TEORI ILMU SOSIAL TEORI ILMU SOSIAL
Oleh:
TRISNAWATI
PARADIGMA ILMU SOSIAL PARADIGMA ILMU SOSIAL
Paradigma adalah suatu Paradigma adalah suatu world view world view yang yang dipergunakan oleh suatu komunitas dipergunakan oleh suatu komunitas ilmuwan tertentu untuk mempelajari ilmuwan tertentu untuk mempelajari
obyek keilmuwan mereka.
obyek keilmuwan mereka.
Koinloch (1977) mengidentifikasi ada Koinloch (1977) mengidentifikasi ada enam paradigma atau perspektif teoritik, enam paradigma atau perspektif teoritik,
yakni :
yakni : organic organic paradigm, paradigm, conflict conflict paradigm, social behaviorism, structure paradigm, social behaviorism, structure functionalism, modern conflict theory, functionalism, modern conflict theory,
and social-psychological paradigm.
and social-psychological paradigm.
Burrel dan Morgan (1979) membaginya Burrel dan Morgan (1979) membaginya ke dalam empat paradigma, yakni : ke dalam empat paradigma, yakni : radical humanist paradigm, radical radical humanist paradigm, radical structuralist paradigm, intepretative structuralist paradigm, intepretative
paradigm, and functionalist paradigm.
paradigm, and functionalist paradigm.
Crotty (1994) membagi menjadi lima Crotty (1994) membagi menjadi lima paradigma dalam teori ilmu sosial, paradigma dalam teori ilmu sosial,
yakni:
yakni: positivism, interpretivism, critical positivism, interpretivism, critical inquiry, fenism, and postmodernism.
inquiry, fenism, and postmodernism.
Lanjutan Paradigma Ilmu Sosial ……..
Sementara Sementara Guba Guba dan dan Lincoln Lincoln (1994) membuat tipologi menjadi (1994) membuat tipologi menjadi
empat, yakni :
empat, yakni : positivism, positivism, postpositivism, critical theories, postpositivism, critical theories,
and constructivism.
and constructivism. Tipologi Tipologi pertama dan kedua, oleh peneliti pertama dan kedua, oleh peneliti sering disatukan menjadi satu sering disatukan menjadi satu
kreteria, yakni menjadi
kreteria, yakni menjadi classical classical paradigm
paradigm . .
Lanjutan Paradigma Ilmu Sosial ……..
Perbedaan Paradigma Ilmu Sosial Perbedaan Paradigma Ilmu Sosial
1. Pradigma Klasik:
1. Pradigma Klasik:
Menganalogikan ilmu sosial seperti ilmu Menganalogikan ilmu sosial seperti ilmu alam.
alam.
Mempergunakan Mempergunakan deductive logic deductive logic dan dan pengamatan empiris, guna secara
pengamatan empiris, guna secara probabilistik menemukan atau
probabilistik menemukan atau
memperoleh konfirmasi tentang hukum memperoleh konfirmasi tentang hukum
sebab akibat yang bisa dipergunakan sebab akibat yang bisa dipergunakan
untuk memprediksi pola-pola umum gejala untuk memprediksi pola-pola umum gejala
sosial tertentu.
sosial tertentu.
2. Paradigma Konstruktivis:
2. Paradigma Konstruktivis:
Memandang ilmu sosial sbg analisis Memandang ilmu sosial sbg analisis sistematis terhadap tindakan yang secara sistematis terhadap tindakan yang secara
sosial penuh makna
sosial penuh makna (socially meaningful (socially meaningful action).
action).
Mempergunakan pengamatan langsung Mempergunakan pengamatan langsung dan rinci terhadap pelaku sosial dalam dan rinci terhadap pelaku sosial dalam
setting
setting keseharian secara alamiah, agar keseharian secara alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial menciptakan bagaimana para pelaku sosial menciptakan
dan memelihara dunia sosial mereka.
dan memelihara dunia sosial mereka.
Lanjutan Perbedaan Paradigma Ilmu Sosial ……..
3. Paradigma Kritis:
3. Paradigma Kritis:
Mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu Mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha proses yang secara kritis berusaha
mengungkap
mengungkap the real structures. the real structures.
Mengkritisi struktur nyata yang nampak, Mengkritisi struktur nyata yang nampak, yang dianggapnya semu, dengan tujuan yang dianggapnya semu, dengan tujuan membantu membentuk suatu kesadaran membantu membentuk suatu kesadaran sosial untuk memperbaiki dan merubah sosial untuk memperbaiki dan merubah
kondisi kehidupan manusia.
kondisi kehidupan manusia.
Lanjutan Perbedaan Paradigma Ilmu Sosial ……..
Elemen-Elemen Paradigma Elemen-Elemen Paradigma
(Guba, 1990) (Guba, 1990)
Ontologi: Asumsi tentang “realitas”. Ontologi: Asumsi tentang “realitas”. What What is the nature of ‘ reality’ ?
is the nature of ‘ reality’ ?
Epistemologi: Asumsi tentang hubungan Epistemologi: Asumsi tentang hubungan antara peneliti dan yang diteliti.
antara peneliti dan yang diteliti. What is What is the nature of the relationship between the the nature of the relationship between the
inquirer and the knowable?
inquirer and the knowable?
Metodologi/Axiologi: Asumsi tentang Metodologi/Axiologi: Asumsi tentang bagaimana peneliti memperoleh
bagaimana peneliti memperoleh pengetahuan.
pengetahuan. How should the inquirer go How should the inquirer go about finding out knowledge?
about finding out knowledge?
Perbedaan Ontologis Perbedaan Ontologis
(Hakekat ttg Realitas Sosial) (Hakekat ttg Realitas Sosial)
Klasik Klasik Realitas yang ada itu diatur oleh kaidah- Realitas yang ada itu diatur oleh kaidah- kaidah tertentu yang berlaku universal, meskipun kaidah tertentu yang berlaku universal, meskipun sesungguhnya kebenaran tentang realita tersebut sesungguhnya kebenaran tentang realita tersebut hanya bisa diperoleh secara probabilistic
hanya bisa diperoleh secara probabilistic
Konstruktivis Konstruktivis Kebenaran suatu realitas bersifat Kebenaran suatu realitas bersifat relatif. Ia berlaku sesuai dengan konteks khusus relatif. Ia berlaku sesuai dengan konteks khusus yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Realitas yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Realitas sosial merupakan hasil konstruksi sosial yang sosial merupakan hasil konstruksi sosial yang dilakukan oleh pelaku.
dilakukan oleh pelaku.
