• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola L.) DENGAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-pikryhydrazyl) INTISARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola L.) DENGAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-pikryhydrazyl) INTISARI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola L.) DENGAN METODE

DPPH (1,1-diphenyl-2-pikryhydrazyl)

IG Madya Surya Permana Putra, M. Sc1; apt. Rr. Erni Kusuma Putri, M.

Farm2

INTISARI

Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) yang memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu mengaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Salah satu sumber makanan yang diduga mengandung antioksidan adalah belimbing (Averrhoa carambola L.).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi etil asetat buah belimbing terhadap efektivitas antioksidan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Buah belimbing dimaserasi dengan pelarut metanol dan dilanjutkan dengan fraksinasi bertingkat menggunakan n-heksan dan etil asetat sampai didapatkan fraksi etil asetat kental. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Data absorbansi yang didapat digunakan untuk mencari nilai % inhibisi yang dianalisis secara statistik menggunakan Two Way Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas antioksidan fraksi etil asetat buah belimbing dengan nilai IC50 54.00 ppm.

Kata kunci : Antioksidan, Averrhoa carambola L. nilai IC50

1. Dosen Stikes Duta Gama Klaten

2. Dosen Stikes Duta Gama Klaten

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis.

Beberapa keuntungan negara yang memiliki iklim tropis adalah memiliki curah hujan yang tinggi, kaya akan fauna dan flora yang menyebabkan keanekaragaman hayati melimpah. Salah satunya adalah keanekaragaman hayati tingkat gen tumbuhan yaitu sayuran, bunga dan buah-buahan. Dalam tumbuhan tersebut terkandung senyawa metabolit primer dan sekunder. Selain itu, salah satu kandungan yang penting adalah antioksidan.

Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) yang memiliki bert molekul kecil, tetapi mampu mengaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif (Winarsi, 2007).

Radikal bebas sendiri adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron

tidak berpasangan pada orbital lainnya (Soeatmaji, 1998). Adanya elektron yang tidak berpasangan tersebut menyebabkan senyawa menjadi sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron yang ada disekitarnya (Winarsi, 2007).

Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi, penggunaan antioksidan juga berkembang dengan pesat seiring dengan bertambahnya tingkat kejadian penyakit degeratif yang berhubungan erat dengan radikal bebas. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya antioksidan sintetik dan pemanfaatan bahan alam sebagai sumber antioksidan menjadi motivasi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Antioksidan bahan alam dapat ditemukan pada tumbuhan hijau, sayuran dan buah-buahan yang mengandung senyawa fitokimia.

Salah satu sumber buah-buahan yang diduga mengandung antioksidan adalah belimbing (Averrhoa carambola L.).

Sejauh ini, masih jarang dilakukan penelitian tentang

(3)

antioksidan buah belimbing, sehingga peneliti melakukan penelitian dengan tema tersebut.

BAHAN DAN METODE

Bahan : buah belimbing manis (Averrhoa carambola L.) 6 kg, , metanol, etanol p.a, aquabides, n- heksan, etil asetat, kristal vitamin C, kristal DPPH.

Alat : blender, bejana stainles still, kain saring, rotary evaporator vaccum, neraca analitik, alumunium foil, botol vial, mikropipet, blue tip, yellow tip, Spektrofotometri UV-Vis.

METODE

Penyiapan Bahan

Buah belimbing manis yang digunakan diambil di kebun buah Mangunan, Imogiri, Bantul, Yogyakarta

Penyarian

Buah belimbing manis 6 kg yang sudah dipanen di sortasi basah, dicuci, dirajang kemudian diblender kasar. Daging buah yang sudah diblender dimaserasi metanol 15 L selama 5 hari. Maserat kemudian di evaporasi dengan rotary evaporator vaccum hingga didapat ekstrak kental.

Ekstrak kental buah belimbing disuspensi dengan aquades kemudian difraksinasi bertingkat. Fraksinasi pertama dengan n-heksan 3x (1 kalinya 100 ml) dan dilanjutkan dengan fraksi etil asetat 4x (1 kalinya 100 ml). Hasil fraksinasi kemudian diuapkan sampai didapatkan fraksi etil asetat kental.

Uji aktivitas antioksidan

Sejumlah larutan sampel belimbing manis (Averrhoa carambola L.) dan vitamin C ditempatkan dalam labu 10 ml.

Kemudian dilarutkan dalam 10 mL etanol p.a. dan ditambahkan 1 ml DPPH 0,15 mM, tambahkan etanol p.a sampai tanda batas, sonikator selama 15 menit.

Absorbansi sampel dihitung terhadap blangko dan diukur pada panjang gelombang maksimum 519.8 dan dibaca selama operating time pada menit ke 45. Absorbansi sampel yang didapat dihitung % inhibisinya dengan rumus :

Nilai % inhibisi yang didapat digunakan untuk mencari kurva persamaan regresi linier % inhibisi

(4)

(sumbu x) dan konsentrasi (sumbu y). Nilai IC50 dihitung dari persamaan regresi linier.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi

Metode maserasi dipilih untuk mencegah kerusakan zat yang tidak tahan terhadap pemanasan.

Maserasi dilakukan dengan pelarut metanol 80 %. Maserat hasil maserasi yang didapatkan diuapkan dengan rotary evaporator vaccum merk Heidolph pada suhu 70-80˚C hingga pelarut metanol menguap.

Tujuan dari evaporasi yaitu untuk menguapkan pelarut metanol sehingga hanya tersisa senyawa aktif atau ekstrak yang masih bercampur dengan air karena prinsip dari alat vacuum rotary evaporator adalah dengan adanya penurunan tekanan udara maka titik didih larutan akan semakin menurun. Penurunan titik didih akan mempercepat penguapan pelarut metanol. Ekstrak belimbing manis dihasilkan ekstrak kental sebanyak 13.35 gr, warna coklat kekuningan.

Fraksinasi

Fraksinasi dilakukan bertingkat dengan pelarut n-heksan,

kemudian dilanjutkan dengan pelarut etil asetat. Masing-masing ekstrak kental yang sudah didapat disuspensi dengan aquadest dengan volume 100 ml, hasil suspensi yang didapat difraksinasi dengan menggunakan pelarut n-heksan dalam corong pisah.

Pelarut n-heksan digunakan untuk menarik senyawa non polar yang terkandung dalam ekstrak. Fraksinasi dengan n-heksan dilakukan sebanyak 3 kali, setiap kalinya dengan 100 ml n-heksan. Fraksinasi dihentikan saat pelarut n-heksan berwarna jernih yang menunjukkan semua zat sudah tersari.

Pada proses fraksinasi jambu biji terjadi pemisahan yang tidak maksimal yaitu terbentuknya emulsi, emulsi terjadi karena pengojogan yang terlalu kuat sehingga sebagian fraksi n-heksan masih tercampur dengan fraksi air. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pengojogan pelan dan berulang sehingga fraksi etil asetat terpisah dengan fraksi air.

Fraksi n-heksan dipisahkan dalam wadah tersendiri dan fraksi air selanjutnya difraksinasi lagi menggunakan pelarut etil asetat.

(5)

Pada proses fraksinasi dilakukan sebanyak 4 kali, tiap kalinya dengan 100 ml etil asetat dan dihentikan saat fraksi etil asetat sudah berwarna jernih. Pada fraksinasi buah belimbing manis dengan etil asetat terbentuk emulsi.

Hasil rendemen fraksi, uji organoleptis dan uji kadar air dapat dilihat pada tabel 1,2 dan 3.

Tabel 1. Rendemen fraksi etil asetat

Fraksi etil asetat

Buah segar (kg)

Ekstrak kental fraksi

etil asetat (gr)

Rendemen %

Belimbing manis

6 3, 478 0, 058

Tabel 2. Uji organoleptis fraksi etil asetat

Sampel fraksi etil asetat

Warna Bentuk Aroma Belimbing

manis

Coklat kekuningan Pasta khas buah

Tabel 3. Uji kadar air fraksi

Sampel fraksi etil asetat

Kadar air (%) Belimbing manis 24,03

Data diatas menunjukkan bahwa kadar air fraksi buah belimbing yaitu 24,03%. Dimana kadar air normal fraksi adalah <10%.

Tingginya kandungan kadar air dalam belimbing disebabkan karena buah segar belimbing manis

memiliki kandungan air yang sangat tinggi sehingga mempengaruhi hasil fraksinasi yang didapat.

Uji aktivitas antioksidan

Uji aktivitas antioksidan bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada fraksi etil asetat buah belimbing manis fraksi tunggal dengan masing-masing perbandingan dilakukan seeri konsentrasi sebanyak 5 variasi (20, 40, 60, 80, 100 ppm).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode DPPH

Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang maksimum 519,8 nm dan dibaca pada operating time menit ke 45.

Hasil uji aktivitas antioksidan dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji aktivitas antioksidan

Sampel Hasil nilai IC50 (ppm)

Aktivitas antioksidan Sangat kuat <50

Kuat 50-100 Sedang 100-150

Lemah >150 Vitamin C 4,00 Sangat kuat

Buah Belimbing

54,00 Kuat

Kontrol positif digunakan dalam penelitian ini adalah vitamin C. Kurva regresi linier dihasilkan dari memasukkan konsentrasi dan %

(6)

inhibisi sehingga didapatkan persamaan regresi linier. Kurva regresi linier dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1.

Kurva regresi vitamin C

Dari kurva diatas didapatkan persamaan regresi linier yaitu y=6,81x+22,73. Dari persamaan tersebut digunakan untuk mencari nilai IC50 sehingga nilai IC50 vitamin C adalah 4.00 ppm.

Gambar 2.

Kurva regresi buah belimbing

Kurva diatas menunjukkan hasil regresi linier dari fraksi etil asetat buah belimbing. Semakin tinggi konsentrasi fraksi etil asetat buah belimbing manis maka semakin

tinggi kemampuan peredaman radikal bebas. Persamaan regresi yang didapatkan adalah y=0,596x+19,27 sehingga nilai IC50 yang didapatkan adalah 54,00 ppm yang berarti fraksi etil asetat buah belimbing manis mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat.

Pada penelitian ini hasil aktivitas antioksidan masih tergolong dengan nilai yang besar dan tergolong antioksidan kuat (50-100 ppm). Hal ini disebabkan oleh suhu yang tinggi pada saat proses evaporasi dimana suhu evaporasi (70-80˚C) melebihi titik didih metanol (64-65˚C) sehingga menyebabkan senyawa aktif yang terkandung dalam sampel seperti flavonoid teroksidasi dan teruai.

Selain itu, pada saat proses fraksinasi dengan fraksi etil asetat buah belimbing manis terjadi emulsi yang agak sulit dipisahkan yang disebabkan karena pengojogan yang kuat. Emulsi dapat terjadi karena adanya kandungan saponin didalam sari metanol (Matsuda et al., 2001) sehingga kemungkinan senyawa yang seharusnya larut dalam pelarut etil asetat sebagian tersari kedalam

(7)

fraksi air. Hal ini terlihat dari meningkatnya volume fraksi air yang didapatkan.

Kandungan kadar air yang tinggi pada ekstrak buah belimbing manis kemungkinan bisa

menyebabkan terjadinya

pertumbuhan mikroorganisme serta reaksi enzimatis yang dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan.

KESIMPULAN

Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat buah belimbing manis (Averrhoa carambola L.) tergolong kuat dengan nilai IC50 54.00 ppm.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tidak hanya fraksi etil asetat, melaikan ekstrak, fraksi n-heksan dan fraksi air serta perlakuan kombinasi dengan tanaman lain

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup.

Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Fessenden, J. 1982. Kimia Organik.

Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta : Erlangga

Harborne JB. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah.

Bandung : ITB Press.

Terjemahan dari:

Phytochemical Methods Matsuda, H., Morikawa, T., Ueda, H.

and Yoshikawa, M. 2001.

Medicinal Foodstuffs.

XXVII. Saponin

constituents of Gotu Kola (2): Structures of new Ursane-And Olemane-Type Triterpene Oligoglycosides, Centellasaponins B, C, and D, from Centella asiatica cultivated in Sri Lanka, Chem Pharm Bull (Tokyo).

49 (10): 1368-1371.

Soeatmaji DW. 1998. Peran stress oksidatif dalam patogenesis angiopati

mikro dan makro DM.

Medica 5 (24): 318-325 Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami

& Radikal Bebas.

Yogyakarta : PT Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

data sekunder, yaitu sejumlah keterangan dan data yang digunakan seseorang dan diperoleh secara tidak langsung terdiri dari data pendapatan asli daerah, data jumlah

Pengolahan data awal melakukan standarisasi data dengan melakukan standarisasi data (orthorektifikasi, radiometrik dan normalisasi) sehingga data yang digunakan tidak

Pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisiologis pada sistem hormonal dan vaskuler, wanita/ ibu hamil dapat mengalami gangguan pada rongga mulutnya karena perubahan

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui, Kepala Daerah atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

Untuk mendekati penyelesaian persamaan masalah nilai batas tersebut dengan metode tembakan adalah dengan mereduksi persamaan. masalah nilai batas ke dalam dua masalah nilai

Ramuan cinta yang berkhasiat seperti ilmu pelet ini, cibuat dari cacing tanah,. daun bawang, dan tanaman prewinkle yang ditumbuk halus

Penyambungan pada saat batang bawah masih berumur sangat muda ini dikenal dengan istilah &#34;Mini Grafting&#34;, dengan beberapa keuntungan sebagai berikut