• Tidak ada hasil yang ditemukan

Industri Berkontribusi Tinggi Bagi Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Industri Berkontribusi Tinggi Bagi Ekonomi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Industri Berkontribusi Tinggi Bagi Ekonomi

Industri Berkontribusi Tinggi Bagi Ekonomi

JAKARTA, PAMARTANUSANTARA.CO.ID | Industri pengolahan masih konsisten memberikan kontribusi besar dalam struktur produk domestik bruto (PDB) dengan porsi mencapai 19,66 persen pada triwulan III tahun 2018. Untuk itu, pemerintah memberikan prioritas terhadap pengembangan sektor industri agar terus menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dalam upaya meningkatkan kinerja industri manufaktur, pemerintah telahmengeluarkan beberapa paket kebijakan ekonomi dan kemudahan perizinan usaha agardapat menciptakan iklim bisnis di Tanah Air yang semakin kondusif,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (7/11).

Menurut Menperin, pemerintah juga sudah meluncurkan peta jalan

(2)

Making Indonesia 4.0 yang sekaligus dijadikan sebagai agenda nasional dan strategi Indonesia untuk kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0. “Artinya, Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur nasional yang berdaya saing global,” tegasnya.

Adapun 10 program prioritas di dalam Making Indonesia 4.0 yang perlu dijalankan, yaitu perbaikan alur aliran material, mendesain ulang zona industri, mengakomodasi standar keberlanjutan, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital, menarik investasi, meningkatkan kualitas SDM, pembentukan ekosistem inovasi, pemberian insentif investasi teknologi,serta harmonisasi aturan dan kebijakan.

“Melalui peta jalan tersebut, Indonesia ditargetkan menjadi bagian 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030,” ungkap Airlangga. Target itu bisa tercapai karena didorong dari peningkatan kembali nett ekspor 10 persen kepada PDB, peningkatan produktivitas hingga dua kali lipat, dan terciptanya 10 juta lapangan kerja baru pada tahun 2030.

Di dalam Making Indonesia 4.0, lima sektor manufaktur dipilih untuk menjadi pionir dalam implementasi industri 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronika. Beberapa sektor yang tengah mendapat prioritas pengembangan tersebut, menunjukkan kinerja yang cukup gemilang pada triwulan III-2018.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), di kuartal ketiga tahun ini, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 8,10 persen, industri tekstil dan pakaian 10,17 persen, serta industri alat angkutan 5,37 persen. Kinerja ketiga sektor ini mampu melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,15 persen.

Sektor lain yang juga tumbuh positif di atas PDB, di antaranya industri karet, barang dari karet dan plastik tumbuh sebesar 12,34 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki 8,83 persen, industri logam dasar 8,11 persen, serta industri

(3)

barang logam bukan mesin dan peralatannya 6,46 persen. Dari capaian-capaian tersebut, industri pengolahan nonmigas tumbuh di angka 5,01 persen.

Sebelumnya, BPS juga merilis, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan III tahun 2018 mengalami lonjakan hingga 5,04 persen (y-on-y) terhadap triwulan III-2017. Peningkatan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pakaian jadi yang mencapai 23,13 persen.

Di samping itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di triwulan III-2018, juga naik 4,13 persen (q-to- q) terhadap triwulan II-2018. Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer sebesar 15,11 persen.

Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2018 naik sebesar 3,88 persen (y-on-y) terhadap triwulan III-2017. Peningkatan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri logam dasar, yang mencapai 18,64 persen. Sementara itu, sektor yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi tertinggi adalah industri pengolahan tembakau, hingga 32,36 persen.

Dalam laporan Nikkei dan IHS Markit, Purchasing Managers’

Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2018 sebesar 50,5 atau masih tergolong dalam tingkat ekspansif. Bahkan, Indonesia berhasil menduduki peringkat ketiga teratas di ASEAN. Posisi Indonesia lebih baik dari Malaysia (49,2), Thailand (48,9).

(4)

Kemenperin Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin

Kemenperin Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin

JAKARTA, PAMARTANUSANTARA.CO.ID |Kementerian Perindustrian terus berupaya mendorong pertumbuhan industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit. Sektor ini mendapat prioritas dalam pengembangannya agar lebih berdaya saing global, karena mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap

(5)

perekonomian nasional.

“Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit. Saat ini, Indonesia berada pada posisi ke-6 dunia sebagai eksportir produk kulit, alas kaki dan barang jadi kulit,” kata Direktur Jenderal I n d u s t r i K e c i l d a n M e n e n g a h ( I K M ) K e m e n p e r i n G a t i Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (8/11).

Kemenperin mencatat, nilai ekspor produk kulit, alas kaki dan barang jadi kulit dari Indonesia mencapai USD4,16 miliarpada Januari-September 2018, meningkat 6,28 persen dari periode yang sama tahun 2017.Beberapa negara tujuan ekspor utamanya antara lain Amerika Serikat, Belgia, Jepang dan China.

“Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia adalah kreativitas para pengrajin sehingga produk kita cukup kompetitif di pasar domestik dan internasional,” ujar Gati.

Untuk itu, Kemenperin terus berupaya menjalankan program peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor industri.

Di samping itu, Kemenperin juga melakukan revitalisasi sentra IKM Tanggulangin di Sidoarjo, Jawa Timur guna mendorong pertumbuhan industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit.

Program strategis ini telah dijalankan sejak tahun 2017.

“Upaya ini dilakukan melalui sinergi dan kolaborasi dengan stakeholders terkait,” jelas Gati.

Tujuan dari kegiatan revitalisasi tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja ekosistem bisnis di sentra IKM tas dan koper Tanggulangin yang sempat mengalami penurunan sejak terjadinya bencana lumpur beberapa waktu lalu. Program revitalisasi ini diyakini dapat memberikan daya tarik bagi para wisatawan yang mengunjungi sentra IKM Tanggulangin, sehingga mereka merasa nyaman untuk berbelanja dan berekreasi.

Gati menjelaskan, revitalisasi sentra IKM Tanggulangin meliputi sektor industri tas, koper dan keunggulan produk

(6)

lokal lainnya melalui strategi transformasi fisik, ekonomi, dan kultural. Upaya itu dalam jangka panjang untuk menjadikan sentra IKM Tanggulangin sebagai Kawasan Wisata Terpadu berkonsep 3 in 1, yaitu wisata belanja, budaya dan kuliner, serta edukasi industri.

Revitalisasi fisik yang dilakukan berupa pengembangan sembilan identitas lokal di kawasan tersebut, di antaranya pintu gerbang utama, area pejalan kaki, desain kursi taman, tugu tas, storyboard, dan mural wisata edukasi. Selain itu, taman budaya dan kuliner, workshop wisata edukasi industri, serta moda transportasi kawasan wisata.

Selanjutnya, dilaksanakan pula program peningkatan kemampuan bisnis dan manajerial para IKM di Tanggulangin dengan menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi 60 orang pelaku usaha tas dan sepatu yang dilaksanakan pada 6-10 November 2018 di Balai Pengembangan Industri persepatuan Indonesia (BPIPI), Sidoarjo.

“Para instruktur dalam pelatihan itu merupakan pakar marketing dan branding dari universitas ternama dan praktisi bisnis muda di bidang sepatu dan tas yang telah berhasil mengembangkan usahanya,” lanjut Gati. Kemudian, dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Kemenperin juga menjalankan program rebranding.

Bupati Sidoarjo Saiful Ilah optimistis, program revitalisasi dapat meningkatkan kinerja bisnis IKM Tanggulangin serta jumlah kunjungan wisatawanya. Pihaknya mencatat, kunjungan wisatawan dalam negeri pada 2014 sebanyak 104.053 orang, meningkat sampai 135 persen menjadi 244.974 orang pada 2016.

“Saat ini, kunjungan wisatawan ke sentra IKM Tanggulangin sudah mulai mengalami peningkatan,” ungkapnya.

Sementara itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan membantu merevitalisasi sentra IKM Tanggulangin agar bisa memperluas pasar ekspor. Rektor ITS Joni Hermana

(7)

mengatakan, saat ini yang perlu didorong bagi industri kreatif di wilayah Tanggulangin adalah penggunaan teknologi.

Besok, Kemenperin Gelar Innofest Guna Kolaborasi Bangun Inovasi Industri 4.0

JAKARTA, PAMARTANUSANTARA.co.id | Kementerian Perindustrian terus berupaya memperkuat kolaborasi antara pemerintah dengan pelakuindustri dan akademisi dalam mengakselerasi penerapan revolusi industri keempat di Tanah Air. Upayaini sesuai langkah strategis yang tertuang di peta jalan Making Indonesia 4.0.

Salah satu wujud implementasinya, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin akan menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk Innofest dengan mengangkat tema

“Building Innovation Ecosystem for Making Indonesia 4.0” pada tanggal 24-27 Juli 2018 di Gedung Kemenperin, Jakarta.

“Acara tersebut, dihadiri para asosiasi dan pelaku industri nasional, terutama mereka selaku pengguna teknologi industri 4.0. Selain itu, ada partisipasi dari balai litbang dan unit pendidikan di lingkungan Kemenperin, perusahaan penyedia teknologi baik skala nasional maupun internasional, sertaperwakilan technopark,” kata Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara di Jakarta, Senin (23/7).

A g e n d a i n i b a k a l d i b u k a s e c a r a r e s m i o l e h M e n t e r i Perindustrian Airlangga Hartarto. Pada kesempatan yang sama, Menperin rencannya menyerahkan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek) kepada 11 perusahaan dalam negeri.

(8)

Di dalam rangkaian acaranya, selain pameran hasil inovasi di sektor industri, juga bakal digelar seminar internasionaluntuk memberikan gambaran penerapan model bisnis dan teknologi industri 4.0 yang disampaikan olehkonsultan dan praktisi industri yang kompeten dan terlibat langsung pada bidang tersebut.

Narasumber yang telah diundang, antara lain dari Boston Consulting Group Indonesia, Schneider Electric Indonesia, Advanced Remanufacturing and Technology Center (ARTC) Singapura, serta Food Industry Research and Development Institute (FIRDI) Taiwan.

“Di samping itu, kami laksankan talkshow dengan menghadiri pembicara dari perusahaan penyedia dan pengguna teknologi industri 4.0 seperti Qualcomm, ABB Indonesia, Pumas Automation, PT Leap Machinery Indonesia, Clearpack, Auk Industries, PT Solusi, dan Transicom Engineering,” sebut Ngakan.

Tak ketinggalan, terdapat pula acara Business Matching yang bertujuan mengkomersialisasikan invensi yang dihasilkan oleh Balai Besar serta Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Kemenperin, agar dapat dimanfaatkan oleh sektor industri atau stakeholder terkait. “Kami akan mempromosikan enam hasil litbang unggulan dari Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan BPPI,” imbuhnya.

Ngakan meyakini, melalui kegiatan Innofest ini, Kemenperin mendorong pembangunan ekosistem inovasi disektor industri, yang merupakan bagian program internalisasi atau pendalaman pemahaman dan juga salah satu dari 10 agenda strategi nasional dalam implementasi industri 4.0. Adapun tujuannya adalah mewujudkan Indonesia sebagai negara 10ekonomi terbesar pada tahun 2030 serta menjadi negara industri tangguh pada tahun 2035.

“Dalam perwujudan ekosistem inovasi, ada beberapa ruang

(9)

lingkup yang harus terus diupayakan demi terciptanya inovasi- inovasi di sektor industri, yaitu kegiatan litbang, dukungan finansial, capacity building, dukungan insentif, dukungan regulasi, serta penumbuhan start up,” paparnya. (301)

Kinerja Industri Komestik Nasional Lampaui Pertumbuhan Ekonomi

Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri komestik di dalam negeri agar lebih berdaya saing global karena prospek bisnisnya masih cukup kemilau di masa mendatang. Apalagi, permintaan di pasar domestik dan ekspor semakin meningkat, seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama.

“Indonesia merupakan salah satu pasar produk kosmetik yang cukup potensialsehingga usaha ini dapat menjanjikan bagi produsen kita yang ingin mengembangkannya,” kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Kamis (19/7).

Kemenperin mencatat, pada tahun 2017, industri kosmetik nasional tumbuh mencapai 6,35 persen dan naik menjadi 7,36 persen di triwulan I/2018. “Artinya, kinerja sektor ini mampu di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan kami perkirakan sepanjang tahun 2018 bisa tembus hingga 7 persen, sejalan dengan pertumbuhan startup dan kebutuhan konsumen yang kian berkembang,” papar Sigit.

Di samping itu, industri kosmetik di dalam negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga total saat

(10)

ini mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95 persen industri kosmetik nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) dan sisanya industri skala besar.

“Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa dari mereka sudah mengekspor produknya ke ke negara-negara di Asean, Afrika, Timur Tengah dan lain-lain,” tuturnya. Pada tahun 2017, tercatat nilai eksporproduk kosmetik nasional mencapai USD516,99 juta, naik dibanding tahun 2016 sebesar USD470,30 juta.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, adanya tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) membuka peluang pengembangan produk kosmetik berbahan alami seperti produk spa yang berasal dari Bali.

“Produk-produk spa ini cukup banyak diminati wisatawan mancanegara.Dengan penguatan branding yang baik,diharapkan produk kosmetik kitake depannya dapat mencapai kesuksesan sepertiproduk-produk kosmetik dari luar negeri,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Kemenperin fokus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri tersebut dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektornya. Misalnya, dengan memasuki era industri 4.0 saat ini, transformasi ke arah teknologi digital dinilai akan menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri.

“Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen,tentu akan memberikan peluang baru guna dapat meningkatkan daya saing industri dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup,” paparnya.

Lebih lanjut, Kemenperin juga tengah memfokuskan pengembangan pendidikan vokasi industri yang berbasis kompetensi.Program ini mengusung konsep keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara dunia pendidikan dengan dunia industri

(11)

sehinggamenghasilkan tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing hingga di kancah internasional.

“Melalui pendidikan vokasi ini, diharapkan akan mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten sesuai dengan kebutuhan dunia industri nasional saat ini. Sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara kebutuhan tenaga kerja industri, dengan tenaga kerja lokal berkualitas yang tersedia,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Sancoyo Antarikso meyakini, pasar produk kosmetik di Indonesia berpotensi terus tumbuh seiring dengan tren penggunaan yang semakin berkembang. “Kalau sebelumnya h a n y a d u a l a n g k a h , s e k a r a n g k o n s u m e n s u d a h b a n y a k mengaplikasikan kosmetika 5-10 langkah, dimulai dari pembersih, serum, dan lain-lain,” ujarnya.

Oleh karenanya, lanjut Sancoyo, produsen kosmetik di dalam negeri dituntut dapat memenuhi selera konsumen saat ini apabila tidak ingin kalah bersaing dengan produk impor. “Untuk mengetahui tren permintaan produk kosmetik, kami aktif mengadakan pameran setiap tahun yang mengundang para pemain global di bidang bahan baku, kemasan, dan mesin,” imbuhnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tentu saja dengan tujuan penting tersebut diharapkan institusi keuangan islam yang berkembang di seluruh dunia memiliki acuan yang tepat dalam menyusun

Kasasi Demi Kepentingan Hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu

Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan pelayanan penempatan transmigrasi.

Dengan pendekatan ini, komitmen dapat dilihat dari tiga komponen yaitu identifikasi (sikap yang menunjukkan seseorang tahu dan menerima nilai-nilai), keterlibatan (perilaku

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung curah hujan rata-rata harian maksimum, menghitung dispersi hujan, melakukan plotting data, penentuan jenis sebaran dan

Isu mengenai pengaruh dari pendapatan regional perkapita, produk domestik regional bruto (PDRB), dana alokasi umum (DAU), pendapatan asli daerah (PAD), dan rasio

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini mengambil sudut pandang praksis upaya mewujudkan kerukunan antarumat beragama melalui penyelesaian konflik yang terjadi antara

12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendekatan Suatu Pendekatan Baru , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.. 20 kan bahwa manusia tanpa belajar, niscaya tidak akan dapat