• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN!UDARA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN!UDARA,"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DTREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR : KP 359 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK DAN TATA CARA

PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-18 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-18),

PENERBITAN IZIN LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN

UNTUK BANDAR UDARA, HELIPORT DAN WATERBASE BEREGISTER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN !UDARA,

Menimbang : a. bahwa dalam Subbagian 139.127 angka 2

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan

Penerbangan Sipil Bagian 139 [CASR Part 139) tentang Bandar Udara [Aerodrome), mengatur Penyelenggara bandar udara yang memiliki register bandar udara atau heliport/helideck atau

waterbase hams melalui pemeriksaan

keselamatan;

b. bahwa pemeriksaan keselamatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat dilakukan oleh

petugas atau inspektur penyelenggara bandar

udara atau Badan Hukum Indonesia yang

ditunjuk atau diberi kewenangan atau izin oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 139-18 [Advisory Circular Civil Aviation Safety Regulation Part 139-18), Penerbitan Izin Lembaga Inspeksi Keselamatan Untuk Bandar Udara, Heliport Dan Waterbase Beregister;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4956);

(2)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan.Penerbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5295);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan ]Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92

Tahun 2010;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan

Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) tentang Bandar Udara

(Aerodrome);

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Perhubungan;

8 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/293/XII/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara dan Tempat Pendaratan dan Lepas

Landas Helikopter Bagian 139-01 (Staff

Instruction 139-01);

9 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/41/III/2010 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional [Manual of

Standard 139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport);

10. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor

SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 139-06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Advisory Circuler CASR 139-06,

The Procedure to Built and Operate Heliport);

2

(3)

11 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/227/VIII/2010 Tentang Persyaratan Standart Teknis dan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 139 (MOS CASR Part 139) Volume III Bandar Udara Perairan (Waterbase);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN

UDARA TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-18 (ADVISORY CIRCULAR CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION PART 139-18), PENERBITAN IZIN LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN UNTUK BANDAR UDARA, HELIPORT DAN WATERBASE BEREGISTER.

BAB I !

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Definisi

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

1. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara

mendarat dan lepas landas,naik turun

penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra danantarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dankeamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

2. Bandar Udara Perairan (Waterbase) adalah bandar udara yang digunakan untukkeberangkatan, kedatangan atau pergerakan pesawat udara

seaplane.

3. Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (untuk selanjutnya disebut Heliport) adalah

Bandar udara yang digunakan untuk pendaratan dan lepas landas helikopter didaratan (surface level heliport), di atas gedung (elevated heliport), dan dianjungan lepas pantai/kapal (helideck).

4. Sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan yang

selanjutnya disebut sertifikat adalah tanda bukti terpenuhinya persyaratan untuk mendapatkan

(4)

kewenangan/izin dalam melaksanakan inspeksi

keselamatan di bidang • Bandar Udara/Heliport/Waterbase ! Beregister yang

diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan.

5. Lembaga Inspeksi Keselamatan adalah Badan Hukum Indonesia yang diberi kewenangan/izin oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

sebagai pelaksana inspeksi Keselamatan di Bandar Udara, Heliport dan Waterbase beregister 6. Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara adalah

semua fasilitas dan peralatan baik di dalam maupun di luar batas-batas bandar udara, yang dibangun atau dipasang (diinstalasi) dan dipelihara untuk tujuan melayani kedatangan, keberangkatan dan permukaan pergerakan pesawat udara, termasuk pelayanan darat

pesawat udara.

7. Personel Bandar Udara adalah personel yang terkait langsung dengan pelaksanaan

pengoperasian dan/atau pemeliharaan fasilitas

dan peralatan bandar udara.

8. Personel Inspeksi Keselamatan adalah personel lembaga inspeksi keselamatan yang dinilai mampu dan memenuhi persyaratan dan di izinkan

oleh Direktur untuk melaksanakan inspeksi keselamatan bandar udara, heliport, dan/atau waterbase beregister .

9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal

Perhubungan Udara.

10. Direktur adalah Direktur Bandar Udara

Bagian Kedua Tujuan

Pasal 2

Tujuan penetapan petunjuk dan tata cara penerbitan izin lembaga inspeksi keselamatan untuk Bandar Udara, Heliport dan Waterbase Beregister adalah:

a. sebagai pedoman untuk persyaratan, tata cara dan prosedur permohonan dan pemberian kewenangan/izin sebagai lembaga inspeksi

keselamatan untuk Bandar Udara, Heliport, dan Waterbase Beregister;

(5)

b. sebagai sistem pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan inspeksi keselamatan bagi penyelenggaraan untuk Bandar Udara, Heliport

dan Waterbase Beregister; dan

c. sebagai sistem untuk memastikan bahwa inspeksi yang dilakukan oleh lembaga inspeksi

keselamatan untuk Bandar Udara, Heliport dan Waterbase Beregister sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

BAB II

INSPEKSI KESELAMATAN

Pasal 3

(1) Penyelenggara Bandar Udara, Heliport dan

Waterbase Beregister wajib melakukan inspeksi keselamatan internal paling sedikit 1 (satu) kali

dalam 1 (satu) tahun.

i

(2) Pelaksanaan inspeksi keselamatan sebagaimana

dimaksud ayat (1) dapat dilimpahkan kepada Lembaga Inspeksi Keselamatan yang telah diberikan kewenangan oleh Direktur Jenderal dan dibuktikan dalam bentuk sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan.

Pasal 4

(1) Untuk mendapatkan sertifikat Lembaga Inspeksi

Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), Lembaga Inspeksi Keselamatan mengajukan surat permohonan kepada Direktur sebagaimana tercantum pada Lampiran I

Peraturan ini.

(2) Direktur Jenderal menerbitkan sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan sesuai dengan bidang inspeksi keselamatan yang dimohonkan.

