• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN IDEAL SISTEM SELEKSI HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP FREEDOM AND IMPARTIAL JUDICIARY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DESAIN IDEAL SISTEM SELEKSI HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP FREEDOM AND IMPARTIAL JUDICIARY"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i DESAIN IDEAL SISTEM SELEKSI HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI

DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP FREEDOM AND IMPARTIAL JUDICIARY

Oleh :

Fadel Mochamad NIM. 201710110311288

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2022

(2)

i DESAIN IDEAL SISTEM SELEKSI HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI

DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP FREEDOM AND IMPARTIAL JUDICIARY

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh :

Fadel Mochamad NIM. 201710110311288

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2022

(3)

ii LEMBAR PENGESAHAN

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v MOTTO

“Teruslah berjuang hingga kau mati bersama mimpi-mimpi sebab sejatinya manusia terlahir dari keringat,cinta,doa dan air mata”

(7)

6 ABSTRAK

Nama : Fadel Mochamad NIM : 201710110311228 Judul :

Desain Ideal Sistem Seleksi Hakim Mahkamah

Konstitusi Dalam Mewujudkan Prinsip Freedom And Impartial Judiciary

Pembimbing : Dr. Hj. Catur Wido Harun, S.H., M.Si., M.Hum Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum.

Kewenangan dalam menentukan hakim konstitusi saat ini diberikan kepada 3 (tiga) lembaga negara, yaitu Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Mahkamah Agung (MA). Namun dalam pengaturanya Undang-Undang No. 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, ternyata tidak mengatur secara detail proses seleksi hakim konstitusi di masing masing lembaga pengusul. Hal ini menyebabkan perbedaan proses seleksi di masing-masing lembaga pengusul. Ada proses seleksi yang dilakukan secara terbuka maupun secara tertutp. Hal demikian dapat berpengaruh terhadap lembaga peradilan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang menganut prinsip freedom and impartial judiciary, karena terdapat ketidakjelasan dalam proses seleksinya. Permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah 1) Pengaturan seleksi hakim konstitusi saat ini; 2) Implikasi hukum proses seleksi hakim konstitusi saat ini; 3) Desain ideal mekanisme seleksi hakim konstitusi dalam mewujudkan prinsip freedom and impartial judiciary.

Adapun metode penelitian dalam tulisan ini adalah menggunakan tipe penelitian yuridis normatif (normatif legal research), dengan menggunakan metode pendekatan peraturan perundang-undangan (statue aproach), pendekatan konseptual (conseptual approach) dan pendekatan historical, serta menggunakan bahan analisa secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan pertama, pengaturan seleksi hakim konstitusi di Indonesia tidak mengatur secara rinci dalam undang-undang, sehingga terjadi penafsiran bebas oleh masing masing lembaga pengusul Kedua, implikasi hukum dalam pengaturan seleksi hakim saat ini di Indonesia, yaitu: a) Menimbulkan ketidakpastian hukum yang berujung pada inkompatimilitas pengaturan seleksi hakim konstitusi, yang menyebabkan terjadinya benturan praktik hukum; b) Menimbulkan variasi kapasitas seleksi hakim konstitusi yang beragam yang menyebabkan hakim konstitusi memiliki karakter yang berbeda beda. Ketiga, desain ideal seleksi hakim konstitusi dalam mewujudkan prinsip Freedom And Impartial Judiciary yakni terdapat 2 (dua) model, yaitu a) Seleksi hakim konstitusi melalui tim ahli yang dibentuk oleh masing-masing lembaga yang mengusulkan hakim konstitusi. b) Seleksi hakim konstitusi melalui tahapan fit and proper test satu pintu. Oleh karena itu Indonesia perlu melakukan perubahan terhadap Undang-Undang No. 7 Tahun 2020 tentang Mahkamah Konstitusi dengan mengatur secara rinci proses seleksi hakim konstitusi dengan

(8)

7 alternatif model menggunakan Tim Ahli ataupun model fit and proper test satu pintu.

