• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggal Desember 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tanggal Desember 2006"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN STUDY VISIT

TIM PANSUS AMANDEMEN RUU NARKOTIKA KE MALAYSIA Tanggal 11 - 15 Desember 2006

l. Pendahuluan

A. Dasar Pemberangkatan

Sesuai dengan Undang-undang Dasar tahun 1945 Pasal 24 dan Pasal 25 Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD, maka DPR dalam kedudukannya sebagai lemhaga negara menyandang tiga fungsi yaitu fungsi legislasi, fungsi pengawasan, dan fungsi 'penetapan anggaran negara. Khusus mengenai fungsi legislasi, DPR mempunyai kewenangan membentuk undang-undang yang dibahas bersama dengan Presiden. Pelaksanaan fungsi legislasi DPR :ni terkait dengan Program Legislasi Nasional

~Prolegnas).

Prolegnas adalah instrumen perencanaan program pembentukan undang-undang yang disusun secara berencana, terpadu, dan sistematis. Program ini memuat daftar RUU yang dibahas :lleh DPR dan Pemerintah untuk jangka waktu lima tahunan. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang No. I 0 Tahun 2004, secara keseluruhan pembentukan undang- undang dimulai dari perencanaan. persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan.

Dalam rangka pelaksanaan fungsi legislasi tersebut, DPR saat ini sedang melakukan pembahasan amandemen RUU Narkotika. Pansus amandemen RUU Narkotika, selaku yang iitugaskan DPR untuk melakukan pcmbahasan RUU ini membutuhkan masukan yang luas dan nendalam. Masukan-masukan tersebut penting untuk memperkuat background informasi serta rrgumen-argumen yang logis dan menggambarkan urgensi dari RUU tersebut. Salah satu nasukan yang sangat penting dibutuhkan oleh Pansus amandemen RUU Narkotika adalah data fan informasi tentang bagaimana pcngalaman negara-negara yang telah berhasil dalam upaya nencegah masuknya peredaran narkotika dan penanganan terhadap pengguna narkotika.

Menurut data di Lembaga lntemasional Pengawasan narkotika yang bernaung di bawah

=>~B, setiap tahunnya ada sekitar 100.000 orang meninggal dunia akibat kecanduan narkotika.

)itambah pula dengan dampak buruk sosialnya yang belum menunjukkan tanda-tanda

(2)

penurunan. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas produksi dan perdagangan gelap narkotika di sejumlah negara menjadi momok yang sangat menakutkan terhadap kelangsungan hidup suatu negara.

Disamping itu meningkatnya peredaran dan penyalahgunaan narkotika tidak terlepas dari makin canggih dan terorganisirnya jaringan narkotika intemasional dalam melakukan praktik penyeludupan narkotika. Jaringan sindikat narkotika intemasional mempunyai karakteristik tersendiri seperti terdiri dari berbagai suku bangsa, antar pelaku tidak saling mengenal yaitu adanya system sel dan mobilitas tinggi.

Indonesia merupakan salah satu sasaran peredaran gelap narkotika. Dampak peredaran dan penyalahgunaan narkotika mencakup dimensi kesehatan jasmani dan mental, dimensi ekonomi dan sosial dengan meningkatnya gangguan ketertiban dan keamanan serta dimensi kultural yaitu merosotnya nilai-nilai budaya bangsa.

Jumlah pengguna narkotika di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai sekitar 4 juta orang. Tercatat sekitar 71 % pengguna ganja, 6,9% pengguna heroin dan putau, 6,9% pengguna shabu-shabu, 3,4% pengguna ekstasi dan sisanya obat penenang. Korban penyalahgunaan narkotika (pecandu) umumnya berusia 13-25 tahun. Tingginya angka penyalahgunaan narkotika yang diikuti dengan penggunaan jarum suntik juga semakin membawa dampak negative bagi kesehatan pelaku pengguna narkotika. Saat ini sekitar 68.000 orang pengguna narkotika melalui jarum suntik terdeteksi positif terkena infeksi HIV Aids. Tingkat kematian akibat penyalahgunaan narkotika diperkirakan mencapai sekitar 15.000 orang per tahun, sementara biaya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi narkotika mencapai sekitar 11,3 trilyun per tahun.

I

Secara yuridis, Indonesia sudah memiliki UU No 22/1997 tentang Narkotika. Namun,

1 pengaturan dalam UU ini sudah tidak dapat mengantisipasi kecanggihan dari organisasi sindikat dan transportasi. Pada sisi lain, penataan organisasi atau kelembagaan negara tidak ada

I

perubahan yang bermakna mengikuti kecanggihan dari sindikat. Bahkan, beberapa lembaga timbul tidak jelas fungsi dan wewenang masing-masing dalam kasus narkotika. Penanganan narkotika saat ini tidak terintegrasi dalam suatu payung hukum sendiri. Tiap lembaga yang menangani kasus narkotika merujuk pada Undang-undang atau payung hukum tiap instansi.

· Akhimya, sulit mengkoordinasi atau menindaklanjuti kasus narkotika dengan komprehensif.

Sementara sindikat yang semakin canggih itu memanfaatkan peluang ini dengan baik.

Selain itu, perubahan politik dan ketatanegaraan, kebijakan lembaga yang bergerak dalam narkotika ini juga perlu dibenahi dan diperjelas wewenangnya dengan baik. Beberapa lembaga negara yang sudah ada saat ini belum diberi fungsi dan wewenang denganjelas dan terkoordinasi dalam mencegah dan memberantas narkotita seperti BNN, BPOM, Bea cukai, Polri, BIN, dan Depkes. Hal inilah yang menjadi masalah yang akan dipecahkan oleh Pansus amandemen RUU Narkotika dalam serangkaian study visit di beberapa negara.

Malaysia merupakan salah satu negara yang dikunjungi Pansus amandemen RUU Narkotika selain Thailand. Pertimbangan yang diambil, Malaysia merupakan negara yang secara

(3)

geografis letaknya dekat dengan Golden Triangle yaitu kawasan terbesar di dunia yang memproduksi pelbagai jenis narkotika (Bur.na, Laos dan Thailand) dan menjadi sasaran dalam peredaran gelap narkotika (sama dengan Indoi1esia ya~g juga menjadi sasaran dalam peredaran gelap narkotika).

Pemerintah Malaysia juga telah berhasil dalam upaya mencegah masuknya peredaran narkotika ( dengan pengakuan PBB yang mencanangkan Malaysia sebagai "Model for countries that need to estabilish more effective control system .... ") dan mendapat penghargaan For Outstanding Contribution In The Field Of Drug Law Enforcement dari Amerika Serikat.

Selain pertimbai:.:gan-pertimbangan di atas, Malaysia telah mempunyai kebijakan hukum yang lebih tegas dan rinci dalam memerangi kejahatan peredaran gelap narkotika seperti penegakan hukuman mati serta penanganan terhadap pengguna narkotika yang lebih . komprehensif (pengguna dianggap sebagai "pesakit" bukan "kriminalis"), polisi narkotika mempunyai kewenangan besar sebagai penyidik, dan pengkategorian jenis hukuman berdasarkan berat gram narkotika. Untuk itu, Pansus amandemen RUU Narkotika melihat bahwa kita perlu belajar dari negara ini.

Berdasarkan hasil rapat. intern Pansus Amandemen RUU Narkotika telah diputuskan bahwa, dalam rangka mendapatkan masukan-masukan guna lebih menyempurnakan naskah RUU Narkotika, sebelum memasuki pembahasan DIM, akan dilakukan Kunjungan Kerja ke negara Malaysia dan Thailand.

Untuk itu Pimpinan Pansus RUU Narkotika telah mengirim Surat kepada Pimpinan DPR RI dengan Nomor 14/Pansus/N/I/2006 tanggal 10 Oktober 2006 perihal permohonan ijin ke Luar Negeri, yaitu Malaysia.

Study visit ini juga telah mcndapat persetujuan Pimpinan DPR RI yang tertuang dalam Surat Pimpinan DPR RI Nomor KD.02/8468/DPR Rl/2006 perihal Permohonan ijin ke Luar Negeri dan Keputusan Pimpinan DPR RI No. 06B/PIMP/II/2006-2007 tanggal 29 Nopember 2006 tentang Penugasan Delegasi Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-undang tentang Narkotika DPR RI Untuk Mengadakan Kunjungan Kerja ke Malaysia Dari Tanggal 11

·oesember 2006. Sampai Dengan 15 Desember 2006.

B. Maksud dan Tujuan Study visit

1. Study visit ini dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan secara langsung mengenai pengalaman negara Malaysia dalam memberantas pengedaran dan penyalahgunaan narkotika.

2. Tujuan diadakannya study visit adalah untuk:

a. Memperoleh data dan informasi tentang kelembagaan penanggulangan narkotika di negara malaysia.

b. Memperoleh data dan informasi tentang bagaimana penegakan hukum yang dilakukan dalam upaya penanganan penyalahgunaan narkotika oleh negara Malaysia.

(4)

c. Memperoleh data dan informasi tentang bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan dalam upaya pcnanganan penyalahgunaan narkotika oleh negara Malaysia.

d. Memperoleh data dan informasi tentang bagaimana upaya rehabilitasi kesehatan dan sosial terhadap pengguna/pecandu yang dilakukan dalam penanganan penyalahgunaan narkotika oleh negara Malaysia.

e. Memperoleh data dan informasi tentang sejauhmana peran serta masyarakat dalam penanggulangan dan pencegahan narkotika di negara Malaysia.

f. Memperoleh data dan informasi tentang bagaimana mekanisme hubungan antara lembaga pemerintah (GO) dengan lembaga non pemerintah (NGO) dalam penanggulangan narkotika di negara Malaysia.

