• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Variabel Kompleks. Hidayah Ansori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Fungsi Variabel Kompleks. Hidayah Ansori"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Fungsi Variabel Kompleks

Hidayah Ansori

(3)

Β© 2018

Fungsi Variabel Kompleks

Penulis Hidayah Ansori

ISBN

978-979-762-791-1

Setting Layout Mujahid Grafis

Desain Cover Mujahid Grafis

Penerbit Mujahid Press

Jl. Tambakan No. 06 Bojongkunci Pameungpeuk Bandung 40376

Telp/Fax (022) 5943620 SMS. 081 2205 6466 e-mail: [email protected]

URL: //www.mujahidpress.com Anggota IKAPI Jabar No. 144/JBA/04

Cetakan I: 2018

Hakcipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak sebagian atau

Seluruh isi buku ini anpa izin tertulis dari penerbit

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan buku yang berjudul Fungsi Variabel Kompleks.

Penyusun memohon saran-saran untuk perbaikan buku ini pada penerbitan berikutnya sehingga akan lebih sempurna, hasil penyusunan buku ini merupakan usaha maksimal dari penyusun.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan buku ini, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, aamiin

Banjarmasin, Desember 2018 Penyusun,

Hidayah Ansori

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...iv

BAB I BILANGAN KOMPLEKS ... 1

1.1 Bilangan Kompleks dan Operasi Hitung ... 2

1.2 Operasi Hitung pada Bilangan Kompleks ... 3

1.3 Hukum Dasar/ Sifat Dasar ... 4

1.4 Nilai Mutlak ... 5

1.5 Penyajian Geometri ... 7

1.6 Rumus Moivre ... 10

1.7 Akar Pangkat-n dari Bilangan Kompleks ... 11

1.8 Topologi di Bidang Kompleks ... 12

1.9 Soal dan Penyelesaian... 18

BAB II FUNGSI ANALITIK ... 37

2.1 Fungsi Variabel kompleks ... 37

2.2 Transformasi fungsi sederhana ... 38

2.3 Limit... 40

2.4 Kekontinuan ... 45

2.5 Fungsi Harmonik ... 49

2.6 Soal dan Penyelesaian... 62

BAB III FUNGSI ELEMENTER ... 115

3.1 Fungsi Eksponensial ... 116

3.2 Fungsi Logaritma ... 117

3.3 Fungsi Trigonometri ... 119

3.4 Fungsi Hiperbolik ... 123

3.5 Pangkat Kompleks ... 123

3.6 Invers Fungsi Trigonometri ... 124

3.7 Soal dan Penyelesaian... 149

BAB IV INTEGRAL KOMPLEKS ... 158

4.1 Fungsi Kompleks dari Variabel Real ... 159

(6)

4.3 Lintasan ... 162

4.4 Integral Garis ... 163

4.5 Integral Lintasan Kompleks ... 171

4.6 Teorema Cauchy-Goursat ... 180

4.7 Anti Derivatif Fungsi Analitik ... 183

4.8 Rumus Integral Cauchy ... 187

4.9 Teorema Integral ... 190

4.10 Latihan dan Penyelesaian ... 193

BAB V DERET PANGKAT ... 226

5.1 Barisan dan Deret Bilangan Kompleks ... 227

Barisan Bilangan Kompleks ... 227

Deret Bilangan kompleks ... 228

5.2 Deret Taylor dan Maclaurin ... 228

5.3 Deret Laurent ... 235

(7)

BAB I

BILANGAN KOMPLEKS

Tujuan Umum

Setelah mempelajari topik ini, Anda dapat mengaplikasikan konsep dasar bilangan kompleks, sifat-sifat dan penerapan pada pemecahan masalah.

Tujuan khusus:

β€’ Mampu menyelesaikan masalah penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks, secara aljabar, grafik, perkalian dan pembagian bilangan kompleks

β€’ Mampu mengubah bentuk bilangan kompleks bentuk baku ke dalam bentuk kutub dan dan eksponensial

β€’ Mampu menyelesaikan masalah nilai mutlak pada bilangan kompleks

β€’ Mampu menentukan akar bilangan kompleks

β€’ Mampu menerapkan rumus Moivre untuk menyelesaikan masalah bilangan kompleks berpangkat

β€’ Mampu menerapkan bilangan kompleks dalam menyelesaikan masalah.

β€’ Mampu menggunakan konsep topologi pada bilangan kopleks.

Pertama kali bilangan diperlukan untuk menyatakan banyaknya elemen suatu himpunan tidak kosong, yaitu bilangan asli. Himpunan bilangan asli diperluas dengan bilangan nol menjadi bilangan cacah dan bilangan cacah diperluas dengan bilangan bulat negatif sehingga terbentuk bilangan bulat. Hasil bagi dua bilangan bulat diperlukan bilangan rasional. Jadi bilangan rasional merupakan perluasan dari bilangan bulat. Tetapi bilangan rasional tidak dapat menyelesaikan persamaan x2 =

(8)

dengan 2. Bilangan semacam ini yang tidak dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat dinamakan bilangan irrasional. Bilangan-bilangan rasional dan irrasional dinamakan bilangan real. Himpunan bilangan riil dilambangkan dengan

. Di dalam bilangan riil terdapat operasi hitung yang menghubungkan dua bilangan real dan relasi urutan yang juga merupakan operasi yang berlaku pada bilangan riil, sehingga  membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem bilangan riil.

Gambar 1: Garis Bilangan Riil

Bilangan riil dapat direpresentasikan dengan titik pada pada garis yang disebut poros riil (real axis). Titik yang berkorespondensi dengan nol disebut panggal (origin).

1.1 Bilangan Kompleks dan Operasi Hitung

Definisi

Bilangan kompleks z adalah bilangan yang berbentuk z = x + iy atau z = x + yi

dengan x dan y bilangan real dan i satuan imaginer dengan i2 = -1.

x disebut sebagai bagian nyata (riil) dan y disebut sebagai bagian khayal/imaginer dari z

x = Re(z) dan y = Im(z)

(9)

1.2 Operasi Hitung pada Bilangan Kompleks

Definisi

Bilangan kompleks z1=x1+iy1 dan z2 =x2+iy2 dikatakan sama dan ditulis

2 1 z

z = jika dan hanya jika x1 =x2 dan y1=y2

Bilangan kompleks dikatakan sama jika dan hanya jika bagian riil dan imajiner sama.

