• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Orbital Shaker, Mikrokontroller ATmega328, Sensor Efek Hall, Motor dc, Buzzer.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata kunci : Orbital Shaker, Mikrokontroller ATmega328, Sensor Efek Hall, Motor dc, Buzzer."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengontrolan Waktu Dan Kecepatan Putar Orbital Shaker Berbasis Mikrokontoroller ATmega328

Adriana* La Ode Hamrin

Teknik Elektro, DIII Teknologi Elektro-medis, Stikes Mandala Waluya, Kendari, Indonesia 93231

Email:hanifodemury@gmail.com

ABSTRAK

Orbital Shaker adalah alat laboratorium klinik yang digunakan untuk mengaduk atau mencampur suatu larutan dengan larutan yang lain sehingga bersifat homogen dengan gerakan satu arah. Tujuan desain alat ini untuk mempermudah pencampuran larutan jika dilakukan secara manual akan kurang efisien dalam waktu maupun tenaga. Disamping itu ada beberapa larutan yang berbahaya untuk disentuh, maka dari itu alat ini menambah safety dari pengguna di laboratorium. Pada pembuatan alat ini penulis merancang Pengontrolan Waktu dan Kecepatan Putar Orbital Shaker Berbasis Mikrokontroller ATmega328, alat ini menggunakan Mikrokontroller sebagai pengolah data, Sensor efek hall sebagai pengotrol kecepatan putaran motor, timer digunakan sebagai indikator proses waktu lamanya menghomogenkan larutan, Buzzer sebagai indikator bunyi menandakan proses telah selesai, serta Lcd sebagai penampil waktu dan kecepatan. Alat ini telah diuji dengan melakukan settingan rpm dan timer yang berbeda-beda, setelah melakukan penyetingan alat ini akan segera mencampurkan sebuah larutan yang telah disiapkan. Apabila proses pencampuran telah selesai alarm akan berbunyi menandakan waktu pencampuran pada alat telah selesai.

____________________________________________________________________________________

Kata kunci : Orbital Shaker, Mikrokontroller ATmega328, Sensor Efek Hall, Motor dc, Buzzer.

ABSTRACT

Orbital Shaker is a clinical laboratory tool used to stir or mix a solution with another else so that it is homogeneous with one-way movement. The purpose of this tool design is to facilitate mixing the solution if done manually will be less efficient in time and effort. Besides that, there are several solutions which are dangerous to touch, therefore this tool adds to the safety of users in the laboratory. In the manufacture of this tool the authors designed the Controlling Time and Rotational Speed of Orbital Shaker Based on ATmega328 Microcontroller, this tool uses a Microcontroller as a data processor, the Hall effect sensor as a motor rotational speed controller, the timer is used as an indicator of the process of the length of time homogenizing the solution, Buzzer as a sound indicator to indicating the process has been completed, and LCD as a time and speed viewer. This tool has been tested by setting different rpm and timers, after setting this tool it will immediately mix a solution that has been prepared. When the mixing process has finished the alarm will sound that indicating the mixing time on the tool has been completed..

_________________________________________________________________________

Keywords : orbital shaker , Atmega328 Microcontroller, Hall effect sensor , DC motor , Buzzer.

1. Pendahuluan

Orbital Shaker adalah alat laboratorium klinik yang digunakan untuk mengaduk atau mencampur suatu larutan dengan larutan yang lain sehingga bersifat homogen dengan gerakan satu arah. Alat ini sangat penting mengingat di dalam laboratorium juga seringkali

digunakan untuk praktikum yang banyak melakukan kegiatan pencampuran larutan, pencampuran larutan jika dilakukan secara manual akan kurang efisien dalam waktu maupun tenaga.

Disamping itu ada beberapa larutan yang berbahaya untuk disentuh, maka dari itu alat ini menambah safety dari pengguna di laboratorium. Selain itu terdapat alat

(2)

yang hampir sama penggunaannya dengan Orbital Shaker yaitu vorteks dan magnetik stirrer.

Jika stirrer mencampur larutan dengan gerakan memutar menggunakan stir bar (magnet), vorteks digunakan untuk mencampurkan sampel penelitian dengan poros penggerak yang diorientasikan secara vertikal, sedangkan Orbital shaker mencampur larutan dengan gerakan gemetar melingkar. Ada beberapa getaran yang ditimbulkan bergantung pada jenis-jenis shaker dan fungsinya. Orbital shaker adalah salah satu jenis shaker yang memiliki gerakan gemetar melingkar (dalam orbit atau porosnya) untuk bekerja dalam kondisi tertentu sesuai dengan keinginan, orbital shaker dilengkapi dengan pengaturan kecepatan pengadukan (rpm) dan lama waktu pengadukan.