Kata Kunci : Seleksi Hakim, Freedom And Impartial Judiciary

The authority to determine constitutional judges is currently given to 3 (three) state institutions, namely the President, the People's Representative Council (DPR), and the Supreme Court (MA). However, in its regulation, Law no. 7 of 2020 concerning the Third Amendment to Law No. 24 of 2003 concerning the Constitutional Court, apparently does not regulate in detail the selection process for constitutional judges in each of the proposing institutions. This causes differences in the selection process in each of the proposing institutions. There is a selection process that is carried out openly or privately. This can affect the judiciary of the Constitutional Court as an institution that adheres to the principle of freedom and impartial judiciary, because there is uncertainty in the selection process. The problems that will be studied in this paper are 1) the current selection arrangements for constitutional judges; 2) The legal implications of the current constitutional judge selection process; 3) The ideal design of the mechanism for selecting constitutional judges in realizing the principle of freedom and impartial judiciary. The research method in this paper is using a normative legal research type, using a statutory approach and a conceptual approach. In this study, the first conclusion is that the regulation on the selection of constitutional judges in Indonesia does not regulate in detail in the law, resulting in free interpretation by each proposing institution. Second, the legal implications of the current selection of judges in Indonesia, namely: laws that lead to incompatibilities in the selection arrangements for constitutional judges, which lead to clashes in legal practice; b) Generating variations in the selection capacity of constitutional judges which causes constitutional judges to have different characters. Third, the ideal design of the selection of constitutional judges in realizing the principle of Freedom and Impartial Judiciary, namely there are 2 (two) models, namely a) Selection of constitutional judges through a team of experts formed by each institution that proposes constitutional judges. b) Selection of constitutional judges through the one-door fit and proper test stage. Therefore, Indonesia needs to make changes to Law no. 7 of 2020 concerning the Constitutional Court by regulating in detail the selection process for constitutional judges with alternative models using the Expert Team or the one-door fit and proper test model.

Keywords: Selection Justices, Freedom And Impartial Judiciary ABSTRACT

Name : Fadel Mochamad NIM : 201710110311228

Title : Ideal Design of the Constitutional Court Judge

Selection System in Realizing the Principle of Freedom and Impartial Judiciary

Advisor : Dr. Hj. Catur Wido Haruni, SH., M.Si., M.Hum Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum.

(9)

8

(10)

9 KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin puji syukur dihaturkan kepada Allah ta’ala Sang Penguasa Semesta Alam dan Pemilik segala ilmu, Segala Puji Syukur atas Kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “DESAIN IDEAL SISTEM SELEKSI HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MEWUJUDKAN DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP FREEDOM AND IMPARTIAL JUDICIARY”. Sholawat dan Salam selalu kita panjatkan serta tuturkan

kepada sang nabi kita, sang penggores tinta peradaban dunia Rosulullah SAW, beliau sebagai suri tauladan untuk kehidupan bagi umat muslim karena berkat iktiharnya hingga kini penulis dapat merasakan indahnya iman dan taqwa.

Dengan segala keterbatasan, Penulis sadar bahwa skripsi dapat diselesaikan oleh tidak terlepas dari doa,usaha,dan dukungan beberapa pihak . Dalam penulisan skirpsi banyak melalui beberapa fase yang dimana setiap rangkaian perjalanan penulisan skripsi ini mempunyai hikmanya masimg-masing. Berbagai cobaan datang menghampiri namun sampai detik ini penulis masih percaya bahwa ;

“Apa yang kita tanam hari ini akan kita petik dihari esok”, maka dari itu penulis terus berusaha meski dengan tempo yang cukup lama tapi akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan ikhtiar penulis, yang tentunya diikuti dengan doa dan motivasi kedua orang tua yang selalu menemani dari awal sampai akhir penulisan skripsi. Atas nama cinta

(11)

10 anak kepada orang tuanya yang belum sempat tersampaikan,maka dari

itu penulis sampaikan ucapan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Johamsyah, S.Sos., M.M (Papa) dan Nurjannah, S.Pd (Mama), yang mengantarkan penulis melihat dunia dan selalu mengajarkan bahwa ;

“Pelaut ulung terlahir dari gelombang ombak yang besar” melihat harapan yang terpancar dari matamu maka dari itu izinkan anak lelakimu ini menjawab doa-doa yang senangtiasa kau panjtkan didalam sujud terakhirmu. Tak lupa pula penghargaan dan ucapan terimakasih setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada ibu Dr. Hj. Catur Wido Haruni, S.H., M.Si., M.Hum selaku pembimbing utama penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Bukan hanya sebagai pembimbing dalam tugas akhir namun beliau juga kerap membimbing dan memberikan dukungan dalam berbagai kompetisi yang penulis ikuti. Serta penghargaan dan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada bapak Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum. selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini selain itu beliau juga orang yang banyak memberikan bimbingan, motivasi serta dukungan materi keilmuan dalam berbagai kompetisi yang penulis ikuti.

Selanjutnya, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak- pihak yang telah mendukung dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. Secara khusus ucapan terimakasih penulis haturkan kepada:

1. Drs. Fauzan., M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

(12)

11 Malang yang telah memimpin UMM menjadi lebih baik

sehingga penulis bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa;

2. Bapak Dr. Sidik Sunaryo S.H., M.Si., M.Hum selaku Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Malang yang banyak membantu memudahkan kami dalam berbagai event kemahasiswaan;

3. Bapak Dr. Tongat S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiayah Malang dan telah mengajarkan penulis tentang Filsafat Ilmu saat pertama masuk kuliah.

4. Bapak Bayu Dwididdy Jatmiko, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus telah mengajarkan penulis tentang Ilmu Negara;

5. Ibu Ratri Novita Erdianti, SH., M.H., Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus telah mengajarkan penulis tentang Hukum Pidana Internasional.

6. Bapak Said Noor Prasetyo S.H., M.H Selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang dan telah membatu penulis sejak menjadi Mahasiswa baru dalam hal pengembangan minat dan bakat serta mengajarkan penulis tentang Hukum mengidentifikasi unsur- unsur tindak pidana;

7. Alm. Dr. Sulardi, SH., M.Si selaku dosen yang selalu mengajarkan dan memberikan penulis motivasi untuk belajar

(13)

12 Hukum Tata Negara, sosok dosen yang sangat penulis kagumi

dan membuat penulis sangat bersemangat untuk berkuliah karena akan mengikuti mata kuliah beliau. Semoga bapak tenang di sana dan semua ilmu yang bapak transfer dapat bernilai amal jariyah bagi bapak;

8. Bapak Nu'man Aunuh, SH., M.Hum selaku dosen wali yang selalu mensupport Penulis, baik dalam proses mengerjakan skripsi maupun saat Penulis mengikuti kompetisi-kompetisi baik nasional maupun regional pada saat proses belajar Penulis di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang;

9. Bapak dan ibu dosen maupun instruktur dan asisten Laboratorium Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, selaku motivator, pembimbing, dan teman berkarir selama Penulisa

10. Seluruh dosen serta para karyawan dan petugas akademik Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu;

11. Kepada kakak tertua Fazlur Fikri S.E. serta adik Rifaq Haq Hani, Radiah Afifah, Tisyah, Nugy, penulis sampaikan terima kasih yang sangat mendalam. Sebab kalian adalah pelita yang selalu menemani dan mengjarkan penulis bagaimana arti dari ke-ikhlasan dalam hidup.

(14)

13 12. Gulam Bahri Imaduddin, S.H, terima kasih banyak sudah

mengajarkan bagaiamana cara menghargai proses dalam hidup.

Semoga kita tetap bisa berjalan bersama bertukar harapan sembari sarapan.

13. Bayu Yusya Uwaiz Al Khorni, Icsan Hasannudin, Murtada Muthari, M.Subhan Karantu, terima kasih sudah menjadi sodara yang selalu membantu penulis dalam segala hal-hal. Kalian adalah orang-orang hebat yang sudah membantu penulis berada di fase ini. Semoga kita tetap bisa berteman.

14. Ninda, Tarisa, Padma, Vivi terima kasih sudah menjadi adik yang tetap membantu penulis agar tetap bisa bertahan hidup meski banyak cobaan yang datang menghampiri penulis tapi kalian tetap menjadi pendengar yang paling tulus. Semoga kita bisa bertemu kembali dalam kisah dan cerita yang berbeda.

15. Terkhusus Rosana Sofia sekian dan terima kasih. Dah

16. Terkhusus Mia Febsetya bestiku Thank You Arigatho Gozaimazzz

17. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang, Komisariat Hukum UMM, yang namanya tidak dapat penulis sampaikan satu persatu. Kalian adalah orang-orang hebat yang mempunyai sumbangsih besar dalam proses perkuliahan penulis selama 4 (empat) tahun ini. Semoga kita diberikan jalan dalam mewujudkan mimpi yang selalu kita sebut dalam doa.

(15)

14 18. Keluarga Besar Ikatan Alumni Pesantren Immim Makassar PD

Malang, yang namanya tidak bisa penulis paparkan satu persatu, terima kasih atas dedikasinya selama di tanah rantau. Kalian sudah banyak membantu dan memberikan dorongan agar penulis tetap berusaha menyelesaikan apa-apa saja yang sudah dimulai. Semoga kita diberikan kesehatan dan jalan menuju kesuksessan.

Malang, Januari 2022 Fadel Mochamad

DAFTAR ISI

MOTTO………ii

(16)

15

KATA PENGANTAR………..v

DAFTAR ISI ………...x

BAB I ………...1

PENDAHULUAN……….1

A. Latar Belakang………...1

B. Rumusan Masalah………..7

C. Tujuan Penelitian………7

D. Manfaat Penelitian……….7

E. Kegunaan Penelitian………..8

F. Metode Penelitian………..8

G. Sistematika Penulisan ………12

BAB II ……….……….14

TINJAUAN PUSTAKA………..14

A. Kekuasaan Kehakiman………14

1. Makna Kekuasaan Kehakiman……….14

2. Independensi Kekuasaan Kehakiman………16

3. Penyelenggara Kekuasaan Kehakiman……….18

B. Mahkamah Konstitusi ………19

1. Tugas dan Peran Mahkamah Konstitusi………19

2. Asas Asas Mahkamah Konstitusi ………...21

3. Sistem Rekrutmen Hakim Konstitusi………22

C. Sistem Rekrutmen Hakim Konstitusi di Beberapa Negara………27

1. Sistem Rekrutmen Hakim Konstitusi di Hungaria……….29

2. Sistem Rekrutmen Hakim Konstitusi di Austria………..30

3. Sistem Rekrutmen Hakim Konstitusi di Korea Selatan………31

(17)

16

4. Sistem Rekruten Hakin Konsitusi di Jerman...32

BAB III………34

A. Pengaturan Seleksi Hakim Konstitusi ……….34

a) Pengaturan Seleksi Hakim Konstitusi Oleh Presiden………36

b) Pengaturan Seleksi Hakim Konstitusi Oleh DPR………...37

c) Pengaturan Seleksi Hakim Konstitusi Oleh Mahkamah Agung……….41

B. Implikasi Hukum Dari Sistem Seleksi Hakim Konstitusi Saat ini…44 a.Menimbulkan Ketidakpastian Hukum Yang Berujung Pada Inkompatibilita Pengaturan Seleksi Hakim Konstitusi Saat ini………..44

b.Menimbulkan Perbedaan Terhadap Kapasitas Hakim Konstitusi………..47

C. Desain Ideal Mekanisme Seleksi Hakim Konstitusi Dalam Mewujudkan Prinsip Freedom And Impartial Judiciary……….51

1. Seleksi Hakim Konstitusi Melalui Tim Ahli Oleh Masing-masing Lembaga yang Mengusulkan Hakim Konstitusi………52

2. Seleksi Hakim Konstitusi Melalui Tahapan fit and proper test Satu Pintu………...58

BAB IV………..64

PENTUTUP………...64

A. Kesimpulan………64

B. Saran………..65

INDEX………..72

(18)

17 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Andi Saputra, Tanpa Seleksi yang Transparan, Hakim Konstitusi Anwar Usman Dipertanyakan,

Bambang Sutiyoso, 2009, Tata Cara Penyelesaian Sengketa di Lingkungan Mahkamah Konstitusi, UII Press, Yogyakarta.

Feri Amsari. 2016. Pengisian Jabatan Hakim Agung dan Hakim Konstitusi.

Depok. PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.

Herbert Hausmaninger. 2003. The Austrian Legal Sistem.Wien. dalam Jimly Asshiddiqie. 2010. Model-model Pengujian Konstitutional di Berbagai Negara. Jakarta. Sinar Grafika.

