EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
(Pada Kantor Sekretariat Bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Blitar)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh :
Mochammad Shodiq 201210170311179
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas (pada Kantor Sekretariat Bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Blitar)”. Penyusunan skripsi ini tak luput dari bantuan, bimbingan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Nahroji dan Ibu Witah selaku kedua orang tua penulis, Mas Nuryatim, Mbak Dina, dan Mbak Yuli yang selalu memberikan doa, dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Sri Wahjuni L. MM. Ak. CA., dan Ibu Eris Tri Kurniawati. SE. MM. Ak. CA selaku Pembimbing Skripsi.
3. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Siti Zubaidah., Dra., M.M., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Adi Prasetyo, Drs., M.Si selaku Dosen Wali kelas D angkatan 2012.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan semangat dan memberikan ilmu yang semoga bermanfaat.
7. Untuk BAZNAS Kota Blitar, Terima kasih karena telah bersedia jadi tempat penelitian
iv
9. Sahabat dan teman seperjuangan Amin, Thio, dan Yogi yang selalu bersama dalam kuliah dan belajar nugas bareng, Vivin dan Riris yang bantuin selama pembuatan skripsi ini.
10. Terimakasih juga Eka Mei Santi yang selalu mendoakan dan selalu memberikan semangat.
11. Semua pihak yang turut membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, April 2016
v DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ii
ORISINALITAS SKRIPSI ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
ABSTRAKSI ... x
ABSTRACT ... xi
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Kajian Teoritis ... 10
2.2.1. Sistem Pengendalian Internal ... 10
vi
2.2.3. Sistem Peng Internal Pengeluaran Kas Lembaga Zakat ... 24
2.2.4. Organisasi Pengelolaan Zakat ... 24
III. METODE PENELITIAN ... 26
3.1.Jenis Penelitian ... 26
3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.3. Teknik Analisa Data ... 26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1 Gambaran Umum ... 29
4.1.1 Gambaran Umum Singkat BAZ Kota Blitar ... 29
4.1.2 Visi dan Misi BAZ Kota Blitar ... 29
4.1.3 Struktur Organisasi BAZ Kota Blitar ... 30
4.2 Program Kerja BAZ Kota Blitar Tahun 2016 ... 38
4.2.1 Penerimaan dan Pengeluaran Kas dalam BAZ Kota Blitar .... 44
4.2.2 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 50
4.3 Analisis Data ... 52
vii V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ...
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Penerimaan Kas (ZIS) BAZ Kota Blitar 2. Pengeluaran Kas BAZ Kota Blitar
3. Laporan Anggaran Keuangan Tahun 2014 4. Laporan Anggaran Keuangan Tahun 2015 5. Laporan anggaran BAZ Tahun 2015
6. Setoran UPZ kepada BAZ Kota Blitar Tahun 2015 7. Setoran UPZ kepada BAZ Kota Blitar Tahun 2014 8. Bukti Setoran Muzaki berupa Zakat, Infaq dan shodaqoh 9. Hasil Wawancara
ix
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Blitar 31 2. Susunan Keanggotaan BAZ Kota Blitar Periode Th. 2013-2015 32
3. Bidang Pengumpulan 38
4. Bidang Pendayagunaan 40
5. Bidang Pendistribusian 41
6. Bidang Pengembangan 42
7. Pengelolaan Zakat Non Reguler 43
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno., 2008:80, Jakarta: AUDITING
Humaidi., 2009, Analisis Atas Sistem Pengendalian InternKas Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah. Skripsi :
Andriana, dkk, 2014, Analisis Sistem Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Lembaga Zakat (Lembaga Manajeman Infaq (LMI) Cabang Magetan). Skripsi : Universitas Brawijaya Malang.
Hall, James A. 2013. Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan Tim Penerjemah Salemba Empat, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jilid Pertama, Salemba Empat
Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 Tahun 1999, tentang pelaksanaan UU No 38 Tahun 1999. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000, tentang Pedoman Teknis Pengeloaan Zakat Bab II Pasal 5,6,7
Mardi. 2014. Sistem Informasi Akuntansi, Bogor: Ghalia Indonesia
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.