Kritis Kritis Realitas sosial merupakan sesuatu yang Realitas sosial merupakan sesuatu yang semu
semu (virtual reality) (virtual reality) yang sudah terbentuk oleh yang sudah terbentuk oleh proses sejarah, kekuatan sosial, budaya dan
proses sejarah, kekuatan sosial, budaya dan ekonomi politik.
ekonomi politik.
Perbedaan Epistemologis Perbedaan Epistemologis
(Hub. Peneliti & yg diteliti) (Hub. Peneliti & yg diteliti)
Klasik Klasik Ada realitas obyektif. Sebagai suatu realitas Ada realitas obyektif. Sebagai suatu realitas yang bersifat eksternal (berada di luar diri peneliti), yang bersifat eksternal (berada di luar diri peneliti), maka peneliti sejauh mungkin harus membuat jarak maka peneliti sejauh mungkin harus membuat jarak
dengan obyek penelitian
dengan obyek penelitian (Dualist/objectivist). (Dualist/objectivist).
Konstruktivis Konstruktivis Pemahaman thd suatu realitas, atau Pemahaman thd suatu realitas, atau temuan penelitian merupakan produk interaksi temuan penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dan yg diteliti antara peneliti dan yg diteliti
(transactionalist/subjectivist).
(transactionalist/subjectivist).
Kritis Kritis Hubungan peneliti dengan yang diteliti Hubungan peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu.
selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu.
Pemahaman terhadap suatu realitas merupakan Pemahaman terhadap suatu realitas merupakan
value meditiated findings
value meditiated findings
(transactionalis/subjectivist).
(transactionalis/subjectivist).
Perbedaan Aksiologis Perbedaan Aksiologis (posisi
(posisi value judgement) value judgement) Klasik:
Klasik:
Peneliti sbg observer. Peneliti sbg observer.
Nilai, etika dan pilihan moral harus Nilai, etika dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian.
berada di luar proses penelitian.
Peneliti berperan sbg Peneliti berperan sbg disinterested disinterested scientist.
scientist.
Tujuan penelitian = eksplanasi, Tujuan penelitian = eksplanasi,
predisksi dan kontrol realitas sosial
predisksi dan kontrol realitas sosial
Perbedaan Aksiologis Perbedaan Aksiologis (posisi
(posisi value judgement) value judgement)
Konstruktivis:
Konstruktivis:
Peneliti sbg fasilitator. Peneliti sbg fasilitator.
Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian.
bagian tak terpisahkan dari penelitian.
Peneliti sbg Peneliti sbg passionate participant passionate participant , fasilitator , fasilitator yg menjembatani keragaman subyektivitas yg menjembatani keragaman subyektivitas
pelaku sosial.
pelaku sosial.
Tujuan penelitian = rekonstruksi realitas sosial Tujuan penelitian = rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan yg diteliti.
secara dialektis antara peneliti dan yg diteliti.
Perbedaan Aksiologis Perbedaan Aksiologis (posisi
(posisi value judgement) value judgement)
Kritis:
Kritis:
Peneliti sbg aktivis. Peneliti sbg aktivis.
Nilai, etika dan pilihan moral merupakan Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian.
bagian tak terpisahkan dari penelitian.
Peneliti menempatkan diri sbg Peneliti menempatkan diri sbg transformative transformative intellectual
intellectual , advokat, dan aktivis. , advokat, dan aktivis.
Tujuan penelitian = kritik sosial, transformasi, Tujuan penelitian = kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan
emansipasi, dan social empowerment. social empowerment.
BEBERAPA CONTOH TEORI BEBERAPA CONTOH TEORI
TEORI SOSIAL TEORI SOSIAL
Berikut Akan Ditampilkan Beberapa Contoh Berikut Akan Ditampilkan Beberapa Contoh Teori Sosial Dari Masing2 Paradigma:
Teori Sosial Dari Masing2 Paradigma:
Karl Marx, Emile Durkheim (P. Klasik) Karl Marx, Emile Durkheim (P. Klasik)
Max Weber, Georg Simmel (P. Konstruktivis) Max Weber, Georg Simmel (P. Konstruktivis)
Louis Althusser, Antonio Gramsci (P. Kritis) Louis Althusser, Antonio Gramsci (P. Kritis)
BEBERAPA PEMIKIRAN BEBERAPA PEMIKIRAN
KARL MARX (P KLASIK) KARL MARX (P KLASIK)
Materialisme Materialisme Sejarah Sejarah = = Dalam Dalam Sepanjang Sejarah Perjalanan Sepanjang Sejarah Perjalanan Masyarakat, Materi (Economic Masyarakat, Materi (Economic Materials/Means Of Production) Materials/Means Of Production)
Merupakan Esensi Pokok Kehidupan.
Merupakan Esensi Pokok Kehidupan.
Keberadaan Keberadaan (Existence) (Existence) lah lah yang yang Menentukan Kesadaran (Conciousness), Menentukan Kesadaran (Conciousness), Dan Bukan Kesadaran Yang Menentukan Dan Bukan Kesadaran Yang Menentukan
Keberadaan.
Keberadaan.
Lanjutan Beberapa Pemikiran Marx………
Lanjutan Beberapa Pemikiran Marx………
Pemikirannya Pemikirannya Bersifat Bersifat Economic Economic Determinism.
Determinism.
Menurutnya, Siapa Saja Yg Dapat Menurutnya, Siapa Saja Yg Dapat Mengontrol Means Of Production/ The Mengontrol Means Of Production/ The Material (Economic) Substructure, Material (Economic) Substructure, Maka Juga Akan Dpt Mengkontrol Maka Juga Akan Dpt Mengkontrol Negara Melalui Justifikasi Ideologi Dan Negara Melalui Justifikasi Ideologi Dan
Kekuasaan Yg Dipegangnya.
