• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KEPEMIMPINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH KEPEMIMPINAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

MAKALAH KEPEMIMPINAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dosen : Jumanah, S.Sos, M.Si

Dibuat oleh: Kelompok 1

1. Aat Misri (AP201410072) 2. Jane Anita (AP201410152) 3. Siti Marsiah (AP201510020) 4. Elda Meliani (AP201110062) 5. M. Ryan Firdaus

6. Nurhadiyanti (AP201410061) 7. Robanah (AP201410120)

8. Siti Lis Suliasiah (AP201510023) 9. Ayu Siswanti

10. Tubagus Rusmanul Haki

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINSTRASI (STIA) BANTEN Juni 2016

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh,

Alhamdulillah segala Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktuna. Sholawat sera salam semoga tercurah kepada Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir jaman.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu bahan penunjang materi pembelajaran pada mata kuliah “Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Melalui makalah ini kami mencoba memberikan gambaran mengenai “Kepemimpinan”

dari beberapa sumber yang ada.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Jumanah, S.Sos.

M.Si. atas kesediaan beliau untuk menjadi dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kepada teman-teman sekaian (khususnya teman-teman di kelompok I) yang selalu membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada para pembaca semua dan dapat dipahami secara ringkas dan mendalam.

Mudah-mudahan makalah ini dapat dijadikan referensi bagi para pembaca hingga kelak dapat benar-benar mengenalnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Pandeglang, 9 Juni 2016 Hormat Kami,

(Penyusun)

(3)

iii DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I Pendahuluan ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

BAB II Pembahasan ... 2.1 Definisi Kepemimpinan ... 4

2.2 Tujuan Dan Fungsi Kepemimpinan ... 8

2.3 Macam Tipe/Gaya Kepemimpinan ... 10

2.4 Ciri Kepemimpinan Yang Baik ... 13

2.5 Analisis Kepemimpinan Bupati Pandeglang ... 15

BAB III Penutup ... 3.1 Simpulan ... 19

Daftar Pustaka ... 21

LAMPIRAN... 22

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.

Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur- unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

(5)

2

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

Definisi kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya.

Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

(6)

3 1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?

2. Bagaimanakah kepemimpinan yang baik itu seharusnya?

3. Apa saja fungsi dan tugas kepemimpinan?

4. Apa saja macam-macam kepemimpinan?

5. Apa saja tipe kepemimpinan itu?

6. Bagaimanakah gaya kepemimpinan Bupati Pandeglang saat ini?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang kepemimpinan baik itu pengertian kepemimpina, tipe dan gaya kepemimpinan, syarat-syarat kepemimpinan dan ciri-ciri kepemimpinan yang baik itu seperti apa, serta sedikit analisis mengenai kepemimpinan Bupati Pandeglang saat ini yaitu Ibu Irna Narulita Dimyati apabila dikaitkan dengan teori yang ada. Di samping itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem Adiministrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(7)

4 BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kepemimpinan

Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang di antara mereka “mengajak” teman- temannya untuk melakukan sesuatu (Apakah: nonton film, bermain sepak bola, dan lain-lain). Pada pengertian yang sederhana orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur

“mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing.

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

1) Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

2) Wexley dan Yukl (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.

3) Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.

Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

(8)

5

Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai berikut: 1) Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. 2) John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki. 3) Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat. 4) Ott (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain. 5) Locke et.al.

(1991), mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.

Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari atau sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi kepemimpinan, yaitu:

1) Unsur-unsur Kepemimpinan

Dari uraian – uraian tentang pengertian kepemimpinan di atas, dapat diindentifikasikan unsur-unsur utama sebagai esensi kepeminpinan. Unsur-unsur itu adalah

1. Unsur pemimpin atau orang yang mempengaruhi

2. Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi

(9)

6

3. Unsur interaksi atau kegiatan/usaha dan proses yang mempengaruhi

4. Unsur tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi

5. Unsur perilaku/kegiatan yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.

2) Sifat Dasar Kepemimpinan

Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu:

1) Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang berlainan.

2) Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.

3) Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin, 1983:15). Pendapat lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur pokok yang mendasarinya, yaitu : [1] Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi sosial [sosial perception]. [2] Kemampuan berpikir abstrak [abilitiy in abstrakct thinking]. [3] Memiliki kestabilan emosi [emosional stability].

(10)

7

Kemudian dari definisi Locke, yang dikemukakan di atas, dapat dikategorikan kepemimpinan menjadi 3 [tiga] elemen dasar, yaitu:

1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi [relation consept], artinya kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tiadak ada pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin. Dalam definisi Locke, tersirat premis bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka.

2) Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan saja, karena dipandang tidak cukup memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin, artinya seorang pemimpin harus melakukan sesuatu. Maka menurut Burns (1978), bahwa untuk menjadi pemimpin seseorang harus dapat mengembangkan motivasi pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku mereka menjadi responsif.

3) Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lain untuk mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka demi keberhasilan organisasi (Bass, 1995. Locke et.al., 1991., dalam Mochammad Teguh, dkk., 2001:69).

(11)

8

Dari definisi-definisi di atas, paling tidak dapat ditarik kesimpulan yang sama , yaitu masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.

2.2. Tujuan Dan Fungsi Kepemimpinan

2.2.1. Pemimpin Sebagai Eksekutif (Executive Leader)

Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer.

Fungsinya adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia memempin dan mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat keputusan- keputusan yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat kepemerintahan, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah memerlukkan fungsi tersebut.

2.2.2. Pemimpin Sebagai Penengah

Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di tangan pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. Dan

(12)

9

bidang lainnya, umpamanya dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai wasit.

2.2.3. Pemimpin Sebagai Penganjur

Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pengarah opini merupakkan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam bidang komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi. Penganjur adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain.

Seringkali ia merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.

2.2.4. Pemimpin Sebagai Ahli

Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit sosial dimana dia bekerja. Kepemimpinannya hanya berdasarkan fakta dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan sebagainya yang mencapai dan memelihara pengaruhnya karena mereka mempunyai pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain.

2.2.5. Pemimpin Diskusi

Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.

(13)

10 2.3. Macam Tipe/Gaya Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut.

2.3.1. Tipe Otokratik

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang menonjol ”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:

1) Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain didalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.

2) Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.

3) Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan adalah:

1) Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.

2) Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.

3) Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.

(14)

11

4) Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjaduinya penyimpangn oleh bawahan.

2.3.2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

2.3.3. Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik.

Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.

Tegasnya seorang pemimpin yang kharisnatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidk selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

2.3.4. Tipe Laissez-Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan

(15)

12

organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Kepemimpinan laissez-faire, menyerahkan atau membiarkan anggota untuk mengambil keputusan sendiri, pemimpin memainkan peran pasif, dan hampir tidak ada pengendalian/pengawasan, sehingga keberhasilan organisasi ditentukan oleh individu atau orang per orang.

2.3.5. Tipe Demokratis

Kepemimpinan demokratis merujuk kepada tingkat pengendalian yang longgar, namun pemimpin sangat aktif dalam menstimulasi diskusi kelompok dan pengambilan keputusan kelompok, kebijakan atau keputusan diambil bersama, komunikasi berlangsung timbal balik, dan prakarsa dapat berasal dari pimpinan maupun dari anggota:

1) Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.

2) Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.

3) Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.

4) Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia.

(16)

13 2.4. Ciri Kepemimpinan Yang baik

Banyak ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ditampilkan oleh para pakar yang meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri kepribadian. Dr.W.A. Gerungan telah mengetengahkan ciri- ciri yang dimiliki oleh kebanyakan pemimpin yang baik dan dijadikan perhatian para penilai ketika sedang melaksanakan penyaringan terhadap calon-calon pemimpin dalam latihan-latihan kader kepemimpinan. Penjelasannya sebagai berikut:

1) Persepsi Sosial

Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota- anggota kelompok. Kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan. Persepsi sosial ini terutama diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam memberikan pandangan dan patokkan yang menyeluruh dari keadaan-keadaan didalam dan diluar kelompok.

2) Kemampuan Berpikir Abstrak

Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahwa seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi.

Kemampuan abstrak yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat menafsirkan kecenderungan- kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya degan tujuan kelompok. Ini berarti bahwa ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi oleh kemampuan abstrak dan mengintegrasikan fakta- fakta interaksi sosial didalam dan diluar kelompok. Kemampuan tersebut memerlukan taraf intelegensia yang tinggi pada seorang

(17)

14

pemimpin yang harus diarahkan oleh persepsi sosial yang telah diterangkan diatas.

3) Keseimbangan Emosional

Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan.

Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emotional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis. Dan ini bukanlah suatu kepribadian harmoni yang beku dan statis, melainkan suatu harmoni dalam ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang dinamis, yang dapat bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan emosional ini diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan dengan sukses.

Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas aklbat dan resiko yang timbul sebagai konsekuensi daripada keputusan yang diambilnya tentunya dalam mengambil keputusan.

