• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT DALAM BIMBINGAN KARIR PADA PEGAWAI DI KANTOR DESA KOTABARU KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS SWOT DALAM BIMBINGAN KARIR PADA PEGAWAI DI KANTOR DESA KOTABARU KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SWOT DALAM BIMBINGAN KARIR PADA PEGAWAI DI KANTOR DESA KOTABARU

KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Sarjana sosial (S.Sos)

Oleh :

RIKI FIRMANSYAH NIM.11542104249

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2023

5551/BKI-D/SD-S1/2023

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

ANALISIS SWOT DALAM BIMBINGAN KARIR PADA PEGAWAI DI KANTOR DESA KOTABARU KECAMATAN KERITANG

KABUPATEN INHIL

RIKI FIRMANSYAH NIM.11542104249

Masalah dalam penelian adalah keterbatasan kemampuan yang dimiliki pegawai desa seperti tidak bisa menggunakan laptop dan kurang menguasai pekerjaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemberian bimbingan karir menggunakan metode SWOT pada Kantor Desa Keritang Kabupaten Indaragiri Hilir. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah tempat atau daerah yang akan dijadikan subjek penelitian kali ini, yaitu di Kantor Desa Keritang Kabupaten Indaragiri Hilir Kota Pekanbaru, Riau 28156, Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Sumber data primer dari hasil wawancara dan data sekunder sejarah organisasi. Key informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa dan Pegawai Desa. Hasil penelitian bimbingan karir menggunakan Analisis SWOT yang lebih tepatnya adalah strategi SO (Strength & Opportunities) kemungkinan kekuatan dan peluang yang digunakan sebagai strategi pemberian Bimbingan Karir Pada Pegawai Kantor Desa Kotabaru kecamatan keritang Kabupaten Inhil yakni:

Pelatihan dan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintahan desa, Sarana dan prasarana kantor yang mendukung, Pegawai yang handal dan kompeten dalam bekerja, dan Tim kerja yang kompak

Kata Kunci : SWOT, Strategi, Bimbingan Karir.

(7)

ii

ABSTRACT

SWOT ANALYSIS OF CAREER GUIDANCE FOR EMPLOYEES IN KOTABARU VILLAGE OFFICE, KERITANG DISTRICT

INHIL DISTRICT

RIKI FIRMANSYAH NIM. 11542104249

The problem in research is the limited ability of village employees, such as not being able to use a laptop and not being able to master work. The purpose of this study was to analyze the provision of career guidance using the SWOT method at the Keritang Village Office, Indaragiri Hilir Regency. The research method used is descriptive qualitative. The research location is the place or area that will be the subject of this research, namely the Keritang Village Office, Indaragiri Hilir Regency, Pekanbaru City, Riau 28156, Indonesia. The research method used is a qualitative method. Primary data sources from interviews and secondary data from the history of the organization. The key informants in this study were the Village Head and Village Officials. The results of career guidance research using SWOT analysis which are more precise are the SO (Strength & Opportunities) strategy possible strengths and opportunities used as a strategy for providing Career Guidance to Employees of the Kotabaru Village Office, Keritang sub-district, Inhil Regency, namely: Training and education carried out by the village government, Means and supporting office infrastructure, employees who are reliable and competent at work, and a cohesive work team

Keywords: SWOT, Strategy, Career Guidance.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu „alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah tiada kata yang penulis ucapkan selain rasa syukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah Subhanahuwa Ta‟ala berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS SWOT DALAM BIMBINGAN KARIR PADA PEGAWAI DI KANTOR DESA KOTABARU KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL” Shalawat dan salam tak lupa penulis ucapkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu „alaihi wa sallam, yang telah menjadi suri tauladan bagi umat Islam. Semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada beliau dan para shabat-sahabatnya dan semoga kita tergolong kepada orang-orang yang ahli surga. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Edi Japran, Almarhumah ibunda Nurbaiti yang tak henti-hentinya memberikan dukungan serta doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di jurusan Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Semoga perjuangan ayah dan mama mendapat balasan yang setimpal oleh Allah Subhanahuwa Ta‟ala.

2. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(9)

iv

3. Dr.Hj.Helmiati, M.Ag selaku wakil rektor 1, Dr.H. Mas’ud Zein, M.Pd. selaku Wakil Rektor II, Edi Erwan , S,Pt., M.SC.Ph.D. selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Dr. Imron Rosisdi, S.Pd., MA Ph. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Masduki, M. Ag, selaku wakil Dekan I, Bapak Toni Hartono, M. Si selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. H. Arwan, M.Ag, selaku Wakil Dekan III.

5. Bapak Zulamri, S.Ag, MA selaku ketua jurusan Bimbingan Konseling Islam 6. Ibu Rosmita, M. Ag selaku sekretaris jurusan Bimbingan Konseling Islam 7. Ibu Dra. Silawati, M.Pd selaku Pembimbing skripsi

8. Ibu Fatmawati, S.Ag. M.Ed selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA).

9. Seluruh Dosen Jurusan Bimbingan Konseling Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

10. Seluruh civitas akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi

11. Keluarga dan saudara yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang tak henti-hentinya, terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini.

12. Teman-teman program studi Bimbingan Konseling Islam.

13. Semua pihak yang belum dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala dukungan dan bantuan, penulis ucapkan terimakasih.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan skripsi ini.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, ...