Kekuasaan Yg Dipegangnya.
Masyarakat Berkembang Secara Linier Masyarakat Berkembang Secara Linier Dari: Primitive Communism (Hunting Dari: Primitive Communism (Hunting
And Gathering), Ancient Slave Societies, And Gathering), Ancient Slave Societies,
Feodalism, Capitalism, Socialism.
Feodalism, Capitalism, Socialism.
Class Struggle. Class Struggle.
Social Revolution. Social Revolution.
False Consciousness. False Consciousness.
Fetishism Of Commodity. Fetishism Of Commodity.
Praxis Dan Emansipatoris, Dll. Praxis Dan Emansipatoris, Dll.
Lanjutan Beberapa Pemikiran Marx………
BEBERAPA PEMIKIRAN BEBERAPA PEMIKIRAN
EMILE DURKEHIM (P KLASIK) EMILE DURKEHIM (P KLASIK)
Pemikirannya Emphasis On Social Pemikirannya Emphasis On Social
Order: Bahwa Tatanan Sosial Adalah Order: Bahwa Tatanan Sosial Adalah
The Driving Force In Society.
The Driving Force In Society.
Sama-sama Bersifat Determinism Sama-sama Bersifat Determinism
Seperti Halnya Marx, Namun Durkheim Seperti Halnya Marx, Namun Durkheim
Lebih Fokus Pada Cultural Determinism, Lebih Fokus Pada Cultural Determinism,
Sedang Marx Economic Determinism.
Sedang Marx Economic Determinism.
Lanjutan Beberapa Pemikiran Durkheim…………..
Lanjutan Beberapa Pemikiran Durkheim…………..
Menurutnya Untuk Memahami Masyarakat Kita Harus Menstudi Social Facts Sebagai 'Ontological Realities' Yg Mana Semua Itu Mempengaruhi Kehidupannya Whether They Know It Or Not.
Suicide.
Social Solidarity (Mechanical And Organic Solidarity).
Division Of Labour (Traditonal -->
Rational/Market And Bureaucracy
Mechanisms.
BEBERAPA PEMIKIRAN BEBERAPA PEMIKIRAN
WEBER (P. KONSTRUKTIVIS) WEBER (P. KONSTRUKTIVIS)
Pemikirannya Pemikirannya Terkategori Terkategori Dalam Dalam Interpretative Sociology = Kita Akan Interpretative Sociology = Kita Akan Dapat Memahami The Social World Dapat Memahami The Social World Dengan Melihatnya Melalui Makna Dengan Melihatnya Melalui Makna (Meanings) Dari Para Aktor Yg Terlibat (Meanings) Dari Para Aktor Yg Terlibat
Dalam Tindakan Sosialnya --> Verstehen.
Dalam Tindakan Sosialnya --> Verstehen.
Theory Of The Protestant Work Ethic. Theory Of The Protestant Work Ethic.
Iron Cage Of Rationality. Iron Cage Of Rationality.
Lanjutan Beberapa Pemikiran Weber …….
Lanjutan Beberapa Pemikiran Weber …….
Dia Salah Satu Pioner Pemikiran Ttg Stratifikasi Sosial.
Stratifikasi Bukan Hanya Ditentukan Oleh Faktor Ekonomi (Marx) Saja, Tetapi Juga Faktor Sosial Budaya, Dan Politik (Kedudukan Dlm Party)
Analisanya Lebih Fokus Pada Status Daripada Klas.
Klas = Terbangun Oleh Market Relations.
Status = Muncul Dari Social Honour/Social
Esteem, Dan Social Privileges.
LANJUTAN BEBERAPA LANJUTAN BEBERAPA
PEMIKIRAN WEBER PEMIKIRAN WEBER
Menurutnya Education Might Become Menurutnya Education Might Become An Autonomous Source Of Status
An Autonomous Source Of Status Distinction In Modern Society.
Distinction In Modern Society.
Orang Yg Memiliki Pendidikan Tinggi Orang Yg Memiliki Pendidikan Tinggi Akan Memiliki The Priviledged Role, Akan Memiliki The Priviledged Role,
Serta Menjadi The Key Social Serta Menjadi The Key Social
Articulator.
Articulator.
BEBERAPA PEMIKIRAN GEORG BEBERAPA PEMIKIRAN GEORG
SIMMEL (P. KONSTRUKTIVIS) SIMMEL (P. KONSTRUKTIVIS)
Ia ingin menjembatani kontroversi antara Ia ingin menjembatani kontroversi antara realisme (durkheim) dan nominalis (weber).
realisme (durkheim) dan nominalis (weber).
Menurutnya, kenyataan sosial itu bersifat Menurutnya, kenyataan sosial itu bersifat antar pribadi (interpersonal). (Marx dan antar pribadi (interpersonal). (Marx dan durkheim melihat kenyataan sosial itu durkheim melihat kenyataan sosial itu berada pada struktur sosial).
berada pada struktur sosial).
Dinamika interaksi antar pribadi merupakan Dinamika interaksi antar pribadi merupakan bahan darimana struktur sosial akan
bahan darimana struktur sosial akan dibentuk, bukan sebaliknya.
dibentuk, bukan sebaliknya.
LANJUTAN BEBERAPA LANJUTAN BEBERAPA
PEMIKIRAN SIMMEL PEMIKIRAN SIMMEL
Social Differentiation = Perub. Masy Secara Social Differentiation = Perub. Masy Secara Bertahap Dari Struktur Yg Sederhana Dgn Bertahap Dari Struktur Yg Sederhana Dgn Diferensiasi Yg Rendah Dan Homogen,
Diferensiasi Yg Rendah Dan Homogen,
Berubah Ke Struktur Yg Lbh Kompleks Dgn Berubah Ke Struktur Yg Lbh Kompleks Dgn Diferensiasi Serta Heterogenitas Yg Tinggi.
Diferensiasi Serta Heterogenitas Yg Tinggi.