DefinisiUntuk bilangan kompleks z1=x1+iy1 dan

z

2

= x

2

+ iy

2 jumlah dan hasilkali mereka berturut-turut didefinisikan

2 1 z

z + = (x1+iy1)+(x2+iy2)

= (x1+x2)+i(y1+y2)

2 1 z

z οƒ— = (x1x2βˆ’y1y2)+i(x1y2+x2y1)

Invers terhadap Penjumlahan dan Perkalian

Untuk setiap bilangan kompleks z= x+iy terdapat satu bilangan kompleks

1 1 1 x iy

z = + sehingga z+ z1=0 yakni z1=βˆ’x+i(βˆ’y)

z1 merupakan negatif dari z dan dinyatakan –z. Jadi untuk sembarang bilangan kompleks z berlaku z + (-z) = 0

Jika

z ο‚Ή 0

maka terdapat tepat satu bilangan kompleks z2 sehingga z z2=1

,yaitu z2 = 2 2 2 2 y x i y y x

x

βˆ’ +

+ dan dinamakan kebalikan atau resiprok dari z yang

(10)

merupakan invers terhadap perkalian dari z, dengan syarat x2

+

y2 tidak sama

dengan nol dan ditulis z 1

Konjugat

Untuk setiap bilangan kompleks z =x+iy maka bilangan kompleks z = xβˆ’iy dinamakan konjugat bilangan z.

1.3 Hukum Dasar/ Sifat Dasar

Berikut ini adalah bentuk operasi dengan bilangan kompleks, kita dapat memproses seperti aljabar bilangan riil, menggantikan i2 dengan -1.

1. Hukum komutatif 1 2 2

1 z z z

z + = +

1 2 2 1z z z

z =

2. Hukum Asosiatif

3 2 1 3 2

1 (z z ) (z z ) z

z + + = + +

3 2 1 3 2

1(z z ) (z z )z

z =

3. Hukum Distributif

3 1 2 1 3 2

1(z z ) z z z z

z + = +

4. Operasi konjugat z

z= z1+z2 =z1+z2 z1βˆ’z2 =z1βˆ’z2

(11)

2 1 2

1z z z

z = οƒ—

2 1 2 1

z z z

z οƒ·οƒ·οƒΈ=

 οƒΆ



 zz

= (Re(

z

))

2

+ (Im(

z

))

2

) 2

Re(

z z

z

= +

i z z z

) 2

Im( = βˆ’

nz =  atau



n = z notasi akar kompleks z1/n tidak dalam n z untuk mengungkapkan bahwa akar pangkat n dari z tidak tunggal.

Dalam sistem bilangan kompleks tidak ada relasi urutan yaitu β€œlebih kecil” dan β€œlebih besar”.

Diambil iοƒŽ dan

0 οƒŽ

,

i ο‚Ή 0

Misal:

i ο€Ύ 0

οƒž

( i )

2

ο€Ύ ( 0 )

2

0

βˆ’ 1 ο€Ύ

kontradiksi

0

i ο€Ό

οƒž (i)4 ο€Ό(0)4

0

1 ο€Ό

kontradiksi

1.4 Nilai Mutlak

Definisi

Nilai Mutlak atau modulus bilangan kompleks z=x+iy yang dinyatakan dengan

z adalah bilangan real nonnegatif

x

2

+ y

2 Teorema (Sifat-sifat nilai mutlak)

1. z ο‚³0

2. z =0 jika dan hanya jika z = 0

(12)

3. βˆ’z = z , z = z

4. Re(z)ο‚£ Re(z) ο‚£ z, Im(z)ο‚£Im(z) ο‚£ z

5. z

οƒ—

z

ο‚£

z2

6. z1z2 = z1 z2 ,

2 1 2 1

z z z

z

=

Ketaksamaan Segitiga Teorema

Nilai mutlak jumlah dua bilangan kompleks tidak lebih dari jumlah nilai mutlak masing-masing suku, dan tidak kurang dari selisih nilai mutlak masing-masing suku.

2 1 2

1 z z z

z

+ ο‚£ +

dan z1+z2 ο‚³ z1 βˆ’ z2

Teorema ini dinakaman ketaksamaan segitiga.

Bukti 2 2 1 z

z

+

=

(

z1

+

z2

)(

z1

+

z2

)

= z1z1

+

z2z1

+

z1z2

+

z2z2

= z12

+

z22 + z1z2

+

z1z2

= z12

+

z22

+ 2 Re(

z1z2

)

ingat Re(z) ≀ z

≀ z12

+

z22

+ 2

z1z2

= z12

+

z22

+ 2

z1 z2

(13)

= z12

+

z22

+ 2

z1 z2

=

(

z1

+

z2

)

2

Jadi z1

+

z22≀

(

z1

+

z2

)

2 Contoh

Tentukan Re(z) dan Im(z) jika

i z i

4 3

2 1

βˆ’

= +

kemudian tentukan nilai z dan z .

i i

4 3

2 1

βˆ’ +

=

i i i

i

4 3

4 3 4 3

2 1

+ +

βˆ’

+

=

2 2

4 3

) 6 4 ( ) 8 3 (

+ + +

βˆ’

i

= i

5 2 5 1 +

βˆ’

1.5 Penyajian Geometri

Bilangan kompleks dapat disajikan pada bidang kompleks dan dengan vektor.

P2: z2 – z1

Arti geometri nilai mutlak

Jika z1=x1+iy1 dan z2 =x2+iy2 maka z1βˆ’z2 = (x2βˆ’x1)+i(y2βˆ’y1). Menurut definisi nilai mutlak atau modulus bilangan z1βˆ’z2 adalah z1

βˆ’

z2 =

1 2 2 2

1

2

) ( )

(

x

βˆ’

x

+

y

βˆ’

y . Secara geometris nilai ini menyatakan jarak dari titik

P1(x1,y1) ke titik P2(x2,y2) yakni panjang vektor P1P2 . Demikian juga jika P(x,y) titik z2

z1

P2

(14)

wakil dari z = x + iy, maka z = x2

+

y2 . sama dengan panjang vektor OP, yaitu vektor yang menyajikan bilangan z. Jadi nilai mutlak suatu bilangan kompleks sama dengan panjang vektor yang menyajikan bilangan kompleks tersebut.

Bentuk Kutub x =

r cos οͺ y

= r sin

οͺ

r

= x2

+

y2

2 2

2 x y

r

= +

,

οͺ cos

=

r

x ,

sin οͺ

= r

y ,

tan οͺ

= x y ,

Dengan demikian

z

= x+iy dapat ditulis sebagai ) sin (cos

οͺ

i

οͺ

r + = r cis

οͺ

Sudut antara OP dan sumbu X yang diukur dalam radian dinamakan argumen bilangan kompleks z ditulis β€œarg(z)”,

)

arg(z

=

 + 2 k 

(k = 0, ο‚±1, ο‚±2, …)

Argumen adalah sudut dari bilangan kompleks bila direpsentasikan dalam bentuk kutub.

Argumen utama dengan syarat - < Arg(z) ο‚£  Contoh

) i 1 (

Arg βˆ’ =

4

βˆ’ 

) 3 i 1 (

Arg +

=

3



y P

z=x+yi

x



Sumbu imaginer

Sumbu riil

z = r

(15)

z

= rcisοͺ,

r ο‚³ 0

, οͺοƒŽοƒ‚

r

= z

οͺ = Arg(z)

Jika diberikan z1 = r1cisοͺ1 dan z2 = r2 cisοͺ2, Diperoleh

❑ z1οƒ—z2 = r1r2 cis(οͺ1+οͺ2), dengan

2 1r

r = z1z2

2 1+οͺ

οͺ = arg(z1z2)

❑ 2 1

z

z = cis( ) r

r

2 1 2

1 οͺ βˆ’οͺ ,

2 1

r r =

2 1

z z

οƒ·οƒ· οƒΈ

 οƒΆ





2 1

z

arg z

= οͺ1βˆ’οͺ2

sebarang arg(z1z2) = suatu arg(z1)+ suatu arg(z2)

sebarang

οƒ·οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ





2 1

z

arg z

= suatu arg(z1)– suatu arg(z2)

contoh

1)

( 1 +

i

3 )( 1 βˆ’

i

)

2) z1 = βˆ’1+i β†’ Arg(z1) =

4

3

(16)

z2 = i β†’ Arg(z2) =

2



2 1z

z = βˆ’1βˆ’i β†’ Arg(z1z2) = 4

3

βˆ’

3) z1 = βˆ’1βˆ’i β†’ Arg(βˆ’1βˆ’i) =

4

βˆ’ 3

z2 = i β†’ Arg(i) =

2



2 1

z z =

i 1βˆ’i

βˆ’ =

1

i 1

βˆ’

βˆ’

=βˆ’1+i β†’ Arg(βˆ’1+i) =

4 3

Diketahui arg(z)

z )

arg( 1

= βˆ’arg(z)

)

arg(z = βˆ’arg(z)

z =

z z

2

1.6 Rumus Moivre

οͺ

cis = cosοͺ+isinοͺ

οͺ

cis = 1, οͺοƒŽοƒ‚

untuk

n οƒŽ 

:

( cis οͺ )

n =





 ο€³





 ο€²

ο€± 

faktor n

cis cis

cis οͺ οƒ— οͺ οͺ

= cisnοͺ

untuk

n οƒŽ 

:

(cos οͺ + i sin οͺ )

n = cosnοͺ+isinnοͺ

(17)

contoh

)

7

1

( +

i =

( ) 2

7

( cos

4

+

i

sin

4

)

7

= 27/2

(

cos 74 +isin 74

)

= 8(1-i)

1.7 Akar Pangkat-n dari Bilangan Kompleks

Misalkan akar pangkat-n dari z adalah  sehingga



n = z

Diberikan z = r cis

οͺ

, misalkan  =  cis, akibatnya



n = z οƒž



n cis

(

n

 )

= r cis

οͺ





n

(cos

n

 +

i

sin

n

 )

= r (cos

οͺ

+isin

οͺ

)

diperoleh



n = r 

n 

=

οͺ

+2k



  = nr (real non negatif) 



= n

k



οͺ + 2

Contoh

(βˆ’ 1 )

1/6 Ditulis -1 = cis





= 

cis

 ,



=

n r

,  =

n

k



οͺ + 2

k cukup diambil n bilangan bulat berurutan, misal k = 0, 1, 2, ο‚Ό, (n-1)

Ada n buah akar dari z ditulis

=

z1/n

(18)

Misalkan  =

(βˆ’ 1 )

1/6, dengan  =



cis



, berarti

 = 61 = 1 dan



=

6

2 

 +

k

=

6

) 1 2 (

k

+ 

, diperoleh:

0 = 6

cis =

2 2

3 + i

1 =

2

cis = i

2 = 6 5 cis =

2 2

3 + i

βˆ’

3 = 6 7

cis = cis

( )

βˆ’56 =βˆ’ 23 βˆ’ 2i

4 = 6 9

cis = cis

( )

βˆ’ο°2 = -i

5 = 6 11

cis = cis

( )

βˆ’ο°6 = 23 βˆ’2i

1.8 Topologi di Bidang Kompleks

Diberikan semesta , titik p, p οƒŽ , himpunan E, E οƒŒ . Definisi

1. Kitar titik p dengan radius >0.

N(p, ) = {z : ο‚½z-pο‚½< }

2. p disebut titik limit himpinan E jika untuk (>0) (ο€€q οƒŽ E, q ο‚Ή p dan q οƒŽN(p,) Contoh

F = {1, -1, i, -i}

1 bukan titik limit F

(19)

i bukan titik limit F

a  F οƒž a bukan titik limit F p οƒŽ F οƒž p bukan titik limit F G = {z ο‚½z =

n

1, n οƒŽοƒ€}

(12,10-6)  G = {21}

3. p οƒŽ E dan p bukan titik limit E, maka p disebut titik terasing dari E (Isolated point) 4. p titik interior E, jika >0 sehingga N(p,) οƒŒ E

5. E disebut terbuka, jika setiap anggota E adalah titik interior E.

E = {z : ο‚½zο‚½ < 1} semua anggota interior z maka E terbuka F dan G tidak terbuka.

6. E disebut tertutup jika memuat semua titik limitnya (E tertutup)  (p titik limit E οƒž p οƒŽ E)

Teorema

01 EοƒŽ , E’ terbuka

02 E terbuka  EC = – E tertutup 03 Himpunan berhingga adalah tertutup 04  terbuka dan tertutup

05 terbuka dan tertutup

7. p titik pembatas himpunan E, jika

untuk

ο€’  ο€Ύ 0

, N(p,)E ο‚Ή0 dan N

(

p

,  ) 

Ec

ο‚Ή



(20)

8. Himpunan semua titik pembatas E disebut perbatasan E.

9. Daerah adalah suatu himpunan terbuka yang tidak kosong atau himpunan semacam ini digabung dengan sebagian atau seluruh titik-titik pembatsannya.

10. Himpunan terbuka E terhubung jika setiap dua titik anggota E dapat dihubungkan garis patah yang seluruhnya di dalam E.

11. Domain adalah himpunan terbuka yang terhubung.

Soal Latihan

1. Nyatakan dalam bentuk polar a. 1 + i

b. -3 – 4i c. 3i, -3i

2. Tentukan argumen dari a. 1 – i

b.  – i

3. Nyatakan dalam bentuk z = x + iy

a. οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 +

sin4 cos4

8

 

i

b. οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 +

4 sin3 4

cos3

18

 

i

4. Tentukan semua nilai akar berikut a. (-1)1/3

b. 11/6

5. Tunjukkan bahwa

z = 1 ο‚± 3 i

memenuhi persamaan z2 βˆ’2z+10=0

(21)

6. Tentukan Re(z), Im(z), z dan z untuk

a. z =

i i i

i

25 14 3 4 3

5

2 + βˆ’

+

βˆ’

b. z =

) 3 1 )(

2 1 )(

1 (

15 12

i i

i

i

+ +

+

βˆ’

7. Tulislah bilangan kompleks berikut ke bentuk a + ib a.

( 1 +

i

)

7

b. i

i +

βˆ’ 1

) 1

( 3

8. Tentukan bagian real dan bagian imajiner dari

in dan i-n untuk n bilangan bulat positif

9. Jika z = 3 buktikan bahwa

8 1 1 1

2 ο‚£

+ z 10. Jika z2 β‰  z3 buktikan bahwa | 𝑧1

𝑧2+𝑧3| ≀ |𝑧1|

|𝑧2|βˆ’|𝑧3|

11. Buktikan rumus|𝑧1𝑧2𝑧3… 𝑧𝑛| = |𝑧1||𝑧2||𝑧3| … |𝑧𝑛| dengan induksi matematik

12. Tulislah bilangan kompleks berikut dalam bentuk r (cos ΞΈ+ i sin ΞΈ) a. 1, i, -1, -i

b. 1 + i, (1 + i)7, 1 βˆ’ π‘–βˆš3, βˆ’1 + π‘–βˆš3

13. Dengan menggunakan bentuk kutub untuk masing – masing faktornya nyatakan bilangan komplek beri-kut ke dalam bentuk a + ib

a. ( 1 – i )8 b. (1βˆ’i)3

1+i

(22)

c. (1+i√3)

3(√3+i)6 (1+i)2

14. Di bidang kompleks diberikan titik A yang menyatakan bilang z. Tentukan secara geometris titik P yang menyatakan w jika

a.

w = iz,

b.

w = -iz,

c.

w = 𝑧̅

d.

w = iz + 1 + i

15. Lukislah titik P untuk w = 1

z . Jika diberikan titik A yang menyajikan sembarang bilangan z untuk:

a. 0 ≀ z ≀ 1 b. z = 1

16. Berikan alasan mengapa rumus 2 1 2 1 2

1 z z z z z

z βˆ’ ο‚£ + ο‚£ +

disebut ketaksamaan segitiga

17. Jika a dan b akar-akar pangkat tiga yang tidak riil dari 1, buktikan bahwa b = a2.

18. Tentukan semua akar pangkat 6 dari -1 dan gambarkan akar-akar itu dibidang kompleks.

19. Jika w sembarang akar pangkat n dari 1 dan w β‰  1 buktikan bahwa 1 + w + w2 + ... + wn-1 = 0

y

iz z

1

z

1

’

z

2

= z

x

(23)

20. Dengan menggunakan teorema Moivre buktikan bahwa untuk a = πœ‹

7 diperoleh cos a – cos 2a + cos 3a = Β½

21. Dengan menggunakan rumus 1 + z + z2 + ... + zn = 1βˆ’zn+1

1βˆ’z , z β‰  1 untuk 0<<2

turunkan rumus

1 + cos  + cos 2 + ... + cos n = sin⁑(n+12)θ

2 sin12ΞΈ sin  + sin 2 + ... + sin n = 12cot12πœƒβˆ’cos⁑(n+

1 2)ΞΈ 2 sin12ΞΈ

22. Buktikan bahwa titik z di bidang kompleks yang memenuhi persamaan z-1+i = 2 terletak pada lingkaran

x2+y2–2x + 2y – 2 = 0. Jadi z-1+i = 2 menyajikan persamaan suatu lingkaran.

23. Tafsirkan secara geometris bahwa persamaan z+3 + z-3 = 10 di bidang kompleks menyajikan persamaan suatu ellips. Tentukan bilangan kompleks yang dinyatakan oleh puncak dan fokus ellips ini.

24. Irisan kerucut apakah yang disajikan oleh persamaan z-5 - z + 5 = 6?

Tentukan bilangan kompleks yang menyatakan puncak dan fokus irisan kerucut ini.

25. Buktikan bahwa titik-titik z yang memenuhi persamaan z – 2i = 2z - 3 terletak pada suatu lingkaran

26. Sketlah titik demi titik kurva yang disajikan oleh persamaan a. z2 - z = 1

b. z2 – 3z + 4 = 16

27. Jika a + ib dengan a dan b riil adalah suatu akar persamaan dengan koefisien- koefisien riil c0zn + c1zn-1 + ... + cn-1z + cn = 0 maka a – ib juga akar persamaan

(24)

ini. Buktikan teorema ini. Jadi akar-akar yang tidak riil suatu persamaan derajat tinggi dengan koefisien riil sepasang-sepasang saling konjugat.

28. Jika diberikan bilangan kompleks z1 dan z2, tentukan konstata kompleks c dan r > 0 sehingga bilangan kompleks z berlaku z – z1 = 2 z – z2 jika dan hanya jika z – c = r.

1.9 Soal dan Penyelesaian 1. Nyatakan dalam bentuk polar

a. 1 + i

Untuk z = 1 + i, diperoleh r = 2 dan arg z =

 2 k 

4 +

, sehingga

1 + i =

οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 + + + 2 )

sin( 4 )

4 2 cos(

2  k  i  k 

b. 3i, -3i

Untuk z = 3i dan z = -3i, diperoleh r = 3 dan arg z =

 2 k 

2 +

, sehingga

3i =

οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 + + + 2 )

sin( 2 )

2 2 cos(

3    

k i

k

dan

-3i =

οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 + βˆ’ + 2 )

sin( 2 )

2 2 cos(

3    

k i

k

2. Tentukan argumen dari a. 1 – i

(25)

Arg (1 – i) =

1 tan βˆ’ 1

arc =

4

βˆ’ 

b.  – i

Arg ( – i) =



 tan βˆ’

arc =

4

βˆ’ 

3. Nyatakan dalam bentuk z = x + iy

a. οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 +

sin4 cos4

8

 

i

x = οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 cos4

8



=

8 2

2

οƒ—

1 = 2

y = οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 sin4

8



=

8 2

2

οƒ—

1 = 2

jadi οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 +

sin4 cos4

8

 

i = 2 + 2i

b. οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 +

4 sin3 4

cos3

18

 

i

x = οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 4 cos3

18



=

18 οƒ— ( βˆ’

21

2 )

= -3

y = οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 4 sin3

18



=

18 2

2

οƒ—

1 = 3

jadi οƒ·

οƒΈ

 οƒΆ



 +

4 sin3 4

cos3

18

 

i = -3 + 3i

4. Tentukan semua nilai akar berikut a. (-1)1/3

(26)

Ditulis -1 = cis



Misalkan  =

(βˆ’ 1 )

1/3, dengan  =



cis



, berarti

 = 31 = 1 dan



=

3

2 

 +

k

=

3

) 1 2 (

k

+ 

, diperoleh:

0 = 3

cis =

2 3 2 1+i

1 = cis



= βˆ’1+iοƒ—0 = -1

2 = 3 5 cis =

2 3 2 1βˆ’i

b. 11/6

Ditulis 1 = cis

0

Misalkan  =

( 1 )

1/6, dengan  =



cis



, berarti

 = 61 = 1 dan



=

6

2 0 +

k



=

3



k

, diperoleh:

0 = cis0 = 1

1 = cis3 = 21 + 23

i

2 = 3 2

cis = βˆ’21+ 23

i

3 = cis



= βˆ’1

4 =

3 4

cis = βˆ’ 21βˆ’ 23

i

5 = 3 5

cis = 21 βˆ’ 23

i

(27)

5. Tunjukkan bahwa

z = 1 ο‚± 3 i

memenuhi persamaan z2 βˆ’2z+10=0 Penyelesaian:

z1,2 = βˆ’b±√b2βˆ’4ac

2a , dengan a = 1, b = -2 dan c = 10 z1,2 = βˆ’(βˆ’2)±√(βˆ’2)2βˆ’4(1)(10)

2.1 = 2±√4βˆ’40

2 = 2Β±βˆšβˆ’36

2

= 2Β±6i

2 = 1 ο‚± 3i

6. Tentukan Re(z), Im(z), z dan z untuk

a. z =

i i i

i

25 14 3 4 3

5

2 + βˆ’

+

βˆ’

b. z =

) 3 1 )(

2 1 )(

1 (

15 12

i i

i

i + +

+

βˆ’

Penyelesaian a. z = 2βˆ’5i

3+4i 3βˆ’4i

3βˆ’4i+3βˆ’14i

25i

βˆ’i

βˆ’i =βˆ’28βˆ’26i

25 Re(z) = βˆ’28

25, Im(z) = βˆ’26

25,

z = √(βˆ’28

25)2+ (βˆ’26

25)2 = √1460

252, 𝑧̅ = βˆ’28+26i

25

b. z = 12βˆ’5i

(1+i)(1+2i)(1+3i)

Z = 12βˆ’5i

(1+i)(1+2i)(1+3i) = 12βˆ’5i

(βˆ’1+3i)(1+3i) = βˆ’6

5+1

2𝑖 Re(z) = βˆ’6

5, Im(z) = 1

2, z = √(βˆ’6

5)2+ (1

2)2 = √36

25+1

4 = 13

10 = 1,3 , 𝑧̅ = βˆ’6

5βˆ’1

2𝑖

7. Tulislah bilangan kompleks berikut ke bentuk a + ib

(28)

a.

( 1 +

i

)

7 Penyelesaian

(1+i)7 = 1(1)7 + 7(1)6i + 21(1)5(i)2 + 35(1)4(i)3 + 35(1)3(i)4 + 21(1)2(i)5 + 7(1)(i)6 + 1(i)7

