• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR ISI... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI..."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN DEPAN

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM ... i

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Masalah... 5

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.5.1 Tujuan umum ... 7

1.5.2 Tujuan khusus ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

1.6.1 Manfaat teoritis ... 8

1.6.2 Manfaat praktis ... 8

viii

(2)

2

1.7 Landasan Teoritis ... 8

1.8. Metode Penelitian ... 13

1.8.1 Jenis penelitian ... 13

1.8.2 Jenis pendekatan ... 13

1.8.3 Sumber data... 14

1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum/data ... 14

1.8.5 Teknik analisis ... 15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI, BADAN HUKUM, TANGGUNG JAWAB DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM 16 2.1 Pengertian Koperasi ... 16

2.2 Asas-asas Koperasi ... 18

2.3 Tujuan Koperasi ... 20

2.4 Jenis-jenis Koperasi ... 22

2.5 Fungsi dan Peranan Koperasi ... 24

2.5.1 Fungsi Koperasi ………. ... 25

2.5.2 Peranan Koperasi ……… 28

2.6 Dasar dan Badan Hukum Koperasi ... 32

2.6.1 Dasar Hukum Koperasi ………... ... 32

2.6.2 Badan Hukum Koperasi ……… ... 33

2.7 Pengertian Tanggung Jawab ... 37

2.8 Pengertian Perbuatan Melawan Hukum ... 40

ix

(3)

BAB III TANGGUNG JAWAB KOPERASI KERTHA RAHARJA

CABANG BALI SEBAGAI BADAN HUKUM 44

3.1 Koperasi sebagai Subyek Hukum ... 44

3.2 Aspek Hukum Perikatan dalam Pendirian Koperasi ... 45

3.3 Tanggung Jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai Badan Hukum ... 49

BAB IV KEWAJIBAN KARYAWAN KOPERASI KERTHARAHARJA CABANG BALI ATAS TINDAKANNYA YANG MERUGIKAN NASABAH 56 4.1 Jenis Kerugian nasabah yang Disebabkan oleh Karyawan Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali ... 56

4.2 Kewajiban Karywan Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali atas Tindakannya yang Menyebabkan Kerugian Nasabah ... 61

BAB V PENUTUP 66 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

DAFTAR INFORMAN ... 70

x

(4)

4

TANGGUNG JAWAB KOPERASI KERTHA RAHARJA CABANG BALI ATAS PERBUATAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN NASABAH

Oleh :

Ida Bagus Putu Apriangga Swebawa ABSTRAK

Di Indonesia perkembangan perekonomian semakin pesat dan diperlukan adanya pengaturan mengenai pengelolaan sumber ekonomi yang terarah dan terpadu melalui lembaga keuangan. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan suatu lembaga non bank yang kegiatan usahanya berupa simpan pinjam, oleh karena itu juga di dalam melakukan kegiatan usahanya dapat menerima berupa simpanan (penghimpunan dana) dan menyalurkannya dengan cara memberikan pinjaman (uang) kepada calon nasabahnya. Dalam perkembangan Koperasi, adanya kejanggalan dari pihak pengurus Koperasi, karena pengurusnya kurang memiliki kecakapan dan kemampuan dalam mengelola Koperasi dimana pengurus memberikan kepercayaan tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawan untuk mengambil simpanan, angsuran dan mengantarkan pinjaman ke nasabah.

Terdapat permasalahan dalam prakteknya yaitu bagaimanakah tanggung jawab koperasi kertha raharja cabang bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah dan bagaimanakah kewajiban karyawan koperasi kertha raharja cabang bali atas tindakannya yang merugikan nasabah.

Metode penulisan yang digunakan adalah pendekatan yuridis empiris, dimana permasalahan dikaji dengan melakukan pendekatan secara langsung pada Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali kemudian dikaitkan dengan ketentuan perundang-undangan yang berdasarkan suatu kajian normative dengan mengkaji suatu produk hukum berdasarkan teori-teori serta asas-asas hukum secara langsung, agar memperoleh kebenaran materiil.

