• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA DASAR GEREJA MASEHI INJILI TALAUD PEMBUKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TATA DASAR GEREJA MASEHI INJILI TALAUD PEMBUKAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 TATA DASAR

GEREJA MASEHI INJILI TALAUD PEMBUKAAN

Pujian dan syukur kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus, yang memampukan orang-orang percaya melalui pekerjaan Roh Kudus untuk hidup, berkarya dan berbuah bagi dunia ini demi kemuliaan Tuhan Allah, sesuai kesaksian Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. (Yer. 17:7-8;

Yoh. 15:5; Fil. 1:22)

Bahwasanya Yesus Kristus adalah Anak Allah yang hidup, Tuhan dunia dan Kepala Gereja, yang melalui pekerjaan Roh Kudus telah menghadirkan Gereja Masehi Injili Talaud (GERMITA) di bumi porodisa, yang merupakan bagian integral dari gereja yang esa, kudus, am dan rasuli, yang ada di segala zaman dan tempat. (Yoh. 1:1-3 ,14 ; Ef. 1:22, 4:15 dan Kol. 1:14 ; 2:10)

Bahwasanya dalam keberadaannya sebagai tubuh Kristus, GERMITA dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13,14); membaharui, membangun dan mempersatukan gereja (Yoh.

17:21); memberitakan Injil kepada segala makhluk (Mrk 16:15); serta melayani dalam kasih demi keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan, sebagai perwujudan kuasa Kristus yang adalah Raja, Imam dan Nabi. (Luk. 4:18-21; 1 Ptr. 2:9,10)

Bahwasanya GERMITA hadir dalam lintasan sejarah Allah melalui benih injil yang ditaburkan ditanah Porodisa sejak tanggal 1 Oktober 1859 dan telah mengalami proses pendewasaannya, yang dimulai dengan pembentukan Gereja Masehi Injili Talaud (GMIT) tahun 1950; Gereja Protestan Indonesia Talaud (GPIT) tahun 1951; Dewan Djemaat Masehi Talaud (DDMT) tahun 1952; dan setelah mengalami masa kevakuman selama kurang lebih tiga puluh tahun disuarakan kembali dalam Sidang Sinode Lengkap (SSL) XVII tahun 1981 di Ulu Siau dan dilanjutkan dalam Sidang Sinode Lengkap (SSL) XVIII Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) tahun 1986 di Beo; kemudian pembentukan Tim Studi Kelayakan Sinode Talaud dalam SSL XIX GMIST tahun 1991 di Tagulandang; maka dengan kuasa dan bimbingan Roh Kudus dalam suatu keputusan SSL XX GMIST tahun 1996 di Moronge Talaud menyatakan pembentukan Proto Sinode Talaud dan di dalam Sidang Komisi Kerja Proto Sinode Talaud yang pertama pada tanggal 23 Oktober 1997, dibentuklah Sinode Gereja Masehi Injili Talaud (GERMITA).

Bahwasanya dalam kehadirannya, GERMITA selalu terbuka untuk dibaharui dan membaharui diri di dalam terang Firman Allah (Ekklesia Reformata Semper Reformanda), dan bertekad menciptakan masyarakat syalom di Talaud dan dunia, yang ditandai oleh keadilan, kebenaran, kesejahteraan dan perdamaian di dalan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Bahwasanya untuk menjawab kebutuhan pelayanan, memperlancar dan menertibkan pelaksanaan panggilan GERMITA, maka di dalam keyakinan dan tuntunan kuasa Roh Kudus serta dilandasi oleh semangat sansiotte sampate-pate, suirene suwaide, jemaat-jemaat di Talaud menetapkan TATA DASAR GERMITA sebagai berikut:

Penjelasan

Alinea pertama. Merupakan puji-pujian kepada Tuhan Allah yang telah menuntun dan memampukan orang-orang percaya untuk hidup dan berkarya bagi dunia ini , baik zaman lampau, zaman sekarang dan zaman yang akan datang (Why. 21:6). Disini terungkap pemahaman GERMITA tentang eksistensi (Keberadaan) Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang ditempatkan oleh Tuhan di dalam dunia ini pada sepanjang zaman dan sejarah. Bagian ini diilhami oleh Yeremia 17:8; Filipi 1:22; Wahyu 21:1-6.

Alinea kedua, hendak menjelaskan tentang pengakuan iman GERMITA tentang Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan Kepala Gereja serta Tuhan atas dunia ini, dan sekaligus pengakuan bahwa GERMITA terbentuk (ada) karena karya Tuhan Allah di bumi porodisa melalui buah Roh Kudus.

