46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Data Hasil Survei Penjajagan Kondisi Jalan
Survai penjajagan kondisi jalan menghasilkan data kerusakan pada perkerasan jalan yang terjadi di setiap ruas jalan. Untuk mempermudah perhitungan nilai kerusakan maka panjang ruas jalan yang akan disurvai dibagi menjadi 20 segmen dengan jarak antar segmen 100 m. Jenis-jenis kerusakan jalan yang ada pada Jalan Jepara Mlonggo yang dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1. Rincian Hasil Survei Jenis Kerusakan Jalan
Segmen STA
Posisi
Jenis Kerusakan
Ukuran Kerusakan Luasan Kerusakan
(M)
Total Luas Tiap Segmen Kerusakan (M)
L R P L D
3+000- 3+100
√ Retak memanjang 0,3 0,7 0,21
4,70
√ Retak memanjang 0,4 0,18 0,07
√ Retak memanjang 0,12 0,27 0,03
√ Retak kulit buaya 1 1.05 1,05
√ Retak memanjang 2,13 1 2,13
√ Retak memanjang 2,07 0,58 1,20
3+100- 3+200
√ Lubang 0,04 0,06 0,02 0,00
2,11
√ Retak memanjang 0,44 0,13 0,06
√ Retak memanjang 1,4 0,4 0,56
√ Sungkur 0,63 0,91 0,04 0,57
√ Retak memanjang 2,2 0,12 0,26
√ Retak memanjang 0,17 0,08 0,01
√ Retak memanjang 0,55 0,08 0,04
√ Retak memanjang 1,8 0,15 0,27
√ Sungkur 0,17 0,23 0,03 0,04
√ Retak memanjang 1,04 0,28 0,29
3+200- 3+300
√ Retak memanjang 5,08 2,09 10,62
52,77
√ Retak kulit buaya 6,22 3,2 19,90
√ Retak kulit buaya 7,02 1,25 8,78
√ Amblas 6,13 1,04 0,04 6,38
√ Retak pinggir 5,07 1,4 7,10
Sumber : Analisis Survei Lapangan 2020
47 Tabel 4.2. Rincian Hasil Survei Jenis Kerusakan Jalan
Segmen STA
Posisi
Jenis Kerusakan
Ukuran Kerusakan Luasan Kerusakan
(M)
Total Luas Tiap Segmen Kerusakan (M)
L R P L D
3+300- 3+400
√ Retak memanjang 4,21 0,16 0,67
5,21
√ Sungkur 2,12 0,3 0,02 0,64
√ Lubang 0,12 0,1 0,03 0,01
√ Sungkur 2,4 0,26 0,03 0,62
√ Retak memanjang 1,67 0,35 0,58
√ Sungkur 1,32 0,12 0,02 0,16
√ Retak memanjang 6,8 0,25 1,70
√ Retak memanjang 4,3 0,19 0,82
3+400- 3+500
√ Retak kulit buaya 2,43 1,25 3,04
6,75
√ Retak memanjang 1,2 0,14 0,17
√ Mengembang 0,18 0,16 0,03
√ Sungkur 2,93 1,2 0,04 3,52
3+500- 3+600
√ Sungkur 3,6 0,14 0,04 0,50
0,98
√ Retak memanjang 3,34 0,11 0,37
√ Lubang 0,4 0,08 0,03 0,03
√ Sungkur 0,6 0,13 0,02 0,08
3+600- 3+700
√ Kegemukan 0,51 0,27 0,14
0,14 Retak memanjang 0,08 0,04 0,00
3+700- 3+800
√ Kegemukan 2,03 0,42 0,03 0,85
1,22 Kegemukan 1,05 0,35 0,03 0,37
3+800- 3+900
√ Lubang 0,43 0,84 0,03 0,36
6,37
√ Retak memanjang 1,8 1,1 1,98
√ Sungkur 3,3 1,14 0,03 3,76
√ Retak kulit buaya 1,52 0,175 0,27
3+900- 4+000
√ Retak memanjang 1,7 2,25 3,83
43,96
√ Retak memanjang 4,84 1,055 5,11
√ Retak memanjang 5,86 1,72 10,08
√ Amblas 3,8 1,14 0,04 4,33
√ Retak memanjang 3,51 0,63 2,21
√ Sungkur 8,49 2,15 18,25
√ Lubang 0,62 0,25 0,03 0,16
4+000- 4+100
√ Retak memanjang 1,46 0,6 0,88
5,47
√ Sungkur 2,205 0,57 0,05 1,26
