• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 27 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 27 Universitas Kristen Petra"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan bermaksud melihat pengaruh dari variabel strategic purchasing terhadap firm performance dengan information sharing dan buyer-supplier relationship sebaga variabel intervening. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif umumnya dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat dihitung secara matematik.

1.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas sering disebut sebagai stimulus, prediktor, atau antecedent.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab timbulnya variabel terikat / dependent variable (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini, variabel bebas penelitian yang digunakan yaitu Strategic purchasing.

3.2.2 Variabel Intervening

Variabel intervening didefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2015). Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini adalah information sharing dan buyer-supplier relationship.

3.2.3 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel tergantung sering disebut output, terikat, kriteria. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015). Variabel terikat pada penelitian ini yaitu Firm Performance.

1.3 Populasi Penelitian

Populasi yaitu generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk

(2)

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Target populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur dibidang farmasi (obat – obatan, tidak termasuk alat kesehatan, obat tradisional, dan kosmetika) yang berada di Jawa Timur. Total manufaktur yang menjadi populasi penelitian yaitu sebanyak 47 manufaktur yang berada di Jawa Timur. Data diperoleh dari Aplikasi Pemetaan Sarana Kefarmasian (http://apif.binfar.depkes.go.id).

1.4 Sampel Penelitian dan Teknik Sampling 1.4.1 Sampel

Sampel yaitu bagian dari populasi atau yang mewakili seluruh populasi yang menjadi objek penelitian. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan yaitu seluruh target populasi atau 42 perusahaan manufaktur farmasi yang berada di Jawa Timur. Responden penelitian ini yaitu minimal satu karyawan perusahaan farmasi yang bekerja pada departemen purchasing.

1.4.2 Teknik Sampling

Teknik sampling menurut Sugiyono (2015) terdiri dari dua jenis teknik yaitu sebagai berikut:

i. Probability sampling: adalah teknik pengambilan sampel yang member peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

ii. Non-probability sampling: adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel penelitian.

Teknik sampling yang digunakan penulis untuk menentukan sampel penelitian ini yaitu simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik sampling dimana sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

Dalam penelitian ini kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti dalam menentukan sampel yaitu sebagai berikut:

(3)

1) Sampel merupakan perusahaan industri farmasi (obat – obatan, tidak termasuk alat kesehatan, obat tradisional, dan kosmetika) yang berada di Jawa Timur dan memiliki departemen purchasing sendiri.

2) Responden penelitian yaitu karyawan perusahaan farmasi yang berada pada departemen purchasing.

1.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer, data yang diperoleh langsung dari sumber asli atau disebut juga nara sumber. Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari karyawan yang bekerja di departemen purchasing perusahaan manufaktur.

2. Data sekunder, data yang sudah tersedia dan bisa diperoleh melalui buku, internet, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

3.6 Metode Pengumupulan Data dan Skala Pengukuran

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner berskala likert yang diadopsi dari jurnal dengan rentang nilai 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju). Penyebaran kuesioner ke responden akan dilakukan berbasis internet dimana responden akan mengisi kuesioner secara online menggunakan google form untuk memudahkan peneliti dan responden dalam hal merekap hasil dan menghemat waktu dalam pengumpulan data.

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(1) Teknik Kepustakaan / Studi Pustaka

Teknik kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi atau data yang relevan dari literatur, jurnal, laporan penelitian, dan juga internet untuk membantu penelitian sebagai landasan teoritis.

(2) Penyebaran Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan sekumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan

(4)

variabel penelitian untuk diisi sesuai dengan persepsi responden. Prosedur pengumpulan data melalu kuesioner dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

 Kontak dari responden (salah satu karyawan dari departemen purchasing) sebelumnya dikumpulkan oleh peneliti dari data customer tempat peneliti bekerja, teman, dosen, dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dengan menanyakan siapa saja yang bekerja di industri farmasi dikawasan Jawa Timur.

 Kontak yang diperoleh dapat berupa nomor handphone, email, dan/ sosial media ID (Line, blackberry messanger, whatsApp).

 Kuesioner disebarkan melalui email dengan mengirimkan link online yang didapatkan dari google form langsung ke email pribadi responden atau email departemen purchasing dari perusahaan farmasi yang bersangkutan.

 Jika kuesioner yang telah dikirimkan melalui email tidak ditanggapi responden, maka selanjutnya peneliti melakukan follow- up dengan cara menghubungi langsung responden by phone atau mendatangi langsung perusahaan yang bersangkutan.

