BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Persediaan.
Persediaan adalah aset (a) untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; (b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual; (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan dalam proses produksi atau pemberian jasa. SAK ETAP 2013 (par 11.1)
Menurut Dwi Martani (2016:245) dikatakan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai persediaan tergantung pada nature business atau entitas.
Menurut AI.Haryono Jusup (2014:419) “Dalam perusahaan manufaktur,beberapa jenis persediaan belum siap untuk dijual.Oeh karena itu dalam perusahaan manufaktur,persediaan dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu (1) persediaan barang jadi, (2) persediaan barang dalam proses, dan (3) pesediaan bahan mentah. Persediaan barang jadi adalah hasil produksi yang telah selesai dan siap untuk dijual. Persediaan barang dalam proses adalah bagian dari barang yang diproduksi yang telah mulai diproses tetapi belum selesai. Persediaan bahan mentah adalah bahan dasar yang akan digunakan dalam
produksi, tetapi belum diproses ”.
2. Klasifikasi Persediaan
Persediaan dalam sebuah perusahaan terdiri dari berbagai macam dan jenis. Persediaan memiliki dua karakter penting, yakni :
a. Persediaan tersebut merupakan milik perusahaan.
b. Persediaan tersebut siap dijual kepada konsumen.
Oleh sebab itu, dalam perusahaan dagang hanya dikenal satu klasifikasi persediaan yang disebut persediaan barang dagangan.
Persediaan ini meliputi segala macam barang dagangan yang dimiliki perusahaan.
3. Kepemilikan Persediaan
Menurut Dwi Martani (2016:246), salah satu permasalahan yang sering kali dihadapi oleh suatu entitas adalah terkait dengan pengakuan kepemilikan atas persediaan Secara teknis seharusnya suatu entitas mencatat pembelian atau penjualan hak atas kepemilikan barang tersebut. Namun, sering kali penentuan atas perpindahan hak kepemilikan tersebut relatif sulit dilakukan.Klasfikasi dari barang dalam persediaan mencakup:(i) barang yang ada pada suatu entitas dan merupakan miliknya;(ii) barang yang ada pada suatu entitas dan bukan miliknya, dan (iii) barang milik suatu entitas tapi tidak ada di entitas tersebut. Pada klasifikasi kedua dan ketiga sering kali suatu entitas mengalami kesulitan dalam menentukan perpindahan hak
kepemilikan atas barang. Kesulitan penentuan tersebut terjadi pada barang dalam transit dan barang konsinyasi.
a. Barang dalam tarnsit (Goods In Transit)
Dalam proses pembelian barang, dapat saja terjadi dimana barang masih berada pada posisi transit-belum diterima ole pembeli tetapi sudah dikirim oleh penjual-pada akhir periode fiskal.Pada dasarnya suatu barang diakui sebagai persediaan oleh suatu entitas yang memiliki tanggung jawab terhadap biaya transportasi. Tanggung jawab finansial ini dapat diindikasikan dari istilah pengiriman (shipping term) yang biasanya diistilahkan sebagai free on board(FOB),
1) F.O.B Shipping Point
Biaya transportasi akan dibayar oleh pembeli dan hak kepemilikan beralih ketika barang dikirimkan, sehingga pengakuan persediaan berada pada pembeli ketika periode transit.
2) F.O.B Destination
Biaya transportasi akan dibayar oleh penjual dan hak kepemilikan tidak beralih hingga pembeli menerima barang tersebut, sehingga pengakuan persediaan tetap berada pada penjual selama periode transit.
b. Penjualan Konsinyasi
Barang-barang yang dipisahkan terjadi pada sat kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan bersamaan. Barang-barang yang dipisahkan yang dimaksud adalah untuk memenuhi kontrak-kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim.
c. Barang atas Penjualan Dengan Perjanjian Khusus
Sering kali dalam penjualan barang, perusahan harus melihat substansi atas penjualan tersebut.Ketika transaksi penjualan dilakukan dan hak kepemilikan telah beralih, maka seharusnya resiko dan manfaat dari kepemilikan juga beralih dari penjual kepada pembeli. Namun demikian, dapat terjadi di mana penjual masih memegang resiko dan manfaat dari kepemilikan atas barang tersebut. Dalam kondisi tersebut maka penjual harus masih mengakui kepemilikannya atas barang tersebut dan tidak terjadi pengurangan atas persediaan tersebut. Beberapa perjanjian khusus yang memerlukan evaluasi atas pengalihan resiko dan manfaat dari penjual kepada pembeli diantaranya adalah penjualan dengan perjanjian pembelian kembali, penjualan dengan tingkat pengembalian yang tinggi, dan penjualan dengan cicilan.