Penulis,

Riki Firmansyah NIM. 11542104249

(10)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJU PERNYATAAN ORISINALITAS

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Penegasan Istilah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Kegunaan Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penuliasn ... 6

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 8

1. Pengertian Bimbingan Karir ... 8

2. Aspek Bimbingan Karir ... 10

3. Tujuan Bimbingan Karir ... 10

4. Prinsip Bimbingan Karir ... 13

5. Pengertian Strategi ... 16

6. Strategi Bimbingan Karir ... 23

7. Aspek Pembentuk Lingkungan Kerja ... 28

8. Pentingnya Bimbingan Karir Bagi Pegawai ... 29

9. Strategi Peningkatan Organisasi menggunakan SWOT 30 10. Manfaat Analisis SWOT ... 33

(11)

vi

2.3 Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 36

3.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 36

3.3 Informan Penelitian ... 36

3.4 Jenis Data Penelitan ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN 4.1 Sejarah Desa Kota Baru ... 40

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ... 44

5.2 Pembahasan Penelitian ... 49

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal 2.1 Matriks SWOT Kualitatif32

4.1 Jumlah Penduduk Desa Kotabaru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Kotabaru Seberida ... 41

4.3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Kotabaru Seberida Tahun 2022 . 43 5.1 Analisis SWOT (Kearns, 1992) ... 43

5.2 Strenght Matrik Ifas ... 47

5.3 Weekness Matrik Ifas ... 47

5.4 Opportunities Matrik Ifas ... 47

5.5 Threats Matrik Ifas ... 48

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Kerangka Pemikiran Metode SWOT.. ... 35

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan faktor yang memperngaruhi tercapainya suatu tujuan dari organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu mengatur hubungan dan peran, tenaga kerja secara efektif dan efisien, guna untuk mencapai tujuan organisasi, pegawai dan masyarakat.1 Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat orang-orang berkumpul untuk bekerja sama secara rasional, sistematis, terencana, terorganisasi, dan terpimpin dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.2

Sumber daya manusia yang baik dan bagus akan menghasilkan kinerja yang baik terhadap organisiasi. Kinerja merupakan hasil kerja individu atau kelompok didalam suatu organisasi yang disesuaikan dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan dengan cara yang legal, sesuai dengan hukum, moral, serta etika sebagai upaya dalam pencapaian tujuan organisasi.3 Kinerja adalah semua aktivitas dalam suatu organisasi pada periode tertentu dengan biaya-biaya masa lalu yang diproyeksi berdasarkan tingkat efisiensi, pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen sebagai referensi4

Organisasi bisa memberikan bimbingan karir kepada karyawan atau pegawainya dalam membentuk sumber daya manusia yang bagus dan memiliki kinerja yang baik. Menurut Rochman Natawidjaja dikutip oleh Rahmad dalam bukunya menjelaskan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan

1 Hasibuan (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

2 Ambarwati (2018). Prinsip Kepemimpinan Character of A Leader pada Era Generasi Milenial. Philanthropy Journal of Psychology, 2, 114-127.

3 Prawirosentono. 2018. Manajemen sumber daya Manusia untuk perusahaan: Dari Teori ke Praktek. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

4 Zainal, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan . Edisike-7.

Depok: PT RAJAGRAFINDO.

(15)

gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.5

Menurut Ulifah Rahma bimbingan karir adalah suatu perangkat atau suatu program yang sistematik, proses-proses, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu dan berbuat atas pengenalan diri dan pengenalan kesempatan- kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan dan waktu luang serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehinga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya.6

Menurut Winkel didalam bukunya bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.7

Instansi pemerintah merupakan organisasi yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang dipilih berdasarkan prosedur tertentu, guna melaksanakan tugas negara demi mewujudkan pelayanan publik. Setiap instansi pemerintah memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki dan dikelola secara efektif dan efisien. Guna pencapaian tujuan organisasi, maka sumber daya manusia yang dimiliki dituntut untuk bekerja secara profesional, termasuk didalamnya harus memiliki motivasi yang baik. Pemberian motivasi dengan tepat akan dapat menimbulkan semangat dan meningkatkan kemampuan untuk bekerja dengan sukarela, yang akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas kerja.

Berdasarkan”Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,

5 Rahmad, Bimbingan Karir, (Pekanbaru : Riau Creative Multimedia, 2013), Hal. 7

6 3Ulifah Rahma, Bimbingan Karir Siswa (Malang: UIN Maliki Press, 2010), Hal.15.

7 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institud Pendidikan(Yogyakarta:Media Abadi,2004), Hal. 114

(16)

3

dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik, pada pasal 2 Undang-undang tentang pelayanan publik dimaksudkan untuk memeberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayaan publik, dan di tepat pada pasal 3 sangat jelas disebutkan tujuan dari undang-undang dalam pelayanan publik.

Berdasarkan dari uraian diatas dari Undang-undang No 25 Taun 2009 adalah menjelaskan dengan sebenar-benarya tujuan serta maksud dari pelayanan public di jelaskan tentang hak, memberikan pelayanan yang baik, terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat.8

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Muslim Ridar sebagai Kepala Desa Kota Baru diperoleh informasi yaitu keterbatasan kemampuan menjadi salah satu faktor penghambat kinerja aparatur Desa Kota Baru sepeti tidak bisa menggunakan laptop atau komputer, kurang menguasai bidang pekerjaan, dan meminta bantuan rekan kerja menyelesaikan pekerjaan.

Keterbatasan kemampuan merupakan faktor penyebab penurunan kinerja pegawai. Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Yulisma sebagai sekretaris desa Kota Baru diperoleh informasi bahwa pegawai desa memiliki motivasi yang sangat rendah dalam bekerja, pegawai banyak yang memintak bantuan kepada pegawai lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Pegawai juga sering telat datang ke kantor karena harus menyelesaikan pekerjaan di rumah. Hasil wawancara dengan Bapak Agus Salim sebagai seksi bidang pemerintahan diperoleh informasi sarana dan prasarana yang ada dikantor seperti komputer dan printer tidak dimiliki semua pegawai..

Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dibutuhkan suatu strategi yang efektif dan efesien. Salah satu analisis atau metode dalam menentukan strategi adalah metode SWOT. Analisis SWOT merupakan alat formulasi strategi yang menganalisis dan mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght), peluang (oppurtunity), namun secara bersamaan

8 Undang-undang Nomor 25 Ttahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

(17)

meminimalkan kelemahan (weaknesses), dan ancaman (treath).9 Berdasarkan hasil penelitian Rosani dkk (2021) penggunaan metode SWOT dalam penentuan strategi persaingan faktor internal dan eksternal sangatlah tepat dan bagus.10 Penelitian tersebut dikuatkan oleh penelitian Siti Paramadita (2021)11 dan Nurmala (2020)12.