C. Lembaga atau institusi negara yang dikunjungi Lembaga atau institusi negara yang dikunjungi adalah:

No. Nama Lembaga/Institusi Bidang

1. Agensi AntiDadah Kebangsaan (AADK)/The National Penegakkan

Anti Drugs Agency (NADA), Kementerian Keselamatan Hukum/Pencegahan Dalam Negeri

2. PEMADAM (Persatuan Mencegah Dadah) Pencegahan

3. Royal Malaysian Customs Penegakkan Hukum

4.1

Polis Diraja Malaysia Penegakkan Hukum

5. Penjara KAJANG Penegakkan Hukum/Therapy

& Rehabilitasi

6.

Serenti: Sungai Besi Therapy & Rehabilitasi

D. Susunan Delegasi

No. Nama Jabatan Fraksi

1. Dr. Mariani Akib Baramuli, MM Ketua TIM Golkar

2. B.S. Tundan, M.Si Wakil Ketua Demokrat

3. H. Ebby Djauharie Anggota Golkar

4. Antarini Malik Anggota Golkar

5. Drs. H. Moh. Hatta, MBA Anggota Golkar

6.

Dra. Hj. Maryamah Nugraha Besoes Anggota Golkar

7. Taufan Tampubolon, SE, MM Anggota PDIP

8. H. M. Syumli Syadly, SH Anggota PPP

9. Prof. Mirrian Sofjan Arief, M·.Ec, Ph.D Anggota Demokrat 10. Chandra Pratomo Samiadji Massaid Anggota Demokrat 11. Tuti Indarsih Lukman Soetrisno Anggota PAN

(5)

12. Drs. H. Bisri Romli, MM Anggota PKB

13. Ir. H. Abdul Hakim, MM Anggota PKS

14. Dra. Hj. Aan Rohanah

15. H. Ardi Muhammad, MBA Anggota BPD

16. Surjadi Staf Ka.Bag.Sek Komisi IX

17. Suryanto Staf Staf Komisi IX

18. Tri Rini Puji Lestari, SKM, M.Kes .. Staf Ahli P3DI

II. Hasil Study Visit

Berdasarkan data dan informasi yang didapat, hasil study visit Tim Pansus amandemen RUU Narkotika dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu:

A Gambaran umum masalah penyalahgunaan narkotika di Malaysia.

B. Kelembagaan terkait dalam p~nanggulangan narkotika di Malaysia.

C. Kebijakan hukum dalam penanggulangan narkotika di Malaysia.

A. Gambaran Umum Masalah Penyalahgunaan Narkotika di Malaysia

Bagi Malaysia, masalah penyalahgunaan narkotika telah menjadi tahap yang serius dan

,

dianggap sebagai ancaman utama negara selain ancaman komunis. Terdapat beberapa faktor yang mendasari mengapa masalah penyalahgunaan narkotika dianggap sebagai ancaman utama di Malaysia yaitu:

1. jumlah pengguna kurang lebih 200,000 orang; . 2. jumlah uang yang diperlukan untuk pemulihan;

3. biaya perawatan, pengobatan, tenaga kerja yang hilang; dan

4. dampak dan kerugian dari segi ekonomi, sosial dan kejahatan yang ditimbulkan.

Pecandu narkotika merupakan beban bagi masyarakat dan negara Malaysia. Karena narkotika dapat menjadi sumber dari pelbagai tindak kejahatan dan kemaksiatan. Selain itu, . dapat pula menyebabkan terjadinya perkelahian, kekacauan, merosotnya moral dan terjadinya

berbagai macam permasalahan dalam rumahtangga, masyarakat dan negara.

Berdasarkan tren penggunaan narkotika, candu yang pertama kali digunakan di Malaysia (sebelum tahun 1950). Kemudian dilanjutkan dengan penggunaan ganja, Morfin, dan Heroin pada tahun 1960-an (semasa Perang Vietnarn/Amerika). Sedangkan penggunaan narkotika jenis Sintetik/ A TS khususnya Pil Ecstasy (MDMA) dan Shabu (metamfetamin) dilakukan pada awal tahun 1969.

Secara geografis, Malaysia berada dekat dengan Golden Triangle yaitu kawasan terbesar di dunia yang mengeluarkan pelbagai jenis narkotika. Dari kawasan Golden Triangle peredaran heroin dan ganja masuk ke Malaysia melalui jalur Thailand. Sedangkan untuk peredaran

1 narkotika sintetik seperti shabu berasal dari negara Filipina, dan ecstacy dari negara-negara Eropah. (lihat gambar berikut ini).

(6)

~

-

.,,-

·

{ P > ' l i d n

__ Q c ~.J n_,_n.,._ _ _

Adapun modus operandi yang biasa terjadi di Malaysia adalah:

1. Menggunakan bungkusan pos dan menggunakan kurir (risiko ditangkap kurang).

2. Menggunakan kurir manusia/simpan dalam bagasi, diikat dibadan, ditelan.

3. Menyembunyikan narkotika dalam kenderaan - dalam lapisan atap mobil, disimpan di bawah tempat duduk.

4. Menggunakan kapal bot melalui laut, dari laut Andaman (Myanmar, Selatan Thailand).

5. Pelayanan katgo. Dimasukkan kedalam baran~an lain.

Biasanya kurir akan membeli tiket penerbangan pergi dan balik ke tujuan asal. Contoh

~iket ke Macau, atau dari Macau menggunakan feri ke China. Dapat juga semasa hendak pulang kurir akan membeli tiket penerbangan lain. (Contoh pergi dengan pesawat Airasia tetapi balik dengan pesawat Thai Air). Atau mengambil penerbangan Domestik. Selain itu dapat juga menggunakan jalan darat melalui perbatasan Malaysia/Thailand (menggunakan pas perbatasan).

Atau kurir lain akan mengambil narkotika di perbatasan (kawasan "no man land'').

Gambar Aliran Penyeludupan Shabu

Shenzen

Pulau Pi~ar~fr----~

Tahun 1997 hingga April 1999, Polisi Diraja Malaysia (PDRM) telah menangkap 87,868 orang pengguna narkotika, yang terdiri dari 45,869 pengguna baru dan 41,999 pengguna lama/berulang. Penyalahgunaan narkotika ini juga telah meluas ke kawasan FELD A yaitu sektor

(7)

pertambangan dan para nelayan. Terdapat sebanyak 3,551 orang pengguna narkotika yang meliputi 2, 189 pekerja sektor pertanbangan dan 2,620 orang nelayan. Dari 2,620 orang nelayan tersebut, terdapat 384 orang dengan HIV dan 20 orang diantaranya meninggal dunia.

Pada tahun 1988 hingga 2002, didapat 235,495 orang pengguna narkotika telah ditangkap di Malaysia. Jumlah ini amat mencemaskan kerana berjumlah 1 % dari jumlah penduduk Malaysia. Sedangkan tahun 2002, didapat 31,893 orang pengguna narkotika yang telah ditangkap. Berarti mengalami peningkatan sebanyak 1.07% jika dibandingkan dengan jumlah pengguna narkotika yang ditangkap pada tahun 2001 yaitu sebanyak 31,556 orang.

Adapun cara penggunaan narkotika (tahun 2005) yang biasa di lakukan dapat berupa:

Meth ode Jumlah·:·.•·•· • >•t '. ;·:(· .':.· ·~'' . •<

.. ' :>

., ·' % ····>

.·{;::S:""

Dicium/sniff 24.939 76,01.

Rokok/smoke 5.064 15,44

Ditelan/swallow 1.529 4,66

Suntik/injection 854 2,60

Diminum/drink 412 1,26

Dihirup/inhale 10 0,03

JUMLAH TOTAL 32.808 100,00

Trend masuknya narkotika dan prekusor ke Malaysia saat ini adalah dari wilayah Eropa (lihat gambar).

(8)

Tahun 1988 sampai Oktober 2006, didapat 298.391 orang yang menggunakan narkotika.

Sedangkan dari bulan Januari sampai Oktober 2006 didapat 19.369 orang, yang terdiri dari 8.628 orang (44,55%) pengguna baru dan 10.741 orang (55,45%) pengguna lama/berulang. Dari 119.369 orang yang menggunakan narkotika, didapat 7.042 orang (36,36%) menggunakan heroin, 4.856 orang (25,07%) menggunakan mophine, 4.414 orang (22,79%) menggunakan candu/cannabis, 6 orang (0,03%) menggunakan opium, 528 orang (2,73%) menggunakan pil

1 psykotropika, 2.040 orang (10,53%) menggunakan shabu atau methaphetamin, 130 orang (0,67%) menggunakan ektasi/MDMA, 187 orang (0,97%) menggunakan amphetamin, 157 orang (0,81%) yang menggunakan kodein dan 9 orang (0,05%) yang di hirup/inhalants.

Pada bulan Juni 2006, dari 6.120 orang HIV dan 1.211 AIDS didapat 78,5% diantaranya menderita HIV/AIDS olch karena pengguna obat dengan jarum suntik (injecting drug users/IOU).

