29 BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemilihan Sampel
Laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan (financial statement) dari perusahaan sektor pertambangan digunakan sebagai data sekunder dalam penelitian ini. Jangka waktu dalam penelitian ini selama 5 tahun yaitu dari tahun 2015 sampai dengan 2019. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil pemilihan sampel adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1.
Hasil Pemilihan Sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah
1. Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar (listing) di BEI selama tahun 2015-2019
217 2. Perusahaan sektor pertambangan yang
laporan keuangannya tidak dapat diperoleh selama tahun 2015-2019
(1) 3. Perusahaan sektor pertambangan yang
mengalami rugi tahun berjalan atau laba sebelum pajak negatif selama tahun 2015- 2019
(83)
4. Data outlier (13)
Jumlah Data Observasi 120
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan metode purposive sampling, terdapat beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel yang disyaratkan dalam penelitian. Hasil pengambilan sampel menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 120 data observasi.
commit to user
30 4.2. Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan sekumpulan data atau variabel-variabel yang diteliti agar data mudah dipahami saat disajikan. Tabel di bawah ini merupakan hasil statistik deskriptif.
Tabel 4.2.
Hasil Statistik Deskriptif Variabel
Penelitian
Jumlah
Observasi Minimal Maksimal Rata- rata
Standar Deviasi
Penghindaran Pajak 120 0.052000 0.801000 0.232700 0.139394 Kepemilikan
Institusional 120 0.000000 97.39000 40.80611 30.45523
Kualitas Audit 120 0.000000 89.80000 23.75292 32.77074
Leverage 120 0.106000 1.002000 0.467342 0.209072
ROA 120 0.001000 0.456000 0.081775 0.089441
SIZE 120 27.13000 32.25800 29.65503 1.291933 Sumber: Hasil olah data menggunakan Eviews10
Variabel penghindaran pajak (ETR) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,232700. Variabel penghindaran pajak juga menunjukkan nilai maksimal 0,801000 yang dimiliki oleh PT Darma Henwa Tbk (DEWA), nilai minimal 0,052000 yang dimiliki oleh perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan nilai standar deviasi 0,139394. Menurut penelitian dari Fatharani (2012), apabila nilai ETR lebih rendah dibandingkan dengan tarif pajak statutori maka perusahaan dinilai berusaha untuk melakukan penghindaran pajak. Menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a, tarif pajak statutori Indonesia adalah sebesar 25%. Dengan rata-rata ETR sebesar 0,23 atau 23% maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata perusahaan pertambangan di Indonesia melakukan tindakan penghindaran pajak. commit to user
31 Variabel kepemilikan institusional (INST) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 40,80611. Hasil ini mencerminkan bahwa 40,81% perusahaan yang menjadi sampel banyak dimiliki oleh pihak institusional. Variabel kepemilikan institusional menunjukkan nilai maksimal 0,973900 yang dimiliki oleh PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), nilai minimal 0,000000 yang dimiliki oleh PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dan PT Citatah Tbk (CTTH). Nilai standar deviasi INST menunjukkan angka 30,45523.
Variabel moderasi kualitas audit pada kepemilikan institusional (INSTXAUD) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 23,75292 Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2015-2019 hanya 23,75292 atau 23,75% auditor dari KAP The Big 4 dapat memengaruhi penurunan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Nilai maksimal 89,80000, nilai minimal 0,000000 dan nilai standar deviasi 32,77074.
Variabel kontrol Leverage (LEV) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,467342 yang berarti bahwa 0,467342 atau 46,73% aset perusahaan dibiayai oleh utang. Nilai maksimal LEV sebesar 1,002000 dimiliki oleh PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN), sedangkan nilai minimal 0,106000 PT Harum Energy Tbk (HRUM). Standar deviasi LEV menunjukkan angka sebesar 0,209072.
Variabel Return on Asset (ROA) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,081775 yang berarti bahwa setiap 1 aset dalam perusahaan akan menghasilkan 0,081775 laba bersih bagi perusahaan. Nilai maksimal ROA sebesar 0,456000 dimiliki oleh PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan nilai minimal sebesar
commit to user
32 0,001000 dimiliki oleh PT Darma Henwa Tbk (DEWA). Standar deviasi ROA menunjukkan angka sebesar 0,089441.
Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 29,65503. Nilai maksimal sebesar 32,25800 (Rp 102 Triliun) dimiliki oleh PT.
Adaro Energy Tbk (ADRO) dan nilai minimal sebesar 27,13000 (Rp 605 M) dimiliki oleh PT Citatah Tbk (CTTH). Standar deviasi SIZE menunjukkan angka sebesar 1,291933.
4.3. Pemilihan Model Estimasi 4.3.1. Uji Chow
Uji chow merupakan uji yang digunakan untuk menentukan model mana yang terbaik digunakan dalam penelitian antara model common effect dan fixed effect (Gujarati, 2009). Berikut adalah hasil dari uji chow dalam penelitian ini.
Tabel 4.3.
Hasil Uji Chow
Effect Test Statistic d.f Prob.
