Self-Awareness dan Self-Management Mahasiswa dalam Mengikuti Pembelajaran Praktikum Selama Masa Pandemi Covid-19
Lolang Maria Masi¹, Imanuel Lohmay², Febriana³, Fabiola Verniati Jemadun4, Juliantary Anggelic Deni Radja5
Program Studi Bimbingan Konseling, Universitas Nusa Cendana, Indonesia1,2,3,4,5 E-mail : [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3,
[email protected]4, [email protected]5
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan hubungan antara self-awareness dan self-management mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana dalam melaksanakan pembelajaran praktikum selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan multimethology yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Teknik analisis data yaitu analisis korelasi product moment. Lima puluh delapan mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusa Cendana sebagai sampel dalam penelitian ini. Teknik pemilihan sampel menggunakan sampel acak sederhana.Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket Self-awareness dan pengelolaan diri menggunakan google form serta pelaksanaan diskusi FGD (Focus group Discussion) secara daring dengan memanfaatkan aplikasi Zoom. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat dan positif antara self awaraness (variabel X) dan pengelolaan diri (variabel Y) dari hasil analisis korelasi sederhana (r) yaitu 0,699. Hal ini berindikasi bahwa semakin tinggi self awaraness maka semakin tinggi pula pengelolaan diri mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran praktikum secara daring dimasa pandemic Covid-19. Hasil analisis FGD yaitu mahasiswa yang memiliki kesadaran diriyang tinggi maka akan mampu mengelola diri seperti pikiran, perasaan dan sikap dengan baik pula.
Kata Kunci: Self-awareness, Self-Management, pembelajaran praktikum, pandemi covid-19.
Abstract
This study aims to describe the relationship between self-awareness and self-management of the students of Guidance and Counseling Department of the Faculty of Teacher Training and Educational Sciences at Nusa Cendana University in participating in practicum learning during the Covid-19 pandemic. A mixed-method, namely quantitative and qualitative methods, was employed in this study. The data analysis technique used in this study was the correlation analysis of product-moment. There were 58 students of the Guidance and Counseling Department at Nusa Cendana University taken as samples in this study. The sample selection technique used in this study was simple random sampling. Meanwhile, the data collection was carried out by distributing self-awareness and self-management questionnaires using google forms and conducting Focus group Discussion (FGD) using Zoom application. The results of this study indicated that based on the results of simple correlation analysis (r), it is confirmed that the correlation between self-awareness (variable X) and self-management (variable Y) is 0.699. This shows that there is a strong relationship between self-awareness (variable X) and self-management (variable Y) even though the trend of the relationship is positive since the value of r is positive. This indicates that the higher the self-awareness, the higher the self-management of students in participating in online practicum learning during the Covid-19 pandemic. The results of the FGD analysis showed that students who have high self-awareness will be able to manage themselves (self-management) such as thoughts, feelings, and attitudes.
Keywords: Self-Awareness, Self-Management, Practicum Learning, the Covid-19 Pandemic.
Copyright (c) 2022 Lolang Maria Masi, Imanuel Lohmay, Febriana, Fabiola Verniati Jemadun, Juliantary Anggelic Deni Radja
Corresponding author
Email : [email protected] ISSN 2656-8063 (Media Cetak)
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.2972 ISSN 2656-8071 (Media Online)
PENDAHULUAN
Penyesuaian dalam pelaksanaan pembelajaran daring masih terus dilaksanakan oleh para mahasiswa selama masa pandemi covid-19. Self-awareness dan self-management merupakan aspek penyesuaian yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran praktek secara daring. Self-awareness merupakan kesadaran diri seseorang yang mampu memahami, menerima dan mengelola seluruh potensi untuk pengembangan hidup di masa depan (Goleman, 1995). Self awareness ialah pemahaman akan potensi diri dan keterbatasan diri sendiri serta faktor-faktor dan situasi yang dapat memunculkan emosi dalam diri sehingga seseorang dapat mengelolah emosi dan perilakunya serta dapat memedulikan orang lain dengan lebih baik.
Self-awareness (kesadaran diri) adalah wawasan kedalam atau wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkahlaku sendiri atau pemahaman diri sendiri. Kesadaran diri (self awareness) adalah keadaan dimana individu dapat memahami diri sendiri (pikiran, perasaan, dan evaluasi diri) dengan tepat (Maharani &
Mustika, 2016). Individu yang memiliki self awareness yang baik maka ia mampu menguasai diri dan membaca situasi sosial dalam memahami orang lain serta mengerti harapan orang lain terhadap dirinya.
Selain itu juga dibutuhkan self-management (pengelolaan diri) yang merupakan kemampuan individu dalam mengatur dan mengelola diri. Self Management (pengelolaan diri) berarti mengatur semua hal dalam hidup, baik waktu, keputusan, kepentingan, aktivitas, dan kesepadanan jasmani dan psikis. Dengan demikian dalam berbagai segi kehidupan pribadi agar terus berkembang untuk mencapai hal-hal yang baik, individu dapat memotivasi diri sendiri, mengelola semua elemen pribadi serta mengelola semua potensi. (Jazimah, 2014); (Herawati, 2016).
Penelitian (Qomariyah, 2011) menunjukkan bahwa Self Management dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Penelitian Zahrifah dan Darminto (2011) menunjukkan bahwa strategi pengelolaan diri efektif untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Kamal Bangkala. Penelitian Kusnadi (2012) menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan penerapan bimbingan self management terhadap tingkat kemandirian siswa dalam belajar di SMP Negeri 33 Makasar.
Berlakunya protokol kesehatan di masa pandemi, perkuliahan praktikum secara tatap muka tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Mata kuliah praktikum termasuk mata kuliah yang cukup sulit untuk dipelajari dan mengandung banyak muatan kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan pribadi. Kesulitan mahasiswa terkait dengan unsur komunikasi, wawasan dan keterampilan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, serta kepribadian ataupun soft skill yang dimiliki mahasiswa. Strategi pembelajaran yang selama ini digunakan dalam mata kuliah praktikum adalah Student Centered Learning dengan beberapa metode diantaranya adalah: Ekspository, cooperative learning, discustion, discoveri learning dan simulation.
Namun demikian karena kondisi pandemi COVID-19 maka proses pembelajaran yang tadinya dilaksanakan dalam ruang kelas (real lassroom) maupun praktek langsung disekolah beralih ke pembelajaran dalam jaringan (daring). Dalam pelaksanaan pembelajaran secara online, ada banyak hal yang terjadi tidak sebagaimana mestinya seperti yang terjadi pada mahasiswa maupun dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusa Cendana, misalnya ada mata kuliah praktikum yang harus mendapatkan bimbingan secara langsung oleh dosen, namun tidak lagi demikian. Dalam proses pelaksanaan praktikum secara daring tidak semua mahasiswa yang terlibat aktif melaksanakan praktik secara daring. Terhambat oleh jaringan internet mengakibatkan respon mahasiswa menjadi lambat selama praktik konseling, proses pembelajaran daring dan mengumpulkan tugas praktikum yang diberikan dosen, dan juga ada mahasiswa yang tidak mengumpulkan semua tugas yang diberikan karena terkendala jaringan dan paket data. Kendala lainnya adalah tugas berupa video praktik tidak sejalan dengan instruksi yang diberikan dosen, tidak memberikan
yang terbaik dalam mengerjakan tugas praktikum, bahkan bersikap apatis dengan menganggap yang terpenting sudah hadir di e-learning dan video praktik teman lain sudah cukup bagi mereka. Berdasarkan permasalahan di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa kurang memiliki kesadaran diri (self-awaraness) dan pengelolaan diri untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran daring yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 dalam pelaksanaan pembelajaran praktikum, yang mengakibatkan hasil belajar tidak optimal, dimana nilai tugas, ujian tengah semester dan ujian akhir semester dibawah nilai rata-rata.
Sangat penting mahasiswa memiliki kemampuan mengelola diri terutama dalam pembelajaran praktikum yang dilakukan secara daring. Hal ini memungkinkan agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan transformasi pembelajaran dari kelas dan laboratorium ke sistem daring yang diharapkan dapat membangun kreativitas, mengasah skill, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi dengan teknologi.
Kesadaran diri (self awaraness) juga diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk bisa mencapai kemampuan dalam mengikuti dan memahami serta memiliki keterampilan dalam pembelajaran praktikum.
Mahasiswa akan sadar dan memberikan perhatian penuh tanpa menghakimi terhadap pengalaman di dalam maupun di luar dirinya apabila mahasiswa memiliki rasa kesadaran yang baik. Kondisi kesadaran ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk bertahan dalam menghadapi segala tuntutan akademik dan non- akademik maupun mengembangkan potensi, terutama pada pembelajaran praktikum.
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk menggali hubungan antara kesadaran diri dan pengelolaan diri pada mahasiswa program studi Bimbingan Konseling dalam mengikuti pembelajaran praktikum secara daring agar mahasiswa dapat memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, penting untuk membina kemampuan pengelolaan diri dan kesadaran diri agar mahasiswa mampu beradaptasidengan perubahan yang terjadi secara cepat untuk mencapai keberhasilan dalam hidup terkhususnya pembelajaran praktikum pada semester selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan multimethology yaitu kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan analisis korelasi product moment. Sedangkan data kualitatif menggunakan analisis deskripsi data hasil FGD (Focussed Group Discussion). Mahasiswa semester V Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana, yang berjumlah 133 siswa adalah populasi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel acaksederhana, karena mahasiswa sudah mengikuti mata kuliah Teknik Laboratorium Konseling Individual.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 mahasiswa. Pegambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan menggunakan kuesioner (angket). Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti terhadap dua variabel yaitu kesadaran diri (self awaraness) dan pengelolaan diri.
Kuesioner ini menggunakan skala likert dan telah melalui uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 24.
Sebelum angket tersebut diberikan kepada sampel, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 49 responden melalui google form untuk mengukur validitas maupun reliabilitas instrumen. Uji validitas menggunakan analisis Korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 49, maka didapat r tabel sebesar 0,282. Hasil analisis, nilai r hitung lebih besar r tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut valid. Uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Dari hasil analisis didapat nilai Alpha sebesar 0, 843 untuk variabel kesadaran diri (self awaraness) dan nilai Alpha sebesar 0, 775 untuk variabel pengelolaan diri (self
management). Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 49, didapat sebesar 0,282 karena nilainya lebih dari 0,282 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliabel.
Instrumen yang valid dibagikan kepada sampel berjumlah 58 mahasiswa melalui google form untuk diisi kemudian dilakukan uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas (One Sample Kolmogorov- Smirnov) dan uji linearitasdengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05 selanjutnya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana (Uji t) dengan menentukan hipotesis, menentukan tingkat signifikansi, menentukan t hitung, menentukan t tabel, membandingkan t
hitung dengan t
tabelkemudian dilakukan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 58 responden, terkait kesadaran diri (self awaraness) dan pengelolaan diri mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran praktikum selama masa pandemi covid-19. Hasil analisis masing-masing indikator sebagai berikut:
Self-Awaraness
Skala pengukuran self awaraness (variabel X) terdapat 22 item valid dengan skor terendah 22 (1x22) dan 88 (4x22), maka rangennya adalah 88-22=66. Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai 𝜎 =666 = 11 dan untuk mean adalah 22x3= 66. Nilai standar deviasi dan nilai mean sudah ditemukan, maka dapat menentukan batas-batas kategorisasi rendah, sedang, dan tinggi. Sehingga skor instrumen penelitian dapat diklasifikasi persentase gambaran umum self awaraness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana, dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Interval Self Awaraness
Rentang Skor Kategori N Persen (%)
X < 55 Rendah 2 3,4
55 ≤ X < 77 Baik 52 89,7
77 ≤ X Sangat baik 4 6,9
Jumlah 58 100
Keterangan X= skor
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana yang memiliki self awaraness rendah sebanyak 3,4%, kategori baik sebanyak 89,7% dan 6,9% mahasiswa berada dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, dapat diketahui self awaraness mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana semester V dalam pelaksanaan pembelajaran praktikum secara daring adalah sedang.
Pengelolaan Diri
Skala pengukuran pengelolaan diri (variabel Y) terdapat 20 item dengan skor terendah 20 (1x20) dan 80 (4x20), maka rangennya adalah 80-20=60. Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai 𝜎 =
60
6 = 10 dan untuk mean adalah 20x3= 60. Nilai standar deviasi dan nilai mean sudah ditemukan, maka dapat menentukan batas-batas kategorisasi rendah, sedang, dan tinggi. Sehingga skor instrumen penelitian dapat diklasifikasi persentase gambaran umum self awaraness mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana, dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 2. Interval Self Management
Rentang Skor Kategori N Persen (%)
X < 50 Rendah 5 8,6
50 ≤ X < 70 Baik 52 89,7
70 ≤ X Sangat baik 1 1,7
Jumlah 58 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana yang memiliki pengelolaan diri rendah sebanyak 8,6%, berada dalam kategori baik sebanyak 89,7% dan berada dalam kategori sangat baik sebanyak 1,7%. Oleh karena itu, dapat diketahui pengelolaan diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana semester V dalam pelaksanaan pembelajaran praktikum secara daring adalah sedang.
Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis Korelasi perlu dilakukan uji normalitas dan uji linearitas, sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas akan dilketahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila pengujian normal, maka hasil perhitungan statistik dapat digeneralisasikan pada populasinya. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro- Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Self Awaraness 0.075 58 .200* 0.988 58 0.856
Self Management 0.105 58 0.179 0.989 58 0.87
Dari hasil diatas kita lihat pada kolom kolmogorov-smirnova dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk Self Awaraness sebesar 0,200 dan; untuk Self Managementsebesar 0,179. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel Self Awaraness dan Self Management berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian pada SPSS 24.0 for windows (Statistical Product and Service Solution) dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variable dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Deviation from Linearity) lebih dari 0,05.
Tabel 4. Hasil Test for Linearity
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Self
Management
* Self Awaraness
Between Groups
(Combined) 1296.859 23 56.385 2.813 .003
Linearity 966.713 1 966.713 48.235 .000 Deviation from
Linearity
330.146 22 15.007 .749 .759
Within Groups 681.417 34 20.042
Total 1978.276 57
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikan pada Deviation from Linearity sebesar 0,759.
Karena signifikan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel Self Awaranessdan pengelolaan diri terdapat hubungan yang linear.
Uji normalitas dan uji linearitas telah dilakukan, telah memenuhi syarat untuk melakukan analisis korelasi, maka selanjutnya akan dilakukan analisis korelasi sederhana dan pengujian hipotesis, sebagai berikut:
Agar tujuan penelitian dapat dicapai maka dilakukan uji hipotesis untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan diawal penelitian. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis alternatif (Ha): Ada hubungan antara Self Awaraness (variabel X) dan pengelolaan diri (variabel Y).
Tabel 5. Analisis Korelasi (BivariatePerson) antara Self Awaraness (variabel X) dan Self Management (variabel Y)
Correlations
Self Awaraness Self Management
Self Awaraness Pearson Correlation 1 .699**
Sig. (2-tailed) .000
N 58 58
Self Management Pearson Correlation .699** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 58 58
(Sugiyono, 2010) membuat sebuah pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah 0,40 – 0,599 = cukup kuat
0,60 – 0,799 = kuat 0,80 – 1,000 = sangat kuat
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara Self Awaraness (variabel X) dan pengelolaan diri (variabel Y) adalah 0,699. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Self Awaraness (variabel X) dan pengelolaan diri (variabel Y). Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi Self Awaraness maka pengelolaan diripun semakin meningkat.