Berdasarkan dengan deskripsi permasalahan dan teori di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Judul skripsi ini

“Analisis Swot Dalam Bimbingan Karir pada Pegawai Di Kantor Desa Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil”

1.2 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman tentang istilah yang digunakan dalam penulisan ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah tersebut, antara lain:

1. Analisis

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2007) analisis diartikan penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya.13

2. Bimbingan Karir

Menurut Winkel didalam bukunya bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersipkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.14

9 Rangkuti F. 2015. Analisis SWOT Analysis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

10 Rosani dkk, Analisis Pestel Pada Lazismu Kalimantan Barat, Vol 2, No 2 maret 2021

11 Siti PARAMADITA dkk, Analisis Pestel Terhadap Penetrasi Gojek di Indonesia, Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan vol 4 (no 1): no 37 – no 49 Th 2020

12 Nurmala, Analisis Pestle Dalam Strategi Peningkatan Pelayanan Batas Petir (Obati Sampai Tuntas Penderita Tuberculosis Multidrug Resistant) Di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik, 2021

13 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008).

14 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Iinstitut Pendidikan, ( Yogyakarta : Media Abadi, 2004), Hal. 114

(18)

5

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapaun batasan masalah dalam penelitian ini terfokus kepada Analisis SWOT dalam Bimbingan Karir Pada Pegawai di Kantor Desa Kotabaru kecamatan keritang Kabupaten Inhil.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah,

1. Bagaimana Strategi yang digunakan dalam Pemberian Bimbingan Karir Menggunakan Metode SWOT Pada Pegawai Kantor Desa Kotabaru kecamatan keritang Kabupaten Inhil ?

2. Apa Strategi dalam meningkatkan Bimbingan Karir Menggunakan Metode SWOT Pada Pegawai Kantor Desa Kotabaru kecamatan keritang Kabupaten Inhil?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk membuktikan secara empiris Analisi pemberian bimbingan karir menggunakan metode SWOT pada Kantor Desa Keritang Kabupaten Indaragiri Hilir.

1.6 Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan keilmuan bimbingan konseling islam terutama untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis a. Bagi Penyusun

Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan berfikir dalam keilmuan bimbingan konseling islam.

(19)

b. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam mengelola sumber daya manusia terutama pegawai Kantor Camat Keritang Kabupaten Indaragiri Hilir.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk melihat secara keseluruhan dari penelitian ini penulis penyusun kerangka tulisan dalam enam bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Permasalahan, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang: Kajian Terdahulu, Landasan Teori, Kerangka Pemikiran.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang: Desain Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber Data Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Validitas Data, Teknik Analisis Data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini berisikan tentang: Menyangkut tentang Subjek penelitian atau hal-hal yang menyangkut dengan subyek penelitian yang dilakukan.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang: Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari pembahasan yang menyangkut dengan penelitian yang telah dilakukan.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang: Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang akan diberikan oleh peneliti untuk penelitian yang telah dilakukan serta saran bagi para pembaca penelitian tersebut.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu

1. Penulis : Saleha

Judul : Pengaruh Lingkungan Kerja, Etos Kerja dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Bina Marga Propinsi Sulawesi Tengah. (Jurnal).

Metode : Penelitian ini yaitu dengan pendekatan deskriptif dengan pendekatan kausalitas.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja, etos kerja dan budaya kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah.15

2. Penulis : Eka Safitri

Judul : Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja Pegawai di Kantor Desa Seberang Pulau Kijang Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir.

Metode : Penelitian ini yaitu dengan pendekatan Regresi Linear.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berarti pada penelitian ini “lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap etos kerja pegawai di Kantor Desa Seberang Pulau Kijang Kecamatan Reteh Kabupaten Inhil”.

15 Saleha. Pengaruh Lingkungan Kerja, Etos Kerja dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah. Unniversitas Tadulako. 2016. jurnal Katalogis Vol. 4 No. 3 Maret 2016.

(21)

2.2 Landasan Teori

1. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance”

dan “counseling” dalam bahasa inggris. Secara harfiah (bahasa) istilah

“guidance” dari akar kata “guide” berarti mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.16

Menurut Bimo Walgito dikutip oleh Djati winarko dan Setuju didalam jurnalnya menjelaskan bahwa bimbingan karir adalah usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu.17

Menurut Winkel didalam bukunya bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan / profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.18

Menurut Rochman Natawidjaja dikutip oleh Rahmad dalam bukunya menjelaskan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk

16 Syamsu Yusuf, L.N dan A. Juntika Nurihsan, Landasan bimbingan dan konseling, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2006), Hal. 5.

17 Djati Winarko, Setuju. Hubungan Antara Bimbingan Karir Dan Prestasi Belajar Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Di SMK Al Munawwarah Kesugihan Cilacap Tahun Plajaran 2014/2015, Jurnal Taman Vokasi Volume, No 2 (Des 2015)

18 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institud Pendidikan(Yogyakarta:Media Abadi,2004), Hal. 114

(22)

9

pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.19

Secara umum bimbingan adalah istilah yang mencakup pengertian umum proses layanan bantuan kemanusiaan. Di latar sekolah, layanan bimbingan karir diberikan dengan tujuan untuk membantu siswa yang mengalami masalah, khususnya yang berkenaan dengan penyusunan rencana untuk masa depannya. Mengingat usia perkembangannya, kerisauan umum para siswa tersebut adalah mengenai pendidikannya (keberhasilan belajar dan kelanjutan studi) dan pekerjaan apabila nanti tamat dari sekolah.

Menurut Winkel (2005: 114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, serta dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang dimasuki.

Pengertian diatas senada dengan pengertian Rahman (2002: 43) bahwa bimbingan karir adalah layanan yang diberikan kepada siswa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karir.

