ABSTRAK
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
(Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh Herlina
Hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo
rendah yang ditunjukkkan dengan persentase siswa tuntas belajar matematika
berdasarkan ulangan harian I semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 hanya
mencapai 50% dengan rata-rata nilai 64,1. Rendahnya hasil belajar dan aktivitas
siswa disebabkan karena pembelajaran yang monoton dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VII.2 semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Data
aktivitas siswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung dan
data pemahaman konsep matematika diperoleh melalui tes akhir siklus.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa persentase siswa aktif dan persentase siswa
akhir berturut-turut mencapai 81,25% dan 68,75%. Dengan demikian model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman
konsep matematika siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo semester ganjil
tahun pelajaran 2012/2013.
Kata kunci: aktivitas belajar, konsep matematika, TGT.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil
SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
Herlina
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)
Nama Mahasiswa : Herlina Nomor Pokok Mahasiswa : 1013110006
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd Drs. M. Coesamin, M.Pd NIP 19610524 198603 1 006 NIP 19591002 198803 1 002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd ...
Sekretaris : Drs. M. Coesamin, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Caswita, M.Si ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sragen Jawa Tengah pada tanggal 28 September 1965 dan
merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara dari pasangan bapak Sukapdi
dan ibu Sri Hartati.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bangunrejo lulus
tahun 1977, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Persiapan Bangunrejo lulus tahun
1981 kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah
Kalirejo dan lulus tahun 1984.
Pada tahun 1984 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada
Diploma 1 program studi Pendidikan Matematika jurusan Pendidikan MIPA dan
lulus tahun 1985. Tahun 1986 penulis diterima sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS), tempat tugas di SMP Negeri 1 Gadingrejo dan pada tahun 1989 dan
menikah dengan seorang jejaka bernama Sukar dan dikarunia dua orang anak
yaitu Adiba Karlen dan Jannatin Karlen.
Pada tahun 2010 penulis diterima menjadi mahasiswa S1 dalam Jabatan program
studi Pendidikan matematika jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan
MOTTO
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,
kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan
kasihku
Kepada
Ibu dan bapakku tersayang yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan
tak pernah lelah berdoa untuk keberhasilanku.
Suamiku tercinta yang senantiasa memberi
semangat, dukungan, dan cinta.
Anak-anakku terkasih yang telah memberiku
inspirasi dan motivasi.
Para pengajar dan Pembimbing yang ku hormati.
Teman-teman seperjuangan
SANWACANA
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terselesaikannya
skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan sekaligus sebagai Pembahas yang telah
memberikan kesempatan dan masukan serta saran demi terselesaikannya
skripsi.
3. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah memberikan dukungan dan petunjuk dalam
penyelesaian skripsi.
4. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. selaku pembimbing akademik
sekaligus sebagai pembimbing I yang telah bersedia memberikan bimbingan,
5. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah
memberi-kan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak Drs. Alamsyah selaku Kepala SMP Negeri 1 Gadingrejo yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
8. Ibu Endang Agustini, S.Pd dan Ibu Eliya Safitriningsih, S.Pd selaku guru mitra
yang telah banyak membantu dalam kegiatan penelitian.
9. Seluruh siswa kelas VII. 2 SMP Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran
2012/2013 atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Sukar, suamiku yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi.
11. Adiba Karlen dan Jannatin Karlen, anak-anakku yang telah memberikan
inspirasi dan motivasi.
12. Ibu dan bapakku yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan.
13. Subagiyo Sriwidodo, Sundari, dan Dini Kusmiati yang selalu memberikan
semangat dan atas persahabatan selama ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
SWT serta semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, April 2013
Penulis
xiv IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 39 B. Pembahasan ... 49
V. SIMPULAN DA SARAN
A. Simpulan ... 52 B. Saran ... 52
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1 Perhitungan Poin Game dan Turnamen untuk empat pemain ... 12
2. Tabel 2.2 Perhitungan Poin Game dan Turnamen untuk tiga pemain ... 12
3. Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok ... 13
4. Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep ... 22
5. Tabel 4.1 Persentase Siswa Aktif ... 49
6. Tabel 4.2 Persentase Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Tindakan ... 54
2. Silabus ... 55
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66
4. Perhitungan Aktivitas Siswa ... 180
5. Analisis Pemahaman Konsep ... 185
6. Daftar Nilai Tes Akhir Siklus ... 190
7. Daftar Perolehan Poin Turnamen ... 191
8. Daftar Pembagian Kelompok Diskusi ... 198
9. Daftar Pembagian Meja Turnamen ... 200
10. Lembar Observasi aktivitas Siswa ... 208
11. Rencana Judul Skripsi ... 232
12. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 233
13. Surat Keterangan Penelitian ... 234
14. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 235
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki
kualitas manusia agar mampu menghadapi tantangan hidup yang terjadi sesuai
dengan perubahan dan tuntutan zaman. Pendidikan berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada gilirannya dapat
mewujudkan manusia sebagai sumber daya yang berkualitas sehingga mampu
membangun masyarakat berbangsa yang lebih baik. Upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan sudah sepantasnya selalu dilakukan secara berkesinambungan.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan antara lain dapat dilakukan melalui
sekolah, karena sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan sangat
besar dalam upaya tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran
di kelas yang diarahkan pada aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dapat
mempengaruhi hasil belajar berupa kemampuan siswa dalam memahami konsep.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama mengajar matematika di kelas
VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai ulangan harian untuk materi operasi hitung bilangan
2
siswa tuntas belajar (mendapat nilai ≥70) hanya mencapai 50% dari 32 siswa yang
mengikuti tes dengan rata-rata nilai 64,1, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman
konsep matematika siswa rendah.
