• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian dan pembatasan masalah kemudian di akhiri dengan manfaat penelitian yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. penelitian dan pembatasan masalah kemudian di akhiri dengan manfaat penelitian yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah pada penelitian ini yang diawali dari permasalahan umum mengenai pemekaran wilayah, dilanjutkan dengan rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian serta tujuan penelitian dan pembatasan masalah kemudian di akhiri dengan manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai pemekaran wilayah di Kota Mojokerto.

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Dasar Tahun 1945 republik Indonesia, wilayah Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari daerah-daerah provinsi dan daerahaprovinsi terbagi menjadi kabupaten/kota yangamasing-masing mempunyai pemerintahanadaerah untukamenjalankan kewajiban dan tugasaotonomi daerahnya.

Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerahkotonom untuk mengatur dan mengorganisasikan sendiri urusan pemerintahannya beserta kepetingan masyarakat daerah berdasarkan peraturan didalam undang-undang. Ketersediaan peluang regulasi bagi pemekaran daerahkotonom atau pembentukan daerah otonomkbaru, bukanlah sesuatu hal yang baru didalam sejarah sistem pemerintahan daerah yang ada di Indonesia.

Sejak era Orde Baru yang menggunakan sistem pemerintahan sentralisasi, pemerintah telah banyak melakukan pembentukan daerah-daerah baru di seluruh wilayah Indonesia. Tetapi, pada era Orde Baru pada tahun 1966-1998 pemerintah tidak banyak melakukan penambahan daerah otonom baru. Banyaknya penambahan daerah otonom baru atau pemekaran wilayah terjadi pacsa pada tahun 1999. Pemerintah

(2)

2

ditengah banyaknya keinginan berbagai pihak untuk melakukan pemekaran wilayah, proses pemekaran wilayah terus berlangsung pada periode 1998-2008 setiap tahunnya.

Menurut Yudhadi (2016) Penduduk Kota Mojokerto berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak 139.628 jiwa yang terbagi dalam 2 kecamatan yakni 75.646 jiwa di kecamatan Magersari dan 63.982 jiwa di kecamatan Prajurit kulon dengan rasiojenis kelamin 68. 778 jiwa penduduk laki-laki dan 70.850 jiwa penduduk perempuan. Sesuai dengan amanat Undang-undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Bab II, Pasal 5 ayat 4 disebutkan bahwa syarat fisik pembentukan daerah kota meliputi paling sedikit 4 kecamatan. Disisi lain, kondisi eksisting Kota Mojokerto saat ini hanya terdiri dari 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Magersari dan Prajurit Kulon. Oleh karena itu, Kota Mojokerto wajib melaksanakan pemekaran wilayah.

Kondisi seperti ini tidak sesuai dengan Undang-undang No 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Daerah pada pasal 8 tentang syarat fisik pembentukan daerah kota meliputi paling sedikit 4 kecamatan.

Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan pula syarat fisik pembentukan daerah kota, meliputi syarat adminitrasi, syarat teknis dan syarat kewilayahan. Oleh karena itu, pada tahun 2016 Kota Mojokerto melakukan pemekaran wilayah dengan menambah kecamatan baru, sehingga Kota Mojokerto menjadi 3 kecamatan yang awalnya hanya terdiri dari 2 kecamatan. Dibentuknya kecamatan baru, maka 4 kelurahan di kecamatan Magersari yakni Meri, Jagalan, Sentanan serta Purwotengah masuk ke kecamatan Kranggan. Sementara 2 kelurahan di kecamatan Prajurit Kulon yakni Miji dan Kranggan masuk ke Kecamatan Kranggan

(3)

3

Syarat adminitrasi terdiri dari adanya persetujuan dari DPRD kabupaten/kota maupun Bupati/Walikota yangabersangkutan, persetujuanaDPRD provinsindan Gubernurabeserta rekomendasinMenteri DalamaNegeri. Syarat teknis meliputi faktor yang menjadi syarat pembentukan daerah yakni kemampuan ekonomi, potensindaerah, sosialapolitik, sosial budaya, luas daerah, kependudukan, pertahanan dan keamanan beserta faktor lainnya. Sedangkan syarat wilayah minimal terdiri dari 5 kecamatan untukapembentukan kabupatenadan 4 kecamatanauntuk pembentukan kota, lokasincalon ibukota, saranandan prasarana pemerintahan.

Menurut Yudhadi (2017) Penduduk Kota Mojokerto berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 140.147 jiwa yang terbagi di 3 kecamatan. Kecamatan Kranggan sebanyak 38.814 jiwa di kecamatan Magersari sebanyak 60.048 jiwa serta di kecamatan Prajurit Kulon sebanyak 41.285 jiwa. Perbandingan jumlah rasio pendudukalaki-laki dan perempuan sebanyaka69.473 jiwa dan 49.58 jiwa dengan rasio 49,58% dan 50,42%. Pemekaran wilayah diharapkan akan tercipta pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat sehingga dimasa yang akan datang dapat mengembangkan aktivitas di dalam wilayah kecamatan dan pola struktur tata ruang kecamatan yang pada akhirnya dapat memberikan karakter potensi dan pengembangan yang harus dilakukan

Kepadatan Kota Mojokerto disebabkan jumlah punduduk yang terlampau besar dengan luas daerah yang kecil, yakni 8.511 penduduk per (km2) di tahun 2016 yang dirasakan saat ini terkait pelayanan publik kurang maksimal dikarenakan jumlah penduduk Kota Mojokerto dengan aparat pemerintahan tidak sebanding dan tidak merata. Tidak meratanya pelayanan terhadap kelurahan masing-masing kecamatan

(4)

4

menyebabkan masyarakat merasakan ketidakadilan dalam pelayanan publik.

Ketersediaan fasilitas yang hanya berpusat di Ibu Kota Kecamatan menyebabkan kurang meratanya pelayanan publik.

Berdasarkan penjabaran diatas, dengan melihat perkembangan Kota Mojokerto yang semakin pesat, pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu maupun kualitas pelayanan publik di setiap daerah, maka pemekaran wilayah Kota Mojokerto dalam upaya peningkatan pelayanan publik sangat diperlukan untuk menyelaraskan kemajuan pembangunan di seluruh Kota Mojokero.

Adanya pemekaran wilayah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik agar lebih baik dan lebih efisien dalam melayani kebutuhan masyarakat daerah sehingga masyarakat daerah bisa lebih mudah dan terperioritaskan dalam urusan adminitratif maupun non adminitratif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana implementasi UU No 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah mengenai pemekaran wilayah di Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto ?

1.2.2. Bagaiamana upaya - upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto ?

1.2.3. Bagaimana kendala - kendala dalam meningkatkan kualitasapelayanan publikadi Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto ?

(5)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1.3.1. Mendeskripsikan implementasi UU No 23 tahun 2014 tentangpemerintahan daerah mengenai pemekaran wilayah di Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto.

1.3.2. Mendeskripsikan upaya – upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto.

1.3.3. Mendeskripsikan kendala – kendala dalam meningkatkan kualitas pelayananapublikadi Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto.

1.4 Pembatasan Masalah

Undang-undang No 23 Tahun 2014 merupakan Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah yang dibuat oleh pemerintah untuk menggantikan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sudah tidak berlaku lagi karena tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan penyelenggaraan urusan pemerintah. Perubahan didalam Undang-undang Noa23 Tahun 2014 hanya terkait mengenai kewenangan dan susunan lembaga pemerintahan daerah. Susunan pemerintahan daerah didalam undang-undang tersebut mengkaji mengenai peraturan- peratuan yang bersinggungan dengan aparatur daerah yang terdri dari pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kebupaten/kota, dan DPRD yang dibantu oleh perangkat daerahnya masing-masing.

(6)

6

Pemekaran wilayah merupakan pembentukan wilayah atau penggabungan wilayah baru dintingkat provinsinmaupun kotandan kabupaten. Pemekaran wilayah ini berlandaskan hukum terbaru yang ada di Indonesia yaitu Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pemekaran wilayah diartikan sebagai pembentukan daerah otonomi baru yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Untuk menghindari persepsi dan pembahasan yang melebar pada penelitian ini, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Penelitian ini berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan publik setelah adanya pemekaran daerah di Kota Mojokerto beserta kendala-kendala dalam pelaksanaannya.

1.5 ManfaataPenelitian

Berdasarkanatujuan masalah di atas maka penelitianaini memiliki beberapa manfaatasebagai berikut :

1.5.1. ManfaataTeoretis

Hasil darinpenelitian ini menjadi landasan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pemekaran wilayah yang dilakukan terhadap implementasi Undang-undang No 23 tahun 2014 di Kota Mojokerto serta sebagai bentuk nilai tindakan-tindakan positif terhadap peraturan peraturan yang ada di Indonesia.

(7)

7 1.5.2. ManfaataPraktis

a) Baginpeneliti

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sebuah informasi atau wawasan tentang peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan Undang-undang No 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah mengenai pemekaran daerah

b) Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah gambaran atau pemahamanbagi masyarakat luas mengenai pelayanan publik setelah adanya pemekaran daerah.

c) Bagi Intansi terkait

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah acuan bagi pemerintah daerah agar lebih baik lagi tentang pemekaran daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Mojokerto.

1.6 Penegasan Istilah

a. Undang-undangaNo 23aTahuna2014

Undang-undangaNo 23aTahuna2014 merupakan undang-undang tentang pemerintahanadaerah. Undang-undangaNo 23aTahuna2014 berisikan susunan maupun kewenangan dari pemerintahan daerah. Susunanapemerintahan daerah menurut UU ini meliputi pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kebupaten, dan DPRD.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan pemerintahan

(8)

8

daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk dijadikan dasar dalam pelaksanaan otonomi daerah yang ada di Indonesia.

Pemerintahanadaerah dalam menyelenggarakan tugasnya yang menjadinkewenangan presiden serta pelaksanaannyandiserahkan kepadangubernur danabupati/walinkota dan dibiayainoleh APBN.

b. Pemekaran Wilayah

Menurut Poerwadarminta (2005) Pemekaran adalah sesuatu bagian yang utuh atau suatu kesatuan yang dibagi atau dipisahkan menjadi beberapa bagian yang berdiri sendiri. Sedangkan menurut Undang-undang Noa23 Tahuna2014 pada pasala33 ayata1 menjelaskan bahwa pemekaranadaerah adalah pemecahan daerah kabupaten/kota ataunwilayah propinsi untuk dijadikan duanatau lebihadaerah yang baru

Berdasarkan uraian teori diatas dapat disimpulkan bahwa pemekaran wilayah merupakan suatu kegiatan penggabungan dua atau lebih suatu daerah propinsi/kota yang dilakukan oleh pemerintah menjadi satu wilayah yang baru.

c. PelayananaPublik

Sinambela (2010:128) menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Sedangkan didalam Undang-UndangaNo 25 Tahun 2009 Pelayanan publik

(9)

9

merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik guna untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat pengguna layanan.

Berdasarkanauraian teori diatasadapat disimpulkan bahwa pelayananapublik merupakan pelayanan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah daerah kepada masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik berupa barang atau jasa sebagai tugas dan tanggungjawabnya kepada masyarakat pengguna layanan guna untuk menciptakan pelayanan yang baik dan berkualitas berdasarkan indikator-indikator pelayanan publik serta berdasarkan fungsi dan tugas sesuai undang-undang yang berlaku .

Referensi

Dokumen terkait

37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia adalah sebagai lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, ia bersifat mandiri

Ketergantungan fiskal pemerintah daerah kepa- da pemerintah pusat merupakan salah satu faktor yang menurut Bossert dapat menurunkan decision space pemerintah daerah dalam

Biota Marine biota would be significantly affected by Reclamation process, Vessel activity and Maintenance dredging activity Marine biota would be significantly affected by

- Variabel - Sampel yang - Sampel yang Menumbuhkan terikat: diteliti diteliti adalah Kecerdasan Multiple - Penelititan: siswa Majemuk Multiple Intelligences Kuantitatif, berprestasi

Oleh karenanya melalui Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta kami

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) usaha ternak broiler pada berbagai pola usaha masih tetap menguntungkan dan memiliki efektivitas pengembalian modal pada level moderat;

Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan yang

Kepada peserta lelang yang berkeberatan dengan pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja Pengadaan Barang