Alinea ketiga, mengungkapkan hakekat misi (panggilan) GERMITA yaitu menjadi “berkat“ bagi masyarakat bangsa dan negara (Kej. 12:2), menjadi “garam” dan “terang“ dunia (Mat. 5:13-1), memberitakan injil kepada segala makhluk (Mrk. 16 : 5), melayani dalam kasih demi keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. (Luk. 4 : 18-21)

Alinea keempat, hendak mengungkapkan tentang latar belakang historis (sejarah) terbentuknya GERMITA yaitu dimulai dengan kehadiran para “Penginjil Tukang“ (Zendeling Werkman) yang tiba di Talaud tanggal 1 Oktober 1859 kemudian dilanjutkan dengan proses pendewasaan yang melalui terbentuknya beberapa kelembagaan (institusi) gerejawi di Talaud seperti pada Tahun 1950 di bentuk Gereja Masehi Injili Talaud (GMIT), pada tahun 1951 dibentuk Gereja Protestan Indonesia Talaud (GPIT), pada tahun 1952 dibentuk Dewan Djemaat di Talaud (DDMT). Kemudian diakhir era 80-an aspirasi jemaat-jemaat di Talaud diangkat diangkat dalam Sidang SSL GMIS’T XVII, SSL XVIII dan SSL XIX dan terakhir di era 90-an awal untuk membentuk sebuah sinode mandiri semakin mengkristal, sehingga tahun 1996 dibentuk Proto Sinode Talaud dan akhirnya pada tanggal 23 Oktober 1997 terbentuk GERMITA.

(2)

2

Alinea kelima, hendak mengungkapkan keberadaan GERMITA baik sebagai lembaga keagamaan maupun sebagai persekutuan untuk selalu terbuka dan memahami diri di dalam terang Firman Allah.

Dalam keterbukaanya itu GERMITA bertekad mewujudkan misinya yaitu mewujudkan suasana masyarakat Syalom di Talaud dan dunia yang ditandai dengan keadilan, kebenaran , kesejahteraan dan kedamaian.

Alinea terakhir, menegaskan tentang pentingnya Tata Dasar dalam rangka kelancaran, ketertiban dan keteraturan pelaksanaan panggilan GERMITA secara bertanggung jawab.

BAB I

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1 Nama

Persekutuan gerejawi ini bernama Gereja Masehi Injili Talaud, yang disingkat GERMITA.

Penjelasan

Kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis “Igreya” (Prancis : Eglise; Spanyol : Iglesia) yang bersumber dari bahasa Yunani Ekklesia yang terdiri dari dua kata Ek = keluar dan Kaleo = memanggil. Ekklesia berarti dipanggil keluar. Gereja adalah orang-orang yang di himpun oleh Allah, dipanggil keluar dari gelap menuju terang. (Ptr. 2:9; Kol. 1:13) Kata Gereja dalam bahasa Indonesia, adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris Church (Belanda:Kerk; Jerman : Kirche) yang berasal dari bahasa Yunani (PB) Kurios = Tuhan. Dari kata Kurios ini terbentuk kata Kuriake yang artinya orang-orang yang terikat/terhizab pada Kurios (Tuhan) (Rm. 9:24; Ef. 4:1; 2 Tim. 1:9). Itu berarti bahwa gereja termasuk GERMITA adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kehidupan semula untuk masuk kedalam suatu kehidupan baru yang terhizab pada Yesus Kristus sebagai pemilik dan berkuasa penuh atas gereja-Nya. Oleh karena itu gereja bukan organisasi atau perkumpulan yang di dirikan atas kehendak dan prakarsa manusia tetapi oleh prakarsa Allah sendiri.(Mat.16: 18; Yoh. 15:16)

Pada sisi lain, jemaat sering dipadankan dengan gereja. Kata jemaat berasal dari bahasa Arab:

Jama’ah yang berarti kumpulan umat beribadah. Karena itu, gereja adalah kumpulan orang-orang yang dihimpunkan Kristus untuk beribadah kepadaNya.

Kata “Masehi” berasal dari bahasa Ibrani “Mesah“ dan diterjemahkan dalam bahasa Yunani

”Kristus” yang artinya Yang di urapi. Ini berarti bahwa GERMITA adalah persekutuan pengikut Kristus, atau persekutuan umat kristiani.

Kata Sifat “Injili” berasal dari kata benda “Injil” yang bersumber dari bahasa Yunani Euanggelion yang berarti kabar baik. Jadi GERMITA adalah persekutuan orang percaya yang senantiasa mewartakan kabar baik (Injil) tentang Yesus Kristus yang adalah kabar baik itu sendiri.

Kata “Talaud” menunjuk pada keberadaan/eksistensi etno antropologis, sosial budaya, etis-politis, teritorial/ lingkungan hidup (dari tinonda sampai napombalu) yang dipandang secara utuh.

Pasal 2 Waktu

GERMITA berdiri pada tanggal 23 Oktober 1997 untuk waktu yang tidak ditentukan.

