BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil yang berada di Kota Cirebon, yaitu sebanyak 87 Usaha Kecil yang terpilih dari populasi berjumlah 663 Usaha Kecil.
Terdapat 2 karakteristik responden berdasarkan yang dimasukkan dalam penelitian ini, yaitu karakteristik responden berdasarkan identitas responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status sosial. Sedangkan karakteristik profil usaha kecil tediri dari, jenis usaha, lama menjalankan usaha, modal awal membangun usaha, kekayaan bersih (tidak termasuk tanah/bangunan), dan omzet penjualan pertahun. Penggologan yang dilakukan kepada responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan akurat mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian.
1. Karakteristik Identitas Responden
Karakteristik identitas dalam penelitian ini beragam. Dalam pembahasan ini, karakteristik responden disajikan dalam bentuk prosentase. Berdasarkan data dari 87 responden yang memberikan jawaban atas peneliti dapat diketahui perbedaan karakteristik antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan status sosial.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Prosentase 1 < 20 Tahun 4 4,60%
2 21-30 Tahun 16 18,40%
3 31-40 Tahun 36 41,40%
4 41-50 Tahun 24 27,60%
5 > 50 Tahun 7 8%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah responden berusia 31-40 tahun sebanyak 36 orang atau 41,40%, kemudian di ikuti responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 24 orang atau 27,60%, kemudian responden berusia 21-30 tahun sebanyak 16 orang atau 18,40%, kemudian respinden berusia >50 tahun sebanyak 7 orang atau 8% dan yang terakhir responden berusia <20 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau 4,60%. Hal ini menunjukkan bahwa usia 31-40 tahun merupakan usia produktif sehingga mereka masih mempunyai semangat tinggi untuk berwirausaha.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1 Laki-Laki 50 57,50%
2 Perempuan 37 42,50%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah laki-laki sebanyak 50 orang atau 57,50% dan perempuan sebanyak 37 orang atau 42,50%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaku usaha kecil di Korta Cirebon di dominasi oleh laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Prosentase
1 SD 1 1,20%
2 SMP 15 17,20%
3 SMA 49 56,30%
4 D3 10 11,50%
5 S1 10 11,50%
6 S2-S3 0 0%
7 Lain-Lain 2 2,30%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Bedasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah responden berpendidikan SMA sebanyak 49 orang atau 56,30%, kemudian diikuti responden berpendidikan SMP sebanyak 15 orang atau 17,20%, kemudian responden berpendidikan D3 dan S1 sebanyak 10 orang atau 11,50%, kemudian responden berpendidikan lain-lain sebanyak 2 orang atau 2,30%, kemudian responden berpendidikan SD sebanyak 1 orang atau 1,20% dan yang terakhir respoinden berpendidikan S2-S3 sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian pelaku Usaha Kecil didominasi oleh responden yang berpendidikan SMA.
Menurut peneliti, pemerintah harus berperan aktif dalam mengembangkan usaha kecil di Kota Cirebon agar mampu bersaing dipasaran. Karena, pada saat ini globalisasi sudah sangat marak di kalangan pengusaha. Maka dari itu, diliat dari tabel 4.3 pendidikan yang masih minim rata-rata berpendidikan SMA adalah salah satu penyebab rendahnya sumber daya insani.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Sosial Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Sosial
No Status Sosial Jumlah Prosentase
1 Menikah 74 85%
2 Belum Menikah 13 15%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah responden yang sudah menikah sebanyak 74 orang atau 85% dan responden yang belum menikah sebanyak 13 orang atau 15%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaku Usaha Kecil Kota Cirebon didominasi oleh responden yang sudah menikah.