√ Retak memanjang 3,145 0,85 2,67
√ Tambalan 0,54 1,235 0,67
Sumber : Analisis Survei Lapangan 2020
48 Tabel 4.3. Rincian Hasil Survei Jenis Kerusakan Jalan
Segmen STA
Posisi
Jenis Kerusakan
Tingkat Kerusakan Luasan Kerusakan
(M)
Total Luas Tiap Segmen Kerusakan (M)
L R P L D
4+100- 4+200
√ Mengembang 1,1 0,34 0,05 0,37
3,87
√ Lubang 0,08 0,07 0,03 0,21
√ Lubang 0,06 0,077 0,02 0,07
√ Amblas 5,38 1,83 0,05 0,03
√ Amblas 6,52 1,1 0,08 1,05
√ Amblas 1,03 0,5 0,03 2,13
4+200- 4+300
√ Retak kulit buaya 1,49 0,74 1,20
2,40
√ Retak memanjang 0,28 0,1 0,00
4+300- 4+400
√ Retak memanjang 0,84 0,37 0,06
√ Retak memanjang 1,8 0,75 0,56
4+400- 4+500
√ Retak memanjang 1,05 0,25 0,57
Retak Blok 0,12 0,055 0,01
4+500- 4+600
√ Retak memanjang 3,24 0,8 2,59
7,61
√ Retak memanjang 1,2 0,1 0,12
√ Retak memanjang 5,16 0,95 4,90
4+600- 4+700
√ Retak memanjang 2,06 0,6 1,24
2,34
√ Retak memanjang 1,08 0,75 0,81
√ Retak memanjang 6,72 1,3 0,29
4+700- 4+800
√ Retak memanjang 3,06 0,6 10,62
52,77
√ Lubang 0,3 0,3 0,04 19,90
√ Amblas 1,37 1,7 0,06 8,78
√ Retak memanjang 1,76 0,31 6,38
√ Sungkur 3,74 1,38 0,05 7,10
4+800- 4+900
√ Mengembang 2,44 1,2 0,67
0,68
√ Retak memanjang 0,06 0,04 0,00
4+900- 5+000
√ Sungkur 3,11 1,1 0,07 0,64
0,64
√ Lubang 0,02 0,03 0,02 0,00
Sumber: Analisis Survei Lapangan 2020
4.1.2. Data Hasil Perhitungan Nilai Presentase Kerusakan
Contoh Perhitungan Segmen STA 3+000 – Segmen STA 3+100:
Jalan Jepara Mlonggo KM 3 – KM 5 memiliki lebar jalan 7,5 m dengan pembagian antar segmen dengan jarak 100 m, sehingga luasan segmen = 7,5 100 = 750. Pada STA 3+000 – STA
49 3+100 kerusakan retak memanjang dengan luasan kerusakan (m2)
= 0,21 m2. Jadi, menggunakan rumus (2.1) Retak Memanjang
100
%
Berikut adalah hasil perhitungan nilai presentase Kerusakan pada Jalan Jepara – Bangsri yang disajikan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4. Rincian Hasil Nilai Presentase
Segmen
STA Jenis Kerusakan
Luasan Kerusakan
(m2)
Luasan Segmen
Presentase Kerusakan
(%)
Nilai kerusakan
Jumlah Nilai Kerusakan
3+000- 3+100
Retak memanjang 0,21 750 0,03 1
6
Retak memanjang 0,07 750 0,01 1
Retak memanjang 0,03 750 0,00 1
Retak kulit buaya 1,05 750 0,14 1
Retak memanjang 2,13 750 0,28 1
Retak memanjang 1,20 750 0,16 1
3+100- 3+200
Lubang 0,00 750 0,00 1
10
Retak memanjang 0,06 750 0,01 1
Retak memanjang 0,56 750 0,07 1
Sungkur 0,57 750 0,08 1
Retak memanjang 0,26 750 0,04 1
Retak memanjang 0,01 750 0,00 1
Retak memanjang 0,04 750 0,01 1
Retak memanjang 0,27 750 0,04 1
Sungkur 0,04 750 0,01 1
Retak memanjang 0,29 750 0,04 1
3+200- 3+300
Retak memanjang 10,62 750 1,42 2
8
Retak kulit buaya 19,90 750 2,65 2
Retak kulit buaya 8,78 750 1,17 2
Amblas 6,38 750 0,85 1
Retak pinggir 7,10 750 0,95 1
3+300- 3+400