Selama ini pembelajaran matematika di kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo
menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran diawali dengan ceramah
tentang materi, dilanjutkan dengan pemberian tugas atau latihan yang dikerjakan
secara individu. Dengan pembelajaran yang monoton seperti itu, seringkali
ditemukan siswa melakukan aktivitas yang tidak ada kaitannya dengan belajar,
juga ditemukan siswa-siswa yang berkemampuan dibawah rata-rata tidak dapat
menyelesaikan atau tidak mengerjakan tugas. Hal ini menunjukkan pembelajaran
di kelas tersebut belum dapat mendorong semua siswa melakukan aktivitas belajar
dan meningkatkan pemahaman konsep matematika, khususnya bagi yang
berkemampuan akademik rendah.
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran yang digunakan guru
menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa sehingga berdampak pada
rendahnya pemahaman konsep matematika siswa. Oleh karena itu perlu adanya
perubahan dari penggunaan model pembelajaran konvensional yang lebih
berpusat pada guru ke penggunaan model pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan siswa dalam interaksi positif antara siswa dengan siswa lain maupun
dengan guru, yaitu model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan aktivitas dan
3
presentasi di kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim (penghargaan kelompok). Melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT para siswa mendapat
tanggung jawab untuk memahami konsep yang dipelajari, karena pada setiap akhir
pembelajaran akan diadakan turnamen akademik dimana setiap anggota kelompok
diminta mewakili kelompoknya untuk berkompetisi. Karena tanggung jawab ini,
diharapkan pada saat presentasi kelas, siswa tidak akan melakukan hal-hal yang
tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar. Demikian juga pada saat kegiatan
diskusi, setiap siswa akan lebih aktif untuk dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan. Siswa dari kelompok akademik rendah akan aktif bertanya kepada
siswa dari kelompok akademik yang lebih tinggi sebelum bertanya kepada guru.
Sebaliknya siswa dari kelompok akademik yang lebih tinggi akan aktif
memberikan pemahaman tentang konsep yang sedang dipelajari kepada temannya
agar pada saat turnamen, temannya dapat menyumbangkan skor maksimal bagi
tim. Ketika teman dari kelompok tinggi tidak mampu menjawab pertanyaan dari
siswa dari kelompok rendah atau jawabannya tidak memuaskan maka siswa
tersebut tidak akan ragu atau malu untuk bertanya kepada guru. Dengan cara
demikian mereka dapat dengan mudah memahami konsep yang sedang dipelajari
dan diharapkan tidak ada tugas yang tidak dapat diselesaikan serta kegiatan
pembelajaran lebih terpusat pada siswa. Adanya game dan turnamen memungkinkan pembelajaran berlangsung dalam suasana kompetitif yang
menyenangkan.
Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, diharapkan siswa
akan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman
4
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.2 SMP
Negeri 1 Gadingrejo untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep
matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII.2 Semester Ganjil
SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep
ma-tematika siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Guru, yaitu memberikan gambaran langsung pembelajaran kooperatif tipe TGT
dan menambah wawasan tentang model pembelajaran sebagai bahan untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam mengembangkan model
pembelajaran matematika yang berorientasi pada model pembelajaran
kooperatif.
2. Siswa, yaitu menumbuhkan rasa ketergantungan positif sesama teman,
bertang-gung jawab, keterampilan berkomunikasi dengan baik dan memberikan
5
3. Sekolah, yaitu memberikan sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya
peningkatan mutu sekolah.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah pembelajaran kooperatif yang
kegia-tan utamanya adalah (1) presentasi kelas, (2) Tim (belajar kelompok), (3) game
/turnamen, dan (4) penghargaan kelompok.
2. Aktivitas siswa adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Aktivitas
siswa yang diamati meliputi memperhatikan penjelasan guru, bertanya atau
menanggapi pertanyaan guru, berdiskusi antar siswa dalam kelompok,
mengerjakan LKK, dan menanggapi hasil kerja kelompok lain.
3. Pemahaman konsep adalah adalah kemampuan memahami ide yang
diabstrak-kan dari peristiwa atau contoh konkrit. Indikator kemampuan pemahaman
konsep dalam penelitian ini mengacu pada Juknis Peraturan Dirjen Dikdasmen
Depdiknas No 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang penilaian
perkembangan anak didik SMP yaitu: (1) menyatakan ulang suatu konsep, (2)
mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3) memberikan
contoh dan non contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis, (5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup
dari suatu konsep, (6) menggunakan/memanfaatkan/memilih prosedur tertentu,
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran kooperatif
Slameto (2010: 2) mendefinisikan pengertian belajar sebagai berikut: “Belajar
ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.” Sedangkan Degeng dalam Wena (2011:
2) menyatakan “pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa.” dan Nurhadi
(2004: 112) mengemukakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.”
