• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN PERMUKIMAN PADA BEBERAPA KECAMATAN DI DAS BATANG KURANJI (Studi kasus Kecamatan Pauh, Kuranji, Nanggalo dan Padang Utara di Kota Padang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN PERMUKIMAN PADA BEBERAPA KECAMATAN DI DAS BATANG KURANJI (Studi kasus Kecamatan Pauh, Kuranji, Nanggalo dan Padang Utara di Kota Padang)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN PERMUKIMAN

PADA BEBERAPA KECAMATAN

DI DAS BATANG KURANJI

(Studi kasus Kecamatan Pauh, Kuranji, Nanggalo dan Padang Utara di Kota Padang)

T E S I S

Oleh :

SOVIA IRAWATI NO. BP. 1220512020

PROGRAM STUDI MAGISTER PERENCANAAN PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

(2)

PADA BEBERAPA KECAMATAN DI DAS BATANG KURANJI

Oleh : Sovia Irawati

Di bawah Bimbingan :

Prof. Dr. Adrimas, SE, MS dan Prof. Dr. Firwan Tan, SE, M.Ec, DEA.Ing

Ringkasan

Seiring pertambahan penduduk di suatu daerah juga membutuhkan

pertambahan lahan untuk menampung segala aktifitas penduduk didalamnya, ini

akan mengakibatkan perubahan fungsi lahan dari non permukiman menjadi

permukiman. Perubahan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya akan

mengakibatkan degradasi lahan yang dapat menimbulkan dampak bencana alam

dan kerusakan lingkungan lainnya. Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Kuranji

merupakan salah satu lahan yang berkembang sebagai kawasan permukiman di

Kota Padang. Luapan Sungai Batang Kuranji yang sering terjadi belakangan ini

membuktikan telah terjadi degradasi lahan akibat alih fungsi lahan yang tidak

sesuai peruntukannya.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan

perkembangan permukiman penduduk pada beberapa Kecamatan di DAS Batang

Kuranji, menganalisis kesesuaian lahan untuk permukiman pada beberapa

Kecamatan di DAS Batang Kuranji dan menganalisis ketersediaan sarana dan

prasarana permukiman pada beberapa Kecamatan di DAS Batang Kuranji.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan diatas adalah

analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik scoring dan

overlay/tumpangsusun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan permukiman selama

(3)

tangga rata-rata. Dari analisis kesesuaian lahan permukiman pada Kecamatan

Pauh, Kecamatan Kuranji, Kecamatan Nanggalo dan Kecamatan Padang Utara di

DAS Batang Kuranji, lahan yang sesuai adalah 71,67 Km2 dan yang baru dimanfaatkan untuk kawasan permukiman adalah 7,2 Km2 atau 10,05 %. Sehingga kawasan yang berpotensi untuk kawasan permukiman adalah 64,47

Km2 (89,95 %). Permukiman eksisting yang berada diluar lahan sesuai

permukiman hasil analisis adalah 1,5 Km2 atau 17,24 % dari luas permukiman eksisting. Dan hasil analisis ketersediaan sarana dan prasarana permukiman yang

meliputi prasarana jalan cukup memenuhi kebutuhan penduduk, sarana

pendidikan berdasarkan penduduk usia sekolah telah memenuhi kebutuhan dan

sarana kesehatan sebagian besar telah memenuhi kebutuhan penduduk. Tetapi

untuk sarana perdagangan khususnya pasar lingkungan belum memenuhi

kebutuhan penduduk karena ketersediaanya hanya 18,70 %.

Berdasarkan hasil analisis, perencanaan pengembangan kawasan

permukiman di DAS Batang Kuranji dapat dilakukan dengan beberapa strategi

yaitu pemerataan pembangunan setiap daerah dan menciptakan kawasan yang

sesuai untuk permukiman. Strategi tersebut dapat direalisasikan dengan beberapa

program seperti pengendalian pemanfaatan ruang dan peningkatan sarana dan

prasarana permukiman sehingga tercipta kawasan permukiman yang sesuai secara

(4)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dari tahun ketahun terus meningkat

maka kebutuhkan akan rumah sebagai tempat tinggal juga meningkat, oleh karena

itu kebutuhan lahan untuk pembangunan rumah juga semakin tinggi. Jika

pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan

menyebabkan banyak penduduk yang memanfaatkan lahan yang rawan bencana

sebagai lahan permukiman. Pemanfaatan lahan daerah rawan bencana sebagai

permukiman merupakan suatu bentuk ketidaksesuaian dalam pemanfaatan lahan

(Suryanto, 2007).