Penjelasan

GERMITA dalam hakekatnya sebagai lembaga gereja mandiri (organisasi) atau GERMITA bersinode berdiri tanggal 23 Oktober 1997, namun sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus (organisme) telah hadir sejak tanggal 1 Oktober 1859.

Pasal 3 Tempat Kedudukan

Tempat kedudukan GERMITA di Kepulauan Talaud dan ditempat lain di wilayah Republik Indonesia.

Penjelasan

Yang dimaksud tempat kedudukan adalah tempat diselenggarakannya panggilan dan pelayanan GERMITA.

(3)

3 BAB II

WUJUD, BENTUK, DAN TUJUAN

Pasal 4 Wujud

GERMITA berwujud sebagai Gereja Kristen yang Esa, Kudus, Am dan Rasuli yang adalah tubuh Kristus.

Penjelasan

Gereja yang Esa artinya GERMITA adalah suatu persekutuan yang mengaku satu tubuh, satu Roh, dalam ikatan damai sejahtera, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua. (Ef.4: 3-6) Keesaan itu bukanlah keesaan menurut dunia, melainkan kesaan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. (Yoh. 17:21-22)

Gereja yang Kudus artinya GERMITA adalah persekutuan yang dikuduskan dalam kebenaran (Yoh.

17:17-19) oleh Kristus yang telah menguduskan diri-Nya bagi gereja (Yoh. 17:19) dan menguduskan gereja sebagai umat kepunyaan-Nya (Tit. 2:14; 1 Ptr. 2:9),persekutuan yang di kuduskan itu di utus- Nya kedalam dunia, maka GERMITA itu ada didunia tapi bukan dari dunia ini. (Yoh. 17:14-18).

Gereja yang Am (Katolik) artinya GERMITA adalah bagian integral dari persekutuan orang percaya dari segala tempat dan sepanjang zaman yang dipersatukan kedalam Tubuh Kristus dengan tidak mengenal perbedaan-perbedaan ataupun pembatasan-pembatasan menurut kaidah-kaidah dunia ini.

(Gal.3:28; 1 Kor. 11:7-12; Why. 7:9).

Gereja yang Rasuli artinya GERMITA adalah persekutuan yang bertekun dalam dan dibangun diatas pengajaran para Rasul tentang injil Yesus Kristus (Kis. 2:42; Ef. 2:20) dan terpanggil untuk memelihara ajaran para Rasul (2 Tes. 3:6; 1 Tim.1:3) serta senantiasa memperhatikan tanda-tanda zaman, meneruskannya kepada semua orang percaya di segala tempat dan sepanjang zaman. (Fil. 1:6;

Kol. 1:25)

Pasal 5 Bentuk

GERMITA sebagai Tubuh Kristus berbentuk persekutuan seluruh anggotanya yang di sebut jemaat dalam kesatuan Sinode.

Penjelasan.

GERMITA sebagai Tubuh Kristus berbentuk persekutuan seluruh anggotanya yang disebut jemaat dalam kesatuan sinode menyatakan bahwa jemaat-jemaat merupakan satu kesatuan yang utuh yang berjalan bersama (sinode) sebagai satu lembaga gereja mandiri yang berbadan hukum yang di sebut GERMITA dan mempunyai satu kantor sinode sebagai pusat penatalayanan.

Pasal 6 Tujuan

Tujuan GERMITA adalah mewujudkan ” Syalom” di Talaud, dan dunia.

Penjelasan

Syalom artinya suatu keadaan dimana ada kasih, keamanan, kedamaian, keselamatan, kebenaran, keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran di dalam kehidupan masyarakat Talaud dan dunia, karena Kristus adalah Tuhan yang berkuasa dan memerintah dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan dunia. (Yes. 61:1-2; Luk. 4:8-9)

BAB III

PANGGILAN, PENGAKUAN DAN AJARAN

Pasal 7 Panggilan

1. Panggilan GERMITA bersumber pada amanat dan teladan Yesus Kristus sesuai Firman Allah yang di saksikan Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

2. Pokok-pokok panggilan GERMITA meliputi:

(4)

4

a. Menampakkan keesaan gereja melalui: membangun, membaharui, dan mempersatukan gereja.

(Yoh. 17:21);

b. Menyaksikan dan memberitakan injil kepada segala makhluk. (Mrk. 16 : 5);

c. Menjalankan pelayanan dalam kasih (Mat.11:28-30; 14:13-14; 15:29-38), demi keadilan, perdamaian, kesejahteraan dan keutuhan ciptaan. (Luk.4: 18-19)

d. Memberdayakan seluruh warga gereja secara holistik. (Ef. 4 : 12; Mat. 28:19-20)

e. Berpartisipasi dan melayani dalam pembangunan nasional pada umumnya dan kabupaten Kepulauan Talaud pada khususnya demi Indonesia yang penuh kebenaran, keadilan, kedamaian, sejahtara dan demokratis.