Ia Percaya Ada Perbedaan Antara Persepsi Ia Percaya Ada Perbedaan Antara Persepsi Manusia Mengenai Suatu Gejala, Dan
Manusia Mengenai Suatu Gejala, Dan
Hakikat Dasar Mengenai Gejala Tsb (Ada Hakikat Dasar Mengenai Gejala Tsb (Ada Beda Antara Bentuk (Bersifat Apriori) Dan Beda Antara Bentuk (Bersifat Apriori) Dan Isi Bersifat Empiris).
Isi Bersifat Empiris).
BEBERAPA PEMIKIRAN LOUIS BEBERAPA PEMIKIRAN LOUIS
ALTHUSSER (P. KRITIS) ALTHUSSER (P. KRITIS)
Menurutnya, Ada Dua Mekanisme Untuk Menurutnya, Ada Dua Mekanisme Untuk Menjadikan Warga Dalam Suatu Negara Menjadikan Warga Dalam Suatu Negara
Berperilaku Sesuai Dgn
Berperilaku Sesuai Dgn Aturan Negara Negara Yakni: Repressive State Apparatuses
Yakni: Repressive State Apparatuses (Rsa), Dan Ideological State
(Rsa), Dan Ideological State Apparatuses (Isa).
Apparatuses (Isa).
Menurutnya, Ideology Merupakan Menurutnya, Ideology Merupakan
Representasi Dari Hubungan Imajiner Representasi Dari Hubungan Imajiner
Individu Thd Kondisi Keberadaannya Yg Individu Thd Kondisi Keberadaannya Yg
Nyata.
Nyata.
LANJUTAN BEBERAPA LANJUTAN BEBERAPA PEMIKIRAN ALTHUSSER PEMIKIRAN ALTHUSSER
Menurutnya, Ideology Itu Menurutnya, Ideology Itu
Sesungguhnya Bukan Merupakan Sesungguhnya Bukan Merupakan
Representasi Dari Dunia Nyata, Namun Representasi Dari Dunia Nyata, Namun
Oranglah Yg Menghubung-2kannya Oranglah Yg Menghubung-2kannya
Dgn Dunia Nyata Sbgmana Persepsi Dgn Dunia Nyata Sbgmana Persepsi
Dirinya Mengenai Dunia Nyata.
Dirinya Mengenai Dunia Nyata.
Dunia Nyata Itu “Mengada”, Bukan Dunia Nyata Itu “Mengada”, Bukan Sebagai Sesuatu Yg Obyektif Tetapi Sebagai Sesuatu Yg Obyektif Tetapi
Merupakan Suatu Produk Relasi Kita.
Merupakan Suatu Produk Relasi Kita.
BEBERAPA PEMIKIRAN ANTONIO BEBERAPA PEMIKIRAN ANTONIO
GRAMSCI (P. KRITIS) GRAMSCI (P. KRITIS)
Gramsci Dan Althusser Memiliki Gramsci Dan Althusser Memiliki
Kesamaan Teori Yg Berupa Ideological Kesamaan Teori Yg Berupa Ideological
Hegemony.
Hegemony.
Jika Althusser Hegemony Oleh Negara Jika Althusser Hegemony Oleh Negara Dilakukan Melalui Rsa Dan Isa, Maka Dilakukan Melalui Rsa Dan Isa, Maka
Menurut Gramsci Hegemony Itu Menurut Gramsci Hegemony Itu
Dilakukan Dengan Lebih Soft Yakni Dilakukan Dengan Lebih Soft Yakni
Melalui Cultural Leadership.
Melalui Cultural Leadership.
LANJUTAN BEBERAPA LANJUTAN BEBERAPA
PEMIKIRAN GRAMSCI PEMIKIRAN GRAMSCI
Menurutnya The Rulling Social Class Itu Menurutnya The Rulling Social Class Itu Bersifat Hegemonic.
Bersifat Hegemonic.
The Rulling Class Itu Bukan Hanya The Rulling Class Itu Bukan Hanya
Mengkontrol Property Dan Kekuasaan, Mengkontrol Property Dan Kekuasaan,
Tetapi Juga Mengkontrol Ideology Melalui Tetapi Juga Mengkontrol Ideology Melalui Kekuasaan Dan Kemakmuran Yg Dimiliki.
Kekuasaan Dan Kemakmuran Yg Dimiliki.
Menurutnya, Melalui Cultural Leadership, Menurutnya, Melalui Cultural Leadership, Negara Dpt Menjadi Propagator Budaya Negara Dpt Menjadi Propagator Budaya Dan Pendidikan Sipil, Serta Mengkontrol Dan Pendidikan Sipil, Serta Mengkontrol Sistem Institusional.
Sistem Institusional.
STRUKTURAL FUNGSIONAL STRUKTURAL FUNGSIONAL
Asumsi Dasar:
Asumsi Dasar:
MASYARAKAT TERINTEGRASI ATAS MASYARAKAT TERINTEGRASI ATAS
DASAR KATA SEPAKAT PARA DASAR KATA SEPAKAT PARA ANGGOTANYA TERHADAP NILAI ANGGOTANYA TERHADAP NILAI DASAR KEMASYARAKATAN YANG DASAR KEMASYARAKATAN YANG
MENJADI PANUTANNYA
MENJADI PANUTANNYA
Perspektif mengatasi Dilema Perspektif mengatasi Dilema
Dilema dalam ilmu-ilmu sosial (khususnya Ilmu Sosial) adalah tidak Dilema dalam ilmu-ilmu sosial (khususnya Ilmu Sosial) adalah tidak adanya konsensus baku untuk memahami berbagai fenomena
adanya konsensus baku untuk memahami berbagai fenomena
sosial. Setiap ilmuwan sosial akan dipengaruhi oleh perspektif yang sosial. Setiap ilmuwan sosial akan dipengaruhi oleh perspektif yang berbeda dalam menyusun kerangka analisis untuk memahami
berbeda dalam menyusun kerangka analisis untuk memahami berbagai fenomena sosial.
berbagai fenomena sosial.
Maka kita akan menemukan suatu kesimpulan yang berbeda Maka kita akan menemukan suatu kesimpulan yang berbeda
terhadap suatu fenomena yang sama, karena adanya perbedaan terhadap suatu fenomena yang sama, karena adanya perbedaan perspektif.
perspektif.
Dalam proses keilmuan, perspektif atau pendekatan berfungsi Dalam proses keilmuan, perspektif atau pendekatan berfungsi sebagai kriteria utnuk memilah-milah maslah yang hendak diteliti sebagai kriteria utnuk memilah-milah maslah yang hendak diteliti dan sebagai penuntun ke arah metode penelitian yang hendak dan sebagai penuntun ke arah metode penelitian yang hendak digunakan.
digunakan.
Kita perlu memahami keragaman perspektif yang sering digunakan Kita perlu memahami keragaman perspektif yang sering digunakan oleh Sosiologi Politik, karena keragaman itu menunujukkan adanya oleh Sosiologi Politik, karena keragaman itu menunujukkan adanya pengakuan jujur bahwa fenomena sosial tidak diakibatkan oleh
pengakuan jujur bahwa fenomena sosial tidak diakibatkan oleh penyebab tunggal atau satu faktor saja, melainkan adanya
penyebab tunggal atau satu faktor saja, melainkan adanya
hubungan multi-kausal dalam hubungan antar variabel ilmu sosial.
hubungan multi-kausal dalam hubungan antar variabel ilmu sosial.
Di samping itu untuk menunjukkan bahwa kemampuan manusia Di samping itu untuk menunjukkan bahwa kemampuan manusia untuk memahami fenomena secara menyeluruh dan dari segala untuk memahami fenomena secara menyeluruh dan dari segala segi sangatlah terbatas, sehingga perlu dilakukan pengkhususan segi sangatlah terbatas, sehingga perlu dilakukan pengkhususan dan pembatasan pusat perhatian.
dan pembatasan pusat perhatian.
KESEPAKATAN MASYARAKAT KESEPAKATAN MASYARAKAT
tersebut tersebut
Menjadi GENERAL AGREEMENTS yang Menjadi GENERAL AGREEMENTS yang
memiliki kemampuan mengatasi memiliki kemampuan mengatasi PERBEDAAN-PERBEDAAN PENDAPAT PERBEDAAN-PERBEDAAN PENDAPAT
dan KEPENTINGAN dari para dan KEPENTINGAN dari para
anggotanya anggotanya
MASYARAKAT SEBAGAI SUATU
MASYARAKAT SEBAGAI SUATU SISTEM SISTEM YANG SECARA
YANG SECARA FUNGSIONAL FUNGSIONAL
TERINTEGRASI KEDALAM SUATU TERINTEGRASI KEDALAM SUATU
BENTUK EQUILIBRIUM
BENTUK EQUILIBRIUM
Istilah lain pendekatan Istilah lain pendekatan
STRUKTURAL FUNGSIONAL STRUKTURAL FUNGSIONAL
INTEGRATION APPROACH INTEGRATION APPROACH
ORDER APPROACH ORDER APPROACH
EQUILIBRIUM APPROACH EQUILIBRIUM APPROACH
STRUCTURAL FUNGTIONAL STRUCTURAL FUNGTIONAL APPROACH
APPROACH
TOKOH TOKOH
PLATO PLATO
AUGUSTE COMTE AUGUSTE COMTE
HERBERT SPENCER HERBERT SPENCER
EMILE DURKHEIM EMILE DURKHEIM
BRANISLAW BRANISLAW MALINOWSKI MALINOWSKI
REDCLIFFE BROWN REDCLIFFE BROWN
TALCOT PARSON TALCOT PARSON
ANGGAPAN DASAR THEORI ANGGAPAN DASAR THEORI
STRUKTURAL FUNGSIONAL STRUKTURAL FUNGSIONAL
Masyarakat adalah suatu SISTEM dari BAGIAN- Masyarakat adalah suatu SISTEM dari BAGIAN- BAGIAN yang saling BERHUBUNGAN
BAGIAN yang saling BERHUBUNGAN
Hubungan dalam masyarakat bersifat GANDA Hubungan dalam masyarakat bersifat GANDA dan TIMBAL BALIK (SALING MEMPENGARUHI) dan TIMBAL BALIK (SALING MEMPENGARUHI)
Secara FUNDAMENTAL, SISTEM SOSIAL Secara FUNDAMENTAL, SISTEM SOSIAL
cenderung bergerak kearah EQUILIBRIUM dan cenderung bergerak kearah EQUILIBRIUM dan bersifat DINAMIS
bersifat DINAMIS
DISFUNGSI/KETEGANGAN SOSIAL/ DISFUNGSI/KETEGANGAN SOSIAL/
PENYIMPANGAN pada akhirnya akan teratasi PENYIMPANGAN pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui PENYESUAIAN dan dengan sendirinya melalui PENYESUAIAN dan proses INSTITUSIONALISASI
proses INSTITUSIONALISASI
ANGGAPAN DASAR THEORI ANGGAPAN DASAR THEORI
STRUKTURAL FUNGSIONAL (lanjutan) STRUKTURAL FUNGSIONAL (lanjutan)
PERUBAHAN-PERUBAHAN dalam SISTEM SOSIAL bersifat PERUBAHAN-PERUBAHAN dalam SISTEM SOSIAL bersifat GRADUAL melalui PENYESUAIAN. Bukan bersifat
GRADUAL melalui PENYESUAIAN. Bukan bersifat REVOLUSIONER
REVOLUSIONER
PERUBAHAN terjadi melalui 3 macam kemungkinan: PERUBAHAN terjadi melalui 3 macam kemungkinan:
1. 1. PENYESUAIAN SIATEM SOSIAL terhadap PERUBAHAN PENYESUAIAN SIATEM SOSIAL terhadap PERUBAHAN DARI LUAR (
DARI LUAR (extra systemic change extra systemic change ) )
2. 2. PERTUMBUHAN melalui PROSES DIFFERENSIASI PERTUMBUHAN melalui PROSES DIFFERENSIASI STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
3. 3. PENEMUAN BARU oleh ANGGOTA MASYARAKAT PENEMUAN BARU oleh ANGGOTA MASYARAKAT
Faktor terpenting dalam INTEGRASI adalah KONSENSUS Faktor terpenting dalam INTEGRASI adalah KONSENSUS
Penilaian/kritik terhadap theori Penilaian/kritik terhadap theori
STRUKTURAL FUNGSIONAL STRUKTURAL FUNGSIONAL