4. Metode Pencatatan Persediaan
Dalam melakukan pencatatan persediaan , teknis pencatatan persediaan terkait juga dengan sistem pencatatan persediaan yang digunakan oleh entitas. Entitas dapat menggunakan sistem periodik atau perpetual. Sistem periodik merupakan sistem pencatatan persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan secara periodik yaitu hanya pada saat perhitungan fisik yang biasanya dilakukan secara stock opname. Sedangkan sistem perpetual merupakan sistem pencatatan persediaan dimana pencatatan yang up-to-date terhadap barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan dilakukan setiap kali terjadi perubahan nilai persediaan.
Sistem Perpetual Sistem Periodik Pembelian
Persediaan xxx UtangDagang/Kas xxx
Pembelian xxx Utang Dagang / Kas xxx Penjualan
Piutang Dagang xxx Penjualan xxx Harga Pokok Penjualan xxx Persediaan xxx
Piutang Dagang xxx Penjualan xxx
Penjurnalan Akhir Periode
Tidak ada penjurnalan Persediaan(akhir) xxx
Harga Pokok Penjualan xxx Pembelian xxx Persediaan xxx
Ada beberapa metode yang digunakan dalam mengukur nilai persediaan yaitu
1) Metode Identifikasi Khusus
Identifikasi khusus artinya biaya-biaya tertentu yang diatribusikan ke unit persediaan tertentu.
Berdasarkan metode ini maka suatu entitas harus mengidentifikasikan barang yang dijual dengan tiap jenis dalam persediaan secara spesifik. Metode ini pada dasarnya merupaka metode yang paling ideal karena terdapat kecocokan antara biaya dan pendapatan (matching cost againts revenue) tetapi karena dibutuhkan pengidentifikasian barang persediaan secara satu persatu, maka biasanya metode ini hanya diterapkan pada suatu entitas yang memiliki persediaan sedikit, nilainya tinggi, dan dapat dibedakan satu sama lain, seperti galeri lukisan. Dengan menggunakan metode ini maka perhitungan persediaan menggunakan sistem perpetual akan sama dengan menggunakan sistem periodik. Hal ini karena dengan sistem identifikasi khusus maka nilai persediaan dikaitkan secara spesifik terhadap unit barang tertentu. Contoh dari entitas yang menggunakan metode ini adalah perusahaan yang menjual permata/perhiasaan, barang antik atau barang seni, mobil mewah dan lain
sebagainya. Contoh perhitungan dengan menggunaka metode identifikasi khusus sebagai berikut.
Tanggal Jumlah,Unit dan Unit Biaya
Total Biaya
5 Mei 2015 9.000 Unit
@Rp 6.000 Rp
54.000.000 12 Mei 2015 8.000
Unit
@Rp6.4000 Rp
51.200.000 30 Mei 2015 8.000
Unit
@Rp 6.600 Rp
52.800.000 Persediaan
Akhir
25.000 Unit
Rp
158.000.000 Biaya barang yang tersedia untuk
dijual
Rp
248.000.000 Dikurangi: Persediaan Akhir Rp
(158.000.000)
Beban Pokok Penjualan Rp
90.000.000
2.Metode Biaya Masuk Pertama Keluar Pertama Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau First In First Out (FIFO) mengasumsikan persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal adalah persediaan akhir yang dibeli atau diproduksi kemudian. Metode ini merupakan metode yang relatif konsisten dengan arus fisik dari persediaan terutama untuk industri yang memiliki perputaran persediaan tinggi. Salah satu kelebihan dari metode ini adalah dai sisi relevansi nilai persediaan yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan perusahaan. Hal ini
dikarenakan nilai persediaan yang disajikan merupakan nilai yang didasarkan pada harga yang paling kini.
Penggunaan metode ini menghasilkan Laporan Posisi Perusahaan yang sesuai dengan nilai kini perusahaan.