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
suatu pendekatan yang dilakukan guru sebagai upaya membelajarkan siswa
menggunakan kelompok kecil untuk bekerjasama dalam memaksimalkan proses
usaha siswa dalam mencapai perubahan tingkah laku sesuai tujuan belajar.
Selanjutnya Trianto (2009: 56) menyatakan sebagai berikut:
7
Tujuan dibentuknya kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai wadah bagi
siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dan untuk memberikan
kesempatan kepada semua siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa saling membantu
antar anggota kelompok dan meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok telah
menguasai konsep yang sedang dipelajari, hal ini sesuai pendapat Trianto (2009:
56) yang menyatakan bahwa: “Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota
kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling
membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.”
Menurut Slavin dalam Trianto (2009: 61) konsep utama pembelajaran kooperatif,
adalah (1) Penghargaan kelompok, (2) Tanggung jawab individual, dan (3)
Ke-sempatan yang sama untuk sukses.
1. Penghargaan kelompok akan diberikan sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung
pada usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Tanggung
jawab ini terpusat dalam usaha untuk membantu anggota kelompoknya dan
memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi
secara mandiri.
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, siswa dapat membantu kelompok dengan
cara memaksimalkan belajarnya sendiri. Hal ini memastikan bahwa setiap
siswa tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua
8
Menurut Ibrahim dalam Yamin (2011: 176) terdapat unsur-unsur yang harus
diperhatikan oleh siswa dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
Dalam kelompoknya siswa harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”, bertanggung jawab, melihat bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama, berbagi tugas antara anggota kelompok, berbagi kepemimpinan, dan siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok pada saat evaluasi.
Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan siswa lebih aktif dalam
mendiskusi-kan konsep dan prinsip tentang pelajaran mereka. Siswa yang bekerja dalam
situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas
bersama untuk mencapai suatu penghargaan bersama. Dengan bekerja secara
kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan
mengem-bangkan keterampilan berkomunikasi dengan sesama siswa yang akan sangat
ber-manfaat baginya pada kehidupan di luar sekolah.
2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mulanya dikembangkan oleh
David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin
untuk skor tim mereka. Para siswa berkompetisi sebagai wakil dari tim
masing-masing dengan anggota tim lain yang memiliki kemampuan akademik setara.
Dengan demikian siswa yang berkemampuan akademik rendah sekalipun
memiliki peluang yang sama untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya
9
Komponen-komponen dalam TGT menurut Slavin dalam Yusron (2008: 166-169)
adalah (1) Presentasi di Kelas, (2) Tim, (3) Game, (4) Turnamen, dan (5) Rekognisi Tim.
1. Presentasi di Kelas
Dalam presentasi kelas guru memperkenalkan materi pelajaran secara langsung
atau mendiskusikan dalam kelas. Pembelajaran mengacu pada apa yang
disam-paikan oleh guru agar nantinya dapat membantu siswa dalam mengikuti game
dan turnamen.
2. Tim
Tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen misalnya
berdasarkan kemampuan akademik, jika memungkinkan juga dapat
berdasarkan suku, ras atau kelas sosial. Dengan terbentuknya kelompok ini
diharapkan setiap anggota kelompok dapat melakukan yang terbaik bagi
kelompoknya dan berusaha untuk saling membantu antar anggota kelompok
sehingga dapat meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan
bekerjasama diantara siswa serta meningkatkan rasa percaya diri.
3. Game
Game (permainan) dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pe-mahaman siswa yang didapat dari presentasi kelas dan latihan kelompok. Game dimainkan dalam meja turnamen yang berisi tiga atau empat siswa yang diwakili oleh kelompok berbeda. Siswa mengambil kartu dan berusaha
menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor dan diperbolehkan pemain lain
10
4. Tournament
Turnamen (kompetisi) dilaksanakan setelah guru membuat presentasi kelas dan
kelompok-kelompok mengerjakan latihan pada lembar kerja. Pada kompetisi
pertama guru mengelompokkan siswa dengan kemampuan setara yang dimiliki
masing-masing tim dalam meja turnamen yang terdiri dari tiga sampai empat
peserta, dan diusahakan tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang
sama. Alur penempatan peserta turnamen menurut Slavin dalam Yusron (2008:
168) dapat dilihat seperti pada Diagram 2.1
Team A
Diagram 2. 1 Alur Penempatan Peserta Turnamen
Permainan diawali dengan dengan memberitahukan aturan permainan sebagai
berikut. Pertama, dalam tiap meja turnamen ditentukan terlebih dahulu
pembaca soal, penantang, dan pemain pertama dengan cara undian. Kemudian
pemain yang menang undian sebagai pemain pertama mengambil kartu undian
11
Kedua, pembaca kemudian membacakan soal dan mempersilahkan pemain
untuk menjawab soal tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan.
Ketiga, setelah waktu untuk mengerjakan soal habis, maka pemain akan
membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah
putaran jarum jam.