3.7 Definisi Operasional Variabel 3.7.1 Strategic Purchasing

Strategic purchasing pada penelitian ini diartikan sebagai proses manajemen yang menjadi panduan bagi aktivitas-aktivitas purchasing supaya selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan farmasi.

Berdasarkan Sanchez-Rodriguez (2009) strategic purchasing dapat diukur dengan keterlibatan departemen purchasing didalam proses perencanaan perusahaan, adanya rencana jangka panjang dari departemen purchasing, keselarasan strategi yang dimiliki departemen purchasing selaras dengan strategi perusahaan, adanya manager departemen purchasing yang merupakan bagian dari top level manajemen.

o Manager purchasing terlibat dalam proses perencanaan strategis perusahaan

(5)

o Departemen purchasing punya rencana jangka panjang (lebih dari 2 tahun)

o Strategi departemen purchasing selaras dengan strategi perusahaan o Manager purchasing punya posisi di top level manajemen

3.7.2 Information Sharing

Information sharing dalam penelitian ini didefinisikan sebagai proses pertukaran informasi diantara departemen purchasing dengan supplier.

Information sharing menurut Omar et al. (2010) diukur dengan:

a) Adanya pertukaran informasi antara departemen purchasing dengan supplier

o Ada pertukaran informasi antara departemen purchasing dengan supplier mengenai perubahan kebutuhan

o Ada pertukaran informasi antara departemen purchasing dengan supplier mengenai status pemesanan

o Ada pertukaran informasi antara departemen purchasing dengan supplier mengenai jadwal pengiriman

b) Adanya pengetahuan dan keinginan bertukar informasi yang dimiliki oleh departemen purchasing

o Departemen purchasing punya pengetahuan mengenai kapasitas pengiriman supplier

o Departemen purchasing mau bertukar informasi dengan supplier secara jujur

3.7.3 Buyer-Supplier Relationship

Buyer-supplier relationship dalam penelitian ini didefinisikan sebagai hubungan yang terjalin antara departemen purchasing dengan supplier. Menurut Mohanty & Gahan (2012) buyer – supplier relationship diukur dengan kepercayaan, komunikasi, power dependence, dan capacity & capability of supplier, yaitu sebagai berikut:

a) Adanya kepercayaan dari departemen purchasing terhadap supplier

o Departemen purchasing percaya supplier akan memenuhi

(6)

kesepakatan purchase order yang dibuat

o Departemen purchasing percaya terhadap informasi yang diberikan oleh supplier

b) Adanya komunikasi antara departemen purchasing dengan supplier

o Ada feedback dari departemen purchasing kepada supplier mengenai kinerja secara berkala

o Ada komunikasi antara departemen purchasing kepada supplier mengenai spesifikasi permintaan secara akurat

c) Adanya rasa toleransi antara departemen purchasing dengan supplier o Departemen purchasing dan supplier bersifat independent

(masing-masing tidak saling merugikan)

o Departemen purchasing dan supplier melakukan kegiatan yang saling mendukung (misalnya ketika departemen purchasing meminta reschedule jadwal pengiriman)

d) Adanya perlakuan khusus dari supplier bagi departemen purchasing yang menjadi pelanggannya

o Perusahaan supplier selalu memiliki stok persediaan yang lebih di gudang bagi departemen purchasing ketika terjadi permintaan yang tidak terduga

o Perusahaan supplier selalu dapat mengirimkan barang bagi departemen purchasing ketika terjadi permintaan yang tidak terduga

3.7.4 Firm Performance

Firm performance dalam penelitian ini didefinisikan sebagai keberhasilan kinerja perusahaan di bidang operasional yang diukur dengan kualitas, fleksibilitas, cost / price, dan delivery dependability.

o Perusahaan menghasilkan obat dengan kadar yang memenuhi standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

o Perusahaan mampu mengelolah persediaannya sehingga dapat memenuhi permintaan distributor obat

(7)

o Perusahaan mampu menekan biaya produksi sehingga terjadi efisiensi

o Perusahaan melakukan pengiriman kepada distributor obat tepat waktu

3.8 Rancangan Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu berupa pertanyaan dan pernyataan.

1. Kelompok pertanyaan mengenai demografi responden a. Jenis Kelamin

b. Usia

c. Lama Bekerja d. Nama Perusahaan e. Lokasi Perusahaan

2. Kelompok pernyataan meliputi pernyataan sehubungan dengan variabel bebas, variabel intervening, dan variabel terikat.

Hasil dari pertanyaan akan memberikan data berupa deskripsi dari data umum yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai responden.