Pasal 5

(1) Bidang Inspeksi Keselamatan • sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), terdiri dari:

a. Inspeksi Keselamatan bandar udara

beregister;

b. Inspeksi Keselamatan heliport beregister; dan c. Inspeksi Keselamatan waterbase beregister.

(6)

(2) Inspeksi Keselamatan Bandar Udara beregister sebagaimana dimaksud pada ayat.(l) huruf a, merupakan inspeksi keselamatan terhadap

bandar udara yang melayani pesawat udara dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat duduk atau dengan berat maksimum tinggal landas sampai dengan 5.700 (lima nbu

tujuh ratus) kilogram.

(3) Inspeksi Keselamatan Heliport beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan inspeksi keselamatan terhadap:

a. tempat pendaratan dan lepas landas

helikopter di daratan (surface level heliport);

b. tempat pendaratan dan lepas landas helikopter di atas gedung (elevated heliport);

c. tempat pendaratan dan lepas landas

helikopter di perairan (helideck).

(4) Inspeksi keselamatan waterbase beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan inspeksi keselamatan terhadap

bandar udara perairan (waterbase).

BAB III

LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN

Bagian Pertama

Persyaratan Lembaga Inspeksi Keselamatan

Pasal 6

(1) Direktur Jenderal menerbitkan sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan setelah surat permohonan

yang diajukan oleh Lembaga Inspeksi

Keselamatan memenuhi persyaratan.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

terdiri dari :

!

a. persyaratan administrasi; dan b. persyaratan substansi.

(3) Sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan dapat diberikan untuk salah satu bidang atau seluruh

bidang inspeksi keselamatan.

(7)

kepada direktur paling lambat 1 (satu) bulan

sebelum pelaksanaan inspeksi; •

c. melaporkan kegiatan lembaga inspeksi

keselamatan setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Jenderal;

d. menerapkan sistem kendali mutu untuk menjaga kualitas atau mutu pelaksanaan

inspeksi keselamatan;

e. senantiasa patuh terhadap peraturan dan ketentuan di bidang penerbangan khususnya

peraturan yang terkait dengan keselamatan operasional bandar udara, heliport, dan

waterbase beregister;

f. mempunyai dan melaksanakan program peningkatan kompetensi terhadap personel

inspeksi keselamatan;

g. melaksanakan kalibrasi peralatan inspeksi

keselamatan sesuai ketentuan teknis yang

berlaku;

h. menindaklanjuti setiap saran/rekomendasi perbaikan dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

i. mengizinkan dan membantu kelancaran pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan

oleh inspektur bandar udara atau petugas yang ditunjuk oleh direktur; dan

j. bertanggung jawab penuh atas hasil inspeksi

keselamatan yang telah dilaksanakan, termasuk saran/ rekomendasi yang diberikan kepada penyelenggara bandar udara, heliport

dan waterbase beregister yang diinspeksi.

(2) Laporan lembaga inspeksi keselamatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, akan digunakan sebagai bahan pengendalian dan pengawasan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara.

Pasal 25

(1) Pelanggaran terhadap kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24 dikenakan sanksi

administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri dari :

a. peringatan;

b. pembekuan sertifikat; dan c. pecabutan sertifikat.

Pasal 26

(1) Pengenaan sanksi administrasi dilakukan secara

bertahap dan melalui proses sanksi peringatan secara tertulis terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga)

(8)

Pasal 7

Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a, paling sedikit terdiri

dari:

a. surat permohonan sebagaimana tercantum pada

Lampiran I Peraturan ini;

b. salinan (copy) akta pendirian beserta perubahannya (bila terdapat perubahan akta);

c. salinan (copy) kartu Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP);

d. surat keterangan domisili perusahaan;

e. salinan (copy) surat izin usaha Perdagangan (SIUP) bidang jasa konsultasi;

f. struktur organisasi perusahaan, paling sedikit memiliki 2 (dua) bidang yaitu bidang inspeksi

keselamatan dan bidang kendali mutu pelaksanaan inspeksi tersebut;

g. surat pernyataan yang menyatakan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut/pailit, usahanya tidak sedang dihentikan atau tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan

h. surat pernyataan kebenaran dokumen.

Pasal 8

Persyaratan substansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b, paling sedikit terdiri dari:

a. pedoman inspeksi Keselamatan (Safety Inspection

Manual);

b. personel inspeksi keselamatan yang berkompeten

dibidangnya;

c. peralatan inspeksi keselamatan; dan

d. buku-buku kerja pendukung dan peraturan.

Bagian Kedua

Pedoman Inspeksi Keselamatan

Pasal 9

Lembaga Inspeksi keselamatan, harus mempunyai 1 (satu) buku pedoman inspeksi keselamatan untuk

setiap bidang inspeksi keselamatan.

Pasal 10

(1) Buku pedoman inspeksi keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, paling sedikit memuat:

(9)

a. Bab I - Pendahuluan, mencakup:

1) persetujuan manual;

2) maksud dan tujuan;

3) administrasi dan pengontrolan buku

pedoman;

4) catatan perubahan; (

5) daftar pemegang buku pedoman; dan

6) daftar halaman efektif.

b. Bab II - Ruang Lingkup Persetujuan,

mencakup :

1) batasan kewenangan sesuai dengan bidang

inspeksi keselamatan; dan

2) bidang inspeksi keselamatan yang

diajukan.

c. Bab III - Organisasi, Manajemen dan Personel,

mencakup:

1) informasi umum perusahaan dilampirkan alamat, penanggung jawab, nomor telepon,

dan Iain-lain;

2) struktur organisasi perusahaan beserta

manajemen dan personel serta job

descriptions (Standard Operation

Procedure);

3) sarana dan prasarana antara lain

mencakup daftar sarana dan prasarana kantor, status kepemilikan, prosedur pemeliharaan dan pengamanan;