Keempat, pembaca soal membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan
kepada pemain yang menjawab benar atau kepada penantang yang pertama kali
memberi jawaban benar. Apabila tidak ada jawaban yang benar maka kartu
dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua
kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam
sehingga setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai
pemain, pembaca soal, dan penantang. Permainan dapat dilakukan berkali-kali
dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama
sebagai pemain, pembaca soal, dan penantang.
Setelah permainan selesai, seluruh peserta dalam satu meja turnamen
menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin yang diperoleh
berdasarkan tabel yang telah disediakan. Contoh perhitungan poin game dan turnamen menurut Slavin dalam terjemahan Yusron (2008: 175) tersaji dalam
Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada
kelompoknya untuk melaporkan poin yang diperolehnya kemudian ketua
kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggotanya ke dalam tabel yang
12
Tabel 2.1 Perhitungan poin Game dan Turnamen untuk Empat pemain
Pemain
Tabel 2.2 Perhitungan Poin Game dan Turnamen untuk Tiga Pemain
Pemain Tanpa seri Seri nilai tertinggi
Setelah Game selesai, dan masing-masing kelompok telah menghitung rata-rata poin yang diperoleh, selanjutnya ditentukan jenis penghargaan yang diperoleh
13
yang lainnya. Penghargaan kelompok akan diberikan kepada tim yang
meme-nuhi kategori rata-rata poin seperti yang tertera pada Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan kelompok
Kriteria ( Rata-rata Kelompok ) Predikat
30 sampai 39 Tim Kurang Baik
40 sampai 44 Tim Baik
45 sampai 49 Tim Baik Sekali
50 ke atas Tim Istimewa
( dimodifikasi dari Slavin )
Berdasarkan uraian di atas, turnamen dalam TGT merupakan turnamen yang
berlangsung dengan penempatan siswa yang homogen, artinya siswa dengan
kemampuan setara berada dalam satu meja turnamen. Dengan demikian turnamen
ini menjadi sebuah turnamen dengan kompetisi yang seimbang. Kompetisi yang
seimbang ini memungkinkan para siswa dari tingkatan kemampuan akademis
ber-beda dapat berkontribusi secara maksimal dalam mengumpulkan skor bagi tim
mereka. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe
TGT, juga ada hal penting yang bisa diperoleh yaitu dengan adanya turnamen
tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
3. Aktivitas Belajar
Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran
yang tepat, karena penggunaan model pembelajaran mempengaruhi aktivitas yang
harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran maka penting bagi guru untuk
memperhatikan aktivitas belajar apa saja yang dapat mendukung tercapainya suatu
14
Pendapat Sardiman (2007: 95) tentang aktivitas belajar adalah sebagai berikut:
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.
Aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan yang direncanakan dan disadari
untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu perbaikan pengetahuan dan
keteram-pilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan
pembe-lajaran sangat ditentukan oleh bagaimana kegiatan interaksi dalam pembepembe-lajaran
tersebut, dengan demikian aktivitas merupakan faktor yang penting dalam
menca-pai pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan pendapat Hamalik (2004: 171) yang
mengatakan bahwa: “Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang
menyedia-kan kesempatan belajar sendiri atau melakumenyedia-kan aktivitas sendiri.”
Hamalik (2004: 175) juga mengungkapkan bahwa penggunaan aktivitas besar
nilainya bagi pembelajaran, sebagai berikut.
Dengan aktivitas berarti siswa langsung mengalami sendiri, berbuat sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis, siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, memupuk disiplin dan suasana belajar menjadi demokratis.
Kegiatan aktivitas juga akan mempererat hubungan antara siswa dan guru,
pengajaran diselenggarakan secara realistis sehingga mengembangkan
pemaham-an dpemaham-an berpikir kritis serta pengajarpemaham-an di sekolah menjadi hidup sebagaimpemaham-ana
aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.
Dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu menimbulkan aktivitas
siswa dalam berpikir dan berbuat. Penerimaan materi pelajaran apabila dilakukan
15
akan menjadi sebuah pemahaman yang nantinya akan dikeluarkan lagi pada
kesempatan lain saat diperlukan.
Dengan demikian aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku
belajar pada diri siswa yang akan mempengaruhi pemahaman isi materi pelajaran
yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bentuk
pemahaman konsep.
4. Pemahaman Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009: 625-626): “pemahaman adalah
proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan.” Sedangkan pengertian
Konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009: 476): “Konsep adalah ide
atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit”.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan
memahami ide yang diabstrakkan dari peristiwa atau contoh konkrit. Konsep
pada umumnya dapat dipelajari melalui pengamatan dan definisi. Informasi yang
sama mengenai benda-benda, sifat-sifat, peristiwa-peristiwa akan menghasilkan
konsep-konsep yang sama.
Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran adalah memberikan pengertian
bah-wa materi-materi yang diajarkan kepada sisbah-wa bukan hanya sebagai hapalan,
namun lebih dari itu bahwa siswa dituntut untuk dapat menghubungkan apa yang
telah dimiliki dengan struktur berpikirnya berupa konsep yang sebelumnya telah
16
Menurut Petunjuk teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No
506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang penilaian perkembangan anak
didik SMP, menjelaskan bahwa kecakapan atau kemahiran matematika yang
diharapkan dalam pembelajaran matematika mencakup (1) Pemahaman konsep,
(2) Penalaran dan komunikasi, dan (3) Pemecahan masalah. Indikator pemahaman
konsep matematika adalah seperti yang tercantum dalam ruang lingkup.
