21
PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR PAIKEM GEMBROT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMP KARTIKA V-1 BALIKPAPAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Euis Yuniastuti
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Tridharma Balikpapan E-mail: euisyuniastuti@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan strategi belajar PAIKEM GEMBROT(Pembelajaran Aktif,Inovatif,Kreatif,Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot) pada pokok pembahasan kependudukan dan lingkungan hidup pada siswa kelas VIII SMP Kartika V-1 Balikpapan. Penelitian dilakukan pada bulan Febuari-Maret 2020 di SMP Kartika V-1 Balikpapan dengan jumlah 32 orang siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan dua siklus yang masing–masing terdiri dari empat tahap,yaitu perencanaan, kegiatan dan pelaksanaan,observasi, refleksi, dan revisi pelaksanaan. Berdasarkan hasil penelitian di kelas VIII SMP Kartika V-1 Balikpapan kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar biologi.
Pada siklus I, nilai rata – rata hasil belajar siswa diketahui sebesar 66,34, sebenarnya sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 65,00, dengan rata – rata persentase ketuntasan 56,25%, Cuma belum mencapai syarat Penelitian Tindakan kelas harus mencapai 85% baru dikatakan berhasil. Pada siklus II, terjadi kenaikan nilai rata – rata hasil belajar siswa menjadi rata- rata nilai 75,38, sudah di atas KKM, dan dari sudah mecapai 93,75 % keseluruhan siswa yang tuntas belajarnya..Maka tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya lagi karena metode belajar PAIKEM GEMBROT dapat berhasil meningkatkan aktivitas guru dan siswa, dan juga hasil belajar biologi siswa
kata kunci: Hasil belajar biologi, PAIKEM GEMBROT
Abstract
This research aims at improving learning outcomes of eighth grade students of SMP Kartika V -1 Balikpapan in Biology on the subject of population and environment through the use of learning methodology of PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot). The research was carried out from February to March 2020 at SMP Kartika V-1 Balikpapan on thirty-two (32) students. This research was designed as a two-cycle classroom action research; each cycle comprises four research steps including planning, implementing/acting, observing, and reflecting/revising the actions. In the first cycle, the average grade of the students was about 66.34, thus satisfying the imposed minimum passing grade (Kriteria Ketuntasan Minimal, KKM) for eighth grade Biology, which is 65. However, the average passing percentage was reported to be 56.25% and the cycles had to proceed till the overall percentage reached 85%. In the second cycle, an increase in the average grade of the students by about 14% (from 66.34 to 75.38) was observed and the average passing percentage also increased at 93.75%. The cycles were therefore discontinued as PAIKEM GEMBROT learning methodology was proven successful in improving teachers and students’ activity as well as students’ learning outcomes in Biology
Keywords: Biology, learning outcomes, PAIKEM GEMBROT
28 Pendahuluan
Pendidikan sains terutama biologi memiliki potensi yang besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia dalam rangka menghadapi era globalisasi dan industrialisasi Untuk dapat terjadi seperti itu perlu diciptakan lingkungan dan suasana belajar yang mendukung, yaitu lingkungan yang mendorong anak untuk melakukan eksplorasi pada lingkungannya;
memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara , kritis, kreatif, dan inovatif; dan melatih anak untuk bekerja secara kooperatif dan kolaboratif; Salah satu strategi pembelajaran yang mampu mendorong itu semua disebut PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif,Inovatif, Kreatif, Efe ktif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot Melalui strategi belajar PAIKEM GEMBROT, guru membantu siswa memahami konsep – konsep dasar, menggunakan ingatan dan mentransfer kepada situasi proses belajar yang baru, mendorong berpikir logis, kreatif, berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, serta memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber yang ada.
Pembelajaran konsep biologi tersebut dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT memungkinkan siswa memiliki kemampuan menguasai konsep – konsep, meningkatkan kreativitas, dan kesadaran dalam memahami permasalahan yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan yaitu kesadaran melindungi bumi dari kepunahan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu: 1) guru bertindak sebagai peneliti; 2) penelitian tindakan kolaboratif; 3) simultan terintegrasi;
dan 4) administrasi sosial eksperimental.