Bimbingan karir adalah suatu proses untuk membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuaan dan gambaran diri serta peranannya dunia kerja. Sedangkan layanan bimbingan karir adalah layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam proses belajar memahami dirinya sebagai persiapan memasuki dunia kerja.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian layanan bimbingan karir tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan karir merupakan kegiatan layanan bimbingan yang bertujuan membantu siswa menyusun rencana karir dan menyiapkan diri untuk kehidupan kerja, serta membantu siswa untuk menumbuhkembangkan bakat dan potensi diri sehingga mereka dapat mengetahui karir kelak yang dipilih.

19 Rahmad, Bimbingan Karir, (Pekanbaru : Riau Creative Multimedia, 2013), Hal. 7

(23)

2. Aspek-aspek Bimbingan Karir

Terdapat beberapa aspek masalah karir yang membutuhkan pelayanan bimbingan karir disekolah dan di madrasah adalah:

a. Pemahaman Terhadap Dunia Kerja

b. Perencanaan dan pemilihan karir atau jabatan (profesi) c. Penyediaan berbagai program studi yang berorientasi karir d. Nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karir

e. Cita-cita masa depan

f. Minat terhadap karir tertentu

g. Kemampuan dalam bidang karir tertentu h. Bakat khusus terhadap karir tertentu

i. Kepribadian yang berkenaan dengan karir tertentu j. Masa depan karir yang akan diperoleh

k. Harapan keluarga

l. Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam karir atau jabatan (profesi) tertentu.20

3. Tujuan dan fungsi Bimbingan Karir a. Tujuan dan fungsi Bimbingan Karir

Adapun tujuan dari bimbingan karir adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan.21 Hal ini dapat dipahami bahwa semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu sumber daya manusia (karyawan) tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai misi dan tujuaan organisasi. Dan tujuan bimbingan karir ini dapat dijabarkan ke dalam empat tujuan yang lebih operasional

20 Tohirin, Bimbingan Konseling Sekolah dan Madrasah, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), Hal.133

21 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998), cet. ke-2, Hal. 110.

(24)

11

sebagai berikut:

b. Tujuan Masyarakat (Societal Objective)

Untuk bertanggung jawab secara sosial, dalam hal kebutuhan dan tantangan- tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada di tengah-tengah masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan bagi masyarakat. Oleh sebab itu suatu organisasi mempunyai tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusianya (karyawan) agar tidak mempunyai dampak negative terhadap masyarakat.

c. Tujuan Organisasi

Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada (exist), dan perlu memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan. Bimbingan karir bukanlah suatu tujuan dan akhir suatu proses, melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya suatu tujuan organisasi secara keseluruhan.

d. Tujuan Fungsi (Functional Objective)

Untuk memelihara (maintain) kontribusi bagian-bagian lain agar mereka (karyawan dalam tiap bagian) melaksanakan tugasnya secara optimal. Dengan kata lain setiap karyawan dalam organisasi itu menjalankan fungsinya dengan baik.

e. Tujuan Personel (Personnel Objective)

Untuk membantu karyawan atau pegawai dalam mencapai tujuan-tujuan pribadinya, dalam rangka pencapaian tujuan organisasinya. Tujuan-tujuan pribadi karyawan seharusnya dipenuhi, dan ini sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan terhadap karyawan tersebut.22

Sedangkan di dalam buku “Psikologi Industri” disebutkan bahwa tujuan dari bimbingan karir dapat dibedakan menjadi dua ialah tujuan umum dan khusus. Untuk sasaran (tujuan) yang bersifat umum

22 Ibid., Hal. 111.

(25)

menurut Sikula yang dikutip Oleh Munandar sebagai berikut : 1) Meningkatkan Produktivitas

2) Meningkatkan mutu kerja

3) Meningkatkan ketepatan dalam human resources planning 4) Meningkatkan moral kerja\

5) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja 6) Menunjang pertumbuhan pribadi.23

Sukardi (2000: 41) menjelaskan bahwa secara umum bimbingan karir di sekolah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan, bertujuan untuk membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju pada karir dan cara hidup yang akan memberikan kepuasan karena sesuai, serasi dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.

Secara khusus Sukardi (2000: 42) bimbingan karir dilaksanakan di sekolah bertujuan antara lain:

1. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang dirinya sendiri 2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang dunia kerja.

3. Siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasukinya.

4. Siswa meningkatkan keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja.

5. Siswa menguasai ketrampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, berpraksa dan sebagainya.

Kemudian menurut Depdikbub (dalam Walgito, 2004: 195), tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa antara lain :

1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang

23 Moh. As’ad, Psikologi Industri, (Yogyakarta : Lembaga Manajemen AMP, 1980)

(26)

13

berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita-citanya.

2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat.

3. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa depannya.

4. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

5. Dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi dan sesuai.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa bimbingan karir bertujuan untuk membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup

4. Prinsip Bimbingan Karir

Ada beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan karir. Prinsip - prinsip ini berasal dari konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan karir. Baik disekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah :

a. Bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang sedang dalam proses berkembang. Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan karir lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan. Dan lebih di utamakan teknik atau pendekatan setting kelompok daripada individual.

b. Bimbingan karir menekankan hal-hal positif. Dalam kenyataanya masih ada individu yang ber persepsi negatif terhadap bimbingan karir

(27)

karena bimbingan karir dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan itu, bahwa dalam hal ini bimbingan karir sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan pengembangan kekuatan dalam diri dan kesuksesan, karena bimbingan karir merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

c. Bimbingan karir merupakan usaha bersama. Bimbingan karir bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai tim terlibat dalam proses bimbingan karir.

d. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan karir, bimbingan karir diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan pengambilan keputusan karirnya.

Bimbingan karir berperan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu. Hal itu sangat penting baginya dalam mengambil keputusan karirnya.

e. Bimbingan karir berlangsung dalam berbagai latar kehidupan.

Pemberian layanan bimbingan karir tidak hanya berlangsung

f. disekolah, tetapi juga dilingkungan keluarga, perusahaan, lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat.