B. Kelembagaan Terkait Dalam Penanggulangan Narkotika di Malaysia.

Terdapat beberapa lembaga terkait dalam penanggulangan narkotika di Malaysia yang dikunjungi Tim Pansus amandemen RUU Narkotika, diantaranya:

1. Kastam Diraja Malaysia (di Indonesia Bea Cukai)

Kastam Diraja Malaysia (KDRM) adalah perwakilan pemerintah yang bertanggungjawab dalam memuat cukai secara tidak langsung. Dalam artikata, KDRM memerintahkan tujuh undang-undang utama dan tiga puluh sembilan undang-undang subsidiari/tambahan (Peraturan Pemerintah). Di samping itu, KDRM melaksanakan delapan belas undang-undang bagi pihak perwakilan pemerintah yang lain.

Secara garis besar KDRM terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: (lihat gambar)

(9)

1. Bagian Kastam (mengawasi dan memantau pelaksanaan eksport/impo~rt);

2. Bagian Cukai Dalaman (seputar pajak yang bersumber dari dalam negeri);

3. Bagian Teknik (melakukan penilaian terhadap jenis barang import/eksport, excise dan cukai

ju~lnya); dan

4. Bagian Pencegahan (bertugas memberantas segala bentuk penyeludupan dan penyelewehgan dengan efisien dan efektif menurut undang-undang). Fokus dari bagian perencanaan seputar pelaksanaan undang-undang, penelitian dan pendakwaan (sosialisasi/penyuluhan), administrasi barang-barang sitaan, dan pembangunan s~ber daya manusia.

:i'·peNGERUSAN

· :Tim, Ketua ~ Pengarah Kastam

Narkotik

'!'!.~i'1~~ •• ;~~~:~~'1)1:::~1~·: ..

·J~~ngal'l!h Kastarli ·.

·· >

P~rtrole\Jm

·,.,,, ;i;i

Peran Kastam dalam pencegahan penyelundupan dan pengedaran narkotika mempunyai kekuasaan penuh yang tertuang dalam undang-undang seperti melakukan penangkapan, penyidikan, penahanan, dan pendakwaan. Dalam menjalankan tugasnya itu, Kastam juga bekerjasama dengan beberapa agensi/perwakilan Pemerintah lainnya seperti kepolisian, Agensi Antidadah Kebangsaan/AADK (di Indonesia BNN), dan. Kefarmasian (di Indonesia BPOM).

Upaya pencegahan penyelundupan dan pengedaran Narkotika tersebut berada dibawah naungan bidang pencegahan unit narkotik negeri (lihat gambar), dengan jumlah total petugas yang Jtersebar di seluruh wilayah sebanyak 86 orang.

Tim

1 Setiausaha ·

Unit Operasi

Operasi Pcntadbiran K9

(10)

Obyek dari unit narkotika negeri dipusatkan pada upaya: pencegahan penyelundupan dan pengedaran narkotika dengan sasaran utama adalah pintu-pintu masuk atau keluar negara Malaysia seperti lapangan terbang antar bangsa, batas negara (malaysia/Tliailand).

Dilihat dari sejarahnya, pada tahun 1977 unit narkotika negeri bernama Unit Anjing Dadah (Narcotics Dogs Unit) dan dimulai dengan 10 ekor anjing pelacak narkotika ditingkat pusat. Tahun 1980 berubah menjadi Cawangan Narkotik (ditingkat pusat). Tahun 1978 - 1983 memiliki 34 petugas (termasuk 29 "handlers" dan 5 petugas kanan) di latih di Tiga negara, USA, Jerman dan Australia. Setelah tahun 1980 Unit Narkotik diadakan di perbatasan-perbatasan Malaysia.

Adapun kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan upaya pencegahan penyelundupan dan pengedaran narkotika adalah:

• Meningkatkan penggunaan anj ing pelacak dipintu-pintu masuk.

• Menggunakan x-ray mesin di Lapang Terbang/bandara.

• Meningkatkan pengetahuan petugas-petugas kastam di bagian terdepan mengenai tren penyeludupan terkini, profil terkini penyeludup, body language melalui kursus, latihan dan taklimat.

• Melatih petugas-petugas menggunakan teknik "risk assesment" untuk sesuatu sasaran.

t

• Meningkatkan petukaran informasi melalui RILO.

• Meningkatkan kerjasama dengan badan pelaksana undang-undang lain di dalam dan luar negara Malaysia.

Berikut adalah hasil temuan kasus oleh KDRM:

Tabel Jumlah Kasus yang Di dapat Kastam

, ... r:;;.2,002 .... ·:~\t1~t~ .~~-'

· 2oo:r

' ,; : ~ ~~1 : l\p/'.;.,,i:+~·J20Q5:J ~t~2oo:n.moi)j

Tuduhan Sek 39B 8 10 12 13 12

Ganja (kg) 124 209 82.96 321.94 167.2

Heroin (gm) 15 274 16.46 6 0

Syabu (gm) 0.042 326 0.364 255.32 5,544

Ecstacy (tab) 16,160 20,095 42,853 101 10,838

Morphine (gm) 0 0 93.1 0 0

Codine (ltr) 3174 1821 4,588 7560 0

Pil Kuda (tab) 9946 .1824 0 0 0

Amphetamin (gm) 0 0 0 0 1950

Eramin-5 (tab) 0 0 39,630 17,360 59,000

Ketamin (gm) 0 0 0 3458 800

Valium (gm) 0 0 0 0 3000

Jumlah total 24 18 20 21 18

(11)

Tabel Jumlah Sitaan yang Di dapat Kastam di KLIA Pad~· Tahun 2006

'b:'ifilbf'

Pemeriksaan penumpang KLIA 93 8 gm Dadah disorok dalam bag pakaian Dari Macau

Pemeriksaan penumpang KLIA Amphetamin 1,950 gm , Dadah disorok dalam bag pakaian Dari

Pusat Mel dan Kurier KLIA Valium Pusat Mel & kurier KLIA Ketamin

Pusat Mel & Kurier KLIA Pil Ectasi Pusat Mel & Kurier KLIA Pil Ectasi

Pusat Mel & Kurier KLIA Eramin-5

Macau

:ooo

800gm

300 bi'i

10,300 biji Dalam bungkusan serbuk kopi. Dari Hollad.

59,000 biji Bungkusan dari Taiwan hendak dihantar ke Sandakan, Sabah.

Tabel Jumlah Sitaan yang Di dapat Kastam di Perbatasan Wilayah

Bukit Kayu Hitam, Kedah Bukit Kayu Hitam, Kedah Stulang, JB Stulang, JB Pengkalan Hulu, Perak

BukitKayu Hitam, Kedah

Ganja Ganja Syabu Syabu Syabu, Pil Ectasi Syabu

135 kg 104 kg 15 gm 15 gm 25 gm 200bri 5000 gm

Sorok dalam bumbong van dari Thailand.

Sorok dalam bumbong van dari Thailand.

Ikat di badan. Hendak keluar ke Indonesia

'1kat dibadan, Hendak keluar ke Indonesia.

Dalam Dashboard kereta. Hendak keluar ke Thailand.

Dalam beg pakaian dalam kereta. Dari China.

2. Agensi Anti Dadah Kebangsaan (AADK)/National Anti Drug Agensi (NADA)

Pada 17 Februari 1996, Kabinet membentuk Agensi Dadah Kebangsaan (ADK) yang terdiri dari periggabungan dua badan kerajaan yaitu Pasukan Petugas Anti Dadah (PPAD) di bawah Jabatan Perdana Menteri dan Bagian Rawatan dan Pemulihan (BRPD) sebagai sebuah organisasi yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (KDN). Agensi Dadah Kebangsaan bertanggungjawab pada Majelis Dadah Kebangsaan (MDK) yang dipimpin oleh Menteri Dalam

~egeri dan bertanggungjawab kepada semua aspek tindakan anti dadah negara. Sejak Maret 2004 Agensi Dadah Kebangsaan (ADK) berada di bawah Kementerian Keselamatan Dalam

1 Negeri.

Fungsi ADK ialah melaksanakan pencegahan, rawatan clan pemulihan penagihan dadah, menjalin hubungan serta kerjasama antarabangsa mengenai usaha memberantas dadah dan bertanggung jawab kepada Majlis Dadah Kebangsaan (MDK).

Peranan Agensi Antidadah adalah memerangi ancaman negara dari narkotika secara terencana, terarah dan selaras demi mewujudkan satu masyarakat yang bebas dari narkotika.

Adapun bidang tugas Agensi Dadah Kebangsaan adalah:

• Melaksanakan program pencegahan.

(12)

I ,

• Melaksanakan program rawatan dan pemulihan.

• Meningkatkan sistem informasi narkotika dan menilai tingkat keberhasilan program anti dadah negara.

• Meningkatkan kerjsama sebangsa dan antara bangsa dalam usaha memerangi ancaman narkotika.

• Memberikan pelayanan kesekretariatan kepada Majlis Dadah Kebangsaan

Sedangkan upaya pemberantasan dadah/narkotika menjadi kewenangan Majlis Dadah Kebangsaan (MDK).

Agensi Dadah Kebangsaan berada di tingkat Negeri (tingkat propinsi) dan Daerah (Kabupaten). Ketua ADK tingkat Negeri/propinsi bertanggungjawab kepada Pimpinan Pusat ADK (tingkat nasional) sedangkan Petugas ADK Daerah/kabupaten bertanggungjawab kepada Pimpinan ADK Negeri/Propinsi.

