• Tidak ada hasil yang ditemukan

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

18

https://doi.org/

Perekonomian Nasional Dalam Perspektif Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia

Muhammad Ya’rif Arifin11, Aditya Halim Perdana Kusuma Putra2, Andika Prawira Buana3

Artikel info

Abstract.

Artikel history:

Received; 01-12 Revised:06-11 Accepted; 05-12

Since Indonesia's independence and enacting the 1945 Constitution of the NRI, it has been explicitly outlined a national policy to carry out economic transformation that is changing the subordinated colonial economic system into a democratic economic system. In Article 33 it not only illustrates or provides instructions on how the economic system in Indonesia is, but also illustrates the ideals of the Founders of the Indonesian state who want a certain economic system in Indonesia based on togetherness and based on the principle of kinship. This study uses a normative juridical approach, which is a study that studies the law as written in books and previous research results, which starts with the view that the law is positive norms contained in the legislation system relating to the economic field. Soul Article 33 of the 1945 Constitution of the NRI is based on a social spirit, which places control of goods in the public interest (such as natural resources) in the country, the economic system that is desirable or mandated is an economic system built jointly by the people of Indonesia.

Keywords: Ekonomi Nasional, Perekenomian Indonesia, UUD 1945

Coresponden author:

Email: muh.yarifarifin@umi.ac.id

artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY -4.0

CELEBES EQUILIBRUM JURNAL

http://journal.lldikti9.id/Equilibrum Vol 1, No, 1, Juli 2019, pp 18-25 p-ISSN: 2685-5828 dan e-ISSN: 2685-4651

DOI:

brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by LLDikti Wilayah IX Journal Systems (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi)

(2)

26 PENDAHULUAN

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.

Sejak Indonesia merdeka dan menetapkan Undang-undang dasar 1945 NRI, telah dengan tegas digariskan kebijakan nasional untuk melakukan transformasi ekonomi yaitu mengubah sistem ekonomi kolonial yang subordinasi menjadi sistem ekonomi yang demokratis. Tepatnya dalam pasal 33 Undang-undang dasar 1945 NRI telah memberikan petunjuk bagaimana sistem ekonomi di Indonesia. Dalam pasal 33 tersebut tidak hanya menggambarkan atau memberikan petunjuk bagaimana sistem ekonomi di Indonesia melainkan juga menggambarkan bagaimana cita-cita oleh Pendiri negara Indonesia yang menginginkan adanya satu sistem ekonomi tertentu di Indonesia yang berdasar kebersamaan dan berdasar atas asas kekeluargaan.

Indonesia secara imperatif harus memiliki komitmen tegas dalam menyusun perekonomian kepada arah perekonomian yang berdasar pada paham usaha bersama dan kekeluargaan (Putra : 2019), (Kusuma : 2018). Dalam pengertiannya secara umum asas kekeluragaan dapat diartikan adalah suatu kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menganggap anggota dari kelompoknya adalah keluarganya sendiri, sehingga tujuan kelompok tersebut akan dengan mudah tercapai. Berdasarkan pada pengertian tersebut maka sistem ekonomi yang diinginkan atau yang diamanahkan adalah sistem ekonomi yang dibangun secara bersama-sama oleh rakyat Indonesia (Islahita : 2019).

Pasal 33 Undang-undang dasar 1945 NRI berlandaskan semangat sosial, hal tersebut tergambar dengan menempatkan penguasaan sumber daya alam untuk kepentingan rakyat pada Negara. Pemerintah sebagai pemegang mandat dalam melaksanakan kehidupan kenegaraan di Indonesia. Oleh sebab itu, pemegang mandat seharusnya punya legitimasi yang sah dan ada yang mengontrol kebijakan yang dibuat dan dilaksanakannya, sehingga dapat tercipta peraturan perundang-undangan penjabaran pasal 33 Undang-undang dasar 1945 NRI yang sejalan dengan semangat demokrasi ekonomi (Ruslina : 2012).

Permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan pasal 33 Undang-undang dasar NRI adalah tentang aturan pelaksanaannya yang dituangkan dalam Undang-undang yaitu bagaimana peranan Negara dalam penguasaan sumber daya alam yang di peruntukkan untuk kemakmuran Rakyat. Berdasarkan hal penjelasan tersebut diatas maka dalam penelitian ini mencoba untuk menjabarkan tentang “Perekonomian Nasional dalam Perpektif Undang- undang dasar 1945 NRI”.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu penelitian yang mengkaji hukum seperti yang tertulis dalam buku-buku dan hasil penelitian terdahulu, yang bertolak pada pandangan bahwa hukum adalah norma-norma positif yang terdapat didalam sistem perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang ekonomi.

Penelitian ini juga merupakan penelitian hukum doktrinal adalah suatu penelitian atas hukum yang di konsepsikan dan dikembangkan atas dasar doktrin yang dianut dan dikembangkannya. Penelitian ini juga bersifat deskriptif-prskriptif. Penelitian ini bersifat deskriptif karena berupa pemaparan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu dan pada saat tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Preskriptif dimaksudkan sebagai memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang telah diperoleh, yang mana argumentasi ini selanjutnya akan bertujuan

(3)

27

untuk memberikan preskripsi, atau penelitian mengenai benar tidaknya dan apa yang seharusnya menurut hukum dilakukan terhadap fakta atau peristiwa hukum yang diperoleh dari hasil penelitian.

Penelitian ini juga adalah penelitian terhadap asas-asas hukum, yaitu mengkaji dan menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan di bidang ekonomi. Penelitian asas- asas hukum bertitik tolak pada hukum tertulis dengan cara mengadakan identifikasi terlebih dahulu terhadap kaidah-kaidah hukum telah dirumuskan di dalam perundang-undangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Perekonomian Nasional dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 NRI

Negara adalah tempat yang menaungi seluruh aktivitas masyarakat dan pemerintahan, termasuk di dalamnya tentang pengaturan dan aktivitas pembangunan, ekonomi, transportasi, perdagangan, politik, dan lain sebagainya (Asshiddiqie : 2004). Sebuah tempat atau wilayah dapat dikatakan sebuah negara apabila memenuhi tiga unsur utama, yaitu apabila terdapat wilayah, rakyat, serta pemerintahan. Sama halnya dengan pemerintahan, sebuah negara juga memiliki wewenang dan kewajiban yang harus dipenuhi. Salah satu wewenang negara adalah mengatur seluruh wilayah dan masyarakat yang tinggal di dalam negara tersebut. Namun terlepas dari hal itu, sebuah negara juga memiliki kewajiban untuk melindungi, menjaga, serta menyejahterakan warga negaranya.

Bentuk sebuah negara bergantung pada beberapa aspek, diantaranya adalah tujuan negara itu sendiri. Suatu negara pasti memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, dan tentunya tujuan ini berbeda pada masing-masing negara, begitu pula dengan tujuan Negara Indonesia. Pada zaman dahulu, tujuan dibentuknya sebuah negara adalah untuk menghimpun kekuasaan dan otoritas sebesar-besarnya serta memperluas wilayah negara itu sendiri. Tidak sedikit negara yang mengalami masa penjajahan, namun setelah mendeklarasikan kemerdekaannya, sebuah negara akan dinyatakan merdeka dan memiliki hak bagi warga serta negaranya. Pada saat ini, tujuan sebuah negara berkaitan erat tidak hanya dengan bentuk negara, melainkan berkaitan pula dengan badan-badan negara, fungsi negara, tugas, serta hubungan antarbadan negara. Tujuan Negara Indonesia terbentuk berdasarkan perhitungan tempat, keadaan, waktu, serta sifat dari kekuasaan. Maka dari itu, pada saat ini tujuan negara secara umum adalah membentuk dan memelihara hak serta kemerdekaan warga negaranya.

Dalam hal tujuan, negara Indonesia menuliskan tujuannya pada alinea ke IV pembukaan Undang-undang Dasar 1945 NRI yaitu ”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Negara Indonesia menuliskan salah satu tujuannya yaitu “memajukan kesejahteraan umum” yang berarti hal tersebut menjadi salah satu tujuan dasar Negara Indonesia didirikan.

Oleh karena kesejateraan umum sangat erat kaitannya dengan bidang ekonomi maka Pemerintah Negara Indonesia bertanggung jawab pada program-program yang direncanakan dan dilaksanakan dalam bidang ekonomi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang tidak lain untuk mencapai kesejahteraan umum (Gunadi : 1990).