3. Pokok-pokok Panggilan GERMITA dijabarkan lebih lanjut dalam Garis-Garis Besar Program Umum GERMITA disingkat GBPUG yang diputuskan dalam Sidang Lengkap Majelis Sinode.

4. Untuk memenuhi panggilannya, GERMITA terpanggil untuk memperlengkapi anggota-anggotanya, serta bertanggung jawab atas pendidikan, pelatihan dan pelengkapan pelayan khusus dan pegawai GERMITA baik formal maupun non formal.

5. GERMITA juga terpanggil untuk mengelolah anugerah dan karunia Tuhan Allah dalam segala bentuk sumber daya baik pikiran, tenaga, waktu, harta dan alam sekitar.

6. Penyelenggaraan panggilan GERMITA berpola pada pelayanan dan pemerintahan Kristus.

7. Wadah Penyelenggaran Panggilan GERMITA meliputi jemaat dan sinode yang didalamnya terdapat pelayanan kategorial dan yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Gereja tentang Jemaat, Sinode dan Pelayanan Kategorial.

Penjelasan

1. Lihat Kej. 12:1-3 ; Kel. 23:6-8; Im. 16:18-20; Mat. 5:13-16; 22:34-40; 28:19-20; Mrk. 3:13-19;

16:15; Luk. 4:18-21; Kis. 1:8; 2 Kor. 4:1-6 ; 2 Tim. 4:1-5; 1 Ptr. 2:9-10.

2. Panggilan dalam Pasal ini pada hakekatnya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dibeda-bedakan meskipun dapat dipilah-pilahkan.

3. Garis-Garis Besar Program Umum GERMITA dijabarkan setiap tahun dalam Prioritas Program Pelayanan dan Anggaran Tahunan disemua aras pelayanan.

4. Dalam rangka melengkapi anggota-anggotanya, GERMITA perlu selalu menguji ajaran dan ibadahnya, apakah tetap berdasar pada iman kepada Yesus Kristus, baik sebagai perseorangan maupun sebagai persekutuan.

5. Cukup Jelas

6. - Pola pelayanan Yesus Kristus adalah kehambaan yang rela berkorban, penuh kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan penguasaan diri yang tidak mencari keuntungan diri sendiri.

(Fil. 2; Gal. 5)

- Pemerintahan Kristus nampak dalam pengambilan keputusan oleh semua anggota dan penyelenggara panggilan GERMITA disemua aras pelayanan senantiasa berpikir, berkata-kata dan bertindak menurut kehendak Kristus dan tidak mengatas namakan pribadi atau anggota jemaat.(Rm. 11:36)

7. Cukup Jelas

Pasal 8 Pengakuan

1. GERMITA dalam ketaatan pada Firman Allah yang disaksikan oleh Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, mengaku bahwa Tuhan itu Esa yang menyatakan diri-Nya di dalam Allah Bapa, sang pencipta alam semesta; di dalam Yesus Kristus sang Juruselamat, dan di dalam Roh Kudus sang penghibur dan penolong yang menuntun, membaharui, menghibur dan memberi kekuatan dalam kehidupan orang beriman sejak dahulu sampai sekarang dan pada masa yang akan datang.

(Kej. 1:1-32 ; 2:1-7; Ul. 6:4; Maz. 8:1-10; Yoh. 3:16; 1 Kor. 3:11)

2. GERMITA mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Dasar dan Kepala Gereja, sumber kebenaran dan hidup sesuai kesaksian Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. (1 Kor 3:11) :

”Karena tidak ada yang seorang pun yang dapat meletakan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan oleh Yesus Kristus”. (band, Mat. 16:16-18; Ef. 4:15; Ul. 7:6)

3. Dalam persekutuan dengan gereja-gereja di segala abad dan tempat, GERMITA menerima dan mengakui Pengakuan Iman Oikumenis yaitu Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea Constantinopel, Pengakuan Iman Athanasius, Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK) dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Pengakuan Iman Gereja Protestan Indonesia (GPI).

4. Dalam realitas kehidupannya secara hakiki, GERMITA merumuskan dan mengungkapkan pengakuan imannya.

(5)

5

5. GERMITA menjalankan dan mengungkapkan pengakuan iman tersebut dalam doa, puji-pujian dan ibadah dalam persekutuan, kesaksian dan pelayanan serta dalam praktik kehidupan sehari-hari dalam kata dan tindakan.

6. GERMITA mengakui dan menjalankan dua sakramen yaitu Baptisan Kudus (Mat. 28:19-20;

Mrk.16:6; Kis. 2:39) yang berlaku satu kali untuk selama-lamanya dan Perjamuan Kudus (Rm. 6; 1 Kor. 11 :23-29) dengan inti pengajarannya diuraikan dalam pokok-pokok ajaran dan tata ibadah yang dikeluarkan oleh sinode GERMITA.