4) tenaga inpeksi; dan

5) program peningkatan sumber daya

manusia.

d. BAB IV - Peralatan inspeksi, mencakup:

1) daftar peralatan;

2) fungsi dan kegunaan peralatan;

3) prosedur penggunaan dan perawatan

peralatan; dan

4) program jaminan kelaikan (kalibrasi)

e. BAB V - Pengendali Mutu, mencakup:

1) pengendalian pelaksanaan inspeksi

keselamatan;

2) pengembangan checklist inspeksi sesuai perkembangan standar regulasi dan

teknologi;

3) penilaian dan pengembangan personel

inspeksi keselamatan;

4) pemeliharaan dan pengembangan fasilitas

peralatan inspeksi keselamatan;

(10)

5) evaluasi dan pengembangan kinerja

pelaksanaan inspeksi keselamatan; dan 6) pengendalian dan pengembangan

(updating) pedoman inspeksi keselamatan.

f. Bab VI - Checklist Inspeksi, mencakup:

1) checklist inspeksi keselamatan;

2) persyaratan permohonan penerbitan atau perpanjangan Bandar Udara atau heliport

atau waterbase beregister;

3) pelaporan kepada Direktur;

4) Lampiran I, Keterangan Fasilitas dan

Peralatan Inspeksi keselamatan Bandar Udaraatau heliport atau waterbase

beregister;

5) Lampiran II, Daftar buku referensi; dan 6) Lampiran III, Data Administrasi.

Pasal 11

(1) Checklist inspeksi keselamatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf f paling

sedikit memuat aspek:

a. Pelaksanaan, keakuratan dan kemutakhiran

prosedur operasi bandar udara, heliport dan

waterbase beregister;

b. Kelaikan, kelengkapan dan pemeliharaan serta

pengoperasian fasilitas dan peralatan bandar

udara, heliport dan waterbase beregister;

c. Kompetensi dan/atau lisensi personel di bidangnya termasuk pelaksanaan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia.

(2) Checklist inspeksi keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari buku pedoman inspeksi keselamatan (Safety Inspection Manual).

Bagian Ketiga

Personel Inspeksi Keselamatan

Pasal 12

(1) Personel inspeksi keselamatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, terdiri dari:

a. personel inspeksi keselamatan bandar udara

beregister;

(11)

b. personel inspeksi keselamatan heliport

beregister; dan

c. personel insepaksi keselamatan waterbase

beregister.

(2) Personel inspeksi keselamatan bandar udara

beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, wajib mempunyai kompetensi dan memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. pendidikan sekurang-kurangnya D.III

(Diploma-III);

b. memiliki pengalaman di bidang teknik dan / atau operasional penerbangan sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) tahun;

c. telah mengikuti pelatihan:

l). Aerodrome Inspector atau Auditor (ISO 19011) pada lembaga yang terdaftar sebagai lembaga pelatihan; dan

2). Safety Management System yang pada lembaga yang terdaftar sebagai lembaga

pelatihan.

d. memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif yang dibuktikan dengan skor TOEFL paling

sedikit 450 dan masih valid;

e. memiliki sertifikat tanda lulus paling sedikit dari 3 (tiga) pelatihan dengan substansi di

bidang :

1) Airport planning and design;

2) Airport Maintenance and operation;

3) Manajemen Bandar Udara / atau Civil

Aviation Management;

4) Flight Operation Officer;

5) Apron Movement Control;

6) Keudaraan;

7) Annex-14 Volume IICAO; dan 8) Airport Certification.

(3) Personel inspeksi keselamatan heliport beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, wajib mempunyai kompetensi dan memenuhi

persyaratan paling sedikit:

a. pendidikan sekurang-kurangnya D.III

(Diploma- III);

b. memiliki pengalaman di bidang teknik dan/atau operasional penerbangan sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) Itahun;

c. telah mengikuti pelatihan:

l). Aerodrome Inspector atau Auditor (ISO 19011) pada lembaga yang terdaftar sebagai lembaga pelatihan;

2). Safety Management System yang pada lembaga yang terdaftar sebagai lembaga pelatihan; dan

(12)

3). T-BOSIET (basic Offshore Safety Emergency

Training).

d. memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif yang dibuktikan dengan skor TOEFL paling

sedikit 450 dan masih valid;

e. memiliki sertifikat tanda lulus paling sedikit dari 3 (tiga) pelatihan dengan substansi di

bidang:

1) Heliport Planning and Design;

2) Heliport Operationand Maintenance;

3) Flight Operation Officer dengan rating

helicopter;

4) Procedure for Air Navigation System and

Operation (PANS-OPS);

5) Helicopter Landing Officer/Helicopter Load

Master;

6) Annex 14 Volume IIICAO;

7) Air Traffic Services ( ATS); dan 8) HelicopterPilot

(4) Personel inspeksi keselamatan

waterbase beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, wajib mempunyai kompetensi dan memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. pendidikan sekurang-kurangnya D.III

(Diploma-III);

b. memiliki pengalaman di bidang teknik dan/atau operasional penerbangan sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) tahun;

c. telah mengikuti pelatihan:

1). Aerodrome Inspector atau Auditor (ISO 19011) pada lembaga yang terdaftar sebagai lembaga pelatihan; dan

2). Safety Management System yang pada lembaga yang terdaftar sebagai lembaga

pelatihan.

d. memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif

yang dibuktikan dengan skor TOEFL paling

sedikit 450 dan masih valid;

e. memiliki sertifikat tanda lulus paling sedikit dari 3 (tiga) pelatihan dengan substansi di

bidang:

1) Sea Plane Pilot

2) Waterbase Engineering;

3) Waterbase Design;

4) Waterbase Operation;

5) Flight Operation Officer;

6) Procedure for Air Navigation System and

Operation (PANS-OPS); dan 7) Air Traffic Services (ATS)

11

(13)

Pasal 13

(1) Lembaga inspeksi keselamatan wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) personel inspeksi

keselamatan yang berstatus pegawai tetap pada setiap bidang inspeksi keselamatan.

(2) Personel inspeksi keselamatan yang berstatus pegawai tidak tetap harus dilengkapi dengan bukti/surat keterangan dari perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja.

(3) Personel Inspeksi Keselamatan dapat melakukan

inspeksi keselamatan apabila:

a. personel tersebut diajukan pada saat permohonan penerbitan sertifikat lembaga

inspeksi keselamatan; atau

b. personel tersebut diajukan oleh lembaga inspeksi keselamatan dalam rangka pengembangan pelaksanaan inspeksi

keselamatan.

(4) Personel inspeksi keselamatan dapat melakukan inspeksi keselamatan pada lembaga inspeksi

keselamatan selain lembaga inspeksinya sendiri, dengan persyaratan harus diajukan oleh lembaga inspeksi keselamatan tersebut dan disetujui oleh

Direktur.

Bagian Keempat

Peralatan Inspeksi keselamatan

Pasal 14

!

(1) Peralatan inspeksi keselamatan seperti dimaksud

dalam Pasal 8 huruf c, wajib dimiliki oleh Lembaga Inspeksi Keselamatan dan paling

sedikit terdiri dari:

a. kompas;

b. slopemeter;

c. global positioning system;

d. alat ukur jarak elektronik atau manual;

e. alat ukur ketinggian (altimeter setting);

f. peralatan perlindungan diri;

g. laptop;

h. peralatan dokumentasi; dan

i. peralatan komunikasi (handy talky).

(2) Peralatan inspeksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,

dan huruf e wajib dikalibrasi.

(14)

BAB IV

TATA CARA DAN PROSEDUR

Pasal 15

(1) Setiap pemohon yang bermaksud memperoleh

sertifikat Lembaga Inspeksi keselamatan untuk Bandar udara, Heliport dan Waterbase

beregister harus mengajukan permohonan

kepada Direktur.

(2) Setelah menerima permohonan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Direktur melaksanakan

pemeriksaan terhadap :

a. dokumen persyaratan administrasi; dan b. dokumen persyaratan substansi

i

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), dilaksanakan oleh petugas atau tim yang

ditunjuk oleh pejabat di lingkungan Direktorat Bandar Udara yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang inspeksi keselamatan.

(4) Hasil pemeriksaan dokumen administrasi dan

substansi harus dibuat dalam bentuk berita acara, sesuai dengan contoh format sebagaimana tercantum pada Lampiran II Peraturan ini.

Pasal 16

(1) Apabila permohonan yang dokumen administrasi

dan substansinya telah memenuhi persyaratan, akan dilakukan verifikasi lapangan oleh petugas

atau tim yang ditunjuk oleh Direktur untuk memastikan kesesuaian dan pemenuhan

terhadap persyaratan. i

(2) Petugas atau tim yang melaksanakan verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari inspektur bandar udara/ personel

yang memahami :

a. operasi Bandar Udara, Heliport Dan

Waterbase;

b. fasilitas Bandar Udara, Heliport Dan

Waterbase; dan

c. aspek hukum/ legal.

(3) Hasil verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam bentuk berita

acara sebagaimana tercantum pada Lampiran III

Peraturan ini.

13

(15)

Pasal 17

(1) Berdasarkan berita acara pemeriksaan

administrasi dan substansi, serta berita acara verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (4) dan pasal 14 ayat (3), Petugas atau Tim menyampaikan laporan akhir secara berjenjang kepada Direktur dengan menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran IV Peraturan ini.

(2) Berdasarkan laporan akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan, Direktur menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal bahwa Lembaga Inspeksi Keselamatan tersebut telah memenuhi persyaratan untuk diterbitkannya sertifikat Lembaga Inspeksi keselamatan Bandar udara,Heliport dan Waterbase beregister.

(3) Penerbitan sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh Direktur Jenderal paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak disampaikannya laporan Direktur kepada

Direktur Jenderal.

(4) Terhadap permohonan yang tidak memenuhi persyaratan, Direktur harus memberitahukan penolakan permohonan kepada pemohon, paling lama 14 (empat belas)hari kerja setelah diterimanya laporan akhir dari petugas atau tim verifikasi, dengan disertai alasan penolakannya.

BAB V

SERTIFIKAT LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN Pasal 18 I

(1) Lembaga Inspeksi Keselamatan yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diberikan sertifikat lembaga inspeksi keselamatan oleh Direktur Jenderal.

(2) Sertifikat lembaga inspeksi keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri

dari:

a. nama Lembaga Inspeksi Keselamatan;

b. alamat dan lokasi Lembaga Inspeksi

Keselamatan ;

c. dasar penerbitan dan persyaratan persetujuan;

d. ketentuan dan/atau kewajiban utama Lembaga Inspeksi Keselamatan;

(16)

e. tanggal penerbitan dan masa berlaku; dan f. ditandatangani oleh Direktur Jenderal.

(3) Contoh format sertifikat sertifikat lembaga inspeksi keselamatan sebagaimana tercantum pada Lampiran V Peraturan ini.

Pasal 19

(1) Sertifikat lembaga inspeksi keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.

(2) Sertifikat lembaga inspeksi keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat dipindahtangankan.

(3) Tata cara dan prosedur perpanjangan sertifikati

lembaga inspeksi keselamatan sesuai dengan tata cara dan prosedur penerbitan sertifikat lembaga inspeksi keselamatan.

Pasal 20

(1) Lembaga Inspeksi Keselamatan yang telah memperoleh sertifikat lembaga inspeksi keselamatan wajib mempertahankan keakuratan (updating) data, informasi dan prosedur dalam pedoman inspeksi keselamatan.

(2) Salinan dari semua perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan kepada Direktur dan semua unit atau bagian yang terkait dengan kegiatan penyelenggaraan inspeksi keselamatan.

Pasal 21 !

(1) Bilamana terjadi perubahan pada nama, alamat, dan lokasi lembaga inspeksi keselamatan dalam sertifikat lembaga inspeksi keselamatan, pemegang sertifikat harus mengajukan perubahan sertifikat kepada Direktur Jenderal disertai dengan alasan dan dokumen perubahan.

(2) Setiap perubahan pada dokumen persyaratan administrasi dan substansi harus dilaporkan dan mendapatkan persetujuan Direktur.

Pasal 22

(1) Direktur melakukan pengawasan terhadap lembaga inspeksi keselamatan bandar udara, Heliport dan waterbase beregister sekurang - kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

15

(17)

(2) Pemegang sertifikat harus mengizinkan

inspektur dan/atau personel yang diberikan kewenangan oleh Direktur untuk memeriksa fasilitas, peralatan, personel inspeksi keselamatan, serta hal-hal lain terkait kegiatan pelaksanaan inspeksi keselamatan.

BAB VI

SISTEM KENDALI MUTU

Pasal 23

(1) Lembaga inspeksi keselamatan bandar udara,

heliport dan waterbase beregister harus

menyusun, menetapkan dan melaksanakan

sistem kendali mutu dalam rangka menjamin

pelaksanaan inspeksi keselamatan sesuai

dengan ketentuan pada peraturan ini dan senantiasa ditingkatkan , dan disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan yang ada.

(2) Lembaga inspeksi keselamatan bandara, heliport

dan waterbase beregister harus menunjuk

personel yang bertanggungjawab menjamin

keutuhan atau integritas pelaksanaan sistem

kendali mutu.

(3) Lembaga inspeksi keselamatan bandar udara,

heliport dan waterbase beregister menjalankan

sistem kendali mutu untuk menjaga dan meningkatkan kinerja lembaga guna mengurangidampakterjadinya kegagalan penyelenggaraan inspeksi keselamatan.

(4) Kegagalan penyelenggaraan inspeksi

keselamatan bandar udara, heliport dan waterbase beregister untuk mempertahankan sistem kendali mutu sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat menjadi dasar pembekuan atau pencabutan sertifikat lembaga inspeksi.

BAB VII

KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT

Pasal 24

(1) Pemegang sertifikat memiliki kewajiban untuk :

a. melaksanakan inspeksi keselamatan bandar udara, heliport dan waterbase beregister sesuai dengan peraturan dan ketentuan;

b. menyampaikan pemberitahuan akan

dilaksanakan kegiatan inspeksi keselamatan

16

(18)

kali berturut-turut dalam tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan.

(2) Apabila peringatan tertulis sebagaimana ayat (1)

tidak diindahkan, maka sanksi administratif

dapat ditingkatkan menjadi sanksi pembekuan

sertifikat selama 6 (enam) bulan dan dapat

diperpanjang kembali untuk jangka waktu paling

lama 3 (tiga) bulan.

(3) Perpanjangan pembekuan sertifikat sebagaimana ayat (2) dapat diberikan apabila pemegang

sertifikat secara nyata telah menunjukan ltikad baik dan bukti-bukti perbaikan dan/atau

pemenuhan ketentuan.

(4) Sanksi pencabutan sertifikat dapat dikenakan kepada pemegang sertifikat apabila dalam jangka waktu yang telah diberikan pemegang sertifikat gagal memenuhi kewajiban atas pelanggaran

yang dilakukan.

(5) Sertifikat yang telah dicabut tidak dapat

diperpanjang kembali.

(6) Pemegang saham dan/atau direksi lembaga inspeksi keselamatan yang telah dicabut tidak dapat mengajukan permohonan penerbitan

sertifikat kembali.

Pasal 27

Sertifikat dapat dicabut tanpa proses peringatan dan/atau pembekuan dalam hal pemegang sertifikat, pemegang saham dan/atau direksi lembaga inspeksi

terbukti:

a. melakukan kegiatan yang membahayakan

keselamatan dan keamanan penerbangan;

b. melakukan kegiatan yang membahayakan

keamanan dan kesatuan Negara;

c. terlibat dalam kegiatan peredaran narkoba.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 28

Personel inspeksi keselamatan yang belum mengikuti pelatihan Aerodrome Inspector atau Auditor (ISO 19011) dan Safety Management System dapat diberikan izin untuk melaksanakan inspeksi

keselamatan dengan ketentuan dalam waktu 1 (satu tahun setelah diberikan izin tersebut maka personel

yang bersangkutan wajib telah mengikuti pelatihan

Aerodrome Inspector atau Auditor (ISO 19011) dan

Safety Management System.

18

(19)

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Direktur mengawasi pelaksanaan Peraturan ini.

Pasal 30 !

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkandi : JAKARTA

Pada tanggal : 10 September 2012

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

TTD HERRY BAKTI

SALINAN Peraturan ini disahkan kepada : 1. Menteri Perhubungan;

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;

3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;

4. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Mariusia Perhubungan;

5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

6. Para Direktur Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

7. Kepala Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Perhubungan Udara;

8. Kepala Balai- Elektronika Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

9 Para Kepala Otoritas Bandar Udara;

10. Para Kepala Bandar Udara UPBUDirektorat Jenderal Perhubungan

Udara;

11. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero);

12. Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero).

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

)ITJEN HUBUD

JSJ&FULHAYAT

.i s ° ->-

(20)

Nomor Sifat

Lampiran

Perihal

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR: KP 359 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-18 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-18), PENERBITAN IZIN LEMBAGA INSPEKSI

KESELAMATAN UNTUK BANDAR UDARA, HELIPORT, DAN

WATERBASE BEREGISTER _____

Jakarta,.