Sedangakan kelemahan dari metode ini adalah adalah tidak merefleksikan nilai laba yang paling akurat karena metode ini kurang cocok antara biaya dengan pendapatan. Dalam metode ini, biaya persediaan mengacu pada harga pembelian yang lebih dahulu, sehingga biaya tersebut tidak cocok dengan pendapatan yang diperoleh perusahaan. Signifikasi dari ketidakcocokan ini akan bergantung pada tingginya perputaran persediaan perusahaan dan cepatnya perubahan harga barang. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan dan harga barang mengalami inflasi tinggi dalam waktu yang cepat, maka laba yang dicatat perusahaan dapat menjadi lebih besar dari sesungguhnya (overrated).
Berikut Merupakan Contoh perhitungan dengan menggunakan metode fisik MPKP
Tanggal Jumlah Unit dan Unit Biaya
Total Biaya
5 Mei 2015 3.000 Unit @Rp 6.000
Rp
18.000.000 12 Mei 2015 14.000
Unit
Rp 6.400 Rp
89.600.000 30 Mei 2015 8.000 Unit Rp 6.600 Rp
52.800.000 Pers Akhir 25.000
Unit
Rp
160.400.000
Biaya Barang yang tersedia untuk dijual
Rp
248.000.000
Dikurangi Pers: Akhir Rp
160.4000.000
Beban Pokok Penjualan Rp
87.600.000
Dan ini merupakan perhitungan dnegan menggunakan metode perpetual MPKP
(Dalam unit ribuan)
Tgl Pembelian Penjualan Saldo
1-05 6@ 5.600 33.600
5-05 12@6.000 72.000 6@5.600 105.600
12@ 6.000
12 -5 14 @ 6.400 89.600 6@ 5.600 195.200
12@ 6.000 14@ 6.400
20-5 6@ 5.600 87.600 3@ 6.000 107.600
9@ 6.000 14 @6.400
30-5 8@6.600 52.800 3@6.000 160.400
14@6.400 8@6.600
3.Metode Rata-Rata Tertimbang
Metode rata-rata tertimbang digunakan dengan menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya unit serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode. Perusahaan dapat emnghitung rata-rata biaya secara berkala atau pada saat penerimaan kiriman. Untuk menghitung biaya persediaan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbangini terlebih dahulu harus dihitung biaya rata-rata per unit yaitu dengan membagi biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang tersedia untuk dijual.
Persediaan akhir dan beban pokok penjualan dihitung dengan dasar harga rata-rata tersebut.
Berikut merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan metode fisik dan perpetual.
Metode Fisk
Tanggal Unit Harga Total
1 Mei
2015
6.000 Rp 5.600 Rp 33.600.000
5 Mei
2015
12.000 Rp 6.000 Rp 72.000.000
12 Mei 2015
14.000 Rp 6.400 Rp 89.600.000
30 Mei 2015
8.000 Rp 6.600 Rp 52.800.000
BYTUD 40.000 Rp248.000.000
Biaya per unit
248.000/40.000 Rp 6.200
Pers.Akhir 25.000 Unit x 6.200
Rp155.000.000
BYTUD Rp 248.000.000
Nilai Pers.Akhir Rp 155.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 93.000.000
Metode Perpetual
Tanggal Pembelian Penjualan Saldo
1 Mei 6@5..6 33.6
5 Mei 12@6 72 16@5.8 105.6
12 Mei 14@6.4 89.6 32@6.1 195.2
20 Mei 15@6.1 17@6.1 103.7
30 Mei 8@6.6 52.8 25@6.26 156.5
(Sumber : Dwi Martanti:2016)
5. Sistem Komputer
Sistem komputer terdiri dari perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Tanpa perangkat lunak, perangkat keras hanya berfungsi sebagai benda metal saja yang tidak dapat mengerjakan sesuatu. Tanpa perangkat keras, perangkat lunak hanya merupakan kode-kode komputer saja yang tidak dapat mengerjakan perangkat kerasnya. Oleh karena itu, perangkat keras dan perangkat lunak harus bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem, yaitu sistem komputer.
(Jogiyanto,2009:95)
a. Hardware sebagai sub-sistem dari system komputer yang mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen alat masukan (input device), komponen alat pemroses (processing device), komponen alat keluaran (output device) dan komponen alat simpanan luar (storage). Jogiyanto(2009:95)
1) Alat Masukan (Input Device)
Merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan yang dapat berupa masukan data ataupun masukan program.
