• Tidak ada hasil yang ditemukan

penelitian adalah objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subjek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "penelitian adalah objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subjek"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

39

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:5) menyebutkan bahwa objek

penelitian adalah objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subjek

penelitian. Karakteristik ini jika diberikan nilai maka nilainya akan bervariasi (berbeda)

antar individu satu dengan lainnya. Dalam suatu penelitian, objek penelitian dinamakan

variabel penelitian

Sedangkan Objek Penelitian menurut Sugiyono (20114:13) adalah sebagai

berikut:

“Objek Penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabble tentang suatu hal (variabel tertentu).”

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Audit Internal dan

Good Corporate Governance (GCG). Sedangkan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:2) menyebutkan bahwa pengertian metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

(2)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey. Menurut

Nuryaman dan Veronica (2015:6) pengertian penelitian deskriptif adalah sebagai

berikut:

“Penelitian deskriptif adalah penelitian tujuannya untuk memperoleh deskripsi atau gambaran tentang karakteristik tertentu (variabel tertentu) dari suatu subjek yang sedang menjadi perhatian dalam kegiatan penelitian tersebut.” Menurut Sugiyono (2014:15) pengertian penelitian kuantitatif adalah

penelitian kuantitatif adalah penelitian yanng berlandaskan terhadap filsafat

positivisme, digunakan dalam meneliti terhadap sample dan populasi penelitian, teknik

pengambilam sampel umunya dilakukan dengan acak atau random sampling,

sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen

penelitian yang dipakai, analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.

Peneliti bermaksud mengumpulkan data dengan menggunakan pendekatan

metode survey. Menurut Sugiyono (2014:11) Metode survey merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah

(bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data,

misalnya dengan mengedarkan kuesioner, penelitian keperpustakaan dan sebagainya.

Untuk mengukur hubungan atau pengaruh antar variabel peneliti menggunakan

(3)

3.2.1 Unit Analisis

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:85) menyebutkan pengertian unit

analisis adalah tingkat satuan data yang akan dikumpulkan selama penelitian

berlangsung. Sedangkan menurut Sekaran (2017) unit analisis merupakan tingkat

kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya

Unit analisis pada penelitian ini adalah unit-unit organisasi Bank BTN Kantor

Cabang Bandung, berikut rinciannya:

Tabel 3.1 Unit Analisis

No. Unit Analisis

1 Consumer Lending

2 Commercial & SME Sales 3 Consumer Funding

4 Priority Banking 5 Operation Unit

6 Accounting Control Unit 7 Collection Coordinator 8 Credit Admin

9 Internal Audit

Sumber: PT. Bank Tabungan KC Bandung (2019)

3.2.2 Populasi, Sampel Penelitian & Teknik Pengambilan Sampling

Berdasarkan unit analisis, berikut penjelasan mengenai populasi, sampel

(4)

3.2.2.1 Populasi Penelitian

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:101) menyebutkan bahwa populasi

adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah menunjukan seluruh kelompok orang, kejadian atau suatu yang menjadi ketertarikan peneliti untuk diinvestigasi.”

Menurut Sugiyono (2014:80) menyebutkan bahwa populasi adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di unit organisasi Bank

BTN Kantor Cabang Bandung, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. Unit Analisis Populasi (Jumlah Pegawai)

1 Consumer Lending 19

2 Commercial & SME Sales 10

3 Consumer Funding 8

4 Priority Banking 3

5 Operation Unit 21

6 Accounting Control Unit 8

7 Collection Coordinator 9

8 Credit Admin 8

9 Internal Audit 5

Jumlah 91

(5)

3.2.2.2 Sampel Penelitian & Teknik Pengambilan Sampling

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:85) menyebutkan bahwa pengertian

sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari populasi, sampel berisi beberapa anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, yang membentuk sampel hanyalah beberapa elemen dan populasi saja, bukan seluruh elemen,”

Sedangkan menurut Sugiyono (2017:81) pengertian sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari

sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di unit

organisasi Bank BTN Kantor Cabang Bandung.

Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi menggunakan rumus

Slovin, yaitu: 𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑑2 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

d = kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

(6)

Dalam penelitian ini jumlah populasi yang diketahui sebanyak 86 responden,

tingkat kesalahan pengambilan sampel ditentukan sebesar 5%, maka diperoleh:

𝑛 = 91

1+91 (0,05)2

𝑛 = 91

1,22= 74,05 = 74 responden.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang akan diteliti

adalah sebanyak 74 pegawai di Bank BTN Kantor Cabang Bandung. Untuk

menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

jenis teknik yang akan digunakan adalah Purposive Sampling. Menurut Sugiyono

(2015:85) menyebutkan bahwa Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.

Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling karena dengan maksud dan

tujuan tertentu, penentuan sampel ditujuan kepada pegawai tetap, bagian administrasi,

dan bagian yang berhubungan langsung dengan audit internal. Peneliti menganggap

seseorang atau sesuatu tersebut memiliki karakteristik yang sesuai dengan keperluan

(7)

Tabel 3.3 Sampling Penelitian

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2014:401) merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah

mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

adalah:

1. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan secara

langsung ke lapangan untuk memperoleh data menyangkut permasalahan yang

menjadi objek penelitian dengan melakukan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Kuesioner (daftar pernyataan) merupakan alat komunikasi antara peneliti

dengan yang di teliti (responden) yang dibagikan oleh peneliti untuk diisi

No. Unit Analisis Populasi Sampling

1. Consumer Lending 19 𝑛 =19

91× 74 = 15

2. Commercial & SME Sales 10 𝑛 =10

91× 74 = 8 3. Consumer Funding 8 𝑛 = 8 91× 74 = 7 4. Priority Banking 3 𝑛 = 3 91× 74 = 2 5. Operation Unit 21 𝑛 =21 91× 74 = 17

6. Accounting Control Unit 8 𝑛 = 8

91× 74 = 7 7. Collcetion Coordinator 9 𝑛 = 9 91× 74 = 7 8. Credit Admin 8 𝑛 = 8 91× 74 = 7 9. Internal Audit 5 𝑛 = 5 91× 74 = 4 Jumlah 91 74

(8)

oleh responden.

b. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang

terjadi pada subjek atau objek yang erat hubungannya dengan masalah yang

diteliti. Observasi yaitu mengumpulkan data secara langsung terhadap

aktivitas objek yang sedang diteliti dan meninjau langsung terhadap catatan

dan dokumen.

2. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan untuk

mendapatkan data sekunder dengan pencarian bahan melalui literatur, majalah,

buku referensi, jurnal nasional ataupun journal international dan catatan selama

perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang

sedang diteliti guna memperoleh teori-teori untuk melengkapi data yang

diperlukan. Sehubungan dengan adanya keterbatasan sumber referensi dari

perpustakaan yang ada, maka penulis juga melakukan browsing guna

mendapatkan referensi yang terpercaya, seperti buku digital ataupun pada

situs-situs terkait guna memperoleh tambahan literatur atau data relevan terpercaya

lainnya yang dibutuhkan. Sehingga dengan menggunakan internet maka

peneliti dapat memperoleh data yang cepat, mudah, dan terpecaya.

3.3.1 Sumber Data 1. Data primer

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015:79) menyatakan bahwa :

“Data yang diperoleh langsung dari sumber data ,yaitu subjek atau benda, maka data tersebut dinamakan data primer”

(9)

2. Data sekunder

Menurut Sekaran (2006:222), data sekunder yaitu:

“Data Sekunder adalah data yang sudah tersedia sebelumnya, diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan tulisan-tulisan ilmiah.”

Jenis data yang digunakan dalam penelitiamn ini adalah data primer yang

diperoleh dari survey lapangan secara langsung dengan menyebarrkan kuesioner.

3.3.2 Skala Pengukuran

Dalam operasional variabel ini semua diukur oleh intrumen pengukur dalam

bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Menurut

Nuryaman dan Veronica (2015:93) skala likert dirancang agar responden dapat

menyatakan sikapnya seberapa kuat ia setuju atau tidak setuju atas suatu pernyataan

tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka skala yang digunakan dalam penelitian

ini adalah skala interval dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada

jawaban.

Skala likert dirancang untuk memeriksa seberapa kuat subjek tersebut setuju

atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 1-5. Skala likert berisi lima tingkatan

(10)

Tabel 3.4

Instrument Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Ragu-Ragu / Netral 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Sumber : Nuryaman dan Veronica (2015:93)

Untuk mengukur setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban

setiap kategori (pilihan jawaban) dan jumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai

jumlah, selanjutnya peneliti membuat garis kontinum.