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini bertempat di kelas VIII- SMP Kartika V-1 Balikpapan tahun pelajaran 2019-2020 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari sampai bulan Maret 2020. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-A SMP Kartika V-1 Balikpapan tahun 2020. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan yang terdiri dari dua kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil dari kelas VII-A yang berjumlah 32 orang.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:
6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar-1. Penjelasan alur dapat dilihat sebagai berikut:
1. Rancangan/rencana awal
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan
Bagian ini meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran SAVI
3. Refleksi
Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi
Berdasarkan hasil refleksi dari pengamat, rancangan direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
29 Gambar-1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1,2,3 di mana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu subpokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing siklus. Dibuat dalam tiga siklus dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Silabus; 2) Rencana Pelajaran (RP); 3) Lembar Kegiatan Siswa; 4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar (Aktivitas Guru dan Siswa); 5) Tes akhir (post test) setiap siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana dengan tujuan untuk:
1. Menilai Post Test setiap akhir siklus Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata- rata tes formatif dapat dirumuskan:
𝑥̅ = ∑ 𝑥
∑ 𝑁
dengan 𝑥̅ = nilai rata-rata kelas, ∑ 𝑥 = jumlah nilai semua siswa di kelas, ∑𝑁 = jumlah siswa di kelas
2. Menilai Post Test setiap akhir siklus Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya
serap lebih dari atau sama dengan 65%.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
% ketuntasan=
∑siswa yang tuntas belajar
∑siswa ×100%
Hasil dan pembahasan
Survei awal peneliti melihat pembelajaran tidak berjalan tertib, kelas sangat ribut.
Siswa tidak focus dalam belajar, banyak mengobrol dengan temannya karena guru mengajar hanya menggunakan ceramah saja sehingga membosankan siswa. Peneliti mengadakan pre-Test untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Ternyata yang tuntas hasil belajarnya pada saat pre-test dari 32 siswa hanya 11 siswa yang tuntas, dengan persentase ketunyasan 34,375 %.
Dengan nilai rata hanya 58,75 . Masih jauh dari nilai Ketuntasan Minimal nilai biologi 65.Dari hasil tersebut, penulis menetapkan untuk melakukan strategi belajar PAIKEM GEMBROT yang dilaksanakan tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan Setiap.Siklus Penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT diharapkan dapat mengubah pembelajaran yang semula siswa hanya pasif menjadi lebih aktif. Dengan PAIKEM GEMBROT para siswa akan mengikuti pembelajaran secara aktif, kreatif, dan demokratis; Siswa diberi kesempatan untuk berbuat dan berpikir secara bertanggung jawab; Siswa memiliki kesempatan untuk melakukan proses belajar yang sesungguhnya, dimana siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya; Siswa belajar bekerjasama untuk memecahkan masalah, sehingga akan terbentuk watak dan kemampuan bekerja tim; Siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi lingkungannya yang memungkinkan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya lingkungan dan kemampuan untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan;
Akan tumbuh semangat dan kepercayaan diri untuk berpikir dan berbuat pada diri siswa.
30 Tabel 2.2. Kegiatan PBM dan Kemampuan Guru yang Bersesuaian dengan Kriteria PAIKEM GEMBROT
Komponen Pembelajaran
PAIKEM GEMBROT
Guru merancang dan mengelola
PBM yang
mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
Guru melaksanakan
PBM dengan
merancang
kegiatan untuk
siswa yang
beragam, misalnya :
• Melakukan percobaan
• Diskusi kelompok
• Memecahkan masalah
• Mencari informasi di perpustakaan
• Menulis laporan /cerita/puisi
• Mengamati objek di luar kelas
• Berkunjung ke luar kelas (museum
Guru
menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam
Sesuai dengan mata pelajaran, Guru menggunakan berbagai media/
sumber belajar, misalnya :
• Alat pabrikan atau alat yang dibuat sendiri
• Gambar/film/foto
• Kasus/ceritera
• Nara sumber
• Lingkungan sekitar
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan
Siswa Melakukan percobaan:
• menggunakan alat,
• mengamati,
• mengelompokkan,
• mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Komponen Pembelajaran
PAIKEM GEMBROT
• Melakukan wawancara
• Membuat produk Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan nya sendiri secara lisan atau tulisan
Siswa melakukan:
• Diskusi
• Mengajukan pertanyaan terbuka
• Mengajukan saran/ide
• Membuat karangan
bebas/karya lain Guru
menyesuaikan
bahan dan
kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
• Siswa
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
• Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut Guru mengaitkan
PBM dengan pengalaman siswa sehari-hari
• Siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri
• Siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegitan sehari-hari Guru menilai
PBM dan
kemajuan belajar siswa secara terus menerus
• Guru memantau proses belajar/
kerja siswa
• Guru memberikan umpan balik Sumber: Indrawati,2007
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran PAIKEM GEMBROT memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan siklus II), yaitu masing-masing 56,25%
dengan rata-rata nilai 66,34.,Pada siklus kedua ketuntasan 93,75% dengan rata rata nilai 75,38 .selama penelitian dari siklus I
31 sampai II ada beberapa hal yang dapat dicatat dalam penerapan metode pembelajaran Paikem Gembrot dikelas.
a. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan analisis data, hasil belajar pada siklus I masih kurang baik karena guru masih menggunakan metode ceramah. Pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan guru mengganti metode ceramah dengan penggunaan VCD. Penggunaan media yang menarik dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dan Auditorial juga dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Pada siklus ke II guru menerapkan studi lapangan siswa diajak untuk mengamati dampak pertambahan penduduk dengan lingkungan sekitar sehingga siswa termotivasi belajar biologi. Selain itu strategi belajar Paikem Gembrot menawarkan terjadinya pembelajaran inovatif proses untuk mencari penjelasan mengenai gejala-gejala biologi tersebut sehingga keaktifan siswa diharapkan berpengaruh pada perkembangan kerja ilmiah siswa dan hasil belajar biologi siswa pada khususnya.
b. Peningkatan Aktivitas Guru
Terjadi peningkatan aktivitas guru dari siklus I diperoleh 75,00%. Pada siklus I guru kurang memberikan bimbingan secara merata, ,guru kurang menjelaskan langkah-langkah presentasi dan guru juga masih kurang dalam menjelaskan kegiatan praktikum. Pada siklus I ini juga guru tidak mengunakan media belajar sehingga siswa merasa bosan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pada siklus II diperoleh hasil 90,00% karena guru sudah mengganti metode ceramah dengan menggunakan VCD, guru sudah menjelaskan materi baru dengan jelas, guru sudah menjelaskan langkah-langkah presentasi dan sudah memberikan bimbingan secara merata terhadap jawaban siswa dan sudah memberikan motivasi pada semua siswa
c. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pada siklus 1 Aktifitas siswa masih 65,00%.Siswa belum termotivasi untuk belajar, belum bisa berkerjasama dengan temannya, Diskusi dan presentasi masih
belum tertib tapi pada siklus kedua aktifitas siswa meningkat menjadi 85%, siswa sudah tertarik untuk belajar karena adanya media VCD dan ke luar kelas saat belajar, selain itu siswa sudah melakukan diskusi dan kerjasama yang baik dengan aggota kelompoknya, mampu melakukan kegiatan praktikum dengan baik
Simpulan dan saran
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang aplikasi metode belajar PAIKEM GEMBROTdalam meningkatan hasil belajar Biologi siswa, dapat disimpulkan bahwaHasil belajar siswa menunjukkan kenaikan yang signifikan dari siklus awal hingga siklus akhir pembelajaran. Pada siklus I, nilai rata – rata hasil belajar siswa diketahui sebesar 66,34, sebenarnya sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 65,00, dengan rata – rata persentase ketuntasan 56,25%, Cuma belum mencapai syarat Penelitian Tindakan kelas harus mencapai 85% baru dikatakan berhasil. Pada siklus II, terjadi kenaikan nilai rata – rata hasil belajar siswa menjadi 30 0rang dengan rata-rata nilai 75,38, sudah di atas KKM, dan dari sudah mecapai 85 % keseluruhan siswa yang tuntas belajarnya..Maka tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya lagi karena metode belajar PAIKEM GEMBROT dapat berhasil meningkatkan aktivitas guru dan siswa, dan juga hasil belajar biologi siswa . Saran-saran
1) Sebaiknya strategi belajar Paikem Gembrot mendapatkan dukungan sekolah dengan menyediakan fasilitas 2) Guru seharusnya menyediakan media
belajar menarik agar siswa mau belajar 3) Kinerja guru harus diperbaiki agar siswa
termotivasi dalam belajar
Daftar Pustaka
1)Amri, Sofan dan I.K. Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas: Metode, Landasan Teori- Praktis, dan Penerapannya. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publish
2)Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Rineka Cipta
32 3)Depdiknas,2005. Paket Pelatihan Untuk
Sekolah Dan Masyarakat, Jakarta.
4)Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta 5)Djamarah, S dan A. Zain. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
6)Elfindri, et al. 2011.Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media 7)Ely dan Gerlac. 1971. Teaching and Media
Systematic Approach. New Jersey Prentice Hall, Inc.
8)Herdriyani. 2007. Model Pembelajaran PAiKEM GEMBROT [Online]. Tersedia dalam: http://herdy07.wordpress.com Diakses pada tanggal 10 januari 2020 9)Ibrahim. 1982. Media Instruksional.
Malang: FIP IKIP Malang
10)Kunandar. 2007. Guru Profesional.
Jakarta: PT Radja Grafindo Persada
11)Kunandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada
12)Miarso, Y. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Rajawali
13)Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
14)Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada.
15)Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
16)Sugarti, Titik. 1997. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan padaPelatihan 16)Peningkatan Kualifikasi Guru S1 PGSD. Universitas Jember
17)Susanto, P. 2003. Keterampilan Dasar
Mengajar IPA berbasis
Konstruktivisme. Malang: JICA.
18)Wisnu, A W. 2001.Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi