• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Yeni Dwi Kurino1), Yuyun Dwi Haryati2), Uswatun Hasanah3) Program Studi PGSD Universitas Majalengka1, 2, 3) Jalan K.H Abdul Halim No.103 Majalengka, 45417

[email protected]1)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD. Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal Matematika yang diberikan oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatakan hasil belajar siswa setelah menggunakan Peneliti menggunakan model Word Square. Melalui model ini siswa mampu diarahkan untuk senantiasa berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan Model Kemmis Tagart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 34 orang. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, lembar evaluasi dan kamera.

Dari Hasil belajar yang diperoleh setiap siklus mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar mulai dari data awal 49,20%, 66,02%, 75%, 77,05% dan hingga mencapai 78,23%. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa model word square dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V Sekolah Dasar.

Kata Kunci: Model pembelajaran, Word square, Hasil belajar

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Sebab maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yang berlangsung disekolah pada umumnya

masih berpusat pada pendidik yang menyebabkan pembelajaran IPS masih dianggap sebagai pembelajaran yang monoton dan kurang menyenangkan, terlalu banyak hapalan, kurang variatif. Siswa dalam pembelajaran IPS kurang adanya keterlibatan secara fisik, emosional, maupun psikis karena menganggap mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas. Kemudian, pengelolaan kelas masih belum optimal dikarenakan pengaturan tempat duduk dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dikarenakan pembelajaran yang monoton dan kurang menyenangkan yang menjadikan siswa dalam berinteraksi hanya searah sehingga proses pembelajaran cenderung di dominasi oleh pendidik yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.

Proses pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada transfer konsep, tetapi kenyataan dilapangan pelajaran IPS dipandang sebagai pelajaran yang membosankan, karena pembelajaran IPS hanya menghapal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan sosial, padahal ilmu

(2)

pengetahuan sosial sangat mereka butuhkan untuk kehidupan mereka karena IPS bukan hanya transfer ilmu saja tetapi siswa juga dituntut untuk berfikir logis dan kritis, yang salah satu kemampuan itu adalah kemampuan dalam memecahkan masalah (Sapriya, 2009:

194). Suatu masalah membutuhkan suatu kemampuan berpikir dalam upaya memecahkannya. Pembelajaran IPS sangatlah penting dalam mengajarkan kemampuan berpikir memecahkan masalah karena dengan menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sosialnya.

Hasil belajar yaitu sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi ajar tertentu. Nawawi (Susanto, 2015: 5). Hasil belajar juga merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses pembelajaran. Semua perubahan dari proses belajar merupakan suatu hasil belajar dan mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. II sebagian besar siswa beranggapan bahwa mata pelajaran IPS sukar karena hanya mencatat dan menghafal. Dalam proses pembelajarannya guru kurang memanfaatkan media sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan hasil observasi di kelas V sekolah dasar negeri II yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki di temukan permasalahan dalam pembelajaran IPS yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menunjukkan bahwa siswa yang sudah tuntas yaitu 4 siswa dan yang belum tuntas yaitu 30 siswa. Berdasarkan kiteria ketuntasan minimal (KKM 61), peresentase siswa yang tuntas mencapai 11,76% atau 4 siswa dan yang belum tuntas mencapai 88,24% atau 30 siswa.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu adanya perbaikan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Peneliti akan menggunakan pembelajaran Word Square. Kurniasih dan Sani (2015:97), menyatakan Word Square “ pembelajaran Word Square adalah yang diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran”. Dimana pembelajaran ini merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student centre) yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan melatih siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Di dalam Word Square siswa diberi pengarahan oleh guru untuk membaca dan memahami materi yang akan disampaikan oleh guru, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, guru menjelaskan materi dengan menggunakan media Word Square yaitu dengan menampilkan kotak yang berisi huruf-huruf yang di dalamnya terdapat kata yang berhubungan dengan materi yang sedang dijelaskan, siswa diarahkan untuk menemukan kata yang berhubungan dengan materi, dengan bimbingan guru, setelah siswa menemukan kata kemudian siswa menyampaikan apa penjelasan dari kata tersebut sesuai dengan pemahaman yang mereka miliki setelah membaca dan memahami materi di awal, setelah siswa menyampaikan pendapatnya, maka guru bertanya kepada siswa tentang kata-kata yang sudah dijelaskan tadi untuk melihat apakah siswa sudah memahami apa yang disampaikan atau tidak (penguatan).

Berdasarkan permasalahan tersebut, rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS disebabkan pendidik lebih banyak menerapkan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar serta kurangnya media pembelajaran yang kongkrit. Oleh karena itu proses pembelajaran belum mencapai tujuan secara optimal.

Demikian dengan adanya latar belakang masalah diatas, maka peneliti akan melakukan suatu penelitian yang berjudul “Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar”.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (2010:61) mengungkapkan bahwa tujuan Penelitian tindakan kelas antara lain sebagai berikut: (1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah, (2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas, (3) Meningkatkan sikap

(3)

profesional pendidik dan tenaga kependidikan, (4) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran Word Square dari 34 siswa hanya 4 siswa yang mencapai KKM (61) dan nilai rata-rata siswa yang diperoleh hanya 49,20 dengan ketuntasan sebesar 11%

yang berada pada kategori kurang. Sedangkan pada siklus I tindakan 1 dari 34 siswa terdapat 15 orang siswa yang mencapai KKM (61) dan nilai rata-rata siswa sebesar 66,02 dengan ketuntasan klasikal 66,02% yang berada pada kategori kurang. Pada siklus I tindakan II dari 34 siswa yang mencapai KKM (61) sebanyak 19 siswa dengan nilai rata-rata 75 dan ketuntasan klasikal 75% yang berada pada kategori kurang. Pada siklus II tindakan 1 dari 34 siswa yang mencapai KKM (61) sebanyak 23 siswa dengan nilai rata-rata 77,05 dan ketuntasan klasikal 77,05% yang berada pada kategori baik. Kemudian pada siklus II tindakan 2 dari 34 siswa yang mencapai KKM (61) sebanyak 26 orang dan nilai rata-rata 78,23 dengan ketuntasan 78,23% yang berada pada kategori baik. Adapun hasil tes siswa tersebut pada diagram batang dibawah ini.

Gambar 1. Diagram Nilai Rata-rata Hasil Tes Belajar Siswa Per-Tindakan Simpulan

Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari hasil penelitian ini tentang penerapan Word Square pada awal siklus I pembelajaran penerapan ini belum maksimal, guru belum mampu membimbing dan mengarahkan siswa

dalam proses pembelajaran terlihat suasana kelas belum kondusif saat pembelajaran.

Namun pada siklus II mengalami peningkatan hasil belajar yang baik siswa siswa sudah mulai tidak diam lagi ketika guru mengajukan pertanyaan melainkan sedikit menjawab walaupun masih ada yang malu-malu tetapi ini sudah menunjukkan hasil belajar yang cukup baik. Pada siklus I tindakan 1 diperoleh persentase kegiatan guru sebesar 76%, pada siklus I tindakan 2 diperoleh persentase kegiatan guru sebesar 84% hal ini menunjukkan ada peningkatan yang cukup baik sebesar 8%, pada siklus II tindakan 1 persentase kegiatan guru sebesar 100% kembali ada peningkatan sebesar 16% dan sama halnya pada siklus II tindakan 2 persentase kegiatan guru sebesar 100% yang menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan yang ingin dicapai peneliti telah tercapai. Selanjutnya pada persentase kegiatan siswa pada siklus I diperoleh sebesar 66%, pada siklus I tindakan 2 diperoleh persentase kegiatan siswa sebesar 81% hal ini menunjukkan ada peningkatan yang cukup baik sebesar 15%, pada siklus II tindakan 1 persentase kegiatan siswa sebesar 82% kembali ada peningkatan sebesar 1% dan sama halnya pada siklus II tindakan 2 persentase kegiatan siswa sebesar 90% yang menunjukkan bahwa kriteria baik sekali dan keberhasilan yang ingin dicapai peneliti telah tercapai

Pemerolehan hasil tes belajat siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial tentang Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh dalam Memproklamasikan Kemerdekaan di kelas V mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I tindakan 1 persentasenya mencapai 44.11%, dan pada siklus I tindakan 2 diperoleh persentase sebesar 55.88%. selanjutnya pada siklus II tindakan 1 diperoleh persentase 67.64 dan siklus II tindakan II memperoleh perentase sebesar 76.47%. Siswa yang telah tuntas belajar ada 26 orang siswa sedangkan 8 siswa belum tuntas disebabkan mereka kesulitan dalam belajar (Slow-learner). Apabila dilihat berdasarkan standar mastery learning persentase klasikal pada siklus I sampai siklsus II sudah dinyatakan tuntas karena sudah mencapai dan sudah berada diatas standar mastery learning yaitu 75%.

Penerapan pembelajaran Word Square pada materi Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh dalam Memproklamasikan

49,20%

66,02%

77,05%

75% 78,23%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Data Awal Siklus I siklus II

Data Awal Tindakan 1 Tindakan 2

(4)

Kemerdekaan. dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Jatimulya II. Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan hasil tes belajar siswa pada siklus I diperoleh persentase sebesar 70,5%, pada siklus II diperoleh persentase sebesar 78%, Penelitian dikatakan berhasil apabila persentase yang diperoleh dari hasil penelitian telah mencapai ketuntasan belajar ≤ 75% seperti yang telah dikemukakan oleh peneliti sebelumnya..

Berdasarkan peroleh tersebut maka penelitian ini dikatakan berhasil.

Daftar Pustaka

Abidin, Y. (2016). Desain Sistem Peembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Ahmadiyanto. (2016). Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Edukasi) Berbasis Word Square Pada Materi Kedaulatan Rakyat Dan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Kelas Viiic Smp Negeri 1 Lampihong. Jurnal pendidikan kewarganegaraan.

Apriyanto, A. (2015). Efektivitas Penggunaan Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil Belajar Materi Pokok Mengenal Hijrah Nabi Muhammad Saw Ke Madinah Pada Siswa Kelas V Mi Futuhiyyah.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Walisongo: tidak diterbitkan.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinekacipta.

Fuadah, Aulia. (2015). Keefektifan Word Square dalam Pembelajaran IPS Materi Uang Tema Permainan pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Pepedan Purbalingga. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.

Hasbullah. (2013). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniasih, dkk. (2015). Ragam Pengembangan Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

Pebrianti, A. (2016). Penerapan Active Learning Tipe Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V. PGSD Majalengka. Tidak diterbitkan.

Sapriya. (2014). Pendidiakan IPS. Bandung:

Rosdakarya.

Sudjana, N. (2016). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukandheni. (2014). “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V”. Jurnal Mimbar Jurusan PGSD.

Vol. 2. No. 1 (hlm. 2-3).

Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

___________. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Suprijono, A. (2015). Cooperative learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Swapranata, A. 1, Pt. Riastini, N. 2, Japa, N. 3.

(2016). Penerapan Pembelajaran Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Semester Genap.

[Online], Vol (4), 11 Halaman. Tersedia:

http://ejournal.undiksha.ac.id.html(7 Maret 2018).

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Bab 2 Pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Trianto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

Wiriatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(5)

Zainal, A. (2014). Evaluasi Pembelajaran.

Bandung: Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

The results show that the variables of the group of financial ratios, namely liquidity, profitability, leverage, activity, and cash flow, can be used as the variables

Menyelenggarakan kegiatan pelatihan membuat kerajinan batik ikat celup dengan media kelereng untuk anak- anak di Pedukuhan Pongangan, Sentolo, Sentolo, Kulon Progoa. 2 X

akan menjadi masalah adalah ketika literasi keuangan yang dimilikinya rendah, maka dapat menyebabkan para UMKM memiliki masalah dalam pencatatan pembukuan keuangan

Berdasarkan permasalahan diatas maka gagasan perubahan yang diangkat untuk mengatasinya adalah: Sistem pengawasan dan pengelolaan limbah cair yang efektif guna

Pembukaan UUD 1945yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.Batang Tubuh UUD 1945 terdiri

Dari hasil studi didapat daktilitas aktual struktur pada masing – masing gedung flat slab tanpa pendetailan khusus, baik pada jalur kolom ekterior maupun jalur kolom

(2010) dalam bukunya “Mengajar Matematika” mengemukakan bahwa memotivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara: 1) menyediakan

Pada makalah ini, penulisan heading harap diperhatikan ditulis menggunakan angka romawi. Contohnya termasuk UCAPAN TERIMA KASIH dan REFERENSI, berada pada “Heading