39
Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:5) menyebutkan bahwa objek
penelitian adalah objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subjek
penelitian. Karakteristik ini jika diberikan nilai maka nilainya akan bervariasi (berbeda)
antar individu satu dengan lainnya. Dalam suatu penelitian, objek penelitian dinamakan
variabel penelitian
Sedangkan Objek Penelitian menurut Sugiyono (20114:13) adalah sebagai
berikut:
“Objek Penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabble tentang suatu hal (variabel tertentu).”
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Audit Internal dan
Good Corporate Governance (GCG). Sedangkan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:2) menyebutkan bahwa pengertian metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey. Menurut
Nuryaman dan Veronica (2015:6) pengertian penelitian deskriptif adalah sebagai
berikut:
“Penelitian deskriptif adalah penelitian tujuannya untuk memperoleh deskripsi atau gambaran tentang karakteristik tertentu (variabel tertentu) dari suatu subjek yang sedang menjadi perhatian dalam kegiatan penelitian tersebut.” Menurut Sugiyono (2014:15) pengertian penelitian kuantitatif adalah
penelitian kuantitatif adalah penelitian yanng berlandaskan terhadap filsafat
positivisme, digunakan dalam meneliti terhadap sample dan populasi penelitian, teknik
pengambilam sampel umunya dilakukan dengan acak atau random sampling,
sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen
penelitian yang dipakai, analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.
Peneliti bermaksud mengumpulkan data dengan menggunakan pendekatan
metode survey. Menurut Sugiyono (2014:11) Metode survey merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah
(bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data,
misalnya dengan mengedarkan kuesioner, penelitian keperpustakaan dan sebagainya.
Untuk mengukur hubungan atau pengaruh antar variabel peneliti menggunakan
3.2.1 Unit Analisis
Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:85) menyebutkan pengertian unit
analisis adalah tingkat satuan data yang akan dikumpulkan selama penelitian
berlangsung. Sedangkan menurut Sekaran (2017) unit analisis merupakan tingkat
kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya
Unit analisis pada penelitian ini adalah unit-unit organisasi Bank BTN Kantor
Cabang Bandung, berikut rinciannya:
Tabel 3.1 Unit Analisis
No. Unit Analisis
1 Consumer Lending
2 Commercial & SME Sales 3 Consumer Funding
4 Priority Banking 5 Operation Unit
6 Accounting Control Unit 7 Collection Coordinator 8 Credit Admin
9 Internal Audit
Sumber: PT. Bank Tabungan KC Bandung (2019)
3.2.2 Populasi, Sampel Penelitian & Teknik Pengambilan Sampling
Berdasarkan unit analisis, berikut penjelasan mengenai populasi, sampel
3.2.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:101) menyebutkan bahwa populasi
adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah menunjukan seluruh kelompok orang, kejadian atau suatu yang menjadi ketertarikan peneliti untuk diinvestigasi.”
Menurut Sugiyono (2014:80) menyebutkan bahwa populasi adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di unit organisasi Bank
BTN Kantor Cabang Bandung, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No. Unit Analisis Populasi (Jumlah Pegawai)
1 Consumer Lending 19
2 Commercial & SME Sales 10
3 Consumer Funding 8
4 Priority Banking 3
5 Operation Unit 21
6 Accounting Control Unit 8
7 Collection Coordinator 9
8 Credit Admin 8
9 Internal Audit 5
Jumlah 91
3.2.2.2 Sampel Penelitian & Teknik Pengambilan Sampling
Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:85) menyebutkan bahwa pengertian
sampel adalah sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari populasi, sampel berisi beberapa anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, yang membentuk sampel hanyalah beberapa elemen dan populasi saja, bukan seluruh elemen,”
Sedangkan menurut Sugiyono (2017:81) pengertian sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari
sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di unit
organisasi Bank BTN Kantor Cabang Bandung.
Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi menggunakan rumus
Slovin, yaitu: 𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑑2 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi
d = kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
Dalam penelitian ini jumlah populasi yang diketahui sebanyak 86 responden,
tingkat kesalahan pengambilan sampel ditentukan sebesar 5%, maka diperoleh:
𝑛 = 91
1+91 (0,05)2
𝑛 = 91
1,22= 74,05 = 74 responden.
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang akan diteliti
adalah sebanyak 74 pegawai di Bank BTN Kantor Cabang Bandung. Untuk
menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis teknik yang akan digunakan adalah Purposive Sampling. Menurut Sugiyono
(2015:85) menyebutkan bahwa Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.
Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling karena dengan maksud dan
tujuan tertentu, penentuan sampel ditujuan kepada pegawai tetap, bagian administrasi,
dan bagian yang berhubungan langsung dengan audit internal. Peneliti menganggap
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki karakteristik yang sesuai dengan keperluan
Tabel 3.3 Sampling Penelitian
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2014:401) merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah:
1. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan secara
langsung ke lapangan untuk memperoleh data menyangkut permasalahan yang
menjadi objek penelitian dengan melakukan teknik-teknik sebagai berikut:
a. Kuesioner (daftar pernyataan) merupakan alat komunikasi antara peneliti
dengan yang di teliti (responden) yang dibagikan oleh peneliti untuk diisi
No. Unit Analisis Populasi Sampling
1. Consumer Lending 19 𝑛 =19
91× 74 = 15
2. Commercial & SME Sales 10 𝑛 =10
91× 74 = 8 3. Consumer Funding 8 𝑛 = 8 91× 74 = 7 4. Priority Banking 3 𝑛 = 3 91× 74 = 2 5. Operation Unit 21 𝑛 =21 91× 74 = 17
6. Accounting Control Unit 8 𝑛 = 8
91× 74 = 7 7. Collcetion Coordinator 9 𝑛 = 9 91× 74 = 7 8. Credit Admin 8 𝑛 = 8 91× 74 = 7 9. Internal Audit 5 𝑛 = 5 91× 74 = 4 Jumlah 91 74
oleh responden.
b. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang
terjadi pada subjek atau objek yang erat hubungannya dengan masalah yang
diteliti. Observasi yaitu mengumpulkan data secara langsung terhadap
aktivitas objek yang sedang diteliti dan meninjau langsung terhadap catatan
dan dokumen.
2. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mendapatkan data sekunder dengan pencarian bahan melalui literatur, majalah,
buku referensi, jurnal nasional ataupun journal international dan catatan selama
perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti guna memperoleh teori-teori untuk melengkapi data yang
diperlukan. Sehubungan dengan adanya keterbatasan sumber referensi dari
perpustakaan yang ada, maka penulis juga melakukan browsing guna
mendapatkan referensi yang terpercaya, seperti buku digital ataupun pada
situs-situs terkait guna memperoleh tambahan literatur atau data relevan terpercaya
lainnya yang dibutuhkan. Sehingga dengan menggunakan internet maka
peneliti dapat memperoleh data yang cepat, mudah, dan terpecaya.
3.3.1 Sumber Data 1. Data primer
Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:79) menyatakan bahwa :
“Data yang diperoleh langsung dari sumber data ,yaitu subjek atau benda, maka data tersebut dinamakan data primer”
2. Data sekunder
Menurut Sekaran (2006:222), data sekunder yaitu:
“Data Sekunder adalah data yang sudah tersedia sebelumnya, diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan tulisan-tulisan ilmiah.”
Jenis data yang digunakan dalam penelitiamn ini adalah data primer yang
diperoleh dari survey lapangan secara langsung dengan menyebarrkan kuesioner.
3.3.2 Skala Pengukuran
Dalam operasional variabel ini semua diukur oleh intrumen pengukur dalam
bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Menurut
Nuryaman dan Veronica (2015:93) skala likert dirancang agar responden dapat
menyatakan sikapnya seberapa kuat ia setuju atau tidak setuju atas suatu pernyataan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka skala yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala interval dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada
jawaban.
Skala likert dirancang untuk memeriksa seberapa kuat subjek tersebut setuju
atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 1-5. Skala likert berisi lima tingkatan
Tabel 3.4
Instrument Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Ragu-Ragu / Netral 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Sumber : Nuryaman dan Veronica (2015:93)
Untuk mengukur setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban
setiap kategori (pilihan jawaban) dan jumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai
jumlah, selanjutnya peneliti membuat garis kontinum.
𝑁𝐽𝐼 (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐽𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙) =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
Kemudian hasil tersebut diinterpretasikan dengan alat bantu garis kontinum,
yaitu sebagai berikut:
Nilai tertinggi = 5
Nilai terendah = 1
Banyak kategori yang dibentuk = 5
Rentang interval setiap kategori = 5−1 5 = 0,8
Sangat buruk Buruk Cukup baik Baik Sangat baik
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
Gambar 3.1 Garis kontinum 3.4 Operasional Variabel
Menurut Nuryaman dan Veronica (2015;52) membuat definisi operasional
merupakan suatu upaya mengurangi tingkat abstraksi konstruk sehingga dapat diukur,
dengan cara mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteriktik yang
diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Operasional variabel atau disebut
pengoprasian konsep adalah mendefinisikan variabel secara operasional adalah
menggambarkan/mendeskripsikan variabel sedemikian rupa, sehingga variabel
tersebut bersifat: spesifik ,terukur.
Variabel-variabel yang akan diukur beserta dimensi dan indikator harus
ditetapkan terlebih dahulu sebelum menyusun kuesioner. Adapun indikator yang
mengacu pada teori yang telah dikemukakan dalam Bab II.
Variabel independen (X) menurut Nuryaman dan Veronica (2015:42)
adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Pada penelitian
ini yang menjadi variabel independen adalah Audit Internal yang terdiri 3
indikator dan 8 satuan ukuran.
2. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen menurut Nuryaman dan Veronica (2015:42) adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Pada penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah Good Corporate Governance yang terdiri
dari 5 indikator dan 8 satuan ukuran.
Berdasarkan pengertian diatas, maka variabel (X) dan variabel (Y) dapat
Tabel 3.5 Operasional Variabel
Variabel Indikator Satuan Ukuran Item Pernyataan No. Pernyataan Skala
Variabel Y
Good Corporate Governanve
Good Corporate Governanve adalah
suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
1. Transparansi 1. Menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan
1. Perusahaan ditempat saya bekerja selalu terbuka dalam setiap
pengambilan keputusan yang sifatnya strategis dengan diadakannya RUPS
1-3 Interval
2. Menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses penyampaian informasi
2. Setiap kebijakan dan informasi yang ada dalam perusahaan selalu disampaikan dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan
3. Informasi visi, misi, sasaran usaha, laporan keuangan dan susunan organisasi tercantum dalam website perusahaan yang ditujukan kepada masyarakat umum
2. Akuntabilitas 1. Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban setiap organ
4. Didalam perusahaan sudah terdapat struktur organisasi yang
mendeskripsikan tugas, wewenang dan tanggungjawab dari setiap organ perusahaan secara jelas
5. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, saya selalu berpegang pada pedoman etika perilaku (coe of conduct) perusahaan
4-5 Interval
3. Pertanggung Jawaban
1. Memberikan
pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan
6. Saya selalu membuat laporan tertulis atas hasil tugas yang didelegasikan
perundangan dan etika (Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER - 01/MBU/2011)
7. Semua tugas dikerjakan sampai selesai sesuai dengan yang didelegasikam oleh pimpinan 2. Kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan
8. Semua aturan yang ada didalam internal perusahaan telah disesuaikan dengan aturan eksternal (perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah)
9. Setiap karyawan yang melanggar aturan selalu ditindak lanjuti dengan pemberian sanksi
4. Kemandirian 1. Mengambil keputusan
bersifat profesional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan dan bebas dari
tekanan/pengaruh dari manapun
10. Setiap keputusan kerja yang diambil selalu diutamakan yang terhindar dari konflik kepentingan antar pihak
10-11 Ordinal
2. Prinsip pengelolaan yang sehat
11. Perusahaan saya mendapatkan penghargaan penerapan Good
Corporate Governance terbaik
5. kewajaran 1. Tingkat kesetaraan hak 12. Dalam perusahaan terdapat aturan
Reward and Punishment yang jelas
dalam melakukan penilaian kinerja
karyawan 12-13 Interval
13. Jika pegawai bekerja melebihi target dipastikan mendapatkan reward (bonus, promisi) Variabel X Audit Internal Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang 1. Independensi & Objektivitas
1. Independensi Organisasi 14. Setiap keputusan yang diambil audit internal tidak pernah ada campur tangan atau intervensi dari pihak lain yang dapat merubah keputusan
independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. (Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal, 2017) 2. Objektivitas Auditor Internal
15. Keputusan yang diambil oleh audit internal bersifat netral atau tidak bias (tidak memihak hanya satu pihak tertentu)
2. Kecakapan (Proficiency)
1. Memiliki pengetahuan untuk dapat
mengevaluasi risiko dan cara mengelola risiko tersebut
16. Auditor ditempat saya bekerja memiliki tingkat pendidikan yang mumpuni sesuai dengan
kompetensinya
17. Auditor internal ditempat saya bekerja sudah berpengalaman dibidangnya
18. Auditor internal ditempat saya bekerja, selalu rutin mengikuti pelatihan atau seminar untuk
peningkatan skill dan kompetensinya 19. Auditor internal didalam perusahaan
saya telah diseleksi berdasarkan kualifikasi yang dibutuhkan
16-19 Interval 3. Kecermatan Profesional (Due Professional Care) 1. Ruang Lingkup Penugasan
20. Auditor internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi penetuan rung lingkup audit 20-24 Interval 2. Kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan
21. Audtitor internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi analisis proses bisnis dan materialistasnya
3. Kecukupan dan efektifitas proses tata kelola, pengolahan risiko dan pengendalian
22. Auditor internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi analisis tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian 4. Biaya dan manfaat
penggunaan sumber daya dalam penugasan
23. Audit internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi analisis penggunaan biaya dan sumber daya dalam penugasan
5. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan teknik analisis lainnya
24. Audit internal ditempat saya bekerja selalu menggunakan teknik audit berbantuan teknologi (komputer, internet dan aplikasi) dalam penugasan
3.5 Pengujian Kualitas Data
Pengujian dan pengukuran suatu kuesioner atau hipotesos sangat bergantung
pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian tidak akan
berguna dengan baik jika instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidaka
memiliki tingkat keabsahan (Validity) dan tingkat keandalan (Reliability) yang tinggi.
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk mendapatkan
data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Menurut Sugiyono (2012:121)
menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Validitas menunjukkan seberapa baik suatu instrumen
yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. Alat pengukur yang absah
akan mempunyai validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Untuk mencari nilai
validitas di sebuah item mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut.
Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih
lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2012:133) yang harus dipenuhi yaitu harus
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Jika r ≥ 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r ≤ 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi
Keterangan:
rXY = Koefisien Korelasi
N = Banyaknya Sampel
ΣX = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel X ΣY = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y
Setelah nilai korelasi (r) didapat, kemudian dihitung nilai thitung untuk menguji
tingkat validitas. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
Setelah nilai thitung diperoleh, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai
thitung tersebut dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi sebesar r = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n – 2. Kaidah keputusannya adalah:
• Jika rhitung > rtabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.
• Jika rhitung < rtabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah tidak valid.
Namun pada penelitian ini validitas item diukur dengan membandingkan nilai r hitung
dan r tabel, yaitu r hitung didapat dari hasil output cronbach alpha pada kolom corelated
item-total correlation. Apabila nilai r hitung > r tabel, maka butir atau pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menyatakan bahwa apabila instrument yang digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Menurut
Sugiyono (2012:122) reliabilitas adalah derajat konsistensi/keajengan data dalam
interval waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian diatas maka reabilitas dapat dikemukakan sebagai
suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan.
Pengujian reliabilitas kuesioner pada penelitian ini penulis menggunakan
metode Alpha Cronbach(𝛼) jika nilai alpha > 0,60 berarti reliabel. Menurut Sugiyono
(2007:177) rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
R11= Realibilitas Instrumen
∑ 𝑠𝑖= Jumlah Varians Butir St= Varians Total
Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat
konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar dari nol hingga satu.
Makin besar nilai koefisien, makin tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi
jawaban.
• Jika r < 0,20 maka tingkat keandalan sangat lemah atau tingkat keandalan tidak berarti.
• Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang rendah tetapi pasti.
• Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang cukup berarti.
• Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang tinggi. • Jika r > 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang sangat tinggi.
Uji reliabilitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini pada variabel independen dan variabel dependen. Uji reliabilitas
terhadap variabel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan alat
3.6 Uji Asumsi Klasik
Menurut Utama (2011:99) dalam Bagiana (2016) uji asumsi klasik digunakan
untuk menguji apakah model yang dibuat sudah valid serta menunjukan hubungan yang
signifikan dan representatitf.
3.6.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2012:160) menyatakan bahwa uji normalitas adalah sebagai
berikut:
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi
data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal
atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini, yaitu dengan
menggunakan 2 alat uji, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam
pengambilan keputusan yaitu:
a) Jika Probabilitas > 0.05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b) Jika Probabilitas < 0.05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal
Hipotesis yang digunakan:
1) Ho : data residual berdistribusi normal
2. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah: • Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal
Maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.6.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menurut (Ghozali, 2012:139) bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdatisitas. Penelitian ini menguji heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik
Scatterplot dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu dan
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
terjadinya heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.3 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). (Ghozali, 2012:105)
Multikolonieritas dapat dilihat melalui:
1. Nilai tolerance dan lawannya
2. Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. 3.6.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2012:110) Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
observasi yag berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
a. Uji Durbin Watson (DW test)
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak
ada variabel lag diantara variabel independen.
3.7 Metode Analisis Data
Analisi data dengan cara mengolah data yang terkumpul kemudian dapat
memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menunjukan
masalah yang telah dirumuskan.
3.7.1 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi pada dasarnya untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, selain itu juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Analisis regresi linear sederhana
merupakan suatu analisis yang digunakan untuk melihat adanya suatu hubungan dan
pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dalam
pengolahan data peneliti menggunakan alat bantu berupa perangkat lunak statistik
(statistic software) yang dikenal dengan SPSS. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linear sederhana. Adapun persamaan regresi tersebut adalah
sebagai berikut :
Y = α + β1X + 𝑒
Keterangan:
X = Audit Internal
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
𝑒
= error term3.7.2 Analisis Korelasi Pearson
Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya
hubungan linear antara variabel independen dan variabel dependen serta mempunyai
tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Rumus korelasi berdasarkan Pearson Product
Moment menurut Sugiyono (2014:183) adalah sebagai berikut ::
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel
X = variabel bebas (independent)
Y = variabel terikat (dependent)
Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1, dimana:
a) Apabila r = +1, maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat kuat dan
sebaliknya.
b) Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada
hubungan sama sekali.
c) Apabila r = -1, maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat dan berlawanan
arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau
sebaliknya.
Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis menggunakan
pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2012:250) 3.7.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel -variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibu tuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011:97).
3.7.4 Pengujian Hipotesis
Uji t (t-test) pada dasarnya menunjukan seberapa jauh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali 2011:98). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen
(variabel terikat). Dimana hipotesis nol (Hο) yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh. Sedangkan hipotesis alternatif (Hа) merupakan hipotesis yang menunjukan adanya pengaruh. Adapun hipotesis statistik secara parsial yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hο : bi = 0, Audit internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance
Hа : bi ≠ 0, Audit Internal berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance
Kriteria Pengambilan Keputusan :
a. H0 ditolak jika probabilitas value < 0,05 atau thitung > ttabel
b. H0 diterima jika probabilitas value > 0,05 atau thitung < ttabel nilai ttabel
didapat dari : df = n-k-1
n : jumlah observasi
k : variabel independen
3.7.5 Penetapan Tingkat Signifikansi (α)
Tingkat signifikan (significant level) yang ditetapkan dalam penelitian ini
adalah sebesar 5% atau 0,05 karena dinilai cukup untuk menguji hubungan antara
variabel-variabel yang diuji atau menunjukan bahwa korelasi antara kedua variabel
cukup nyata. Tingkat signifikansi 0,05 artinya adalah kemungkinan besar dari hasil
penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kesalahan sebesar