Pada penelitian sebelumnya yang dibuat oleh I Dewa Gede Hari Wisana, Membuat alat dengan menggunakan Mikrokontroller sebagai pengolahan data dan inkubator sebagai pengaturan suhu serta pengaturan kecepatan putar dan waktu dalam proses inkubasi.

Pada pembuatan alat ini penulis merancang Pengontrolan Waktu Dan Kecepatan Putar Orbital Shaker Berbasis Mikrokontroller ATmega328, yang dirancang secara lebih sederhana tanpa menggunakan inkubator sebagai tempat inkubasi bakteri pada sampel. Melainkan alat ini menggunakan Mikrokontroller sebagai pengolah data, Sensor efek hall sebagai pengotrol kecepatan putaran motor, timer digunakan sebagai indikator proses waktu lamanya menghomogenkan larutan, Buzzer sebagai indikator bunyi menandakan proses telah selesai, serta LCD sebagai penampil waktu dan kecepatan.

Adapun batasan masalah dari penulisan proposal karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut yaitu:

A. Alat yang akan dibuat ini memerlukan kecepatan putar 25- 350rpm.

B. Alat ini menggunakan settingan timer, untuk mengatur waktu penggunaan alat.

C. Tampilan waktu dan kecepatan pengadukan (rpm) menggunakan LCD karakter 16x2.

D. Pencampuran dikhususkan untuk sampel bakteri media cair, untuk proses homogenisasi.

Adapun tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut yaitu :

A. Membuat alat laboratorium Orbital Shaker, Pengontrolan Waktu dan Kecepatan Putar pada Orbital Shaker Berbasis Mikrokontroller ATmega328.

B. Melakukan uji fungsi pada alat orbital shaker berbasis Mikrokontroller ATmega328 yang telah dibuat.

Manfaat kegunaan adalah sebagai berikut :

A. Manfaat Praktis

1. Dengan adanya alat ini dapat

mempermudah dalam

memproses homogenisasi suatu larutan yang sangat cocok untuk menumbuhkan (kultivasi) mikroba, karena gerakan dan putarannya yang relatif lambat dibandingkan alat shaker yang lainnya.

2. Dengan alat ini juga diharapkan lebih efisien dan praktis dalam pengoprasian, dan lebih safety dalam penggunaan di laboratorium. Juga dapat mengetahui kecepatan dan

(3)

waktu yang ditampilkan pada layar LCD.

B. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dan mahasiswi Teknik Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya Kendari dibidang peralatan laboratorium.

2. BAHAN DAN METODE 2.1 Orbital shaker

Orbital shaker adalah“Pengontrolan Waktu Dan Kecepatan Putar Orbital Shaker Berbasis Mikrokontroller

Atmega328” adalah alat laboratorium yang digunakan untuk proses pengadukan cairan dengan sistem getar. Shaker berfungsi untuk mengaduk campuran larutan zat sehingga membentuk larutan yang homogen dengan getaran atau gerakan satu arah (melingkar).

Alat ini sangat penting mengingat di dalam laboratorium sering kali di gunakan untuk praktikum yang banyak melakukan kegiatan pencampuran larutan. Pencampuran larutan jika dilakukan secara manual akan kurang efisien dalam waktu maupun tenaga.

Disamping itu ada beberapa larutan yang berbahaya untuk disentuh. Maka dari itu alat ini menambah safety dari pengguna di laboratorium. Orbital Shaker juga berfungsi untuk mengocok suatu campuran bahan (nutrient/medium) dengan sample yang memerlukan kecepatan yang relatif lambat, hal ini untuk memelihara biakan mikroorganisme pada suhu optimum dengan pengocokan. Sehingga inkubasi menjadi efektif karena sel-sel mikroorganisme dapat efektif menyerap nutrien,pengocokan berkaitan erat dengan aerasi dan transfer oksigen dalam media(Elsa, 2016).

Gambar 1. Orbital Shaker

2.2 Mikrokontroler ATmega328

ATmega328 merupakan

mikrokontroler keluarga AVR 8 bit.

Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATmega8 ini antara lain ATmega8535, ATmega16, ATmega32, ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll). Dari segi ukuran fisik, ATmega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan peri-perial lainnya ATmega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relative sama dengan ATmega8535, ATmega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas (Bisman, 2016).

Gambar 2. Pin Mikrokontroler ATmega328

2.3 Sensor efek hall

Sensor Efek Hall atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Hall Effect Sensor adalah komponen jenis transduser yang dapat mengubah informasi magnetik menjadi sinyal listrik untuk pemrosesan rangkaian elektronik

(4)

selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi kedekatan (proximity), mendeteksi posisi (positioning), mendeteksi kecepatan (speed), mendeteksi pergerakan arah (directional) dan mendeteksi arus listrik (current sensing). Sensor Magnetik yang terbuat dari bahan semikonduktor ini merupakan komponen populer pilihan para perancang elektronika untuk aplikasi- aplikasi non-contact mereka karena kehandalannya dan mudah dirawat.

Sensor Efek Hall juga tahan terhadap air, debu dan getaran apabila dibungkus dengan pelindung yang benar (Dickson,2017).

Gambar 3. Gambar dan bentuk sensor efek hall

2.4 LCD (Liquid CristalDisplay)

Liquid Cristal Display adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis menggunakan LCD dot matrix dengan karakter 16 x 2, sehingga kaki-kakinya berjumlah 16 pin.LCD yang penulis gunakan adalah M1632, untuk menampilkan proses pengujian pada perimetri dari awal sampai akhir dan didapat hasilnya yaitu apakah alat tersebut normal atau abnormal. LCD ini hanya memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah terdapat di dalamnya. Semua fungsi display dapat

dikontrol dengan memberikan instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan oleh MPU. Ini membuat LCD berguna untuk range yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan

display unit measuring

gages(Risna,2014).

Gambar 4. Liquid cristal display 16x2 2.5 Buzzer

Pengertian Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm. Juga bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative. Untuk menggunakannya secara sederhana kita bisa memberi tegangan positive dan negative 3 - 12V (Fahreza,2017).

Cara Kerja Buzzer: Pada saat aliran listrik atau tegangan listrik yang mengalir ke rangkaian yang menggunakan piezoeletric tersebut.

Piezo buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekwensi di kisaran 1 - 6 kHz hingga 100 kHz (Fahreza,2017).

Gambar 5. Buzzer 2.6 Push button switch

Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat atau saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja unlock

(5)

(tidak mengunci). Sistem kerja unlock di sini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol di tekan, dan saat tombol tidak di tekan (di lepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.

Sebagai device penghubung atau pemutus, push button switch hanya memiliki dua kondisi, yaitu on dan off ( 1 dan 0). Istilah on dan off ini menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti membutuhkan kondisi on dan off.

Gambar 6. Push button switch 2.7 Motor DC

Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya.

Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan (Dickson, 2016).

Gambar 7. Motor DC 2.8 Driver Motor L298N

L298N adalah contoh IC yang dapat digunakan sebagai driver motor DC. IC ini menggunakan prinsip kerja H- Bridge.Tiap H-Bridge dikontrol menggunakan level tegangan TTL. Yang berasal dari output mikrokontroller.

L298N dapat mengontrol satu buah motor DC (E. pituwarno, 2006)

Gambar 8. driver motor 2.9 Transformator (Trafo)

Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.

Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga

(6)

maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

Prinsip kerja transformator Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah (Teknik Elektronika).

Gambar 9. Transformator 2.10 Arduino

Arduino Uno merupakan sebuah platform komputasi fisik bersifat open source yang memiliki input/output (I/O) yang sederhana dapat dikontrol menggunakan bahasa pemrograman.

Arduino dapat dihubungkan keperangkat seperti komputer. Bahasa pemrograman yang digunakan pada arduino adalah bahasa pemrograman C yang telah disederhanakan dengan fitur-fitur dalam library sehingga cukup membantu dalam pembuatan program (S.wasito, 2007) bahasa pemrograman C yang telah disederhanakan dengan fitur-fitur dalam library sehingga cukup membantu dalam pembuatan program (S.wasito, 2007)

Gambar 10. Arduino Uno 2.11 Blok Diagram

Gambar 11. Blok diagram

Sumber tegangan dari PLN masuk ke PS untuk mengubah tegangan AC menjadi DC , ketika alat mendapatkan catu daya.

