• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PASCA UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PASCA UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PASCA UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

Biro Hukum

Sekretariat Jenderal KKP 16 Desember 2020

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

(2)

Perjalanan Undang-Undang tentang Cipta Kerja

3 Februari 2020 Draft CK dikirimkan oleh Pemerintah kepada

DPR

Pembahasan secara intensif 2 April 2020 – 3 Oktober 2020

2 November 2020

RUU CK disahkan menjadi UU CK (Berita Negara RI Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Berita

Negara RI Nomor 6573

(3)

Undang-Undang Sektor Kelautan dan Perikanan yang diintegrasikan ke dalam Undang-Undang Cipta Kerja

1

2

3

4

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

(4)

Pasal dalam UU Perikanan

yang diatur dalam UU Cipta Kerja

1 Pasal yang mengatur ketentuan pungutan perikanandiubahdalam UU Cipta Kerja

BAB PUNGUTAN PERIKANAN

10 Pasalyang mengatur ketentuan sanksi pidana diubah dan dihapusdalam UU Cipta Kerja

BAB KETENTUAN PIDANA 1 Pasalyang mengatur ketentuan umumdiubah

(Pasal 1 angka 23) dan dihapus (Pasal 1 angka 16, Pasal 1 angka 17, dan Pasal 1 angka 18) dalam UU Cipta Kerja

BAB KETENTUAN UMUM

2 Pasalyang mengatur ketentuan Pengelolaan Sumber Daya Ikandiubah dan diaturdalam UU Cipta Kerja

BAB PENGELOLAAN PERIKANAN

20 Pasal yang mengatur ketentuan usaha perikanan diubah dan diatur dalam UU Cipta Kerja

Salah satunya Pasal 25A terkait standar mutu hasil perikanan

BAB USAHA PERIKANAN

(5)

PASAL DALAM UU CIPTA KERJA TERKAIT STANDAR JAMINAN MUTU

No UU PERIKANAN UU CIPTA KERJA

Pasal 25A

(1) Pelaku usaha perikanan dalam melaksanakan bisnis perikanan harus memperhatikan standar mutu hasil perikanan.

(2) Pemerintah dan pemerintah daerah membina dan memfasilitasi pengembangan usaha perikanan agar memenuhi standar mutu hasil perikanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar mutu hasil perikanan diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 25A

(1) Pelaku usaha perikanan dalam melaksanakan bisnis perikanan harus memenuhi standar mutu hasil perikanan.

(2) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya membina dan memfasilitasi pengembangan usaha perikanan agar memenuhi standar mutu hasil perikanan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar mutu hasil

perikanan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

(6)

Prinsip Pengaturan Undang-Undang Cipta Kerja

Jika Izin dalam UU Sektor diberikan oleh Menteri dan Gubernur, Bupati/Walikota, maka normanya diubah menjadi “Perizinan Berusaha oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

1. Sanksi Pidana dijalankan setelah

“Masa Tenggang” pemenuhan sanksi administratif berakhir dan tidak ditanggapi oleh Pelaku Usaha.

2. Sanksi Pidana juga dapat langsung dikenakan apabila tindak pidana mengakibatkan korban jiwa atau kerugian harta benda, keselamatan, keamanan, kesehatan, dan lingkungan

Mengedepankan sanksi administratif terkait kegiatan Perizinan Berusaha Penyebutan “Izin” dalam UU

Sektor normanya diubah menjadi

“Perizinan Berusaha”

Penyebutan “Menteri” dalam UU Sektor normanya diubah menjadi

“Pemerintah Pusat”

(7)

1. PRINSIP PENYUSUNAN RPP NSPK PERIZINAN BERUSAHA

PERIZINAN TERINTEGRASI OSS

Perizinan Berusaha tetap menggunakan platform Online Single Submission (OSS)

INVENTARISASI SELURUH PERIZINAN

Inventarisasi PERIZINAN BERUSAHA baik perizinan berusaha dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia/KBLI (analisis 1) maupun perizinan berusaha NON KBLI

(analisis 2)