(4)

28

Pemerintah dalam pengimplematasiannya juga diharapkan memahami bahwa kesejahteraan umum tidak hanya mencakup tentang kesejahteraan ekonomi dan materi, melainkan juga kesejahteraan lahir dan batin (Ruslina : 2012). Terciptanya rasa aman, gotong royong, saling menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing individu, masyarakat yang makmur dan adil sederajad. Sesuai dengan cita-cita luhur Pendiri Negara Indonesia yaitu menciptakan sistem perekonomian nasional di Indonesia yang berdasar kebersamaan dan berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan pada pengertian tersebut maka sistem ekonomi yang diinginkan atau yang diamanahkan adalah sistem ekonomi yang dibangun secara bersama-sama oleh rakyat Indonesia (Hatta : 1954).

b. Perekonomian Nasional dalam Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 NRI

Dalam rumusan Undang-undang Dasar 1945 NRI terdapat secara eksplisit ataupun implisit pandangan-pandangan dan nilai-nilai fundamental, Undang-undang Dasar 1945 NRI disamping sebagai konstitusi politik (political constitution), juga merupakan konstitusi ekonomi (economic constitution). Undang-undang Dasar 1945 NRI sebagai sebuah konstitusi negara secara substansi, tidak hanya terkait dengan pengaturan lembaga-lembaga kenegaraan dan struktur pemerintahan semata (Kuntana : 2010). Namun Iebih dari itu, konstitusi juga memiliki dimensi pengaturan ekonomi yang tertuang di dalam pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 NRI. konstitusi ekonomi tersebut terlihat pada materi, yang berbunyi:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. perekonomian Indonesia diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

5. ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Jiwa Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 NRI berlandaskan semangat sosial, yang menempatkan penguasaan barang untuk kepentingan publik (seperti sumber daya alam) pada negara. Pengaturan ini berdasarkan anggapan bahwa pemerintah adalah pemegang mandat untuk melaksanakan kehidupan kenegaraan di Indonesia. Untuk itu, pemegang mandat ini seharusnya punya legitimasi yang sah dan ada yang mengontrol kebijakan yang dibuatnya dan dilakukannya, sehingga dapat tercipta peraturan perundang-undangan sebagai penjabaran Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang sesuai dengan semangat demokrasi ekonomi.

Tetapi dalam perjalanan waktu, pengimplementasian pasal 33 Undang-undang dasar 1945 NRI ini menimbulkan polemik, maka agar dalam pengimplementasiannya tidak menimbulkan maka dipandang perlu untuk menyatukan persepsi mengenai tafsir dari pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 NRI sebagai berikut (Firmasyah : 2012):

➢ Pada pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dengan menyatakan perekonomian disusun, jelas yang dimaksud adalah bahwa perekonomian adalah susunan, yang berarti suatu susunan kebijakan sistematis dan menyeluruh, mulai susunan yang bersifat nasional sampai susunan di daerah-daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia. Susunan

(5)

29

perekonomian tersebut merupakan suatu usaha bersama atas dasar kekeluargaan (Firmansyah : 2012). Namun demikian, pengertian asas kekeluargaan itu tentunya tidak boleh disalahgunakan atau diplesetkan menjadi sistem kekeluargaan atau family system yang mengandung konotasi negatif sebagaimana terjemahan inggris Undang-undang Dasar 1945 NRI yang diterbitkan oleh kementerian penerangan pada tahun 1946 ataupun dalam praktik orde baru. Asas kekeluargaan dalam Pasal 33 Ayat (1) ini menunjukan kepada pengertian semangat kebersamaan, jiwa gotong royong, dan kerjasama. Dalam pengertian demikian, memang dapat berkembang pengertian yang kurang tepat (Asshiddiqie : 2005). Ekonomi Indonesia yang berdasarkan pada sistem mutualisme dan brotherhood diutamakan dalam sistem ekonomi Indonesia. Hal ini tidak berarti suatu sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi Indonesia, tidak mengenal persaingan (Saputra : 2019), (Mansur : 2019). Dalam alam kerjasama, maka persaingan memperoleh kekhususan artinya sebagai perlombaan. Dalam perlombaan tidak ada harus ada di-free- exit-kan (digulung tikarkan), tidak ada pula yang harus di-free-entry-kan (dibiarkan terjadinya wild acquisition). Artinya yang kalah perlombaan tidak harus dimatikan semena-mena, tetapi tetap dibina dan diberdayakan. Dalam alam kerjasama, maka free- fight compettion sepenuhnya ditolak. Kompetisi direduksi atau dilunakkan menjadi suatu coopetation (bekerjasama mengatur fair competition). Dengan kata lain, di alam kerjasama maka competition adalah suatu friendly Councours, suatu kontek yang bersahabat (Asshiddiqie : 2005).

➢ Pasal 33 Ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 NRI menentukan, “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dalam ayat ini, apakah yang dimaksud dengan (i) perkataan “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara (ii) cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, dan (iii) dikuasai oleh negara (Asshiddiqie : 2005). Kata-kata dikuasai tidak ditafsirkan secara khusus dalam, sehingga memungkinkan untuk dilakukan penafsiran akan makna dan cakupan pengertiannya. Untuk memahami pengertian dikuasai oleh negara, maka terlebih dahulu dilakukan secara epistimologi. Dikuasai oleh negara (kalimat pasif) mempunyai padanan arti negara menguasai atau penguasaan negara (kalimat aktif). Pengertian kata menguasai ialah berkuasa atas (sesuatu), memegang kekuasaan atas (sesuatu), sedangkan pengertian kata penguasaan berarti proses, cara, perbuatan menguasai atau mengusahakan (KBBI : 1995). Apabila pengertian penguasaan dikaitkan dengan pengertiaan hak, maka Hak Penguasan tertuju kepada negara sebagai subjek hukum (memiliki hak dan kewajiban). Dari hubungan yang demikian, hak penguasaan negara dapat dipahami bahwa didalamnya terdapat sejumlah kewajiban dan tanggung jawab bersifat publik (Abrar : 2004). Pada prinsipnya, pemilik usaha tersebut haruslah pemerintah, sehingga jalannya perusahaan dapat dikuasai, dikendalikan, dan dapat pula dikelola sendiri oleh aparat pemerintah. Namun, dalam perkembangannya, saham perusahaan itu dapat saja dijual langsung ataupun melalui pasar modal, tetapi dalam jumlah sedemikian rupa sehingga kendali perusahaan (Asshiddiqie : 2005).

➢ Pasal 33 Ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 NRI menentukan, Bumi Air dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat. Dalam ayat ini, juga terdapat tiga hal yang penting yaitu: (i) Bumi Air dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya (ii) dikuasai oleh negara (iii) digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Yang disebut disini adalah bumi air, sedangkan wilayah dirgantara tidak disebut. Namun hal ini dapat ditafsirkan mencapai seluruh matra darat,laut, udara beserta seluruh kekayaan yang bernilai ekonomi misalnya

(6)

30

terkandung di dalam, di bawah, atau diatasnya (Asshiddiqie : 2005). Dalam perumusan di atas yang disebut hanya bumi dan air beserta segenap isinya saja, sedangkan wilayah udara tidak disebut. Pada hal di zaman sekarang, wilayah udara juga banyak mengandung kekayaan yang bernilai ekonomis misalnya jaringan telekomunikasi, jalur transportasi.

Demikian juga kualitas pencemaran udara yang terdapat di dalamnya juga dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang bersifat ekonomis. Harus dimaklumi bahwa ketika Undang-undang Dasar 1945 NRI dirumuskan, hal semacam itu belum terbayang (Asshiddiqie : 2005). Akan tetapi, dalam perkembangan sekarang sebagai akibat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, hal-hal yang bersifat ekonomi yang terkait dengan wilayah udara juga harus diperhitungkan dalam memahami ketentuan Pasal 33 Ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 NRI itu. Karena itu, undang-undang dasar yang dirumuskan masa lalu haruslah dilihat sebagai dokumen yang hidup (living constitution) (Peter : 1987). dan kandungan maknanya terus tumbuh dan berkembang (elvolving constitution) (Martin : 1984). Bumi air dan kekayaan yang terkandung didalamnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, menegaskan daulat rakyat dan posisi rakyat yang substansial. Disini demokrasi ekonomi memperoleh justifikasinya, yaitu bahwa kepentingan masyarakat lebih utama dan kepentingan orang- orang. Reaksi konstitutif masyarakat yang makin kuat akhir-akhir ini, khusus dari generasi muda kampus, seperti terhadap diberlakukannya konsensus Washington yang de facto menjauhkan terwujudnya sebesar-besar kemakmuran rakyat (Sri : 2008).