= 1+7i-21-35i+35+21i-7-i = 8-8i

b. i

i +

βˆ’ 1

) 1

( 3

(1βˆ’i)3

1+i = 1(1)3βˆ’3iβˆ’3+i

1+i = βˆ’2βˆ’2i

1+i = -2

8. Tentukan bagian real dan bagian imajiner dari

in dan i-n untuk n bilangan bulat positif

a. in = {

1, 𝑛 = 4π‘˜

βˆ’1, 𝑛 = 4π‘˜ βˆ’ 2 𝑖, 𝑛 = 4π‘˜ βˆ’ 3

βˆ’π‘–, 𝑛4π‘˜ βˆ’ 1

, k = 1, 2, 3, ...,n

b. i-n = (-i-1)n = (1

𝑖 𝑖

𝑖)𝑛 = (βˆ’π‘–)𝑛= (βˆ’1)𝑛(𝑖)𝑛

Re(z) = {

1, 𝑛 = 4π‘˜

βˆ’1, 𝑛 = 4π‘˜ βˆ’ 2 0, 𝑛 = π‘”π‘Žπ‘›π‘—π‘–π‘™

dan

Im(z) = {

0, 𝑛 = π‘”π‘’π‘›π‘Žπ‘ 1, 𝑛 = 4π‘˜ βˆ’ 1

βˆ’1, 𝑛 = 4π‘˜ βˆ’ 3

9. Buktikan hukum-hukum komutatif, asosiatif dan distributif operasi-operasi hitung dalam sistem bilangan kompleks pada 1.2

Komutatif Penjumlahan

Z1 + Z2 = (x1 + i y1) + (x2 + i y2) = (x1 + x2) + i (y1 + y2)

(29)

= (x2 + x1) + i (y2 + y1) = x2 + x1 + i y2 + i y1

= (x2 + i y2) + (x1 + i y1) = Z2 + Z1. Komutatif Perkalian

Z1 . Z2 = (x1 + i y1) (x2 + i y2)

= x1x2 – y1y2 + i(x1y2 + x2y1)

= x2x1 – y2y1 + i(x2y1 + y2x1)

= (x2 + i y2) (x1 + i y1) = Z2 . Z1

Asosiatif Penjumlahan

Z1 + (Z2 + Z3) = (x1 + i y1) + [(x2 + i y2) + (x3 + i y3)]

= (x1 + i y1) + (x2 + i y2) + (x3 + i y3)

= [(x1 + i y1) + (x2 + i y2)] + (x3 + i y3)

= (Z1 + Z2)+ Z3

Distributif

Z1 (Z2 + Z3) = (x1 + i y1) [(x2 + i y2) + (x3 + i y3)]

= (x1 + i y1) [(x2 + x3) + i(y2 + y3)]

= [(x1 + iy1)(x2 + iy2)] + [(x1 + iy1)(x3 + iy3)]

= (Z1 Z2) + (Z1 Z3)

10. Buktikan hukum-hukum tentang operasi konjugat dalam 1.2.

Penyelesaian

β€’ 𝑧̿⁑=π‘₯ΜΏΜΏΜΏΜΏΜΏΜΏΜΏΜΏΜΏΜΏΜΏ = π‘₯1+ 𝑖𝑦1 Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ… = π‘₯1βˆ’ 𝑖𝑦1 1+ 𝑖𝑦1 = z

β€’ 𝑧̅ + 𝑧1 Μ… = (π‘₯2 1βˆ’ 𝑖𝑦1) + (π‘₯2βˆ’ 𝑖𝑦2)

= (π‘₯1+ π‘₯2) + 𝑖(𝑦1+ 𝑦2)

(30)

= 𝑧̅̅̅̅̅̅̅̅̅ 1+ 𝑧2

β€’ 𝑧̅ βˆ’ 𝑧1 Μ… = (π‘₯2 1βˆ’ 𝑖𝑦1) βˆ’ (π‘₯2βˆ’ 𝑖𝑦2)

= (π‘₯1βˆ’ π‘₯2) βˆ’ 𝑖(𝑦1βˆ’ 𝑦2) = 𝑧̅̅̅̅̅̅̅̅̅ 1βˆ’ 𝑧2

β€’ 𝑧̅ βˆ™ 𝑧1 Μ… = (π‘₯2 1βˆ’ 𝑖𝑦1) βˆ™ (π‘₯2βˆ’ 𝑖𝑦2)

= (π‘₯1π‘₯2βˆ’ 𝑦1𝑦2) βˆ’ 𝑖(π‘₯1𝑦2βˆ’ 𝑦1π‘₯2) = 𝑧̅̅̅̅̅̅̅̅ 1βˆ™ 𝑧2

β€’ 𝑧+𝑧̅

2 = (x+iy)+(xβˆ’iy) 2 = 2x

2 = x = Re(z)

β€’ π‘§βˆ’π‘§Μ…

2 = (x+iy)βˆ’(xβˆ’iy) 2 = 2y

2 = y = Im(z) 11. Jika z = 3 buktikan bahwa| 1

𝑧2+1| ≀1

8 Penyelesaian

| 1

𝑧2+1| = 1

|𝑧2+1| ≀ 1

|𝑧2|βˆ’|1| = 1

9βˆ’1 = 1

8, karena

z

1

maka tanda

ο‚£

Jadi terbukti bahwa |𝑧21+1| ≀18 12. Jika z2 β‰  z3 buktikan bahwa | 𝑧1

𝑧2+𝑧3| ≀|𝑧|𝑧1|

2|βˆ’|𝑧3|

Penyelesaian

| 𝑧1

𝑧2+𝑧3| = |z|z1|

2+z3| , karena z2 + z3 ο‚³ z2 - z3

|z1|

|z2+z3| ≀ |z1|

|z2|βˆ’|z3|

13. Buktikan rumus|𝑧1𝑧2𝑧3… 𝑧𝑛| = |𝑧1||𝑧2||𝑧3| … |𝑧𝑛| dengan induksi matematik Penyelesaian

a. Ambil n = 2

z1z22 = (𝑧1𝑧2)(𝑧̅̅̅̅̅̅) = (𝑧1𝑧2 1𝑧2)(𝑧̅ 𝑧1Μ… ) = (𝑧2 1𝑧̅ )(𝑧1 2𝑧̅ ) 2

= |𝑧1|2|𝑧2|2

b. Ambil n = k adalah benar diasumsikan

(31)

|𝑧1𝑧2𝑧3… π‘§π‘˜| = |𝑧1||𝑧2||𝑧3| … |π‘§π‘˜| c. Untuk n = k + 1

|𝑧1𝑧2𝑧3… π‘§π‘˜. π‘§π‘˜+1| = |(𝑧1𝑧2𝑧3… π‘§π‘˜). (π‘§π‘˜+1)|

= |𝑧1𝑧2… π‘§π‘˜|. |π‘§π‘˜+1|

= |𝑧1||𝑧2| … |π‘§π‘˜|. |π‘§π‘˜+1|

14. Tulislah bilangan kompleks berikut dalam bentuk r (cos ΞΈ+ i sin ΞΈ) Penyelesaian :

a. 1, i, -1, -i

z =1, = 1 + i 0, sehingga x = 1 dan y = 0 r = √x2+ y2 =√12+ 02 = 1

arg(z) = arg(1+0i) = arc tan y

x = arc tan 0

1

= arc tan 0 = 0

z = 1 ( cos 0 + i sin 0) = cos 0 + i sin 0 = cis 0 z= i = 0 + i. 1, x = 0 dan y = 1

r= √x2+ y2 = √02+ 12 = 1 arg(z) = arg(i) = arc tan y

x = arc tan 1

0 = π⁑

2

z = r (cos ΞΈ + i sin ΞΈ) = 1 ( cos π⁑

2+ I sin π⁑

2)

= cos π⁑

2 + i sin π⁑

2 = cis π⁑

2

z = -1 = -1 + i.0, sehingg x = -1 dan y = 0 r= √x2+ y2 =√(βˆ’1)2+ 02 = 1

arg(z) = arg(-1) = arc tan y

x = arc tan 0

βˆ’1 = Ο€

z = r (cos ΞΈ + i sin ΞΈ) = 1 ( cos Ο€ + I sin Ο€)

(32)

= cos Ο€ + i sin Ο€

z = -i = 0 + i. (-1), sehingga x = 0 dan y = -1 r = √x2+ y2 =√02+ (βˆ’1)2 = 1

arg(z) = arg(-i) = arc tan y

x = arc tan βˆ’1

0 = 3⁑

2Ο€ z = r (cos ΞΈ + i sin ΞΈ) = 1 ( cos 3⁑

2Ο€+ i sin3⁑

2Ο€)

= cos 3⁑

2Ο€ + i sin 3⁑

2Ο€ = cis 3⁑

2Ο€ b. 1 + i, (1 + i)7, 1 βˆ’ π‘–βˆš3, βˆ’1 + π‘–βˆš3

1 + i = √2(π‘π‘œπ‘ β‘πœ‹4+ π‘–β‘π‘ π‘–π‘›β‘πœ‹4) (1+i)7 = (√2)7(π‘π‘œπ‘ β‘7πœ‹

4 + 𝑖⁑𝑠𝑖𝑛⁑7πœ‹4)

= 8√2(π‘π‘œπ‘ β‘7πœ‹4 + 𝑖⁑𝑠𝑖𝑛⁑7πœ‹4) 1 βˆ’ π‘–βˆš3 = 2(π‘π‘œπ‘ β‘5πœ‹3 + 𝑖⁑𝑠𝑖𝑛⁑5πœ‹3)

βˆ’1 + π‘–βˆš3 = 2(π‘π‘œπ‘ β‘4πœ‹

3 + 𝑖⁑𝑠𝑖𝑛⁑4πœ‹3)

15. Dengan menggunakan bentuk kutub untuk masing – masing faktornya nyatakan bilangan komplek beri-kut ke dalam bentuk a + ib

a. ( 1 – i )8 Penyelesaian

( 1 – i )8 = (√2)8[cos (8 βˆ™7πœ‹

4) + 𝑖 sin(8 βˆ™7πœ‹4)]

= 16(cos 14πœ‹ + 𝑖 sin 14πœ‹β‘) = 16 b. (1βˆ’i)3

1+i = (√2)

3[cos(3βˆ™7Ο€4)+⁑i sin(3βˆ™7Ο€ 4)]

√2(cos7Ο€4+⁑i⁑sin⁑(7Ο€ 4)

= 2 (cos 5+ i sin 5) = -2

c. (1+i√3)

3(√3+i)6 (1+i)2 = 2

3(cos 3βˆ™Ο€3+i sin 3βˆ™Ο€2)26(cos 6βˆ™Ο€6+i sin 3βˆ™Ο€6) 2(cos 2βˆ™Ο€4+i sin2βˆ™Ο€

4)

(33)

= 256(cos(Ο€ + Ο€ βˆ’Ο€2+ i sin Ο€ + Ο€ βˆ’Ο€2)

= 256(cos3Ο€2+i sin3Ο€2) = -256i

16. Di bidang kompleks diberikan titik A yang menyatakan bilang z. Tentukan secara geometris titik P yang menyatakan w jika a. w = iz, z1 = i dan z2 = z

Gunakan Z = r ei

w = iz = π‘’πœ‹π‘–2 βˆ™ π‘Ÿ βˆ™ π‘’π‘–πœƒ = π‘Ÿ βˆ™ 𝑒(πœƒ+πœ‹2)𝑖

b. w = -iz, z1 = -i, z2 = z w = -iz =π‘’βˆ’πœ‹π‘–2+π‘–πœƒ = 𝑒𝑖(πœƒβˆ’πœ‹2) c. w = 𝑧̅

w = 𝑧̅ = π‘’π‘–πœƒ ?

d. w = iz + 1 + i, z1 = i dan z2 = z, z3 = 1 + i, w = z1 οƒ— z2 + z3

17. Lukislah titik P untuk w = 1

z . Jika diberikan titik A yang menyajikan sembarang bilangan z untuk:

a. 0 ≀ z ≀ 1 b. z = 1

18. Berikan alasan mengapa rumus ||𝑧1| βˆ’ |𝑧2|| ≀ |𝑧1+ 𝑧2| ≀ |𝑧1| + |𝑧2|

y

iz z

1

z

1

’

z

2

= z

x

(34)

disebut ketaksamaan segitiga

19. Jika a dan b akar-akar pangkat tiga yang tidak riil dari 1, buktikan bahwa b = a2.

Misalkan w = 1 cis 0, 11/3 = zk = 1 (cos0+2π‘˜πœ‹

3 + 𝑖 sin0+2π‘˜πœ‹3 ⁑) , untuk k = 0, 1, 2

Ketiga akar pangkat 3 dari 1 adalah:

z0 = cis 0 = 1 z1 = 𝑐𝑖𝑠⁑2πœ‹3 = βˆ’12+𝑖⁑1

2⁑√3 z2 = 𝑐𝑖𝑠⁑4πœ‹3 = βˆ’12βˆ’π‘–β‘1

2⁑√3 misalkan a = z1 = βˆ’1

2⁑⁑+ 𝑖1

2⁑√3 b = z1 = βˆ’1

2β‘β‘βˆ’ 𝑖1

2⁑√3 a2 = (βˆ’1

2⁑⁑+ 𝑖1

2⁑√3)2 = 1

4β‘β‘βˆ’1

2π‘–βˆš3 βˆ’3

4 = βˆ’1

2β‘β‘βˆ’ 𝑖1

2⁑√3

20. Tentukan semua akar pangkat 6 dari -1 dan gambarkan akar-akar itu dibidang kompleks.

Penyelesaian : Misalkan w = 1 cis , -11/6 = zk = 1 (cosπœ‹+2π‘˜πœ‹

6 + 𝑖 sinπœ‹+2π‘˜πœ‹6 ⁑) , untuk k = 0, 1, 2, 3, 4, 5 Ketiga akar pangkat 6 dari -1 adalah:

z0 = π‘π‘–π‘ β‘πœ‹6 = 1

2√3⁑⁑+ 𝑖⁑12⁑ = 1

2√3⁑⁑+ ⁑12𝑖⁑

z1 = π‘π‘–π‘ β‘πœ‹2 = 0 + 𝑖. 1 = 𝑖 z2 = 𝑐𝑖𝑠⁑5πœ‹6 = βˆ’1

2√3⁑⁑+ 𝑖⁑12⁑ = βˆ’1

2√3⁑⁑+ ⁑2⁑1𝑖⁑

(35)

z3 = 𝑐𝑖𝑠⁑7πœ‹6 = βˆ’1

2√3β‘β‘βˆ’ 𝑖⁑12⁑ = βˆ’1

2√3β‘β‘βˆ’ ⁑12𝑖⁑

z4 = 𝑐𝑖𝑠⁑7πœ‹6 = 0 βˆ’ 𝑖. 1 = βˆ’π‘–

z5 = 𝑐𝑖𝑠⁑11πœ‹6 = 12√3β‘β‘βˆ’ 𝑖⁑12⁑ = 12√3β‘β‘βˆ’ ⁑12𝑖⁑

21. Seperti soal nomor 20, untuk akar pangkat 3 dari 1 dan dari -1 a. Akar pangkat 3 dari 1 seperti no 19

b. Akar pangkat 3 dari -1 Misalkan w = 1 cis , (-1)1/3 = zk = 1 cisπœ‹+2π‘˜πœ‹

3 , untuk k = 0, 1, 2 Ketiga akar pangkat 6 dari -1 adalah:

z0 = π‘π‘–π‘ β‘πœ‹3 = 12⁑⁑+ 𝑖⁑12⁑√3 = 12⁑⁑+ ⁑12π‘–βˆš3⁑

z1 = π‘π‘–π‘ β‘πœ‹ = βˆ’1 + 𝑖. 0 = βˆ’1 z2 = 𝑐𝑖𝑠⁑5πœ‹3 = 12β‘β‘βˆ’ 𝑖⁑12⁑√3

22. Jika w sembarang akar pangkat n dari 1 dan w β‰  1 buktikan bahwa 1 + w + w2 + ... + wn-1 = 0

Penyelesaian

dari w merupakan akar pangkat n dari 1, sehingga diperoleh bahwa wn = 1 dan wn+1 = wn . w = w

sehingga 1 + w + w2 + ... + wn-1 + wn = 1βˆ’wn+1

1βˆ’w = 1βˆ’w

1βˆ’w = 1,

 1 + w + w2 + ... + wn-1 + 1 = 1 Jadi 1 + w + w2 + ... + wn-1 = 0

23. Gunakan teorema Moivre buktikan bahwa untuk a = πœ‹7 diperoleh cos a – cos 2a + cos 3a = Β½

(36)

Penyelesaian

cis a – cis 2a + cis 3a = cis⁑a⁑(1βˆ’(βˆ’cis⁑a)3)

1βˆ’(βˆ’cis⁑a) = cis⁑a+(cis⁑a)4 1+cis⁑a

= cis⁑a+cis⁑4a

1+cis⁑a οƒ—1+cos aβˆ’i sin a 1+cos aβˆ’i sin a

= cos a+i sin a+cos⁑4a+i sin 4a

1+cos a+i sin a οƒ—1+cos aβˆ’i sin a 1+cos aβˆ’i sin a

=

cos a+cos2a βˆ’i cos a sin a+i sin a+i sin a cos a + sin2a+ cos 4a+cos a cos 4aβˆ’i sin a cos 4a+i sin 4a+i cos a sin 4a+sin a cos 4a 1+cos aβˆ’i sin a+cos a+cos2aβˆ’i sin a cos a+i sin a+i sin a cos a+sin2a

=

cos a+cos2a βˆ’i cos a sin a+i sin a+i sin a cos a + sin2a+ cos 4a+cos a cos 4aβˆ’i sin a cos 4a+i sin 4a+i cos a sin 4a+sin a cos 4a 2(1+cos a)

cos a – cos 2a + cos 3a = Re(ruas kanan)

= cos a+⁑cos2a+sin2a+cos 4a+cos a cos 4a+sin a sin 4a 2(1+cos a)

= 1+cos a+cos 4a+cos 3a 2(1+cos a)

= 1

2+cos 4a+cos 3a 2(1+cos a)

=1

2+2 cos

7a 2cosa2 2(1+cos a)

= 1

2+ 2οƒ—0βˆ™cos

a 2

2(1+cos a)

= 1

2

24. Dengan menggunakan rumus 1 + z + z2 + ... + zn = 1βˆ’zn+1

1βˆ’z , z β‰  1 untuk 0<<2

turunkan rumus

1 + cos  + cos 2 + ... + cos n = sin⁑(n+12)θ

2 sin12ΞΈ sin  + sin 2 + ... + sin n = 12cot12πœƒβˆ’cos⁑(n+

1 2)ΞΈ 2 sin12ΞΈ

Referensi

Dokumen terkait