Penjelasan

1. Cukup jelas 2. Cukup jelas 3. Cukup jelas 4. Cukup jelas 5. Cukup jelas 6. Cukup jelas

Pasal 9 Ajaran

1. GERMITA menerima dan meyakini ajaran yang bersumber dari Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

2. Ajaran GERMITA disamping bersumber dari Alkitab, juga didasarkan pada Pengakuan Iman Oikumenis yaitu Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea Constantinopel, Pengakuan Iman Athanasius dan Pemahaman Bersama Iman Kristen dan Pengakuan Iman Gereja Protestan Indonesia, serta Pengakuan Iman GERMITA.

3. GERMITA merumuskan dan menetapkan pokok-pokok ajarannya.

4. Pokok-pokok ajaran GERMITA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini menjadi pedoman pengajaran dan Pembinaan Warga Gereja dilingkungan pelayanan GERMITA.

Penjelasan

1. Sumber otoritatif ajaran GERMITA bersumber dari Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terbitan Lembaga Alkitab Indonesia yang diakui sebagai Firman Allah (Dabar Yahwe).

2. Cukup Jelas

3. Penetapan Pokok-pokok Ajaran GERMITA dilakukan dalam Sidang Istimewa Majelis Sinode.

4. Wajib dimasukkan dalam Kurikulum Katekisasi dan Pembinaan Warga GERMITA.

BAB IV KEANGGOTAAN

Pasal 10 Anggota

1. Anggota GERMITA adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan terdaftar dalam jemaat-jemaat GERMITA yaitu:

a. orang-orang yang telah di baptis;

b. anak-anak dari anggota jemaat GERMITA;

c. orang-orang yang telah mengaku percaya kepada Yesus Kristus dan telah diteguhkan sebagai anggota sidi jemaat;

d. anggota pindahan dari gereja lain yang dibuktikan dengan surat atestasi; dan

e. anggota pindahan dari agama atau golongan lain yang dibuktikan dengan surat pernyataan.

2. Status keanggotaan terdiri dari:

a. anggota baptis;

b. anggota belum baptis; dan c. anggota sidi.

Penjelasan

1. a. Cukup jelas b. Cukup jelas c. Cukup jelas d. Cukup jelas

(6)

6 e. Agama lain yang dimaksud adalah non kristen

Golongan lain yang dimaksud adalah agama kristen yang tidak seajaran dengan GERMITA.

Untuk pindahan dari agama lain non kristen harus melalui percakapan penggembalaan, pembaptisan, katekisasi dan peneguhan sidi.

Untuk pindahan dari golongan lain yang tidak seajaran, wajib mengikuti katekisasi sidi dan tidak dibaptis lagi asalkan menunjukan surat baptis dari gereja asalnya.

2. a. Cukup jelas b. Cukup jelas

c. Sidi artinya penuh/sempurna. Jadi yang dimaksud anggota sidi jemaat adalah anggota penuh yang telah menyatakan diri bertanggungjawab atas imannya secara mandiri dan dewasa.

Panggilan sidi GERMITA adalah menjadi berkat, garam dan terang bagi orang lain dan dunia secara penuh, serta rajin bersaksi, bersekutu, melayani dan beribadah.

Pasal 11

Kewajiban dan Tanggungjawab Anggota

1. Berdasarkan imamat orang yang percaya maka semua anggota bertanggung jawab atas pelaksanaan panggilan GERMITA;

2. Setiap anggota GERMITA harus rajin dan tekun berdoa dan membaca Alkitab sebagai Firman Allah, sambil berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memahami, menghayati dan melaksanakannya dengan benar dalam kehidupan pribadi, keluarga, bergereja dan bermasyarakat demi ketaatan kepada Allah dalam Yesus Kristus;

3. Setiap anggota GERMITA wajib bersekutu, bersaksi, melayani dan beribadah disegala tempat dan waktu;

4. Setiap anggota GERMITA wajib dan bertanggungjawab menjaga, mempertahankan dan melaksanakan pengakuan iman, ajaran dan Tata Gereja GERMITA; dan

5. Anggota GERMITA wajib dan bertanggungjawab menjunjung tinggi, mempertahankan dan melaksanakan Tata Gereja serta dan setiap ketentuan yang keluarkan oleh Sinode dan Jemaat.

Penjelasan

1. Imamat Am orang percaya adalah panggilan dan pengutusan yang diberikan oleh Tuhan Allah didalam Yesus Kristus Kepala Gereja kepada semua orang yang percaya untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Tuhan Allah, seperti yang disebutkan dalam 1 Petrus 2:9-10.

Jadi semua orang percaya adalah pelayan.

2. Cukup Jelas 3. Cukup Jelas 4. Cukup jelas 5. Cukup Jelas

Pasal 12 Hak Anggota

1. Anggota GERMITA berhak:

a. mendapatkan perkunjungan penggembalaan, pelayanan doa, dan pelayanan lainnya berdasarkan tugas panggilan GERMITA;

b. menerima pelayanan baptisan; dan

c. menerima pengajaran/katekisasi menuju kedewasaan imannya.

2. Anggota sidi GERMITA berhak : a. mengikuti perjamuan kudus;

b. memilih dan dipilih menjadi pelayan khusus dan pengurus lainnya;

c. mengikuti Rapat Sidi Jemaat; dan d. menjadi orang tua baptisan.

Penjelasan

1-2. Pengaturan hak-hak anggota selanjutnya diatur labih rinci dalam Peraturan-Peraturan Gereja.

Pasal 13

Berakhirnya Keanggotaan Keanggotaan GERMITA berakhir apabila:

1. Yang bersangkutan menyatakan keluar dari GERMITA yang dibuktikan dengan surat pernyataan;

(7)

7

2. Mendapat surat atestasi untuk menjadi anggota gereja diluar GERMITA;

3. Meninggal dunia;

4. Mengingkari panggilan, pengakuan dan ajaran GERMITA; dan

5. Yang bersangkutan mengaktifkan diri dalam kegiatan persekutuan lain yang bertentangan dengan pengakuan dan ajaran GERMITA.

Penjelasan

1. Cukup Jelas 2. Cukup jelas 3. Cukup jelas

4. Setelah melalui proses penggembalaan, penilikan dan disiplin gerejawi.

5. Setelah melalui proses penggembalaan, penilikan dan disiplin gerejawi.

BAB V

SISTEM DAN STRUKTUR

Pasal 14 Sistem

GERMITA sebagai gereja mandiri ditata dalam sistem prebiterial-sinodal dalam semangat sansiotte sampate-pate suirene suwaidde berdasarkan pemerintahan Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja.

Penjelasan

Kata ”Presbyterial” berasal dari bahasa Yunani Presbuteroi yang artinya tua-tua atau yang dituakan (kostor, diaken, penatua, dan pendeta).

Kata ”Sinodal” berasal dari dua kata yaitu Sun = bersama dan Hodos = berjalan yang artinya berjalan bersama.

Kata ”Sansiotte sampate-pate” adalah ungkapan bahasa Talaud yang artinya bekerja bersama-sama dalam kesatuan komando

Kata “Suirene suwaidde” adalah ungkapan dalam bahasa Talaud yang artinya bermusyawarah bersama untuk mencapai mufakat.

Sistem Presbyterial-Sinodal dalam semangat Sansiotte Sampate-pate suirene suwaidde berdasarkan Pemerintahan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja artinya sistem pelayanan gereja dimana kepemimpinan gereja pada hakekatnya dipegang oleh Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja dan di jalankan secara bersama-sama di aras jemaat dan sinode melalui perantaraan para pejabat gereja/para tua-tua (kostor, diaken, penatua, dan pendeta) yang merupakan gambaran jabatan Kristus sebagai Nabi, Imam, Raja, Guru, Gembala dan Hamba, dimana para tua-tua tersebut pada hakekatnya merupakan anugerah/pemberian Tuhan Yesus kepada Gereja-Nya (Yoh. 15:16ª; Ef. 4:11). Oleh karena itu, dalam sistem ini pengambilan keputusan disemua aras dan perangkat pelayanan, para presbiter (pelayan khusus) dan/atau anggota gereja secara bersama-sama bermusyawarah untuk mencapai mufakat untuk memahami, mendengar dan melaksanakan kehendak Kristus Kepala gereja melalui firman-Nya dalam Alkitab (Kristokrasi)(Rm. 11:36) dan tidak bertindak/mengatasnamakan pribadi, kelompok atau anggota jemaat. Dalam sistem pelayanan ini, forum tertingginya adalah Sidang Lengkap Majelis Sinode/Sidang Istimewa Majelis Sinode yang dihadiri oleh anggota majelis sinode yang merupakan perwakilan para presbiter (pelayan khusus) jemaat dan sinode, yang secara organisatoris mereka mewakili jemaat dan sinode tetapi secara teologis mereka mewakili Kristus yang sedang memerintah gereja dan segala ketetapan dan keputusan yang telah diambil oleh sidang tersebut mengikat seluruh anggota dan perangkat pelayanan diaras jemaat dan sinode serta wajib patuhi dan dilaksanakan secara bersama-sama dalam satu komando/koordinasi.(Sansiotte sampate-pate, suirene wurru suwaidde)

Pasal 15

Struktur Pelayanan Gereja

1. Struktur pelayanan GERMITA di tata dalam dua aras yakni jemaat dan sinode.

2. Ketentuan mengenai jemaat dan sinode selanjutnya diatur dalam peraturan-peraturan Gereja.

Penjelasan

1. Setiap aras memiliki perangkat pelayanan masing-masing yang akan diatur dalam Peraturan- Peraturan Gereja.

2. Cukup jelas

(8)