Imam Anshori Saleh, 2014, Konsep Pengawasan Kehakiman, Setara Press, Malang

K Wantjik Saleh, 1977, Kehakiman dan Keadilan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

M. Nggilu. 2014.Teori dan Hukum Konstitusi (Perubahan Konstitusi yang Partisipatif dan Populis). Yogyakarta. UII Press.

Moh. Mahfud MD, 2010, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

Paisol Burlian. 2015. Sistem Hukum Di Indonesia. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Patah. Palembang

(19)

18 Saldi Isra, 2016, Pengisian Jabatan Hakim Agung dan Hakim Konstitusi,

Rajawali Press, Jakarta,.

Taufiqurrohman Syahuri, 2009, Sistem Rekrutmen Hakim Berdasarkan Tiga Undang Undang Bidang Peradilan Tahun 2009 Untuk Mewujudkan Peradilan Bersih, pkh.komisiyudisial.go.id, pdf. diakses pada 23 Oktober 2021

Zainal Arifin Hoesein, 2009, Judicial Review di Mahkamah Agung RI, Tiga Dekade Pengujian Peraturan Perundang undangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

Jurnal,Skripsi,Penelitian Ilmiah

Abraham Adi Atmawinugraha, “Mekanisme Pemilihan Hakim Konstitusi Oleh Mahkamah Agung”, Skripsi Sarjana Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2014.

Ahmad Fadlil Sumadi. 2011. “Independensi Mahkamah Konstitusi”, Jurnal Konstitusi, Volume 8, Nomor 5.

Cora Hoexter. 2018. The Judicial Service Commission: Lessons from South Africa dalam Graham Gee and Erika Rackley (ed), Debating Judicial Appointments in an Age of Diversity, Routledge, London, dalam Iwan Satriawan. 2021. Implikasi Mekanisme Seleksi Terhadap Independensi dan Integritas Hakim Konstitusi di Indonesia. Jurna IUS Kajian Hukum dan Keadilan. Vol. 9.No 3

Edmund Burke dalam Danang Hardianto. 2014. Hakim Konstitusi Adalah Hati dalam Tubuh Mahkamah Konstitusi. Jurnal Konstitusi. Vol 11 No. 2.

(20)

19 Fence M. Wantu dkk. 2021. Proses Seleksi Hakim Konstitusi : Problematika dan Model Ke Depan (Constitutional Judge Selection Process : Problems and Future Models. Jurnal Konstitusi Vol 18 No. 2. Sekretariat Jendral Mahkamah Konstitusi. Jakarta.

Firman Floranta Adonara. 2015. Prinsip Kebebasan Hakim dalam Memutus Perkara Sebagai Amanat Konstitusi. Jurnal Konstitusi Vol. 12 No. 2.

Indramayu, et,al, “Rekonseptualisasi Seleksi Hakim Konstitusi Sebagai Upaya Mewujudkan Hakim Konstitusi Berkualifikasi”, Journal Lentera, Volume 4, No. 1 Tahun 2017,

Iwan Setiawan. 2021. Implikasi Mekanisme Seleksi Terhadap Independensi Dan Integritas Hakim Konstitusi di Indonesia. Jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan. Vol-9.

Lord Lloyd dalam Mirza Satria Buana. 2010. Hubungan Tarik-Menarik Antara Asas Kepastian Hukum (Legal Certainpi) Dengan Asas Keadilan (Substantial Justice) Dalam Putusan-Putusan Mahkamah Konstltusi. Tesis Magister Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Mario Julyanp. 2019. Pemahaman Terhadap Asas Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran Positivisme Hukum. Jurnal Crepido Vo. 01. No. 01.

Meirina Fajarwati, 2016, Reformulasi Proses Rekrutmen Hakim Mahkamah Konstitusi Indonesia, jurna media pembinaan hukum nasional,Vol 2 No.

34

(21)

20 Mira Fajriyah. 2015. “Refraksi dan Alinasi Pengangkatan Hakim Konstitusi”, Jurnal Konstitusi, Vol 12, No 2. Sekretariat Jendral Mahkamah Konstitusi.

Jakarta Hal.

Muchamad Ali Safa’at, Seminar Nasional : Pengisian dan Masa Jabatan Hakim Konstitusi (Universitas Jember, 2016)

Ni’matul Huda. 2013. Problematika Subtantif Perppu Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Mahkamah Konstitusi. Jurnal Konstitusi. Vol. 10 No. 4.

Rosita Indrayati. 2017. Rekonseptualisasi Seleksi Hakim Konstitusi Sebagai Upaya Mewujudkan Hakim Konstitusi yang Berkualifikasi. Jurnal Lentera Hukum Vol 2 No. 2.

Sahel Muzzammil. 2019. Pengaturan Mekanisme Perekrutan Hakim Konstitusi di Indonesia dalam Peraturan Perundang-Undangan. Skripsi. Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

Shanti Dwi Kartika. 2017. “Seleksi Untuk Pengangkatan Hakim Konstitusi”.

Majalah Info Singkat Hukum. Volume. IX, Nomor. 06/II/Puslit.

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta UI Press Cet. 3.

Sutan Sorik. 2018. Eksistensi Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (Studi Keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi Nomor 01/MKMK/X/2013). Jurnal Konstitusi. Vol. 25 No.3

Winda Wijayanti. 2015. Transparansi dan Partisipasi Publik dalam Rekrutmen Calon Hakim Konstitusi. Vol. 12 No. 4 Mahkamah Konstitusi.

(22)

21 Zihan Syahyani. 2014. Pembaharuan Hukum dalam Sistem Seleksi dan Pengawasan Hakim Konstitusi. Skripsi. Fakultas Hukum. Universitas Brawijaya.

Internet

Andi. 2013. SBY Angkat Patrialis Akbar Sebagai Hakim Konstitusi.

https://nasional.tempo.co/read/500817/sby-angkat-patrialis-akbar-jadi- hakim-konstitusi/full&view=ok. Diakses tanggal 20 Desember 2021.

Dian Rositawati. Analisis Persoalan Seleksi Hakim dalam Putusan MK:

Distribusi atauSentralisasi?.

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt561779b5d4d5a/analisis- persoalan-seleksi-hakim-dalam-putusan-mk-distribusi-atau-sentralisasi.

Diakses pada 06 Oktober 2021

Edwin Firdaus. KY: Hakim MK dari MA Berpotensi Tak Penuhi Persyaratan.

https://www.tribunnews.com/nasional/2014/12/03/ky-hakim-mk-dari-ma- berpotensi-tak-penuhi-persyaratan. Diakses tanggal 6 Oktober 2021 http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?website.Profile. Sejarah MK,

diakses tanggal 4 agustus 2018.

https://news.detik.com/berita/d-3182850/tanpa-seleksi-yang-transparan-hakim- konstitusi-anwar-usman-dipertanyakan. Diakses tanggal 05 Oktober 2021 Soekmawidjaya Devi Gunawan, 2012, “Kekuasaan Kehakiman”,

http://digilib.uinsgd.ac.id. diakses tanggal 23 Oktober 2021

Taufiqurrohman Syahuri, 2009, Sistem Rekrutmen Hakim Berdasarkan Tiga Undang Undang Bidang Peradilan Tahun 2009 Untuk Mewujudkan

(23)

22 Peradilan Bersih, pkh.komisiyudisial.go.id, pdf. diakses pada 23 Oktober 2021

Peraturan Perudang-undangan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang No. 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi

Undang-undang No.27 Tahun 2020 Mahkamah Konstitusi

(24)

23 SERTIIKAT PLAGIASI

Referensi

Dokumen terkait

In order to get the data, a translation task was applied in this study. 20 native Indonesian students consisting of 13 females and 7 males were involved in the

Indonesia mengenai bahasa Indonesia. Fenomena negatif yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia yaitu 1) banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga

Definisi : Suatu keadaan pada seorang perokok yang telah mengalami toleransi terhadap dosis tertentu nikotin, yang menimbulkan gejala putus nikotin ketika

Pada penelitian ini jenis penyakit yang dapat dideteksi sebanyak 8 penyakit dan 46 gejala yang mengiringinya.menggunakan metode Dempster-shafer dengan masukan gejala

Maka pesantren dengan semangat pemberdayaan merupakan salah satu contoh konkret dari upaya pesantren yang tidak hanya konsentrasi dalam pengembangan keilmuan Islam akan

dalam bentuk diktat, buku ajar, modul, atau materi lain dalam bentuk soft_file. • Bahan ajar juga bisa berupa

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

3 Dan dalam hal ini pasangan yang mengikuti program bayi tabung memiliki penyakit impoten (suami). Dalam usaha memperoleh keturunan dilakukan dengan cara pemberian