PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEPUASAN KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Kasus Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Umiyati
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The main aim of the research is to find out the empirical evidence related with the influence of budget participation toward managerial performance with job satisfaction, leadership style, and organization commitment as moderating variables. The respondents of this research are leaders (managers) contributed in the budget settlement of University Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Data elaborations for this research are using survey method by using quationnaires tools. From 120 quationnaires distributed, the researcher got 103(85,83%) completed quationnaires filled by respondent. Data elaboration is a set of questions adopted from the previous research. The data are analyzed by using multiple linear regression techniques with interaction test (Moderated Regression Analysis).The result of this research indicate that there are significant influence between the budget participation and managerial performance. At the condition when budget participation interacted with job satisfaction and leadership style as moderating variable, it gave significant influence toward managerial performance. At the condition when budget participation interacted with the organization commitment as moderating variable, it gave not significant influence toward managerial performance.
Keywords: budget participation, managerial performance, job satisfaction, leadership style, organization commitment
1. PENDAHULUAN
Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, baik sektor swasta
maupun pemerintah. Setiap organisasi bisa mendapatkan manfaat dari perencanaan dan
pengendalian yang diberikan oleh anggaran. Oleh karena itu, penganggaran dalam sebuah
organisasi merupakan proses yang terus menerus. Hal tersebut terjadi karena ketika beberapa
bulan anggaran tahun berjalan mulai diimplementasikan, tim anggaran telah bekerja kembali
untuk menyiapkan anggaran tahun berikutnya. Setiap organisasi yang besar dan telah mature (matang) dengan tingkat operasional yang relatif stabil dalam jangka panjang, anggaran
merupakan dokumen formal dan sangat rinci. Untuk itu, perlu waktu yang relatif lama dalam
menyiapkan suatu anggaran supaya anggaran dapat selesai dengan tepat waktu diawal tahun
berikutnya dan disetujui semua pihak yang terkait.
Tahapan penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan hal yang sangat penting. Begitu pula dengan ketaatan terhadap alokasi anggaran,
pelaporan dan pertanggungjawaban menjadi perhatian utama manajemen. Bagi organisasi yang
besar, proses penyusunan laporan dan implementasi anggaran dapat berjalan
berminggu-minggu, bahkan mungkin berbulan bulan.
Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak
berbeda dibandingkan dengan penganggaran pada sektor swasta. Menurut Mardiasmo (2002:61)
anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi yang hendak dicapai selama periode waktu
Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
untuk publik. Namun sebaliknya, pada sektor publik anggaran harus diinformasikan kepada
publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan. Anggaran sektor publik merupakan
instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang
dibiayai dengan uang publik.
Anggaran dalam proses pembuatannya terdapat dua sistem yaitu, top down dan bottom up. Sebelum adanya perubahan sistem pembuatan anggaran yang mengharuskan adanya
akuntabilitas dalam proses pembuatan dan pelaporan, instansi pemerintah masih menggunakan
sistem top down. Dimana rencana dan jumlah anggaran yang telah ditetapkan oleh atasan atau pemegang kuasa anggaran, bawahan atau pelaksana anggaran hanya melakukan apa yang telah
disusun. Penerapan sistem ini dapat mengakibatkan kinerja bawahan atau pelaksana anggaran
menjadi tidak efektif, karena atasan terlalu menuntut namun sumber daya pelaksanaan anggaran
tidak mencukupi. Selain itu kuasa pembuat anggaran terkadang kurang mengetahui potensi dan
hambatan yang dimiliki oleh bawahan atau pelaksana anggaran, sehingga target anggaran yang
diberikan melebihi kemampuan pelaksana anggaran.
Proses pembuatan anggaran dengan sistem top down sangat berbeda dengan sistem bottom
up. Anggaran dengan sistem bottom up merupakan proses pembuatan anggaran yang dilakukan secara bersama-sama antara pemegang kuasa dan pelaksanaan anggaran. Hal ini dapat dilakukan
sebagai sarana yang efektif dan efesien dalam mencapai tujuan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan akuntansi manajemen maka sektor publik
menerapkan sistem penganggaran yang dapat menanggulangi masalah diatas, yaitu dengan
menerapkan partisipasi anggaran (participatory budgeting). Dengan sistem ini, dalam pelaksanaan anggaran melibatkan pemegang kuasa anggaran (atasan) dengan pelaksana anggaran (bawahan)
untuk menghasilkan kesepakatan dalam penyusunaan anggaran tersebut.
Dalam proses penyusunan anggaran, sebaiknya semua tingkatan manajemen ikut
berpartisipasi (terlibat). Partisipasi dalam penyusunan anggaran yang melibatkan sumber daya
manusia mempunyai pengaruh yang besar dalam penentuan besarnya anggaran dalam institusi
atau organisasi (Govindrajan, 2005:87).
Anggaran dapat dijadikan sebagai alat penilaian kinerja, maksudnya adalah kinerja dapat
dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efesiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja
manajer publik dinilai berdasarkan pada tingkat keberhasilan yang dicapai yang dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan (Mardiasmo,2002:65).
Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan,
mengkomunikasikan, memotivasi dan mengevaluasi prestasi manajer yang akan memainkan
peranan dalam mempersiapkan dan mengevalusi berbagai alternatif dari tujuan anggaran,
Banyak penelitian bidang akuntansi manajemen yang menaruh perhatian pada masalah
partisipasi anggaran, hal ini karena anggaran partisipatif dinilai mempunyai konsekuensi
terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Murray, 1990 dalam Sardjito 2007:4 ). Pengaruh
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial merupakan tema yang menarik dalam
pendidikan akuntansi manajemen. Menurut Lukka (1988) dan Brownell (1982) dalam Sumarno
(2005: 586) ada dua alasan yaitu (a) partisipasi dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat
meningkatkan kinerja dan (b) berbagai penelitian yang menguji antara partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial hasilnya saling bertentangan. Sehingga para peneliti menyimpulkan
bahwa tidak ada hubungan langsung antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial (Gul.et.al, 1995 dalam Nor, 2009: 218).
Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, antara lain Brownell (1982); Sumarno (2005);
Yusfaningrum dan Ghozali (2005); Sardjito (2007); Nurcahyani (2010); Arifah (2009); Fitrianti
(2010). Namun ada beberapa peneliti lainnya menemukan partisipai anggaran tidak
meningkatkan kinerja manajerial, antara lain :( Baryan Locke, 1967 dalam Nor, 2009); Milani
(1975); Yuniarti (2007)
Hasil penelitian terdahulu tersebut menunjukan bahwa hasil temuan mereka tidak
konsisten antara satu dengan lainnya. Pengaruh antara partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial ada kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang bertindak sebagai
variabel intervening atau moderating. Dengan demikian, untuk menyelesaikan perbedaan dari
hasil penelitian tersebut, bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontijensi (contigency approach) yang secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel yang dapat mempengaruhi pengaruh antara partisipasi dalam penyusunan anggaran kinerja manajerial
(Govindrajan,1986, dalam Nor,2009: 219).
Sejalan dengan pernyataan tersebut diatas, penulis dalam penelitian ini menggunakan tiga
variabel moderating yang akan memoderasi partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial yaitu kepuasan kerja, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi yang
diberikan oleh suatu organisasi kepada para pegawainya.
Kepuasan kerja menunjukan hubungan pengaruh yang positif dan sigifikan terhadap
partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel moderating (Adrianto, 2008 : 61). Hal ini
sesuai dengan teori psikologi yang dikemukakan oleh (Hopwood, 1976,:Brownell, 1982a; Young, 1988 dan Dunk, 1993b dalam Sumarno,2005: 587) bahwa melalui partisipasi anggaran, individu
dapat mengurangi tekanan tugas dan mendapatkan kepuasan kerja, dan selanjutnya dapat
mengurangi senjangan anggaran.
Brownell dan McInnes (1986); Dunk (1990) dalam Nor, (2009: 220) mengemukakan
bahwa partisipasi penyusunan anggaran lebih memungkinkan para manajer (sebagai bawahan)
yang dapat dicapai. Pimpinan yang memperkenankan bawahanya untuk turut terlibat dalam
pengambilan keputusan menyangkut pekerjaannya umumnya akan meningkatkan kepuasan kerja
bawahannya. Kepuasan kerja yang dimakud adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja bisa timbul dalam organisasi biasanya karena adanya kenaikan atau
disetujuinya usulan yang ditawarkan bawahan kepada pimpinan. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja adalah pekerjaan yang sifatnya menantang, penghargaan yang
sepadan, kondisi lingkungan kerja yang mendukung serta kesesuaian antara pekerjaan dengan
pribadi individu (stonner et. al,1998 dalam Adrianto, 2008 : 16)
Hermawan (2003); Fitrianti (2010) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh yang positif dan siginifikan dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran. Hal ini
berbeda dengan penelitian Sumarno (2005); Nor (2009) yang menemukan bahwa pengaruh
gaya kepemimpinan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial tidak mempunyai
pengaruh yang positif dan siginifikan.
Kemampuan dan keterampilan dalam pengarahan adalah faktor penting yang harus dimiliki
oleh manajer. Keberhasilan suatu organisasi baik secara keseluruhan maupun secara kelompok
dalam suatu organisasi tertentu sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat
dalam organisasi yang bersangkutan (Nor,2009:219). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi tersebut dalam menyelenggarakan
berbagai kegiatannya terutama dapat dilihat dalam hasil kinerja bawahan yang dipimpinnya.
