• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Sejarah Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Sejarah Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KONDISI UMUM  

4.1 Sejarah Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya

Pengembangan Perumahan Danau Bogor Raya (Bogor Lakeside) ini dilakukan oleh pihak swasta, yaitu ASIA PASIFIC (ASPAC) Group yang telah berganti nama menjadi PT Bogor Raya Development. Perintisan Grup ASPAC dimulai dengan berdirinya ASPAC BANK (BANKAP) hingga pada awal tahun 1980 berganti identitas menjadi ASIA PASIFIC (ASPAC) Group.

ASPAC Group membuka bidang usaha properti dan sektor jasa didirikan pada tahun 1980. Proyek prestigious pertama adalah pembangunan Danau Bogor Raya, dilaksanakan pada tahun 1991 di kawasan permukiman eksklusif kota Bogor, Jawa Barat. Pada masa pengembangan oleh ASPAC GROUP dibangun Permukiman Danau Bogor Raya yang memiliki luas 80 hektar dan danau buatan seluas 65.400 m2, dilengkapi sarana dan prasarana lengkap yang dikelola oleh PT Asia Pasific Pratama. Sarana dan prasarana terdiri dari Club House yang terdiri dari kolam renang, lapangan tenis, dan Banquet Room yang biasa digunakan untuk pertemuan ataupun tempat pesta pernikahan. Selain itu dilengkapi pula dengan Pujasera, Klinik Kesehatan, dan Internasional Pre school yang sekarang berganti nama menjadi Sekolah Bogor Raya. Namun, seiring dengan waktu pengelolaan permukiman Danau Bogor Raya terlepas dari pengelolaan PT Bogor Raya Development dan diganti oleh empat perusahaan yang berbeda yang tergabung di dalamnya, yaitu PT Sejahtera Eka Graha (SEG), PT Taman Kuling Raya (TKR), PT Sarana Kilap Mas (SKM), dan PT Kendaga Kencana Indah (KKI). Batas wilayah pengelolaan PT Bogor Raya Development terlampir pada Lampiran 1.

Di seberang Danau Bogor Raya dibangun Lapangan Golf yang diberi nama Klub Golf Bogor Raya dan Perumahan Golf Estate Bogor Raya yang dikelola oleh PT Asia Pasific Permai. Lapangan golf 18 hole ini seluas ±64 hektar dan terdapat pula John Jacob’s Academy sebagai tempat untuk kursus dan berlatih Golf.

(2)

ASPAC Group juga bekerja sama dengan ACCOR untuk membangun sebuah Hotel Mewah, yakni NOVOTEL. Setelah itu dibangun pula permukiman- permukiman lainnya, yaitu Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Padjadjaran Regency, The Orchid Mansion, Kemang Regency, Kemang Indah Regency Bogor Raya, dan Parahyangan. Perumahan Kemang Indah Regency dan Parahyangan sedang dalam tahap pembangunan. Pengelolaan Padjadjaran Regency, Parahyangan, Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Kemang Regency, dan Kemang Indah Regency dipercayakan kepada PT Griya Bogor Raya yang merupakan bagian dari PT Bogor Raya Development, sedangkan Golf Estate Bogor Raya dan The Orchid Mansion kepada PT Bogor Raya Development.

Selanjutnya, permukiman ini berkembang menjadi kawasan permukiman berskala kota yang menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah sarana hiburan, area komersial, dan hotel. Beberapa kawasan masih dalam tahap pembangunan seperti pembangunan permukiman baru.

4.2 Struktur Organisasi Pengelola Perumahan Danau Bogor Raya 4.2.1 Hubungan Kerja Antarbagian

PT Bogor Raya Development sebagai developer proyek pembangunan di Bogor Raya dipegang oleh Dewan Komisaris, yaitu dewan yang memimpin dan bertanggung jawab atas kemajuan atau kemunduran perusahaan. Terdapat Dewan Direksi yang bertugas melaksanakan kesepakatan yang telah ditentukan oleh Dewan Komisaris. Dewan Direksi membawahi General Manager Residential, Manager Finance (Manajer Keuangan), Manager Marketing (Manajer Pemasaran), Manager Pembebasan, dan Manager Security (Manajer Keamanan).

4.2.2 Organisasi Pengelola Lanskap

General Manager Residensial membawahi Departemen Estate, Departemen Desain, dan Departemen Proyek. Desain taman atau softscape dipercayakan kepada Departemen Estate sedangkan Master Plan dan desain bangunan dipercayakan kepada Departemen Desain. Struktur Organisasi

(3)

Departemen Estate dapat dilihat pada Gambar 3. Struktur organisasi perusahaan terlampir pada Lampiran 5.

Gambar 3. Struktur Organisasi Departemen Estate Bogor Raya 2011

Desain taman menjadi tanggung jawab Departemen Estate yang dipimpin oleh seorang Manajer Estate. Untuk memudahkan pekerjaan lanskap, Manajer Estate dibantu oleh supervisor, mandor serta staff. Rincian lingkup pekerjaan dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut.

1. Estate Manager (Manager Estate) membuat rencana kerja dan target-target yang harus dicapai, menggorganisir staf dan mengkoordinasikannya dengan departemen terkait, pengawasan/pengontrolan staff, budget, operasional lainnya, serta melakukan hubungan baik dengan pihak luar yang terkait dengan pelaksanaan tugas.

2. Customer Service melayani komplain penghuni dan kebutuhan lainnya, melakukan pekerjaan administrasi untuk Estate melayani kebutuhan para penghuni, dan membantu pembayaran rekening.

3. Supervisor Lanskap dan Kebersihan melakukan pengawasan pekerjaan tenaga harian yang menjadi tanggung jawabnya di seluruh Bogor Raya seperti penanaman, pemupukan, pendangiran, penyiraman, hama penyakit, renovasi tanaman, mengawasi pekerjaan kontraktor lanskap evaluasi pekerjaan lanskap

Lanscape Kebersihan Section Head

Utility Pengawasan Pembangunan Section Head

Area 1 Foreman

Driver Tangki &

Sampah

Area 2

Foreman Pengawasan Pembangunan &

Logistic Foreman

Maintenance &

Infrastructure Foreman

WTP Foreman WTP Staff

Costumer Relation

& Admin Staff ESTATE DEPARTMENT

(4)

membuat jadwal dan rencana kerja Estate dan desain taman-taman yang akan direncanakan.

4. Foreman Lanskap dan Kebersihan membantu supervisor dalam pengawasan pekerjaan lanskap dan mengevaluasi kehadiran tenaga harian.

5. Foreman Infrastruktur melakukan pengawasan pekerjaan tenaga harian Infrastruktur seperti perbaikan jalan, listrik, serta pengecatan.