𝑁𝐽𝐼 (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐽𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙) =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

Kemudian hasil tersebut diinterpretasikan dengan alat bantu garis kontinum,

yaitu sebagai berikut:

Nilai tertinggi = 5

Nilai terendah = 1

Banyak kategori yang dibentuk = 5

Rentang interval setiap kategori = 5−1 5 = 0,8

(11)

Sangat buruk Buruk Cukup baik Baik Sangat baik

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

Gambar 3.1 Garis kontinum 3.4 Operasional Variabel

Menurut Nuryaman dan Veronica (2015;52) membuat definisi operasional

merupakan suatu upaya mengurangi tingkat abstraksi konstruk sehingga dapat diukur,

dengan cara mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteriktik yang

diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Operasional variabel atau disebut

pengoprasian konsep adalah mendefinisikan variabel secara operasional adalah

menggambarkan/mendeskripsikan variabel sedemikian rupa, sehingga variabel

tersebut bersifat: spesifik ,terukur.

Variabel-variabel yang akan diukur beserta dimensi dan indikator harus

ditetapkan terlebih dahulu sebelum menyusun kuesioner. Adapun indikator yang

mengacu pada teori yang telah dikemukakan dalam Bab II.

(12)

Variabel independen (X) menurut Nuryaman dan Veronica (2015:42)

adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Pada penelitian

ini yang menjadi variabel independen adalah Audit Internal yang terdiri 3

indikator dan 8 satuan ukuran.

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen menurut Nuryaman dan Veronica (2015:42) adalah

variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Pada penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah Good Corporate Governance yang terdiri

dari 5 indikator dan 8 satuan ukuran.

Berdasarkan pengertian diatas, maka variabel (X) dan variabel (Y) dapat

(13)

Tabel 3.5 Operasional Variabel

Variabel Indikator Satuan Ukuran Item Pernyataan No. Pernyataan Skala

Variabel Y

Good Corporate Governanve

Good Corporate Governanve adalah

suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan

1. Transparansi 1. Menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan

1. Perusahaan ditempat saya bekerja selalu terbuka dalam setiap

pengambilan keputusan yang sifatnya strategis dengan diadakannya RUPS

1-3 Interval

2. Menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses penyampaian informasi

2. Setiap kebijakan dan informasi yang ada dalam perusahaan selalu disampaikan dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan

3. Informasi visi, misi, sasaran usaha, laporan keuangan dan susunan organisasi tercantum dalam website perusahaan yang ditujukan kepada masyarakat umum

2. Akuntabilitas 1. Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban setiap organ

4. Didalam perusahaan sudah terdapat struktur organisasi yang

mendeskripsikan tugas, wewenang dan tanggungjawab dari setiap organ perusahaan secara jelas

5. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, saya selalu berpegang pada pedoman etika perilaku (coe of conduct) perusahaan

4-5 Interval

3. Pertanggung Jawaban

1. Memberikan

pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan

6. Saya selalu membuat laporan tertulis atas hasil tugas yang didelegasikan

(14)

perundangan dan etika (Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER - 01/MBU/2011)

7. Semua tugas dikerjakan sampai selesai sesuai dengan yang didelegasikam oleh pimpinan 2. Kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan

8. Semua aturan yang ada didalam internal perusahaan telah disesuaikan dengan aturan eksternal (perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah)

9. Setiap karyawan yang melanggar aturan selalu ditindak lanjuti dengan pemberian sanksi

4. Kemandirian 1. Mengambil keputusan

bersifat profesional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan dan bebas dari

tekanan/pengaruh dari manapun

10. Setiap keputusan kerja yang diambil selalu diutamakan yang terhindar dari konflik kepentingan antar pihak

10-11 Ordinal

2. Prinsip pengelolaan yang sehat

11. Perusahaan saya mendapatkan penghargaan penerapan Good

Corporate Governance terbaik

5. kewajaran 1. Tingkat kesetaraan hak 12. Dalam perusahaan terdapat aturan

Reward and Punishment yang jelas

dalam melakukan penilaian kinerja

karyawan 12-13 Interval

13. Jika pegawai bekerja melebihi target dipastikan mendapatkan reward (bonus, promisi) Variabel X Audit Internal Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang 1. Independensi & Objektivitas

1. Independensi Organisasi 14. Setiap keputusan yang diambil audit internal tidak pernah ada campur tangan atau intervensi dari pihak lain yang dapat merubah keputusan

(15)

independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. (Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal, 2017) 2. Objektivitas Auditor Internal