8 BAB VI

KELENGKAPAN PELAYANAN

Pasal 16 Perangkat Pelayanan

1. Untuk mengefektifkan tugas Panggilan pelayanannya, GERMITA mempunyai perangkat pelayanan yang terdiri dari:

a. Perangkat Pelayanan Jemaat:

1. Majelis Jemaat

2. Badan Pekerja Majelis Jemaat

3. Badan Pengawas Perbendaharan Jemaat

4. Majelis Penggembalaan dan Pertimbangan jemaat 5. Perangkat Pelaksana Jemaat lainnya

b. Perangkat Pelayanan sinode:

1. Majelis Sinode

2. Badan Pekerja Majelis Sinode

3. Badan Pengawas Perbendaharan Sinode

4. Majelis Penggembalaan dan Pertimbangan Sinode

5. Koordinator Pelayanan Wilayah dan Perangkat Pelaksana Sinode lainnya.

2. Ketentuan mengenai perangkat pelayanan GERMITA selanjutnya diatur dalam Peraturan-Peraturan Gereja.

Penjelasan

1. Cukup jelas 2. Cukup jelas

Pasal 17 Sidang dan Rapat

1. Untuk menggumuli tugas panggilannya secara bersama-sama sebagai tubuh Kristus, GERMITA menyelenggarakan sidang atau rapat sebagai berikut :

a. Sidang Majelis Sinode terdiri dari:

1. Sidang Lengkap Majelis Sinode/Sidang Istimewa Majelis Sinode; dan 2. Sidang Tahunan Majelis Sinode.

b. Rapat Badan Pekerja Majelis Sinode;

c. Sidang Majelis Jemaat;

d. Rapat Badan Pekerja Majelis Jemaat; dan e. Rapat Sidi Jemaat.

3. Ketentuan mengenai sidang atau rapat selanjutnya akan diatur dalam Peraturan gereja Tentang Jemaat dan Sinode.

Penjelasan

1. Cukup Jelas 2. Cukup jelas

BAB VII

PELAYAN KHUSUS DAN PEGAWAI GERMITA

Pasal 18 Pelayan Khusus

1. Anggota sidi jemaat yang menerima panggilan Yesus Kristus secara khusus untuk menyelenggarakan panggilan gereja dan untuk memperlengkapi seluruh anggota jemaat disebut pelayan khusus.

2. Pelayan khusus terdiri dari kostor, diaken, penatua,dan pendeta.

3. Penerimaan panggilan menjadi pelayan khusus kostor, diaken dan penatua melalui pemilihan, penetapan, pentahbisan dan pemberian diri sungguh-sungguh dalam tugas pelayanan dan kesaksian gereja.

4. Penerimaan panggilan menjadi pelayan khusus pendeta melalui pendidikan teologi dan latihan khusus (masa vikariat), penetapan, pentahbisan dan pemberian diri sepenuhnya dalam tugas pelayanan dan kesaksian gereja.

5. Ketentuan mengenai pelayan khusus selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Gereja tentang Pelayan Khusus.

(9)

9 Penjelasan

1. Berdasarkan imamat orang yang percaya (1 Ptr. 2:9-10), pada dasarnya semua anggota jemaat/gereja adalah pelayan, namun ada anggota jemaat yang secara khusus dipanggil oleh Yesus Kristus dari antara anggota jemaat dan dipercayakan tugas pelayanan untuk menyelenggarakan panggilan gereja dan memperlengkapi seluruh anggota jemaat agar mau dan mampu melaksanakan panggilan gereja yang disebut pelayan khusus. (Ef. 4: 11-12)

2. Keempat jabatan pelayan khusus tidak ada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah (Hirarkis) atau tidak ada pelayan khusus yang satu menguasai pelayan khusus yang lain, namun dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing.

3. Keempat tahapan penerimaan panggilan pelayan khusus kostor, diaken dan penatua merupakan prasyarat kehadiran dan kepelayanan mereka dalam jabatan gereja. Jika salah satu tidak dilaksanakan, maka seseorang tidak memenuhi syarat sebagai pelayan khusus kostor, diaken dan penatua.

4. Keempat tahapan penerimaan panggilan pelayan khusus pendeta, merupakan prasarat kehadiran dan kepelayanan pendeta dalam jabatan gereja. Jika salah satu tidak dilaksanakan, maka seseorang tidak memenuhi syarat sebagai pelayan khusus pendeta.

5. Cukup jelas

Pasal 19 Pegawai GERMITA

1. Seseorang yang menjalankan tugas pelayanan dan kesaksian GERMITA secara penuh waktu dan menerima biaya hidup disebut pegawai GERMITA.