3.9 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model kausalitas atau hubungan untuk menguji hipotesis yang diangkat. Pendekatan yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan path diagram yang memungkinkan untuk memasukkan semua observed variable sesuai dengan model teori yang dibangun. Dalam penghitungannya, program aplikasi yang digunakan adalah software SmartPLS.

Menurut Latan & Ghozali (2013) PLS memiliki keuntungan atau kelebihan sebagai berikut :

1. Mampu untuk menghandle model yang kompleks dengan multiple variabel eksogen dan endogen dengan banyak indikator.

(8)

2. Mampu untuk menangani masalah multikolonieritas antar variabel eksogen.

3. Hasil tetap reboust walaupun terdapat data noise dan data missing.

4. Menghasilkan variabel laten eksogen secara langsung dengan basis cross- product yang melibatkan variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi.

5. Dapat menangani konstruk dengan indikator reflective maupun formative.

6. Dapat digunakan pada jumlah sample kecil.

7. Tidak mensyaratkan data terdistribusi normal secara multivariate.

8. Dapat menangani variabel dengan tipe nominal, ordinal, dan continuous.

9. Masalah non-convergence dan indeterminasi faktor dapat diatasi.

10. Memiliki ketepatan prediktif yang akurat.

Analisa PLS terdiri dari 2 (dua) model yaitu model pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural (Structural model) atau sering disebut inner model (Latan & Ghozali, 2013).

Model pengukuran menunjukkan bagaimana variabel indikator atau manifest variabel merepresentasi variabel eksogen dan endogen untuk diukur. Sedangkan model struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel eksogen dan endogen. Jadi untuk mengestimasi model persamaan struktural, terlebih dahulu dilakukan model pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis model struktural (Latan & Ghozali, 2012).

3.9.1 Statistik Deskriptif

Dengan menggunakan metode statistik deskriptif, membantu untuk melihat dengan lebih jelas gambaran data yang akan diteliti secara lengkap dengan gambaran data secara umum melalui analisis mean dan frekuensinya.

Statistik deskriptif digunakan agar variabel lebih dikenal, begitu juga dengan sampel-sampel dalam penelitian. Pengukuran mean atau rata – rata, digunakan untuk mengukur nilai sentral atau pusat suatu distribusi data berdasarkan nilai rata-rata yang dihitung dengan cara membagi nilai hasil penjumlahan sekelompok data dengan jumlah data yang diteliti (Anshori & Iswati, 2009, p.117).

(9)

Setelah mean sudah diketahui, rentang skala diperlukan untuk menentukan kategori mean tersebut termasuk ke dalam kelas interval yang mana. Untung menghitung rentang skala, dapat memakai rumus (Durianto et al., 2004, p.43) sebagai berikut :

RS = m - n b Keterangan :

RS = Rentang skala pada interval kelas m = Skor tertinggi pada skala likert yaitu 5 n = Skor terendah pada skala likert yaitu 1 b = Jumlah interval kelas

Maka, rentang skala yang digunakan berentang : RS = 5 – 1 = 0,8

5

Dari rentang skala tersebut, maka dapat ditentukan pengkategorian nilai mean, sebagai berikut :

Tabel 3. Pengkategorian Mean

Mean Kategori

1,00 – 1,80 Sangat rendah

1,81 – 2,60 Rendah

2,61 – 3,40 Cukup

3,41 – 4,20 Tinggi

4,21 – 5,00 Sangat tinggi

Sumber : Durianto et al. (2004, p.43)

(10)

3.9.2 Konstruksi Diagram Path

Diagram path menunjukkan hubungan terhadap alur kausal antar variabel eksogen dan endogen. Hubungan-hubungan kausal yang ada merupakan justifikasi dari teori yang telah ada kemudian konsep tersebut divisualisasikan ke dalam gambar sehingga lebih mudah dipahami.

Gambar 4. Diagram Path

3.9.3 Evaluasi Outer Model

Model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai validitas dan reabilitas konstruk. Jika konstruk yang dioperasionalisasi berbentuk reflektif maka untuk mengevaluasi outer model dapat dilakukan melalui validitas isi (content validity), validitas convergent dan validitas diskriminan dari indikator pembentuk konstruk laten serta indicator reability, composite reability dan cronbach alpha atau blok indikatornya. Sedangkan jika konstruk yang dioperasionalisasi berbentuk formatif maka untuk mengevaluasi outer model dapat dilakukan melalui substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi t-statistik dari indikator konstruk tersebut melalui prosedur resampling (Latan & Ghozali, 2013).

Content Validity merupakan perluasan dari model pengukuran untuk mengetahui domain konstruk. Metode yang tepat untuk menguji content validity

(11)

adalah dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA) untuk mengetahui uni-dimensionality dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten sebagai persyaratan selanjutnya untuk menilai validitas dan reabilitas (Latan &

Ghozali, 2013).

1. Validitas konvergen

Menurut Latan & Ghozali (2013), validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukuran-pengukuran (manifest variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi.Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas konvergent yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory.

2. Validitas diskriminan

Menurut Latan & Ghoali (2013), validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) konstrul yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi.Cara untuk menguji validitas diskriminan dengan indikator reflektif yaitu dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel harus >0.7. Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji validitas dikriminan adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model. Validitas dikriminan yang baik ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk tiap kontruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam model.

Adapun rumus untuk menghitung AVE:

𝐴𝑉𝐸 = (∑ 𝜆𝑖)2

Σ𝜆𝑖2+∑ 𝑣𝑎𝑟(𝑒𝑖 𝑖)

Dimana :

𝜆𝑖adalahloading factor var adalah variance 𝑒𝑖adalaherror variance (Rumus 3.3)

3. Composite Reliability

Uji reabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk. Untuk mengukur reabilitas

(12)

suatu kontruk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Namun demikian penggunaan Cronbach’s Alpha untuk menguji reabilitas konstruk akan memberikan nilai yang lebih rendah sehingga lebih disarankan untuk menggunakan Composite Reability dalam menguji reabilitas suatu konstruk (Laten & Ghozali, 2013).

Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reability haru lebih besar dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory.

Adapun rumus untuk menghitung composite reliability:

𝜌𝑐 = (Σ𝜆𝑖)2 (Σ𝜆𝑖)2+ Σ𝑖𝑣𝑎𝑟(𝜀𝑖) Dimana:

𝜆𝑖adalahloading factor var adalah variance 𝑒𝑖adalaherror variance

(Rumus 3.4)

3.9.4 Evaluasi Inner Model

Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten ynag dihipotesiskan. Dalam menilai model struktural dengan PLS, dimulai dengan melihat nilai R-Squares untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural. Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh yang substantive (Laten &Ghozali, 2013).

Pengaruh besarnya 𝑓2=

𝑅𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑−𝑅𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑2 2 1− 𝑅𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑2

(Rumus 3.5)

Dimana 𝑅𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑 2 dan𝑅𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑2 adalah R-Squares dari variabel latin endogen ketika predictor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di dalam

(13)

persamaan struktural. Disamping melihat berarnya nilai R_Squares, evaluasi model PLS dapat juga dilakukan dengan 𝑄2Predictive relevance atau sering disebut dengan predictive sample reuse. Nilai signifikansi yang digunakan (two- tailed) t-value adalah 1.96 dengan significance level yaitu 5%.

3.9.5 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung path coefficient outer variabel dan nilai t-value. Apabila t-value > 1,96, maka hipotesis diterima dan sebaliknya apabila t-value < 1,96 maka hipotesis ditolak.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, pengembangan sektor pariwisata juga membawa pengaruh lain, yaitu terancamnya lingkungan kebudayaan masyarakat kita.. Padahal, kemajuan sektor pariwisata sedikit

Ketika fuel solenoid valve membuka, bahan bakar yang bertekanan akan mengalir menuju fuel atomizer.. Atomizer akan menyemburkan bahan bakar ke

Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk kemungkinan dipilih menjadi sampel, dan

Probability Sampling: merupakan teknik pengambilan sampel penelitian dari setiap anggota dari sebuah populasi dimana mereka memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan

1) Yang dilakukan bukan PBMC murni, tetapi modifikasi atau hybrid PBC yang di dalamnya mencakup pekerjaaan peningkatan bahkan rekonstruksi (bersifat investasi),

Hasil struktur dan bobot PCFNN yang optimal menggunakan pengolahan data centered moving average dan dibangkitkan 20.000 solusi individu dengan kombinasi parameter ukuran

Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa nabi menganjurkan umatnya untuk memanfaatkan mekanisme pasar dalam penyelesaian masalah ekonomi dan menghindari sistem

Pengembangan media pembelajaran komik ini didasari oleh rendahnya tingkat pengetahuan siswa – siswi di SD Negeri 2 Tegalharjo tentang pentingnya gizi seimbang yang dibuktikan