15. Keputusan yang diambil oleh audit internal bersifat netral atau tidak bias (tidak memihak hanya satu pihak tertentu)

2. Kecakapan (Proficiency)

1. Memiliki pengetahuan untuk dapat

mengevaluasi risiko dan cara mengelola risiko tersebut

16. Auditor ditempat saya bekerja memiliki tingkat pendidikan yang mumpuni sesuai dengan

kompetensinya

17. Auditor internal ditempat saya bekerja sudah berpengalaman dibidangnya

18. Auditor internal ditempat saya bekerja, selalu rutin mengikuti pelatihan atau seminar untuk

peningkatan skill dan kompetensinya 19. Auditor internal didalam perusahaan

saya telah diseleksi berdasarkan kualifikasi yang dibutuhkan

16-19 Interval 3. Kecermatan Profesional (Due Professional Care) 1. Ruang Lingkup Penugasan

20. Auditor internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi penetuan rung lingkup audit 20-24 Interval 2. Kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan

21. Audtitor internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi analisis proses bisnis dan materialistasnya

3. Kecukupan dan efektifitas proses tata kelola, pengolahan risiko dan pengendalian

22. Auditor internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi analisis tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian 4. Biaya dan manfaat

penggunaan sumber daya dalam penugasan

23. Audit internal ditempat saya bekerja selalu membuat perencanaan yang berisi analisis penggunaan biaya dan sumber daya dalam penugasan

(16)

5. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan teknik analisis lainnya

24. Audit internal ditempat saya bekerja selalu menggunakan teknik audit berbantuan teknologi (komputer, internet dan aplikasi) dalam penugasan

(17)

3.5 Pengujian Kualitas Data

Pengujian dan pengukuran suatu kuesioner atau hipotesos sangat bergantung

pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian tidak akan

berguna dengan baik jika instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidaka

memiliki tingkat keabsahan (Validity) dan tingkat keandalan (Reliability) yang tinggi.

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk mendapatkan

data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Menurut Sugiyono (2012:121)

menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Validitas menunjukkan seberapa baik suatu instrumen

yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. Alat pengukur yang absah

akan mempunyai validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Untuk mencari nilai

validitas di sebuah item mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut.

Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih

lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2012:133) yang harus dipenuhi yaitu harus

memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika r ≥ 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r ≤ 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi

(18)

Keterangan:

rXY = Koefisien Korelasi

N = Banyaknya Sampel

ΣX = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel X ΣY = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y

Setelah nilai korelasi (r) didapat, kemudian dihitung nilai thitung untuk menguji

tingkat validitas. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

Setelah nilai thitung diperoleh, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai

thitung tersebut dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi sebesar r = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = n – 2. Kaidah keputusannya adalah:

• Jika rhitung > rtabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.

(19)

• Jika rhitung < rtabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah tidak valid.

Namun pada penelitian ini validitas item diukur dengan membandingkan nilai r hitung

dan r tabel, yaitu r hitung didapat dari hasil output cronbach alpha pada kolom corelated

item-total correlation. Apabila nilai r hitung > r tabel, maka butir atau pertanyaan atau

indikator tersebut dinyatakan valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menyatakan bahwa apabila instrument yang digunakan beberapa

kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Menurut

Sugiyono (2012:122) reliabilitas adalah derajat konsistensi/keajengan data dalam

interval waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas maka reabilitas dapat dikemukakan sebagai

suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan.

Pengujian reliabilitas kuesioner pada penelitian ini penulis menggunakan

metode Alpha Cronbach(𝛼) jika nilai alpha > 0,60 berarti reliabel. Menurut Sugiyono

(2007:177) rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

R11= Realibilitas Instrumen

(20)

∑ 𝑠𝑖= Jumlah Varians Butir St= Varians Total

Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat

konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar dari nol hingga satu.

Makin besar nilai koefisien, makin tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi

jawaban.

• Jika r < 0,20 maka tingkat keandalan sangat lemah atau tingkat keandalan tidak berarti.

• Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang rendah tetapi pasti.

• Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang cukup berarti.

• Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang tinggi. • Jika r > 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang sangat tinggi.

Uji reliabilitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini pada variabel independen dan variabel dependen. Uji reliabilitas

terhadap variabel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan alat

(21)

3.6 Uji Asumsi Klasik

Menurut Utama (2011:99) dalam Bagiana (2016) uji asumsi klasik digunakan

untuk menguji apakah model yang dibuat sudah valid serta menunjukan hubungan yang

signifikan dan representatitf.

3.6.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2012:160) menyatakan bahwa uji normalitas adalah sebagai

berikut:

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.

Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi

data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal

atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini, yaitu dengan

menggunakan 2 alat uji, yaitu sebagai berikut:

1. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam

pengambilan keputusan yaitu:

a) Jika Probabilitas > 0.05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

b) Jika Probabilitas < 0.05 maka populasi tidak berdistribusi secara

normal

Hipotesis yang digunakan:

1) Ho : data residual berdistribusi normal

(22)

2. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah: • Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal

Maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menurut (Ghozali, 2012:139) bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi

Heteroskesdatisitas. Penelitian ini menguji heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik

Scatterplot dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu dan

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan

terjadinya heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(23)

3.6.3 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). (Ghozali, 2012:105)

Multikolonieritas dapat dilihat melalui:

1. Nilai tolerance dan lawannya

2. Variance Inflation Factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap

variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. 3.6.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2012:110) Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

observasi yag berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

(24)

a. Uji Durbin Watson (DW test)

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan

mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak

ada variabel lag diantara variabel independen.

3.7 Metode Analisis Data

Analisi data dengan cara mengolah data yang terkumpul kemudian dapat

memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menunjukan

masalah yang telah dirumuskan.

3.7.1 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi pada dasarnya untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua

variabel atau lebih, selain itu juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Analisis regresi linear sederhana

merupakan suatu analisis yang digunakan untuk melihat adanya suatu hubungan dan

pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dalam

pengolahan data peneliti menggunakan alat bantu berupa perangkat lunak statistik

(statistic software) yang dikenal dengan SPSS. Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis regresi linear sederhana. Adapun persamaan regresi tersebut adalah

sebagai berikut :

Y = α + β1X + 𝑒

Keterangan:

(25)

X = Audit Internal

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

𝑒

= error term

3.7.2 Analisis Korelasi Pearson

Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya

hubungan linear antara variabel independen dan variabel dependen serta mempunyai

tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Rumus korelasi berdasarkan Pearson Product

Moment menurut Sugiyono (2014:183) adalah sebagai berikut ::

Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel

X = variabel bebas (independent)

Y = variabel terikat (dependent)

Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1, dimana:

a) Apabila r = +1, maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat kuat dan

(26)

sebaliknya.

b) Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada

hubungan sama sekali.

c) Apabila r = -1, maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat dan berlawanan

arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau

sebaliknya.

Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis menggunakan

pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2012:250) 3.7.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

(27)

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel -variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibu tuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2011:97).

3.7.4 Pengujian Hipotesis

Uji t (t-test) pada dasarnya menunjukan seberapa jauh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali 2011:98). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada

tidaknya pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen

(variabel terikat). Dimana hipotesis nol (Hο) yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh. Sedangkan hipotesis alternatif (Hа) merupakan hipotesis yang menunjukan adanya pengaruh. Adapun hipotesis statistik secara parsial yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hο : bi = 0, Audit internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance

Hа : bi ≠ 0, Audit Internal berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance

Kriteria Pengambilan Keputusan :

a. H0 ditolak jika probabilitas value < 0,05 atau thitung > ttabel

b. H0 diterima jika probabilitas value > 0,05 atau thitung < ttabel nilai ttabel

didapat dari : df = n-k-1

(28)

n : jumlah observasi

k : variabel independen

3.7.5 Penetapan Tingkat Signifikansi (α)

Tingkat signifikan (significant level) yang ditetapkan dalam penelitian ini

adalah sebesar 5% atau 0,05 karena dinilai cukup untuk menguji hubungan antara

variabel-variabel yang diuji atau menunjukan bahwa korelasi antara kedua variabel

cukup nyata. Tingkat signifikansi 0,05 artinya adalah kemungkinan besar dari hasil

penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kesalahan sebesar

Gambar

Tabel 3.1  Unit Analisis
Tabel 3.2  Populasi Penelitian
Tabel 3.3  Sampling Penelitian
Gambar 3.1  Garis kontinum  3.4  Operasional Variabel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah dalam penelitian ini mencakup penerapan yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak pemulung di yayasan dengan metode yang digunakan dan

Transfer pricing merupakan suatu aktifitas manipulasi harga atas transaksi produk yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang memiliki kerjasama

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Hasil tersebut berbeda dengan Standar Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga) untuk kategori desa yang telah ditetapkan dalam Tabel 3.. Hal ini disebabkan

Soal yang diberikan pada UAS tidak jauh berbeda dengan soal yang diberikan pada Pemicu 20, yaitu kami diminta untuk membuat aplikasi sederhana

[r]

Puji Syukur tak terhingga penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga

Layanan audio visual/pandang dengar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf i, menyediakan koleksi audio visual atau pandang dengar seperti kaset, CD dan DVD di