Cross-section F 2.207200 (23,91) 0.0043
Cross-section Chi-square 53.197858 23 0.0003 Sumber: Hasil olah data menggunakan Eviews10
Hasil uji chow menunjukkan nilai probabilitas Cross-section Chi-Square yang dihasilkan sebesar 0,0003 yang berarti di bawah 0,05 (<0,05) sehingga model regresi yang dipilih adalah Fixed Effect.
commit to user
33 4.3.2. Uji Hausman
Uji Hausman merupakan uji yang digunakan untuk menentukan model mana yang terbaik digunakan dalam penelitian antara model fixed effect dan random effect. Berikut adalah hasil dari uji hausman dalam penelitian ini.
Tabel 4.4.
Hasil Uji Hausman Test Summary Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 7.069805 5 0.2155
Sumber: Hasil olah data menggunakan Eviews10
Hasil pengujian Hausman menyatakan nilai probabilitas yang dihasilkan sebesar 0,2155 yang berarti di atas 0,05 (>0,05) sehingga sehingga model regresi yang dipilih adalah Random Effect.
4.3.3. Uji Langrange Multiplier
Uji langrange multiplier merupakan uji yang digunakan untuk menentukan model mana yang terbaik digunakan dalam penelitian antara model common effect dan random effect. Berikut adalah hasil dari uji langrange multiplier dalam penelitian ini.
Tabel 4.5.
Hasil Uji Langrange Multiplier Cross-section
One- sided
Period
One-sided Both
Breusch-Pagan 5.697485 1.349750 7.047236
(0.0170) (0.2453) (0.0079)
Sumber: Hasil olah data menggunakan Eviews10 commit to user
34 Hasil pengujian langrange multiplier menyatakan nilai probabilitas yang dihasilkan di bawah 0,05 (<0,05) sehingga sehingga sehingga model regresi yang dipilih adalah Random Effect.
4.4. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian model estimasi yang telah dilakukan dengan uji chow, uji Hausman, dan uji langrange multiplier menunjukkan bahwa model yang tepat adalah Random Effect Model. Berikut adalah hasil pengolahan data untuk pengujian hipotesis.
Tabel 4.6.
Hasil Uji Hipotesis
Variabel Koefisien t-Statistik Prob.
C -0.279471 -1.553229 0.1231
Variabel Independen
Kepemilikan Institusional -0.001392 -3.443042 0.0008*
Variabel Moderasi Kepemilikan Institusional x Kualitas Audit
0.000783 1.986872 0.0493**
Variabel Kontrol Leverage
ROA SIZE
0.017841 -0.626305
0.023665
1.166153 -8.946399
3.547655
0.2460 0.0000*
0.0006*
R2 0.177836
Adjusted R2 0.141776
F-Statistic 4.931680
Prob(F-statistic) 0.000401
Sumber: Hasil olah data menggunakan Eviews10 Keterangan:
* Signifikan pada tingkat 1%
** Signifikan pada tingkat signifikansi 5%
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan random effect model, nilai adjusted R2 yang dihasilkan sebesar 0,141776 atau 14,18%. Hasil ini commit to user
35 menunjukkan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen serta variabel moderasi sebesar 14,18%. Sementara itu, sisanya sebesar 85,82%
dijelaskan di luar variabel kepemilikan institusional dan kualitas audit.
Nilai F digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel independen secara simultan dapat memengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan random effect model, nilai Prob(F-statistic) sebesar 0,000401 atau kurang dari 0,05. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa variabel independen dan moderasi secara simultan atau bersama-sama mampu memengaruhi variabel dependen dalam penelitian ini.
4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Penghindaran Pajak Kepemilikan institusional (INST) menunjukkan nilai koefisien sebesar - 0,001392 dan probabilitas 0,0008 (<0,01) yang berarti signifikan pada tingkat 1%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif terhadap Effective Tax Rate (ETR). Variabel kepemilikan institusional menunjukkan nilai koefisien negatif berarti bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional pada suatu perusahaan, maka nilai ETR semakin kecil. Semakin kecil nilai ETR mengindikasikan bahwa tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan semakin tinggi (Budiman & Setiyono, 2012).
Pihak institusi memiliki kontribusi dan kendali yang cukup besar dalam kelangsungan kegiatan operasional suatu perusahaan. Selain itu, pihak institusi pada dasarnya mengharapkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai commit to user
36 hal tersebut, terkadang pihak institusi yang merupakan pemegang saham mayoritas suatu perusahaan akan mengorbankan kepentingan pemegang saham lainnya.
(Hidayah, 2015).
Keberadaan investor institusi dalam suatu perusahaan menunjukkan adanya tekanan dari institusi kepada manajemen perusahaan untuk melakukan kebijakan perpajakan yang agresif guna menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi investor institusi (Dewi & Jati, 2014). Selain itu, investor institusi diyakini memiliki nilai lebih dalam pengetahuan dan pengalaman mengenai penghindaran pajak sehingga SDM tersebut dapat memahami celah (grey area) mana yang dapat dimanfaatkan guna meminimalkan beban pajak (Bird & Karolyi, 2017).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak yang artinya H1 diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Putri & Lawita (2019);
Khan et al. (2017); Mahulae et al. (2016); dan Anggraini & Widarjo (2020) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signfikan terhadap penghindaran pajak. Akan tetapi hal ini berbeda dengan hasil penelitian Alkurdi & Mardini (2020); Ying et al. (2017); dan Abdul et al. (2015) dimana penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
4.5.2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Penghindaran Pajak dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi
Variabel moderasi kualitas audit pada kepemilikan institusional (INSTXAUD) menunjukkan nilai koefisien 0,000783 dan probabilitas 0,0493 commit to user
37 (<0,05) yang berarti signifikan pada tingkat 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa moderasi kualitas audit memiliki pengaruh positif terhadap Effective Tax Rate (ETR). Variabel kualitas audit menunjukkan nilai koefisien positif yang berarti bahwa apabila suatu perusahaan menggunakan KAP The Big 4 sebagai auditor, maka nilai ETR semakin besar. Semakin besar nilai ETR mengindikasikan bahwa tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan semakin rendah (Budiman & Setiyono, 2012).
Dengan adanya persepsi bahwa kepemilikan institusional dapat mendorong perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak, maka diperlukan alat yang dapat mengawasi pemegang saham institusi. Alat yang dimaksud adalah tata kelola perusahaan yang nantinya beperan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006). Untuk mengurangi berbagai praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan, maka diperlukan beberapa konsep maupun prinsip dari tata kelola perusahaan yaitu, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaraan dan kesetaraan (Nugraheni & Pratomo, 2018). Salah satu bagian dari tata kelola perusahaan adalah audit (Rahmawati & Cahyani, 2020).
Kanagaretnam et al. (2016) menyatakan bahwa auditor yang termasuk dalam KAP The Big 4 berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak karena auditor menjaga nama baik mereka. Perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh salah satu dari KAP The Big 4 yakni Ernst & Young (E&Y), Deloitte Touche Tohmatsu, Price Waterhouse Cooper (PWC), dan KPMG cenderung menghasilkan
commit to user
38 kualitas audit yang baik sehingga perusahaan terkait akan sulit untuk melakukan tindakan penghindaran pajak (Tandean & Winnie, 2016).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit dapat memperlemah pengaruh kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak sehingga H2 diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisna (2019) dan Charisma & Dwimulyani (2019) menemukan bahwa kualitas audit auditor yang berasal dari KAP The Big 4 dapat memoderasi pengaruh kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak.
4.5.3. Pengaruh Variabel Kontrol terhadap Penghindaran Pajak
LEV menunjukkan nilai sebesar 0,017841 dengan tingkat signifikasi 0,2460
(>0,05) yang berarti tidak signifikan sehingga leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan sampel. Perusahaan sampel memiliki utang yang sebagian besar berasal dari pemegang saham atau pihak yang berelasi sehingga beban bunga yang ditimbulkan tidak dapat digunakan sebagai pengurang laba kena pajak perusahaan. Menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 18 Ayat 3, beban bunga yang dapat digunakan sebagai pengurang laba kena pajak adalah beban bunga yang muncul akibat adanya pinjaman kepada pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih & Sari (2013); Darmawan &
Sukartha (2014); dan Ngadiman & Puspitasari (2014) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
ROA menunjukkan nilai sebesar -0,626305 dengan tingkat signifikasi 0,0000 yang berarti signifikan pada tingkat 1% sehingga dapat diartikan bahwa commit to user
39 semakin tinggi ROA pada suatu perusahaan maka nilai ETR semakin kecil.
Semakin kecil nilai ETR mengindikasikan bahwa tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan semakin tinggi (Budiman & Setiyono, 2012).
Perusahaan yang memiliki ROA tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang tinggi. Ketika laba yang diperoleh tinggi, maka jumlah pajak yang dibayarkan akan meningkat sehingga perusahaan cenderung untuk melakukan penghindaran pajak untuk menghindari peningkatan jumlah pajak yang harus dibayarkan (Chen et al., 2010). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini & Widarjo (2019); Iswari et al. (2019); dan Darmawan & Sukartha (2014) yang menunjukkan bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
SIZE menunjukkan nilai sebesar 0,023665 dengan tingkat signifikasi 0,0005 yang berarti signfikan pada tingkat 1% sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan pada suatu perusahaan maka nilai ETR semakin besar. Semakin besar nilai ETR mengindikasikan bahwa tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan semakin rendah (Budiman & Setiyono, 2012). Perusahaan besar akan menjadi sorotan terkait dengan pajak yang harus dibayarkan sehingga perusahaan yang besar akan cenderung untuk mematuhi peraturan perpajakan dan berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait pembayaran pajak. Selain itu, perusahaan yang besar juga tidak ingin menimbulkan kerugian bagi perusahaan seperti sanksi dan reputasi buruk bagi perusahaan dimata publik (Kurniasih & Sari, 2013). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa SIZE
commit to user
40 berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini & Widarjo (2019); Iswari et al. (2019);
dan Dewi & Noviari (2017) yang menunjukkan bahwa SIZE berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
commit to user