Mikrokontroller sebagai otak dari seluruh rangkaian, yang berfungsi mengatur kerja dari seluruh rangkaian alat, tombol Down dan Up memberikkan perintah ke mikrokontroller untuk mengatur kecepatan putaran motor dan pengaturan waktu yang akan digunakan pada proses pengadukan.

Setelah waktu disetting sesuai kebutuhan, motor driver akan bekerja

(7)

dan motor dc akan terputar sesuai settingan yang ditentukan.Sensor efek hall akan mengukur berapa kecepatan putaran motor sehingga apabila kecepatan motor melebihi batas settingan, sensor Efek Hall akan memberikan signal ke Mikrokontroller bahwa kecepatan motor melebihi batas settingan. Kemudian Mikrokontroller akan memberikan kode ke driver motor, agar mengurangi kecepatan putaran motor. Dan apabila proses menghomogenkan telah selesai sesuai waktu yang telah ditentukan, buzzer akan berbunyi sebagai alarm bahwa proses menghomogenkan suatu larutan telah selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Siklus ini akan berulang- ulang secara terus menerus hingga alat ini dimatikan atau settingan pada alat berubah.

2.12 Diagram Alir

Gambar 12. Diagram alir Penjelasan diagram alir

Pada saat alat memulai program proses inisialisasi LCD terjadi, lakukan pengaturan waktu dan kecepatan sesuai keperluan.

Motor akan aktif dan timer berjalan sesuai settingan kecepatan dan timer, sehingga akan tampil pada

LCD timer yang sedang berjalan.

Saat timer sesuai dengan pengaturan awal maka motor akan berhenti serta buzzer berbunyi sebagai tanda proses telah selesai.

2.17 Skematik Rangkaian Keseluruhan

Gambar 13. Skemati keseluruhan rangkaian

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN Adapun pengambilan data dari hasil pengukuran dapat disajikan dalam bentuk table berikut ini :

Tabel 1.1 Tabel data hasil pengujian fungsi timer pada settingan 2 menit

Data primer, diukur pada bulan Agustus, 2019.

Berdasarkan tabel 1.1 tampak bahwa orbital shaker beroperasi selama 2 menit, Waktu 2 menit merupakan waktu setting. Hal ini

(8)

menunjukan bahwa kontrol kerja Orbital shaker sesuai timer berhasil.

Untuk menguatkan uji fungsi alat berdasarkan kontrol waktu maka penulis melakukan pengambilan data sebagai berikut.

Tabel 1.2 Tabel data hasil pengujian fungsi timer pada settingan menit berbeda

Data primer, di ukur pada bulan Agustus, 2019.

Berdasarkan tabel 1.2 yaitu pengujian timer pada settingan waktu yang berbeda-beda dari 1 sampai 5 menit alat dinyatakan bekerja sesuai dengan batasan waktu yang dipilih.

Pada waktu settingan 1 menit alat hanya bekerja selama 1 menit sesaat setelah 1 menit alat off. Sama halnya dengan pengujian pada settingan 2 menit sesaat setelah 2 menit alat off.

Kedua tabel tersebut juga menunjukkan bahwa kontrol kecepatan berhasil karena kecepatan putar motor sesuai dengan settingan awal namun dalam pengujian kadang kecepatan tidak stabil disebabkan oleh kondisi larutan, pengukuran kecepatan dilakukan dengan menggunakan tachometer.

Berikut ini adalah gambar – gambar yang dihasilkan dalam karya tulis ilmiah.

a. melakukan settingan rpm lalu enter, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 14 Menu Settingan rpm b. Selanjutnya melakukan settingan

timer lalu enter, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 15 Menu settingan timer c. Setelah melakukan penyetingan rpm

dan timer, maka alat akan mulai bekerja berdasarkan settingan rpm dan timer yang telah ditentukan untuk melakukan pencampuran larutan. Seperti gambar dibawah ini:

Gambar 16 Menu siap untuk memulai pencampuran

d. selesai Setelah timer habis maka buzzer akan berbunyi yang menandakan waktu pencampuran larutan telah selesai, dan akan tertampil pada layar proses selesai.

Seperti gambar dibawah ini:

(9)

Gambar 17 Proses pemcampuran telah

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil perancangan alat laboratorium Orbital Shaker dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Telah dilakukan perancangan alat Orbital Shaker, Pengontrolan Waktu dan Kecepatan Putar Besrasis Mikrokontroller, pada

komponen penggerak

menggunakan motor DC.