Arifah (2009); Sardjito (2007) menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan siginifikan antara
komitmen organisasi dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
Sementara penelitian Suardana (2009) menemukan bahwa interaksi antara partisipasi
penyusunan anggaran dan komitmen organisasi tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal
ini berarti bahwa penelitian Suardana (2009) menyimpulkan komitmen organisasi tidak mampu
memperkuat hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Komitmen organisasi bisa tumbuh apabila individu memiliki ikatan emosional yang kuat
terhadap organisasi, dimana setiap individu akan lebih mengutamakan kepentingan organisasi
dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemberian apresiasi dan persepsi yang baik atau
positif terhadap individu yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan membuat individu
tersebut mengutamakan kepentingan organisasinya dibandingkan kepentingan pribadi.
Sebaliknya jika komitmen organisasi rendah maka akan membuat individu berbuat untuk
kepentingan pribadinya (Pinder, 1984 dalam Arifah, 2009 ; 75).
Dengan demikian, selain faktor kepuasan kerja yang sangat penting dalam organisasi agar
pegawai merasa termotivasi dalam memperbaiki kondisi kerjannya dan memberikan respon
yang membangun, faktor kepemimpinan juga mempunyai peranan yang penting untuk memberi
komitmen organisasi yang menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan
sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi diharapkan dapat mendukung proses kegiatan penyusunan anggaran. Sehingga tugas penyusunan anggaran dapat dilaksanakan secara optimal.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti termotivasi dalam melakukan penelitian
ini, karena pertama, partisipasi anggaran dinilai mempunyai konsukuensi terhadap sikap dan
perilaku anggota organisasi sehingga penelitian ini mengkonfirmasi kembali atas penelitian
terdahulu apakah partisipasi anggaran mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja manajerial. Disamping itu, juga untuk mengetahui apakah variabel kepuasan kerja, gaya
kepemimpinan, dan komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial. Kedua, berbagai peneliti sebelumnya yang menguji hubungan
antara partsipasi anggaran dan kinerja manajerial masih menunjukan hasil yang tidak konsisten.
Ketiga, sampai dengan tahapan penyelesaian penelitian ini, peneliti belum menemukan hasil
penelitian yang menaruh perhatian pada partisipiasi penyusunan anggaran dengan objek
penelitiannya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hal tersebut,
maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan kerja, Gaya Kepemimpinan dan Komitmen
Organisasi sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)“.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang (a) Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial (b)Kepuasan kerja dalam memoderasi
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap peningkatan kinerja manajerial (c) Gaya
kepemimpinan dalam memoderasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
peningkatan kinerja manajerial (d) Komitmen organisasi dalam memoderasi pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap peningkatan kinerja manajer.
2. METODOLOGI PENELITIAN
a. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan dan kepala bagian yang terlibat
dalam penyusunan anggaran di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun tujuan utama dipilihnya Instansi Pemerintah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai sampel penelitian adalah karena UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah
satu perguruan tinggi Islam Negeri di Jakarta yang telah berstatus Badan Layanan Umum
(BLU) penuh sejak tanggal 26 Februari 2008 melalui surat keputusan Menteri Keuangan
Nomor: 42/PMK.05./2008, dimana dengan status barunya UIN Jakarta harus melaporkan
pertanggungjawaban melalui pelaksanaan anggaran dengan didukung oleh sistem akuntansi
dan sistem dokumentasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005.
yaitu anggaran yang dibuat secara bersama-sama dengan pemengang kuasa dan pelaksana
anggaran (participatory budgeting), sehingga sesuai dangan topik yang akan diteliti. Selain itu, karena adanya data yang tersedia dan kemudahan bagi peneliti untuk mengakses data .
Sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel bertujuan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a)
Menduduki jabatan sebagai wakil rektor, dekan, wakil dekan,kepala biro, direktur
pascasarjana, kepala bagian tata usaha, kepala subbagian tata usaha, kepala bidang
perpustakaan, ketua program studi, sekertaris program studi, dan ketua lembaga struktural
UIN (b) Individu terlibat dalam proses penyusunan anggaran tahun 2011-2012 (c)Telah
menduduki jabatan minimal 1 (satu) tahun. Sampel penelitian ini adalah para responden
yang menjawab pertanyaan dari kuesioner yang diajukan peneliti.
b. Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel operasional yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
Partisipasi Penyusunan Anggaran (Variabel Independen)
Partisipasi penyusunan anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan manajer-manajer
pusat pertanggungjawaban didalam hal yang berkaitan dengan penyusunan anggaran
(Govindrajan, 1986) .Untuk mengukur tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam
penyusunan anggaran, penelitian ini menggunakan instrument yang dikembangkan oleh
Milani (1975) dalam Sumarno (2005:603) dengan menggunakan skala likert lima point..
Kepuasan Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi (Variabel Moderating).
Kepuasan kerja disini merupakan hal yang bersifat individual. Masing-masing individu
organisasi pasti memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan nilai
pada semua organisasi. Kepuasan kerja selalu mendapatkan perhatian yang penting bagi
perilaku organisasi. Pengukuran variabel menggunakan instrumen yang diadopsi dari
Adrianto (2008), dengan menggunakan skala likert lima point.
Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan
kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut
mungkin tidak disenangi (Luthan, 2002:575 dalam Trisnaningsih 2007:12), Instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari Hermawan (2003) dalam Fitrianti
(2010), dengan menggunakan skala likert lima point.
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai keyakinan dan dukungan yang kuat dari
dalam diri individu terhadap nilai sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi dengan
2009:78).Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
Mowdey (1979) dalam Sumarno (2005:605), dengan menggunakan skala likert lima point
Kinerja Manajerial (Variabel Dependen)
Menurut Mahoney et al. (1963) dalam Sumarno (2005) yang dimaksud dengan kinerja
manajerial adalah kinerja para individu dalam fungsi-fungsi manajerial, antara lain
perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan (supervisi), pemilihan staf,
negosiasi, perwakilan atau representative. Untuk mengukur variabel kinerja manajerial digunakan instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney et.al (1963) dalam
Sumarno (2005:404
)
dengan menggunakan skala likert lima point.
c. Teknik Analisa data
Teknik Analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas
data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan model statistik dengan pendekatan uji interaksi atau sering disebut dengan
Moderated Regression Analysis (MRA). Pendekatan ini diadposi dari persamaan yang digunakan Govindrajan dan Gupta (1985) dalam Sumarno (2005: 592) Model Analisis data ditunjukkan
dengan persamaan sebagai berikut : Hipotesis 1 : Y = β0+ β1X1 + e
Hipotesis 2 : Y = β0+ β1X1+ β2X2+ β5X1X2+ e
Hipotesis 3 : Y = β0+ β1X1+ β3X3+ β6X1X3+ e
Hipotesis 4 :Y = β0+ β1X1+ β4X4+ β7X1X4+ e
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan secara uji statistik terhadap
output yang dihasilkan dari persamaan regresi. Uji statistik yang digunakan, meliputi :
a. Uji R2 (Koefisien Determinan)
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2005;83). Menurut Sugiyono (2009:250), acuan yang menjadi ukuran seberapa
besar penjelasan R2 adalah sangat rendah ( 0,00 - 0,199), rendah (0,20-0,399), sedang (0,40 -
0,599), kuat (0,60 - 0,799) dan sangat kuat ( 0,80 - 1,000 ). Menurut Santoso (2001) dalam
Priyatno (2008:1) bahwa untuk regresi dengan lebih dua variabel bebas digunakan Adjusted
R2 sebagai koefisien determinasi.
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji Statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2005:84).Tingkat siginifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % atau 0.05. Tabel
distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2.5 % (Uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
(Priyatno 2008:85). Menurut singgih santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan untuk
1.Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti
menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Indentitas Responden
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan dan dikembalikan, maka diperoleh
indentitas responden tingkat pengembalian sebagai berikut:
Tabel 1
Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 120 100 %
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 14 11,67%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 3 2,5%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 103 85,83%
Sumber: Data primer yang diolah b. Statistik Deskriptif
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KM 103 20 43 30.86 4.871
PA 103 9 28 19.92 4.214
KK 103 10 42 21.48 5.156
GK 103 28 70 52.51 8.033
KO 103 15 30 23.82 2.848
Valid N (listwise) 103 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 2 menjelaskan bahwa pada variabel kinerja manajerial jawaban minimum
responden sebesar 20 dan maksimum sebesar 43, dengan rata-rata total jawaban 30,86
dan standar deviasi sebesar 4,871. Variabel patisipasi penyusunan anggaran jawaban
minimum responden sebesar 9 dan maksimum sebesar 28, dengan rata-rata total
jawaban 19,92 dan standar deviasi sebesar 4,214. Sedangkan untuk variabel kepuasan
kerja jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 42 dengan
rata-rata total jawaban 21,48 dan standar deviasi sebesar 5,156. Gaya kepemimpinan jawaban
minimum responden sebesar 28 dan maksimum sebesar 70 dengan rata-rata total
jawaban minimum responden sebesar 15 dan maksimum sebesar 30 dengan rata-rata
total jawaban 23,82, dan standar deviasi sebesar 2,484.
c. Hasil Uji Kualitas data
Kualitas data dapat diuji dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika signifikan probabilitasnya memiliki nilai dibawah 0,05. Pada
penelitian ini setiap pertanyaan dari masing-masing variabel memiliki nilai sig sebesar 0,000 itu menunjukan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1), Kepuasan
Kerja (X2),Gaya kepemimpiunan (X3), Komitmen organisasi (X4) dan Kinerja
Manajerial (Y) dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian.