2. Karakteristik Profil Usaha Kecil
Karakteristik identitas dalam penelitian ini beragam. Dalam pembahasan ini, karakteristik responden disajikan dalam bentuk prosentase. Berdasarkan data dari 87 responden yang memberikan jawaban atas peneliti dapat diketahui perbedaan karakteristik antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini meliputi jenis usaha, lama menjalankan usaha, modal awal membangun usaha, kekayaan bersih (tidak termasuk tanah/bangunan), dan omzet penjualan pertahun.
a. Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Jenis Usaha Tabel 4.5
Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Jenis Usaha No Jenis Usaha Kecil Jumlah Prosentase
1 Makanan/Minuman 14 16,1%
2 Alat/Peralatan 33 37,9%
3 Jasa 35 40,2%
4 Lainnya 5 5,8%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa profil usaha kecil berdasarkan jenis usaha terbanyak adalah usaha berbentuk jasa yaitu, sebanyak 35 usaha kecil atau 40,2%, kemudian diikuti oleh usaha kecil alat/peralatan sebanyak 33 usaha kecil atau 37,9%, kemudian makanan/minuman sebanyak 14 usaha kecil atau 16,1%
dan yag terakhir jenis usaha kecil lain-lainnya sebanyak 5 usaha kecil atau 5,8%.
Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil terbanyak dari responden diatas adalah usaha kecil berbentuk jasa.
Dalam tabel 4.5 yang mendominasi adalah usaha kecil berbentuk jasa, seperti salon, jasa cleaning, bengkel, fotocopy, sablon, dan masih banyak lagi.
Peringkat kedua yaitu, alat/peralatan keperluan sehari-hari seperti toko kaca, toko bangunan, toko buku, toko pakaian dan lain sebagainya.
b. Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha Tabel 4.6
Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha No Lama Menjalankan
Usaha Jumlah Prosentase
1 < 1 Tahun 4 4,60%
2 1-2 Tahun 12 13,80%
3 2-3 Tahun 29 33,30%
4 3-4 Tahun 18 20,70%
5 4-5 Tahun 12 13,80%
6 > 5 Tahun 12 13,80%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa waktu paling lama dalam menjalankan usaha kecil adalah 2-3 tahun sebanyak 29 usaha kecil atau 33,30%, kemudian diikuti lama menjalankan usaha 3-4 tahun sebanyak 18 usaha kecil atau 20,70%, kemudian 1-2 tahun, 4-5 tahun dan >5 tahun sebanyak 12 usaha kecil atau 13,80% dan yag terakhir lama menjalakan usaha <1 tahun sebanyak 4 usaha kecil atau 4,60%. Hal ini menunjukkan bahwa paling lama dalam menjalankan usaha kecil di Kota Cirebon didominasi oleh 2-3 tahun.
Dalam hal ini usaha kecil di Kota Cirebon masih banyak yang baru memulai usahanya. Karena, rata-rata responden lama menjalankan usahanya adalah 2-3 tahun. Karena persaingan yang semakin ketat, banyak usaha kecil yang tidak bertahan lama dalam menjalankan usahanya. Banyak karena berbagai faktor yaitu kurangnya modal, kualitas manajemen dan sumber daya insani.
c. Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Modal Awal Membangun Usaha
Tabel 4.7
Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Modal Awal Membangun Usaha
No Modal Awal Jumlah Prosentase
1 < 1 Juta 1 1,20%
2 1-50 Juta 32 36,80%
3 51-100 Juta 28 32,20%
4 101-150 Juta 7 8,00%
5 151-200 Juta 19 21,80%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa modal awal membangun usaha terbanyak adalah usaha kecil dengan modal awal 1-50 juta sebanyak 32 usaha kecil atau 36,80%, kemudian diikuti usaha kecil dengan modal awal 51-100 juta sebanyak 28 usaha kecil atau 32,20%, setelah itu usaha kecil yang modal awalnya 151-200 juta sebanyak 19 usaha kecil atau 21,80%, kemudian 101-150 juta
sebanyak 7 usaha kecil atau 8% dan yang terakhir usaha kecil dengan modal <1 juta sebanyak 1 usaha kecil atau 1,20%.
d. Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Kekayaan Bersih (Tidak Termasuk Tanah/Bangunan)
Tabel 4.8
Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Kekayaan Bersih (Tidak Termasuk Tanah/Bangunan)
No Kekayaan Bersih Jumlah Prosentase
1 < 1 Juta 1 1,20%
2 1-50 Juta 20 23%
3 51-100 Juta 26 29,90%
4 101-150 Juta 27 31%
5 151-200 Juta 13 15%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa kekayaan bersih terbanyak adalah usaha kecil dengan kekayaan bersih 101-150 juta sebanyak 27 usaha kecil atau 31%, kemudian diikuti usaha kecil dengan kekayaan bersih 51-100 juta sebanyak 26 usaha kecil atau 29,90%, kemudian usaha kecil dengan kekayaan bersih 1-50 juta sebanyak 20 usaha kecil atau 23%, kemudian usaha kecil dengan kekayaan bersih 151-200 juta sebanyak 13 usaha kecil atau 15%, dan yang terakhir usaha kecil dengan kekayaan bersih <1 juta sebanyak 1 usaha kecil atau 1,20%.