Beberapa alat masukan mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai alat masukan dan sekaligus sebagai alat keluaran (output) untuk menampilkan hasil. Jogiyanto(2009:95)
2) Alat Pemroses (Process Device)
Merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan kumpulan intruksi yang akan ditunjukan untuk menghasilkan suatu hasil tertentu yang dikehendaki. Process Device dapat melakukan tugasnya jika ada masukan dari Input Device baik berupa data atau intruksi. Alat ini disebut CPU (Central Processing Unit) dan main memory. Jogiyanto(2009: 97)
3) Alat Keluaran (Output Device)
Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 macam bentuk, yaitu tulisan (huruf, kata, angka, karakter khusus dan simbol-simbol lain), image (bentuk grafik atau gambar) dan suara (bentuk musik atau omongan). Untuk mendapatkan bentuk output-output tersebut, maka dibutuhkan alat untuk menampilkannya, yaitu lata keluaran atau alat output atau output device atau output unit, Alat keluaran dapat berbentuk hard copy device atau soft copy device. Jogiyanto(2009: 103)
b. Perangkat Lunak
Perangkat keras komputer tidak dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak. Perangkat lunak secara umum dapat dibagi dua yaitu
:
1) Perangkat Lunak Sistem (System Software)
Perangkat lunak sistem (system software) adalah perangkat lunak yang mengoperasikan sistem komputernya. Perangkat lunak sistem dapat dikelompokkan lagi menjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut:
a) Perangkat lunak sistem operasi (operating system), yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasi operasi dari sistem komputer.
b) Perangkat lunak sistem bantuan (utility), yaitu program yang ditulis untuk bantuan yang berhubungan dengan sistem komputer, misalnya memformat disk, menyalin disk, mencegah dan membersihkan virus dan lain sebagainya.
c) Perangkat lunak bahasa (language software), yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan intruksi-intruksi yang ditulis dalam bahasa pemograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh komputer.
2) Perangkat Lunak Aplikasi (Application Software)
“Perangkat lunak aplikasi (application software) adalah program yang ditulis dan ditejermahkan oleh perangkat lunak bahasa untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu.”
Jogiyanto(2009: 126)
3) Perangkat Akal
Perangkat akal yaitu orang yang menggunakan komputer.
Orang tersebut harus mempunyai kemampuan minimal data memasukan data dan mengeluarkan informasi.
6. Sistem Manajemen Basis Data/Database Management System (DBMS)
Database management system(DBMS) merupakan kumpulan program aplikasi yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. DBMS berisi suatu koleksi data dan satu set program untuk mengakses data. DBMS merupakan perangkat lunak (software) yang menentukan bagaimana data tersebut diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Perangkat lunak ini juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data bersama, dan konsistensi data. Yakub(2012:55) Menurut Bambang Hariyanto (2008:197-198) DBMS memiliki keunggulan dan kelemahannya yaitu sebagai berikut :
Keunggulan sistem manajemen basis data : a. Pengendalian terhadap redundansi data b. Konsistensi data
c. Informasi yang lebih banyak yang dapat dibentuk dari data tersimpan yang sama
d. Pemakaian bersama dat e. Peningkatan integritas data f. Pemaksaan terhadap standar g. Skala ekonomi
h. Penyeimbangan kebutuhan-kebutuhan sumber daya yang terbatas
i. Peningkatan pengaksesan dan daya tanggap data j. Peningkatan produktivitas
k. Peningkatan pemeliharaan lewat ketidakbergantungan data l. Peningkatan konkurensi
m. Peningkatan layanan backup dan pemulihan data Kelemahan sistem manajemen basisdata : a. Kompleksitas yang tinggi
b. Ukuran perangkat lunak yang besar
c. Ongkos sisitem manajemen basisdata untuk pengadaan, operasi dan perawatan
d. Penambahan ongkos-ongkos perangkat keras untuk menjalankan DBMS
e. Ongkos konversi dari sistem lama ke sistem baru
f. Kinerja yang rendah bila tidak mampu menggunakan dengan bagus
g. Dampak yang tinggi bila terdapat kegagalan
7. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity relationship diagram (ERD) untuk mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas (entity) dan hubungannya. ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak.
Struktur logis (skema database) dapat ditunjukkan secara grafis dengan diagram ER yang dibentuk dari komponen-komponen berikut:
Tabel 4
Simbol-Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)
Entitas,yaitu kumpulan dari objek yang dapat diidentifikasi secara unik Atribut, yaitu karakteristik dari entity atau relasi yang merupakan penjelasan detail tentang entitas Relasi, yaitu hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entitas.
