan ditetapkan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan setelah
menentukan instrumen penelitian dalam pengumpulan data yang akan dilakukan.
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang ditetapkan dalam menggali data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk mengumpulkan data ini dilakukan sebagai berikut:
1. Observasi
Pengumpulan data melalui observasi merupakan kegiatan yang dilakukan
peneliti dan observer dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengkaji dan
menganalisis data dilapangan sesuai dengan permasalahan yang dimunculkan
dalam penelitian ini. Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer untuk
menelaah langsung kegiatan belajar mengajar sehingga diperoleh hasil penelaahan
yang berfungsi untuk bisa menetukan rencana tindakan selanjutnya. Observasi
lebih ditekankan kepada pengukuran aspek-aspek kegiatan pembelajaran yang
terjadi dilapangan. Untuk memudahkan kegiatan pengobservasian maka peneliti
membuat dan menetapkan lembaran pedoman observasi yang berguna untuk
mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan pembelajaran
IPA dengan pendekatan inkuiri. Pengamatan dilakukan secara terbuka oleh
observer dan diketahui oleh siswa serta dilakukan pada waktu proses
pembelajaran secara langsung dengan tujuan untuk melihat peristiwa yang terjadi.
Tekhnik observasi ini dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.
Selanjutnya dianalisis dalam diskusi balikan sesudah tampilan pembelajaran
35
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni berupa lukisan, puisi, patung, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2006:329).
Elliot dalam Wiriaatmadja (2005:121) menyatakan bahwa dokumen dapat
digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang
berkaitan dengan permasalahan dalam Penelitian Tidakan Kelas. Dokumen yang
digunakan dapat berupa silabus dan rencana pembelajaran, berbagai macam ujian
dan tes, laporan diskusi, laporan tugas siswa, atau contoh essay yang ditulis siswa.
Merujuk kepada pendapat para ahli di atas, dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini, peneliti akan menggunkan rencana pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
(LKS), catatan lapangan/jurnal, foto kegiatan pembelajaran, termasuk kedalamnya
lembar hasil observasi dan lembar hasil penilaian sebagai dokumen. Sehingga
dengan dokumen-dokumen tersebut diharapkan Penelitian Tindakan Kelas ini
memiliki kredibilitas yang cukup tinggi.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam
menyusun dan mengkaji data yang diperoleh sehingga mampu menyajikan
informasi untuk menjawab masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data ini sebagai
berikut:
1. Pengecekan kelengkapan data. Pengecekan kelengkapan data ini merupakan
kegiatan dalam memeriksa keberadaan data yang diperoleh sihingga
diketahui dan diyakini kelengkapannya. Kegiatan ini dilakukan untuk
memberikan keyakinan bahwa data yang diperoleh dapat memberikan
kejelasan terhadap masalah yang ditetapkan.
2. Pentabulasian data. Pentabulasian data merupakan suatu upaya yang
dilakukan dalam mengklasifikasikan data sehingga mampu dikelompokkan
36
3. Analisis data. Analisis data merupakan pengkajian yang dilakukan peneliti
terhadap data yang diperoleh dari lapangan sehingga dihasilkan pandangan
yang diaplikasikan pada tindakan kelas. Analisis data yang dugunakan
adalah tekhnik analisis data kualitatif dengan persentase. Analisis data
dilakukan dengan mangacu pada hasil pengamatan berupa perilaku dan hasil
kerja siswa yang dikumpulkan dan dipilah sesuai dengan fokus yang
ditetapkan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif kualitatif, dengan langkah-lagkah sebagai berikut :
1. Analisis terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode inkuiri yang meliputi ask (bertanya), investigate
(penyelidikan), create (menghasilkan), discuss (diskusi), reflect (refleksi).
2. Analisis terhadap proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru da
peserta didik dengan cara metode inkuiri yaitu : konsep awal peserta didik,
melakukan percobaan, diskusi kelompok, melaporkan hasil percobaan dan
membuat kesimpulan.
3. Analisis terhadap hasil pembelajaran peserta didik, dengan cara membuat
daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan, dan diprosentasikan. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui nilai peserta didik (N) dan mencari rata-rata kelas
(R) adalah sebgai berikut :
N = Skor yang diperoleh x 100 Skor ideal
R = Jumlah nilai seluruh siswa x 100 Jumlah siswa
Untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa kategori pemahaman
siswa dalam model pembelajaran inkuiri dengan data tes yang masuk
dirata-ratakan, dikelompokkan dan diprosentasekan untuk memperoleh nilai persen
berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Apabila siswa
mendapatkan nilai ≥ 75 maka dinyatakan tuntas, sedangkan siswa yang mendapat
37
Begitupun juga dengan penilaian LKS walaupun tidak dijadikan penilaian
akhir tetapi dijadikan bahan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
[image:26.595.115.517.175.628.2]pembelajaran yang diinterpretasikan dalam table 3.1.
Tabel 3.1
Prosentase Nilai LKS dan Kategorinya
No Nilai Prosentase Kategori
1. ≥ 90 ≥ 90% Baik sekali
2. 70-89 70-89% Baik
3. 50-69 50-69% Cukup
4. 30-49 30-49% Kurang
5. ≤ 29 ≤ 29% Sangat kurang
(Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud, 1980)
Setelah selesai menganalisa data, maka langkah selanjutnya adalah
pemberian makna terhadap hasil analisis, sehingga peneliti dapat merefleksikan
apa yang terjadi, dan merencanakan kembali pembelajaran selanjutnya dengan
61
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian dan temuan-temuan dalam penelitian, penggunaan
metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
khususnya pada konsep daur air, hal ini terbukti bahwa :
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri
berbeda dengan pendekatan lainnya. Perencanaan pembelajaran inkuiri harus
memenuhi tahapan-tahapan yaitu (1) fase bertanya atau ask (2) fase penyelidikan
atau investigate (3) fase menghasilkan atau create (4) fase diskusi atau discuss (5)
fase refleksi atau reflect. Hal ini terlihat dari aktivitas guru dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ke siklus II sampai siklus III
mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik.
2. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, siswa
dapat termotivasi untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, hal ini terlihat dari
kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa berani
dalam mencurahkan pendapat di depan kelas dan dapat mengahargai teman
kelompok dalam memberikan pendapat saat berdiskusi. Begitu pula kerjasama
dalam kelompok terlihat saling mendukung. Hal ini pun terbukti dari
meningkatnya nilai LKS pada setiap siklus, yaitu pada siklus I perolehan nilai
rata-rata sebesar 83,33 meningkat sebesar 3,34 poin atau 3,34% menjadi 86,67
pada siklus II dan menjadi 91,67 pada siklus III atau meningkat sebesar 5,00 poin,
secara keseluruhan peningkatan perolehan nilai 8,34 poin atau 8,34%.
3. Setelah guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
inkuiri, terlihat peningkatan pada perolehan nilai siswa pada siklus I nilai
rata-ratanya sebesar 75,75 lalu meningkat sebesar 5,87 poin pada siklus II menjadi
81,62 dan kembali meningkat pada siklus III menjadi 84,58 dengan peningkatan
sebesar 2,96 poin. Maka data ini membuktikan dengan pendekatan pembelajaran
62
B. Rekomendasi
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dikemukakan beberapa
rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dalam
upaya perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam
penerapan pendekatan inkuiri yaitu :
1. Sebelum melaksanakan pembelajaran inkuiri harus membuat perencanaan
yang sangat matang. Jadi agar hasil yang didapat maksimal maka dalam
penyusunan perencanaan harus betul-betul mengkaji teori-teori tentang bagaimana
tahapan-tahapan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri, bagimana
prinsip-prinsip pendekatan inkuiri sehingga apa yang dilaksanakan sesuai dengan
apa yang direncanakan.
2. Keberhasilan penerapan pendekatan inkuiri ini tidak terlepas dari
penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Sarana pendidikan adalah “segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan
pendidikan tercapai. Dengan demikian kewajiban sekolah untuk memenuhi semua
sarana pembelajaran agar dalam pelaksanaannya menjadi lancar dan hasilnyapun
menjadi lebih baik.
3. Agar memperoleh efektifitas dan optimalisasi dalam pembelajaran terutama
mata pelajaran IPA maka disarankan untuk menerapkan pendekatan inkuiri karena
pendekatan inkuri memiliki langkah-langkah yang sangat cocok untuk menggali
keterampilan proses siswa dalam mencari sebuah konsep. Akan tetapi penggunaan
pendekatan inkuiri dalam jumlah siswa yang banyak tidak akan berhasil dengan
optimal dan dibutuhkan siswa yang memiliki kemampuan integensi yang tinggi
agar hasilnya lebih baik. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi siswa yang
memiliki intelegensi rendah pun bisa mendapatkan hasil yang bagus apabila
dilakukan dengan terus-menerus dan dibimbingan oleh guru secara intensif.
Begitupun juga agar dalam penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman siswa dan siswa lebih efektif, guru harus menstimulasi motivasi
siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus mempunyai kemampuan
63
mampun kelompok, dan kemampuan dalam melakukan penilaian (evaluasi).
Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut : (1)
guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas
(persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problemik) dan
sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi
belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya
fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya kebebasan siswa untuk
berpendapat, berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar,
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: BSNP
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata
Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta : Depdiknas.
Ganjar, Dadang. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Tandur Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP pada
Pembelajaran Fisika. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Haryanto. (2004). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga
Hinrichsen, Jolene. (1999). Science inquiry in the classroom. Oregon: Northwest Regional Educational Laboratory.
Iskandar, M. Srini. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud
Kasbolah, E.S, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Depdikbud. Bandung
Megawati, Hesty. (2007). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Pembelajaran Latihan Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP
Sekolah Laboratorium Percobaan UPI. Skripsi UPI Bandung. Tidak
diterbitkan
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan). Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Nurasmara, Nira. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Pokok Bahasan
Gerak Lurus. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Purnamasari, Julita. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran
Rangkaian Listrik Arus Searah. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dikjen Dikti
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses
Pendidikan). Jakarta: Kencana Media Grup
Semiawan, Conny dkk. (1990). Pendekatan Keterampilan Proses ‘Bagaimana
Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar’. Jakarta: PT Gramedia
Sumantri, Mulyani. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana
Supriatna, Aca. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Stand Berbasis
Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak
diterbitkan
Yuniar, Ratna. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Inquiry Terbimbing (Guided Inquiry) Pada Pokok Bahasan Momentum dan Impuls Untuk Meningkatkan Keterampilan berpikir Kritis dan Prestasi
Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Blogspot.com Page. (2011). pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching. Tersedia: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching.html
Himitsuqalbu.wordpress.com (2011). metode inkuiri Tersedia: http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/03/metode-inkuiri/
Inquiry Page. (2004). Inquiry Process. Tersedia : http://www.inquiry.uiuc.edu/inquiry/process.php3
Inquiry Page. (2004). Our Definition of Inquiry. Tersedia : http://www.inquiry.uiuc.edu/inquiry/definition.php3