Suatu intrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha berada diatas 0,6. Tabel 3 menunjukan hasil reliabilitas untuk lima variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Kinerja Manajerial 0,859 Reliabel
Partisipasi Penyusunan Anggaran 0,847 Reliabel
Kepuasan Kerja 0,732 Reliabel
Gaya Kepemimpinan 0,889 Reliabel
Komitmen orgnaisasi 0,762 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 3 menunjukan bahwa nilai cronbach’s alpha atas variabel kinerja manajerial
sebesar 0,859, partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,847, kepuasan kerja 0,732,
gaya kepemimpinan sebesar 0,889 dan komitmen organisasi sebesar 0,762. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6.
d. Hasil Uji Asumsi klasik
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal.
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat
Gambar 1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Sumber: Data primer yang diolah
Sedangkan Hasil uji Heterokedastisitas pada gambar 2 terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar dengan
baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan variabel yang mempengaruhinya
yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan, dan
komitmen organisasi.
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kepuasan Kerja, Gaya Kepemimpinan, Komitmen organisasi dan Kinerja Manajerial
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4 berikut ini menunjukan hasil uji multiokolonieritas berdasarkan nilai
Tolerance dan Variance inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa masing-masing variabel mempunyai
nilai tolerance < 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) > 10. Dimana, hasil uji multikolinieritas menunjukan bahwa nilai VIF untuk variabel partisipasi penyusunan
anggaran, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan. dan komitmen organisasi masing-masing
sebesar 1,252, 1,031, 1,301 dan 1,202, sedangkan nilai tolerance untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi
masing-masing sebesar 0,799, 0,970, 0,769 dan 0,832. Dari hasil pengujian tersebut
mengindikasikan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
e. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis 1 menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran (X1) terhadap
kinerja manajerial (Y). Hipotesis yang diajukan :
H0 : Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial.
H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
manajerial
1) Uji Koefisien Determinasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk hipotesis 1, sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil pehitungan nilai R berdasarkan tabel 5 diatas diperoleh angka korelasi
0,519 artinya hubungan variabel dependen dan independen adalah sedang.Berdasarkan
nilai R Square (R2) menunjukan variabel partisipasi penyusunan anggaran dapat
menjelaskan 26,9% variabel kinerja manjerial. Sisanya 73,1 dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model.
2) Uji Signifikan Paramater Individual (Uji Statistik t)
Berikut ini disajikan hasil uji statistik t untuk hipotesis 1, sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Statistik t Hipotesis 1 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.921 2.002 9.451 .000
PA .599 .098 .519 6.096 .000
a. Dependent Variable: KM Sumber : Data Primer yang diolah
Tabel 6 diatas diperoleh hasil t hitung sebesar 6,096 pada tingkat siginifikan
0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05, sehingga uji t dapat simpulkan bahwa secara
individual pertisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kinerja manajerial.
Partisipasi penyusunan anggaran dengan melibatkan pihak atas (pemegang kuasa
anggaran) dengan bawahan (pelaksana anggaran) merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan kinerja manajerial. Dengan
menyusun anggaran secara partisipasi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja setiap
individu sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini didasarkan pada pemikiran
bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang direncanakan secara partisipatif disetujui,
maka setiap individu akan melaksanakan standar yang ditetapkan dan manajer juga
memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut serta
terlibat dalam penyusunan. Maka hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini
didukung.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nor (2009) yang
menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara poisitif dan
signifikan terhadap kinerja manajerial serta penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain
yaitu Sumarno (2005), Arifah (2009) Yusfaningrum dan Ghozali (2005); Sardjito (2007);
Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis kedua menguji partisipasi penyusunan anggaran (X1) berpengaruh
secara signifikan terhadap dan kinerja manajerial (Y) dengan kepuasan kerja (X2) sebagai
variabel moderating. Hipotesis yang diajukan :
H0 :
Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating.
H2 :
Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
manajerial dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating.
1) Uji Koefisien Determinasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk hipotesis 2, sebagai
berikut:
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 2 Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), MODERAT1, PA, KK
b. Dependent Variable: KM Sumber: Data primer yang diolah
Hasil pehitungan nilai R berdasarkan tabel 7 diatas diperoleh angka korelasi
0,579 artinya hubungan variabel dependen dan independen adalah sedang.
Berdasarkan nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) menunjukan variabel
partisipasi penyusunan anggaran, kepuasan kerja dan variabel moderat1 dapat
menjelaskan 31,5 % variabel kinerja manjerial. Sisanya 68,5 dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model
2) Uji Siginifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berikut ini disajikan hasil uji statistik t untuk hipotesis 2, sebagai berikut:
Tabel 8
MODERAT1 -.039 .019 -1.216 -2.020 .046 a. Dependent Variable: KM
Sumber: data primer yang diolah
Nilai t hitung atas interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan veriabel
kepuasan kerja sebesar -2,020 pada tingkat signifikan 0,046 yang berarti signifikan
karena lebih kecil dari nilai 0.05. Hal ini menunjukan bahwa variabel kepuasan kerja
dapat berfungsi sebagai variabel moderating.