Analisis FGD
Melalui FGD, mahasiswa menyadari bahwa dengan mengelola emosi dan perilaku dengan baik, menyadari potensi diri, memiliki sikap mandiri, membuat keputusan dengan tepat, bijak dalam mengungkapkan ide, emosi dan keyakinan serta dapat mengevaluasi dan mengoreksi diri untuk perubahan diri yang lebih baik, dapat menolong mahasiswa untuk mendorong diri sendiri dalam mencapai tujuan yang cita-citakan, menolong mahasiswa mengelola semua pikiran, tenaga, waktu, tempat dan sumberdaya lainnya sehingga tercapai pribadi yang tangguh dan berkembang secara optimal. Selain itu juga dapat membantu mahasiswa untuk memiliki pengendalian diri dan disiplin diri, dalam melaksanakan berbagai hal berdasarkan skala prioritas terkhususnya dalam mengikuti pembelajaran praktikum selama masa pandemi Covid-19.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan analisis data dilaksanakan secara bertahap didahului melalui uji asumsi terlebih yang meliputi uji normalitas, linearitas, korelasi serta analisis FGD. Berdasarkan uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai signifikansi untuk Self Awaraness sebesar 0,200 dan untuk pengelolaan diri sebesar 0,179 lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data pada variabel Self Awaraness dan pengelolan diri berdistribusi normal.
Selanjutnya, hasil analisis dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai Deviation from Linearity sebesar 0,759 lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa antara variabel Self Awaraness dan pengelolaan diri terdapat hubungan yang linear. Hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kesadaran diri (self-awaraness) dan pengelolaan diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana dalam mengikuti pembelajaran praktikum selama masa pandemi covid-19. Hasil ini menunjukkan bahwa semua indikator kesadaran diri (self awaraness) memiliki hubungan positif dan signifikan dengan semua aspek pengelolaan diri.
Hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara self awaraness (variabel X) dan pengelolaan diri(variabel Y) yaitu 0,699. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara self awaraness (variabel X) dan pengelolaan diri (variabel Y). Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif.
Hal ini berindikasi bahwa semakin tinggi self awaraness maka semakin tinggi pula pengelolan diri mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran praktikum secara daring selama masa pandemic Covid-19.
Menjaga keamanan dan keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik hampir oleh seluruh institusi pendidikan memberlakukan pembelajaran daring (Degeng, 2021). Berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan juga terjadi selama pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 yang diberlakukan diseluruh wilayah Indonesia sampai saat ini (Radyati, 2020). Diantaranya merosotnya prestasi belajar mahasiswa disebabkan karena kesulitan dalam belajar yang dialamai oleh mahasiswa, sulit memahami materi perkulihan yang disampaikan oleh dosen, karena malas dalam belajar dan melaksanakan perkuliahan tidak mengerjakan tugas, mahasiswa cenderung tidak berkonsentrasi sehingga tidak dapat menguasai materi, tidak bersemangat,
dan mengabaikan tugas yang diberikan (Putri et al., 2021) begitu pula pembelajaran praktikum yang terjadi di program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana.
Tidak hanya dibutuhkan strategi pembelajaran dosen yang inovasi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran praktikum akibat pandemi covid-19 tapi juga ditentukan oleh soft skill mahasiswa yang baik yaitu kesadaran diri (self awaraness) dan pengelolaan diri.
Kesadaran diri (self awareness) merupakan ”modal dasar” konselor dalam menjalankan tugas.
Pemahaman diri sendiri merupakan suatu kondisi yang diperlukan sebelum memulai proses pemahaman terhadap orang lain(Flurentin, 2012). Kesadaran diri adalah pokok yang penting untuk menunjukkan kejelasan dan pemahaman tentang perilaku diri. Self-awareness atau kesadaran diri bukan hanya peka terhadap diri dan emosinya, tetapi juga peka pada keadaan, lingkungan termasuk pada orang lain(Akbar et al., 2018). Kesadaran diri memungkinkan kita untuk memiliki pergerakan atas kemauan sendiri, sehingga kita dapat mengarahkan atensi dan perilaku kita kepada aspek-aspek dalam lingkungan yang akan menimbulkan hasil akhir yang lebih baik(Shintia & Taufik, 2018). Orang yang memiliki kesadaran diri yang tinggi memiliki sikap positif di dalam menjalani kehidupan. Dia memiliki pikiran positif (positive thinking) di dalam menilai sebuah fenomena kehidupan betapapun buruknya fenomena tersebut dimata orang lain(Akbar et al., 2018).
Hasil wawancara melalui FGD bersama mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Undana semester V, diperoleh informasi bahwa dengan memiliki kesadaran diri (self awareness) yang baik, mahasiswa menyadari bahwa dengan mengelola emosi dan perilaku dengan baik, menyadari potensi diri, memiliki sikap mandiri, membuat keputusan dengan tepat, bijak dalam mengungkapkan ide, emosi dan keyakinan serta dapat mengevaluasi dan mengoreksi diri untuk perubahan diri yang lebih baik, misalnya mahasiswa lebih bersunguh-sungguh dalam mengikuti perkuiahan praktikum, berusaha untuk membuat video praktek yang bagus, lebih terampil mempraktekkan teknik- teknik konseling, terampil membuat skenario praktikum, lebih terampil mengatur letak kamera untuk mendapat kualitas audio dan video yang bagus, lebih mempersiapkan paket data dan baterai hp/laptop, mandiri dalam mengadakan sumber belajar dan mengerjakan tugas, lebih terampil menyampaikan pendapat dan berani untuk dikritik serta mampu mencari solusi untuk mengatasi setiap situasi buruk yang terjadi.
Selain kesadaran diri (self awaraness), juga dibutuhkan pengelolaan diri yang baik. Pengelolaan diri adalah upaya pribadi untuk merencanakan, memfokuskan, dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan belajar akan lebih sistematis dengan adanya pengelolaan diri yang baik sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Terdapat kekuatan psikologis untuk menginstruksikan individu dalam membuat pilihan, menentukan keputusan dan menemukan cara yang efektif untuk mencapai tujuannya (Elvina, 2019). Lain halnya bagi mahasiswa yang tidak memiliki pengelolaan diri yang baik, maka akan menyebabkan prestasi akademik menjadi rendah (Nurwijaya, 2019). Individu dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak baik jika individu mampu mengendalikan pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, dan memotivasi individu untuk meningkatkan diri melaksanakan hal yang benar dan baik.
Pengelolaan diri adalah sebuah proses perubahan “totalitas diri” baik itu dari segi intelektual, emosional, spiritual, dan jasmani agar apa yang kita inginkan dapat tercapai. Kemampuan mengelola diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku disiplin belajar mahasiswa (Hidayat, 2017). Pengelolaan diri dalam belajar merupakan suatu kemampuan yang berkaitan dengan keadaan diri sendiri dan ketrampilan individu dalam mengarahkan tingkah lakunya sendiri untuk belajar dengan memanipulasi stimulus dan respon baik internal maupun eksternal (Rismanto, 2016). Hasil penelitian (Bachtiar, 2022), menunjukkan bahwa kesiapan dan sikap mahasiswa telah terbukti mempengaruhi tingkat keterlibatan mereka dalam pembelajaran online. Juga penelitian yang dilakukan oleh (Leobisa et al., 2022), menunjukan bahwa mahasiswa perlu meningkatkan disiplin dan motivasi belajar sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap prestasi akademik. Hal ini menunjukan bahwa kesiapan, sikap, disiplin dan motivasi diri mahasiswa terkait dengan
kesadaran diri (self awareness) dan pengelolan diri (self management) mahasiswa yang baik akan berdampak pada hasil belajar mahasiswa.
Hasil wawancara melalui FGD bersama mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana semester V, diperoleh informasi bahwa dengan memiliki pengelolaan diri (self management) yang baik, mahasiswa mampu mendorong diri sendiri untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan, membantu mahasiswa mengelola pikiran, waktu, tenaga, tempat dan semua potensi lainnya sehingga tercapai efisiensi pribadi. Selain itu juga dapat membantu mahasiswa mendisiplinkan diri dan mengendalikan diri untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan prioritas serta mengembangkan diri secara maksimal dalam berbagai hal terkhususnya dalam mengikuti pembelajaran praktikum selama masa pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari kemampuan mahasiswa dalam medorong dirinya untuk mengatur jadwal belajar, berkonsentrasi dalam perkuliahan dan mengerjakan tugas secara maksimal, mengatur keuangan, tidak terpengaruh oleh ajakan teman untuk membelanjakan hal yang bukan kebutuhan, mampu mengendalikan diri tidak bermain game online dan menonton film, aktif berpartisipasi dalam perkuliahan maupun mengerjakan tugas, serta mampu mengembangkan diri dengan berlatih teknik- teknik konseling diluar jam perkuliahan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 58 atau 89,7% responden memiliki kesadaran diri (self awaraness) kategori baik dalam melaksanakan perkuliahan praktikum selama masa pandemi covid-19, demikian juga pengelolaan diri (self management) yaitu 58 atau 89,7% responden memiliki manajemen diri kategori baik. Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara self awaraness (variabel X) dan selfmanagement (variabel Y) yaitu 0,699. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara self awaraness (variabel X) dan pengelolaan diri (variabel Y). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara kedua variabel tersebut dan semakin meningkat kesadaran diri (self awaraness) maka semakin meningkat pula pengelolaan diri (self management) mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana dalam mengikuti perkuliahan praktikum selama masa pandemi covid-19.
Mahasiswa yang memiliki kesadaran diri (self awareness) yang baik maka akan mampu mengelola diri (self management) seperti pikiran, perasaan dan sikap dengan baik pula. Pegetahuan akan kemampuan dan keterbatasan diri yang baik mampu mendorong dirinya untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi kehidupan pribadi secara optimal. Kesadaran diri dan pengelolaan diri yang baik membuat mahasiswa mampu mengarahkan setiap tindakannya kepada hal-hal positif terutama saat mengikuti pembelajaran praktikum secara daring. Mahasiswa dengan kesadaran diri yang baik, mampu memanajemen diri untuk berhasil dalam belajar, namun tidak adanya kesadaran diri dan manajemen diri untuk belajar dapat mempengaruhi hasil akademik terutama dalam pembelajaran praktikum yang dilakukan secara daring akibat pandemi covid-19.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kesadaran diri dan manajemen diri pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana semeter V dalam mengikuti kuliah/belajar daring.
Uji Korelasi pada kedua variabel dengan menggunakan korelasi product moment diperoleh hasil rxy = 0,699 dengan p < 0.05 yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kesadaran diri (self awaraness) dan pengelolaan diri (self management) mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana dalam melaksanakan pembelajaran praktikum selama masa pandemi covid-19. Hal ini berarti semakin tinggi kesadaran diri (self awaraness) maka semakin tinggi pula
pengelolaan diri (self management) mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran praktikum selama masa pandemi covid-19, dan sebaliknya semakin rendah kesadaran diri (self awaraness) maka semakin rendah pula pengelolaan diri (self management) mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran praktikum selama masa pandemi covid-19. Mahasiswa harus memiliki kesadaran diri (self awareness) yang tinggi maka agar mampu mengelola diri (self management) seperti pikiran, perasaan dan sikap dengan baik pula. Pegetahuan akan kemampuan dan keterbatasan diri yang baik mampu mendorong dirinya untuk berkembang, mengatur semua unsur kehidupan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan pada pimpinan Program Studi, Fakultas, dan Universitas Nusa Cendana yang telah memfasilitasi terlaksananya penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mahasiswa yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. Y. A., Amalia, R. M., & Fitriah, I. (2018). Hubungan Relijiusitas Dengan Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (Konseling) Uai. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 4(4), 265–270. Https://Doi.Org/10.36722/Sh.V4i4.304
Andrén, U. (2012). Self-Awareness And Self-Knowledge In Professions. Something We Are Or A Skill We Learn. Göteborg, Sweden: University Of Gothernburg.
Bachtiar. (2022). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesian High School Students ’ Readiness And Attitude Toward Online Learning : A Mixed Method Study. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 3289–3300. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V4i2
Bungin, B. (2010). Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Degeng, M. D. K. (2021). Daya Tarik Pembelajaran Sipejar Ditinjau Dari Sisi Locus Of Control Mahasiswa
Yang Berbeda Di Masa Pandemi Covid-19. 6(1), 10—16.
Http://Dx.Doi.Org/10.17977/Jptpp.V6i1.14368
Elvina, S. N. (2019). Teknik Self Management Dalam Pengelolan Strategi Waktu Kehidupan Pribadi Yang Efektif. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 3(2), 123.
Https://Doi.Org/10.29240/Jbk.V3i2.1058
Flurentin, E. (2012). Latihan Kesadaran Diri (Self Awareness) Dan Kaitannya Dengan Penumbuhan Karakter.
Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang, 1(1), 9–18.
Https://Doi.Org/10.21067/Jip.V1i1.472
Gie, L. (2000). Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. In Edisi Kedua (Vol. 2). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence Bantam Books. In New York.
Https://Psycnet.Apa.Org/Record/1995-98387-000
Herawati, T. (2016). Pengaruh Prosedur Kerja Dan Manajemen Diri Terhadap Keselamatan Kerja Pada Karyawan Pt. X. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(3), 447–455. Http://E- Journals.Unmul.Ac.Id/Index.Php/Psikoneo/Article/Viewfile/4106/2639
Hidayat, M. Y. (2017). Pengaruh Kemampuan Mengelola Diri (Self Management) Terhadap Kedisiplinan Belajar Dan Kreativitas Berpikir Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar. Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 4(1), 30–39.
Irwanto, J. (2006). Focused Group Discussion (Fgd): Sebuah Pengantar Praktis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jazimah, H. (2014). Implementasi Manajemen Diri Mahasiswa Dalam Pendidikan Islam. Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 6(2), 221–250. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.18326/Mdr.V6i2.221-250 Junaidi, M. (2010). Hubungan Antara Manajemen Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa
Aktivis Bem Di Lingkungan Iain Sunan Ampel Surabaya. Iain Sunan Ampel Surabaya.
Kusumaningrum, E., Dewi, N. K., & Jawa, L. B. (2016). Perbedaan Perilaku Prososial Dan Self Awareness Terhadap Nilai Budaya Lokal Jawa Di Tinjau Dari Jenis Kelamin Pada Siswa Sma Kyai Ageng Basyariyah Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Ilmiah Counsellia, 6(2), 17–30.
Leobisa, J., Namah, M. G., Agama, I., & Negeri, K. (2022). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 3301–
3309. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V4i3.2582
Maharani, L., & Mustika, M. (2016). Hubungan Self Awareness Dengan Kedisiplinan Peserta Didik Kelas Viii Di Smp Wiyatama Bandar Lampung. Konseli: Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 3(1), 57–62.
Nurwijaya, S. (2019). Hubungan Manajemen Diri Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone. Didaktika : Jurnal Kependidikan, 12(1), 88–102.
Https://Doi.Org/10.30863/Didaktika.V12i1.178
Paramita, A., & Kristiana, L. (2013). Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian Kualitatif. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 16(2), 117–127. Https://Core.Ac.Uk/Download/Pdf/233111569.Pdf
Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar Spss: Untuk Analisis Data Dan Uji Statistik.
Putri, Dkk. (2021). Jurnal Kependidikan:Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 7(3), 692–698. Https://Doi.Org/10.33394/Jk.V7i3.3574 Qomariyah, N. (2011). Efektivitas Pelatihan Self-Management Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi
Siswa Smp.(Tesis). In Disertasi Dan Tesis Program Pascasarjana Um. Http://Karya- Ilmiah.Um.Ac.Id/Index.Php/Disertasi/Article/View/16770
Radyati, A. (2020). Persepsi Mahasiswa Tentang E-Learning Google Classroom Berpengaruh Pada Minat Dan Motivasi Belajar. Teraputik Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 4(2), 88–93.
Https://Doi.Org/10.2653/Teraputik.42468
Rismanto. (2016). Meningkatan Self Management Dalam Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modelling. Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling, 2(1), 32–37.
Shintia, D., & Taufik, T. (2019). Hubungan Self Awareness Dengan Perilaku Cyberloafing Pada Pns Di Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Bukittinggi. Jurnal Riset Psikologi, 2019(1).
Strielkowski, W. (2020). Covid-19 Pandemic And The Digital Revolution In Academia And Higher Education. In Preprints (Vol. 1). Preprints. Https://Doi.Org/10.20944/Preprints202004.0290
Sugiyono, S (2014). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R & D. Bandung : Alfabet Sugiyono, S (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D. Alfabeta Bandung.
Ulfa, M., & Suarningsih, N. K. (2018). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Melalui Teknik Self Management Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Kelas Viii Smpn 1 Kapontori. Psikologi Konseling, 12(1), 120–132.