Pada prinsipnya bimbingan karir merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki (Tohirin, 2007: 134). Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karir di sekolah diantaranya

a. Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian karirnya secara tepat.

(28)

15

b. Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karir itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup.

c. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karir.

d. Siswa perlu diberikan pemahaman tentang dimana dan mengapa mereka berada dalam suatu alur pendidikannya.

e. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan karirnya.

f. Siswa pada setiap tahap program pendidikannya hendaknya memiliki pengalaman yang berorientasi pada karir secara berarti dan realistik.

g. Program bimbingan karir di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat. (Sukardi, 1994: 34)

Happock, Holland, dan Donald E. Super (dalam Sukardi, 1997:

35) menyusun prinsip-prinsip tentang bimbingan karir disekolah, diantaranya sebagai berikut:

a. Pekerjaan itu dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.

b. Setiap individu masing- masing memilih kecakapan untuk sejumlah pekerjaan.

c. Setiap jabatan memerlukan pola khas dari pada kemampuan, minat, dan sifat kepribadian.

d. Pemilihan jabatan bermula ketika seseorang pertama kali sadar bahwa suatu pekerjaan dapat menolong memenuhi kebutuhannya.

e. Informasi mengenai jabatan akan membantu dalam pemilihan jabatan karena informasi tersebut membantu dalam menentukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa prinsip-prinsip bimbingan karir di sekolah adalah memberikan kesempatan yang sama, pemahaman bahwa karir adalah sebagai suatu

(29)

jalan hidup, bantuan dalam perencanaan pendidikan karir, pemahaman tentang jalur pendidikan siswa, pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dengan karir, pengalaman yang berorientasi pada karir secara berarti dan realistis, kesempatan untuk menguji konsep berbagai peranan dan keterampilannya, merangsang perkembangan pendidikan siswa, diintegrasikan secara fungsional dengan program pendidikan pada umumnya, berpusat dikelas, dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat.

5. Pengertian Teori Strategi

Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Stategi adalah cara/ siasat.24 Kata “Strategy” berasal dari kata kerja Yunani yaitu “Startego” yang berarti merencanakan pemusnahan musuh lewat penggunaan sumber efektif.25 Strategi dapat dipahami sebagai cara bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga diartikan sebagai segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. Menurut Porter (2013), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Begitu Hamel dan Prahalad strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang harapkan pelanggan.26

Sebuah perusahaan ataupun organisasi harus memiliki strategi untuk wujudukan tujuan, visi dan misinya. Strategi dibuat melalui perencanaan dan pemikiran organisadi dengan analisis indikator tertentu.

Menurut Nawawi (2017) adalah Proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi

24 Kamus Saku Bahasa Indonesia,Ahmad A.K Muda, GitaMedia Press, 2008, hlm 386

25 Azhar Arsyad, Pokok Managemen: Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan dan Eksekutif (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2022), h.2006

26 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: Gramedia, 2013), 4

(30)

17

untuk mencapai tujuannya.27 Andrews dalam kuncoro (2014) menjelaskan strategi merupakan pola sasaran tujuan dan kebijakan/rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.28 Kemudian menurut Freid David (2012) startegi didefeniskan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan- keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuan nya manajamen startegi berfokus kepada usaha organisasi manajemen, pemasaran, keuangan/akuntasi, produk/ operasi, penelitan dan pengembangan, serta sistem imformasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.29

Dari berbagai defenisi disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi serta sebagai alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas usaha apa yang sedang akan dilaksanakan oleh pengusaha. Strategi yang tepat mencerminkan bagusnya perencanaan suatu perusahaan dalam mewujudkan tujuan perusahaan tersebut. Perencanaan perusahaan dijelaskan melalui visi dan misi yang dimiliki perusahaan. Bagi sebuah perusahaan visi dan misi sangatlah penting hal ini disebabkan melalui visi dan misi akan menjadi pembeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain

a. Konsep-konsep Strategi

Strategi yang baik harus memiliki konsep yang jelas dan terstruktur. Konsep yang disusun menentukan kesuksesan strategi dalam pelaksanaan dan penerapannya. Konsep tersebut yaitu

27 Hadari Nawawi, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemetintahan Dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2005) h. 148

28Mudrajat Kuncoro, Sebagaimana Di Kutip Oleh, Muhammad Faiz Daroini Promosi Pada Perusahaan Konveksi Aba Collection Tulungagung Dalam Menghadapi Persaingan Strategi Bisnis Ditinjau Dari Ekonomi Islam, Skripsi, 2013

29 Fried R. David, Managemen Strategis Konsep (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.5.

(31)

1) Distinctive Competence, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan persaingannya.

2) Competitive advantage, kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.30

Carpenter dan Sanders (2007) menjabarkan manajemen strategi kedalam sembilan cakupan peranan penting yaitu

1) Merumuskan misi perusahaan termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi dan sasaran perusahaan.

2) Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan.

3) Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor umum kontekstual yang lainnya.

4) Menganalisa pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan.

5) Mengidentifikasikan pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

6) Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan.

7) Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.

8) Mengimplementasi strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan sistem penghargaan ditekankan.

9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan dimasa mendatang

30 Rangkuti Freddy, sebagaimana dikutip oleh Sarah Mauliana, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 4

(32)

19

b. Faktor-faktor perumusan strategi

Perumusan strategi dalam suatu perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor yaitu

1) Kompetensi yang berbeda : sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan dimana perusahaan melakukannya dengan baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

2) Ruang lingkup: lingkungan dimana perusahaan tersebut beraktivitas

3) Distribusi sumber daya : bagaimana sebuah perusahaan memanfaatkan dan mendistribusikan sumber daya yang dimilikinya dalam menerapkan strategi perusahaan.31

Dalam merumuskan suatu strategi perusahaan harus memperhatikan berbagai faktor antara lain sebagai berikut:

1) Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena manajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi pembenaran keberadaan organisasi, filosofi yang bagaimana yang akan digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa yang ingin dicapai. Yang jelas menonjol dalam faktor pertama ini ialah bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan secara garis besar.

2) Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen puncak mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan.

