• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSYAWARAH NASIONAL XVII HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN INDONESIA 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MUSYAWARAH NASIONAL XVII HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN INDONESIA 2019"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI

HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN INDONESIA (HMPTI)

BAB I PENDAHULUAN

Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia (HMPTI) merupakan wadah mahasiswa Perlindungan Tanaman tertinggi di Indonesia, berasaskan Pancasila dengan merujuk pada pedoman pengembangan ikatan organisasi se-profesi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Republik Indonesia.

HMPTI sebagai wadah mahasiswa Perlindungan Tanaman tertinggi di Indonesia, maka HMPTI mengemban amanah untuk mewujudkan terciptanya integritas mahasiswa Perlindungan Tanaman di Indonesia, bukan hanya demi anggotanya tetapi untuk bangsa Indonesia.

Pengembangan kemahasiswaan tidak terlepas dari keterkaitan beberapa komponen yang terdiri dari sumberdaya manusia, sarana program, kelembagaan serta pelaksanaannya yang harus disesuaikan dengan kondisi kemahasiswaannya yang mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Untuk mewujudkan hal di atas, maka perlu penjabaran lebih lanjut dalam suatu Garis- Garis Besar Haluan Organisasi.

A. Pengertian

1. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah suatu haluan organisasi sebagai penjabaran aspirasi anggota, yang pada hakekatnya merupakan suatu pola umum program organisasi yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional (Munas).

2. Pola umum program organisasi merupakan rangkaian program-program yang menyeluruh, terpadu, terarah, berkesinambungan, dan berkelanjutan.

3. Rangkaian program berkesinambungan tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan HMPTI seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) HMPTI.

4. GBHO merupakan landasan operasional oganisasi.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud :

GBHO dimaksudkan untuk memberikan landasan dan arah dalam pengembangan organisasi.

2. Tujuan:

GBHO bertujuan memberikan gambaran keadaan yang ingin dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang sehingga secara bertahap dapat mewujudkan tujuan HMPTI seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) HMPTI.

C. Landasan

Penyusunan GBHO berlandaskan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMPTI.

(2)

D. Sistematika

Sebagai gambaran wujud masa depan organisasi, dalam jangka pendek maupun jangka panjang maka GBHO disusun dan dituangkan dalam pola umum program organisasi dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. POLA DASAR PROGRAM ORGANISASI DAN PEDOMAN UMUM PROGRAM KERJA ORGANISASI

BAB III. POLA UMUM PROGRAM JANGKA PANJANG TAHAP III BAB IV. POLA UMUM PROGRAM JANGKA PENDEK KETIGA BAB V. PENUTUP

E. Pelaksanaan

1. GBHO yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh Badan Pengurus Pusat (BPP), Wakil ketua BPP serta anggota tetap HMPTI.

2. Setiap dua belas bulan sekali Pola Umum Program Jangka Pendek ditinjau kembali dan setiap tiga puluh enam bulan sekali Pola Umum Program Jangka Panjang ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan bina mitra kehidupan organisasi.

BAB II

POLA DASAR PROGRAM ORGANISASI

A. Tujuan Program Organisasi

Program organisai bertujuan untuk mewujudkan suatu organisasi yang sehat dan dinamis bagi anggotanya dan wujud pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

B. Landasan Program Organisasi

Landasan pelaksanaan program organisasi adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMPTI.

C. Potensi Dasar Potensi dasar organisasi yang dimiliki oleh HMPTI adalah:

1. Keberadaan HMPTI sebagai wadah mahasiswa Perlindungan Tanaman tertinggi di Indonesia yang telah diakui dan dikukuhkan oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek dikti Republik Indonesia.

2. Perguruan Tinggi yang melaksanakan pendidikan pertanian khususnya perlindungan tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia.

3. Lembaga Kemahasiswaan Perlindungan Tanaman ditingkat fakultas masing-masing institusi.

4. Kualitas mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia merupakan sebagai suatu warisan pengkaderan alami yang mengandung dinamika organisasi dengan landasan iman, ilmu, amal dan profesionalisme.

5. Jumlah anggota yang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai latar belakang suku dan budaya.

6. Keadaan Indonesia sebagai Negara agraris di daerah tropis.

7. Dukungan infrastruktur dalam pengembangan organisasi.

8. Stabilitas politik Indonesia yang mendukung dinamika kehidupan organisasi.

(3)

D. Kualitas Mahasiswa Perlindungan Tanaman 1. Kualitas iman :

a. Pola sikap dan perilaku mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia yang dilandasi oleh ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Nilai-nilai moral yang melandasi kontrol mahasiswa terhadap diri sendiri dan masyarakat.