4.3 Kondisi Fisik dan Biofisik

4.3.1 Letak, Luas, dan Batas Wilayah

Lokasi Perumahan Danau Bogor Raya terletak di sebelah Selatan Jalan Tol Jagorawi Bogor, Jakarta. Jika dilihat secara geografis terletak antara 106°45’ 37’’

BT -- 106° 48’ 27’’ BT Greenwich dan 6° 23 ‘ 30’’ LS berada pada ketinggian 300-350 mdpl. Peta lokasi perumahan Danau Bogor Raya ditampilkan pada Gambar 4.

Sumber: http://petabesar.blogspot.com//

Gambar 4. Lokasi Perumahan Danau Bogor Raya  

Luas dari Perumahan Danau Bogor Raya mencapai kurang lebih 600 hektar. Perumahan ini juga dikelilingi oleh pegunungan, antara lain Gunung

(5)

Pangrango, Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Pancaran, Gunung Geulis, dan Gunung Putri. Batas-batas fisik lokasi perumahan sebagai berikut:

a. Tol Jagorawi di sebelah utara

b. Kampung Pasir Selatan di sebelah selatan c. Kampung Sawah di sebelah barat

d. Kampung Pangulaanb dan Sungai Pabuaran di sebelah timur

4.3.2 Aksesibilitas

Perumahan Danau Bogor Raya dapat dijangkau melalui Jalan Tol Jagorawi dari arah Ciawi dan melalui Baranangsiang di sisi kanan Jalan Tol Jagorawi ke arah Ciawi dan Jakarta, sedangkan beberapa lokasi pemukiman dapat ditempuh melalui Jalan Padjajaran dengan jarak tempuh kurang lebih 10 menit sehingga memudahkan para penghuni untuk mencapai segala penjuru Kota Bogor.

4.3.3 Iklim

Suhu rata-rata bulanan kawasan Perumahan Danau Bogor Raya berdasarkan stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Darmaga, Bogor, tahun 2007 adalah 25,75°C dan kelembaban udara rata-rata per bulan 83,25%. Berdasarkan data BMG Darmaga tahun 2003-2007, kelembaban udara rata-rata tahunan sebesar 88,4%. Lama penyinaran rata-rata tahunan sebesar 64,4%. Kecepatan angin berkisar 1-6 knot, dengan rata-rata tahunan sebesar 2 knot.

4.3.4 Geologi, Jenis Tanah, dan Topografi

Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari bahan endapan dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango dan Gunung Salak.

Endapan permukaan umumnya berupa sedimen yang tersusun oleh tanah, pasir dan krikil, hasil dari pelapukan endapan.

Jenis tanah di permukiman ini adalah tanah latosol coklat kemerahan, yaitu jenis tanah yang telah mengalami perkembangan profil, bersifat gembur dan agak masam dengan pH 4,5-6,5. Fisik dari jenis tanah ini baik karena mempunyai

(6)

daya permeabilitas yang cukup tinggi dan tahan erosi. Lapisan dalam berupa tanah liat yang mengandung bahan-bahan dari gunung berapi dengan kadar bahan organik yang rendah.

Keadaan topografi di Perumahan Danau Bogor Raya secara umum hampir sama di setiap permukiman karena lokasinya yang saling berdekatan. Keadaan topografi perumahan ini merupakan daerah landai. Secara umum, perumahan ini rata-rata memiliki kemiringan 3-15%, yang memiliki karakter landai dan potensi erosi sangat kecil.

4.3.5 Hidrologi

Berdasarkan kedudukan hidrologinya Perumahan Danau Bogor Raya dilalui sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung yang mengalir ke bagian barat, Sungai Cikeas dan Sungai Kalibaru yang mengalir ke bagian timur. Beberapa sungai lainnya yang lebih kecil, antara lain sungai Cipabuaran, Cikalasi, Cimenteng, dan Anak Sungai Katulampa. Aliran Sungai Cipabuaran dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi perumahan, club house, dan hotel melalui proses water treatment plant (WTP).

4.3.6 Vegetasi dan Satwa

Vegetasi dominan sebelum terbangunnya Perumahan Danau Bogor Raya adalah tanaman hias, persawahan yang terdiri dari tanaman pangan seperti padi dan palawija, kebun papaya, kebun singkong, dan kebun campuran. Setelah terbangunnya perumahan Danau Bogor Raya, jenis vegetasi yang dominan adalah tanaman-tanaman yang memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, dan pengarah yang berupa pohon, semak, perdu dan tanaman penutup tanah.

Satwa yang ada sebelum terbangunnya Perumahan Danau Bogor Raya terdiri dari satwa darat dan satwa air. Satwa darat yang dapat dijumpai adalah berupa hewan-hewan ternak seperti sapi, kambing, dan ayam; kucing, anjing, preyak, dan beberapa jenis burung, sedangkan satwa air yang dapat dijumpai adalah kepiting dan ikan. Setelah adanya pembangunan Perumahan Danau Bogor

(7)

Raya, satwa yang dominan adalah beragam jenis burung kecil, beragam jenis serangga, dan hewan-hewan pribadi milik penghuni.

4.3.7 Pencemaran

Pencemaran yang dapat terjadi di suatu pemukiman adalah kebisingan yang berasal dari kendaraan dan polusi udara yang ditimbulkannya. Menurut Oliskifsi dan Mc. Elrossy (1971), kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara- suara yang tidak dikehendaki dalam bentuk yang dapat disampaikan oleh media padatan, cair, atau gas yang merupakan suatu bentuk energi di udara, suatu getaran yang memasuki telinga dan menimbulkan suara pada pendengaran.

Lokasi permukiman pada saat ini di antaranya dekat dengan jalan tol, sehingga sangat mungkin dikenai pencemaran melalui suara dan udara yang timbul dari kendaraan pengguna jalan tol. Untuk mengantisipasi pencemaran polusi yang disebabkan kendaraan dapat digunakan tanaman flamboyan (Delonix regia), cempaka (Michelia champaca), pohon asam (Tamarindus indica), dan lain-lain, sedangkan untuk mengurangi kebisingan, dapat digunakan jenis pohon yang memiliki karakter daun berdaun jarum seperti cemara (Araucaria heterophylla).

4.3.8 Visual

Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya ini memanfaatkan pemandangan sekitarnya, yang berupa pegunungan dan persawahan di antaranya, terdapat Gunung Salak yang berada di sebelah selatan tapak (Gambar 5a), Gunung Putri yang berada disebelah timur tapak (Gambar 5b), dan Gunung Pangrango yang berada di sebelah utara tapak.

Matahari terlihat terbit di sebelah timur dan pada saat itu pegunungan yang terdapat di sebelah timur tapak dapat terlihat. Pada saat matahari terbenam, kita dapat melihat pegunungan yang mengelilingi lokasi. Suasana hijau dari sekeliling tapak menambah keindahan dan kesejukan permukiman ini. Di sebelah utara tapak terdapat area persawahan. Potensi visual ini perlu dipertahankan dengan pengelolaan yang tepat.