Terlalu menekankan anggapan Terlalu menekankan anggapan dasarnya pada PERANAN UNSUR- dasarnya pada PERANAN UNSUR- UNSUR NORMATIF dari TINGKAH UNSUR NORMATIF dari TINGKAH LAKU SOSIAL (pengaturan secara LAKU SOSIAL (pengaturan secara
NORMATIF terhadap HASRAT NORMATIF terhadap HASRAT
seseorang untuk menjamin seseorang untuk menjamin
STABILITAS SOSIAL) STABILITAS SOSIAL)
(David Lockwood)
(David Lockwood)
Menurut
Menurut David Lockwood David Lockwood
Terdapat SUB STRATUM yang berupa Terdapat SUB STRATUM yang berupa
DISPOSISI-DISPOSISI yang mengakibatkan DISPOSISI-DISPOSISI yang mengakibatkan
timbulnya PERBEDAAN LIFE CHANCES timbulnya PERBEDAAN LIFE CHANCES (kesempatan hidup) dan KEPENTINGAN- (kesempatan hidup) dan KEPENTINGAN-
KEPENTINGAN YANG TIDAK NORMATIF KEPENTINGAN YANG TIDAK NORMATIF
DALAM SETIAP SITUASI SOSIAL terdapat DALAM SETIAP SITUASI SOSIAL terdapat
2 hal yaitu:
2 hal yaitu:
TATA TERTIB yang bersifat NORMATIF
TATA TERTIB yang bersifat NORMATIF
SUB STRATUM yang melahirkan KONFLIK
SUB STRATUM yang melahirkan KONFLIK
GAMBARAN SITUASI SOSIAL MENURUT DAVID GAMBARAN SITUASI SOSIAL MENURUT DAVID
LOCKWOD LOCKWOD
SUB STRATUM TATA TERTIB
KENYATAAN YANG DIABAIKAN DALAM KENYATAAN YANG DIABAIKAN DALAM PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL
1.
1.
Setiap STRUKTUR SOSIAL mengandung KONFLIK dan Setiap STRUKTUR SOSIAL mengandung KONFLIK dan KONTRADIKSI yang bersifat internal dan menjadi
KONTRADIKSI yang bersifat internal dan menjadi PENYEBAB PERUBAHAN
PENYEBAB PERUBAHAN
2.
2.
REAKSI suatu SISTEM SOSIAL terhadap PERUBAHAN yang REAKSI suatu SISTEM SOSIAL terhadap PERUBAHAN yang datang dari luar (extra systemic change) tidak selalu
datang dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat Adjustive/tampak
bersifat Adjustive/tampak
3.3.
Suatu SISTEM SOSIAL dalam waktu yang panjang dapat Suatu SISTEM SOSIAL dalam waktu yang panjang dapat mengalami KONFLIK SOSIAL yang bersifat VISIOUS CIRCLE mengalami KONFLIK SOSIAL yang bersifat VISIOUS CIRCLE
4.
4.
Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara GRADUAL melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi GRADUAL melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara REVOLUSIONER
secara REVOLUSIONER
Perspektif Perspektif Teoritis Teoritis IssueIssue
Struktural- Struktural- Fungsional Fungsional (termasuk teori (termasuk teori konsensus, teori konsensus, teori sistem dan teori- sistem dan teori- teori yang
teori yang dipengaruhi dipengaruhi Talcott Parson) Talcott Parson)
Konflik Konflik
(misalnya Ralf (misalnya Ralf Dahrendorf, Dahrendorf, Lewis Coser) Lewis Coser)
Kelas Kelas
(Teori-teori (Teori-teori yang
yang
dipengaruhi dipengaruhi Karl Marx) Karl Marx)
Elitis Elitis
(Gaetano Mosca, (Gaetano Mosca, Vilfredo Pareto, Vilfredo Pareto, Robert Michels, C.
Robert Michels, C.
Wright Mills, dan Wright Mills, dan Robert D. Putnam) Robert D. Putnam)
Pluralis Pluralis
(Robert Dahl, (Robert Dahl, Suzzane Keller) Suzzane Keller)
(1) (1)
Masyarakat
Masyarakat
Suatu sistem Suatu sistem sosial yang sosial yang diikat nilai-nilai, diikat nilai-nilai, kebutuhan-
kebutuhan- kebutuhan dan kebutuhan dan tujuan-tujuan tujuan-tujuan yang sama.
yang sama.
Konsensus.
Konsensus.
Arena bagi Arena bagi kepentingan kepentingan - -
kepentingan kepentingan yang saling yang saling bersaing bersaing dan arena dan arena bagi
bagi
pertikaian.
pertikaian.
Arena Arena bagi bagi
pertikaian pertikaian antar-
antar- kelas kelas sosial.
sosial.
Didominasi dan Didominasi dan dipimpin oleh dipimpin oleh kelompok kelompok
minoritas yang minoritas yang terorganisir, yaitu terorganisir, yaitu kaum elit. Diluar kaum elit. Diluar kelompok ini kelompok ini
massa yang tidak massa yang tidak memahami
memahami keadaan.
keadaan.
Terdiri dari Terdiri dari
jaringan-jaringan jaringan-jaringan interaksi antar- interaksi antar- individu dan antar- individu dan antar- kelompok, yang kelompok, yang mencerminkan mencerminkan kemajemukan kemajemukan kepentingan dan kepentingan dan nilai-nilai. Tidak nilai-nilai. Tidak satupun kelompok satupun kelompok yang mampu yang mampu
mendominasi yang mendominasi yang lain.
lain.
(2)(2) Negara
Negara Suatu subsistem Suatu subsistem yang berfungsi yang berfungsi memelihara, memelihara, mempersatukan mempersatukan dan mencapai dan mencapai tujuan-tujuan tujuan-tujuan masyarakat.
masyarakat.
Tindakan-tindakan Tindakan-tindakan negara bersifat negara bersifat mengikat.
mengikat.
Alat pemaksa Alat pemaksa yang dipakai yang dipakai oleh kelas oleh kelas penguasa penguasa untuk untuk membuat membuat rakyat tunduk rakyat tunduk pada
pada
kemauannya.
kemauannya.
Sarana Sarana kekerasan kekerasan yang
yang
terorganisir terorganisir yang
yang
didominasi didominasi oleh satu oleh satu kelas sosial kelas sosial yaitu kelas yaitu kelas kapitalis.
kapitalis.
Organ atau Organ atau
mekanisme yang mekanisme yang dimanipulasi oleh dimanipulasi oleh sekelompok minoritas sekelompok minoritas yang terorganisir, yang terorganisir, yaitu kaum elit, yang yaitu kaum elit, yang menjalankannya demi menjalankannya demi kepentingannya
kepentingannya sendiri atau sendiri atau kepentingan kepentingan pendukungnya.
pendukungnya.
Hanya merupakan Hanya merupakan salah satu dari salah satu dari banyak lembaga banyak lembaga politik yang ada politik yang ada dalam masyarakat.
dalam masyarakat.
Negara mewakili Negara mewakili kepentingan kepentingan
banyak kelompok.
banyak kelompok.
Karenanya ia Karenanya ia demokratis.
demokratis.
(3) (3) Tertib Sosial Tertib Sosial
dan dan Perubahan Perubahan
Sosial Sosial
Masyarakat Masyarakat
dipandang sebagai dipandang sebagai statis; selalu
statis; selalu mengutamakan mengutamakan integrasi,
integrasi, ketertiban dan ketertiban dan stabilitas. Kalau stabilitas. Kalau masyarakat masyarakat berubah, berubah, perubahan itu perubahan itu berujud
berujud penyesuaian penyesuaian terhadap terhadap
lingkungannya.
lingkungannya.
Equilibrium.
Equilibrium.
Masyarakat Masyarakat selalu dalam selalu dalam keadaan yang keadaan yang diliputi
diliputi
perubahan dan perubahan dan pertikaian.
pertikaian.
Konflik yang Konflik yang terjadi itu terjadi itu merupakan merupakan kekuatan kekuatan dinamik dinamik masyarakat.
masyarakat.
Tanpa ada Tanpa ada konflik konflik
kepentingan, kepentingan, masyarakat masyarakat tidak akan tidak akan bermakna bermakna
Sumber Sumber dinamika dinamika masyarakat masyarakat adalah adalah perubahan perubahan sosial.
sosial.
Perubahan Perubahan sosial tidak sosial tidak bisa dielakkan.
bisa dielakkan.
Ketertiban dan Ketertiban dan status-quo
status-quo sangat sangat dipentingkan.
dipentingkan.
Perubahan sosial Perubahan sosial dianggap
dianggap
membahayakan.
membahayakan.
Perubahan yang Perubahan yang terjadi haruslah terjadi haruslah dituntun oleh kaum dituntun oleh kaum elit. Wujud perubahan elit. Wujud perubahan yang terjadi sekedar yang terjadi sekedar sirkulai elit.
sirkulai elit.
Perubahan terjadi Perubahan terjadi secara bertahap.
secara bertahap.
Perubahan terjadi Perubahan terjadi akibat konflik akibat konflik antara kelompok antara kelompok yang saling yang saling bersaing tetapi bersaing tetapi masih dalam tertib masih dalam tertib kelembagaan.
kelembagaan.
Perubahan yang Perubahan yang terjadi tidak terjadi tidak sampai sampai
mengganggu mengganggu kestabilan.
kestabilan.
Perspektif Perspektif Teoritis
Teoritis Struktural-Struktural- Fungsional
Fungsional KonflikKonflik KelasKelas ElitisElitis PluralisPluralis (4)(4)
Ketimpangan Ketimpangan dan Pelapisan dan Pelapisan
Sosial Sosial
Pelapisan sosial Pelapisan sosial diperlukan sebagai diperlukan sebagai sistem integratif sistem integratif untuk memelihara untuk memelihara tertib dan
tertib dan
stabilitas sosial.
stabilitas sosial.
Pemberian Pemberian ganjaran secara ganjaran secara tidak merata tidak merata diperlukan untuk diperlukan untuk menjamin bahwa menjamin bahwa hanya orang yang hanya orang yang cakap yang
cakap yang menduduki menduduki jabatan penting.
jabatan penting.
Pelapisan sosial Pelapisan sosial merupakan merupakan penghalang penghalang
terjadinya integrasi terjadinya integrasi dan merupakan dan merupakan sumber utama sumber utama terjadinya konflik terjadinya konflik dalam masyarakat.
dalam masyarakat.
Pelapisan/ketimpang Pelapisan/ketimpang an itu terjadi karena an itu terjadi karena langkanya dan tidak langkanya dan tidak meratanya distribusi meratanya distribusi sumberdaya dalam sumberdaya dalam masyarakat.
masyarakat.
Ketimpangan Ketimpangan sosial dan sosial dan pelapisan sosial pelapisan sosial adalah penyebab adalah penyebab konflik.
konflik.
Ketimpangan dan Ketimpangan dan pelapisan sosial pelapisan sosial bisa dihilangkan.
bisa dihilangkan.
Ketimpangan Ketimpangan antara elit dan antara elit dan massa pasti massa pasti terjadi. Elit pasti terjadi. Elit pasti mendominasi mendominasi massa
massa. Elitis . Elitis klasik
klasik: :
ketimpangan itu ketimpangan itu tidak bisa
tidak bisa
dihindarkan dan dihindarkan dan memang
memang diperlukan
diperlukan. Elitis . Elitis radikal
radikal: mengkritik : mengkritik keras terjadinya keras terjadinya ketimpangan ketimpangan antara elit-masa.
antara elit-masa.
Ketimpangan Ketimpangan sosial memang sosial memang ada, tetapi ada, tetapi pengaruh dan pengaruh dan keuntungan yang keuntungan yang ada dalam
ada dalam masyarakat masyarakat didistribusikan didistribusikan secara merata.
secara merata.
