• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EKONOMI POLITIK: PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI PERKEMBANGAN FINANCIAL TECHNOLOGY UNTUK MEWUJUDKAN INKLUSI KEUANGAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS EKONOMI POLITIK: PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI PERKEMBANGAN FINANCIAL TECHNOLOGY UNTUK MEWUJUDKAN INKLUSI KEUANGAN INDONESIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EKONOMI POLITIK: PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI PERKEMBANGAN FINANCIAL TECHNOLOGY

UNTUK MEWUJUDKAN INKLUSI KEUANGAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1

Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan

Oleh:

SENDY YULIONITA BUDHY SAPUTRI NIM F1117055

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2019

(2)

ii ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI POLITIK: PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI PERKEMBANGAN FINANCIAL TECHNOLOGY

UNTUK MEWUJUDKAN INKLUSI KEUANGAN INDONESIA SENDY YULIONITA BUDHY SAPUTRI

F1117055

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

Perkembangan teknologi digital dan internet yang semakin canggih memberikan dampak yang luar biasa di berbagai sektor kehidupan, tidak hanya merambah dalam industri perdagangan tetapi juga pada sektor industri jasa keuangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif yang disusun menggunakan data primer dan sekunder melalui metode studi pustaka dan wawancara dari OJK Solo. Berdasarkan data OJK (2019), perkembangan fintech di Indonesia per tanggal 10 Juli 2019 kini mencapai 268 perusahaan dan akumulasi penyaluran pinjaman juga terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 sampai Juni 2019 yang mencapai 38.489,44 miliar rupiah. Hasil penelitian ini yaitu peneliti dapat mengetahui peran OJK dalam mengawasi perkembangan fintech untuk mewujudkan inklusi keuangan yakni dengan cara membentuk Tim Pengembangan Inovasi Digital Ekonomi dan Keuangan, membentuk Satgas Waspada Investasi, meresmikan fintech innovation hub, menerbitkan certificate authority, menerbitkan sandbox regulatory, menyusun kajian implementasi standar pengamanan data dan informasi, menyusun kajian vulnerability assessment, dan melakukan perlindungan stakeholder. Kendala OJK dalam mengembangkan industri fintech untuk meningkatkan inklusi keuangan adalah pesatnya pertumbuhan perusahaan fintech ilegal, banyaknya data yang disalahgunakan dan adanya indikasi dana perusahaan fintech yang hilang. Sehingga strategi yang dilakukan OJK untukmenangani kendala tersebut adalah optimalisasi program kerja, perluasan program KUR, memperluas dan mengoptimalkan peran TPAKD, mengembangkan model pembiayaan fintech, mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit, mengoptimalkan peran bank untuk meningkatkan peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan jangka panjang, dan pembangunan daerah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan fintech dikalangan masyarakat sangat mempengaruhi tingkat inklusi keuangan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia

Kata Kunci: Otoritas Jasa Keuangan, Financial Technology, dan Inklusi keuangan

(3)

iii ABSTRACT

THE POLITICAL ECONOMIC ANALYSIS: THE ROLE OF OTORITAS JASA KEUANGAN IN OVERSEEING THE FINANCIAL DEVELOPMENT

OF TECHNOLOGY TO REACH INDONESIAN FINANCIAL INCLUSION

SENDY YULIONITA BUDHY SAPUTRI F1117055

Economics and Business Faculty

Sebelas Maret University

The development of increasingly sophisticated digital and internet technology has had a tremendous impact on various sectors of life, not only in the trade industry but also in the financial services industry. This research is a type of quantitative descriptive research compiled using primary and secondary data through literature study and interview methods from OJK Solo. Based on OJK’s data (2019), the development of fintech in Indonesia as of July 10, 2019 has now reached 268 companies and the accumulation of loan disbursements has also continued to increase from 2017 to June 2019 which reached 38,489.44 billion rupiah. The results of this study are that researchers can find out the role of OJK in overseeing the development of fintech to realize financial inclusion by forming a Digital Economic and Financial Innovation Development Team, forming an Investment Alert Task Force, formalizing the fintech innovation hub, issuing a certificate authority, issuing a regulatory sandbox, compiling an implementation study data and information security standards, compile vulnerability assessment studies, and conduct stakeholder protection. OJK's obstacle in developing the fintech industry to increase financial inclusion is the rapid growth of illegal fintech companies, the large amount of data being misused and the indication of fintech company funds being lost. So the strategy undertaken by the FSA to overcome these obstacles is the optimization of work programs, expansion of the KUR program, expanding and optimizing the role of TPAKD, developing fintech financing models, encouraging banks to extend credit, optimizing the role of banks to enhance the role of the capital market as a source of long-term financing, and development area. So it can be concluded that the development of fintech among the people greatly affects the level of financial inclusion and economic growth in Indonesia

Keywords: Financial Services Authority, Financial Technology, and Financial Inclusion

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii MOTTO

Man Jada Wajada

"Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil"

Man Shabara Zhafira

"Siapa yang bersabar akan beruntung"

Man Sara Ala Darbi Wasala

"Siapa yang berjalan dijalur-Nya akan sampai"

You CAN’T go back to make new start, but you CAN start now to make new end.

~Sendy Yulionita B.S.~

(8)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

For My Mom,Mom,Mom and Dad

For All My Family and almamater By Blood and Heart

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Skripsi yang berjudul: Analisis Ekonomi Politik: Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Perkembangan Financial Technology untuk Mewujudkan Inklusi Keuangan Indonesia dapat diselesaikan dengan baik guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sebelas Maret Suarakarta.

Penulis menyadari bahwa masih memiliki keterbatasan wawasan dan pengalaman terkait objek penelitian. Namun, besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penelitian skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih dan rasa hormat, kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com.(Hons)., Ph.D., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Bapak Bhimo Rizky Samudro, S.E., M.Si., Ph.D selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Sebelas Maret Surakarta;

3. Bapak Agustinus Suryantoro, Dr., M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis;

4. Bapak dan Ibu dosen pengajar dan staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu, wawasan, saran dan motivasinya;

(10)

x

5. Tito Adji Siswantoro selaku Plh. Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Solo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan magang kerja;

6. Ibu Nining Ariyanti selaku Pembimbing Instansi Mitra dan HRD di Kantor Otoritas Jasa Keuangan Solo serta seluruh pegawai yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.

7. Ayah, bunda, adik beserta keluarga besar yang telah banyak memberikan support, doa restu, dan motivasi dalam kehidupan penulis.

8. Seluruh teman-teman Program Ekonomi Pembangunan Non-Reguler 2017 atas kerjasamanya dalam berbagi ilmu, pengalaman, info, dan motivasi luar biasa yang telah diberikan kepada penulis;

9. Kepada semua pihak yang telah membantu keberhasilan penyususnan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak yang membaca.

Surakarta, 27 Oktober 2019 Penulis

Sendy Yulionita Budhy Saputri

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAKSI ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... iv

HALAMAN PENGESAHAN. ... v

SURAT PERNYATAAN... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN. ... viii

KATA PENGANTAR. ... ix

DAFTAR ISI. ... xi

DAFTAR TABEL.. ... xiv

DAFTAR GAMBAR. ... xv

DAFTAR LAMPIRAN. ... xvi

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang. ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 8

C. Tujuan Pengamatan. ... 8

D. Manfaat Pengamatan. ... 9

BAB II LANDASAN TEORI. ... 10

A. LANDASAN TEORI... 10

1. Financial Technology. ... 10

2. Fintech Lending/Peer to Peer Lending. ... 17

3. Keuangan Inklusif. ... 31

4. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ... 41

(12)

xii

5. Teori dan Prinsip Ekonomi Politik. ... 44

a. Teori Ekonomi Politik. ... 44

b. Konsep Ekonomi Politik. ... 45

i. Principle Historis ... 45

ii. Principle Core-Periphery. ... 46

iii. Principle Circular and Cumulative Causation (CCC). ... 47

iv. Principle of Contradiction. ... 48

B. PENELITIAN TERDAHULU. ... 50

C. KERANGKA PEMIKIRAN. ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 57

A. Jenis Penelitian ... 57

B. Ruang Lingkup Penelitian. ... 58

C. Subjek Penelitian. ... 58

D. Jenis dan Sumber Data... 58

E. Definisi Operasional Variabel. ... 59

F. Teknik Pengumpulan Data. ... 60

G. Teknik Analisis Data. ... 61

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Peran OJK dalam Upaya Mengembangkan Financial Technology untuk Meningkatkan Inklusi Keuangan ... 62