2. Kualitas ilmu :

a. Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perlindungan Tanaman dengan kemampuan berfikir sebagai bagian dari masyarakat ilmiah.

b. Memiliki kemampuan konseptual untuk merumuskan konsep pengembangan lembaga dan pengembangan diri guna mendukung pembangunan bangsa.

3. Kualitas amal :

a. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perlindungan Tanaman dirumuskan untuk terwuudnya masyarakat yang adil dan makmur.

b. Rela berkorban sebagai wujud rasa kepedulian sosial dengan mendahulukan kepentingan organisasi.

c. Kemampuan akademis yang siap melaksanakan tugas kemanusiaan sebagai wujud kesetiakawanan.

4. Profesionalisme

a. Mengemban tanggungjawab yang telah diamanahkan sebagai wujud komitmen.

BAB III

POLA UMUM PROGRAM JANGKA PANJANG TAHAP III

Untuk memberikan arah program yang berkesinambungan maka perlu disusun pola umum sebagai upaya mencapai tujuan HMPTI.

Berdasarkan pola dasar program organisasi maka disusunlah Pola Umum Program Jangka Panjang yang meliputi jangka waktu enam tahun dalam tiga kepengurusan.

A. Pendahuluan

Kegiatan dalam upaya mendukung pembangunan pertanian yang lestari, bermanfaat, dan berkelanjutan, maka perlu disiapkan sumberdaya manusia yang tangguh melalui pendidikan pertanian. Sejalan dengan hal tersebut perlu diupayakan peningkatan kualitas pendidikan tinggi pertanian umumnya dan peningkatan profesi perlindungan tanaman baik di Universitas, Institusi Pertanian, Sekolah Tinggi Pertanian, Fakultas Pertanian, Politeknik Pertanian, dan Diploma Perlindungan Pertanian. Agar pelaksanaan program organisasi dapat berjalan lancar dan terarah untuk mencapai tujuan HMPTI, maka perlu menentukan Pola Umum Jangka Panjang Tahap I dimulai pada tahun 2016 dengan pelaksanaan program jangka pendek hingga ketiga yang merupakan rangkaian program berkesinambungan sebelum memasuki program jangka panjang selanjutnya.

B. Arah Program Jangka Panjang Tahap III

Program dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan HMPTI yang termaktub dalam Anggaran Dasar HMPTI. Untuk melaksanakan maka program jangka panjang dilaksanakan secara bertahap. Maksud pelaksanaan bertahap ini untuk meletakkan landasan yang kuat bagi program jangka panjang tahap selanjutnya.

Sasaran umum dari Program Jangka Panjang Tahap Ketiga adalah pengembangan organisasi secara intern dan ekstern. Sejalan dengan itu, perlu pula dilaksanakan realisasi dan

(4)

sosialisasi program.Pelaksanaan program harus sejalan dengan pembinaan keadaan organisasi yang stabil dan dinamis.

Pelaksanaan program harus menjamin pemerataan untuk setiap anggota secara proporsional serta bermanfaat bagi seluruh mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia dan masyarakat pada umumnya.Pelaksanaan program ini harus memanfaatkan secara optimal segenap potensi organisasi.

Dalam melaksanakan program HMPTI, harus dihindari ciri-ciri negatif sebagai berikut : 1. Ketidakpahaman intern maupun ekstern terhadap keberadaan dan tujuan HMPTI.

2. Usaha-usaha merongrong ketetapan-ketetapan Munas oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dengan maksud tertentu serta tanpa alasan yang rasional dan bermoral.

3. Ketidakmampuan pengurus untuk mengelola organisasi.

4. Perpecahan dalam tubuh organisasi.

Sasaran yang hendak dicapai dalam Program Jangka Panjang Tahap III adalah:

1. Bidang pengembangan organisasi

Sasaran pengembangan organisasi dicapai melalui pelaksanaan secara bertahap dengan serangkaian program jangka pendek berikut ini:

a. Program Jangka Pendek Pertama: Optimalisasi potensi sumberdaya organisasi.

b. Program Jangka Pendek Kedua: pengembangan kemitraan dalam tingkat nasional dan internasional.

c. Program Jangka Pendek Ketiga: Pengembangan potensi sumberdaya organisasi HMPTI dan optimalisasi kemitraan dalam tingkat nasional dan internasional.

2. Bidang Pengembangan Profesi

Pengembangan profesi dilaksanakan sejalan dengan pengembangan organisasi dengan mengoptimalkan sumberdaya institusi. Pengembangan profesi bertitik tolak dari latar belakang disiplin ilmu perlindungan tanaman yang disesuaikan dengan keadaan serta arah kemajuan pembangunan pertanian dengan mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.