1 (satu) berkas

Permohonan Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Lembaga Inspeksi

Keselamatan )*

Kepada :

Yth. Direktur Bandar Udara

di

I

JAKARTA

1. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM.24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) dan/ atau

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

, bersama ini kami mengajukari permohonan

penerbitan/perpanjangan sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan di

bidang, sebagai berikut:

a )*

b c. dst

2. Sebagai kelengkapan permohonan, bersama ini disampaikan persyaratan administrasi dan substansi sebagaimana terlampir dalam

surat permohonan ini.

Adapun persyaratan-persyaratan yang kami lampirkan adalah sebagai

berikut: ,

Persyaratan Administrasi

a .

b.

c .

d.

e .

f.

g-

akta pendirian beserta perubahannya;

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

surat keterangan domisili perusahaan;

surat izin usaha Perdagangan (SIUP) bidang jasa konsultasi;

struktur organisasi perusahaan;

surat pernyataan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut/pailit, tidak sedang dihentikan atau tidak sedang

menjalani sanksi pidana; dan

surat pernyataan kebenaran dokumen.

Persyaratan Substansi

a. checklist inspeksi keselamatan;

b. daftar kualifikasi personel inspeksi keselamatan;

c. peralatan inspeksi keselamatan;

(21)

d. pedoman inpeksi keselamatan (safety inspection manual); dan

e. buku-buku kerja pendukung dan peraturan.

3. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Tembusan:

- Direktur Jenderal Perhubungan Udara

PT.

(Diisi Nama Lengkapl

(Diisi Jabatan)

)* Tulis bidang Bandar Udara/Heliport/Waterbase

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

l

TTD

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

^gi^gBlTJEN.HUBUD

(22)

LAMPIRAN II TTT-,A„A

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR: KP 359 TAHUN 2012

TENTANG _aat

PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-18 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-18), PENERBITAN IZIN LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN UNTUK BANDAR UDARA, HELIPORT, DAN

WATERBASE BEREGISTER -

I BERITA ACARA PEMERIKSAAN DOKUMEN ADMINISTRASI DAN SUBSTANSI PENERBITAN/PERPANJANGAN SERTIFIKAT LEMBAGA

INSPEKSI KESELAMATAN

BERITA ACARA PEMERIKSAAN

DOKUMEN ADMINISTRASI DAN SUBSTANSI

PENERBITAN/PERPANJANGAN SERTIFIKAT LEMBAGA

INSPEKSI KESELAMATAN

BIDANG

PT.

Pada hari ini tanggal bulan .tahun

telah dilakukan pemeriksaan dokumen administrasi dan substansi

penerbitan / perpanjangan sertifikat lembaga inspeksi keselamatan terhadap

Permohonan PT •• sebagai Lembaga Inspeksi

Keselamatan di bidang .)*

Adapun lingkup pemeriksaan meliputi :

1. Persyaratan Administrasi; \

2. Persyaratan Substansi;

Hasil pemeriksaan sebagaimana terlampir

KESIMPULAN :

1

2

Jakarta, 20.

Petugas atau Tim Pemeriksa :

1.

Inspektur Bandar Udara

(23)

2.

Inspektur Bandar Udara

)* Tulis bidang Bandara/Heliport/Waterbase yang sesuai dengan surat permohonan

II. HASIL PEMERIKSAAN PERSYARATAN DOKUMEN ADMINISTRASI DAN

SUBSTANSI

HASIL PEMERIKSAAN PERSYARATAN DOKUMEN ADMINISTRASI DAN SUBSTANSI

PENERBITAN/PERPANJANGAN

SERTIFIKAT LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN

BIDANG.

PT.

No. SARANA/FASILITAS

HASIL PEMERIKSAAN PERLU PERBAIKAN

/ PENAMBAHAN KET MEMENUHI

PERSYARATAN

TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI:

a Surat Permohonan

b. Akte pendirian perusahaan berserta perubahannya yang sudah disahkan

c. NPWP

d. Surat Keterangan Domisili

Perusahaan

e. Surat ijin usaha Perdagangan bidang konsultasi dari Instansi

yang berwenang

f. Struktur Orqanisasi Perusahaan g. Surat Pernyataan yang menyatakan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, usahanya tidak sedang dihentikan atau tidak sedanq menjalani sanksi pidana h. Surat Pernyataan kebenaran

dokumen

2 PERSYARATAN SUBSTANSI : -L-

a. Checklist pemeriksaan

b. Daftar Kualifikasi Personel Inspeksi Keselamatan

c. Daftar Peralatan Inspeksi - Kompas

- Slopemeter - GPS (WGS 84)

- Peralatan Perlindungan diri -Alat Ukur Jarak elektronik/

manual - Labtop - Handytalky

- Kamera -Dll

d. Pedoman Inspeksi Keselamatan (Safety Inspection Manual).

e. Buku-buku Kerja Pendukung

dan Peraturan

CATATAN 1

(24)

Jakarta, 20..

Petugas atau Tim Pemeriksa

3.

Pangkat

NIP.

4.

Pangkat

NIP.

)*Tulis bidang Bandara/Heliport/waterbase yang sesuai dengan surat permohonan

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

TTD

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinya i

KEPALA^JiAGIAN HUKUM DAN HUMAS

"SEWNyEN HUBUD

T

44/

2*

V

*•*••> If

isr^tomayat

(25)

I.

LAMPIRAN III

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR : KP 359 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-18 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-18), PENERBITAN IZIN LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN UNTUK BANDAR UDARA, HELIPORT, DAN

WATERBASE BEREGISTER

BERITA ACARA

PENERBITAN/PERPANJANGAN

KESELAMATAN

PEMERIKSAAN

SERTIFIKAT LEMBAGA

BERITA ACARA PEMERIKSAAN LAPAN PENERBITAN/PERPANJANGAN SERTIFIKAT INSPEKSI KESELAMATA^ifk

BIDANG

LAPANGAN INSPEKSI

Pada hari ini tan|feal .* •%• bulan tahun

telah dilakukan pemeriksaan lapangAt, penerbitan / perpanjangan

sertifikat lembaga inspeksi keselamatan terpadap Permohonan PT.

sebagtoLembaga Inspeksi Keselamatan di bidang

\* j, '^Mmitv,., li^Jv \. "•«•-

Adapun lingkupfcmeriksaari|bielip^f:

1. checklj|iteplbi keselamamn slsuai dengan ketentuan yang berlaku;

2. persgpel ii^pekl|keselamal|tn yang berkompeten dibidangnya;

3. peraJfatan inspeksiik^elam^tan;

4. pedAan inpeksi Keselarfatan (Safety Inspection Manual); dan

5. bukulBuku kerja p|ndukung dan peraturan.

Hasil pemeriksaan"terlampir

KESIMPULAN

1

2

(26)

Petugas atau Tim Pemeriksa

1.

Inspektur Bandar Udara

2.

Jakarta, 20.

Inspektur Bandar Udara

)* Tulis bidang Bandara/Heliport/Waterbase yang sesuai dengan surat permohonan

II. HASIL PEMERIKSAAN LAPANGAN PENERBM|^PERPANJANGAN SERTIFIKAT LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN/

No.

II.

HASIL PEMERIKSAAN |AJtAJ$GA PENERBITAN/PERPANJANGAN |ERTIP1EJ|AT

INSPEKSI KESEL

TAN 'H'l|||.

BIDANG d*s,

PT.

'A

|fe...tj|)*g U*mh:m^r'

m,

PERSYARATAN

ADMINISTRAS '!H| lb,

1. Persyarataji Administratis

~2. Alamat domisili di lapanglin|!,

"* "ii-

PEgSYARATANSubstansi1^—

l.JfCHECKLIST INSJPEKSI flKESELAMATAN

2. PERSONEL INSPEKSI

^^LAMATAN

M

a) Pe^jgj^an^Kompetensi

~b) PersoneTlnspeksi

Keselamatan , berstatus tetap (minimal 2 orang)

c) Personel Inspeksi Keselamatan , berstatus tidak tetap yang

dilengkapi bukti / surat keterangan dari tempat yang bersangkutan bekerja

3. FASILITAS DAN

PERALATAN INSPEKSI KESELAMATAN

a) Peralatanan sekurang kurangnya :

|». HASIL pe:

MEMENUHI

SARANA / FASILITAS;-f;jjj;:j.Afjp;SYARATAN

"%>>

>"

[KSAAN

^TIDAK i

#kEMENUHI

PERSYARATAN

PERLU PERBAIKAN / PENAMBAHAN

KET

Sesuai atau tidak

(27)

No. SARANA / FASILITAS

1) Kompas;

2) Slopemeter;

3) Global Positioning

System;

4) Alat Ukur Jarak

Elektronik atau Manual;

5) Alat Ukur Ketinggian

(altimeter setting);

6) Peralatan

Perlindungan diri;

7) Laptop;

8) Peralatan Dokumentasi;

9) Peralatan

komunikasi (handy talky).

b) Butir a,b,c,d> dan e

diatas senantiasa terkalibrasi 4. PEDOMAN INPEKSI

KESELAMATAN (SAFETY INSPECTION MANUAL)

a. Setiap bidang inspeksi

keselamatan memiliki 1

(satu) pedoman inspeksi keselamatan

b. Kerangka pedoman inspeksi keselamatan

5. BUKU-BUKU KERJA PENDUKUNG DAN PERATURAN

CATATAN 1

2

1 "iSf^lFULI^YAT

Pangkat

; NIP.

)* Tulis bidang IILlfeafHeliport/waterbase yang sesuai dengan surat permohonan

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

TTD HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

... SETDITJEN HUBUD !

(28)

LAMPIRAN IV

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 359 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN

PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-18 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-18), PENERBITAN IZIN LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN UNTUK BANDAR UDARA, HELIPORT, DAN WATERBASE BEREGISTER

LAPORAN AKHIR

PENERBITAN/PERPANJANGAN SERTIFIKAT LEMBAGA INSPEKSI

KESELAMATAN

BIDANG )*

PT

I. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 tentang Bandar Udara (Aerodrome);

3. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. KP Tahun 2012 tentang ;

4. Surat Permohonan (diisi nomor, tanggal dan perihal dari surat permohonan);.

5. Surat Direktur Jenderal c.q Direktur (diisi nomor, tanggal dan perihal) perihal verifikasi lapangan.

6. Berita Acara Pemeriksaan administrasi dan substansi;

7. Berita Acara Verifikasi Lapangan

II. DATA LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN

Nama Lembaga Inspeksi Keselamatan : (diisi nama LIK)

Alamat (diisi alamat LIK)

Bidang (diisi sesuai permohonan)

ML PROSES SERTIFIKASI

1. Pemeriksaan Administrasi dan Substansi: Lengkap

No. Item

Ada/

Tidak Ket

1.

2.

3.

4.

5.

Surat Permohonan

Akta Pendirian beserta perubahannya (bila terdapat perubahan)

NPWP

Surat Keterangan Domisili Perusahaan Surat Ijin Usaha Perusahaan bidang

(diisi sesuai dengan kelengkapannya)

(29)

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

jasa Konsultansi

Struktur Organisasi Perusahaan

Surat pernyataan yang menyatakan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut/pailit, usahanya tidak sedang dihentikan atau tidak sedang menjalani sanksi pidana.

Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen Bukti Pembayaran PNBP

Checklist Pemeriksaan

Daftar Kualifikasi Inspektur

Keselamatan Daftar Peralatan

Pedoman Inspeksi Keselamatan (Safety Inspection Manual)

Buku-buku kerja pendukung dan

peraturan

Pemeriksaan Lapangan :

NO.

2.

3.

4.

UNSUR

Kesesuaian

perusahaan

checklist keselamatan

personel

keselamatan

domisili

inspeksi

inspeksi

peralatan inspeksi

keselamatan

pedoman inpeksi Keselamatan (Safety Inspection Manual);

TEMUAN

TINDAK LANJUT TEMUAN

(diisi dengan tindak lanjut

temuan yang

ada. Jika telah selesai ditindak lanjuti maka

temuan di tulis close, namun

jika sebaliknya

maka temuan

ditulis open )

(30)

NO. UNSUR TEMUAN

TINDAK LANJUT TEMUAN

6. buku-buku kerja

pendukung dan

peraturan

IV. HASIL PEMERIKSAAN

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen administrasi dan substansi serta verifikasi lapangan yang telah dilakukan, dapat disampaikan bahwa Lembaga Inspeksi Keselamatan (tulis nama LIK) telah memenuhi ketentuan persyaratan penerbitan/perpanjangan Sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan Register Bandara /Heliport/Waterbase seperti yang tercantum dalam Peraturan Direktur

Jenderal (tulis nama peraturan)

2. Berdasarkan pertimbangan seperti pada butir 1 diatas, Sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan Register Bandar Udara/Heliport/Waterbase (nama penyelenggara) dapat diterbitkan dengan masa berlaku selama 3 (Tiga) tahun dan Lembaga Inspeksi Keselamatan yang ditunjuk wajib melaporkan kegiatan inspeksi keselamatan setiap 6 (enam) bulan.

Demikian laporan akhir pemeriksaan penerbitan/perpanjangan Sertifikat Lembaga Inspeksi keselamatan Register Bandar Udara/Heliport/Waterbase ini

dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20..

KETUA TIM PEMERIKSA INSPEKTUR BANDAR UDARA

(MIN. PEJABAT ESELON IV)

.NAMA.

.Pangkat.

....NIP

•)

•)

(•

(•

Mengetahui (PEJABAT ESELON III)

.NAMA.

.NAMA.

.Pangkat.

....NIP

(i, Pangkat )

(. NIP.. )

(31)

)* Tulis Nama Bidang Register Bandar udara/Heliport/Waterbase sesuai dengan

surat permohonan

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Salinan sesuai dengan aslinya

KEJg&t*^AGIAN HUKUM DAN HUMAS

\ ^"SETDiTJENHUBUD

/.

h -

ISRAFULHAYAT

TTD

HERRY BAKTI

(32)

LAMPIRAN V

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 359 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-18 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-18), PENERBITAN IZIN LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN UNTUK BANDAR UDARA, HELIPORT, DAN

WATERBASE BEREGISTER

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA MINISTRY OF TRANSPORTATION

DIRECTORATE GENERAL OF CIVIL AVIATION

SERTIFIKAT LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN SAFETY INSPECTION ORGANIZATION CERTIFICATE

No. : ./SLIK-DBU/..../20..

Sertifikat ini diberikan kepada This certificate is given to

NAMA PERUSAHAAN (NAMA LEMBAGA INSPEKSI KESELAMATAN)

COMPANY NAME

ALAMAT (Alamat Lembaga)

ADDRESS

Sebagai Lembaga Inspeksi Keselamatan yang ditunjuk sebagai Pelaksana Inspeksi

Keselamatan di Bidang :

As Safety Inspection Organization for Safety Inspection of:

1. (NAMA BIDANG INSPEKSI KESELAMATAN SESUAI SURAT PERMOHONAN)

( registered )

2. dst

Sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara menurut peraturan penerbangan Indonesia dibawah otoritas Undang-Undang Penerbangan Nomor : 1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara.

This Safety Inspection Organization Certificate is issued by the Director General ofCivil Aviation pursuant to the Indonesian aviation regulation under authority of The Aviation

Law Number 1 Year 2009 and Minister of Transportation Decree Number KM 24 Year 2009 about Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 139 Aerodrome.

Lembaga Inspeksi Keselamatan wajib mematuhi Peraturan dan Ketentuan Keselamatan Penerbangan, serta melaporkan kegiatannya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

The Safety Inspection Organization shall comply with regulation and standard, and must report its activity to Director General of Civil Aviation at least one time every six

month.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Berkewenangan mencabut atau membatalkan Sertifikat Lembaga Inspeksi Keselamatan ini setiap saat bilamana Lembaga inspeksi Keselamatan tidak dapat memenuhi peraturan dan ketentuan

atau untuk alasan-alasan yang lain seperti yang diperkenankan.

The Director General of Civil Aviation may suspend or cancel this Safety Inspection Certificate at any time were the Safety Inspection Organization fails to comply with the provisions set offorth in the law, the regulation or for other grounds as set out in the

law.

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan, khususnya dalam menumbuhkan kepercayaan diri yang berhubungan langsung dengan aspek sosial emosional, kepercayaan diri dapat terlihat ketika anak

Wawancara terbuka ini dilakukan oleh penulis setelah mendapatkan hasil dari kuisioner yang telah dibagikan kepada para pegawai, dengan maksud agar penulis dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model perkembangan dan laju infeksi penyakit penyakit busuk pangkal batang lada pada kondisi lingkungan yang bervariasi dalam hal

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan tentang produk jahe instan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga di

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN BUKU XVII PROVINSI BALI.. BALI

(6) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, memiliki komoditas utama kelapa sawit, karet, purun, kelapa dalam di Kecamatan Tabunganen,

Pengeluaran untuk kegiatan sosial seperti arisan wirit yasin, arisan keluarga dan anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebesar 3 persen. Pengeluaran untuk rekreasi

Keadaan yang telah dihuraikan di atas dengan kewujudan khas potensi sumber kewangan daerah iaitu dengan upaya meningkatkan kutipan zakat sebagai sumber pendapatan baharu