B. Kendala OJK dalam Mengembangkan Financial Technology untuk Meningkatkan Inklusi Keuangan. ... 72

C. Strategi OJK dalam Memperluas Akses Keuangan. ... 80

D. Skema Keterkaitan Teori dan Konsep Ahli Ekonomi dengan Peran OJK dalam Mengawasi Fintech untuk Mewujudkan Inklusi Keuangan ... 83

E. Potensi, Kontribusi, dan Tips Penggunaan Fintech Lending . ... 86

F. Tindakan yang Perlu Dilakukan OJK untuk Mewujudkan Inklusi Keuangan ... 89

(13)

xiii

BAB V PENUTUP. ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA . ... 99

LAMPIRAN. ... 100

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

1.1 Perbedaan Fintech Lending Legal dan Ilegal ... 28 2.1 Perbedaan Penelitian Terkini dengan Penelitian Terdahulu. ... 50 4.1 Skema Keterkaitan Teori dan Konsep dengan Hasil Penelitian... 86

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

1.1 Perkembangan Penyaluran Pinjaman di Jawa dan Luar Jawa

Tahun 2017-2019 ... 2

1.2 Indeks Inklusi Keuangan Nasional Berdasarkan Sektor Jasa Keuangan Tahun 2013-2016 ... 6

2.1 Perkembangan Penyaluran Pinjaman di Jawa dan Luar Jawa Tahun 2017-2019 ... 12

2.2 Proses Layanan Fintech Lending ... 17

2.3 Kategori Ekosistem Fintech Lending ... 20

2.4 Ekosisitem Fintech Lending ... 23

2.5 Tingkat Inklusi Keuangan Dunia Tahun 2011 ... 31

2.6 Pi hak yang Mmeiliki Campur Tangan dalamMeningkatkan Keuangan Inklusi di Indonesia ... 38

2.7 Ilustrasi Core PeriPhery ... 47

2.8 Kerangka Pikiran ... 55

4.1 Indeks Inklusi Keuangan Tahun 2013-2016 ... 71

4.2 Indeks Inklusi Keuangan Berdasarkan Sektor Jasa Keuangan Tahun 2013 dan 2016 ... 72

4.3 Indeks Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2013-2016 Berdasarkan Provinsi ... 73

4.4 Indeks Literasi Keuangan Nasional Tahun 2013-2016 ... 78

4.5 Indeks Inklusi Keuangan Nasional Berdasarkan Sektor Jasa Keuangan Tahun 2013-2016 ... 78

4.6 Presentase Sikap Keuangan Masyarakat Indonesia terkait Tujuan Keuangan Tahun 2016 ... 80

4.7 Presentase Perilaku Keuangan Masyarakat Indonesia terkait Tujuan Keuangan Tahun 2016 ... 81

4.8 Potensi dan Konstribusi Fintech Lending ... 88

4.9 Bagan Strategi Stabilitas Literasi dan Inklusi Keuangan ... 91

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS 2. Surat Persetujuan Permohonan Izin Penlitian dari KOJK Solo

3. Daftar Hasil Wawancara 4. Daftar Fintech Lending Legal 5. Daftar Fintech Lending Ilegal

6. POJK 13/2018 Tentang Keuangan Digital

7. POJK 77/POJK.01/2016 Tentang Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi

8. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Setiap orang di luar wilayah negara Republik Indonesia yang memberikan bantuan, kemudahan, sarana, atau keterangan untuk terjadinya tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan jenis/sumber probiotik berasal dari ikan tawar maupun ikan laut ternyata mempunyai efek sama, namun terdapat potensi bahwa

ISO bekerja sama erat dengan komisi elektronik internasional (IEC) dalam semua masalah standarisasi elektro teknik. Standar ISO 9001–2008 dirumuskan oleh Panitia Teknis PK

(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai tarif kelas III, tarif kelas I, tarif kelas VIP, tarif kelas SVIP dan tarif kelas Suite Room sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), ayat

Ada 25% atau 11 peternak menyatakan sering mampu mengatasi kesehatan sapi perah dengan pemberian obat sesuai dengan penyakit yang diderita, hanya 14% atau 6 peternak

Ada sumber mata air dalam menyediakan air bersih untuk masyarakat Desa Jeru yaitu sumber mata air Parang Paeng desa Benjor.Tujuan dari pelaksanaan I b M ini adalah untuk