Dalam prakteknya KoperasiKertha Raharja Cabang Bali bertanggung jawab atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah. Bentuk tanggung jawab Koperasi yaitu dengan mengembalikan berupa sejumlah uang simpanan kepada nasabah untuk menutupi kerugian yang diakibatkan oleh karyawan guna memberikan kembali hak-hak nasabah dan juga sebagai menjaga nama baik perusahaan dan sebagai karyawan koperasi yang telah merugikan nasabah, pihak karyawan bertanggung jawab secara moril dan materiil. Pertanggung jawaban secara moril karyawan tersebut mengembalikan citra, nama baik dan kepercayaan para nasabah atau masyarakat terhadap koperasi tersebut. Sedangkan secara materiil, pihak karyawan menyerahkan jaminan untuk dijaminkan ke pihak (KSP) Kertha Raharja agar terbentuknya suatu ikatan yang meyakinkan pihak koperasi guna untuk mengembalikan sejumlah kerugian uang simpanan dan angsuran nasabah yang diakibatkan oleh karyawan koperasi tersebut.

Kata Kunci: Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kertha Raharja Cabang Bali, Badan Hukum, Tanggung Jawab, Karyawan.

xi

(5)

RESPONSIBLE OF COOPERATION OF KERTHA RAHARJA, BRANCH OF BALI ON EMPLOYEE ACTION THAT INFLICT A FINANCIAL

LOSING OF EMPLOYEE By

Ida Bagus Putu Apriangga Swebawa ABSTRACT

In Indonesia economic growth very fast and it will need arrangement on economic source management which focus and integrated through financial institution. Saving and loan cooperation (KSP) is a non bank institution which its business in the form of saving loan, because in running its business able to accept saving (saving collection) and distribution it by the way to give loan (money) for customer candidate. In progress of cooperation, there is gaffe from cooperation staff, because its staff have less ability in management of cooperation that the staff have thrust on duty and responsible as employee to take saving, intallment, and to delivery loan for the customer.

There is a problem in its practice that, how is the Kerta Raharja branch of Bali cooperation’s responsible as law body on employee action that inflic a financial losing their custoomer and how is employee’ resposibility in the kerta raharja cooperation of branch of Bali on ist action that inflic a financial losing its customer.

The study method has been applin is empirical juridical approach that the issue has been studied by using direct approaci at coopertion of kertha raharja branch of Bali then correlated with the law basedn on normative study by study a law product based on the theories and law principles directly in order to get material truth.

In its practice the cooperation of kerta raharja branch of Bali has responsible on employee action that inflict a financial losing of employee. Form of cooperation responsible on employee action that inflict a financial losing their employee. The form of cooperation responsible that is by bring back in the form of customer’s money to cover the lossing as reuslt by their employee in order to to give back their customer’s right and also to keep good brand of company ans as cooperation employee who has make losing their customer, the employee have responsible morality and material. Responsible in moral of employee that are bring back image, good name, and thrust of customer or publict on the cooperation. While in material the employee party should deliver guarantee that guaranteed to the party of Kerta raharja in order formed a binding that surely for cooperation party in order to bring back amount of lossing of customer’s saving and installment that resulted by the cooperation cooperation.

Keywords: Saving Loan Cooperation (KSP) Kerta Raharja Branch of Bali, Law Body, Responsible, Employee

xii

(6)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia perkembangan perekonomian semakin pesat dan diperlukan adanya pengaturan mengenai pengelolaan sumber ekonomi yang terarah dan terpadu melalui lembaga keuangan. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan suatu lembaga non bank yang kegiatan usahanya berupa simpan pinjam, oleh karena itu juga di dalam melakukan kegiatan usahanya dapat menerima berupa simpanan (penghimpunan dana) dan menyalurkannya dengan cara memberikan pinjaman (uang) kepada calon nasabahnya.

Disamping itu Koperasi juga merupakan alat bagi golongan ekonomi lemah untuk menolong dirinya sendiri, sehingga dapat memenuhi suatu kebutuhan dan memperbaiki taraf kehidupannya.Koperasi juga merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar di dalam kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi.

Pada masa sekarang ini secara umum Koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan yang meningkat. Namun demikian, Koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pengembangunan usaha koperasi pada masa mendatang. oleh karena itu, peran Koperasi harus ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan sekaligus dapat meningkatkan kegairahan berusaha di kalangan masyarakat dengan cara pembinaan yang intensif agar dapat tumbuh berkembang sehingga

(7)

Koperasi benar-benar mampu menunaikan peranannya menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Usaha yang telah dilakukan tersebut salah satunya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang sosial dan ekonomi yakni dengan memberikan peminjaman kepada masyarakat yang membutuhkan tambahan modal.1

Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa :

“koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi dengan melandasan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Koperasi memiliki terdiri dari beberapa prinsip, prinsip- prinsip tersebut antara lain:

(1) keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka.