Kepuasan kerja adalah sifat individu yang merasa telah dihargai dan dipercaya
atas diterimanya usulan atau pendapat yang telah diberikan kepada organisasi melalui
partisipasi penyusunan anggaran, yang mengakibatkan terciptanya rasa kepuasan atas
pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja
dan mencapai tujuan serta sasaran organisasi. Kombinasi kesesuaian antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kepuasan kerja yang berorientasi pada individu merupakan
kesesuaian terbaik yaitu faktor kepuasan kerja yang memenuhi prasyarat kondisional
atau efektif dari partisipasi penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja
manajerial. Maka, hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini dididukung
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang Adrianto (2008) yang menyatakan
bahwa Kepuasan kerja menunjukan hubungan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel moderating. Hasil penelitian
ini memberikan bukti empiris mengenai pentingnya aspek kepuasan kerja dalam upaya
meningkatkan kinerja manajerial.
Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis ketiga menguji partisipasi penyusunan anggaran (X1) berpengaruh
secara signifikan terhadap dan kinerja manajerial (Y) dengan gaya kepemimpinan (X3)
sebagai variabel moderating. Hipotesis yang diajukan :
H0 :
Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating.
H3 :
Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
manajerial dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating.
1) Uji Koefisien Diterminasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk hipotesis 3, sebagai
berikut:
Tabel 9
Model R R Square
a. Predictors: (Constant), MODERAT2, GK, PA b. Dependent Variable: KM
Sumber : data primer yang diolah
Hasil pehitungan nilai R berdasarkan tabel 9 diatas diperoleh angka korelasi
0,568 artinya hubungan variabel dependen dan independen adalah sedang.
Berdasarkan nilai Adjusted R Square ( Adjusted R2) menunjukan bahwa variabel
partisipasi penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan dan variabel moderat2 dapat
menjelaskan 30,2 % variabel kinerja manjerial. Sisanya 69,8 % dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model.
2) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berikut ini disajikan hasil uji statistik t untuk hipotesis 3, sebagai berikut:
Tabel 10
Hasil Uji Statistif t Hipotesis 3
Coefficientsa Sumber : data primer yang diolah
Nilai t hitung atas interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan variabel
kepuasan kerja sebesar 2,191 pada tingkat signifikan 0,031 yang berarti signifikan,
karena berada dibawah nilai 0.05. Hal ini menunjukan bahwa variabel gaya
kepemimpinan dapat berfungsi sebagai variabel moderating.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah faktor penting. Keberhasilan suatu
organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi
tertentu, sangat tegantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi
yang bersangkutan. Dengan gaya kepemimpinan yang benar, atasan dapat mengarahkan
para bawahannya untuk ikut serta terlibat dalam penyusunan anggaran sehingga
nantinya akan meningkatkan kinerja manajerial. Maka, hipotesis 3 yang diajukan dalam
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2003);
Fitrianti (2010) yang menyatakan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran dan
gaya kepemimpinan secara signifikan mempengaruhi kinerja manajerial. Sedangkan
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh sumarno (2005)
yang menyatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah tidak signifikan.
Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis keempat menguji partisipasi penyusunan anggaran (X1) berpengaruh
secara signifikan terhadap dan kinerja manajerial (Y) dengan komitmen organisasi (X4)
sebagai variabel moderating. Hipotesis yang diajukan:
H0 : Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
H4 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
1) Uji Koefisien Diterminasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk hipotesis 4, sebagai
berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 4 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .551a .303 .282 4.126 1.721
a. Predictors: (Constant), MODERAT3, KO, PA b. Dependent Variable: KM
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil pehitungan niali R berdasarkan tabel 11 diatas diperoleh angka korelasi 0,551
artinya hubungan variabel dependen dan independen adalah sedang. Berdasarkan nilai
Adjusted R Square ( Adjusted R2) menunjukan bahwa variabel partisipasi anggaran,
komitmen organisasi dan variabel moderat3 dapat menjelaskan 28,2 % variabel kinerja
manjerial. Sisanya 71,8 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
2) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berikut ini disajikan hasil uji statistik t untuk hipotesis 4, sebagai berikut:
Hasil Uji Statistif t Hipotesis 4 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.104 3.604 4.468 .000
PA .398 .135 .344 2.938 .004
KO .164 .151 .096 1.084 .281
MODERAT3 .007 .004 .211 1.819 .072
a. Dependent Variable: KM Sumber:data primer yang diolah
Nilai t hitung atas interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan veriabel
komitmen organisasi sebesar 1,815 pada tingkat signifikan 0,072 yang berarti tidak
signifikan, karena berada diatas nilai 0.05. Hal ini menunjukan bahwa variabel
komitmen organisasi tidak dapat berfungsi sebagai variabel moderating.