2. Telah dilakukan uji fungsi pada alat orbital shaker berbasis mikrokontroller ATmega328.

Saran:

1. Diharapkan pada

pengembangan alat Orbital Shaker selanjutnya dapat menggunakan incubator dan sensor suhu sebagai pengontrolan suhu larutan tertentu.

2. Pada bagian box alat dapat dibuat lebih rapi lagi atau dapat dibuat seminimalis mungkin dan pada penggunaan material box menggunakan alat yang kuat dan tebal.

3. Dalam pengembangan alat selanjutnya sebaiknya memilih motor dc yang lebih baik lagi

dan memiliki rpm yang lebih besar agar putaran motor lebih stabil.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Tugas Akhir. 2018.

Program Studi D-III Teknik Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya Kendari

Bisman Perangin-Angin. 2015.

Jurnal, Mikrokontroller Atmega328. Universitas Sumatera Utara: Program Studi Teknik Elektro, USU. Diakses 03 Desember 2018

Dickson. 2014. Jurnal Academia.edu, Pengertian Motor DC dan Prinsip Kerjanya. Jakarta.

Diakses 05 Desember 2018 Dickson. 2014. Jurnal Academia.edu,

Pengertian Sensor Efek Hall dan prinsip kerjanya. Jakarta.

Diakses 05 Desember 2018 Elsa. 2016. Blog Pribadi, Jenis-Jenis

Shaker Dan Fungsinya. Jakarta Selatan: Labsatu News.

Diakses 07 Desember 2018 Fahreza. 2017. Blog Pribadi,

Menggunakan Buzzer

Komponen Suara.

Banyuwangi: Website Tutorial Elektronika Indonesia. Diakses 08 Desember 2018

Rahman Karnila, Ismulyati, Elda Nazriati. 2016. Jurnal, Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Pada Petugas Laboratorium Klinik. Riau: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Diakses 10 Desember 2018

(10)

Redi, Erinofiardi, Nurul Iman Supardi. 2012. Jurnal Mekanikal, Sistem Kontrol Lup Tertutup(Close Loop).

Bengkulu: Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Diakses 09 Desember 2018

Risna. 2014. Jurnal Seminar Tugas Akhir, Pengenalan LCD Dan Fungsi Pin Pada LCD.

Makassar: Program Studi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar.

Diakses 09 Desember 2018 Rossy Tiara Vadiska, I Dewa Gede

Hari Wisma, M. Ridha Mak’ruf. 2015. Jurnal Seminar Tugas Akhir, Orbital Shaking Incubator Berbasis Mikrokontroller Atmega8535.

Surabaya: Teknik

Elektromedik Poltekkes Surabaya. Diakses 04 Oktober 2018

Suprianto. 2015. Jurnal, Pengertian, Fungsi, Dan Prinsip Kerja Potensiometer. Semarang:

Jurusan Teknik Elektronika Universitas Negeri Semarang, UNNES. Diakses 09 Desember 2018

Gambar

Tabel  1.1  Tabel  data  hasil  pengujian  fungsi timer pada settingan 2 menit
Tabel  1.2  Tabel  data  hasil  pengujian  fungsi timer pada settingan menit berbeda

Referensi

Dokumen terkait

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS 8B SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Semua bakteri baik patogen maupun tidak dalam bentuk vegetatifnya mati dalam waktu 30 menit pada suhu 60-65 C. Kenyataan ini merupakan dasar

Mekanisme kerja estrogen secara langsung adalah berikatan dengan estrogen reseptor α (ER- α) pada sel target (sel yang ada di vagina) untuk mempengaruhi

Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi landasan teori dan praktik konseling Neuro Linguistic Programmi ng (NLP) sebagai alternatif pendekatan konseling. Metode

Saya mencari informasi tentang produk yang ditawarkan oleh Richeese Factory Medan dari orang lain yang sudah pernah membeli. Evaluasi Alternatif, sebagian besar model terbaru

Parameter kelainan morfologi spermatozoa (teratozoospermia) diukur menurut kriteria WHO yaitu apabila jumlah sperma dengan bentuk normal yang dicacah ≥ 30%.. Semua sampel

merupakan energi dari sistem dan lingkungan luar yang merugikan. harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka

menghidupkan sprinkle2, tombol sprinkle3 berfungsi untuk menghidupkan sprinkle3, tombol off berfungsi untuk mematikan sprinkle yang di hidupkan, tombol connect