(2) pengelolaan dilakukan secara demokratis.

(3) pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

(4) pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

(5) mandiri.

(6) pendidikan perkoprasian dan kerjasama harus dilakukan antar koperasi.

Dalam hal ini Koperasi terus mengembangkan sayap di bidang usahanya untuk mengikuti perkembangan kebutuhan manusia yang tak

1 Sutantya Raharja Hadhikusuma, 2000, Hukum Koperasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 31

(8)

terbatas. Salah satu bidang usaha Koperasi yang dirasakan kian hari semakin dibutuhkan masyarakat adalah masalah simpan pinjam.2

Di Indonesia banyak jenis koperasi tergantung keinginan dan kesamaan para anggota koperasi. Misalnya Koperasi Simpan pinjam (KSP) Kertha Raharja Cabang Bali. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang merupakan kegiatan usaha penghimpunan dan penyaluran dana dari anggota, calon anggota dan anggota lainnya, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) modalnya diperoleh dari simpanan wajib dan simpanan pokok para anggota.

Dalam perkembangan Koperasi, adanya kejanggalan dari pihak pengurus Koperasi, karena pengurusnya kurang memiliki kecakapan dan kemampuan dalam mengelola Koperasi dimana pengurus memberikan kepercayaan tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawan untuk mengambil simpanan, angsuran dan mengantarkan pinjaman ke nasabah.

Begitupula halnya dalam Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kertha Raharja Cabang Bali. Menurut penjelasan dari I Wayan Sari sebagai manager koperasi adanya permasalahan yang dilakukan oleh salah satu karyawan bernama Eqix Sayobi yang telah melakukan perbuatan melawan hukum dimana kejanggalan yang dilakukan oleh karyawan yaitu :

(1) Dimana uang pinjaman yang sebenarnya di antar ke nasabah- nasabah koperasi tidak sampai ke nasabah tetapi dipergunakan oleh karyawan/ Petugas Lapangan (PL) itu sendiri.

2 Partadiredja Atje, 2000, Manajemen Koperasi, Bharata, Jakarta, h. 3

(9)

(2) Kejanggalan yang dilakukan pada simpanan nasabah dimana uang simpanan nasabah sudah di keluarkan oleh kantor koperasi tetapi simpanan tersebut tidak sampai pada nasabah.

(3) Hal yang serupa juga terjadi pada angsuran nasabah dimana angsuran tersebut, seharusnya di setorkan kekantor tetapi tidak disetorkan oleh oleh karyawan.

Maka dari itu saya sebagai penulis ingin meneliti tentang perbuatan melawan hukum yang terjadi pada Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali, sehingga saya tertarik untuk menganggakat tulisan skripsi yang berjudul

“Tanggung Jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali Sebagai Badan Hukum Atas Perbuatan Karyawan Yang Merugikan Nasabah”

Pengertian mengenai perbuatan melawan hukum terdapat dalam Pasal 1365 KUH Perdata yang menjelaskan bahwa, “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut”.

(10)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang hal di atas dapat dirumuskan masalah-masalah berikut ini :

1.2.1 Bagaimanakah tanggung jawab koperasi kertha raharja cabang bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah ?

1.2.2 Bagaimanakah kewajiban karyawan koperasi kertha raharja cabang bali atas tindakannya yang merugikan nasabah ?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Setiap karya ilmiah diperlukan adanya ketegasan materi yang diuraikan hal ini bertujuan untuk mencegah tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti, dan menghindari banyaknya bidang yang tercantum dalam pembahasan mengenai pinjaman pada koperasi. Terbatasnya kemampuan penulis baik akal dan tenaga maka sesuai dengan judul yang penulis pilih, penulis hanya membatasi masalah pada pembahasan tanggung jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah dan kewajiban karyawan koperasi kertha raharja cabang bali atas tindakannya yang merugikan nasabah. Pembuatan ruang lingkup ini dengan maksud agar wujud penulisan ini jelas dan tidak menjadi kabur.

Permasalahan pertama yang akan dibahas adalahBagaimana tanggung jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabahkedua kewajiban karyawan

(11)

Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali atas tindakannya yang merugikan nasabah.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tulisan yang berjudul Tanggung jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah. Adalah sepenuhnya hasil dari pemikiran dan tulisan yang ditulis oleh penulis sendiri dengan menggunakan 3 (tiga) skripsi sebagai referensi. Beberapa penelitian yang ditelusuri berkaitan dengan ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah 1 Tinjauan Hukum

Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pinjam Koperasi Primadana Cabang Semarang

Yudi Triyanto 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian pinjaman pada Koperasi Primadana Cabang Semarang?

2. Bagaimana tinjauan hukum terhadap pelaksanaan perjanjian pinjaman pada Koperasi Primadana Cabang Semarang?

3. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi pada pelaksanaan perjanjian pinjaman pada koperasi primadana cabang semarang dan cara mengatasi

hambatan-hambatan pada

pelaksanaan perjanjian pinjaman pada Koperasi Primadana Cabang Semarang?

2 Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan

Jaminan Fidusia (Studi Kasus Di Koperasi Syari’Ah Al Madinah Purwodadi Grobogan)

Aziz Taufik Afiyanto

1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia dalam prakteknya?

2. Apa hambatan-hambatan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia dalam praktek?

3. Bagaimana cara penyelesaian kredit dengan jaminan fidusia apabila debitur wanprestasi?

(12)

3 Tinjauan Tentang Pelaksanaan Perjanjian Pinjam-Meminjam Dengan Jaminan Fidusia Di Koperasi Simpan Pinjam (Ksp) Ibnu Khaldun

Kabupaten Pati Jawa Tengah”

Ratna Wijayanthi 1. Bagaimana prosedur perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan fidusia di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Ibnu Khaldun Kabupaten Pati Jawa

Tengah?

2. Bagaimana bentuk perjanjian dalam pelaksanaan perjanjian

pinjammeminjam dengan jaminan fidusia di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) IbnuKhaldun Kabupaten Pati Jawa Tengah ?

3. Permasalahan apa yang timbul apabila terjadi wanprestasi dan risiko dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam dengan jaminan fidusia diKoperasi Simpan Pinjam (KSP) Ibnu Khaldun Kabupaten Pati Jawa Tengah?

1.5. Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan umum

1. Untuk mengetahui tanggung jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah.

2. Untuk mengetahui kewajiban karyawan Koperasi Kertha Rahaja Cabang Bali atas tindakannya yang merugikan nasabah.

1.5.2 Tujuan khusus

1. Untuk memahami mengenai tanggung jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah.

(13)

2. Untuk memahami upaya penyelesaiankewajiban karyawan Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas tindakannya yang merugikan nasabah.

1.6. Manfaat penelitian 1.6.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pencerahan hukum tentang permasalahan yang penulis hadapi sehingga menjadi dasar pemikiran teoritis, dan menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu hukum khususnya hukum perdata mengenaitanggung jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah.

1.6.2 Manfaat praktis

Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan memberikan suatu sumbangan pikiran yang berguna bagi kalangan umum atau masyarakat untuk dapat mengerti tentang tangguang jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah.

1.7. Landasan Teoritis

Sebelum pada pokok permasalahan, maka dapat diuraikan beberapa landasan teoritis yang dapat dipergunakan untuk menunjang pembahasan pada pokok permasalahan. Dari landasan teoritis tersebut diharapkan mampu memperjelas dan dapat mendukung permasalahan serta alternative pemecahan.

(14)

Pengertian lembaga keuangan koperasi yang terdapat dalam Pasal 1 Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian yang menyatakan bahwa :

“koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi dengan melandasan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan yang di dirikan dengan akta yang otentik dan dalam hukum di perlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan kewajiban atau disebut juga dengan subyek hukum. Subyek hukum dalam ilmu hukum ada dua yakni, orang dan badan hukum. Disebut sebagai subyek hukum oleh karena orang dan badan hukum menyandang hak dan kewajiban hukum. Sebagai subyek hukum, badan hukum juga memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum sebagaimana subyek hukum orang atau individu. Namun, oleh karena bentuk badan hukum yang merupakan himpunan dari orang-orang, maka dalam pelaksanaan perbuatan hukum tersebut, suatu badan hukum diwakili oleh pengurusnya. Sebagai konsekuensinya, maka subyek hukum juga dapat dianggap bersalah melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam hukum perdata, perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh badan hukum menjadi tanggung jawab badan hukum tersebut yang dalam pelaksanaannya juga diwakili oleh pengurusnya.

(15)

Dalam sebuah Lembaga Keuangan Koperasi, koperasi akan memperoleh Status Badan Hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah di bidang koperasi (terdapat dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian) dengan mengajukan permohonan tertulis yang disertai Akta Pendirian Koperasi, berita acara rapat pembentukan Koperasi, surat bukti penyetoran modal (minimal sebesar simpanan pokok), serta rencana awal kegiatan Koperasi melalui Departemen Koperasi dan Pengusaha Menengah Kecil. Dengan mendapat status badan hukum, maka sebuah badan usaha koperasi menjadi subyek yang memiliki hak dan kewajiban. sehingga pihak ketiga apabila diperlukan dapat dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang dapat diminta bertanggung jawab atas jalannya usaha badan hukum koperasi tersebut. Dengan diperoleh pengesahan terhadap Akta Pendirian yang memuat Anggaran Dasar Koperasi, maka koperasi telah resmi memperoleh status sebagai suatu Badan Hukum.3

Koperasi merupakan jenis badan usaha yang beranggotakan orang- orang atau badan hukum. Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan suatu asas kekeluargaan.

Koperasi menurut UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 merupakan usaha kekeluargaan dengan tujuan mensejahterahkan anggotanya. Dalam kegiatannya koperasi memberikan pinjaman kepada anggota atau nasabah dengan adanya suatu jaminan. Pinjaman tersebut ialah kredit. Kredit yang diberikan mengandung

3 Andjar Pachta, 2005, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta Kencana, h. 92

(16)

resiko, sehingga dalam pelaksanaannya koperasi harus memperhatikan asas- asas perkreditan yang sehat atau berdasarkan atas prinsip koperasi tersebut.

Koperasi berasal dari kata “ko” yang artinya “bersama” dan “operasi”

yang artinya “bekerja” jadi kooperasi artinya sama-sama bekerja. Perkumpulan yang diberi nama Koperasi ialah perkumpulan untuk melakukan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam kooperasi tak ada sebagian anggota bekerja dan sebagian memeluk tangan. Semuanya sama-sama bekerja untuk mencapai tujuan bersama.4

Pengertian tersebut disempurnakan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasiaan. Yang menyebutkan bahwa koperasi Indonesia adalah badan hukum dengan melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.Sesuai dengan pengertian di atas tersebut bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang secara bersama-sama bergotong royong berdasarkan persamaan kerja untuk memajukan kepentingan perekonomian anggota dan masyarakat secara umum.

Mengenai pertanggung jawaban pihak Koperasi atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pengurus yang merugikan para anggota, dimana pengertian tanggung jawab yaitu kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Menurut pendapat para ahli, salah satunya yaitu Purbacaraka yang berpendapat

4Djarot Siwijatmo, 1992, Manajemen Koperasi, BPFE, Yogyakarta, h. 18

(17)

bahwa, “Tanggung jawab hukum bersumber atau lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang untuk menggunakan hak dan/atau melaksanakan kewajibannya. Lebih lanjut ditegaskan, setiap pelaksanaan kewajiban dan setiap penggunaan hak baik yang dilakukan secara tidak memadai maupun yang dilakukan secara memadai pada dasarnya tetap harus disertai dengan pertanggung jawaban, demikian pula dengan pelaksanaan kekuasaan”.5

Pengertian Perbuatan Melawan Hukum terdapat dalam Pasal 1365 KUH Perdata yang menjelaskan bahwa,

“Tiap perbuatan yang melanggar hukum, dan membawa kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan itu karena alasannya untuk menggantikan kerugian tersebut’’.

Pasal 1366 KUH Perdata menjelaskan bahwa,

“Setiap orang bertanggungjawab, bukan hanya atas kerugian yang disebabkan perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalean atau kesembronoannya”.

Pasal 1367 KUH Perdata menjelaskan bahwa,

“Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada dibawah pengawasannya’’.