Hubungan antara entity dengan atributnya dan himpunan entitas dengan himpunan relasinya
Sumber: Yakub (2012:60)
ERD terbagi atas tiga komponen yaitu : a. Entitas
Entitas (entity) menunjukkan objek-objek dasar yang terkait didalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda atau hal lain yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data. Untuk
menggambarkan entitas dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :
1) Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang 2) Nama entitas berupa kata benda tunggal
3) Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan menyatakan maknanya dengan jelas b. Atribut
Atribut (attribute) sering juga disebut sebagai properti (property), merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Untuk menggambarkan atribut yang dilakukan dengan mengikuti aturan sebagai berikut :
1) Atribut dinyatakan dengan simbol elipps 2) Nama atribut dituliskan dalam simbol elipps 3) Nama atribut berupa kata benda tunggal
4) Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas 5) Atribut dihubungkan dengan entitas yang bersesuaian dengan
menggunakan garis c. Relasi
Derajat relasi (kardinalitas) relasi menunjukkan maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalisasi relasi yang terjadi diantara dua himpunan
entitas (misalkan A dan B) dapat berupa satu ke satu (one to one), satu ke banyak (one to many), banyak ke satu (many to one) dan banyak ke banyak (many to many).
1) Satu ke satu (one to one), berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap pada himpunan entitas B berhubungang dengan paling banyak dengan paling banyak satu entitas himpunan entitas B.
Gambar 1 Hubungan One-to-One
A B
2) Satu ke banyak (one to many), berarti setiap entitas pada himpunan A berhubungan dengan banyak entitas pada himpunasn entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimna setiap entitas pada himpunan entitas berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2
Hubungan One-to-Many
A B
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5 Sumber : Yakub (2012:64)
Sumber : Yakub (2012:64)
3) Banyak ke satu (many to one), berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himunan B, tetapi tidak sebaliknya dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
Gambar 3
Hubungan Many-to-One A
4) Banyak ke banyak (many to many),berarti setiap entitas pada himpunan antitas dapat berhubungan dengan banyak entitas B, demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpuanan Entitas A.
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 1
Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5
Sumber : Yakub (2012:64)
Gambar 4
Hubungan Many-to-Many
A B
Sumber : Yakub (2012:65) 8. Normalisasi
Normalisasi (normalize) merupakan salah satu cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam membangun desain lojik basis data relation dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar. Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghasilkan struktur table yang normal atau baik. Teknik normalisasi adalah upaya agar desain lojik table-tabel berada dalam “normal form” (bentuk normal) yang dapat didefinisikan dengan menggunakan ketergantungan fungsi (functional dependency). Yakub(2012:70)
Beberapa bentuk normalisasi diantaranya yaitu : a. Normalisasi Pertama
Normalisasi kesatu, suatu relasi atau table memenuhi normal kesatu jika dan hanya jika setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal (scalar value) dalam satu baris atau record.
b. Normalisasi Kedua
Normalisasi kedua, suatu relasi memenuhi relasi ke dua jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi normal
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4
Entitas 1
Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4
pertama dan setiap atribut yang bukan kunci (non key) bergantung secara fungsional (FD) secara utuh kepada kunci utama (primary key). Ketentuan bentuk normalisasi kedua yaitu :
1) Bentuk data yang telah memebuhi kriteria bentuk normal kesatu
2) Atribut bukan kunci harulah bergantung secara fungsi pada kunci utama (primary key).
c. Normalisasi ketiga
Normalisasi ketiga, suatu relasi memenuhi normal ketiga jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi normal kedua dan setiap atribut yang bukan kunci (non key) tidak mempunyai transitive functional dependency kepada kunci utama (primary key). Yakub(2012:71-72)
9. Php
Php merupakan secara umum dikenal dengan sebagai bahasa pemrograman scriot-script yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML, dikenal juga sebagai bahasa pemrograman serer side .Betha Sidik (2012)
10. MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau yang dikenal dengan DBMS (Database Management System), database ini multithread; multi-user. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus yang bersifat khusus.
Kekuatan MySQL tidak ditopang ole sebuah komunitas, seperti Apache, yang dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh pemilik masing-masing, tetapi MySQL didukung penuh oleh sebuah perusahaan profesional dan komersial, yakni MySQL AB dari Swedia.
MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Di mana Setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Struktured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya, terutama dalam kecepatan.