Tujuan dari AADK adalah:

I. Mencegah seseorang terlibat dengan dadah/narkotika

2. Merawat dan memulihkan penagih/pengguna dadah/narkotika 3. Mencegah penagihan semula (penggunaan berulang)

4. Memberantas pengedaraan dan penyalahgunaan dadah/narkotika Adapun strategi yang dilakukan untuk mencapai 'tujuan tersebut melalui cara :

a. Pencegahan (prevention)

b. Pelaksanaan (Enforcement)

c. Perawatan dan pemulihan (rehabilitasi) d. Kerjasama antar bangsa

a. Pencegahan (prevention)

Pencegahan merupakan strategi jangka panjang yang diarahkan pada penyebarluasan pengetahuan dan kesadaran dalam konteks:

memberikan pendidikan, · pengetahuan serta kesadaran mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika;

menanamkan rasa takut terhadap bahaya narkotika dan benci narkotika;

memberikan kemahiran bertindak dan ketrampilan pada orang tua dalam hal melindungi diri, keluarga dan masyarakat dari bahaya narkotika.

Wadah penyampaian program pendidikan pencegahan terhadap narkotika di sekolah melalui kurikulum sekolah, bimbingan dan pelatihan pada guru dan jasa menasihati. Pada sisi lain, pelaksanaan program publikasi dan informasi juga disampaikan melalui berbagai media seperti ceramah (tertutup/terbuka), seminar, kampanye pembangkit motivasi, media TV/radio, media cetak, risalah dan poster, CD/VCD, pameran (statik dan bergerak), billbord, internet, dan lain-lain. Pelaksanaan program pencegahan ini, mengikutsertakan berbagai kalangan di masyarakat, seperti yang dilakukan di rumah oleh para orang tua dan di tempat kerja.

(13)

Dengan demikian, dalam jangka waktu 25 tahun Malaysia berharap lahir generasi muda tanpa narkotika, dengan titik fokus pada: keluarga bebas narkotika; sekolah bebas narkotika;

tempat kerja bebas narkotika; dan kawasan bebas narkotika.

b. Pelaksanaan (Enforcement)

Pelaksanaan (Enforcement) merupakan strategi kedua yang mempunyai tujuan utama sebagai berikut:

1 ). Mencegah masuknya narkotika ke Malaysia.

Strategi yang dilakukan penekanannya pada upaya untuk memperkuat pemantauan terjadinya keluar dan masuknya narkotika ilegal melalui daratan, udara dan laut. Upaya ini dilakukan secara proaktif dan terus-menerus di dalam negeri dalam rangka menghapus perdagangan dan pengedaran narkotika ke Malaysia. Dasar pemikiran dari strategy ini adalah membuat narkotika ilegal sukar untuk beredar di masyarakat.

2). Pelaksanaan undang-undang

Strategi ini bertujuan untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Pelaksanaan undang-undang ini menekankan pada larangan untuk memiliki, menyediakan dan

,

penyalahgunaan.narkotika. Karena itu, pengedar dan pencandu narkotika secara berangsur- angsur akan dikurangi. Hukuman narkotika di Malaysia paling berat di dunia. Tindakan menangkap, kehilangan dan menyita assets/properties yang diperoleh dari perdagangan/peredaran narkotika merupakan bagian dari strategi ini.

3). Intelijen

Memberantas narkotika memerlukan suatu sistem intelijen yang baik. informasi dan intelijen dari internal dan sumber eksternal sangat penting untuk menangkap sindikat dan orang yang terlibat dalam peredaran narkotika. Pembentukan intelijen khusus di perbatasan malaysia dengan negara tetangga akan dapat memperkuat usaha intelijen. Karena, sistem penyebaran informasi intelijen menjadi terbentuk.

c. Perawatan dan pemulihan (rehabilit~i'si)

Strategi perawatan dan pemulihan mempunyai falsafah yaitu: "penagihan dadah (pecandu narkotika) adalah 'sejenis penyakit' dan penagihan dadah bukannya 'penjahat/kriminal' tetapi merupakan 'pesakit' yang memerlukan perawatan dan pemulihan serta pertolongan dan bukan hukuman".

Strategi ini menggunakan dua peri.dekatan. Pertama menghilangkan ketergantungan narkotika dan kedua untuk mencegah terjadinya residivisme (kecenderungan seseorang untuk mengulangi tindak kejahatan). Perawatan dan pemulihan ditujukan agar supaya pecandu terbebas dari ketergantungan secara fisik dan psikologis terhadap narkotika.

(14)

1 ). Mengbilangkan ketergantungan narkotika

Dalam rangka menghilangkan keten~antungan narkotika, pencandu akan mendapat rehabilitasi dan perawatan yang dilakukan melalui dua metoda:

a). pemulihan dalam suatu institusi (pusat serenti/rehabilitasi);

Di Malaysia terdapat 30 pusat serenti/rehabilitasi.( 1. Serenti Khusus wanita , 1 Serenti Khusus anak-anak 6 tahun sampai dengan 14 tahun) Adapun kegiatan yang dilakukan penghuni sehari-hari di pusat serenti adalah:

• Perwatan kesehatan.

• Latihan fisik/kedisiplinan.

• Konseling.

• Latihan ketrampilan (kerajinan tangan, peternakan, pertanian, otomotif, . pengembangan bakat).

• Kegiatan keagamaan.

• Kewarganegaraan dan tatanegara.

• Olah raga dan senam

• Terjun langsung ke dalam masyarakat (Praktek Kerja Lapangan/PKL) .

b ). Pemulihan dalain masyarakat, agar dapat kembali ke masyarakat sebagai seorang yang • normal, produktif dan berguna (layanan oleh AADK Negeri, Daerah dan Pusat).

Sampai Juli 2006 terdapat 37.029 orang pecandu narkotika yang mengikuti program pengawasan oleh AADK. Adapun pusat layanan AADK seluruhnya berjumlah 18 buah.

2). mencegah terjadinya residivisme

Program difokuskan pada uapaya untuk mencetak perilaku dan sikap mantan pecandu narkotika melakukan perhuatan yang tidak baik lagi dan memungkinkan mereka untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan produktif di masyarakat. Adapun program- program yang diterapkan meliputi pengawasan, konseling dan mendukung sosial oleh pusat rehabilitasi/serenti. Aktivitas oleh pusat rehabilitasi tersebut dapat berasal dari pihak Pemerintah (GO) dan Non-Pemerintah (NGO).

d. Kerjasama antar bangsa

Permasalahan peredaran dan perdagangan narkotika mempunyai dimensi internasional.

Sasaran dari kerjasama antar bangsa ini adalah:

Semakin meningkatkan hubungan regional dan internasional dalam rangka mengendalikan dan mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

Memperkuat usaha nasional untuk mengendalikan dan mencegah peredaran narkotika di

·tingkatan internasional.

(15)

3. Pcrsatuan Pencegah Dadah (Pcmadam)

PEMADAM singkatan dari Persatuan Mencegah Dadah Malaysia. Ia adalah satu perwujudan sukarela (LSM) yang dibentuk untuk meriolong mereka yang bermasalah dan berusaha untuk berhenti dari menggunakan narkotika, untuk memberi petunjuk kepada masyarakat mengenai bahaya-bahaya menggunakan narkotika dan juga untuk mendapatkan dukungan dan kerjasama dari masyarakat dalam usaha membasmi DADAH/narkotika.

PEMADAM yaitu Persatuan Mencegah Dadah Malaysia yang terbentuk pada 22 Maret 1976. Di dalam negara, PEMADAM menjalin hubungan dan kerjasama dengan beberapa kementerian, di antaranya Kementerian Pelajaran, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kementerian Penerangan, Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Agensi Anti Dadah Kebangsaan dan Polis DiRaja Malaysia. PEMADAM juga memandang penting kepada peranan agama dan dengan itu PEMADAM selalu memperhatikan masukan- masukan dari badan-badan ini.

Penaung bagi Persatuan Kebangsaan ialah Perdana Menteri Malaysia dan Penaung bagi Persatuan Daerah dalam sesuatu Negeri dan bagi jawatankuasa Penyelaras Negeri ialah Menteri Besar atau Ketua Menteri Negeri itu, mengikut mana yang berkenaan.

Penasihat PEMADAM Kebangsaan berasal dari bekas-bekas Yang Dipertua PEMADAM

,

Kebangsaan yang masih aktif dan pelantikan ini boleh diperbaharui atau dibuat perlantikan lagi setiap 2 tahun sekali serta tidak lebih dari 5 orang. Sedangkan program dilaksanakan oleh para sukarelawan. Para sukarelawan tersebut tidak mendapatkan gajih tetap, jadi yang pembiayaan dikeluarkan atas dasar program yang diajukan/dilasanakan.

Peranan dan tugas utama PEMADAM adalah pendidikan pencegahan dan penyebaran informasi tentang anti dadah/narkotika. Untuk mencapai tujuan ini, PEMADAM memfokuskan diri pada pemuda, pelajar, pekerja, pendidik dan orang tua. Berbagai kursus, seminar, pelatihan diadakan supaya pesan tentang anti narkotika dapat tersebar meluas dan keberhasilan pencegahan narkotika dapat dipertingkatkan.

Walaupun PEMADAM tidak terlibat dengan urusan rawatan dan pemulihan, namun PEMADAM sangat peka tcrhadap nasib malang dan penderitaan orang-orang yang terdekat dengan pecandu/pengguna seperti orang tua dan saudara dekat. Oleh karena itu, PEMADAM membentuk PENA WAR, sebagai badan rujukan dan dukungan kepada anggota keluarga pecandu/pengguna yang disebut sebagai golongan penderita sepi atau "silent sufferers ".

Di luar negara, dalam hubungan antar bangsa, PEMADAM juga berperan aktif, khususnya di negara-negara ASEAN dan Asia. PEMADAM menjadi pembentuk utama pada terbentuknya IFNGO (International Federation of Non Government Organisations), suatu badan ikatan antar bangsa yang menentang penggunaan narkotika. Sekretariat IFNGO terletak di kantor pusat PEMADAM Kebangsaan. IFNGO juga telah melahirkan pelatihan ASEAN-NGO, yaitu suatu forum anti narkotika tetapi khusus untuk negara-negara ASEAN. Usaha baik IFNGO telah

(16)

mendapat penghargaan ECOSOC (Economic & Social Council) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

PEMADAM mempunyai misi: membac;mi dadah/narkotika adalah tanggungjawab kita bersama <lan kita perangi da<lah habis-habisan. Adapun visinya adalah negara Bebas Dadah/narkotika 2015.

Tujuan dibcntuknya PEMADAM:

1. Untuk bekerjasama dengan Kerajaan Persekutuan dan Kerajaan Negeri serta agensi-agensi mereka dan lain-lain badan dalam usaha untuk menghapuskan pengeluaran dan perdagangan dadah/narkotika ilegal dan penggunaannya dalam bentuk apapun.

2. Untuk membasmi serta menjalankan penyelidikan mengenai penggunaan narkotika dan untuk membantu bekas-bekas pecandu narkotika melalui JAGAAN LANJUTAN.

3. Untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya penggunaan narkotika dan melibatkan masyarakat dalam usaha menccgah penyalahgunaan narkotika serta bekerj asama dengan Persatuan-persatuan dan badan yang mempunyai tujuan yang sama dengan Persatuan ini.

4. Untuk melancarkan kegiatan-kegiatan Persatuan itu di dalam Negeri dan Daerah dan memberi masukan serta bekerjasama dengan Persatuan-persatuan dan Badan-badan yang mempunyai tujuan yang sama dengan Persatuan ini.

Peran PEMADAM:

1. Mendidik masyarakat mengenai bahaya penggunaan narkotika melalui kegiatan pencegahan, pendidikan dan penerangan.

2. Mengumpulkan dan menyampaikan pendapat pakar-pakar mengenai penggunaan narkotika dan mengadakan seminar, majlis dialog, forum dan kursus-kursus.

3. Membantu dalam menyediakan pelayamm kunseling.

4. Bekerjasama dengan Jabatan-Jabatan kerajaan yang bersangkutan dan lain-lain kegiatan- kegiatan sukarela lainnya dalam usaha mencegah penggunaan dadah.

Kewenangan PEMADAM

,..

1. Untuk memajukan dan mengawal penyatuan dan memberi bantuan kepada badan-badan lain yang mempunyai tujuan yang sama dengan PEMADAM.

2. Untuk mengambil, memegang dan mengatur harta alih dan tak alih, termasuk penyimpanan dan keamanan, dan dengan jalan lain menguruskannya adalah satu cara sebagaimana dikehendaki oleh hal keadaan, termasuk mengadakan janji atau memelihara setiap harta sesuai dengan tujuan-tujuan PEMADAM.

3. Untuk mengambil alih tugas-tugas, aset dan tanggungan setiap orang atau badan yang mempunyai tujuan yang sama dengan PEMADAM atau hal-hal dan syarat-syarat yang dipersetujui.

4. Untuk mengurus derma kekal dan membuat pembayaran darinya.

(17)

5. Untuk memungut derma dan meminjam uang dan merayu dan nienerima pemberian dari semua jenis dan melaburkan uang derma, uang dan pemberian itu.

6. Untuk menerbitkan dokumen-dokumen, mengadakan persidangan dan seminar dan mengirim wakil-wakil menghadiri persidangan dan seminar yang diadakan di luar negeri yang berhubung dengan penyalahgunaan narkotika.

7. Untuk memberi bantuan dalam bentuk apapun kepada persatuan lain atau badan yang mempunyai tujuan yang sama dengan PEMADAM atau kepada setiap pecandu narkotika.

8. Memberikan dan menderma kepada setiap_khairat.

9. Anggota Lembaga Pemegang Amanah PEMADAM Kebangsaan. (50% dari Pengamanah- pengamanah ini terdiri dari mereka yang bukan pengurus PEMADAM)

10. Untuk membentuk sebuah Yayasan PEMADAM, dalam rangka mencapai tujuannya mendapatkan sumber keuangan yang berterusan melalui bidang-bidang yang akan diputuskan oleh Majlis Anti Dadah PEMADAM Kebangsaan.

11. Majlis Anti Dadah PEMADAM Kebangsaan dilantik (4) orang Ahli Lembaga Pemegang Amanah Yayasan PEMADAM yang terdiri dari seorang ketua dan Tiga orang anggota.

4. Polisi Diraja Malaysia (PDRM)

,

Sejarah Kepolisian Malaysia dimulai dengan tercatatnya Piagam Keadilan di Pulau Pinang pada tanggal 25 Maret 1807. Namun demikian, peran kepolisan sudah ada sejak sebelum jaman kesultanan melayu pada tahun 1946, dengan adanya pelaksanaan undang-undang.

Undang-undang yang wujud pada zaman tersebut lebih menjurus kepada undang-undang adat atau undang-undang syariah sementara pelaksruiaannya dijalankan oleh institusi Temenggong serta para hulubalang. Kemudian tahun 1948 berkembang menjadi Polis Persekutuan Tanah Melayu. Pada tahun 1958, Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung mengganti menjadi Polis Diraja Persekutuan Tanah Melayu yang selanjutnya menjadi Polis Diraja Malaysia (1963) sampai sekarang.

Secara garis besar PDRM mempunyai empat tingkatan struktur organisasi yaitu:

(18)

a. Struktur organisasi tingkat Pusat (Persekutuan)

KETUA POLiS NEGA)tA;':· : . . , . . '? . '.} .·,;:~:L

U/SETJA.

KPN'···

-··

TIMB;\Li(~~;

"'. c,;};·1:>'.f{'

KETUA POLI~·N~~:4.. .

' . ' . , . ;~: ; .. :·.~·~)/:::tJiflJ> }['.

-$·

JABATAN

SIASATAN JENAYAH

JABATAN

I

PENGURUSAN

,.;:..,.;, :,~·,.... .. ..::-~·,·...:'i,,.:.!.,:_~ .. ,...,ai,.·~··~~· !!WWZT 1>(1'

J

KETUAPOLIS NEGERI >~:;.;i·

·.JABATAN .LO(;ISTIK

b. Struktur organisasi tingkat Ncgcri (Kontinjen)

"""""-·· '""'~".il>· ... - - - - -

Ketua Ja~Ci~n.;;

Pengurusan ;;ii

Ketua Jabatan

I

Siasatan Jenayah

. -

....

· " ' - · - · - 1 . . . , . . . _ . . _

TIMBALAN.· .• ,'<.f'

KETUA POLIS·'NEGERI

Ketua Polis Balai

Ket'u' .. Logistik.> ·

a

Jabat ..• C!"

I

. . " ';,. . . ~--'

. H™

(19)

c. Struktur organisasi tingkat Daerah

d. Struktur organisasi tingkat·Balai

[

. Ke_t_.:,i..;:•

.,,

.,.

:~~:.

'

-

.

l~·tf\'C 2f'j ir:;.:·; .,

.~1/j\'f;I (1 JI '

Berdasarkan sejarah, Jabatan Siasaian Jenayah Narkotika, pertama kali terbentuk pada tahun 1972 dengan nama Pusat Biro Narkotika. Kemudian Pada tahun 1975 berubah menjadi Bagian 08 yaitu Jabatan Siasatan JenayahlkeJahatan dan berubah lagi menjadi bagian Anti Dadah (1 Juni 1980). Pada 2 Januari 1996 menjadi Jabatan Narkotika yang kemudian pada tanggal 24 Mei 2005 sampai sekarang menjadi Jabatan Siasaatan Jenayah Narkotik (JSJN).

Struktur organisasi JSJN seperti pada gambar berikut.

(20)

TIMB. PENGARAH II Penguatkuasaan/Pencegahan/

Ke.1a9llsan Am (SAC I)

KETUA PEN. , , · PENGARAH :: : Pengualkuasa.an/Pencegallanl ·

·K~~~)~'.'t il:,£

PEN.PENGARAH . Penguatkuasaan/Pencegahan/

KeP..Qlisan Am•

(SUPT) PEN. PENGARAH

Pentadbiran (PTD • M44)

:. • 1'1£Nru~~&~~~::?

, PEN. PENGAR4Iffi

• < · Rislkan Antarabangsa•;;: :!

·: .. (SU~)'\. :.;'j:~;,':,\ .:

PEN. PENGARAH.

fTeknlkal . · . (SU_PT)',;,,_ ::C: ,;;,;,it',i

···~···

Peran JSJN dalam memerangi peredaran dan penggunaan narkotika adalah:

• Melaksanakan Undang-undang anti Dadah/narkotika.

• Mengumpulkan dan menganalisis informasi.

• Menyidik kegiatan sidikat peredaran narkotika.

• Menangkap penyelundupan narkotika temasuk bahan-bahan kimia narkotika untuk pemprosesan.

• Bertukar informasi seputar narkotika dengan badan pelaksana dalam dan luar negeri.

• Mengawasi mereka yang pemah terlibat dengan kegiatan pengedaran narkotika.

Strategi JSJN dalam memerangi peredaran dan penggunaan narkotika adalah:

1. Mengurangi ketersediaan dan permintaan terhadap narkotika, melalui pelaksanaan undang-undang dan intelijen.

2. Kerjasama antar bangsa, melalui pertukaran informasi dan kerjasama dengan badan narkotika negara lain.

(21)

Berikut adalah jumlah kasus yang berhasil ditangkap oleh · Kepolisian Diraja Malaysia (KDRM) pada tahun 2005 dan 2006.

TEMP AT JEN IS JUMLAH MODUS OPERANDI

Tahun 2005

Pil

Pusat Mel & Kurir KLIA Psikoropik 48,00 biji Dari China.

Pusat Mel & Kurir KLIA Eramin-5 12,360 biji Untuk keluar ke China Shah Alam, selangor Eramin-5 5,000 biji Untuk keluar ke China.

Pusat Mel & Kurir KLIA Kokain 4gm Bungkusan dari London.

Pusat Mel & Kurir KLIA Kokain 4gm Bungkusan dari London.

Pemeriksaan Penumpang

KLIA Ketamin 3,458 g Untuk keluar ke Macau.

Tahun 2006

Sorok dalam

bum bong van

Bukit Kayu Hitam, Kedah Ganja 135 kg dari Thailand.

I

Sorok dalam bumbong van

Bukit Kayu Hitam, Kedah Ganja 104 kg dari Thailand.

Ikat di badan. Hendak keluar

Stulang, JB Shabu 15 gm ke Indonesia

Ikat dibadan, Hendak keluar ke

Stulang, JB Sha bu 15 gm Indonesia.

Sha bu. 25 gm Dalam Dashboard kereta.

Pengkalan I-lulu, Perak Pi! Ectasi 200 biji Hendak keluar ke Thailand.

Dalam beg pakaian dalam Bukit Kayu Hitam, Kedah Sha bu 5000 gm kereta. Dari China.

5. Penjara

Program perawatan dan pemulihan narkotika melalui pelayanan konseling, pertama kali dilakukan di penjara Malaysia pada tahun 1981. Pelayanan ini pada awalnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan 'Bersepadu' (Integrated Approach) yaitu gabungan antara kegiatan konseling, ketrampilan, keagamaan. kelas akademik, kedisiplinan dan olah raga.

Kemudian pada tahun J 991, dilakukan juga therapeutic community (TC) kepada narapidana kasus narkotika yang berkonsepkan 'family oriented' dan sekarang ada 11 institusi penjara yang melaksanakannya.

(22)

'

Program pemulihan yang dilakukan di -penjara fungsinya adalah untuk pembentukan sikap dan akhlak, sehingga para narapidana insaf dan menj adi warganegara yang bertanggungjawab dan produktif selepas dibebaskan.

Program pemulihan juga mempunyai visi yaitu untuk melahirkan penghuni yang berketrampilan dari segi sikap dw1 akhlak yang mulia dan berkemahiran. Dan misinya adalah untuk menegakkan prinsip keadilan pada orang yang melakukan kejahatan melalui pendekatan pernulihan yang berhasil menjadikan narapidane tersebut seorang yang berguna kepada negara.

Pemulihan narapidana narkotika ditujukan pada:

• Memulihkan narapidana dari prilaku ketagihan narkotika serta keadaan mental mereka terhadap barang najis narkotika.

• Melatih narapidana agar menjadi individu berguna dan produktif selaras dengan norma-.

norma sosial.

• Memulihkan keadaan fisik pecandu pada keadaan normal.

• Menanamkan unsur-unsur jati diri serta mencegah penggunaan berulang.

Adapun struktur organisasi dari Pemulihan Jabatan Penjara Malaysia adalah:

Rawatan Kepada Pesalah Dadah

Seksual

Rawatan Kepada Pesalah Jenayah/kejahatan

MO DUL

Remaja Rem an

Kegiatannya:

Rawatan Kepada Pesalah Sivil

Tahanan Recidivis

Pencegahan terjadinya kambuh/penggunaan narkotika berulang, konseling individu, konseling kelompok, konseling keluarga, seminar, pertemuan, dan lain-lain

Pendekatan therapeutic community (TC) merupakan program "core treatment"/"rawatan teras" yang memakan waktu antara 6 - 12 bulan tergantung pada kategori penghuninya, yaitu:

pecandu yang pertama kali -? 6 bulan pecandu recidivis -? 8 bulan

pecandu berulangkali -? 12 bulan.

(23)

Selain itu, didasarkan juga pada penilaian empat komponen penting sebagai berikut, yaitu:

I

pengurusan modifikasi tingkahlaku perkembangan emosi dan psikologi perkembangan intelektual dan kerohanian kemahiran hidup dan ketrampilan.

Jabatan Penjara Malaysia pertama kali memperkenalkan program TC pada tanggal 1 September 1992 sebagai 'PILOT' projek. Salah satu penjara di Malaysia yang melaksanakan pendekatan therapeutic community (TC) aqalah Penjara Kajang.

Di Penjara Kajang, program pemulihan narkotika yang berkonsepkan FAMILY yang mengharapkan setiap individu bekerjasama dalam satu misi untuk bebas dari tingkahlaku negatif ..

Untuk itu, semua penghuninya merupakan pengguna narkotika yang secara sukarela/tanpa paksaan mengikuti program ini.

Sasaran dari program pemulihan narkotika di Penjara Kajang adalah:

menekankan perubahan global dalam gay a hid up;

mengurangi ketergantungan fisik terhadaJ? narkotika; dan meningkatkan kegiatan sosial.

Ada tiga tahapan yang harus di lalui oleh setiap pengguna narkotika yang masuk ke Penjara Kajang, yaitu:

• Fase 1 (1-3 bulan) -+ Orientasi, yang meliputi: falsafah program, peraturan, kumpulan terapi, dan penilaian.

• Fase 2 (3-12 bulan)-+ Proses Rawatan, yang meliputi: fokus disiplin dri, tingkahlaku dan pendidikan serta meningkatkan inisiatif dan tujuan awal.

• Fase 3 (6-15 bulan)-+ Pre-Reentry, yang meliputi: fokus isu penyesuaian residen, dukungan sisten, konseling keluarga.

C. Kebijakan hukum dalam penanggulangan narkotika di Malaysia.

Ada tiga pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penanggulangan narkotika di Malaysia, yaitu:

1. Kerajaan. Dukungan oleh pihak Kerajaan tercermin dalam kampanye-kampanye yang menggambarkan komitmen dari kerajaan, yaitu "Kerajaan menganggap bahwa dadah adalah najis". Komitmen ini selalu dikumandangkan melalui media cetak dan elektronik.

2. Anggota kerajaan. Kebijakan yang dihasilkan dan dilaksanakan harus efektif, efisien dan integrated.

3. Rakyat. Upaya yang dilak~an pada rakyat berupa kampanye-kampanye, seperti misalnya

· rakyat ditunjukkan bagaimana seseorang yang sudah terbukti mengedarkan dan/atau menggunakan narkotika akan mendapat hukuman penjara, di cambuk dengan rotan, atau dihtikum gantung. Kampanye ini di lakukan juga di sekolah-sekolah agar rakyat takut dan

(24)

bisa sejalan dengan kebijakan Kerajaan. Selain itu, ditanamkan pada rakyat agar rakyat juga menganggap pengguna/pecandu narkotika sebagai 'pesakit' yang memerlukan perawatan dan pemulihan serta pertolongan dan bukan hukuman".

Sumber pembiayaan yang digunakan untuk memberantas kejahatan narkotika di Malaysia berasal dari pihak kerajaan dan Petronas. Selain itu, dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan rawatan dan pemulihan di pusat serenti/rehabilitasi (RM 12 per orang per hari) maka sampai saat ini kegiatan rawatan dan pemulihan di pusat serenti/rehabilitasi hanya berlaku untuk penduduk Malaysia saja.

Sedangkan dasar yang dipakai dalam pelaksanaan penanggulangan narkotika di Malaysia adalah mencegah masuknya narkotika dan mengambil tindakan tegas terhadap pengguna- pengguna narkotika. Untuk itu, Malaysia mempunyai undang-undang yang mencukupi untuk.

tujuan pelaksanaan tersebut.

1. Mencegah Masuknya N arkotika

Pengedar dadah/narkotika adalah semua pembuatan seperti mengilang/mengolah, mengimport, mengeksport, menyimpan, menyembunyikan, membeli, menerima, menyetor, mengendali, mengangkut, membawa, menghantar, mengirim, mendapatkan, membekal atau mengedar dadah berbahaya (narkotika). Adapunjenis hukuman yang dijatuhkan didasarkan pada seberapa banyak (kuantiti) bahan narkotika tersebut diedarkan (setiap jenisnya ada ketentuan ltersendiri sebagaimana tercantum dalam akta dadah berbahaya 1985).

Ada dua macam larangan untuk mengantisipasi masuknya narkotika ke Malaysia, yaitu 1.

larangan bersyarat, yaitu boleh masuk asalkan sudah memenuhi ketentuan/izin dari pihak terkait seperti Departemen Kesehatan, Bea Cukai, dan lain-lain. Biasanya jenis narkotika ini digunakan untuk kegiatan pengobatan/pelayanan kesehatan. 2. larangan mutlak, untuk jenis narkotika yang tidak memenuhi syarat-syarat tertentu (ilegal). Adapun pihak yang mengawasi masuknya narkotika ke Malaysia adalah pejabat Kastam. Jadi semua barang yang masuk ke Malaysia harus sepengetahuan pihak Kastam.

Peran Kastam dalam pencegahan penyelundupan dan masuknya narkotika secara ilegal, mempunyai kekuasaan penuh yang tertuang dalam undang-undang seperti melakukan penangkapan, penyidikan, penahanan, dan pendakwaan. Dalam menjalankan tugasnya itu, Kastam juga bekerjasama dengan beberapa agensi/perwakilan Pemerintah lainnya seperti kepolisian, Agensi Antidadah Kebangsaan/AADK (di Indonesia BNN), dan Bagian Kefarmasian/kimia, Kementerian Kesehat~ (di Indonesia BPOM). Adapun pihak yang mempunyai kekuasaan penuh dalam penangkapan dan penyidikan adalah Kastam dan Polisi.

Dalam rangka pencegah~ peredaran narkotika, pengendalian terhadap barang bukti (narkotika) juga dilakukan. Adapun upaya yang dilakukan adalah:

1. Barang bukti tidak dapat dimusnahkan sampai adanya putusan pengadilan dan berada dibawah tanggung jawab satu orang petugas yang ditunjuk.

(25)

2. Menunjuk seorang petugas khusus yang bertanggungjawab terhadap keberadaan barang bukti mulai di temukan sampai adanya putusan pengadilan secara tertulis (berita acara).

3. Petugas k.husus tersebut membuat laporan secara tertulis (berita acara) dan kemudian barang bukti tersebut disimpan di tempat (gudar..g) khusus.

4. Dalam jangka waktu kurang dari 48 jam dilakukan pemeriksaan ke bagian kefarmasian Gabatan kimia). Dibuatkan serah terima (secara tertulis) dari petugas k.husus tersebut kepada petugas jabatan kimia (berapa ban yak yang diserahkan).

5. Bila sudah selesai, pihak jabatan kimia akan menyerahkan kembali (secara tertulis) barang bukti tersebut pada petugas khusus yang sama saat serah terima sebelumnya.

6. Laporan hasil pemeriksaan dari jabatan kimia oleh petugas khusus (tidak boleh digantikan/perantara) dikirim sendiri ke mahkamah.

7. Barang bukti dimusnahkan bi la sudah ada putusan pengadilan dan pemusnahan dilakukan oleh Ketua Polisian Negeri secara kolektif dengan disaksikan oleh beberapa pejabat Kerajaan.

Berkaitan dengan pencegahan masuk dan peredaran narkotika, Kepolisian Malaysia mempunyai satu unit tersendiri yang disebut Jabatan Siasaatan Jenayah Narkotik (JSJN). Adapun peran JSJN dalam memerangi peredaran dan penggunaan narkotika adalah:

• Melaksanakan Undang-undang anti Dadah/narkotika.

• Mengumpulkan dan menganalisis informasi. Masyarakat dapat memberikan informasi seputar kejahatan narkotika ke The Malaysia Controle Center (TMCC).

• Menyidik kegiatan sidikat peredaran narkotika.

• Menangkap penyelundupan narkotika temasuk bahan-bahan kimia narkotika untuk pemprosesan.

• Bertukar informasi seputar narkotika dengan badan pelaksana dalam dan luar negeri.

• Mengawasi mereka yang pernah terlibat dengan kegiatan pengedaran narkotika.

Dari 1997 hingga Juni 1999, didapat 4,334 orang telah ditangkap Polisi kerana dicurigai mengedarkan narkotika (mengacu Pasal 398, Akta Narkotika Berbahaya 1952). Didapat 3,856 orang ditangkap dengan mengacu pada Undang-Undang Langkah-Langkah Pencegahan Khusus (LLPK). Polisi Malaysiajuga sudah merampas sebanyak 173,387 kg. Candu, 703,447 kg. Heroin dan 6,148.203 kg. Ganja.

Selain itu, PDRM telah menangkap 17 sindiket yang terlibat dengan senjatapi; 23 orang telah ditangkap, di mana 9 orang diantaranya meninggal terkena tembakan oleh pihak PDRM.

Sebanyak 20 pucuk pistol dan 1,294 butir peluru telah dirampas dari sindikat pengedaran narkotika.

PDRM ini juga telah ~erhasil membor_gkar 14 buah laboraturium haram dan berhasil menangkap 17 anggota sindikat yang sedang memproses narkotika di laboraturium tersebut.

Hasil merampas harta bemilai RM 41. 93 juta, yang terdiri dari 7 buah kapal bot, 2 buah bungalow, 3 buah kondominium, 13 buah rumah, 157 buah mobil mewah dan uang tunai.

(26)

Hasil tangkapan warganegara asing sebanyak. 241 orang warganegara asing dalam pengedaran narkotika dan 434 orang pendatang dengan narkotika telah ditangkap (mengacu Pasal 39B Akta Narkotika Berbahaya 1952). Di samping itu, dengan kerjasama di antara Jabatan Narkotik dan agensi-agensi narkotika antarabangsa, didapat 26 rak.yat Malaysia telah ditangkap di luar negara kerana terlibat dalam pengedaran narkotika di peringkat antarabangsa.

Dalam rangka membendung peredarar. narkotika ke negara ini, pihak PDRM telah mengambil bagian di dalam "International Narcotics Joint Operations" di peringkat antarabangsa. Oleh kerana komitmen negara ini, Pihak. PBB telah mengikrarkan Malaysia sebagai "Model for countries that need to estabilish more effective control system .... "

Pengikraran yang sama turut diberikan oleh Presiden Amerika Syarikat.

Pada tahun 1998 Malaysia juga telah diikrar oleh negara tersebut sebagai bukan lagi negara transit bagi pengedaran narkotika antarabangsa. Pihak berkuasa Drug Enforcement Administration - United States Department of Justice telah memberi penghargaan kepada pihak.

Malaysia "For Outstanding Contribution In The Field Of Drug Law Enforcement".

Pada tahun 1999 Presiden Interpol telah memberi penghargaan kepada langkah-langkah pelak.sanaan yang diambil oleh Malay$ia untuk memberantas pengedaran narkotika. Dengan kerjasama di kalangan semua rakyat dan pihak. agensi kerajaan yang lain, PDRM dapat membendung masalah penyalahgunaan dan peng~daran narkotika di Malaysia.

2. Mengambil tindakan tegas terhadap pengguna-pengguna narkotika

Bila didapat seseorang yang dicurigai terlibat kejahatan narkotika, mak.a ada tiga kemungkinan perlak.uan yang ak.an dijatuhkan pada dirinya yaitu:

1. Dipenjara.

2. Dimasukkan ke pusat rehabilitasi.

3. Dirumahkan dengan syarat wajib lapor.

Putusan penjara atau dirumahkan dengan syarat wajib lapor biasanya dijatuhkan pada seseorang yang terbukti sebagai pengedar atau pengguna narkotika setelah keluar dari pusat rehabilitasi. Ketentuan jenis hukuman didasarkan pada seberapa banyak. narkotika yang didapatkan. Sedangkan untuk pengguna/pecandu narkotika terlebih dahulu dibawa ke pusat rehabilitasi.

(27)

Berikut bagan penangkapan/penahanan:

Tangkap - 3 percakapan saksi

i

Tabanan - 60 hari

.

Pegawai - Penyidik

~

,,

Menteri Keselamatan ~ Dalam Negeri ~

•Ir Ir

,,

Be bas Perintah tahanan Perin tab

Sekatan/tahanan rumah

,, i

Perin tab

Perintah tahanan Sekatan/tabanan rumab

l -

(2 ta.bun) (2 tahun)

..

'Ir

Pelanjutan Perintab tahanan

~enteny

Pelanjutan Perintab

·c2 tahun) Sekatan/tahanan rumah

(2 tahun)

,,

Lanjut 2 tahun

,

I

Lanjut 2 tahun

I

Agensi Dadah Kebangsaan merupak.an agensi utama yang bertanggungjawab menjalankan program rawatan dan pemulihan kepada pecandu narkotika di Malaysia.

Tanggungjawab merawat dan pemulihan pecandu narkotika adalah selaras dengan peruntukan Akta Penagih Dadah (Rawatan dan Pemulihan) 1983 berasaskan kepada falsafah bahwa penagih- penagih dadah adalah pesak.it yang memerlukan rawatan dan pemulihan. Oleh karena itu, ADK berpegang kepada dasar yang mewajibkan setiap individu yang telah terbukti sebagai pengguna dadah menjalani program rawatan dan pemulihan sehingga mereka bebas dari ketergantungan fisikal dan psikologikal terhadap dadah dan seterusnya mengintegrasikan kembali mereka ke dalam masyarak.at sebagai seorang insan yang insaf, berguna dan produktif.

Perundang-undangan tentang narkotika di malaysia sudah komprehensif dan menyediak.an satu set hukwn yang mencakup rehabilitasi, perawatan dan pencegahan. Hal ini mencerminkan kesungguhan dari Malaysia untuk mencegah terjadinya perdagangan/peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Hukum yang ada telah melalui proses penelitian untuk mengidentifikasi kelemahan dan konsekwensi yang ditimbulkan guna meningkatkan efektivitas

(28)

I

dari hukum tersebut. Bagi Malaysia hukum seputar Narkotika dapat ditemukan dalam enam undang-undang berikut, yaitu:

1. Akta Dadah Berbahaya 1952 - Kastam dan Polisi.

2. Akta Racun 1952.

3. Akta Penagih Dadah (Rawatan dan Pemulihan) 1983-Agensi Dadah Kebangsaan).

4. Akta Dadah Berbahaya (langkah-langkah pencegahan khusus) 1985-Polisi.

5. Akta Dadah Berbahaya (penyitaan harta) 1988-Polisi.

1. Akta Dadah/Narkotika Berbahaya 1952 '

Akta Dadah/Narkotika Berbahaya 1952, merupakan undang-undang yang utama dalam mengendalikan narkotika di Malaysia. Dalam undang~undang ini terkandung aspek perlindungan yang sangat luas, prosedur dan barang bukti. Antara lain, tersedianya perintah . hukuman mati untuk pengedar narkotika. Undang-undangan ini telah berkembang beberapa kali dalam rangka mengikuti perkembangan meningkatnya jumlah pengedar dan pengguna narkotika.