5 Purbacaraka, 2010, Perihal Kaedah Hukum, Citra Aditya, Bandung, h. 37

(18)

1.8 Metode Penelitian

Sebagaimana diketahui dalam penulisan suatu karya ilmiah ini, salah satu komponen penentu sebagai syarat adalah metode penelitian. Adapun yang dimaksud dengan metode penelitian adalah mengamati secara langsung atau menyelidiki kelapangan dalam arti membanding bandingkan antara teori dan prakteknya.

Dalam pembahasan permasalahan terhadap materi penulisan ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1.8.1 Jenis penelitian

Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis empiris, dimana permasalahan dikaji dengan melakukan pendekatan secara langsung pada Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali kemudian dikaitkan dengan ketentuan perundang-undangan yang berdasarkan suatu kajian normative dengan mengkaji suatu produk hukum berdasarkan teori-teori serta asas-asas hukum secara langsung, agar memperoleh kebenaran materiil guna mendapatkan penyempurnaan skripsi ini.

1.8.2 Jenis pendekatan

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan fakta dan pendekatan perundang-undangan. Pendekatan fakta dilakukan dengan cara mengadakan penelitian berupa data-data dan wawancara langsung pada suatu instansi atau lembaga yang menjadi obyek penelitian. Sedangkan dalam metode pendekatan perundang-undangan peneliti perlu memahami

(19)

unsur-unsur dalam peraturan perundang-undangan yang diperuntukan sebagai dasar dalam menganalisis penelitian hukum ini.

1.8.3 Sumber data

Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada 2 (dua) jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, dilapangan baik berupa responden maupun informan.6Dimana diperoleh dari hasil wawancara dilapangan langsung pada Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali.

2) Data sekunder adalah suatu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yaitu bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif) yang berupa Peraturan Perundang-Undangan ataupun bahan hukum sekunder yang datanya diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang berupa buku-buku literature atau bahan hukum sekunder yaitu publikasi tentang hukum yang berupa dokumen yg tidak resmi.7

1.8.4 Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah study dokumen, yaitu adalah dalam penelitian ini akan dikumpulkan data-data kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca dan memahami, selanjutnya menggunakan teori-teori dan penjelasan dari bahan bacaan yang

6 Amiruddin & Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta,Rajawali Pers, h. 30

7 Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 54

(20)

relevan dengan materi karya tulis ini. Setelah itu teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara memperoleh data yang berkaitan dengan pokok pembahasan dari informan yang dipandang mengerti dan menggunakan teknik studi dokomen dan teknik wawancara dengan megajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden maupun informan yang telah dipersiapkan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali sebagai badan hukum atas perbuatan karyawan yang merugikan nasabah dan kewajiban karyawan Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali atas tindakannya yang merugikan nasabah

1.8.5Teknik pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut, baik berupa data primer maupun skunder yang merupakan hasil dari studi dokumen dari wawancara kemudian diolah secara kualitatif. Kemudian mengklasifikasi dan memngumpulkan data tersebut berdasarkan kerangka penulisan secara menyeluruh, setelah melalui proses pengolahan dan analisis, kemudian data akan disajikan secara deskriptif.

Referensi

Dokumen terkait

dalam kasus di mana pekerjaan tidak mencukupi untuk makanan mereka sendiri, ada bantuan dari anggota lain dari komunitas yang sama, yang mampu bekerja lebih untuk apa

Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber- sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Dan dari 23 pasien (100%) seluruhnya menyatakan citra pelayanan tidak baik dan tidak mempunyai minat dalam menggunakan jasa pelayanan. Citra pelayanan dipengaruhi

Assertion untuk spesifikasi pertama Syarat kedua yang akan dibuat menjadi assertion adalah jika semua proses yang reliable memiliki nilai awal (lokal variabel) maka nilai

Abstrak.Air susu ibu adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir.Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik dan utama bagi bayi karena di

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, maka dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat kreativitas guru dalam mengajar dilihat dari sudut pandang guru kelas III di SD

Tetapi adsorben zeolit alam perlakuan aktivasi kimia dan fisik mempunyai daya serap gas karbonmonoksida yang lebih rendah daripada adsorben zeolit alam tanpa aktivasi.. Hal

Setelah pelaksanaan Pelatihan Produksi dan Usaha Cookies Berbahan Baku Lokal Sebagai Alteratif Usaha Bagi Mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Desa Sindangsari Kecamatan