Berikut ini beberapa keistimewaan MySQL, antara lain :
a. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, freeBSD, Mac OS X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
b. Multiuser
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
c. Security
MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password terenkripsi.
d. Scalability dan limits
MySQL mampu mengenai database dalam skala besar, dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. Miftakul Huda & Bunafit Komputer (2010:181-182)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang sebagai berikut :
Tabel 5
Hasil Penelitian Terdahulu Identitas
Peneliti Aspek
Gusti Nazar Nugraha A03130075 Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin 2016
Ahmad Riandi A03150058 Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin 2017
Judul
Program Aplikasi Persediaan Barang
Dagangan Dengan Rumus Biaya Rata-Rata
Tertimbang – Perpetual Menggunakan Visual Basic 2015 Pada UD MAHFUZH AMIN Banjarbaru
Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan dengan Rumus Biaya Rata-Rata Bererak-Perpetual Menggunakan Php pada Shireen Bakery Banjarmasin
Tempat Penelitian
UD Mahfuzh Amin Banjarbaru
Shireen Bakery Banjarmasin
Permasalahan
1. Bagaimanakah penilaian persediaan dengan rumus biaya rata-rata tertimbang- perpetual?
2. Bagaimana
pembuatan Program aplikasi persediaan barang dagangan menggunakan Visual Basic 2015 pada UD Mahfuzh Amin?
1. Bagaimana penentuan harga pokok persediaan barang dagangan dengan rumus biaya rata-rata bergerak-perpetual pada Shireen Bakery
Banjarmasin ? 2. Bagaimana program
aplikasi penentuan harga pokok persediaan barang dagangan menggunakan Php pada Shireen Bakery Banjarmasin ?
Tujuan Penelitian
1. Bagaimanakah penilaian persediaan dengan rumus biaya rata-rata tertimbang- perpetual
2. Bagaimana
pembuatan Program aplikasi persediaan barang dagangan menggunakan Visual Basic 2015 pada UD Mahfuzh Amin
1. Untuk mengetahui bagaimana penentuan harga pokok persediaan barang dagangan dengan rumus biaya rata-rata bergerak-perpetual pada Shireen Bakery
Banjarmasin.
2. Untuk menghasilkan program aplikasi penentuan harga pokok persediaan barang dagangan menggunakan Php pada Shireen Bakery Banjarmasin.
Metode Penelitian
Pengumpulan data dengan metode
pengamatan langsung, wawancara langsung dan dokumentasi. Kemudian mendesain program aplikasi persediaan dengan metode Rata-rata tertimbang-Perpetual
Pengumpulan data dengan metode pengamatan langsung dan wawancara langsung, serta dengan dokumentasi, kemudian mendesain dan merancang program aplikasi persediaan dengan rumus biaya rata-rata bergerak- perpetual
Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan dengan metode
Program Aplikasi Persedian Barang Dagangan dengan Rumus Biaya Rata-Rata
34
Hasil Penelitian
Rata-rata tertimbang – Perpetual menggunakan Microsoft visual basic 2015 pada UD Mahfuzh Amin Banjarbaru.
Bergerak Perpetual pada Shireen Bakery Banjarmasin
Sumber : Gusti Nazar Nugraha(2016)
Berikut adalah perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu : Perbedaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian terdahulu pada tahun pada tahun 2016 Gusti Nazar Nugraha antara lain :
Pada penelitian terdahulu tahun 2016 oleh Gusti Nazar Nugraha
memilih perusahaan UD Mahfuzh Amin Banjarbaru sebagai objek penelitian toko tersebut merupakan toko yang menjual perlengkapan bahan bangunan , sedangkan Penulis memilih tempat penelitian pada Shireen Bakery Banjarmasin dengan penelitian tahun 2018.
Tahun penelitian, Gusti Nazar Nugraha yang meneliti pada tahun 2016, , sedangkan Penulis pada tahun 2018
Jenia program, Gusti Nazar Nugraha menggunakan Program
Microsoft Visual Basic 2015, sedangkan Penulis menggunakan Program Php
Tempat penelitian, Gusti Nazar Nugraha yang meneliti di UD
Mahfuzh Amin Banjarbaru, sedangkan Penulis di Toko Shireen Bakery Banjarmasin
Jenis Database, Gusti Nazar Nugraha menggunakan Sql Server 2010 sedangkan penulis menggunakan MySql.
Persamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian terdahulu pada tahun 2016 oleh Gusti Nazar Nugraha:
Pengumpulan data dengan metode pengamatan langsung wawancara, serta dokumen.