Akta Dadah/Narkotika Berbahaya 1952, mulai berlaku di Malaysia pada 1 November 1952 dan meluas ke Sarawak dan Sabah (mencakup Labuan) pada 1 Juni 1978 sebagai produk hukum yang sudah dimodifikasi· (obat berbahaya dan racun) (modifikasi dan perluasan) sejak 1978.

Dalam Akta Dadah/Narkotika Berbahaya 1952, diuraikan bahwa:

(2) "Pengedaran Dadah" adalah semua perbuatan seperti mengilang/mengolah, mengimport, mengeksport, menyimpan, menyembunyikan, membeli, menjual, memberi, menerima, menyetor, mengendalikan, mengangkut, membawa, menghantar, mengirim, mendapatkan, membekal atau mengedar bermacam-macam dadah/narkotika berbahaya.

(3) Seseorang dianggap mengedarkan dadah bila di dapati memiliki:

a. 15 gram atau lebih berat heroin b. 15 gram atau lebih berat morfin

c. 15 gram atau lebih berat monoasetilmorfin

(4) Sejumlah 15 gram atau lebih berat heroin, morfin dan monoasetil morfin atau sejumlah 15 gram atau lebih berat dari keduanya dari dadah berbahaya tersebut.

Berikut ketentuan pidana yang terdapat dalam Akta Dadah/Narkotika Berbahaya 1952, yaitu:

.Pas al

93B • Memiliki 15 gram atau lebih dan/atau morfin

• Memiliki 1.000 gram atau lebih candu masak atau mentah

• Memiliki 40 gram atau lebih kokain

• Memiliki 40 gram atau lebih ganja

• Memiliki 200 gram ·atau lebih kokain

• Memiliki 2.000 gram atau lebih daun koka

Memilik~ 50 gram atau lebih Amphetamine tipe Stimulants (A TS contoh: shabu atau il ektasi

Mati

(kategori pengedar)

(29)

39(A)(2)

39(A)(l)

6B

• Memiliki 5-15 gram heroin atau morfin

• Memiliki 250-1.000 gram candu

• Memiliki 50-200 gram ganja

• Memiliki lebih 15-40 gram kokain

• Memiliki lebih 750 gram daun koka

• Memiliki 30-50 gram Amphetamine tipe Stimulants (ATS) contoh: shabu atau pil ektasi

• Memiliki 2-5 gram heroin,atau morfin

• Memiliki 100-250 gram ca'ndu

• Memiliki 20-50 gram ganja

• Memiliki 5-15 gram kokain

• Memiliki 250-750 gram daun koka

• Memiliki 5-30 gram Amphetamine tipe (A TS) contoh: shabu atau pil ektasi

Menanam atau mengusahakan pokok ganja

Stimulants

Tidak kurang 5 tahun penjara atau dipenjara seumur hidup dan diwajibkan tidak kurang 10 sabetan/

pukulan rotan.

(kategori pengguna) Tidak kurang 2 tahun penj ara atau tidak lebih 5 tahun dan diwajibkan sabetan/

pukulan rotan antara 3-9 kali.

(kategori pengguna) Penjara seumur hidup dan diwajibkan sabetan/pukulan rotan tidak kurang 6 kali.

6 Memiliki kurang dari 5 gram candu mentah atau daun Penjara tidak lebih koka atau pokok popi atau biji ganja dari popi dari 5 tahun dan denda tidak lebih RM 20.000,- (± Rp 50 juta)

9 Memiliki kurang 100 gram candu masak sama

10 Alat-alat menghisap dadah/narkotika sama

12(2) • Memiliki kurang 2 gram heroin atau morfin Sama dan dirotan

15(A)

15(B)

• Memiliki jenis lain-lain dadah/narkotika kurang dari tidak lebih dari 3 ketentuan pada Pasal 39(a)(l)

• Petugas yang bertugas di penjara, pusat pemulihan, sabetan/pukulan tempat tahanan yang ada di kantor polisi atau tempat

tahanan dimanapun dan memiliki dadah di tempat terse but.

Memasukkan dadah/narkotika ( dadah-dadah dijualkan) ke dalam badan/tubuh.

yang Penjara tidak kurang 2 tahun atau denda tidak lebih RM 5.000 (± Rp 12.500.000) Berada dalam keadaan menggunakan tempat hisap Penjara tidak kurang dadah.

2 tahun atau denda tidak lebih RM 5.000 (± Rp 12.500.000)

(30)

2. Akta Racun 1952

Akta Racun 1952, ditujukan untuk pengontrolan terhadap import dan penjualan racun/bahan yang berbahaya. Kategori 'racun/bahan yang berbahaya' terdapat pada daftar bahan berbahaya dan campurannya, olahannya, caranya atau unsur alami yang terkandung didalamnya kecuali bahan olahan atau buatan/rekayasa, olahan yang kedua kali di diatur pula dalam undang- undang. Undang-undang ini mulai berlaku di Malaysia pada tanggal 1 September 1952 dan disebarluaskan ke Sabah dan Sarawak pada tanggal 1 Juni 1978.

Jenis bahan berbahaya yang diatur dalam undang-undang ini meliputi unsur yang digunakan untuk industri, pertanian dan obat/kedokteran. Beberapa bahan berbahaya ini termasuk dalam golongan psychotropic dan hanya boleh didapat dengan resep dokter, dokter gigi.

atau dokter hewan. Seorang Apoteker yang berlisensi/terdaftar dapat pula menjual atau menyediakan golongan psychotropic dan dokter dapat memberikan golongan psychotropic ini untuk perawatan pasiennya.

Dalam rangka meningkatkan kontrol terhadap prekursor, bagian farmasi dari Kementerian Kesehatan telah mengusulkan perubahan dari Akta Racun 1952. Dalam lamandemen yang diusulkan, petugas penyelenggara diijinkan untuk ikut serta meneliti, menangkap dan mengambil contoh dari barang~barang yang kirim. Dalam amandemen yang diusulkan ditambahkan pula beberapa klausul agar memudahkan dalam pelaksanaan undang- undang tersebut.

3. Akta Penagih Dadah (Rawatan dan Pemulihan) 1983

Akta Penagih Dadah (Rawatan dan Pemulihan) 1983 adalah suatu undang-undang komprehensif yang mencakup semua aspek rehabilitasi dan perawatan. Tindakan ini mulai berlaku pada tanggal 15 april 1983.

Akta Penagih Dadah (Rawatan dan Pemulihan) 1983 mengatur tentang rehabilitasi dan perawatan bagi setiap orang yang mendaftarkan diri secara sukarela/atas kemauan sendiri mengikuti rehabilitasi dan perawatan. Pelaksanaan rehabilitasi dan perawatan pada pusat rehabilitasi memakan waktu dua tahun. Kegiatan rehabilitasi dan perawatan ini kemudian diikuti dengan kegiatan yang lainnya selama dua tahun.

Bagian Satu Pasal 2 menyatakan bahwa Penagih/pengguna dadah adalah: "seseorang yang terbukti menggunakan dadah/narkotika, mengalami suatu keadaan psikis dan kadangkala keadaan fisik yang dicirikan dengan gerak gerik tingkah laku dan gerak gerik lain yang meliputi keinginan kuat selalu menggunakan dadah secara terusmenerus atau berkala untuk memenuhi kebutuhan psikisnya dan untuk ~engatasi ketagihan karena tindakannya (sakau)."

Gambar

Gambar Aliran Penyeludupan Shabu
Tabel Jumlah Kasus yang Di dapat Kastam
Tabel Jumlah Sitaan yang Di dapat Kastam di KLIA  Pad~·  Tahun 2006

Referensi

Dokumen terkait

tauladan yang nyata, pola pendidikan dan pembinaan juga sistem yang kondusif dan ketangguhan dalam ibadah seluruh elemen masyarakat, menjadikan semua masalah yang ada pada

Dapat disimpulkan bahwa kontribusi pengelolaan pembelajaran dan kompetensi tutor terhadap mutu hasil belajar diperoleh hasil sebesar 0,695 oleh kerena itu

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa penerapan model pembelajaran sentra balok di PAUD Islam Makarima Kartasura, Sukoharjo tahun ajaran 2013 / 2014 pada pijakan

Jalur pemeriksaan adalah jalur antrian pemeriksaan keamanan untuk penumpang, personel pesawat udara dan barang bawaan yang diangkut dengan pesawat udara dan orang

Menurut hasil wawancara dengan informan 3, bahwa LAZNAS Nurul Hayat menerapkan pengawasan secara langsung. Pengawasan dilakukan oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, maka perputaran persediaan tidak dapat dijadikan

Tujuan dari pengendalian kualitas adalah memastikan bahwa produk yang dihasilkan serta biaya yang digunakan dalam proses produksi serta proses inspeksi sesuai dengan standar

Luaran yang telah tercapai dari kegiatan pengabdian Pengembangan agrowisata bunga krisan di Desa Kemuning Lor melalui aplikasi pembibitan secara kultur jaringan