Seorang pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang mendalam dalam proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan. Untuk itu seorang pemimpin setidaknya harus memiliki kriteria-kriteria tertentu, misalnya kemampuan bisa

"perceptive" dan objektif. Dalam mengarahkan dan memotivasi

(18)

15

bawahan agar melakukan pekerjaan dengan sesuai, seorang pemimpin bisa memilih suatu gaya kepemimpinan tertentu apakah gaya autokratis, gaya partisipatif dan bahkan gaya Free Rein yang sesuai dengan situasi dan lingkungan para bawahan. Hanya dengan jalan demikian pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif

2.5. Analisis Kepemipinan Bupati Pandeglang Irna Narulita Dimyati

Bupati Pandeglang adalah politisi yang dipilih untuk bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola pemerintahan Kabupaten Pandeglang, sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia. Dalam hal ini Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang yang telah terpilih adalah Irna Narulita dan Tanto Warsono Arban yang telah dilantik oleh Gubernur Banten Rano Karno pada tanggal 23 Maret 2016. Keduanya adalah bupati dan wakil bupati yang terlahir asli dari Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Bicara mengenai kepemimpinan yang ada di daerah Pandeglang yang saat ini dikendalikan oleh/dibawah pengawasan ibu Irna, sangatlah dirasa/dinilai sudah mulai lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan yang telah beliau keluarkan terutama dalam hal “Kemajuan Tekhnologi Informasi”. Saat ini seluruh aparatur sipil negara yang ada di daerah Pandeglang, mau tidak mau suka tidak

Hj. Irna Narulita, S.E., M.M Bupati Pandeglang 2016-2021

(19)

16

suka harus mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan kemajuan tekhnologi informasi. Hal ini berkaitan dengan program kerja yang akan dilaksanakan oleh Dishub Kominfo yang salah satunya akan coba membuat media center untuk mempermudah penyebar luasan informasi. Tentunya hal ini merupakan program baru yang sangatlah dinanti dan bisa dirasakan oleh masyarakat Pandeglang yang haus akan berbagai informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemerintahan yang ada di Pandeglang.

Terkait dengan sistem administrasinya yang berkaitan dengan manajemen keuangan, dibawah kepemimpinan ibu Irna baru-baru ini wilayah Pandeglang meraih penghargaan “WDP” yang diberikan oleh BPK-RI Prov. Banten tepatnya pada tanggal 1 Juni 2016.

Badan Pemerikasaan Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) Perwakilan Prov. Banten memberikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) keuangan Kabupaten Pandeglang, dengan opini “Wajar Dengan Pengecualian” (WDP). Dalam hal ini SKPD yang ada di wilayah Pandeglang dinilai benar-benar sudah bekerja jauh lebih baik dari tahun sebelumnya, sehingga opini BPK RI atas LHP keuangan kabupaten Pandeglang menunjukan sebuah peningkatan dari Disclaimer menjadi WDP. Hal ini menunjukkan pula bahwa sistem administrasi di wilayah Pandeglang dibawah kepemimpinan ibu Irna sudah menjadi lebih baik.

Program kerja selanjutnya yang dipimpin oleh beliau yang patut diacungkan jempol adalah mengenai “Kemajuan Pembangunan”, yang rencananya akan membuka keran investasi seluas-luasnya guna kemajuan kabupaten Pandeglang. Hal ini didasari oleh adanya rencana pemerintah pusat untuk melaksanakan sejumlah proyek besar yang ada di Pandeglang.

(20)

17

Berkaitan dengan hal tersebut, maka tercetuslah adanya suatu rencana mengenai pembangunan jalan tol Serang - Pandeglang (Panimbang) guna menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, serta pembangunan rel kereta api double track (jalur ganda). Hal ini diinginkan untuk membuka selebar-lebarnya iklim investasi yang nyaman di Pandeglang, dengan harapan para investor yang masuk bisa terfasilitasi sehingga tercipta simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan, serta besar harapannya masyarakat Pandeglang bisa bekerja sama dengan investor yang masuk dalam hal penyerapan tenaga kerja. Apabila program kerja tersebut betul-betul dapat dijalankan dengan baik, tentunya pembangunan yang ada di daerah Pandeglang benar-benar bisa menjadi lebih baik. Program tersebut merupakan solusi dan strategi yang luar biasa yang nantinya betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Pandeglang dan dapat menjadikan Kabupaten Pandeglang sejajar dengan kab/kota yang lainnya di Banten serta dapat menghasilkan dampak yang positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat Pandeglang.

Dengan adanya kebijakan-kebijakan dan program program kerja tersebut, maka dapatlah disimpulkan bahwa karakter, gaya kepemimpinan Ibu Irna sangatlah demokratis yang dapat menghargai potensi setiap bawahannya, mendengarkan pendapat bawahannya dan memiliki kharismatis yang tinggi sehingga mampu mempengaruhi bawahannya untuk bekerjasama serta kepemimpinan beliau dirasa lebih kearah perubahan atau lebih menyerukan nilai-nilai perubahan, selalu memberikan inspirasi dan motivasi kepada pengikutnya untuk mencapai sasaran atau tujuan yang diinginkan bersama serta cocok dengan ciri-ciri kepemimpinan yang transformasional dimana membuat perubahan besar pada:

misi unit kerja atau organisasi atau unit kerja, cara-cara

(21)

18

menjalankan kegiatan, dan manajemen sumberdaya manusia untuk mencapai misi yang telah ditetapkan. Besar harapan masyarakat Pandeglang dengan dipimpinnya oleh beliau mudah-mudahan wilayah Pandeglang bisa menjadi lebih baik lagi dalam segala hal, tidak tertinggal dan dapat sejajar atau bahkan lebih maju lagi dari kab/kota yang lainnya di wilayah Banten.