Pasal 33 Ayat (4) Undang-undang Dasar 1945 NRI menentukan “perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi. Dengan prinsip kebersamaan, efisiensi-keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Disini terdapat beberapa konsep yang perlu dipahami sendiri maupun bersama-sama, yaitu bahwa perekonomian nasional diselenggarakan atas dasar demokrasi ekonomi dan prinsip-prinsipnya: (i) kebersamaan;(ii) efisiensi keadilan;(iii) berkelanjutan (iv) berwawasan lingkungan;(v) kemandirian; (vi) keseimbangan kemajuan; (vii) kesatuan ekonomi nasional (Jimly : 2005).

Gagasan demokrasi ekonomi tercantum baik dalam penjelasan Undang-undang Dasar 1945 NRI maupun Pasal 33 Ayat (4) Undang-undang Dasar 1945 NRI pasca reformasi. Undang- undang Dasar 1945 NRI memang mengandung gagasan demokrasi politik dan sekaligus demokrasi ekonomi. Artinya, dalam pemegang kekuasaan tertinggi dinegara kita adalah rakyat, baik dibidang politik ataupun ekonomi. Seluruh sumber daya politik dan ekonomi dikuasai oleh rakyat yang berdaulat. Dalam sistem demokrasi dibangun tentu tidak semuanya secara langsung dikuasai masyarakat, beberapa bagian yang pokok diwakilkan pengurusannya kepada negara dalam hal ini kepada (i) MPR, DPR, DPD dan presiden dalam penyusunan haluan-haluan dan perumusan kebijakan-kebijakan resmi negara (ii) kepada presiden dan lemabaga-lembaga eksekutif- pemerintah lainnya dalam urusan-urusan melaksanakan haluan- haluan dan kebijakan-kebijakan negara (iii) secara tidak langsung kepada lembaga peradilan dalam urusan mengadili pelanggaran terhadap haluan kebijakan kebijakan negara (Asshiddiqie : 2005). Demokrasi ekonomi Indonesia tidak harus sepenuhnya diartikan sebagai berlakunya prisnip “equal treatment” secara mutlak. Demokrasi Indonesia bercita-cita mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sosial justice, fairness, equity, equality) sehingga menyandang pemihakan (parsialisme, special favour) terhadap yang lemah, miskin dan yang terbelakang untuk mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus kearah pemberdayaan. Parsialisme terhadap yang tertinggal ini bukanlah sikap yang diskriminatori apalagi yang bersikap “sara”, melainkan member makna positif pada doktrin kebersamaan

(7)

31

dalam asas kekeluargaan Indonesia. Disinilah titik tolak kita untuk menegaskan bahwa efisiensi ekonomi berdimensi kepentingan sosial (Sri : 2008).

SIMPULAN DAN SARAN

Sejak Indonesia merdeka dan menetapkan Undang-undang dasar 1945 NRI, telah dengan tegas digariskan kebijakan nasional untuk melakukan transformasi ekonomi yaitu mengubah sistem ekonomi kolonial yang subordinasi menjadi sistem ekonomi yang demokratis. Dalam pasal 33 tersebut tidak hanya menggambarkan atau memberikan petunjuk bagaimana sistem ekonomi di Indonesia melainkan juga menggambarkan bagaimana cita-cita oleh Pendiri negara Indonesia yang menginginkan adanya satu sistem ekonomi tertentu di Indonesia yang berdasar kebersamaan dan berdasar atas asas kekeluargaan. Terciptanya rasa aman, gotong royong, saling menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing individu, masyarakat yang makmur dan adil sederajad. Sesuai dengan cita-cita luhur Pendiri Negara Indonesia yaitu menciptakan sistem perekonomian nasional di Indonesia yang berdasar kebersamaan dan berdasar atas asas kekeluargaan. Jiwa Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 NRI berlandaskan semangat sosial, yang menempatkan penguasaan barang untuk kepentingan publik (seperti sumber daya alam) pada negara. Berdasarkan pada pengertian tersebut maka sistem ekonomi yang diinginkan atau yang diamanahkan adalah sistem ekonomi yang dibangun secara bersama-sama oleh rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly (2004). Konstitusi dan Konstitusionalisme, Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Asshiddiqie, Jimly (2005), Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Konstitusi Press, Jakarta, 2005.

Firmansyah, A. (2012). Penafsiran Pasal 33 UUD 1945 dalam Membangun Perekonomian di Indonesia.

Syiar Hukum, 14(1), 51-65.

Gunadi, Tom, 1990. Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan UUD’45, Bandung: Angkasa.

Hatta, Mohammad, 1954. Beberapa Fasal Ekonomi : Djalan Keekonomian dan Kooperasi, Cetakan Ke- 5, Djakarta: Dinas Penerbitan Balai Pustaka.

Islahiha, N. A., Frita, N., & Maulana, R. (2019). PENERAPAN SISTEM PEREKONOMIAN SYARIAH DALAM MENGATASI KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI DI INDONESIA. PKM-P, 3(2).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi kedua) (1995), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan &Balai Pustaka, Jakarta.

Kuntana Magnar, Inna Junaenah, dan Giri Ahmad Taufk, Februari (2010). Tafsir MK Atas Pasal 33 UUd 1945: (Studi Atas Putusan MK Mengenai Judicial Review UU No. 7/2004, UU No. 22/2001, dan UU No. 20/2002), Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 1.

Kusuma, A. H. P., Rina, R., & Syam, A. H. (2018). The Main Role of Locus of Control and Professional Ethics on Lecturer’s Performance (Indonesian Lecturer Empirical Study). International Review of Management and Marketing, 8(5), 9.

Mansur, D. M., Sule, E. T., Kartini, D., Oesman, Y. M., Putra, A. H. P. K., & Chamidah, N. (2019). Moderating of the Role of Technology Theory to the Existence of Consumer Behavior on e-commerce.

Journal of Distribution Science, 17(7), 15-25.

Peter P. Sgroin (1987), The Living Constitution : Landmark Supreme Court Decision.

Putra, A. H., Aswari, A., Arifin, M. Y. R., & Rina, R. (2018). Quantitative series: Factors analysis effects of government regulation number 46 the year 2013 for SME’s by justice, convenience, and simplicity of tax aspects. Substantive Justice International Journal of Law, 1(2), 65-81.

Ruslina, E. (2012). Makna Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pembangunan Hukum Ekonomi Indonesia. Jurnal Konstitusi, 9(1).

Saputra, D. H., Purba, D. W., Iswahyudi, M., Banjarnahor, A. R., Kusuma, A. H. P., Effendy, F., … Simarmata, J. (2019). E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=PirGDwAAQBAJ

Sri Edi Swarsono (2008), Kerakyatan Demokrasi Ekonomi dan kesejahteraan social, Seminar Implementasi Pasal 33 dan 34 UUD 1945, Gerakan Jalan Lurus, Jakarta.

Undang-undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

a) Multiplatform, Kelebihan utama dari java ialah dapat dijalankan di beberapa platform / sistem operasi komputer. b) OOP (Object Oriented Programming – Pemrograman Berorentasi

Penelitian yang dilakukan di perusahaan telah berhasil membuat rancangan perbaikan dan telah dilakukan implementasi perbaikan untuk 6 jenis cacat yang penting untuk

Pada awalnya Vipro-G memperkenalkan produknya sebagai salah satu minuman kesehatan yang ditujukan hanya untuk para perokok agar dapat menetralisir radikal bebas yang ada di

INTERA KSI MATER NAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi kesejahtera an dan tumbuh kembang janin (antenatal screening) INTERAKSI MATERNAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi

Unsur sensualitas sangat tergambar dari gambar di atas serta pada lirik lagu di atas yaitu pada kalimat “cinta-cinta lakukan dengan cinta bila kamu mau” makna dari

Aplikasi Irama Kenjoan Pada Bass Drum, Floor Tom, Hi-hat, Snare Drum Dan Small Tom Dalam Bentuk Notasi Drumset .... Score Irama Krotokan Dalam Bentuk Notasi Kendang

Adanya regenerasi pada organisme dewasa mununjukkan suatu bukti bahawa medan morfogenesis tetap terdapat setelah periode embrio, umpamanya regenerasi anggota badan yang

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak metanol daun jambu biji pada dosis 10,5 dan 21,0 mg/ml menunjukkan efek