(8)

(a) Gunung Salak (b) Gunung Putri Gambar 5. View Pegunungan yang Terlihat dari Lokasi Perumahan

4.3.9 Keadaan Sosial Ekonomi 4.3.9.1 Mayarakat Sekitar

Masyarakat yang berada di sekitar permukiman ini termasuk ke dalam golongan ekonomi bawah. Keadaan ekonomi yang rendah ini membuat mayoritas penduduk sekitar permukiman ini tidak melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Gambaran tentang tingkat pendidikan masyarakat sekitar perumahan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar Bogor Raya

No Jenis Pendidikan Desa Jumlah %

I II III IV

1 Belum Sekolah 856 1803 953 592 4207 49.03 2 Tidak tamat SD/ sederajat 81 - - - 81 0.94 3 Tamatan SD/ sederajat 236 240 1440 827 2743 31.96 4 Tamatan SLTP/ sederajat 71 357 435 236 1100 12.82 5 Tamatan SLTA/ sederajat 60 140 120 27 347 4.04

6 Tamatan Akademi 5 72 5 - 82 0.95

7 Tamatan Perguruan Tinggi 2 15 3 - 120 0.23

Jumlah 1312 2627 2956 1682 8680 100

Sumber : Potensi Desa, Tahun 1993/1994 Keterangan :

I= Desa Cimahpar, II= Desa Katulampa, III= Desa Sukaraja, IV= Desa Sukatani

(9)

Mata pencaharian penduduk sekitar permukiman ini adalah bertani, berkebun dan menjadi buruh/pekerja bangunan. Berubahnya lahan pertanian menjadi lahan permukiman, banyak penduduk beralih profesi. Dengan adanya Perumahan Danau Bogor Raya ini, tidak tertutup kemungkinan banyaknya masyarakat yang bekerja di permukiman tersebut. Sebagai bentuk kepedulian PT Bogor Raya Development terhadap warga sekitarnya, secara rutin setiap tahun pada bulan September dilakukan acara bakti sosial berupa pembagian sembako kepada setiap kepala keluarga. Kebijakan tersebut selain bernilai sosial juga bertujuan menjaga keberadaan Bogor Raya dan mendukung keharmonisan Bogor Raya dengan lingkungan sekitarnya.

4.3.9.2 Masyarakat Penghuni

Perumahan Danau Bogor Raya pada awalnya hanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan atau rumah kedua bagi pemiliknya. Namun, seiring dengan waktu, perumahan ini mulai dijadikan sebagai rumah tempat tinggal bagi pemiliknya. Masyarakat penghuni Perumahan Danau Bogor Raya berasal dari berbagai kalangan, yang sebagian besar berasal dari Bogor dan Jakarta dan menjadikan tempat ini untuk investasi jangka panjang. Mata pencaharian penghuni beraneka ragam seperti pengusaha, karyawan swasta, para pegawai PNS, dan BUMN. Hal ini mempengaruhi pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya seperti penyediaan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan tingkat sosial dan ekonomi penghuninya. Dengan fasilitas yang disediakan permukiman, para penghuni dapat menikmati kebutuhan secara cepat dan lengkap.

4.4 Konsep Pengembangan 4.4.1 Konsep Umum

Perencanaan kompleks Perumahan Danau Bogor Raya didasarkan konsep A Home With the View, membangun suatu kawasan hunian yang dapat mewujudkan impian manusia untuk tinggal di lingkungan yang nyaman, indah, tenang, dan aman dengan menghadirkan lingkungan buatan yang mengarah kepada lingkungan alami. Munculnya konsep ini didorong dengan adanya kondisi

(10)

alam yang menunjang, seperti adanya panorama keindahan pegunungan yang mengelilingi perumahan tersebut, kondisi tanah yang berbukit, dan lokasi yang tenang di wilayah sub-urban dan udara yang bersih.

Untuk merealisasikan konsep yang bersifat back to nature tersebut, terdapat beberapa konsekuensi berikut yang dituntut dalam pelaksanaanya :

1. membuat badan jalan yang lebih rendah daripada level rumah (Gambar 6) dengan tujuan

a. mengurangi kebisingan lalu lintas,

b. menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik,

c. mempercepat aliran air hujan dari kavling-kavling, dan d. memberikan pandangan yang luas dari dalam rumah;

2. menghilangkan pagar depan rumah dan penggunan pagar belakang rumah yang tidak melebihi satu meter atau tidak menutupi pandangan dengan tujuan menciptakan kesan luas terbuka dan akrab;

3. menjual kavling baik dengan bangunannya maupun dalam bentuk kavling kosong tiap penghuni dapat mengubah atau membangun desain rumah sesuai yang diinginkannya dengan syarat harus sesuai dengan peraturan pembangunan yang ada;

4. menciptakan lingkungan sekitar rumah yang segar, nyaman, dan aman dengan adanya penataan taman.

Gambar 6. Konsep Umum Perumahan Danau Bogor Raya

Tidak terdapatnya tenaga ahli di bidang arsitektur lanskap menyebabkan tidak adanya perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan fungsi dan

(11)

estetika tanaman. Pengelola tidak memprioritaskan konsep penataan lanskap di permukiman sehingga desain penataan lanskap di permukiman ini dipilih desain yang sederhana, dipilih karakter tanaman yang tidak menyulitkan dalam pemeliharaannya dan dapat beradaptasi, serta memperhatikan jenis tanaman yang sesuai dengan keadaan tapak.

4.4.2 Konsep Bangunan

Konsep bangunan pada Perumahan Danau Bogor Raya ini adalah Tropikal yaitu merefleksikan gaya tropis yang diimbangi dengan detil modern dan harmonis. Konsep pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya memiliki konsep gaya kontemporer yaitu merefleksikan gaya klasik (Kolonial Tropis) yang diimbangi dengan detil modern dan harmonis. Gaya klasik yang digunakan merupakan gaya bangunan kolonial. Bangunan yang ada didesain sedemikian rupa dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu keadaan alam curah hujan, frekuensi hujan, suhu udara, angin, topografi, sirkulasi udara, arsitektur, dan teknologi mutakhir. Bangunan tersebut direncanakan sedapat mungkin memenuhi persyaratan yang timbul akibat faktor faktor tersebut.