B. Kerangka Pikir
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT dimungkinkan siswa untuk dapat
terlibat aktif, karena menjadi tanggung jawab setiap anggota tim untuk dapat
memberikan sumbangan skor tertinggi bagi timnya saat turnamen berlangsung.
Peraih skor tertinggi mendapat poin 60 tanpa peduli dari meja turnamen yang
mana mereka mendapatkannya. Mereka yang berprestasi rendah ataupun yang
berprestasi tinggi memiliki peluang yang sama untuk sukses. Pada saat
pembelajaran berlangsung teman dalam satu tim akan saling membantu untuk
keberhasilan kelompoknya. Siswa yang berkemampuan rendah akan lebih aktif
meminta bantuan dengan bertanya kepada siswa yang berkemampuan lebih tinggi,
sedangkan siswa yang berkemampuan lebih tinggi juga akan aktif membantu.
Dengan demikian aktivitas belajar akan lebih berpusat pada siswa dan guru hanya
sebagai fasilitator saja.
Dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran akan meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa terhadap materi yang dipelajari. Hal ini
dimungkinkan karena dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, setiap siswa akan
17
selalu memberikan jawaban yang benar untuk setiap soal yang diberikan pada
kegiatan turnamen, sehingga dapat memberikan sumbangan poin terbaik bagi tim.
Berdasarkan uraian di atas, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan meningkatnya aktivitas
siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa berupa peningkatan pemahaman
konsep matematika.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.2 SMPN 1 Gadingrejo semester ganjil
Tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep
III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Gadingrejo yang terletak di Jl. Raya
Gading-rejo yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII.2 semester ganjil Tahun Pelajaran
2012/2013 dengan kemampuan akademik heterogen, mayoritas berasal dari etnis
Jawa dengan latar belakang pekerjaan orang tua sebagai petani, pedagang, atau
Pegawai Negeri Sipil. Kelas VII.2 terletak dibagian yang paling dekat dengan jalan
raya sehingga suara mesin kendaraan yang melintas terdengar jelas dari dalam
kelas. Fasilitas yang tersedia di dalam kelas adalah seperangkat meja kursi untuk
siswa dan guru, serta papan tulis dan penghapus. Sebelumnya mereka belum
pernah belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Subjek penelitian ini berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan
8 siswa laki-laki.
B. Faktor Yang Diteliti
Faktor yang diteliti adalah:
1. Aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran.
19
C. Data Penelitian
Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
berupa data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung pada setiap siklus, sedangkan data kuantitatif berupa
nilai pemahaman konsep matematika siswa yaitu nilai indikator pemahaman
konsep yang dicapai siswa dari tes yang diberikan pada setiap akhir siklus.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data penelitian digunakan teknik observasi dan tes.
1. Observasi
Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan melalui lembar observasi dengan
memberikan tanda chek list (√) pada setiap aktivitas yang dilakukan siswa, dan dilakukan oleh tiga orang observer yaitu peneliti dan dua orang guru mitra.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan selama proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Aktivitas siswa
yang diamati adalah memperhatikan penjelasan guru, bertanya atau menanggapi
pertanyaan guru, berdiskusi antar siswa dalam kelompok, mengerjakan LKK, dan
menanggapi hasil kerja kelompok lain.
2. Tes
Pelaksanaan tes dilakukan pada setiap akhir siklus untuk menguji setiap indikator
20
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar observasi
Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa diluar kegiatan turnamen.
Untuk menjamin validitas instrumen, maka instrumen disusun berdasarkan
indikator aktivitas siswa sebagai berikut.
1.1 Memperhatikan penjelasan guru.
Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika dua indikator berikut terpenuhi:
1.1.1 Pandangan fokus ke depan
1.1.2 Tidak mengobrol dengan siswa lain
1.2 Bertanya atau menanggapi pertanyaan guru.
Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator
berikut terpenuhi:
1.2.1 Bertanya kepada guru
1.2.2 Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
1.3 Berdiskusi antar siswa dalam kelompok.
Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator berikut
terpenuhi:
1.3.1 Bertanya kepada teman dalam kelompok.
1.3.2 Menjawab pertanyaan teman dalam kelompok.
1.3.3 Menanggapi penjelasan dari teman dalam kelompok.
1.4 Mengerjakan LKK
Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator berikut
21
1.4.1 Bertanya atau memberi ide dalam menyelesaikan LKK.
1.4.2 Menulis hasil diskusi dalam lembar jawaban LKK.
1.5 Menanggapi hasil kerja kelompok lain.
Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator berikut
terpenuhi:
1.5.1 Mempresentasikan hasil diskusi.
1.5.2 Bertanya kepada siswa yang melakukan presentasi.
1.5.3 Menganggapi hasil presentasi.
2. Perangkat Tes
Soal yang diberikan berbentuk uraian, bertujuan untuk memperoleh data tentang
pemahaman konsep matematika siswa. Agar diperoleh validitas dari perangkat tes
maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
2.1 Membuat kisi-kisi soal.
2.2 Membuat butir soal berdasarkan kisi-kisi.
2.3 Meminta pertimbangan kepada sesama guru matematika yang dilakukan pada
kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sekolah untuk
mendapatkan kesesuaian antara kisi-kisi dan soal terhadap standar isi yang
telah ditetapkan berdasarkan kurikulum.
2.4 Memperbaiki kisi-kisi dan soal berdasarkan saran dari rekan sesama guru
anggota MGMP matematika sekolah.
22
Tabel 3.1 Pedoman penskoran Tes Pemahaman konsep N
b. Menyatakan ulang sebuah konsep tetapi salah
1
c. Mampu menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar
b. Mengklasifikasikan tetapi salah 1
c. Mampu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat tertentu dengan benar
2
b. Memberikan contoh dan contoh tetapi salah 1
c. Mampu memberikan contoh dan non
contoh dengan benar 2
4
b. Mampu menyajikan tetapi salah 1
c. Mampu menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis dengan benar 2
5
b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep tetapi salah
1
c. Mampu mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep dengan benar
2
b. Mampu menggunakan prosedur tertentu tetapi tidak sesuai
b. Mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah tetapi tidak tepat
1
c. Mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah dengan benar
2
23
F. Teknik Analisis Data
Data diperoleh setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diambil disetiap akhir siklusnya.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data aktivitas siswa, rumus untuk menghitung
persentase aktivitas siswa adalah:
A = x 100%
Keterangan:
A = persentase aktivitas siswa pada setiap pertemuan/siklus
= banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa = banyaknya aktivitas yang diamati
Siswa dikatakan aktif pada suatu pertemuan/siklus jika telah melakukan
minimal 60% dari total aktivitas yang diamati.
Untuk menghitung persentase siswa aktif digunakan rumus :
PS = x100%
Keterangan:
PS = persentase siswa aktif pada setiap pertemuan/siklus Sa = banyaknya siswa aktif pada setiap pertemuan/siklus
S = banyaknya siswa yang hadir
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif ini adalah data hasil belajar setelah diterapkannya
pembelajar-an dengpembelajar-an menggunakpembelajar-an model TGT berupa nilai pemahampembelajar-an konsep ypembelajar-ang
diperoleh dari nilai tes akhir siklus.
24
N = x100
Keterangan:
N = Nilai akhir yang diperoleh setiap siswa. = jumlah skor yang diperoleh.
n = skor maksimum.
Siswa dikatakan tuntas jika telah mendapat nilai pemahaman konsep lebih dari
atau sama dengan 70.
Untuk menghitung persentase siswa yang tuntas pemahaman konsep digunakan
rumus:
T = x 100%
Keterangan:
T = persentase siswa yang tuntas pemahaman konsep. = banyaknya siswa yang tuntas pemahaman konsep. p = banyaknya siswa peserta tes.
Untuk menghitung persentase pencapaian indikator pemahaman konsep
digunakan rumus:
K = x 100%
Keterangan:
25
G. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 siklus dan tiap siklusnya mencakup 4
tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I dan II
masing-masing dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan tiap pertemuan
berlangsung selama dua jam pelajaran (@ 40 menit, setelah tiga kali pertemuan,
pada pertemuan keempat dilaksanakan tes. Siklus III dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan, pertemuan selanjutnya dilakukan tes. Pelaksanaan tindakan pada setiap
siklus diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Tahapan yang dilakukan pada siklus ini adalah:
1.1 Perencanaan
1.1.1 Menyusun silabus dan RPP.
1.1.2. Menyusun LKK.
1.1.3 Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa.
1.1.4 Menyusun perangkat turnamen
1.1.5 Menyusun perangkat tes akhir siklus.
1.1.6 Membuat name tag siswa 1.2 Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan sebagai berikut:
1.2.1 Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27 0ktober 2012 pukul
13.00 - 14.20 WIB dengan materi Persamaan Linear Satu Variabel ( PLSV).
26
kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran, serta setiap siswa
diberi name tag untuk digunakan selama proses pembelajaran. Selanjutnya guru memberitahukan langkah-langkah pembelajaran, siswa diberitahukan bahwa pada
setiap akhir pembelajaran akan diadakan games berupa kegiatan turnamen akademik dimana setiap siswa akan mewakili kelompoknya dalam kegiatan
tersebut dan bagi kelompok yang memperoleh poin terbaik akan diberi hadiah.
Guru membacakan daftar nama anggota kelompok diskusi dan meminta siswa
untuk duduk sesuai dengan kelompoknya kemudian guru menyampaikan materi
pelajaran secara garis besar dan siswa memperhatikan. Setelah presentasi guru,
kepada setiap kelompok dibagikan LKK 1.1. Siswa mulai berdiskusi mengerjakan
LKK 1.1, guru dan observer mengamati jalannya diskusi antar siswa dan
memberikan bantuan jika diperlukan. Setelah diskusi selesai seharusnya salah satu
siswa dari salah satu kelompok mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya tetapi kegiatan tersebut tidak dilakukan karena dua jam
pelajaran telah habis, sehingga kegiatan turnamen juga tidak dapat terlaksana.
1.2.2 Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 0ktober 2012 mulai
pukul 13.00 – 14.20 WIB dengan materi yang dipelajari masih melanjutkan materi
pada pertemuan pertama yaitu PLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan
pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran
dengan mengingatkan kembali tentang pengertian dan contoh PLSV dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberitahukan bahwa diakhir
27
untuk mewakili kelompoknya dalam kegiatan turnamen akademik dan kepada
kelompok yang memperoleh poin terbaik akan diberikan hadiah.
Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya
yang daftar anggota kelompok diskusi sebelumnya telah ditempel di papan
pengumuman dalam kelas. Kemudian guru membagikan LKK 1.2 serta daftar
nama pembagian meja turnamen 1.2 kepada setiap kelompok, kemudian siswa
mulai berdiskusi mengerjakan LKK 1.2, guru dan observer mengamati jalannya
diskusi dan mencatat aktivitas siswa pada lembar observasi. Setelah diskusi selesai
salah seorang siswa (yang ditunjuk secara acak) dari kelompok 7 mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, tetapi siswa
dari kelompok lain belum ada yang menanggapinya. Hasil kerja kelompok
dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen
masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen
akademik. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen
menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang
diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar
hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke
kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu
melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan
hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok
yang mendapat rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 1 dengan perolehan poin
28
Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari
buku sumber.
1.2.3 Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 3 November 2012 mulai
pukul 13.00 – 14.20 WIB, dengan materi yang dipelajari masih melanjutkan materi
pada pertemuan kedua yaitu PLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan
pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran
dengan mengingatkan kembali tentang PLSV yang setara dan menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya
dan membagikan LKK 1.3. Siswa mulai berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan
observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari
kelompok 1 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain
memperhatikan dan menanggapi. Hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru
kemudian guru meminta setiap siswa duduk menurut meja turnamen
masing-masing menurut daftar yang sebelum kegiatan pembelajaran telah ditempel di
papan pengumuman dalam kelas untuk mewakili kelompoknya bertanding dalam
turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran dua peserta
masing-masing dari kelompok 3 dan kelompok 4 yang semula berada pada meja 7 bergeser
ke meja 8, dan dua perserta masing-masing dari kelompok 5 dan kelompok 6 yang
semula berada pada meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh
29
menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan
menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian
setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh
dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru.
Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan
tepuk tangan kepada kelompok yang mendapat rata-rata poin tertinggi yaitu
kelompok 3 dengan perolehan poin 45 dan kepada masing-masing kelompok
pemenang diberikan hadiah 4 buah pena.
Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari dan menginformasikan bahwa pada pertemuan
berikutnya akan diadakan tes.
1.2.4 Pertemuan keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari selasa tanggal 6 November 2012 mulai
pukul 13.00 – 14.20 WIB yang diikuti 32 siswa. Pada pertemuan ini hanya
dilakukan tes dan tidak dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.
1.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggu-nakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh peneliti
bersama dua orang guru mitra.
1.4 Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pada kegiatan ini dilakukan
30
dan kelebihan pembelajaran yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa serta hasil
belajar.
2. Siklus II
Pembelajaran siklus II ini dilaksanakan dari tanggal 10 November 2012 sampai
dengan 20 November 2012. Pembelajaran pada siklus II merupakan lanjutan dari
siklus I dan merupakan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Tahap yang
dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
2.1 Perencanaan
Tahap ini secara umum sama dengan perencanaan siklus I yaitu menyusun RPP,
menyusun LKK, mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, menyusun
perangkat turnamen, dan menyusun perangkat tes akhir siklus.
2.2 Pelaksanaan
2.2.1 Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 10 November 2012
dimulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dan materi yang dipelajari yaitu
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV). Diawali dengan doa bersama, pada
kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan
pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang penyelesaian dari suatu
PLSV dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya
dan membagikan LKK 2.1 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi
mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi
31
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari
kelompok lain memperhatikan dan menanggapinya. Guru memberikan
pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian
setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili
kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini
terjadi pergeseran salah satu peserta dari kelompok 6 yang semula berada di meja
7 bergeser ke meja 8, dan salah satu peserta dari kelompok 3 yang semula berada
pada meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam
meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan
poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya
pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa
kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah
satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru
membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada
kelompok yang memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 5 dengan
perolehan poin 45 dan kepada kelompok pemenang diberikan hadiah berupa 4
buah pena.
Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari
buku sumber.
2.2.2 Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 November 2012 mulai
pukul 13.00 – 14.20 WIB, materi yang dipelajari masih melanjutkan materi pada
32
pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran
dengan mengingatkan kembali tentang penyelesaian dari suatu PtLSV.
Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya
dan membagikan LKK 2.2 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi
mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi
selesai salah satu siswa dari kelompok 6 yang ditunjuk secara acak mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari
kelompok lain memperhatikan dan menanggapinya. Guru memberikan
pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian
setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili
kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini
tidak terjadi pergeseran peserta pada setiap meja turnamen. Setelah permainan
selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang
diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman
pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah
disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan
skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin
kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta
siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh
rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 7 dengan perolehan poin 45 dan kepada
kelompok pemenang diberikan hadiah 4 buah pena.
Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari
33
2.2.3 Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 November 2012 mulai
pukul 13.00 – 14.20 WIB dengan materi PtLSV. Diawali dengan doa bersama,
pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan
pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang PtLSV yang setara serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya
dan membagikan LKK 2.3 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi
mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi
selesai salah satu siswa dari kelompok 5 yang ditunjuk secara acak mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sedangkan
siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memberikan
pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian
setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili
kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini
terjadi pergeseran salah satu peserta dari kelompok 1 yang semula berada pada
meja 7 bergeser ke meja 8, dan salah satu peserta dari kelompok 7 yang semula
berada pada meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh pemain
dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan
menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan
menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian
setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh
dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru.
34
tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu
kelompok 6 dengan perolehan poin 47,5 dan memberikan hadiah berupa 4 buah
pena kepada kelompok tersebut .
Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari
buku sumber dan menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan
diadakan tes.
2.2.4 Pertemuan keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 November 2012
mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB diikuti 32 siswa. Pada pertemuan ini hanya
dilakukan tes dan tidak dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.
2.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh
peneliti bersama dua orang guru mitra.
2.4 Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pada kegiatan ini dilakukan
diskusi antara peneliti dan kedua guru mitra selaku observer, tentang kekurangan
dan kelebihan pembelajaran yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa serta hasil
35
3. Siklus III
Pembelajaran siklus III ini dilaksanakan dari tanggal 24 November 2012 sampai
dengan 1 Desember 2012. Pembelajaran pada siklus III merupakan pembelajaran
dengan memperhatikan hasil berdasarkan refleksi dari siklus II. Tahap yang
dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut:
3.1 Perencanaan
Tahap ini secara umum sama dengan perencanaan siklus II yaitu menyusun RPP,
LKK, mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, menyusun perangkat
turnamen, dan menyusun perangkat tes akhir siklus.
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24 November 2012
dimulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dan materi yang dipelajari yaitu membuat
model dari masalah yang berkaitan dengan PLSV dan PtLSV. Diawali dengan doa
bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada
kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang berbagai bentuk
PLSV dan PtLSV.
Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya
dan membagikan LKK 3.1 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi
mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi
selesai salah satu siswa dari kelompok 8 yang ditunjuk secara acak mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari
36
materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa
duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk
bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran
peserta salah satu siswa dari kelompok 2 yang semula berada di meja 7 bergeser ke
meja 6, satu siswa dari kelompok 8 yang semula berada di meja 6 bergeser ke meja
7, satu siswa dari kelompok 3 yang semula di meja 7 bergeser ke meja 8, dan satu
siswa dari kelompok 6 yang semula di meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah
permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam
kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan
pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang
telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk
melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan
rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan
meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang
memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 4 dengan perolehan poin 45
serta memberikan hadiah berupa 4 buah pena kepada kelompok pemenang.
Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari
buku sumber.
3.2.2 Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 November 2012 mulai
pukul 13.00 – 14.20 WIB dengan materi yang dipelajari adalah menyelesaikan
model matematika dari masalah yang berkaitan dengan PLSV dan PtLSV. Diawali
37
fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang
penyelesaian PLSV dan PtLSV.
Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya
dan membagikan LKK 3.2 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi
mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi
selesai salah satu siswa dari kelompok 2 yang ditunjuk secara acak mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari
kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memberikan pemantapan
materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa
duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk
bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran, dua
siswa masing-masing dari kelompok 7 saling bertukar posisi yakni dari meja 6 ke
meja 7 dan sebaliknya. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja
turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin
yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada
lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke
kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu
melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan
hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok 4
yang kembali mendapat rata-rata poin tertinggi yaitu 47,5 dan memberikan hadiah
berupa 4 buah pena kepada kelompok tersebut.
Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari
38
3.2.3 Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 mulai
pukul 13.00 – 14.20 WIB diikuti 32 siswa. Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes
dan tidak dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.
3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggu-nakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh peneliti
bersama dua orang guru mitra.
3.4 Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pada kegiatan ini dilakukan
diskusi antara peneliti dan kedua guru mitra selaku observer, tentang kekurangan
dan kelebihan pembelajaran yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa serta hasil
belajar.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
1. Persentase siswa aktif dari siklus ke siklus meningkat hingga pada siklus akhir
mencapai > 75%.
2. Persentase siswa tuntas pemahaman konsep (memperoleh nilai ≥ 70) dari siklus
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan di kelas VII.2 semester ganjil
SMP Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan
aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian ini, bagi guru yang siswanya
memiliki kesamaan karakteristik dengan subjek penelitian ini disarankan agar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran
untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa.
Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru harus
memastikan bahwa materi prasyarat sudah dikuasai siswa, dan LKK yang dibuat
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Nurhadi. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo. Jakarta.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sasmita, Aji. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TSTS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis. Skripsi. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Tim Pustaka Phoenix.2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. PT Media Pustaka Phoenix. Jakarta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
landasan, dan implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Predana Media. Jakarta.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Konteporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma baru Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.