3) Pengenalan tentang lingkungan dengan mana organisasi akan berinteraksi, terutama situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh organisasi apabila organisasi yang bersangkutan ingin tidak hanya mampu

31 Rangkuti Freddy, sebagaimana dikutip oleh Sarah Mauliana, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 4

(33)

melanjutkan eksistensinya, akan tetapi juga meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerjanya.

4) Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai peluang yang mungkin timbul dan harus dimanfaatkan serta ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. Dengan analisis yang tepat berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan terlihat.

5) Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajar ditelaah lebih lanjut dari berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

6) Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat dikaitkan sasaran jangka panjang yang dianggap mempunyai nilai yang paling stratejik dan diperhitungkan dapat dicapai karena didukung oleh kemampuan dan kondisi internal organisasi.

7) Suatu sasaran jangka panjang pada umumnya mempunyai paling sedikit empat ciri yang menonjol, yaitu:

a) Sifatnya yang idealistis,

b) Jangkauan waktunya jauh ke masa depan, c) Hanya bisa dinyatakan secara kualitatif, d) Masih abstrak.

Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan manajemen organisasi bisnis khususnya ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang

(34)

21

kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.32

c. Materi Bimbingan Karir

Prayitno (1997: 66) menjelaskan materi bimbingan karir dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut: (1) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan, (2) Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan, (3) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, (4) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.

Menurut Wibowo (2002: 24) materi bimbingan karir adalah : 1) Layanan orientasi, yang meliputi; peranan BK serta pelacakan karir

SMK, pelaksanaan bimbingan karir, dan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir

2) Layanan informasi, meliputi; tugas dan perkembangan remaja tentang kemampuan dan perkembangan karir, perkembangan karir di masyarakat, kursus-kursus serta program pilihan dalam rangka pengembangan karir.

3) Layanan penempatan, meliputi; kelompok latihan dan kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang pilihan karir, membahas pilihan program studi lanjutan

4) Layanan pembelajaran dalam bimbingan karir, meliputi; kegiatan pengembangan pemahaman, sikap dan kebiasaan belajar, program pengajaran perbaikan dan program pengayaan serta program pengayaan tersebut dapat diharapkan untuk memantapkan diri siswa dalam pilihan karir, orientasi dan informasi karir, orientasi dan informasi lembaga- lembaga ketrampilan sesuai dengan pilihan kerja serta orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan arah perkembangan karir.

32 Suindrawati, Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus Di Toko Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora), Skripsi Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2015, Hlm 19

(35)

Sukardi (1997: 141) menjelaskan materi paket bimbingan karir dibagi menjadi lima topik bimbingan karir yang tiap-tiap topik dibagi lagi menjadi sub-sub topik, diantaranya adalah :

1) Paket I : Pemahaman diri, terdiri atas sub topik sebagai berikut:

a) Pengantar pemahaman diri b) Bakat, potensi dan kemampuan c) Minat

d) Cita-cita atau gaya hidup.

2) Paket II : Nilai-nilai, terdiri atas sub topik sebagai berikut:

a) Nilai-nilai kehidupan

b) Saling mengenal dengan nilai orang lain c) Pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri

d) Pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain

e) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat, f) Bertindak atas nilai-nilai sendiri.

3) Paket III : Pemahaman lingkungan, terdiri atas sub topik sebagai berikut:

a) informasi pendidikan

b) Kekayaan daerah dan pengembangannya c) Informasi jabatan.

4) Paket IV : Hambatan dan mengatasi hambatan, terdiri atas sub topik sebagai berikut :

a) Faktor pribadi b) Faktor lingkungan c) Manusia dan hambatan

d) Cara-cara mengatasi hambatan.

5) Paket V : Merencanakan masa depan, terdiri atas sub topik sebagai berikut:

a) Menyusun informasi diri b) Mengelola informasi diri c) Mempertimbangkan alternative

(36)

23

d) Keputusan dan rencana e) Merencanakan masa depan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa materi pokok layanan bimbingan karir, antara lain:

1) Pemahaman tentang bakat, minat dan kemampuan diri berkaitan dengan karir yang akan dikembangkan

2) Pemahaman tentang berbagai macam profesi sebagai alternatif pengembangan karir

3) Pemahaman dan pengembangan kemampuan wirausaha

4) Pemahaman tentang berbagai macam jurusan dibidang pendidikan 5) Pengembangan kemampuan berkompetensi

6) Pemahaman strategi memilih sekolah dan jurusan

7) Pengembangan kemampuan manajemen dan kepemimpinan 6. Strategi Bimbingan Karir

Strategi bimbingan karir adalah pola umum perbuatan klien dalam wujud hubungan bantuan, pembimbing menjalankan hubungan dengan klien dalam uarian bahwa ia bersedia dan berupaya menciptakan sistem lingkungan yang kondushif atau yang memfasilitasi perkembangan klien untuk :

a. Memahami dan menilai dirinya, terutama yang menyangkut potensi dasar yaitu bakat, minat, sikap, dan kecakapan.

b. Menyadari dan memahami nilai –nilai yang ada pada diri dan masyarakat.

c. Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta jenis pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuksuatu bidang tertentu.

d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya dan memecahkan masa depan karirnya.33

33 Manrihu, Pengantar Bimbingan Konseling Karir, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1992 ), Hal.

36

(37)

Beberapa strategi layanan bimbingan karir yang dapat mengukur kematangan karir individu :

a. Career Planning, merupakan aktivitas pencarian informasi dan seberapa besar keterlibatan individu dalam proses tersebut.

b. Career Exploration, merupakan kemampuan individu untuk melakukan pencarian individu untuk melakukan pencarian informasi karir.

c. Knowledge of Career Decisions, merupakan kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karir.

d. World of Work Information, merupakan pengetahuan individu mengenai minat dan kemampuan diri, mengetahui cara orang lain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan mengetahui alasan orang berganti pekerjaan.

e. Knowledge of Preferred Occupational Group, merupakan kesempatan setiap individu untuk memilih satu dari beberapa pilihan pekerjaan.

f. Realization, merupakan perbandingan antara kemampuan individu dengan pilihan karir pekerjaan yang realistis.