Produk arsitektur bangunan yang dimunculkan saat ini, dikhususkan untuk memanjakan para penghuninya sesuai dengan trend saat ini, yaitu gaya minimalis, dengan sentuhan unsur lengkung sebagai aksen serta desain bangunan yang dilengkapi pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik (Gambar 7). Tipe rumah kecil memiliki bentuk yang sederhana dengan menonjolkan warna terang yang lebih dominan sehingga bangunan terlihat luas. Upaya pengurangan biaya cut and fill dilakukan dengan mengikuti pola topografi yang ada. Adanya taman depan dan belakang rumah menjamin sirkulasi udara luar dan dalam rumah yang baik sehingga memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

(12)

Gambar 7. Bangunan Modern dan Minimalis  

Dalam pelaksanaan pembangunan rumah, khususnya kavling yang kosong dan ingin mempergunakan desain sendiri, terdapat beberapa peraturan teknis yang harus diikuti, seperti garis sempadan bangunan, pemasangan pagar, luas, tinggi dan bentuk bangunan. Penghuni yang telah membeli rumah di Perumahan Danau Bogor Raya, kerap kali mempunyai keinginan untuk mengadakan perubahan pada rumah yang telah dibelinya. Hal ini dilakukan adalah untuk lebih mempercantik rumah yang sudah ada ataupun ingin terlihat berbeda dengan rumah-rumah yang ada disekitarnya. Untuk mengatisipasi hal tersebut, pihak developer telah mengeluarkan prosedur perubahan rumah atau tanah. Ketentuan yang telah dikeluarkan adalah sebagai berikut.

1. Perubahan bentuk tanah/rumah boleh dilakukan sebatas tidak menyalahi ketentuan yang ada dan atas persetujuan dari customer, sales marketing, arsitek dan bagian proyek;

2. Arsitek akan menggambarkan desain revision sesuai dengan keinginan custumer sejauh tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan;

3. Proyek harus menhitung pengeluaran yang ada apabila untuk rumah/tanah yang akan direvisi;

4. Proyek harus memberikan biaya perubahan bangunan kepada customer untuk ditandatangani;

5. Jika costumer menyetujui biaya perubahan tersebut, maka arsitek akan menggambarkan gambar yang sesungguhnya untuk dilaksanakannya pembangunan;

(13)

6. Proyek akan melakukan pembangunan sesuai dengan gambar yang telah dibuat dengan menggunakan prosedur penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK).

4.4.3 Konsep Tata Hijau

Tata hijau yang berada di kawasan Perumahan Danau Bogor Raya ini memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, pengarah dan penutup tanah yang terdiri dari pohon, perdu, semak sampai groundcover. Konsep yang direncanakan pada setiap kawasan berbeda pada setiap lokasi. Perbedaan ini dicirikan oleh pemilihan tanaman yang berbeda. Lokasinya meliputi sepanjang berm, taman rekreasi, taman lingkungan, dan lokasi kavling yang belum terdapat rumah. Selain itu tata hijau yang direncanakan dapat berfungsi membentuk ruang, mengontrol kebisingan, habitat satwa, serta fungsi-fungsi lingkungan lainnya.

Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, peletakan vegetasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tiap-tiap lokasi.

Dari pengamatan langsung di lapang, ruang terbuka hijau di permukiman ini kurang dari 40 % dari luas total keseluruhan area. Kriteria standar nasional untuk ruang terbuka hijau permukiman di perkotaan sebesar 40-60 % dari total kawasan, sehingga dapat dikatakan kawasan ini belum memenuhi kriteria standar nasional.

Secara rinci konsep perencanaan tata hijau yang dibuat oleh pengelola permukiman adalah sebagai berikut.

1. Jalur hijau di berm didasarkan pada konsep berikut:

a. memberikan arah (orientasi) pada pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor;

b. memberikan perhatian kepada pengendara kendaraan bermotor dalam mengatur laju kecepatan kendaraannya dengan memberikan aksen pada setiap belokan dan putaran;

c. menciptakan suasana lingkungan teduh dan nyaman;

d. selain tanaman berfungsi sebagai peneduh dan pengarah, tanaman yang digunakan diharapkan menjadi pengendali pergerakan angin pereduksi bunyi serta polutan, dan pengikat antar daerah.

(14)

Kriteria tanaman yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) jenis tanaman yang berbeda setiap lokasi dan berbeda jarak tanam serta teratur untuk memperjelas garis tepi jalan;

b) jenis pohon yang mempunyai tajuk yang lebar untuk menghasilkan suasana lingkungan yang teduh dan nyaman;

c) jenis pohon yang daunnya tidak mudah rontok agar tidak mengotori jalan dan lingkungan permukiman dan yang perakarannya tidak merusak kabel listrik dan telepon yang tertanam di dalam tanah;

d) jenis pohon yang berbunga untuk menciptakan suasana yang hangat dan cerah;

e) tanaman semak dan perdu berbunga sebagai variasi dari pohon yang besar dan sebagai aksen untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.

2. Taman Lingkungan didasarkan pada konsep berikut:

a. menciptakan kesan terbuka, ramah dan hangat;

b. memberikan rasa senang dan nyaman kepada penghuni rumah.

Kriteria tanaman yang digunakan:

a) jenis pohon yang memiliki tajuk lebar dan berbunga cerah untuk memberikan kesenangan kepada pemakainya;

b) jenis semak atau perdu dan groundcover berdaun dan berbunga cerah untuk memberikan kesan kehangatan dan menimbulkan keakraban bagi pemakainya;

c) jenis tanaman yang mudah dipelihara.

3. Taman rekreasi didasarkan pada konsep berikut:

a. penataan tanaman dengan jarak tanam yang tidak teratur untuk menciptakan suasana alami;

b. menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan, nyaman, dan aman bagi penghuni permukiman terutama bagi anak-anak dan lanjut usia;

c. memberikan kepuasan jasmani dan rohani bagi pemakainya.

Kriteria tanaman yang digunakan:

a) jenis pohon yang tajuknya cukup lebar dan daun yang tidak muda rontok;

b) jenis semak atau perdu hias dan ground cover berbunga cerah untuk menciptakan kehangatan dan kesenangan pemakainya;

(15)

c) khusus untuk areal bermain anak-anakdipilih jenis tanaman yang tidak berduri dan tidak bergetah sehingga tidak membahayakan mereka;

d) jenis tanaman yang mudah dipelihara;

e) jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai konservasi tanah dan air, pereduksi polutan dan kebisingan, pengendalian iklim, dan pembatas anatara daerah pemukiman dengan area rekreasi.

4. Kavling kosong yang belum terdapat bangunan didasarkan pada konsep berikut:

a. menghadirkan suasana cerah, sejuk dan segar;

b. menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman;

c. menciptakan kerapihan dan kebersihan kavling.

Kriteria tanaman yang digunakan:

a) jenis pohon yang memiliki tajuk lebar yang bersifat sementara atau tidak permanen, berbunga cerah dan daun yang tidak mudah rontok untuk menciptakan keteduhan, kerapihan dan kebersihan;

b) jenis rumput yang mudah diperoleh serta mudah dalam penanaman dan pemeliharaan.

Konsep Tata Hijau yang telah dibuat pengelola permukiman merupakan konsep yang dibuat berdasarkan kesesuaian tanaman terhadap lingkungan dimana tanaman memiliki fungsi secara estetik maupun fungsional. Konsep tata hijau yang dibuat memiliki fungsi estetik yaitu menciptakan suasana yang diinginkan sesuai lokasi yang telah ditentukan. Pada taman lingkungan diciptakan suasana yang menarik yaitu menggunakan tanaman semak yang memiliki karakter daun dan bunga yang cerah. Pada taman rekreasi diciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik yaitu tanaman yang memiliki fungsi sebagai peneduh, memiliki bunga yang cerah dan tidak berduri.