Retak memanjang 0,67 750 0,09 1
8
Sungkur 0,64 750 0,08 1
Lubang 0,01 750 0,00 1
Sumber : Analisis Data Perhitungan 2020
50 Tabel 4.5. Rincian Hasil Nilai Presentase
Segmen
STA Jenis Kerusakan
Luasan Kerusakan
(m2)
Luasan Segmen
Presentase Kerusakan
(%)
Nilai kerusakan
Jumlah Nilai Kerusakan
Sungkur 0,62 750 0,08 1
Retak memanjang 0,58 750 0,08 1
Sungkur 0,16 750 0,02 1
Retak memanjang 1,70 750 0,23 1
Retak memanjang 0,82 750 0,11 1
3+400- 3+500
Retak kulit buaya 3,04 750 0,41 1
Retak memanjang 0,17 750 0,02 1 4
Mengembang 0,03 750 0,00 1
Sungkur 3,52 750 0,47 1
3+500- 3+600
Sungkur 0,50 750 0,07 1
Retak memanjang 0,37 750 0,05 1 4
Lubang 0,03 750 0,00 1
Sungkur 0,08 750 0,01 1
3+600- 3+700
Kegemukan 0,14 750 0,02 1
Retak memanjang 0,00 750 0,00 1 2
3+700- 3+800
Kegemukan 0,85 750 0,11 1
Kegemukan 0,37 750 0,05 1 2
3+800- 3+900
Lubang 0,36 750 0,05 1
Retak memanjang 1,98 750 0,26 1 4
Sungkur 3,76 750 0,50 1
Retak kulit buaya 0,27 750 0,04 1
3+900- 4+000
Retak memanjang 3,83 750 0,51 1
9
Retak memanjang 5,11 750 0,68 1
Retak memanjang 10,08 750 1,34 2
Amblas 4,33 750 0,58 1
Retak memanjang 2,21 750 0,29 1
Sungkur 18,25 750 2,43 2
Lubang 0,16 750 0,02 1
4+000- 4+100
Retak memanjang 0,88 750 0,12 1
Sungkur 1,26 750 0,17 1 4
Retak memanjang 2,67 750 0,36 1
Tambalan 0,67 750 0,09 1
4+100- 4+200
Mengembang 0,37 750 0,05 1
Lubang 0,21 750 0,03 1 6
Lubang 0,07 750 0,01 1
Amblas 0,03 750 0,00 1
Sumber : Analisis Data Perhitungan 2020
51 Tabel 4.6. Rincian Hasil Nilai Presentase
Segmen
STA Jenis Kerusakan
Luasan Kerusakan
(m2)
Luasan Segmen
Presentase Kerusakan
(%)
Nilai kerusakan
Jumlah Nilai Kerusakan
Amblas 1,05 750 0,14 1
Amblas 2,13 750 0,28 1
4+200- 4+300
Retak kulit buaya 1,20 750 0,16 1
Retak memanjang 0,00 750 0,00 1 2
4+300- 4+400
Retak memanjang 0,06 750 0,01 1
Retak memanjang 0,56 750 0,07 1 2
4+400- 4+500
Retak memanjang 0,57 750 0,08 1
Retak Blok 0,01 750 0,00 1 2
4+500- 4+600
Retak memanjang 0,26 750 0,35 1
3
Retak memanjang 0,01 750 0,02 1
Retak memanjang 0,04 750 0,65 1
4+600- 4+700
Retak memanjang 0,27 750 0,16 1
3
Retak memanjang 0,04 750 0,11 1
Retak memanjang 0,29 750 0,04 1
4+700- 4+800
Retak memanjang 10,62 750 1,42 2
8
Lubang 19,90 750 2,65 2
Amblas 8,78 750 1,17 2
Retak memanjang 6,38 750 0,85 1
Sungkur 7,10 750 0,95 1
4+800- 4+900
Mengembang 0,67 750 0,09 1
Retak memanjang 0,00 750 0,00 1 2
4+900- 5+000
Sungkur 0,64 750 0,08 1
Lubang 0,00 750 0,00 1 2
Sumber : Analisis Data Perhitungan 2020
52 4.1.3. Data Hasil Perhitungan Nilai Kondisi Jalan
Nilai kondisi jalan merupakan nilai tingkat kerusakan pada ruas jalan tersebut sesuai dengan penilaian pada tabel 3.1. Dari hasil perhitungan diperoleh data seperti yang telah disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Kondisi Jalan