2. Ketentuan mengenai pegawai GERMITA selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Gereja Tentang Pegawai GERMITA.

Penjelasan

1. Cukup jelas 2. Cukup jelas

BAB VIII

ASAS DAN SIKAP DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pasal 20 Asas

Dalam terang pengakuan yang tercantum dalam Bab III Pasal 8 diatas, GERMITA berasaskan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penjelasan

Dalam pengakuan GERMITA, hanya ada satu dasar yang telah diletakkan dalam kehidupan bergereja , yaitu Yesus Kristus. Karena itu perlu dibedakan secara tajam antara dasar gereja dan asas negara dimana GERMITA di tempatkan oleh Tuhan.

Pasal 21 Sikap

GERMITA bersaksi dan melayani ditengah-tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang sedang membangun dengan mengambil sikap positif, kreatif, kritis, realistis, dan transfomatif serta berperan sebagai garam dan terang, kekuatan moral, yang senantiasa menyuarakan suara kenabiannya untuk mewujudkan Syalom.

Penjelasan

Positif artinya terbuka terhadap yang baik; Kreatif artinya, dalam kuat dan kuasa Roh Kudus menggantikan yang lama yang tidak berguna dengan yang baru, atau menambahkan yang baru pada yang sudah ada; Kritis artinya melihat segala sesuatu dalam terang Firman Tuhan;

(10)

10

Realistis artinya siuman/sadar akan waktu dan batas-batas kenyataan dan tidak terbawa oleh impian kosong; Transformatif artinya selalu berupaya mewujudkan pembaruan dengan berdasarkan pimpinan Roh Kudus.

BAB IX

PERBENDAHARAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 22 Perbendaharaan

1. Perbendaharaan GERMITA meliputi harta milik dan hasil pengelolaannya yang merupakan karunia Tuhan Allah untuk menatalayani panggilan GERMITA yang terdiri dari:

a. Barang bergerak;

b. Barang tidak bergerak;

c. Uang;dan

d. Surat-surat berharga.

2. Sumber-sumber perbendaharaan dan keuangan GERMITA terdiri dari : a. Semua jenis persembahan;

b. Usaha-usaha yang dikelolah GERMITA; dan

c. Bantuan atau sumbangan pihak luar yang sifatnya tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan Tata Gereja GERMITA.

3. Ketentuan mengenai perbendaharaan selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Gereja Tentang Perbendaharaan.

Penjelasan

Cukup jelas

Pasal 23

Pengawasan Perbendaharaan

1. Demi mewujudkan pengelolaan perbendaharan GERMITA yang teologis, tertib, teratur, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab, maka dilakukan pengawasan pengelolaan perbendaharaan GERMITA.

2. Pengawasan pengelolaan perbendaharaan GERMITA dilakukan oleh Badan Pengawas Perbendaharaan GERMITA di aras jemaat dan sinode.

3. Ketentuan mengenai pengawasan perbendaharaan selanjutnya diatur dalam Peraturan Gereja Tentang Pengawasan Perbendaharaan.

Penjelasan

1. Cukup Jelas 2. Cukup jelas 3. Cukup jelas

BAB X

ATRIBUT GERMITA

Pasal 24 Atribut GERMITA

1. GERMITA memiliki dan menggunakan atribut sebagai lambang yang sah dan diakui yang merupakan tanda kebersamaan dalam persekutuan, kesaksian, pengajaran dan pelayanan.

2. Ketentuan mengenai atribut BERMITA selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Gereja tentang Atribut GERMITA.

Penjelasan

1. Cukup jelas 2. Cukup jelas

BAB XI

PENGGEMBALAAN, PENILIKAN DAN DISIPLIN GEREJAWI

Referensi

Dokumen terkait

bermaksud untuk memberikan arahan pentingnya penggunaan alat peraga dan memberikan contoh alat peraga khususnya alat peraga Teorema Pythagoras serta menjelaskan

Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (cross sectional), dengan memanfaatkan data sekunder dari hasil kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu

The impact of workload and technology competence on technostress and performance of employees.. The 2

Sifat-sifat fisikawi (aroma, warna, kadar air, massa jenis dan viskositas) dan kimiawi (bilangan asam, bilangan penyabunan dan bilangan peroksida) minyak tempe

Bila pekerja menggunakan kacamata bifokal biasa yang dirancang untuk melihat objek yang dekat (30 cm) dengan bagian bawah kacamata, maka harus mendongak ke atas dan sedikit

perhitungan yang kompleks akan dapat pula dalam hal ini disederhanakan dengan penerapan komputer. Teknik analisis ini bisa pula digunakan untuk merencanakan tata

Sumber berita di sini dipandang bukanlah sebagai pihak yang netral yang memberikan informasi apa adanya, ia juga mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai