• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Contact Center. Lingkup Kerja Contact Center

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "A. Contact Center. Lingkup Kerja Contact Center"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A. Contact Center

Contact center adalah profesi yang merupakan garda terdepan suatu perusahaan dalam menghadapi konsumen. Dalam hal ini, tentu seorang contact center memerlukan beberapa kemampuan untuk mendukung kinerjanya. Hal ini perlu kamu ketahui agar kamu bisa lebih siap ketika memutuskan untuk menjadi seorang contact center.

➢ Cepat tanggap

Sebagai seorang contact center, tentu akan berkutat dengan berbagai macam keluhan pelanggan. Oleh karena itu, dalam menjalani profesi ini, seseorang diharuskan memiliki kemampuan cepat tanggap terhadap suatu masalah. Hal ini berfungsi agar apa yang disampaikan oleh pelanggan dapat diterima dengan baik oleh contact center, dan dapat memberikan solusi yang tepat.

➢ Komunikatif

Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang contact center adalah komunikatif, atau kepandaian dalam berkomunikasi. Karena kesehariannya adalah berhubungan dengan pelanggan melalui telepon, maka kemampuan komunikasi ini menjadi penting.

Tujuan dari hal tersebut adalah agar pelanggan dapat memahami apa yang

disampaikan oleh contact center dalam suatu permasalahan. Selain itu, intonasi yang tepat juga diperlukan agar pelanggan dapat merasa nyaman.

➢ Memiliki pengetahuan produk yang baik

Seorang contact center dituntut untuk dapat memberikan informasi secara jelas dan tepat kepada pelanggan. Menurut Hubspot, posisi ini harus bisa menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan customer.

Oleh karena itu, kemampuan lain bagi seorang contact center adalah pemahaman mengenai detail dari produk.

Lingkup Kerja Contact Center

Seorang contact center adalah orangyang bertugas untuk menjawab panggilan telepon dari pelanggan untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh pelanggan, untuk kemudian

(2)

diberikan solusi dari permasalahan tersebut. Menurut Techtarget, contact center sering kali diintergrasikan dengan strategi customer relationship management dari perusahaan.

Perusahaan dapat mempekerjakan contact center secara in-house atau secara outsource. Maksudnya, petugas contact center dari suatu perusahaan bisa saja berasal dari perusahaan pihak ketiga yang memang menyediakan jasa tersebut. Namun, dimungkinkan pula petugas contact center berasal dari perusahaan itu sendiri.

Adapun beberapa hal yang terkait dengan pekerjaan ini di antaranya adalah:

➢ Bekerja shift

Sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap pelayanan konsumen, wajar bila pusat pengaduan tersebut harus aktif selama 24 jam. Untuk menghadapi hal ini, tak heran jika bekerja secara shift adalah hal yang wajar bagi contact center. Meskipun begitu, ada pula perusahaan yang memberlakukan jam kerja operasional contact center sama dengan jam operasional perusahaan.

➢ Jenjang karier

Dengan menjadi contact center, bukan berarti akan selamanya berada di balik meja.

Pada beberapa bidang, sangat terbuka kemungkinan jenjang karier yang baik bagi seorang contact center. Seperti di bidang perbankan misalnya, seorang contact center memiliki kesempatan untuk menjadi kepala cabang dengan sebelumnya naik terlebih dulu ke level back office, menjadi marketing staff kemudian credit analyst dan relationship manager. Begitu pula di bisnis lainnya, jenjang karier contact center setelah berada di frontliner akan naik jadi head of customer service. Karena pekerjaan ini erat kaitannya dengan bidang marketing, tak heran jika karier selanjutnya

berhubungan dengan jabatan-jabatan yang ada di divisi marketing.

Pengertian lain dari contact center yaiut pusat panggilan atau call center merupakan suatu kantor informasi yang terpusat yang digunakan untuk tujuan menerima dan

mengirimkan sejumlah besar permintaan melalui telepon. Pusat panggilan dioperasikan oleh sebuah perusahaan sebagai layanan administrasi yang mendukung produk incoming dan menyelidiki informasi tentang konsumen. Panggilan keluar pusat panggilan digunakan untuk telemarketing, clientele, dan debt collection pun dapat dilakukan. Sebagai tambahan untuk pusat panggilan, bahwa penanganan secara kolektif untuk surat, fax, dan email dalam sebuah lokasi lebih sering disebut dengan contact center.

(3)

Pusat panggilan dioperasikan sebagai sebuah ruang lingkup kerja yang terbuka secara luas yang dikerjakan oleh sejumlah agen pusat panggilan, dilengkapi dengan sebuah work station berupa computer bagi setiap agen, sebuah telepon set/headset yang terhubung ke jaringan telekomunikasi, dan sebuah atau lebih stasiun pengawas. Pusat panggilan juga dapat secara bebas dioperasikan atau dihubungkan dengan center tambahan, sering dihubungkan dengan jaringan komputer korporat, termasuk mainframe-nya, microcomputer, dan LAN.

Ditambah lagi, jaringan data dan voice yang kemudian dipusatkan melalui sebuah link dengan teknologi baru yang disebut Computer Telephony Integration (CTI).

Banyak komponen bisnis yang menggunakan jasa pusat panggilan untuk berinteraksi dengan pelanggan mereka. Contohnya termasuk untuk kebutuhan perusahaan, perusahaan katalog pesanan surat, dan layanan pendukung pelanggan untuk berbagai perangkat keras dan lunak komputer. Ada juga beberapa bisnis untuk fungsi layanan internal yang menggunakan pusat panggilan, seperti layanan help desk dan sales support.

B. Contact Center Inbound

Inbound call center merupakan jenis call center yang menerima panggilan masuk dari pelanggan. Pelanggan melakukan panggilan kepada call center baik menanyakan produk dan layanan, menyelesaikan permasalahan dan keluhan dari mereka. Setiap panggilan inbound call center memiliki jumlah panggilan yang bervariasi yang tergantung panggilan yang dilakukan oleh pelanggan. Inbound call center senantiasa memberikan solusi dan membantu pelanggan dalam aktivitas pembayaran dan pemesanan melalui panggilan. Inbound call center juga dapat meningkatkan tingkat penjualan perusahaan melalui interaksi kepada pelanggan.

Keuntungan memanfaatkan inbound call center antara lain :

➢ Perusahaan dapat berfokus pada bisnis utama

Perusahaan tidak perlu mempersiapkan operasional call center sendiri. Layanan inbound call center profesional akan membantu perusahaan untuk tetap terkoneksi kepada pelanggan melalui pelayanan yang maksimal.

(4)

➢ Hemat biaya operasional

Layanan inbound call center juga dapat menekan biaya pengeluaran perusahaan.

Penyedia layanan call center telah mempersiapkan agen – agen call center profesional sehingga perusahaan akan dapat menghemat biaya operasional untuk keperluan bisnis yang lainnya. Disamping perusahaan menghemat biaya operasional, perusahaan tetap akan mendapatkan pelayanan yang baik sehingga kepuasan pelanggan akan

bertambah dengan cepat.

➢ Mempertahankan loyalitas pelanggan

Dengan menggunakan layanan inbound call center, perusahaan mampu untuk tetap berkomunikasi dengan pelanggan sehingga akan dapat menjaga maupun

meningkatkan loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan juga dapat mempengaruhi tingkat perkembangan bisnis perusahaan.

➢ Mengoptimalkan pengalaman pelanggan

Pelanggan akan mendapatkan pengalaman terbaik dalam menggunakan layanan inbound call center. Pelanggan akan merasakan layanan profesional dari agen inbound call center melalui kualitas dan kecepatan menyelesaikan permasalahan yang dialami pelanggan.

C. Informasi Perusahaan PT. Infomedia Nusantara

PT Infomedia Nusantara (Infomedia) merupakan bagian dari Telkom Group dengan komposisi kepemilikan saham oleh PT. Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) (49%) dan Multimedia Nusantara (TelkomMetra) (51%). Perjalanan bisnis Infomedia mulai berkembang menjadi penyedia layanan Contact Center pada tahun 2000 dengan solusi yang meliputi:

voice based (inbound dan outbound call), Applied Interactive voice Response (IVR)

Technology dan Managed Call Center Operation. Pada tahun 2013 Infomedia mengukuhkan diri menjadi penyedia layanan Business Process Outsourcing dan dengan akselerasi digital business pada tahun-tahun berikutnya Infomedia mengembangkan solusi digital Enterprise Shared Service 'SharedVis' serta pengembangan pada fungsi Customer Relationship Management.

Saat ini, Infomedia memfokuskan bisnisnya pada pengelolaan Business Process Outsourcing dengan portofolio layanan Customer Relationship Management dan Shared Service

Operation.

(5)

➢ Portofolio Perusahaan

Customer Relationship Management (CRM); Menjadi market leader di industry contact center, Infomedia telah secara berkelanjutan mengembangkan solusi manajemen pelayanan pelanggan (CRM) yang dimiliki ke arah digital. Dengan mengadopsi perkembangan teknologi dan infrastruktur terkini, sesuai tren dan tuntutan pasar, Infomedia mengembangkan cakupan layanannya sebagai penyedia solusi digital Customer Experience. Layanan : CRM Consulting; CRM Application;

CRM Solution. Shared Service Operation (SSO); Digitalisasi back-end process juga menjadi kapabilitas Infomedia dalam menyediakan layanan business process secara menyeluruh. Layanan : SSO Consulting; SSO Application; SSO Solution

➢ Sejarah Perusahaan

Tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia Nusantara (Infomedia) menjadi perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di Indonesia.

Dibawah subdivisi Elnusa GTDI dari anak perusahaan Pertamina, Infomedia telah menerbitkan Buku Petunjuk Telepon Telkom Yellow Pages. Perkembangan yang tercatat selanjutnya adalah berdirinya PT Elnusa Yellow Pages pada tahun 1984 yang berubah nama pada tahun 1995 menjadi PT Infomedia Nusantara pada saat Telkom menanamkan investasi. Seiring dengan dinamika pasar, Infomedia perlahan

mengubah lini bisnisnya hingga kini menjadi penyedia layanan BPO di Indonesia.

D. Pengertian Perbankan Syariah

Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan.

Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),

universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk

menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

(6)

Pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan syariah dari aspek pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik dilaksanakan oleh OJK sebagaimana halnya pada perbankan konvensional, namun dengan pengaturan dan sistem pengawasan yang disesuiakan dengan kekhasan sistem operasional perbankan syariah.

Masalah pemenuhan prinsip syariah memang hal yang unik bank syariah, karena hakikinya bank syariah adalah bank yang menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah.

Kepatuhan pada prinsip syariah menjadi sangat fundamental karena hal inilah yang menjadi alasan dasar eksistensi bank syariah. Selain itu, kepatuhan pada prinsip syariah dipandang sebagai sisi kekuatan bank syariah. Dengan konsisten pada norma dasar dan prinsip syariah maka kemaslhahatan berupa kestabilan sistem, keadilan dalam berkontrak dan terwujudnya tata kelola yang baik dapat berwujud.

Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan syariah yang menjadi isu penting dalam pengaturan bank syariah. Dalam kaitan ini lembaga yang memiliki peran penting adalah Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah memberikan kewenangan kepada MUI yang fungsinya dijalankan oleh organ khususnya yaitu DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah suatu produk bank. Kemudian Peraturan Bank Indonesia (sekarang POJK) menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya boleh ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari DSN-MUI dan memperoleh ijin dari OJK. Pada tataran operasional pada setiap bank syariah juga diwajibkan memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang

fungsinya ada dua, pertama fungsi pengawasan syariah dan kedua fungsi advisory

(penasehat) ketika bank dihadapkan pada pertanyaan mengenai apakah suatu aktivitasnya sesuai syariah apa tidak, serta dalam proses melakukan pengembangan produk yang akan disampaikan kepada DSN untuk memperoleh fatwa. Selain fungsi-fungsi itu, dalam

perbankan syariah juga diarahkan memiliki fungsi internal audit yang fokus pada pemantauan kepatuhan syariah untuk membantu DPS, serta dalam pelaksanaan audit eksternal yang digunakan bank syariah adalah auditor yang memiliki kualifikasi dan kompetensi di bidang syariah.

Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan perbedaan pokok BPRS dilarang menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas sistem pembayaran. Secara

kelembagaan bank umum syariah ada yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank umum konvensional.

(7)

Pembagian tersebut serupa dengan bank konvensional, dan sebagaimana halnya diatur dalam UU perbankan, UU Perbankan Syariah juga mewajibkan setiap pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah harus terlebih dahulu mendapat izin OJK.

➢ Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah\

Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Sedangkan fungsi dari perbankan syariah adalah :

1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

➢ Struktur Perbankan Syariah

Berdasarkan Kegiatannya Bank Syariah dibedakan menjadi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

1.) Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:

(8)

1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

3. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

4. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

5. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

6. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

7. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

8. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;

9. membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah,

kafalah, atau hawalah;

10. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;

11. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;

(9)

12. melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah;

13. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah;

14. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;

15. melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;

16. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan

17. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.) Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.

Kegiatan usaha UUS meliputi:

1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

3. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

(10)

4. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

5. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

6. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

7. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

8. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;

9. membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;

10. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;

11. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;

12. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah;

13. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;

14. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah;

dan

15. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(11)

3.) Bank Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:

a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan

Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

b) menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah;

Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna';

Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;

Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah

berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan

pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;

c) menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad wadi'ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan

e) menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia (sekarang OJK).

(12)

d. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS maupun BPRS. Dewan Pengawas Syariah(DPS) diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

Tugas dan tanggung jawab DPS secara rinci meliputi :

1. menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank;

2. mengawasi proses pengembangan produk baru Bank;

3. meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya;

4. melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank; dan

5. meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Untuk menjadi DPS pemohon wajib memenuhi syarat–syarat menjadi Anggota DPS:

1. Integritas, yang paling kurang mencakup:

o memiliki akhlak dan moral yang baik;

o memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perbankan syariah dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku;

o memiliki komitmen terhadap pengembangan Bank yang sehat dan tangguh (sustainable); dan

(13)

o tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (sekarang OJK).

2. Kompetensi, yang paling kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah mu'amalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum; dan

3. Reputasi keuangan, yang paling kurang mencakup:

o tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan

o tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, atau anggota Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini peran komputer host selain sebagai pengirim kode S- record ke memori 68HC11 (sebagai downloader), juga dapat digunakan sebagai fasilitas untuk menulis instruksi

Adapun alasan kami mengambil atau memilih Database Rumah Sakit ini ialah karena kami ingin mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada Rumah Sakit, kami juga berharap ini bisa untuk

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul, “Partisipasi Masyarakat dan Willingness to Pay dalam Pembangunan Infrastruktur Ekonomi (Studi Kasus : Desa

Sampel berpasangan ujian-t digunakan untuk menganalisis min perbezaan antara bilangan kejadian buli dengan buli secara verbal dalam kalangan pelajar sekolah rendah

Dapatan kajian mendapati bahawa konsep kerohanian amat sesuai diamalkan dalam kalangan pesakit kanser wanita dan kepentingan aspek kerohanian seperti mengakui bahawa ujian

Aspek sosial budaya dan ekonomi tidak mempengaruhi para petani dalam mengembangkan hutan rakyat berbasis tanaman karet, dinilai dari umur petani yang tergolong

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyiapkan dana belanja modal (capex) senilai Rp 3.5 Tn tahun 2020 dan mayoritas dana akan dialokasikan pada pengembangan

a.Untuk bisa mencapai tujuan input dan menghasilkan output pada proses ini sudah dilakukan tetapi terkadang masih belum adanya dokumentasi sehingga proses ini masih belum