• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA MODEL PEMBELAJARAN HIPOTETIK OMG, SeFu! BERORIENTASI PADA PARAGOGI PRAKSIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKEMA MODEL PEMBELAJARAN HIPOTETIK OMG, SeFu! BERORIENTASI PADA PARAGOGI PRAKSIS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SKEMA MODEL PEMBELAJARAN HIPOTETIK OMG, SeFu!

BERORIENTASI PADA PARAGOGI PRAKSIS

Dosen men-supply kebutuhan teoritis mahasiswa 1. Orientation

2. Mapping

3. Go Anywhere

4. Self-Evaluated

5. Follow Up

Tujuan pembelajaran tercapai menuju pengayaan.

Tujuan pembelajaran belum tercapai menuju remedial.

Remedial dengan cara yang

disempurnakan.

Remedial dengan cara yang telah berhasil.

Variasi meliputi:

timeline, metode, sumber dll.

(2)

DESKRIPSI MODEL PEMBELAJARAN HIPOTETIK OMG, SeFu!

BERORIENTASI PADA PARAGOGI PRAKSIS

Sintaks Model Pembelajaran.

1. Orientation Deskripsi:

Tahap ini merupakan satu pengkondisian hati dan pikiran mahasiswa untuk fokus terhadap tujuan yang akan dicapai. Tahap ini dilakukan secara tatap maya/muka dalam forum besar (1 kelas).

Aktivitas Pembelajaran:

a. Mahasiswa secara terbuka menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran mereka di awal perkuliahan yang sedang ditempuh. [5]

b. Mahasiswa mengungkapkan apa yang mereka akan pelajari dalam perkuliahan. [2]

c. Mahasiswa mengungkapkan mengapa mereka mengikuti perkuliahan. [2]

2. Mapping Deskripsi:

Pemetaan dilakukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Mahasiswa memetakan kebutuhan yang perlu dicapai, cara memenuhi kebutuhan tersebut, sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dan sistem penilaian terkait dengan kemajuan pencapaian tujuan. Tahap ini dilakukan secara tatap maya/muka dalam forum besar (1 kelas) kemudian dilanjutkan dalam forum kecil (1 kelompok).

Aktivitas Pembelajaran:

a. Mahasiswa memetakan kebutuhan mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran. [2]

b. Mahasiswa menyumbangkan ide untuk menentukan konteks pembelajaran. [1]

(3)

c. Mahasiswa memberikan ide terkait dengan teknis pelaksanaan perkuliahan yang dituangkan dalam kontrak perkuliahan. [1]

d. Mahasiswa memetakan sumber-sumber informasi dibutuhkan. [4]

e. Mahasiswa mempertimbangkan sistem penilaian pembelajaran dalam mengerjakan tugas dan ujian. [4]

3. Go Anywhere Deskripsi:

Mahasiswa bergerak dalam kelompok kecil (1 kelompok) untuk memulai pergerakan di luar kelas. Pergerakan dimulai dengan menyusun timeline pencapain tujuan pembelajaran, metode yang akan digunakan, pencarian informasi dari sumber-sumber yang terpercaya, penyelesaian masalah yang ditemui, pelaporan kemajuan. Mahasiswa dapat bergerak secara individu atau berpasangan dengan tetap berinteraksi baik melalui media sosial atau jaringan komunikasi lainnya. Segala bentuk pelaksanaan (wawancara, praktik/praktikum, observasi dan lain-lain) disiarkan dalam media sosial berbasis video untuk mendapatkan feedback baik dari tim, mahasiswa lain, maupun dosen. Mahasiswa dapat berkonsultasi dengan tim, mahasiswa lain atau dosen dalam mengatasi kendala yang ditemui.

Data yang sudah didapatkan disusun, dianalisis dan dipresentasikan dalam forum besar (1 kelas) oleh setiap kelompok yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Aktivitas Pembelajaran:

Media Komunikasi:

a. Mahasiswa bersama dosen menciptakan media komunikasi online seiring dengan pelaksanaan pembelajaran di luar kelas. [1]

b. Media komunikasi dapat melalui LMS, media sosial, layanan virtual meeting atau aplikasi lainnya yang mendukung aktivitas. [1]

c. Mahasiswa menerima materi dasar berbasis teks sebagai panduan dalam menyelesaikan tugas (self-directed). [4]

d. Mahasiswa menerima video tutorial/pembelajaran/simulasi untuk mendukung praktik di lapangan. [4]

Forum Kecil:

(4)

a. Mahasiswa membuat timeline penyelesaian tugas terstruktur. [2]

b. Ketika melakukan kerja kelompok, mahasiswa beserta anggota kelompok memiliki metode yang berbeda dengan kelompok lain dalam menyelesaikan tugas. [1]

c. Dengan metode yang telah ditentukan, mahasiswa menggali informasi dari berbagai sumber terpercaya, baik dokumen maupun sumber hidup. [5]

d. Dengan metode yang telah ditentukan, mahasiswa melakukan praktik/praktikum untuk menyelesaikan masalah dalam rangka pencapaian tujuan. [5]

e. Dengan metode yang telah ditentukan, mahasiswa mengembangkan produk sederhana untuk mengembangkan potensi dalam rangka pencapaian tujuan. [5]

f. Mahasiswa melaporkan perkembangan tugas terstruktur/proyek secara berkala. [2]

g. Jika menghadapi kendala dalam menyelesaikan tugas, mahasiswa berkonsultasi dengan dosen untuk mendapatkan solusi melalui media komunikasi yang telah ditentukan. [2]

h. Mahasiswa dan anggota kelompok lainnya menyelenggarakan virtual meeting untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran. [1]

i. Mahasiswa bersiap terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran di luar kelas. [4]

Forum Besar:

a. Melalui tatap muka/maya, mahasiswa mempresentasikan hasil kerja dan metode yang digunakan. [2]

b. Melalui tatap muka/maya, mahasiswa memaparkan pertimbangan- pertimbangan mengapa memilih metode yang digunakan. [2]

c. Mahasiswa mempresentasikan apa yang sudah dipelajari/dicapai dengan menghadirkan sumber-sumber yang relevan baik berupa rekaman maupun sumber-sumber online lainnya. [5]

d. Mahasiswa mempresentasikan apa yang sudah dipelajari/dicapai dengan menghadirkan langsung narasumbernya di kelas tatap muka/maya. [5]

e. Mahasiswa mempresentasikan hasil akhir proyek yang saya selesaikan dengan menghadirkan narasumber yang terlibat dalam penyelesaian proyek tersebut. [5]

f. Dalam pertemuan tatap muka/maya, mahasiswa saling memberikan umpan balik yang membangun terkait laporan kemajuan yang dipresentasikan. [3]

g. Dalam diskusi, mahasiswa memberikan pertanyaan berantai yang semakin kompleks. [3]

(5)

h. Mahasiswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara ilmiah berdasarkan pengalaman (empiris) maupun kajian literatur dari sumber terpercaya. [3]

i. Dalam diskusi, mahasiswa berkolaborasi untuk memadukan/menentukan kesimpulan yang tepat berdasarkan perbedaan pendapat yang ada. [3]

j. Semua mahasiswa aktif dalam diskusi. [3]

k. Melalui virtual meeting bersama dosen, mahasiswa mengungkapkan ide- ide baru berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari untuk mencapai pemahaman yang mendalam. [1]

l. Melalui virtual meeting bersama dosen, mahasiswa menceritakan apa yang sudah mereka alami terkait dengan materi pembelajaran. [1]

4. Self-Evaluated Deskripsi:

Berdasarkan pada hasil presentasi dan diskusi, mahasiswa dalam kelompok menyelenggarakan forum kecil untuk melakukan evaluasi kelompok dan merencanakan tindak lanjut.

Aktivitas Pembelajaran:

Evaluasi Diri:

a. Mahasiswa mencatat kemajuan dalam mencapai tujuan. [5]

b. Mahasiswa mengetahui hal-hal yang belum dan sudah didapatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. [5]

c. Mahasiswa mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi baik oleh diri sendiri maupun mahasiswa lainnya. [5]

d. Mahasiswa saling membantu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan. [5]

e. Mahasiswa saling peduli dalam pembelajaran untuk kesuksesan bersama.

[5]

f. Mahasiswa diarahkan untuk menilai efektivitas berbagai metode yang telah diterapkan oleh setiap mahasiswa/kelompok dengan mempertimbangkan pencapaian tujuan pembelajaran. [2]

Rencana Tindak Lanjut:

a. Mahasiswa merencanakan tindak lanjut untuk melengkapi kebutuhan- kebutuhan yang belum terpenuhi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

[2]

(6)

b. Mahasiswa merencanakan tindak lanjut untuk memperkaya atau mengembangkan potensi diri setelah pencapaian tujuan pembelajaran sukse dilakukan.

5. Follow Up Deskripsi:

Mahasiswa secara individu atau berkelompok memenuhi kebutuhan yang belum tercapai atau menggali lebih dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan pada tingkat lebih tinggi.

Aktivitas Pembelajaran:

a. Mahasiswa berusaha lebih baik lagi untuk mendapatkan nilai lebih tinggi dengan kebutuhan yang belum tercapai. [4]

b. Mahasiswa secara mandiri menggali lebih dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan pada tingkat lanjut. [2]

Keterangan [5 Prinsip Paragogi Praksis (Corneli dan Danoff, 2011)]:

[1] Context as a de-centred centre

Ini berarti bahwa fokus utama dalam pendekatan paragogis adalah peserta didik dan pendidik adalah pencipta konteks bersama untuk proses pembelajaran. Menurut [23, p.3], "lingkungan tidak boleh dianggap" diberikan" tetapi harus dilihat sebagai diciptakan bersama oleh rekan".

Dalam situasi pembelajaran ini, siswa belajar tentang pentingnya berbagi ide dalam mengajar, menyadari konteks yang mendukung berbagai interaksi serta menyumbangkan ide untuk menentukan konteks pembelajaran.

[2] Meta-learning is a font of knowledge

Di sini, perhatiannya terletak pada upaya individu tentang belajar bagaimana belajar dan belajar bagaimana mendukung rekan-rekan mereka dalam upaya belajar mereka ([23], [26], [50]). Gagasan ini disebut sebagai pemikiran tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif atas proses kognitif yang terlibat dalam pembelajaran [51]. Oleh karena itu, pendidik perlu mendorong peserta didiknya untuk memikirkan apa yang mereka pelajari dan mengapa mereka mempelajarinya, membimbing peserta didik untuk mengevaluasi keefektifan metode pembelajarannya dan juga memantau peserta didik untuk mengelola pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan tugas belajarnya.

[3] Peers are equal but different

Teman sebaya memberikan umpan balik yang membangun. Peserta didik perlu berinteraksi untuk memastikan pemahaman yang mendalam tentang apa yang mereka pelajari, menghadapi perbedaan pendapat sebagai pengalaman belajar, terlibat dalam kegiatan

(7)

diskusi, selalu tanggap terhadap setiap masalah yang diangkat oleh dosen dan berinteraksi dengan membuat kritik yang membangun terhadap konsep pembelajaran.

[4] Learning is distributed and nonlinear

Menurut [54], belajar tidak berjalan di jalur lurus tradisional. Pernyataan ini selaras dengan untaian penting dalam perspektif paragogis pembelajaran teman sebaya di mana peserta didik dan pendidik adalah pencipta konteks bersama untuk proses pembelajaran. Dalam lingkungan belajar ini, pendidik memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dengan menggunakan berbagai metode, kegiatan dan penilaian.

[5] Realise the dream, then wake up!

Saling mendukung dan memotivasi. Perspektif paragogi berfokus pada praktik yang disengaja [55] di mana peserta didik harus secara terbuka menjelaskan motivasi mereka serta tujuan pembelajaran. Selanjutnya, mereka kemudian melacak kemajuan mereka dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka pelajari dan proyek yang dibuat dalam pembelajaran didukung oleh komunitas terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Model Summary pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai R square atau koefisien determinasi sebesar 0,401 bila dipresentasekan menjadi 40,1%, dapat disimpulkan

Lian menyetujui rumusan kata yang lebih halus untuk spesifikasi produk dalam kontrak.. Nah, mari kita dengarkan kata-kata dan ungkapan baru pada tahap terakhir negosiasi antara

Pengujian terhadap sistem E-Healthcare untuk mendiagnosa penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada anak dilakukan untuk memastikan bahwa sistem telah dapat

Menurut klausul ini, pada tahap-tahap yang tepat dari desain dan pengembangan, verifikasi harus dilakukan untuk menjamin bahwa output desain dan pengembangan itu

Menjelaskan hasil evaluasi ketercapaian Renstra, tindak koreksi dan pencegahan serta perubahan yang mempengaruhi Sistem manajemen Mutu (SMM) Belum sinkron penjelasan

Sejauh mana analisa differential cost dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat frame sendiri pada perusahaan

Tabel berikut ini menunjukan SQL yang hasilnya jumlah data adalah ...E. select count (jumlah) from