Menurut Nasrullah (2007), berdasarkan cirri-ciri fisik tanaman secara individu atau berkelompok dalam ruang terbuka hijau memilki fungsi sebagai ameliorasi iklim/menciptakan kenyamanan, merekayasa linkungan, keperluan arsitektural, dan untuk keindahan.

Dilihat dari segi fungsional tanaman, dapat berfungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, maupun pengarah. Pada jalur hijau berm menggunakan

(16)

tanaman yang memiliki fungsi sebagai pengarah yaitu pohon yang memiliki karakter tajuk yang khas.

Tanaman pengarah ditempatkan di median jalan utama dan area penerimaan sehingga memudahkan pengguna kendaraan bermotor untuk mengatur laju kendaraan. Jalur hijau berupa berm yang terletak di depan bangunan rumah menggunakan jenis pohon peneduh. Taman lingkungan menggunakan tanaman yang memiliki karakter serta fungsi sebagai peneduh sehingga tercipta keakraban bagi para penghuni permukiman ini. Untuk memperhalus kesan kaku dari pagar, maka di pinggir pagar ditanami bambu jepang dan glodokan tiang. Pada dasarnya jenis tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang mudah didapat, tidak mahal, dan mudah dalam pemeliharaannya. Jenis tanaman terangkum dalam Lampiran 3.

Menurut Carpenter et al. (1975), kriteria dalam pemilihan tanaman untuk sebuah kota harus sama dengan situasi lanskap lainnya yaitu menyesuaikan lanskap sesuai kebutuhan dan fungsinya, dapat beradaptasi dengan lingkungan, mempertimbangkan semua karakter tanaman baik ukuran dewasa dan bentuknya, dan memerlukan pemeliharaan yang rendah. Penanaman pohon-pohon selalu diletakkan di sepanjang jalan untuk menyediakan naungan atau jalan raya yang lurus memandu dari satu bangunan ke monument lain. Penanaman juga memberikan nilai visual dan menciptakan perasaan unity.

4.4.4 Konsep Utilitas

Proyek suatu permukiman dikatakan berhasil tidak hanya dari bangunannya saja tetapi dari unsur pendukungnya yaitu utilitas. Kawasan perumaha Bogor Raya memiliki utilitas terdiri dari jaringan listrik, telekomunikasi dan drainase.

Infrastruktur yang sangat penting di Kota Bogor adalah sarana pembuangan air hujan berupa saluran drainase. Pada kawasan Bogor Raya, saluran drainase secara kualitas dan kuantitas cukup memadai. Terdapat dua tipe saluran yaitu saluran terbuka (Gambar 8a) dan saluran tertutup (Gambar 8b).

Saluran terbuka yaitu saluran yang secara visual terlihat secara langsung sedangkan saluran tertutup berada di bawah suatu perkerasan. Saluran-saluran

(17)

pembuangan terdapat di seluruh kawasan meliputi masing-masing cluster yang ukurannya lebih kecil. Saluran ini air hujan tidak mengenang, sehingga kemungkinan kecil akan terjadi tanah becek dan pertumbuhan serangga pembawa penyakit.

(a) Saluran Terbuka (b) Saluran Tertutup Gambar 8. Contoh Sarana Drainase Danau Bogor Raya  

Sesuai dengan penuturan Lynch (1981), sebuah kota harus bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyrakatnya. Permintaan akan pelayanan, infrastruktur, perumahan, menyediakan ruang untuk penggunaan yang diinginkan. Hal ini penting dalam penataan kota yaitu menjaga karakter, kualitas, atau symbol lingkumgan yang ada sehingga tercipta lanskap yang ideal.

Kawasan permukiman yang dikelola oleh PT. Griya Bogor Raya jaringan listrik dan telekomunikasi menggunakan sistem kabel udara dimana kabel listrik beserta tiang dipancangkan (Gambar 9). Sedangkan jaringan drainase yang digunakan adalah sistem drainase terbuka yang terdapat di pinggir atau tepian jalan berupa cekungan yang terbuka.

Kelebihan menggunakan jaringan listrik dengan sistem kabel udara adalah jika terdapat kerusakan dapat segera dicari sumber kerusakan jika ada listrik yang tidak berfungsi Namun kekurangan menggunakan jaringan listrik dengan sistem kabel udara adalah dapat menutupi pemandangan yang baik ke arah pegunungan.

Untuk saluran drainase dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pengguna jalan, terlihat dari adanya saluran yang melintasi jalan dengan mengunakan penutup saluran.

(18)

Gambar 9. Penampang Jaringan Utilitas Kabel Terbuka  

Kawasan permukiman yang dikelola oleh PT. Bogor Raya Development jaringan listrik dan telekomunikasi berada/tertanam di dalam tanah atau disebut Underground Power Supply. Sedangkan jaringan drainase yang digunakan adalah sistem drainase tertutup yang pada bagian-bagian tertentu dipasang pintu saluran (hole) yang berfungsi sebagai sarana pemeliharaan saluran dan menyalurkan limpasan air hujan dan jalan-jalan.

Kelebihan menggnakan jaringan listrik dengan sistem tertanam adalah penghuni tidak terganggu dengan pemandangan yang tidak menyenangkan. Selain menggangu pemandangan, adanya kabel listrik beserta tiang pancangnya dapat juga membahayakan. Penanaman kabel-kabel di dalam tanah juga member kebebasan pada tanaman untuk tumbuh tanpa harus dipangkas pada ketinggian tertentu. Namun kekurangan pada system ini adalah selain dari biaya yang mahal juga sangat sulit untuk mencari sumber kerusakan jika ada listrik yang tidak berfungsi.

Sesuai dengan penuturan Lynch (1981), sebuah kota harus bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakatnya. Permintaan akan pelayanan, infrastruktur, perumahan, menyediakan ruang untuk pengguna yang diiginkan. Bentukan kota yang baik adalah kota yang dapat memberikan pemandangan dan menunujukkan dimensi dalam bentuk spasial kota. Menurut

(19)

Simond dan Starke (2006), manusia pada akhirnya mengendalikan alam. Jejak dalam hidup berlalu pada proses alam yang abadi dalam pertumbuhan dan perkembangan kehidupan. Kehidupan akan menyediakan kekuatan yang utama, perkembangan budaya kita harus mempunyai orientasi pada bentuk bangunan, mengelola bentuk, serta permintaan bentuk harus memiliki arti. Selanjutnya, kita mengetahui risiko dan menciptakan keharmonisan antara alam dan kehidupan.

4.4.5 Konsep Sirkulasi

Sarana sirkulasi yang ada berupa jalur kendaraan bermotor, bertujuan untuk memudahkan aksesbilitas bagi penghuni Perumahan Danau Bogor Raya.

Dalam Kawasan DBR, jalur sirkulasi juga merupakan sarana penghubung antar satu areal dengan areal lainnya.

Konsep sirkulasi yang ada di Perumahan Danau Bogor Raya disesuaikan dengan konsep dasar kota Bogor. Jalan di kawasan permukiman ini dihubungkan dengan jalan kearah barat yang menuju pusat kota, sehingga memerlukan beberapa menit saja untuk mencapai keramaian kota.

Beberapa konsep sirkulasi yang diterapkan di Perumahan DBR ini adalah sebagai berikut.

1. Badan jalan dibuat lebih rendah daripada level rumah dengan tujuan a. mengurangi kebisingan lalu lintas;

b. memberikan pandangan yang lebih luas dari dalam rumah;

c. mempercepat drainase air hujan dan kavling;

d. menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik.

2. Perencanaan jalur sirkulasi semaksimal mungkin mengikuti elevasi tanah asli sehingga dapat memberikan bentukan yang menarik dan sedikit berbukit-bukit.

3. Pembagian jalan dibedakan atas dasar beban jalan yang digunakan di Perumahan Danau Bogor Raya.

4. Jalur sirkulasi hanya diperuntukkan untuk kendaraan bermotor.

5. Struktur permukaan jalan yang digunakan adalah conblock yang dapat menahan berat beban sampai 25 ton.

(20)

Pengelola memilih bahan conblock yang memberikan kesan menarik sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh dan bosan bagi para pengguna kendaraan ketika melintasi jalan. Bahan conblock juga dapat mengurangi silau dan dapat menghindari adanya genangan air karena penyerapan air ke dalam tanah dapat berlangsung dengan baik.

Kemiringan jalan sebesar 2%, sehingga air hujan tidak tergenang melainkan disalurkan ke saluran-saluran air yang berada di sisi-sisi jalan. Kondisi jalan ada yang dalam posisi mendatar, menanjak, dan menurun mengikuti bentukan topografi yang ada, demikian juga letak jalan ada yang lebih rendah dari level perumahan ada juga yang sejajar letaknya dengan pemukiman, hal ini karena mengikuti topografi (Gambar 10).

Perencanaan jalan tidak menggunakan jalur trotoar untuk pejalan kaki dikarenakan direncanakan sebagian besar penghuni merupakan pengguna kendaraan bermotor sehingga pihak developer mengganggap trotoar tidak terlalu dibutuhkan di permukiman ini.

4.5 Pembagian Karakter Ruang

Perumahan Danau Bogor Raya mengusung tema “The Most Prestigious Address In Bogor” karena lokasi dan akses perumahan dekat dengan jalan tol Jagorawi yang telah dibuka untuk memudahkan mobilitas penghuni. Kawasan ditata menjadi ruang penghantar/pengarah, ruang penerimaan, area perumahan dan area komersial sebagai ruang utama serta didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan.

(21)

Gambar 10. Level Jalan terhadap Perumahan  

4.5.1 Ruang Penerimaan

Ruang penerimaan adalah area yang dapat dimasuki penghuni dan pengunjung yang mempunyai izin. Area ini berfungsi sebagai ruang penyambutan para pengguna yang akan memasuki kawasan. Area ini ditandai dengan adanya signage yang terbuat dari betukan semen dan batu alam yang bertuliskan “Danau Bogor Raya” (Gambar 11).

Gambar 11. Ruang Penerimaan

(22)

4.5.2 Ruang Penghantar/Pengarah

Ruang penghantar/pengarah adalah area yang menghantar pengunjung, pengelola, dan penghuni menuju kawasan perumahan ini. Ruang penghantar yang terasa di perumahan ini berupa jalan jembatan (path) dengan lanskap yang ditanami oleh vegetasi (Gambar 12). Area transisi juga area yang memberi jeda sehingga terjadi kesan berbeda terhadap ruang. Ruang tersebut berupa area yang penggunaan ruangnya tidak sebanyak ruang utama. Karakter lainnya tidak ditemui pula fasilitas umum maupun bangunan fungsional karena aktivitas pada ruang ini relatif kecil atau tidak ada sama sekali.

Gambar 12. Kondisi Ruang Penghantar  

4.5.3 Ruang Utama

Ruang utama adalah tujuan akhir dan pusat aktivitas pada kawasan. Ruang utama pada Perumahan Danau Bogor Raya terbagi dalam 3 area, yaitu (1) area perumahan, (2) area komersil, dan (3) area fasilitas umum. Karakter ruang utama yang ditemui yaitu intesitas penggunaanya yang tinggi dan terdapat fasilitas yang lengkap bagi aktivitas pengguna.

4.5.3.1 Area Perumahan

Permukiman yang dikelola oleh PT BRD yaitu Golf Estate Bogor Raya, The Orchid Mansion, Padjajaran Regency, Parahyangan, Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Kemang Regency, dan Kemang Indah Regency.

Kawasan Parahyangan dan Kemang Indah Regency merupakan pemukiman baru sehingga masih dalam tahap pembangunan.

(23)

1. Lanskap Permukiman Golf Estate Bogor Raya

Permukiman Golf Estate Bogor Raya memiliki konsep a Home With the View dilengkapi dengan lapangan golf sebagai view yang dapat memberikan nilai tambah. Untuk mendukung konsep ini dipilih pola cluster, kavling-kavling pemukiman terpusat pada satu titik dan dikelilingi oleh arena lapangan golf serta dihubungkan dengan jalan berpola cul-de-sac yang dilengkapi dengan jogging track. Dalam pengembangannya permukiman ini dilakukan oleh PT Bogor Raya Development. Pemukiman ini terbagi ke dalam beberapa blok yang memiliki luasan kavling dan tutupan yang berbeda.

Pembagian tata ruang untuk tapak di Golf Estate Bogor Raya (GEBR) dan lapangan golf Klub Golf Bogor Raya (KGBR) terbagi dalam tiga zona, yaitu zona hunian, zona fasilitas, dan zona permainan. Zona hunian muliputi seluruh kavling, bangunan, dan sarana lain yng terdapat di zona GEBR. Zona permainan mencakup seluruh area yang digunakan dalam permainan golf . Zona Fasilitas di pemukiman ini adalah club house yang harus disediakan oleh pengelola golf dalam menunjang permainan golf.

Keterkaitan antara ketiga zona tersebut bersifat langsung maupun tidak langsung. Hubungan langsung dapat dilihat pada zona permainan dengan zona fasilitas, sedangkan hubungan tidak langsung adalah antara zona permainan dan zona fasilitas dengan zona hunian. Zona fasilitas ditujukan bagi mereka yang ingin bermain golf namun bukan berarti seluruh penghuni GEBR dapat memasuki kedua zona tersebut. Zona hunian yang letaknya tersebar di antara zona permainan memberikan pemandangan berupa lapangan golf dari dalam rumah penghuni, penghuni masih dapat menikmati indahnya lapangan golf tanpa harus bermain golf di lapangan. Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman GEBR dapat dilihat pada Gambar 13.

(24)

Gambar 13. Lanskap Permukiman Golf Estate Bogor Raya

(25)

2. Lanskap The Orchid Mansion

Di permukiman The Orchid Mansion (TOM) ini memiliki konsep Town House a class above tipe Koppel. Bangunan tersebut merupakan bangunan bertingkat dua. Seperti konsepnya pemukiman ini ditujukan untuk masyarakat menengah ke atas. Permukiman ini dikembangkan oleh PT Bogor Raya Development.

Area pemukiman ini terdapat di dalam kawasan permukiman Golf Estate Bogor Raya, permukiman ini ditandai dengan adanya taman yang mengelilingi signage yang bertuliskan “The Orchid Mansion” yang terbuat dari batu-batu alam yang disusun menyerupai pilar dan terdapat sculpture berwarna ungu yang memberikan kesan elegan berupa bunga anggrek yang dapat dilihat pada Gambar 14. Rumah The Orchid Mansion terdiri dari tipe Vandalimbata 80/120, Dendrobium 95/164, dan Cymbidium 128/215.

Gambar 14. Welcome Area The Orchid Mansion

Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman TOM dapat dilihat pada Gambar 15. Tanaman yang mendominasi adalah matoa yang ditanam pada berm-berm rumah yang berfungsi sebagai peneduh maupun pengarah. Pada pemukiman ini terdapat community centre dan jogging track. Pada community centre ditanami berbagai macam tanaman berwarna cerah seperti warna merah dan kuning yaitu miana (Coleus sp.), crossandra (Crossandra infundibuliformis), dan puring zet (Codiaeum variegatum BI.). Sedangkan pada jogging track ditanami talas-talasan (Alocasia augustiana Lind. & Rod.).

(26)

Gambar 15. Lanskap Permukiman The Orchid Mansion 

39

(27)

3. Lanskap Griya Bogor Raya

Di permukiman Griya Bogor Raya (GBR) ini memiliki konsep “Lokasi di Pusat Kota Bogor”, yaitu menghadirkan suatu permukiman yang berada di pusat kota Bogor sehingga memudahkan warga untuk mencapai pusat kota.

Jumlah hunian sebanyak 409 rumah pada luasan keseluruhan 96.144 m² sebagian besar kavling telah terbangun dan terjual. Permukiman ini dikembangkan oleh PT. Griya Bogor Raya. Area permukiman ini ditandai dengan adanya taman yang dibangun signage yang terbuat dari batu bertuliskan “Griya Bogor Raya” (Gambar 16). Rumah Griya Bogor Raya adalah tipe 60/176 dan tipe 40/72.

Gambar 16. Welcome Area Griya Bogor Raya  

Desain perumahan bertema modern minimalis dengan macam-macam tipe yang disebutkan di atas. Fasilitas yang terdapat pada permukiman ini berupa kios-kios yang disediakan dekat welcome area. Vegetasi mendominasi di permukiman ini adalah Dadap merah (Erythrina cristagali), dan kana (Canna indica), Sketsa dan kondisi lingkungan GBR dapat dilihat pada Gambar 17.

(28)

Gambar 17. Lanskap Permukiman Griya Bogor Raya

(29)

4. Lanskap Griya Soka Bogor Raya

Di permukiman Griya Soka Bogor Raya (GSBR) ini memiliki konsep

‘Harga murah, Akses mudah, Fasilitas mewah’ yaitu menghadirkan permukiman modern minimalis yang dikelilingi areal hijau asri dan fasilitas berupa club house yang masih dalam tahap perencanaan.

Pembangunan Griya Soka Bogor Raya ini terbagi menjadi tiga yaitu Griya Soka Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya 2, dan Griya Soka Bogor Raya 3. Pada wilayah Griya Soka 2 dan Griya Soka 3 masih dalam tahap pembangunan. Permukiman ini dikembangkan oleh PT Griya Bogor Raya.

Area penerimaan ini ditandai dengan adanya signage nama permukiman. Penampilan signage pada masing-masing tahap permukiman berbeda-beda dapat dilihat pada Gambar 18, Gambar 19, dan Gambar 20.

Rumah Griya Soka Bogor Raya adalah tipe 33/72, dan tipe 40/90. Rumah Griya Soka Bogor Raya 2 adalah tipe 33/72, tipe 40/72 dan tipe 36/84.

Rumah Griya Soka Bogor Raya 3 adalah tipe 33/72, dan tipe 40/84.

Gambar 18. Welcome Area Griya Soka Bogor Raya 1  

Gambar 19. Welcome Area Griya Soka Bogor Raya 2

(30)

Gambar 20. Pintu Masuk Griya Soka Bogor Raya 3

Desain perumahan bertema modern minimalis dengan macam-macam tipe yang disebutkan di atas. Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman ini dapat dilihat pada Gambar 21. Pada pemukiman ini diperuntukan untuk masyarakat menengah ke bawah dimana pemukiman ini mempunyai nilai jual yang lebih murah dibandingkan dengan pemukiman-pemukiman lainnya.

Vegetasi yang mendominasi adalah soka (Ixora sp.), glodokan tiang (Polyalthia longifolia), teh-tehan (Acalypha macrophylla), dan manggis- manggisan (Gabcinia sp.). Namun, kerana adanya kesalahan pada proyek pembangunan permukiman GSBR 2 tidak dibangun berm sehingga tidak ada tempat penanaman pohon karena itu penanaman dibatasi langsung oleh jalan.

5. Lanskap Padjajaran Regency

Pembangunan Padjadjaran Regency (PR) memiliki konsep ”Rumah Di tengah Kota dengan Fasilitas Lengkap”, yaitu menghadirkan suatu permukiman yang berada di pusat kota Bogor yang dikelilingi oleh panorama pegunungan dan persawahan dengan fasilitas yang lengkap. Gaya Arsitektur pada permukiman Padjadjaran Regency ini mempunyai gaya minimalis, dengan unsur lengkung sebagai aksen. Permukiman ini dikembangkan oleh PT Griya Bogor Raya.

Pemukiman ini dilengkapi dengan fasilitas Club House yang di dalamnya akan terdapat Cafe, Kolam Renang, Fitness Center, Lapangan Basket, Lapangan Futsal. Disamping itu telah dibangun Ruko serta taman lingkungan yang menambah kelengkapan sarana dari pemukiman ini. Jumlah hunian sebanyak 271 rumah dengan luasan 62.913 m².

(31)

Gambar 21. Lanskap Permukiman Griya Soka Bogor Raya

44

(32)

Pada area gerbang warna yang dominan adalah warna merah yang memberikan kesan hangat bagi pengunjung yang dapat dilihat dari warna cat dinding gerbang penerimaan; warna tanaman seperti kana (Canna Indica), miana (Coleus sp.), dan pucuk merah (Syzygium oleina); dan warna cat dinding ruko. Terdapat pula elemen hardscape berupa batu alam dan papan nama yang dibangun secara permanen dan berwarna merah. Bentuk area penerimaan dapat dilihat pada Gambar 22. Rumah Padjajaran Regency adalah Queen tipe 30/60 dan Crown tipe 46/90.

Gambar 22. Welcome Area Padjajaran Regency  

Desain perumahan yaitu modern dan minimalis. Sketsa dan kondisi lingkungan PR dapat dilihat pada Gambar. 23. Vegetasi yang mendominasi adalah bintaro (Carbera ordallam) ditanam di berm-berm rumah sedangkan kelapa sawit (Elaeis guineensis), palem sadeng (Livistona rotundifolia Lamk.), dan hanjuang (Cordyline terminalis ‘White’) yang ditanam di sekitar boulevard.

6. Lanskap Kemang Regency

Permukiman Kemang Regency (KR) memiliki konsep ‘The Beauty of Green’ karena memiliki area hijau yang lebih luas dibandingkan dengan kawasan yang lain seperti pembuatan taman yang cukup terjal yang dibentuk terrasiring yang dibuat jalan setapak yang dapat digunakan warga untuk menikamati pemandangan dan penamaan tipe-tipe rumah yang menitik beratkan konsep tersebut. Jumlah hunian sebanyak 495 rumah pada luasan.

(33)

Gambar 23. Lanskap Permukiman Padjajaran Regency

46

(34)

keseluruhan 64.581 m² sebagian besar kavling telah terbangun dan terjual.

Permukiman ini dikembangkan oleh PT Griya Bogor Raya.

Area penerimaan permukiman KR berbeda dengan permukiman lain yaitu berupa papan boulevard (Gambar 24). Untuk memasuki area permukiman Kemang Regency (KR) pengunjung harus melewati kawasan permukiman Griya Bogor Raya (GBR) terlebih dahulu. Rumah Kemang Regency adalah Tipe 50/112 Hijau Eksotik, Tipe 58/128 Hijau Harmoni, Tipe 46/96 Hijau Panorama, dan Tipe 36/84 Hijau Selaras.

  Gambar 24. Pintu Masuk Kemang Regency

Vegetasi mendominasi permukiman ini yaitu pohon bunga kupu- kupu (Bauhinia purpurea L.) yang ditanam di setiap berm rumah terdapat juga talas (Colocasia giganteum) dan akalipa (Acalypha wilkensiana) digunakan sebagai screen pada dinding pembatas dan sebagai tanaman pada taman lingkungan. Sketsa dan kondisi kawasan permukiman KR dapat dilihat pada Gambar 25.

7. Lanskap Kemang Indah Regency

Permukiman Kemang Indah Regency (KIR) merupakan permukiman baru yang masih dalam tahap pengembangan yang memiliki konsep ‘Hunian di Tepi Telaga’ dengan danau buatan sebagai view yang dapat memberikan nilai tambah bagi pemukiman ini. Jumlah hunian sebanyak 180 rumah pada area seluas 23.178 m² yang dikembangkan oleh PT Griya Bogor Raya. Area permukiman ini belum memiliki rancangan untuk gerbang masuk. Untuk

(35)

Gambar 25. Lanskap Permukiman Kemang Regency 

48

(36)

memasuki kawasan permukiman Kemang Indah Rengency (KIR) pengunjung harus melewati kawasan permukiman Kemang Regency (KR) terlebih dahulu. Rumah Kemang Indah Regency adalah tipe 49/112, dan tipe 58/136.

Bentuk danau buatan dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Area Danau Kemang Indah Regency

Desain perumahan seperti permukiman lainnya yaitu bertema modern dan minimalis dengan macam-macam tipe yang disebutkan di atas. Vegetasi yang akan mendominasi di permukiman ini adalah bambu kersik, dan ginje (Thevetia periviana). Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman ini dapat dilihat pada Gambar 27.

8. Lanskap Parahyangan

Parahyangan merupakan permukiman yang paling baru dan masih dalam tahap pembangunan. Jumlah hunian sebanyak 130 rumah dengan luasan 26.054 m². Permukiman ini dikembangkan oleh PT Griya Bogor Raya.

Pada area gerbang direncanakan memakai warna dominan ungu yang memberikan kesan elegan bagi warga. Terdapat pula elemen hardscape berupa batu alam yang dibangun secara permanen. Rumah Parahyangan adalah tipe 39/90, tipe 46/105, dan tipe 58/120. Hal unik dari permukiman ini adalah terdapatnya sculpture yang cukup besar berbentuk angklung yang terdapat pada tengah taman limhkungan yang menjadikan trademark permukiman ini berbeda dengan permukiman lainnya. Sketsa permukiman ini dapat dilihat pada Gambar 28.

(37)

Gambar 27. Lanskap Permukiman Kemang Indah Regency

50

(38)

Gambar 28. . Lanskap Permukiman Parahyangan

52

(39)

4.5.3.2 Area Komersial

Area komersial di perumahan Danau Bogor Raya yang dapat dimasuki penghuni dan anggota di luar penghuni berupa Klub Golf Bogor Raya dan Hotel Novotel (Gambar 29), keduanya terdapat pada area permukiman Golf Estate Bogor Raya.

(a) Gerbang KGBR (b) Hotel Novotel Gambar 29. Gerbang Area Komersial

4.5.3.3 Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

  Sebagai kawasan permukiman berskala kota, Perumahan Danau Bogor Raya menyediakan fasilitas pelayanan bagi warga setempat dan pengunjung berupa fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum-fasos). Fasilitas-fasilitas yang disediakan yaitu shuttle bus, taman/penghijauan, sarana pendidikan, klinik kesehatan, banguet room, sarana olah raga, kolam renang, hotel, restaurant, sarana keamanan, dan sarana ibadah (Gambar 30).

          

(a)Taman Lingkungan (b) Bus Danau Bogor Raya

Gambar 30. Contoh Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial di Danau Bogor Raya

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi dan keterlibatan perempuan dalam perencanaan pembangunan di desa Jambangan khususnya pada saat Musrenbangdes cukup banyak

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

Penelitian ini sesuai dengan Rivai, dkk (2013) bahwa kepemimpinan transformasional dapat menimbulkan pengaruh positif pada perilaku kerja karyawan, sehingga akan

Siklus 3: (1) Tahap perencanaan, mengidentifikasi masalah dan menetapkan aternatif pemecahan pada siklus 2, (2) Tahap pelaksanaan, meliputi menyiapkan media yang akan digunakan

Arah korelasi dapat dilihat dari angka koefisien korelasi hasilnya positif atau negatif.Sesuai dengan hasil analisis, koeefisien korelasi lompat jauh bernilai

Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, kita

Pengamatan dilakukan terhadap : (a) jumlah sista baru, yaitu sista yang terdapat di luar kantong kassa pada akhir pengamatan, (b) faktor reproduksi (Rf), yaitu perbandingan