Komitmen organsasi para pimpinan UIN syarif Hidayatullah Jakarta tidak
signifikan terhadap kinerja manajerial pada penelitian ini, diduga karena walaupun
seorang pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen organisasi yang
tinggi tetapi dengan adanya tekanan tugas dari atasan dan persaingan dari rekan kerja
serta peraturan baru sesuai dengan pedoman BLU yang harus dijalankan oleh setiap
pimpinan di UIN Jakarta pada masa transisi ini, maka responden menjadi sulit untuk
mengekspresikan rasa kecintaannya terhadap organisasi. Selain itu ketika para
pimpinan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpartisipasi dalam penyusunan
anggaran bukan karena komitmen yang tinggi tetapi karena struktur organisasi yang
memaksa mereka untuk berpartisipasi dalam menyusun anggaran atau hanya untuk
menjalankan tugasnya. Maka, hipotesis 4 yang diajukan dalam penelitian ini tidak
didukung.
Hasil penelitiaan ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifah
(2009); Sardjito (2007) yang menyatakan terdapat pengaruh dan siginifikan antara
komitmen organisasi dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
Akan tetapi penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Suardana
(2009) menyimpulkan komitmen organisasi tidak mampu memperkuat hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
4. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian hipotesa, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
yang signifikan anatara variabel dependen (kinerja manajerial) demgam variabel independen
(partisipasi penyusunan anggaran). Hubungan yang ditunjukan oleh koefisien regresi yang
positif siginifikan, artinya apabila partisipasi dalam penyusunan anggaran meningkat maka
kinerja manajerial juga akan meningkat. Penelitian ini berhasil mendukung hipotesi 1 (H1)
yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara siginifikan
terhadap kinerja manajerial, dan mendukung hipoteisi (H2) yang menyatakan bahwa
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja manajerial
dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating, serta mendukung hipotesis (H3) yang
menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara siginifikan
terahadap kinerja manajerial dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating. Hasil
Pengujian tidak mendukung hipotesis 4 (H4) yang menyatakan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap dan kinerja manajerial
dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating, sehingga komitmen organisasi
bukanlah faktor kesesuaian terbaik pada penelitian ini.
Implikasi yang diharapkan pada penelitian ini adalah : studi ini memberikan masukan
yang penting bagi manajer/pimpinan puncak bahwa partisipasi penyusunan anggaran akan
mempengaruhi kinerja. Selain itu, faktor kepuasan kerja, gaya kepemimpinan dan
komitmen organisasi kemungkinan menjadi faktor kondisional yang harus
dipertimbangkan dalam rangka peningkatan efektivitas organisasi melalui partisipasi
penyusunan anggaran. Faktor tersebut penting dalam kondisi era globalisasi yang penuh
dengan ketidakpastian lingkungan. Bagaimanapun tingkat kesesuaian kepuasan kerja, gaya
kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap efektivitas partisipasi penyusunan
anggaran, masih perlu diuji kembali.
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan. Beberapa keterbatan
ini diharapkan dapat dapat diatasi pada penelitian berikutnya, keterbatasan itu antara lain:
Penggunaan self rating scale (metode evaluasi diri sendiri) pada pengukuran kinerja manajerial memungkinkan menimbulkan liniency bias.Penelitian ini hanya menerapkan metode survei melalui kuesioner dan tidak melakukan wawancara, sehingga informasi yang diperoleh
hanya terbatas dari kuesioner yang diisi oleh para responden.Penulis hanya memasuki tiga
variabel moderating dalam hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja
manajerial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu kepuasan kerja, gaya kepemimpinan dan
komitmen organisasi. Diduga masih ada faktor lain yang dapat menjadi variabel
moderating, pengaruh partisipasi penyusunan dengan kinerja manajerial.Ruang lingkup
penelitian hanya dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga
Saran penulis untuk UIN syarif Hidayatullah Jakarta diharapakan dapat menerapkan
sistem anggaran yang lebih efektif sebagai alat bantu pimpinan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam pelaksanaan tugas manajemen, yaitu perencanaan dan pengendalian secara
efektif, efesien dan ekonomis dengan melibatkan faktor perilaku bawahan. Dengan
demikian dapat memotivasi dan mengevaluasi kinerja manajerial. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebaiknya mampu meningkatkan komitmen organisasi bawahannya dan bagi atasan
sebaiknya tidak menekan bawahannya dalam melaksanakan tugasnya agar bawahan mampu
menunjukkan dan meniciptakan komitmen organisasi yang tinggi agar mampu
mendapatkan kenyamanan dalam bekerja serta berkomunikasi.
Saran penulis untuk peneliti selanjutnya dapat mengukur kinerja yang tidak diukur
dengan self rating scale sehingga hasil penelitian tidak menimbulkan liniency bias, seperti kinerja keuangan (ekonomi,efesien,efektivitas). Dapat mempertimbangkan penggunaan
variabel moderasi yang lain, misalnya : budaya organisasi, struktur organisasi, desentralisasi,
motivasi, locus of control, dan sebagainya.Untuk menggunakan metode gabungan antara evaluasi bawahan terhadap atasan dan evaluasi atasan terhadap bawahannya, agar hasil
penelitian yang dilakukan bisa digeneralisasi dalam upaya memberikan dukungan empiris
terhadap teori yang diajukan
.