Untuk mencapai tujuan bimbingan karier, setiap dosen pembimbing memiliki dan dapat menempuh strategi yang berbeda-beda; sesuai dengan latar belakang pendidikan, keahlian dan kondisi objektif klien yang dihadapinya. Namun, apabila dikelompokkan seluruh strategi yang dimaksud melingkupi:

a. Strategi instruksional

Strategi instruksional merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang diintegrasikan atau dipadukan dalam pengajaran (instruksional). Strategi ini sangat sesuai dijalankan oleh tenaga pengajar. Strategi instruksional cenderung bersifat informatif daripada pemrosesan informasi. Apabila kecenderungan yang terakhir dijadikan fokus strategi, walaupun dijalankan oleh tenaga pengajar, maka dapat diperoleh ketepatgunaannya. Strategi ini pada dasarnya bukanlah penyelenggaraan bimbingan karier, melainkan pengajaran

(38)

25

(instruksional) yang menerapkan prinsip- prinsip bimbingan karir dan lebih terfokur pada pemberian informasi karir. Strategi bimbingan karir instruksional yang terpadu dengan pembelajaran merupakan pemrosesan informasi karir secara klasikal atau kelompok melalui penggunaan metode atau teknik-teknik pembelajaran, seperti : pengajaran unit, home room, karyawisata, ceramah tokoh/nara sumber, media audio visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan paket bimbingan karier.

b. Strategi Substansial

Strategi substansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karier melalui hubungan interpersonal (antara pembimbing dengan klien). Strategi ini lazim dipergunakan oleh dosen pembimbing dalam bentuk wawancara konseling. Untuk mempergunakan starategi ini, diperlukan penguasaan teori dan praktik konseling, di samping disiplin ilmu penunjang yang terkait. Termasuk ke dalam strategi ini ialah teknik genogram dan konseling karier.

c. Teknik genogram

Istilah genogram mulai dipopulerkan oleh Rae Wiemers Okiishi (1987) dalam tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling dimuat dalam Journal of Counselling and Development, Volume 66. Secara etimologis, genogram berarti silsilah, yaitu gambar asal-usul keluarga klien sebanyak tiga generasi.

Penggunaan teknik genogram dilandasi oleh asumsi bahwa ada pengaruh dari orang lain yang berarti (significant orther) terhadap individu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karir. Konselor atau pembimbing berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien. Pada dasarnya penggunaan genogram ini lebih merupakan teknik awal untuk memasuki konseling karir, oleh karena itu pelaksanaannya pun bersifat individual. Namun tidak menutup kemungkinan, wawancara genogram dapat dipandang sebagai proses konseling karir manakala dalam wawancara tersebut konselor

(39)

(pembimbing) menerapkan prinsip-prinsip dan teknik- teknik konseling yang terfokus pada pemecahan masalah karir klien.

Penerapan teknik genogram ditempuh dalam tiga tahap, yaitu:

1) Konstruksi genogram

Proses ini merupakan tahap pertama untuk memetakan/membuat gambar silsilah atau asal-usul keluarga klien sebanayak tiga generasi, yaitu generasi klien, generasi oarangtua klien dan generasi kakek nenek klien. Seluruh angota keluarga dari ketiga generasi yang diketahui oleh klien dibuat gambarnya;

konselor membuat gambar tersebut bersama-sama dengan klien.

Gambar tersebut hendaknya memberi penjelasan hal-hal penting berkenaan dengan silsilah dari ketiga generasi klien, dengan mencantumkan tanda atau simbol tertentu yang dapat difahami oleh konselor dan klien.

2) Identifikasi jabatan

Pada tahap ini konselor bersama klien berupaya menelusuri bidang- bidang pekerjaan/jabatan yang ada pada anggota keluarga dari tiga generasi itu, termasuk usaha yang ditempuh untuk memperoleh pekerjaan/jabatan, tingkat keberhasilan, dan konsekuensinya dalam segala aspek kehidupan yang bersangkutan 3) Eksplorasi klien

Tahap ini memfokuskan kajian terhadap diri klien agar memperoleh pemahaman diri dan lingkungan serta dapat merencanakan karirnya. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu dianalisis selama wawancara genogram yaitu sebagai berikut:

a) Isi pengamatan diri klien;

b) Pemahaman lingkungan/dunia kerja;

c) Proses pembuatan keputusan; model- model pola hidup; dan d) Model-model okupasional.

Sedangkan yang perlu didiskusikan oleh dosen pembimbing dengan karyasiswa diantaranya:

(40)

27

a) Keberhasilan-keberhasilan anggota keluarga;

b) Mobilitas anggota keluarga;

c) Pengelolaan waktu; dan d) Integritas diri.

Strategi permainan merupakan strategi alternatif penyelenggaraan bimbingan karir. Strategi ini berlangsung melalui permainan, yang segaligus dalam setiap permainan dapat menjangkau beberapa matra sasaran. Permainan adalah suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yang dilakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah ditetapkan, menurut aturan yang sudah diterima secara sukarela tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya sendiri, disertai oleh perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran lain daripada kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990:

39). Definisi tersebut menyiratkan bahwa permainan memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan kegiatan dalam kehidupan yang lain. Ciri-ciri khas yang dimaksud adalah:

a) Permainan adalah perbuatan yang bebas, artinya permainan dapat ditangguhkan atau dikesampingkan setiap saat; karena ia dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban moral, sehingga permainan melampaui jalannya proses alami;

b) Permainan bukanlah perikehidupan yang biasa atau yang sesungguhnya; ia merupakan suatu perbuatan keluar dari sesungguhnya, dalam suasana kegiatan yang sementara dengan tujuan tersendiri;

c) Permainan memisahkan diri dari kehidupan biasa dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya ia bercirikan tertutup dan terbatas. Ia dimainkan dalam batas- batas waktu dan tempat tertentu, bermakna dan berlangsung dalam dirinya sendiri, dimulai dan berakhir pada suatu saat tententu, terdapat variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan;

(41)

d) Di dalam ruang permainan berlaku tata-tertib tersendiri yang mutlak, oleh karena itu lebih bercirikan menciptakan ketertiban atau keteraturan, penyimpangan atas aturan tersebut dapat merusak proses dan nilai permainan.

Selanjutnya berdasarkan matra sasaran bimbingan karier yang inklusif dengan tujuan yang ingin dicapai, dapat dikelompokkan jenis- jenis permainan sebagai berikut:

a) Permaianan ekspresi dan proyeksi diri;

b) Permainan pilihan dan putusan nilai;

c) Eksplorasi dan identifikasi lingkungan;

d) Diskusi isu dan aturan; dan e) Analisis gaya hidup.

7. Aspek pembentuk lingkungan kerja

Lingkungan kerja terdiri dari beberapa aspek yang dapat membentuknya yaitu:

a. Pelayanan kerja

Pelayanan kerja merupakan salah satu aspek penting yang dapat dilakukan oleh setiap instansi yang terdapat pegawai didalamnya.

Pelayanan kerja yang baik akan memberikan dampak yang baik pula terhadap pegawainya, dimana jika pelayana kerja baik maka pegawai yang bekerja akan bertambah semangat dalam memenuhi dan menyelesaikan pekerjaan yang ditekuninya. Beberapa macam bentuk pelayanan kerja yaitu:

1) Pelayanan makan dan minum 2) Suhu udara yang tepat.

3) Keamanan kerja dalam lingkungan kerja.

b. Hubungan karyawan

Salah satu penunjang semangat kerja bagi para pegawai yaitu hubungan karyawan yang baik dalam lingkungannya, dimana ia

(42)

29

hubungan tersebut menyangkut dengan hubungan kepada sesame pegawai ataupun kepada pimpinan kerja.34

Ada beberapa teknik/pendekatan konseling karier yang dapat diterapkan oleh dosen pembimbing. John Crites (1987) mengemukakan enam pendekatan konseling karir, yaitu:

a) trait and factor career counseling b) client-centered career counseling c) psychodynamic career counseling d) developmental career counseling e) behavioral career counseling f) comprehensive career counseling.

8. Pentingnya Bimbingan Karir Bagi Pegawai

Bimbingan baik berupa pendidikan maupun pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, maka bimbingan bagi pegawai harus memperoleh perhatian yang besar. Pentingnya bimbingan karir bagi karyawan antara lain sebagai berikut :

a. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena sering seseorang menduduki jabatan tertentu bukan karena kemampuannya, melainkan karena tersedianya formasi. Oleh sebab itu pegawai atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang mereka perlukan.

b. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi suatu organisasi/ instansi. Oleh sebab itu jabatan- jabatan yang dulu belum diperlukan, sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan menempati jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada.

Dengan demikian, maka diperlukan penambahan atau peningkatan

34 Riny Chandra. Pengaruh Lingkungan dan Kesejahteraan Terhadap Etos Kerja Karyawan PTPN 1 Pulau Tiga di Aceh Tamiang. (2017. Universitas Samudera. Vol 6. No 2. Nov 2017) 762

(43)

kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut.

c. Promosi dalam suatu organisasi/ institusi adalah suatu keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang adalah sebagai salah satu reward dan insentive (ganjaran dan perangsang ). Adanya ganjaran dan perangsang yang berupa promosi dapat meningkatkan produktivitas atau prestasi kerja bagi seseorang karyawan. Kadang-kandang kemampuan seorang pegawai yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan tertentu ini masih belum cukup. Untuk itulah maka diperlukan bimbingan karir baik berupa pendidikan maupun latihan tambahan.

d. Di dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi- instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi karyawannya agar diperoleh efektivitas dan efiisensi kerja sesuai dengan masa pembangunan.35

9. Strategi Peningkatan Organisasi Menggunakan Analisis SWOT

Dalam merencanakan strategi dan menganalisis suatu masalah, kita seringkali melihat beberapa faktor yang hadir di sekitar masalah tersebut lalu memetakannya satu per satu. Dari pemetaan hal-hal yang hadir dari rencana maupun permasalahan tersebut, maka secara perlahan kita akan menemukan rencana yang tepat maupun cara penyelesaian masalah yang kita hadapi itu sendiri.

Analisa SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S.

Humphrey yang mempergunakan teknik ini pada tahun 1960-an ketika ia menginisiasi sebuah proyek penelitian yang dikerjakan di Stanford Research Institute. Sejak saat itu, perlahan analisis SWOT mulai dikenal luas oleh kalangan luas dan perlahan digunakan oleh para pebisnis pada masa itu untuk memanfaatkan metode analisis ini demi menumbuhkan sekaligus mengembangkan perusahaan mereka masing-masing.

35 Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Hal. 27-28.

Referensi

Dokumen terkait

Pada prinsipnya, tidak ada perubahan yang sempurna tetapi kita harus berusaha agar perkembangan budaya politik terjadi sesuai dengan yang diharapkan dan mencapai kepentingan

162 miliar, maka diperlukan sebuah pengelolaan yang lebih modern, cepat dan akurat agar PAD yang berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan ini makin meningkat dan mampu

Hasil ekstraksi cirinya adalah berupa vektor ciri dari ketinggian level keabuan sebanyak 256 data ciri untuk setiap foto tonsil (karena citra yang digunakan berformat

Nama Jaringan Telepon Fax Alamat & Email Rawat Jalan Rawat Gigi.. RAYA

Source image with a lot of similar element, high number of fractional images, and wider size of the overlap area have been proven to yield a seamless tiling image.. Keywords:

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik arus, mengetahui nilai MPT saat pasang menuju surut dan saat surut menuju pasang pada

The experiment proce- dure was done by investigating the sanitation networks as a function of type of pipes, concrete used, and waste concen- tration (as sulfates and hydrogen

Mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran course review horay dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran di SDN