STA
Nilai Kerusakan Jalan Jumlah Nilai Kondisi
Jalan Jumlah
Nilai Kerusakan
Bahu
Jalan Kemiringan
3+000-3+100 6 1 1 8
3+100-3+200 10 1 1 12
3+200-3+300 8 1 1 10
3+300-3+400 8 2 2 10
3+400-3+500 4 2 2 7
3+500-3+600 4 2 2 7
3+600-3+700 2 2 2 6
3+700-3+800 2 2 2 6
3+800-3+900 4 2 2 8
3+900-4+000 9 2 2 13
4+000-4+100 4 2 2 8
4+100-4+200 6 2 2 10
4+200-4+300 2 2 2 6
4+300-4+400 2 2 2 6
4+400-4+500 2 2 2 6
4+500-4+600 3 2 2 7
4+600-4+700 3 2 2 7
4+700-4+800 8 2 2 12
4+800-4+900 2 2 2 6
4+900-5+000 2 2 2 6
Nilai Rata-rata Kerusakan 7,75
Sumber: Analisis Data Perhitungan 2020
53 Sepanjang Jalan Jepara – Mlonggo mulai STA 3+000 – STA 3+300 bahu jalan menggunakan trotoar maka nilai bahu jalan mendapatkan nilai = 1 sedangkan dari STA 3+400 sampai dengan STA 5+000 bahu jalan tanpa trotoar dengan kemiringan 2% sesuai dengan tabel 3.1 maka mendapatkan nilai = 2.
4.1.4. Data Hasil Survai Lalu Lintas Harian Rata-Rata
Dari hasil survai dan perhitungan nilai kondisi jalan selanjutnya diprioritaskan untuk kebutuhan pananganan. Untuk menentukan urutan prioritas penanganan dibutuhkan data nilai kondisi jalan dan data kelas LHR (Lintas Harian Rata – rata) pada ruas jalan yang diteliti. Untuk mendapatkan volume lalu lintas dalam satuan SMP/Jam caranya yaitu volume kendaraan/jam di kalikan faktor SMP. faktor SMP sendiri tiap jenis kendaraan berbeda – beda seperti ditunjukan pada Tabel 2.22.
Adapun data kelas LHR yang didapat dari hasil survai lalu – lintas dimasukan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Jalan Jepara – Mlonggo
No Jenis Kendaraan EMP
Volume Lalu Lintas Kend/Jam SMP/Jam
1 Sepeda Motor (MC) 0,4 8.514 3.405,6
2 Kendaraan Ringan (LV) 1,0 2.037 2.037
3 Kendaraan Berat (HV) 1,2 358 429,6
4 Kendaraan Tidak Bermotor (UM) 0,8 8 6,4
Jumlah 10.917 5.878,6
Sumber: Analisis perhitungan lalu lintas harian rata-rata 2020
Contoh Perhitungan nilai satuan SMP/Jam:
Pada ruas jalan Jepara-Mlonggo Nilai LHR Sepeda Motor (MC) sebesar 8.514, kemudian cari nilai EMP sesuai dengan jenis kendaraan (Tabel 2.2.) maka akan mendapatkan nilai EMP sebesar 0,4
54
Rumus untuk mendapatkan nilai satuan SMP yaitu:
SMP = Nilai LHR × Nilai EMP (2.4)
= 8.514 × 0,4 = 3405,6 SMP/Jam
Dari hasil survai dan analisis, nilai LHR pada jalan Jepara - Mlonggo sebesar = 5.878,6 SMP/Jam. Maka penentuan kelas jalan sesuai dengan tabel 2.23. Jalan Jepara – Mlonggo mendapatkan nilai kelas LHR sebesar 6.
1.1.5. Data Perhitungan Urutan Prioritas
Berdasarkan data perhitungan pada Jalan Jepara – Mlonggo, didapat Kelas LHR = 6 (didapat dari tabel 2.20.) dan Nilai kondisi jalan = 7,75 (didapat dari perhitungan Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 ).
Sehingga dapat dimasukan kedalam rumus (2.5) berikut ini.
Urutan Prioritas = 17 – (kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan) (2.5)
= 17 – (6 + 7,75)
= 3,25
Jadi didapat urutan prioritas dari Jalan Jepara – Mlonggo KM 3+000 sampai KM 5+000 adalah 3,25. Sesuai dengan urutan prioritas 0-3, Menandakan bahwa jalan Jepara - Mlonggo harus dimasukkan dalam program peningkatan jalan.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata
Berdasarkan hasil survei lalu lintas pada jalan Jepara – Mlonggo jenis kendaraan yang melintas di dominasi oleh sepeda motor (MC) dengan total volume kendaraan sebesar 8.514 Kend/Jam. Kemudian kendaraan ringan (LV) sebesar 2.037 Kend/Jam. Seperti yang sudah dijabarkan dalam grafik Volume Kendaraan pada Jalan Jepara-Mlonggo
55 Gambar 4.1. Gambar Grafik Volume Kendaraan Pada Jalan Jepara-
Mlonggo 4.2.2. Kerusakan Pada Jalan Jepara – Mlonggo
Penilaian kerusakan perkerasan jalan menggunakan metode Bina Marga 1990. Dari hasil penelitian pada jalan Jepara - Mlonggo kerusakan yang paling dominan terjadi adalah retak memanjang dengan total kerusakan di sepanjang ruas jalan yang diteliti adalah sebesar 72.31 m2 dan terdapat kerusakan lain seperti legok/amblas, lubang, sungkur retak pinggir, tambalan, kegemukan, retak kulit buaya, mengembang, retak blokyang akan dituangkan dalam tabel 4.9. dan gambar grafik seperti pada gambar grafik 4.2. dibawah ini.
0 2000 4000 6000 8000 10000
Sepeda Motor (MC)
Kendaraan Ringan (LV)
Kendaraan Berat (HV)
Kendaraan Tidak Bermotor
VOLUME KENDARAAN/JAM
JENIS KENDARAAN
Data LHR Jepara-Mlonggo
56 Tabel 4.9. Rincian Luasan Kerusakan pada Setiap Jenis Kerusakan.
No Jenis kerusakan Luasan Kerusakan (m2)
1 Retak memanjang 72,31
2 Retak kulit buaya 34,23
3 Sungkur 37,14
4 Amblas 22,69
5 Lubang 20,75
6 Mengembang 0,40
7 Kegemukan 1,36
8 Tambalan 0,67
9 Retak blok 0,01
10 Retak pinggir 7,10
Total 196,66
Sumber: Analisis Data Perhitungan 2020
Gambar 4.2 Gambar Grafik Kerusakan Jalan Jepara – Mlonggo
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Bina Marga, dengan cara melakukan pengamatan secara visual dan menganalisa kerusakan jalan secara umum.
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0
TOTAL LUASAN KERUSAKAN (m2)
JENIS KERUSAKAN
KERUSAKAN PADA JALAN JEPARA MLONGGO
57 4.2.3. Penyebab Kerusakan pada Jalan Jepara – Mlonggo
Jenis kerusakan yang paling dominan pada ruas Jalan Jepara- Mlonggo adalah retak memanjang, retak kulit buaya, lubang, sungkur, kegemukan, amblas dan tambalan yang terdapat pada hampir setiap segmen jalan. faktor penyebab secara umum disebabkan sistem drainase yang tidak baik, sifat material konstruksi perkerasan yang kurang baik, iklim, kondisi tanah yang tidak stabil, perencanaan lapis perkerasan yang tipis, proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi perkerasan yang kurang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi, yang saling terkait dan sangat mempengaruhi.
Akibatnya jika jalan tidak secara cepat dilakukan perbaikan jalan makan jalan tersebut kerusakannya dapat semakin lama semakin meluas dan akan menimbulkan kerusakan yang lebih buruk.
4.2.4. Program Peningkatan Jalan pada Jalan Jepara - Mlonggo Berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi di lapangan maka tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan tindakan perbaikan per segmen. Kemudian berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Bina marga, pada penelitian ini nilai urutan prioritas pada jalan Jepara-Mlonggo mendapatkan nilai prioritas dengan hasil program peningkatan jalan.
Peningkatan Jalan pada Jalan Jepara – Mlonggo dengan kerusakan dominan retak memanjang, dan sungkur. Program Peningkatan Jalan dapat di lakukan dengan cara pelapisan kembali pada permukaan perkerasan jalan yang mengalami kerusakan (Overlay) sesuai dengan umur rencananya (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, p. 2011).