REFERENSI
Adrianto, Yogi. “Analisis Pengaruh Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja, Job Relevant Informasion, Motivasi kerja Sebagai Variabel Moderating “Tesis Universitas Diponegoro Semarang,2008.
Allen dan Meyer, “ The measurement and antecedents of affective, continuance and normative commitment to
the organization “, Journal of Occupational Psychology (1990), 63, 1-18 Printed in Great Britian
Anthony, R, N, dan V. Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen” Edisi 2 Buku 2, Salemba Empat: Jakarta 2005.
Arifah, Julita. “ Kontribusi Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi Dengan Sejangan Anggaran Serta Dampaknya terhadap Kinerja Aparat Pemerintah” Jurnal Akuntabilitas, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, Vol 2. No. 1 No.1 Hal 72 – 87 Februari 2009..
Bayangkara, IBK. “ Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasinya “, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
Brownell, P. “ The Role Of Accounting Data in Performance Evaluation, Budgetary Participation, and Organizational Effectiveness” Journal of Accounting Resarch, Vol.20 No. 1 (Spring,1982), pp 12-27
Davis, Keith dan Newstrom, John W. “Perilaku Dalam Organisasi” Edisi Ke Tujuh, Erlangga, Jakarta, 1985.
Fitrianti, Nofilia “ Pengaruh partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Iklim Organisasi Sebagai Variabel Moderating“, Skripsi FEB UIN Jakarta, 2010
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS” Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Halim, Abdul. Tjahjono ; Ahmad. Husein; Muh. Fakhri. “Sistem Pengendalian Manajemen” UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2000
Halim.Abdul & Abdulllah.Syukriy “ Hubungan dan Masalah Keagenen Di Pemerintah Daerah: (Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi)”, Jurnal Akuntansi Pemerintah, 2006
Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M.. “ Managerial Accounting” Buku 1 Edisis 8, Salemba Empat, Jakarta 2009.
Hermawan, “ Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja dan Penyusunan Anggaran di Biro Keuangan dan Perelngkapan Departemen Perindustrian”. Tesis Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta 2003.
Ikhsan, Arfan. “ Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan “ Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
Istiyani. “ Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Temanggung)” Tesis Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009.
Lau, M. Choung “ The Effects of Participation and Job-Relevant Information on The Relationship Between Evaluative Style and Job Satisfaction“ Riview of Quantitative Finance & Accounting, 21 : 17 -34,2003, Kluwer academic Publisher, Manufactured in the Netherlands.
Lupia, Arthur & Mathew McCubbins “ Representation or abdication? How citizens use institutions to help delegation succeed” European Journal of Political Research 37: 291-307. 2000.
Mardiasmo. “ Akuntansi Sektor Publik” Andi Offiset, Yogyakarta, 2002
Milani, K. “ The Relationship of Participan in Budget Setting to Industrial Supervisor Perfomance and Attitude : A Field Study :, The Accounting Riview, Vol 10 No. 2 April, pp 274-284, 1975
Nor, Wahyudin. “ Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai variabel Moderating dalam Hubungan anatara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial “, Jurnal Media Bisnis dan Manajemen Volume 9 Nomor 3 Desember 2009 Hal. 217-239, LPFE Trisakti, Jakarta 2009.
Nurcahyani, Kunwaviyah. “ Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi Sebagai Variabel Intervening”, Skripsi Universitas Dipenogoro, Semarang 2010.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pola Keuangan Badan Layanan Umum. Jakarta
Robbins.Stephen P dan Judge.ATimothy “ Organizational Behavior “ 13th Edition. Peason Education Inc,United State of Amerika, 2009
Santoso, Singgih “ Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik ” PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 2004
Sardjito, Bambang dan Muthaher, Osmad. “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Buadaya Organisasi sebagai variabel moderating”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 26 -28 Juli 2007.
Suardana, Kadek Juli dan Suryanawa , I Kadek. “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi “, Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana,2009
Sugiyono “ Metedologi Penelitian Bisnis” Edisi13, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung, 2009
Sumarno, J. “ Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhaadap Hubungan antara partisipasi dalam penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial” Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005.
Welsch, Glenn A dan Hilton Ronald W Gordon, Paul N “ Budget : Planing and Profit Control” , Salemba Empat, Jakarta 2000.
Wheelen, L.Thomas dan Hunger,David J. “ Strategic Management and Business Policy “ Tenth Edition, Pearson Education, Inc, United State of Amerika, 2006.
Yuniarti; Evi.Saty; Fadila Marga; Dewi,Dian Nirmala. “ Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial” Laporan penelitian, Politeknik Negeri Lampung, 2007
Yusfaningrum, Kusnariyanti dan Ghozali, Imam. “ Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Informasi (JRI) sebagai variable Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005