C. Penutup

Pola Umum Program Jangka Panjang Tahap III merupakan pola tetap yang tidak akan diubah sebelum memasuki program jangka panjang selanjutnya serta merupakan landasan pokok bagi penyusunan Pola Umum Program Jangka Pendek. Penjabaran Pola Umum Program Jangka Pendek dilakukan Badan Pengurus Pusat sebelum berakhir periode kepengurusannya untuk dibahas dalam Munas dengan maksud menjaga kesinambungan program

Hasil-hasil yang telah dilaksanakan harus dapat dirasakan oleh setiap anggota.

(5)

BAB IV

POLA UMUM PROGRAM JANGKA PENDEK KETIGA

A. Pendahuluan

Pelaksanaan Program Jangka Pendek Tahap ketiga ini tidak harus dimulai dari awal, namun hanya melanjutkan prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Dikarenakan prestasi sebelumnya belum mencapai sasaran, maka Pola Umum Program Jangka Pendek Tahap ketiga ini masih mengacu pada Pola Umum Program tahap sebelumnya. Menyadari tantangan berat yang akan dihadapi di era pasar bebas, maka HMPTI harus bertekad teguh untuk mencapai sasaran utama program jangka panjang sebagaimana telah ditetapkan dalam Pola Umum Program Jangka Panjang Tahap III.

Pada Program Jangka Pendek ketiga, harus tercipta landasan yang kuat bagi HMPTI untuk terus berkembang dan menetapkan keberadaannya dalam era pasar bebas.Dengan cita-cita yang luhur, HMPTI bergerak dengan keseluruhan semangat serta kemampuan yang dimiliki dengan tetap bertumpu pada tujuan HMPTI.

Pola Umum Porgram Jangka Pendek ketiga tahun 2015-2017 merupakan penjabaran lanjutan dari Pola Umum Program Jangka Panjang tahap III.

B. Tujuan dan Prioritas

Program jangka pendek ketiga sebagai pelaksanaan Pola Umum Program Jangka Panjang Tahap III bertujuan untuk mewujudkan tujuan HMPTI dan meletakkan landasan yang kuat untuk program kedepan.

Prioritas Program Jangka Pendek Ketiga sesuai dengan Pola Umum Program Jangka Panjang Tahap III yaitu “Pengembangan potensi sumberdaya organisasi HMPTI dan pengembangan kemitraan dalam tingkat nasional dan internasional” serta peran HMPTI dalam penguasaan, pengembangan, serta transport ilmu pengetahuan dan teknologi perlindungan tanaman.

C. Arah dan Kebijakan Program

Bidang Pengembangan organisasi

1. Struktur organisasi harus segera dilengkapi dengan menyusun kepengurusan sesuai dengan arah GBHO dengan mempertimbangkan personal yang handal dan professional serta memiliki dedikasi dan loyalitas tinggi.

2. Penyusunan pola kebijaksanaan pengurus untuk segera melaksanakan GBHO merupakan hal yang harus dilaksanakan dengan mengadakan musyawarah kerja HMPTI yang dihadiri oleh pengurus pusat, untuk menyusun rencana-rencana kegiatan dan menindaklanjuti rekomendasi- rekomendasi hasil Munas XVII selama kurun waktu 12 bulan untuk kemudian disosialisasikan serta direalisasikan.

3. Penetapan bidang kepengurusan disusun sedemikian rupa dengan mengacu kepada AD, ART, GBHO, dan Tata Kerja HMPTI.

4. Menjalin hubungan komunikasi dan kerjasama dengan pihak ekstern dan intern organisasi perlu dilaksanakan untuk mendukung program yang akan dilaksanakan.

5. Pemberian dan penerimaan informasi harus senantiasa dilakukan sebagai wujud organisasi dengan sistem terbuka.

6. Pengembangan media informasi dan komunikasi dalam mendukung kerjasama di tingkat nasional dan internasional

(6)

7. Kultur organisasi diantara pengurus harus dibudayakan dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen serta menciptakan karakter khas organisasi.

8. Administrasi kesekretariatan dan keuangan dengan karakter organisasi dijalankan dengan suatu pedoman pelaksanaan yang telah dibukukan ditingkat pusat dan wilayah secara seragam untuk mendukung dinamika organisasi.

Bidang Pengembangan Profesi

1. Pengembangan profesi perlindungan tanaman dilaksanakan sejalan dengan pengembangan organisasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan ilmiah dan klasifikasinya disesuaikan dengan landasan operasional organisasi.

2. Klasifikasi kegiatan didasarkan pada tingkat dan sifatnya, yakni kegiatan tingkat nasional, tingkat wilayah, dan tingkat perguruan tinggi dengan sifat rutin, insidentil, dan monumental.

3. Petunjuk kegiatan yang disusun harus memperlihatkan tahap-tahap perencanaan yang meliputi perumusan masalah, penentuan tujuan, perumusan keadaan awal kegiatan, pencirian faktor- faktor penunjang dan penghambat, pembuatan keputusan, perencanaan sub-kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pengontrolan kegiatan, dan evaluasi kegiatan.

4. Pada hakekatnya, kegiatan pengembangan profesi mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.

5. Kegiatan-kegiatan yang bersifat pendidikan didasari dengan maksud untuk meningkatkan kualitas ilmu anggota maupun masyarkat.

6. Kegiatan yang bersifat pendidikan antara lain pelatihan, lokakarya, seminar, symposium, LKTI, dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang minat dan bakat profesi perlindungan tanaman.

7. Mekanisme pelaksanaan kegiatan LKTI yang bercirikan perlindungan tanaman, disusun sesuai dengan keputusan Dikti dan kegiatan diserahkan kepada wilayah yang bersangkutan/penyelenggara.

8. Penyebarluasan informasi rencana, pelaksanaan, dan hasil kegiatan dilakukan dengan membentuk program yang bersifat publikasi dan hubungan masyarakat yang dapat berupa penerbitan buletin berkala, lembaran berita, jumpa pers serta media publikasi lainnya.

9. Mewujudkan kerjasama dalam rangka mendukung dan mensosialisasikan program yang dilakukan oleh instansi terkait guna mengamankan Ketahanan Pangan Nasional.

10. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan harus tetap berlandaskan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMPTI, GBHO HMPTI, dan peraturan-peraturan organisasi.

D. Pelaksanaan dan Evaluasi

Pelaksanaan Pola Umum Program Jangka Pendek Ketiga dilakukan oleh BPP dan Wakil Ketua selaku mandataris Munas.

Untuk menjaga intensitas dan kesinambungan Program Jangka Pendek Ketiga, maka perlu adanya koordinasi dan evaluasi oleh BPP untuk membantu realisasi program.

(7)

BAB V PENUTUP

GBHO disusun dan dirumuskan sebagai landasan operasional organisasi untuk mencapai cita-cita luhur yang tercantum dalam tujuan HMPTI.

Berhasilnya pelaksanaan program sebagai wujud AD/ART HMPTI sangat bergantung pada partisipasi aktif segenap kepengurusan ditingkat pusat maupun wilayah serta anggota disetiap perguruan tinggi.

Untuk itu, setiap unsur dalam organisasi HMPTI dapat menjabarkan program yang sesuai dengan kemampuan masing-masing menurut GBHO serta dengan koordinasi yang mantap.

Hasil-hasil pelaksanaan program harus dapat dirasakan oleh anggota maupun masyarakat sebagai perwujudan tujuan HMPTI

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Anggota dan Aset (Nominal Bath) Koperasi Islam Patani Berhad Thailand Selatan Tahun 2013-2016 M. Koperasi Sabahah Yala.. Struktur organisasi Koperasi Islam Patani Berhad

Penggaris yang bergeser hanya yang di atas Jika bilangan pertama positif, penggaris geser ke kanan sebanyak bilangan tsb.sehingga nol lurus dengan bilangan tsb.. Jika

penilaian dari subjek uji coba mengenai multimedia interaktif mata pelajaran bahasa Jawa, sedangkan data kualitatif berupa hasil analisis kebutuhan, data hasil validasi

Pengesahan Rayuan adalah arahan dari pihak sekolah semasa Pemohon menyemak keputusan rayuan (bagi yang memohon shj).. Contohnya : Sekiranya Berjaya & menerima tawaran

Ujud dari Misa Syukur itu sendiri adalah sebagai ucapan syukur atas kebersamaan yang meneguhkan iman bersama Romo Gun selama 4,5 tahun di SanMaRe, serta pemohonan berkat atas

Aplikasi 8 formula pada tanaman padi varietas IR64 menghasilkan 4 formula terbaik dalam mengendalikan HDB, yaitu BFV 60, BFF 69, BFR 203, dan BFR 153 yang masing-masing mampu

Tanyakan pada dokter atau apoteker Anda sebelum meminum KOMBIGLYZE XR - Jika Anda menderita diabetes tipe 1 (tubuh Anda tidak dapat menghasilkan insulin). KOMBIGLYZE XR tidak

(4) Dalam hal arahan Anggota Dewan Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan secara lisan, BAPEL harus menuangkan arahan dimaksud dalam satu risalah, yang juga