Mahmudi. 2009, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelolaan Zakat. Yogyakarta:P3EI Press
Sulistyaningrum, 2002, Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Pengendalian Intern pada BPR Manuk Walet Besuki. Skripsi: Universitas Negeri Surabaya.
Umi Maria, 2010, Evaluasi sistem pengendalian Intern Pengeluaran Kas Pada PT. Global Engeneering Technology Jakarta. Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang.
Zulfayani Andi, 2011, Studi Evaluatif Sistem Pengendalian Intern Pengelolaan Zakat Pada Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Cabang Makassar. Skripsi :
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2945/Bab% 202.pdf?sequence=7
http://skripsitesisdisertasi.com/pengertian_sistem_pengendalian_internal
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai
keberhasilan dalam kelangsungan ke masa yang akan datang untuk menciptakan
kesadaran umat. Dalam hal ini lembaga membutuhkan kesadaran dari umat untuk
bisa membantu dalam pencapaian tujuan dari adanya lembaga agama di setiap
daerah kota maupun kabupaten. Menurut Durkheim (2008) lembaga agama
mempunyai kewajiban untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam memperoleh,
menggunakan dan mengelola sumber yang ada dan telah terkumpul
Menurut Bruce (2003) tujuan lembaga agama adalah mencapai tingkat
efisiensi yang optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada. Oleh karena
itu dibutuhkan suatu sistem pengendalian biaya yang baik agar lembaga agama
mencapai tujuannya sesuai yang diharapkan. Pengendalian biaya merupakan suatu
sistem yang bertujuan untuk mencapai dan memelihara keadaan yang di
inginkankan, supaya dapat menekan biaya serendah mungkin dan tidak terjadi
penyimpangan dalam penggunaan biaya. Cara pengendalian biaya dalam lembaga
agama tergantung pada kesadaran umat yang memberikan kontribusi dalam
2
Agar lembaga agama dapat beroperasi secara efisien, setiap aktivitas harus
dilakukan dengan baik, dengan perencanaan yang matang, disiplin dalam
pelaksanaannya, serta diperlukan evaluasi yang berkesinambungan atas apa yang
telah dicapai dari aktivitas. Dengan kata lain diperlukan suatu pengendalian yang
tersistem supaya bisa diketahui aliran dana maupun aktifitas didalamnya.
Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu perencanaan yang meliputi
struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang
digunakan di dalam lembaga dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
lembaga, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi,
dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan
(Mulyadi,2009). Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan
hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas
merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasisonal
dalam lembaga untuk bisa beroperasi dan berjalan ke depannya. Karena sifat yang
likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan evaluasi pada setiap kurun
waktu yang telah ditentukan lembaga, serta pemisahan fungsi-fungsi penyimpanan,
pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga perlu adanya pengawasan yang ketat
terhadap fungsi-fungsi pengeluaran kas.
Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka semua pengeluaran kas harus
dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya
kecil dapat dilakukan melalui kas kecil. Jika kewenangan untuk menandatangani
3
tidak diperkenankan untuk melakukan pencatatan transaksi kas. Hal ini untuk
mencegah adanya kecurangan dalam pengeluaran kas yang tidak nampak dalam
catatan akuntansi.
Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa
berbeda-beda antara lembaga agama satu dengan lembaga agama yang lain. Hal ini
tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya lembaga, jumlah karyawan,
sumber-sumber kas, dan sebagainya. Kepengelolaan zakat di Indonesia telah diatur
dalam Undang-undang Nomor 38 tahun 1998 tentang pengelolaan zakat, keputusan
Menteri Agama RI Nomor 581 tahun 1999, serta Keputusan Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji D/291 tahun 2000 tentang pedoman
Teknis Pengelolaan Zakat.
Berdasarkan Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan No. 109 “Zakat
merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada
mustahiq baik melalui amil secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai
persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat
(qadar), dan peruntukannya. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela.
Zakat merupakan salah satu pokok penting dalam agama Islam dimana
wajib hukumnya, tidak saja merupakan ibadah ritual semata, tetapi juga mempunyai
dampak ekonomi dan sosial yang sangat luas seperti halnya peranan pajak. Tidak
terbatas kepada mereka saja yang kurang mampu (kaum dhuafa’) tetapi juga para
4
dan kesehatan serta mereka yang berada di daerah konflik baik masyarakat lokal
maupun internasional.
Selain zakat, infaq dan shodaqoh juga memiliki potensi yang besar sebagai
sumber dana guna ikut andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Infaq
bersifat lebih luas dari pada zakat dimana jenis, jumlah dan waktunya tidak
ditentukan terhadap harta atau kekayaan yang dimiliki sedangkan sedekah
mempunyai makna yang lebih luas lagi dibanding infaq. Shodaqoh ialah segala
bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak
terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi.
Dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) zakat, infaq dan shodahoq selain
berperan besar dalam nadi perekonomian, secara tidak langsung dapat mengurangi
kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Kesenjangan sosial dapat
menimbulkan rasa iri ingin memiliki apa yang tidak dia miliki, akibatnya mereka
melakukan segala cara untuk memenuhi apa yang diinginkan meskipun dengan cara
kekerasan seperti mencuri, merampok dan melakukan penipuan. Dari kasus ini
dapat disimpulkan bahwa zakat, infaq dan shodaqoh dapat mengurangi tingkat
kriminalitas di Indonesia.
Salah satu lembaga yang memfokuskan kegiatannya pada pendistribusian
dana zakat infak dan sedekah adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Blitar yang dikelola pemerintah kota. Sebagai lembaga pemerintah yang
bertanggungjawab untuk mengawasi pengelolaan zakat infak dan sedekah,
5
melaksanakan tugas dan fungsinya. Salah satu sistem tersebut yaitu pengendalian
Internal yang ada dalam lembaga tesebut untuk melindungi dan mengawasi
berbagai aktifitas yang ada dalam lembaga serta menjalankan metode kebijakan
yang terkoordnis dalam suatu lembaga untuk mengamankan harta kekayaan,
menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi berjalan dengan efisien
untuk dijalankan.
Dengan adanya sistem akuntansi yang memadai dalam suatu lembaga
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Blitar khususnya yang berhubungan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas, maka Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Blitar akan mampu menjaga harta kekataannya adalah hal
penggunaannya dan menghindari terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan
kas. Selanjutnya sistem pengendalian internal merupakan sistem yang digunakan
oleh menejerial untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian
keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku serta efektifitas dan efisiensi operasi. Oleh karena itu, sitem pengendalian
intern sangat dibutuhkan oleh BAZNAS Kota Blitar dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam mendistribusikan zakat, infaq dan sedekah di seluruh Indonesia.
Dalam Badan Amil Zakat Nasional yang terdapat dalam Kantor Sekretariat
Bersama Kota Blitar aktifitas di kantor meliputi penerimaan dari pegawai
pemerintah yang ada di Kota Blitar beserta masyarakat sekitar kota berupa zakat,
infaq, dan shodaqoh, maupun yang bergerak di bidang dakwah, sosial, pendidikan,
dan demi kemaslahatan umat Islam dan pengeluaran kas yang didistribusikan ke
6
berkepentingan dengan aktifitas dalam lembaga. Aktifitas yang berjalan di kantor
perlu adanya pengawasan dan transparan agar tidak terjadi penyelewengan yang
tidak diinginkan. Sistem penerimaan dan pengeluaran kas haruslah transparan agar
bisa mudah diketahui lembaga dan bisa mudah untuk di cek aktifitasnya.
Berdasarkan ini penulis mengambil judul ; “Evaluasi Pengendalian Internal
Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Pada Kantor Sekretariat Bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Blitar”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut “Bagaimana pengendalian internal dalam sistem penerimaan dan
pengeluaran kas pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Blitar?”
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka secara objektif peneliti ini
memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal
penerimaan dan pengeluaran kas pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
7
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Lembaga Zakat
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi dalam mengendalikan
penerimaan dan pengeluaran yang sesuai dengan tujuan lembaga untuk
perbaikan di waktu mendatang.
b. Bagi Penulis dan Pembaca
Sebagai bahan untuk penyelesaian penelitian dan pertimbangan untuk studi
penelitian yang akan diajukan selanjutnya, serta dapat dijadikan atau digunakan