(22)

19 BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang ambisius untuk menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin cenderung akan bersifat otoriter.

Orang yang mempunyai sifat kebapakan apabila menjadi pemimpin cenderung akan menjalankan kepemimpinan yang bertipe paternalistik sedangkan pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang menjadi wewenangnya akan menyerahkan segala sesuatunya pada bawahan sehingga gaya kepemimpinannya cenderung bersifat laisser faire

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik.

(23)

20

Mengenai gaya kepemimpinan Bupati Pandeglang saat ini, Ibu Irna Narulita Dimyati, dapatlah disimpulkan bahwa karakter, gaya kepemimpinan Ibu Irna sangatlah demokratis yang dapat menghargai potensi setiap bawahannya, serta cocok dengan ciri- ciri kepemimpinan yang transformasional dimana membuat perubahan besar pada: misi unit kerja atau organisasi atau unit kerja, cara-cara menjalankan kegiatan, dan manajemen sumberdaya manusia untuk mencapai misi yang telah ditetapkan.

(24)

21

DAFTAR PUSTAKA

Dunford, Richard W. (1995). Organisational Behaviour: An Organisational Analysis Perspective. Sydney: Addison-Wesley Publishing

Company.

Gibson, James L., Ivancevich, John M., dan Donnelly, James H.

(2000).Organizations: Behavior, Structure, Processes. Boston: Irwin McGraw-Hill.

Robbins, Stephen P. (1994). Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi.

a.b. Jusuf Udaya, Lic.,Ec. Englewood Cliffs:Prentice Hall, Inc- Jakarta: Penerbit Arcan.

Watkins, Peter. (1002). A Critical Review of Leadership Concpets and Research: The Implication for Educational Administration. Geelong:

Deakin University Press.

Yukl, Gary A. (1989). Leadership in Organizations. 2nd Ed.New Jersey:

Prentice-Hall International, Inc.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/19450503 1945050MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/DEFINISI_DAN_TET EO_KEPEMIMPINANx.pdf. Diakses pada Tanggal 7 Juni 2016.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RAH AYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf. Diakses pada Tanggal 7 Juni 2016.

http://yuhuu23.blogspot.co.id/2015/12/macam-macam-kepemimpinan- leadership.html. Diakses pada tanggal 6 Juni 2016.

(25)

22 LAMPIRAN

Kelompok 1

AAT MISRI AP201410072

NURHADIYANTI

AP201410061 ELDA MELIANI AP201110062

JANE ANITA AP201410152

SITI MARSIAH AP201510020

ROBANAH 201410120

(26)

23 TB. RUSMANUL HAKIM

AYU SISWANTI MUHAMMAD RYAN F.

SITI LIS SULASIAH AP201510023

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menganulir pemahaman rasional mengenai doktrin dan kebenaran-kebenaran Alkitab sebagai bahan pengalaman iman Kristen, maka me- nurut Schleiermacher pengalaman

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan di dalam penelitian tentang meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika tentang

Namun seiring dengan semakin menurunnya cadangan minyak bumi dan untuk meminimalisir pengaruh emisi karbon dioksida yang timbul pada proses pembuatan kompon karet

Dalam perancangan interior rumah dengan 3ds max untuk keperluan pembuatan video image di masterpiece studio ini peneliti mengambil metode pengumpulan data, peneliti

Peradangan terjadi karena ujung jarum suntik yang telah terkontaminasi kuman menembus lapisan otot tipis (m.konstriktor faring superior) yang memisahkan ruang

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERAMALAN PRODUKSI DAN EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA SERTA IMPLIKASI HASIL RAMALAN TERHADAP KEBIJAKAN” BELUM

DF, suatu unit operasi pemisahan berbasis membran bagian dari teknik kimia mampu mencuci, mengeliminasi, mengurangi, menghilangkan dan mengganti secara fisika dan

STUDI POLA PENGGUNAAN RUANG BERBAGAI KELAS UMUR BIAWAK KOMODO (Varanus komodoensis Ouwens) DI LOH BUAYA-PULAU RINCA TAMAN NASIONAL KOMODO,.. NUSA