PERIZINAN BERUSAHA DENGAN SKALA RISIKO

Risk Based Approach (RBA) dilakukan pada setiap jenis perizinan berusaha dengan hasil

klasifikasi

RISIKO: TINGGI, MENENGAH TINGGI, MENENGAH RENDAH, RENDAH

KONSENSUS PERIZINAN BERUSAHA DENGAN KBLI

dalam hal KBLI digunakan bersama oleh K/L sesuai kewenangannya, untuk melakukan pengaturan,

pengendalian dan pembinaan PERIZINAN BERUSAHA dari PELAKU USAHA, maka akan dilakukan KONSENSUS

PERIZINAN BERUSAHA UNTUK EFEKTIVITAS PERIZINAN BERUSAHA

RPP NSPK PERIZINAN BERUSAHA MERUPAKAN SATU-SATUNYA SUMBER PENGATURAN PERIZINAN BERUSAHA, TIDAK ADA LAGI PENGATURAN PERIZINAN BERUSAHA PADA PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN LAINNYA

RPP NSPK PERIZINAN BERUSAHA DISELESAIKAN1 (SATU) BULAN

SEJAK UU CIPTA KERJA DITETAPKAN

(8)

MATERI MUATAN RPP PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO DAN TATA CARA PENGAWASAN

Perizinan berusaha berbasis risiko

Tujuan dan ruang lingkup

Tata cara pengawasan

01

02

03

Sanksi

04

Norma, standar, prosedur, dan kriteria perizinan berusaha berbasis risiko dan tata cara pengawasan sektor

05

06

Perizinan berusaha berbasis risiko dan

pengawasan melalui layanan sistem

terintegrasi secara elektronik

(9)

No. Kewenangan Menteri Gubernur Bupati/Walikota 1 Pengolahan Ikan

usaha Pengolahan Ikan skala

menengah dan skala besar yang menggunakan penanaman modal asing

usaha Pengolahan Ikan skala menengah dan skala besar yang menggunakan penanaman modal dalam negeri

usaha Pengolahan Ikan skala mikro dan skala kecil

2 Pemasaran Ikan

usaha pemasaran Ikan skala menengah dan skala besar yang menggunakan penanaman modal asing

usaha pemasaran Ikan skala menengah dan skala besar yang menggunakan penanaman modal dalam negeri

usaha pemasaran Ikan skala mikro dan skala kecil

KEWENANGAN PERIZINAN BERUSAHA SUBSEKTOR PENGOLAHAN IKAN DAN

SUBSEKTOR PEMASARAN IKAN

(10)

PERIZINAN BERUSAHA SUBSEKTOR PENGOLAHAN IKAN DAN SUBSEKTOR PEMASARAN IKAN

No Kode KBLI Judul KBLI Tingkat Risiko

1. 10211 Industri Penggaraman/Pengeringan Ikan Menengah Rendah

2. 10212 Industri Pengasapan/Pemanggangan Ikan Menengah Rendah

3. 10213 Industri Pembekuan Ikan Menengah Rendah dan Menengah Tinggi

4. 10214 Industri Pemindangan Ikan Menengah Rendah

5. 10215 Industri Peragian/Fermentasi Ikan Menengah Rendah

6. 10216 Industri Berbasis Daging Lumatan dan Surimi Menengah Rendah dan Menengah Tinggi 7. 10217 Industri Pendinginan/Pengesan Ikan Menengah Rendah dan Menengah Tinggi 8. 10219 Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Ikan Menengah Rendah dan Menengah Tinggi 9. 10221 Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan

Udang) dalam Kaleng

Menengah Rendah dan Menengah Tinggi

10. 10222 Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang dalam Kaleng Menengah Rendah dan Menengah Tinggi 11. 10291 Industri Penggaraman/Pengeringan Biota Air Lainnya Menengah Rendah

12. 10292 Industri Pengasapan/Pemanggangan Biota Air Lainnya Menengah Rendah

13. 10293 Industri Pembekuan Biota Air Lainnya Menengah Rendah dan Menengah Tinggi

14. 10294 Industri Pemindangan Biota Air Lainnya Menengah Rendah

15. 10295 Industri Peragian/Fermentasi Biota Air Lainnya Menengah Rendah

(11)

No Kode KBLI Judul KBLI Tingkat Risiko

16. 10296 Industri Berbasis Lumatan Biota Air Lainnya Menengah Rendah dan Menengah Tinggi 17. 10297 Industri Pendinginan/Pengesan Biota Air Lainnya Menengah Rendah dan Menengah Tinggi

18. 10298 Industri Pengolahan Rumput Laut Menengah Rendah dan Menengah Tinggi

19. 10299 Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Biota Air Lainnya Menengah Rendah

20. 10414 Industri Minyak Ikan Menengah Rendah dan Menengah Tinggi

21. 10771 Industri Kecap Menengah Rendah

22. 10779 Industri Produk Masak Lainnya Menengah Rendah

23. 10794 Industri Kerupuk, Keripik, Peyek, dan Sejenisnya Menengah Rendah

24. 46206 Perdagangan Besar Hasil Perikanan Menengah Tinggi

25. 46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan Menengah Tinggi

26. 47215 Perdagangan Eceran Hasil Perikanan Menengah Rendah dan Rendah

27. 47245 Industri Pengasapan/Pemanggangan Biota Air Lainnya Menengah Rendah dan Rendah

28. 47753 Perdagangan Eceran Ikan Hias Menengah Rendah dan Rendah

29. 47754 Perdagangan Eceran Pakan Ternak/Unggas/Ikan dan Hewan Piaraan Menengah Rendah dan Rendah 30. 47815 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditi Hasil Perikanan Rendah

31. 47825 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Daging Olahan dan Ikan Olahan

Rendah 32. 47828 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Pakan Ternak, Pakan

Unggas, dan Pakan Ikan

Rendah

(12)

PERIZINAN BERUSAHA NONKBLI (MENENGAH TINGGI) 1. Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)

2. Sertifikat Penerapan Program Manajemen Mutu Terpadu/Hazard Analysis and Critical Control Point

3. Rekomendasi Pemasukan Hasil Perikanan Selain Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri (RPHP)

4. Surat Persetujuan Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) Wajib Tuna Dalam Kemasan Kaleng, Sarden dan Makarel Dalam Kemasan

Kaleng

(13)

2. RPP PELAKSANAAN UU CK SEKTOR KP

Kapal perikanan

Kepelabuhanan perikanan

Perubahan status zona inti

Kriteria, persyaratan, dan mekanisme pendirian dan/atau penempatan bangunan di laut

Pengelolaan sumber daya ikan

Standar mutu hasil perikanan.

Penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan bukan untuk tujuan komersial

Pengendalian impor perikanan dan pergaraman

Surat laik operasi kapal perikanan

(14)

Standar Mutu Hasil Perikanan

02

Standar higienis, teknik

penanganan, teknik

pengolahan, teknik

pengemasan dan pelabelan, teknik penyimpanan, teknik distribusi,

dan teknik

pemasaran

01

Standar Bahan Baku

04

Standar prasarana, sarana, dan fasilitas

03

Standar produk

05

Standar metode pengujian

06

Standar kemasan dan

label

(15)

1. STANDAR BAHAN BAKU:

1 Berasal dari unit pembudidayaan Ikan yang menerapkan cara budidaya ikan yang baik dan menerapkan cara penanganan ikan yang baik

2 Bahan Baku bermutu segar

3 Tidak berasal dari perairan yang tercemar atau dibuktikan dengan hasil pengujian

4 5 6

Memenuhi batas maksimum cemaran kimia, biologis, fisik, racun hayati, dan residu antibiotik

Terjamin ketertelusurannya dengan dilengkapi dengan catatan atau informasi yang terkait

Memenuhi persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

(16)

2. Standar Higienis, Teknik Penanganan, dan Teknik Pengolahan

1 3 2

4

Sumber daya manusia yang melakukan proses pengolahan tidak sedang mengidap penyakit yang dapat mengontaminasi Hasil

Perikanan

Panduan penerapan higienis yang

terdokumentasikan Menggunakan peralatan yang bebas

dari kontaminasi bakteri atau jasad renik pathogen, bahaya fisik, dan kimia

Pengolahan dilakukan pada lingkungan termasuk ruangan

pengolahan yang higienis

(17)

Bahan tambahan pangan pada produk dari Hasil Perikanan harus sesuai Peraturan Perundang-

undangan

Memiliki kandungan Gizi yang baik

Memenuhi kriteria

keamanan Hasil Perikanan

3. STANDAR PRODUK

Memenuhi batas maksimum cemaran kimia, biologis, fisik, racun hayati, dan residu antibiotik

Memenuhi SNI atau Standar

perdagangan nasional untuk produk dari hasil Perikanan yang beredar di dalam negeri

Bahan lainnya yang ditambahkan pada Hasil Perikanan harus sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Memenuhi Standar negara tujuan ekspor atau Standar

internasional

(18)

4. Standar Prasarana, Sarana, dan Fasilitas:

bangunan harus dirancang dan ditata dengan konstruksi yang memenuhi persyaratan higienis, mencegah masuknya sumber kontaminasi

menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan anti karat, tidak menyerap air, mudah dibersihkan

menggunakan peralatan yang terawat, bersih dan higienis

fasilitas pencuci tangan yang tersedia dalam jumlah yang memadai dan tidak dioperasionalkan dengan tangan, dengan air harus mengalir fasilitas toilet tersedia dalam jumlah yang memadai, berfungsi baik, tidak berhubungan langsung dengan ruangan penanganan dan pengolahan

lokasi bangunan berada di lingkungan yang tidak tercemar

dan mudah diakses

(19)

JENIS ALAT, BAHAN ATAU MEDIA, DAN REAGENSIA YANG AKAN DIGUNAKAN

TEKNIK DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN

ANALISIS DATA DAN PENYAJIAN HASIL PENGUJIAN

5. Standar Metode Pengujian

(20)

6. STANDAR KEMASAN DAN LABEL

1. bahan kemasan yang digunakan harus dapat melindungi, mempertahankan Mutu

dari pengaruh luar tidak menjadi sumber kontaminasi

2. tidak digunakan ulang

3. sesuai dengan tara pangan (food grade) atau aman digunakan untuk pangan

5. kemasan diberi label atau keterangan yang menunjukkan ringkasan atau deskripsi produk, jenis produk, tahun, bulan, tanggal produksi, dan nama UPI

4. bersih dan saniter atau steril tidak membahayakan konsumen 6. kemasan harus disimpan dalam gudang tersendiri, terlindung dari debu dan kontaminasi, serta gudang dalam kondisi kering

(21)

Pengembangan Standar Mutu Hasil Perikanan

Dalam hal pengembangan SNI apabila terdapat Standar internasional, SNI dirumuskan harmonis dengan Standar

internasional dengan mempertimbangkan kepentingan nasional untuk menghadapi perdagangan global

dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Standardisasi internasional, dan kepentingan perlindungan konsumen

Pengembangan Standar

Mutu Hasil Perikanan

dilakukan dengan proses perumusan Standar yang dilakukan secara tertib dan

bekerjasama dengan

pemangku kepentingan Penerapan Sistem Jaminan Mutu

melalui system ketertelusuran

Pengembangan Standar Mutu Hasil Perikanan ditetapkan berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia

(22)

TERIMA KASIH

Kementerian Kelautan & Perikanan Republik Indonesia

Gedung Mina Bahari IV Lt. 3B

JL. Medan Merdeka Timur No. 16

Jakarta Pusat

Referensi

Dokumen terkait

mengenai IMB hanya diatur pada Bab Ketentuan Umum Pasal 1 angka 17 mengenai perubahan dari kata IMB menjadi PBG jadi semua nomenklatur kata IMB dalam Perda Nomor 5

Konsep eksekusi hak cipta dalam pelaksanaan eksekusi dengan obyek hak cipta sebagai jaminan fidusia tetap menggunakan landasan ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang

6 Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga sosial dan/atau keagamaan yang dikecualikan dari objek Pajak Penghasilana. - Pasal

Syarat suatu benda untuk dapat dijadikan objek jaminan fidusia diatur dalam Pasal 1 angka 4 UU Nomor 4 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang berbunyi, “Benda adalah segala

Bertitik tumpu kepada pokok rumusan masalah yang menjadi isu utama penelitian ini, sebagaimana terurai pada paragraf pendahuluan, maka pokok kesimpulan penelitian bahwa

KEDUA : Standar Metode Pengujian Penyakit Ikan dan Mutu Hasil Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan acuan bagi petugas karantina ikan, mutu dan

Menyisipkan ayat baru (2a) yang mengatur terkait Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f

Ketentuan tersebut diubah dalam Pasal 109 angka 2 UU Cipta Kerja, menyatakan bahwa Kewajiban mendirikan PT oleh 2 dua orang atau lebih tidak berlaku bagi : Persero yang seluruh sahamnya