(5)(5) Politik
Politik Mekanisme untuk Mekanisme untuk mencapai tujuan- mencapai tujuan- tujuan bersama.
tujuan bersama.
Memainkan peran Memainkan peran menengahi dalam menengahi dalam penyelesaian penyelesaian konflik.
konflik.
Politik berkenaan Politik berkenaan dengan kekuasaan, dengan kekuasaan, yaitu tentang siapa yaitu tentang siapa yang berkuasa, yang berkuasa, bagaimana ia bagaimana ia memperoleh memperoleh kekuasaan dan kekuasaan dan mengapa ia mengapa ia berkuasa. Politik berkuasa. Politik membantu satu membantu satu kelompok mencapai kelompok mencapai tujuannya dengan tujuannya dengan merugikan kelompok merugikan kelompok lainnya.
lainnya.
Sarana yang Sarana yang dipakai oleh kelas dipakai oleh kelas penguasa untuk penguasa untuk mempertahankan mempertahankan dominasi. Satu dominasi. Satu segi dari
segi dari suprastruktur suprastruktur yang didominasi yang didominasi oleh kelas
oleh kelas kapitalis.
kapitalis.
Sarana yang Sarana yang dipakai kaum elit dipakai kaum elit untuk menguasai untuk menguasai dan memanipulasi dan memanipulasi massa.
massa.
Mekanisme untuk Mekanisme untuk menengahi dan menengahi dan mewasiti berbagai mewasiti berbagai kepentingan yang kepentingan yang berbeda dan berbeda dan mewasiti berbagai mewasiti berbagai konflik.
konflik.
(6)(6) Partisipasi Partisipasi
Politik Politik
Sarana yang dipakai Sarana yang dipakai oleh warga-negara oleh warga-negara dan kelompok- dan kelompok- kelompok kelompok
kepentingan untuk kepentingan untuk mendukung sistem mendukung sistem politik. Sebagai politik. Sebagai imbalan terhadap imbalan terhadap dukungan warga dukungan warga negara itu, sistem negara itu, sistem politik memberikan politik memberikan kepemimpinan yang kepemimpinan yang bertanggungjawab bertanggungjawab dan memenuhi dan memenuhi tuntutan-tuntutan tuntutan-tuntutan yang diajukan.
yang diajukan.
Yang paling aktif Yang paling aktif berpartisipasi adalah berpartisipasi adalah mereka yang paling mereka yang paling beruntung dalam beruntung dalam masyarakat. Tuntutan masyarakat. Tuntutan dari masyarakat dari masyarakat
terhadap sistem politik terhadap sistem politik tidak ditanggapi secara tidak ditanggapi secara seimbang. Ada yang seimbang. Ada yang ditanggapi lebih serius, ditanggapi lebih serius, ada yang tidak.
ada yang tidak.
Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk partisipasi partisipasi
konvensional bisa konvensional bisa tidak efektif, karena tidak efektif, karena hanya dilakukan hanya dilakukan demi kepentingan demi kepentingan kelas penguasa.
kelas penguasa.
Bentuk-bentuk non- Bentuk-bentuk non- konvensional konvensional mungkin mungkin diperlukan.
diperlukan.
Mayoritas warga Mayoritas warga bersifat pasif dan bersifat pasif dan diam. Mereka diam. Mereka sekedar sekedar
dimanipulasi oleh dimanipulasi oleh kaum elit. Para kaum elit. Para politisi yang politisi yang memerintah tidak memerintah tidak selalu tanggap selalu tanggap terhadap tuntutan terhadap tuntutan warga.
warga.
Para pemilih dan Para pemilih dan kelompok
kelompok kepentingan kepentingan mempengaruhi mempengaruhi proses pembuatan proses pembuatan keputusan melalui keputusan melalui cara-cara pemilihan, cara-cara pemilihan, menjadi anggota menjadi anggota kelompok
kelompok
kepentingan dan kepentingan dan menemui dan menemui dan berunding dengan berunding dengan pemimpin politik pemimpin politik dan pemerintahan.
dan pemerintahan.
Sistem politik selalu Sistem politik selalu tanggap terhadap tanggap terhadap tuntutan warganya.
tuntutan warganya.
(7)(7) Kekuasaan
Kekuasaan Medium yang sah Medium yang sah untuk
untuk
mempertukarkan mempertukarkan dan memobilisasi dan memobilisasi sumberdaya politik sumberdaya politik dalam sistem politik dalam sistem politik demi mencapai demi mencapai tujuan-tujuan tujuan-tujuan bersama.
bersama.
Mekanisme yang tidak Mekanisme yang tidak sah dan cenderung sah dan cenderung menguntungkan menguntungkan
sekelompok kecil orang sekelompok kecil orang yang mendominasi yang mendominasi masyarakat dengan masyarakat dengan merugikan sebagian merugikan sebagian besar anggota besar anggota
masyarakat yang tidak masyarakat yang tidak memiliki kekuasaan.
memiliki kekuasaan.
Terpusat di tangan Terpusat di tangan para pemilik alat para pemilik alat produksi, yaitu produksi, yaitu kelas penguasa.
kelas penguasa.
Terpusat di tangan Terpusat di tangan mereka yang mereka yang menduduki posisi- menduduki posisi- posisi tertinggi posisi tertinggi dalam struktur dalam struktur sosial. Kekuasaan sosial. Kekuasaan adalah
adalah
persekongkolan persekongkolan kepentingan dari kepentingan dari lembaga-lembaga lembaga-lembaga utama dalam utama dalam masyarakat itu.
masyarakat itu.
Bersifat polisentris Bersifat polisentris dan tersebar dan tersebar diantara berbagai diantara berbagai kelompok
kelompok
kepentingan. Tidak kepentingan. Tidak ada satu kelompok ada satu kelompok yang memonopoli yang memonopoli kekuasaan.
kekuasaan.
Perspektif Perspektif Teoritis
Teoritis Struktural-Struktural- Fungsional
Fungsional KonflikKonflik KelasKelas ElitisElitis PluralisPluralis