Pada awalnya pembangunan berkembang dipusat kota, seiring berjalannya

waktu pusat kota menjadi jenuh sehingga pembangunan mengarah kepinggiran

kota seperti daerah aliran sungai. Chair (2002) juga menyatakan saat ini banyak

kota-kota besar yang tumbuh dan berkembang pada daerah aliran sungai. Ini akan

mengakibatkan pemanfaatan lahan pertanian dan hutan di pinggir kota menjadi

lahan permukiman, perdagangan, jasa dan sebagainya.

Jika perubahan lahan tersebut tidak sesuai dengan fungsinya maka akan

merubah ekosistem sumber daya yang ada. Perubahan tersebut dapat

mengakibatkan degradasi lahan yang memberikan dampak berupa bencana alam

seperti banjir, erosi, tanah longsor dan kerusakan lingkungan lainnya.

Kota Padang memiliki luas wilayah 694,96 Km2 atau 1,65 % luas Propinsi

(5)

Kecamatan dan 104 (seratus empat) Kelurahan. Sebagai Ibukota Provinsi

Sumatera Barat, Kota Padang mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup

tinggi. Rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Padang dalam sepuluh tahun

terakhir adalah 1,57% dengan kepadatan penduduk 1.260,14/Km2 pada tahun

2010 (BPS, 2010).

Karena sungai sebagai salah satu sumber air yang merupakan kebutuhan

utama bagi kehidupan sehingga permukiman berkembang dengan pesat disekitar

Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai Batang Kuranji merupakan salah satu sungai

besar di Kota Padang, sungai ini memiliki panjang 17 Km dan melewati 4 (empat)

Kecamatan di Kota Padang. DAS Batang Kuranji merupakan salah satu lahan

yang berkembang sebagai kawasan permukiman di Kota Padang, ini dapat dilihat

dari peningkatan jumlah penduduk di bagian hulu DAS Batang Kuranji yaitu

Kecamatan Kuranji dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2,77 % dan

Kecamatan Pauh 3,75 % dari tahun 2000 hingga 2010 (BPS, 2010). Kepadatan

penduduk berkaitan erat dengan daya dukung (carrying capacity) suatu wilayah.

Indicator umum yang dipakai adalah rasio kepadatan penduduk yaitu rasio yang

menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau

berapa banyaknya penduduk perkilometer persegi pada tahun tertentu (BPS,

2010).

Luapan Sungai Batang Kuranji yang terjadi pada beberapa waktu lalu

mengakibatkan banjir di bagian hulu dan tengah DAS Batang Kuranji, hal ini

diakibatkan oleh pembalakan liar dikawasan hulu dan alih fungsi lahan berupa

(6)

merendam 10 Kelurahan di Kecamatan Pauh, Lubuk Begalung dan Nanggalo

dengan ketinggian air 2,5 m. Luapan tersebut memberikan dampek putusnya

jembatan Kelawi di Kotopanjang Limaumanis, 20 rumah dan 2 mushala hanyut

(Padang Ekspres,2012). Hal ini telah membuktikan bahwa DAS Batang Kuranji

telah mengalami kerusakan/degradasi akibat perubahan fungsi lahan.

Kawasan permukiman bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal bagi

penduduk tetapi juga merupakan tempat yang menampung segala aktifitas

penduduk sehingga tercipta interaksi sosial. Lahan juga dimanfaatkan sebagai

pembangunan sarana dan prasarana permukiman untuk mendukung aktifitas

penduduk didalamnya.

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian kesesuaian kawasan

permukiman pada beberapa Kecamatan di DAS Batang Kuranji.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai latar belakang diatas, maka pertanyaan penelitian (research question)

ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana perkembangan permukiman penduduk pada beberapa

Kecamatan di DAS Batang Kuranji.

2) Bagaimana kesesuaian lahan untuk permukiman pada beberapa

Kecamatan di DAS Sungai Batang Kuranji.

3) Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana permukiman pada

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1) Mendeskripsikan perkembangan permukiman penduduk pada beberapa

Kecamatan di DAS Sungai Batang Kuranji.

2) Menganalisis kesesuaian lahan untuk permukiman pada beberapa

Kecamatan di DAS Sungai Batang Kuranji.

3) Menganalisis ketersediaan sarana dan prasarana permukiman pada

beberapa Kecamatan di DAS Batang Kuranji.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

1) Sumbangan pemikiran dan pemasukan bagi pemerintah Kota Padang

dalam pengembangan kawasan permukiman pada beberapa Kecamatan

di DAS Batang Kuranji.

2) Sebagai bahan referensi penelitian bagi pihak-pihak yang berkompeten

dalam kasus yang sama.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian diatas

maka ruang lingkup penelitian analisis kesesuaian kawasan permukiman pada

beberapa Kecamatan di DAS Batang Kuranji meliputi :

1) Penelitian ini dilaksanakan pada Kecamatan-kecamatan bagian hulu

hingga hilir yang terletak di sepanjang DAS Batang Kuranji yaitu

Kecamatan Pauh, Kecamatan Kuranji, Kecamatan Nanggalo dan

(8)

3) Kesesuaian lahan permukiman di DAS Batang Kuranji dari aspek

kemiringan lahan, ketinggian lahan, sempadan sungai, sempadan pantai

dan potensi air tanah.

4) Ketersediaan sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana

perdagangan/niaga dan prasarana jalan di DAS Batang Kuranji.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tesis ini mengikuti sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pendahuluan pada bab 1, menguraikan latar belakang dari pelaksanaan

penelitian ini; perumusan masalah yang menggambarkan pokok

permasalahan yang akan diteliti; tujuan penelitian; manfaat yang dapat

diambil dari hasil penelitian; ruang lingkup penelitian yang diambil agar

penelitian ini terfokus; serta sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Didalam melaksanakan penelitian, dibutuhkan banyak studi literatur untuk

mendukung seluruh proses penelitian. Hasil studi literatur diletakkan pada

bab 2, yaitu Kajian Pustaka, berisi mengenai konsep permukiman,

pemanfaatan DAS sebagai kawasan permukiman, Kesesuaian lahan

permukiman serta penelitian yang berkaitan dengan lahan di Daerah Aliran

(9)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Agar alur setiap tahapan pada penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

secara akademis, maka pada bab 3 dipaparkan mengenai Metodologi

Penelitian, mencakup lokasi penelitian, data dan sumber data, metode

pengolahan data dan variable penelitian.

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada bab 4 menggambarkan gambaran umum lokasi penelitian meliputi

letak geografis dan luas lokasi penelitian, kondisi fisik dasar dan kondisi

social ekonomi daerah penelitian.

BAB V. HASIL PENELITIAN

Pada bab 5 merupakan data, pengolahan data dan hasil penelitian yang

digunakan untuk mengatahui kondisi jumlah penduduk, penyebaran

penduduk dan jumlah rumah tangga. Selain itu untuk mengetahui kesesuaian

lahan dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk kawasan permukiman.

BAB VI. PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DI DAS BATANG KURANJI

Pada bab ini berisi tentang perencanaan permukiman yang sesuai dan

kebijakan permukiman dan pengembangan permukiman di Kota Padang.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN

Bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian dan saran yang telah

Referensi

Dokumen terkait

“Istilah Sains dan teknologi adalah kata atau frasa yang diguna sebagai nama atau lambang atau membawa makna konsep, lambang, proses, keadaan atau sifat yang

Kesemua maklumat ini membuktikan bahawa masyarakat Tamil zaman cangam memiliki amalan kebudayaan dan corak kehidupan yang tersendiri. Setiap amalannya mempunyai

Ahli Ekonomi Islam (Ulama yang pakar Ekonomi) telah Ijma’ tentang keharaman bunga

Pada saat terjadi error siswa dengan mudah mengatasinya 85 100 Frekuensi siswa bertanya kepada observator rendah 40 100 Frekuensi panduan dan bantuan dari observator rendah

Dengan demikian, ditemukan bentuk pola pilihan kata dalam wacana iklan yang dapat menarik perhatian konsumen, sehingga dapat diketahui apa yang mendasari iklan

Sementara itu, dampak yang ditimbulkan perilaku perokok pasif dapat dilihat dengan jelas di kawasan Eks-Lokalisasi Dolly, Kelurahan Putat Jaya, yang merupakan lokasi

Sistem Pengendalian Intern, yang selanjutnya disingkat SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan

Sebaiknya kegiatan Biogas dilakukan di Taman Nasional Ciremai dan Merapi karena banyak masyarakat yang memiliki hewan ternak.. Bapak Miyakawa (JICA-RECA