Dapat disimpulkan bahwa kekayaan bersih paling banyak yang dimiliki Usaha Kecil di Kota Cirebon didominasi oleh kekayaan bersih 101-150 juta.
e. Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Omzet Penjualan Pertahun Tabel 4.9
Karakteristik Profil Usaha Kecil Berdasarkan Omzet Penjualan Pertahun
No Omzet Jumlah Prosentase
1 < 1 Juta 1 1,20%
2 1-50 Juta 37 42,50%
3 51-300 Juta 31 35,60%
4 301-500 Juta 16 18,40%
5 501 Juta - 1 Milyar 2 2,30%
Total 87 100%
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa omzet penjualan pertahun terbanyak adalah usaha kecil dengan penjualan pertahun 1-50 juta sebanyak 37 usaha kecil atau 42,50%, kemudian diikuti usaha kecil dengan omzet 51-300 juta sebanyak 31 usaha kecil atau 35,60%, kemudian usaha kecil dengan omzet 301- 500 juta sebanyak 16 usaha kecil atau 18,40%, kemudian usaha kecil dengan omzet 501 juta-1 milyar sebanyak 2 usaha kecil atau 2,30%, dan yang terakhir usaha kecil dengan omzet <1 juta sebanyak 1 usaha kecil atau 1,20%.
B. Gambaran distribusi Variabel
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 87 responden Usaha Kecil di Kota Cirebon melalui penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan kecenderungan jawaban responden terhadap jawaban masing-masing variabel. Adapun penjelasan dari masing- masing variable bisa dilihat data tabel dibawah ini:
1. Deskripsi Variabel Modal (X1) Tabel 4.10
Persentase Kategori Item Operasional Variabel Modal X1
No item
Kategori
Tota l Point 5 Point 4 Point 3 Point 2 Point 1
F % F % F % F % F %
1 52 60 26 30 9 10 0 0 0 0 100
2 35 40 42 48 10 12 0 0 0 0 100
3 22 25 39 45 19 22 6 7 1 1 100
4 37 43 43 49 7 8 0 0 0 0 100
5 53 61 25 29 8 9 1 1 0 0 100
6 47 54 32 37 8 9 0 0 0 0 100
7 51 59 29 33 6 7 1 1 0 0 100
Jum
lah 297 342
% 236 271
% 67 77
% 8 9% 1 1% 700
Rata
-rata 42,4 48,8
% 33,7 38,
7% 9,5 11
% 1,
1 1,2
% 0,1
4
0,14
% 100 (Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Berikut ini adalah deskripsi tabel diatas:
a. Pernyataan modal diperoleh dari modal sendiri ini merupakan modal yang diperlukan ketika membangun sebuah usaha atau mengembangkan sebuah usaha, sebanyak 60%
yang menjawab sangat setuju, 30% menjawab setuju, 10% yang menjawab netral, jadi modal sendiri sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing usaha.
b. Pernyataan modal diperoleh dari lembaga keuangan berupa Bank ini sebanyak 40%
yang menjawab sangat setuju, 48% yang menjawab setuju, dan 12% yang menjawab
netral. Jadi, modal yang diperoleh dari lembaga keuangan berupa Bank diperlukan untuk meningkatkan daya saing usaha.
c. Pernyataan sumber dana diperoleh dari lembaga informal ini sebanyak 25%
menjawab sangat setuju, 45% yang menjawab setuju, 22% yang menjawab netral, 7%
yang menjawab tidak setuju dan 1% yang menjawab sangat tidak setuju. Jadi, pernyataan tersebut diperlukan untuk peningkatan daya saing, karena sumber dana tersebut sebagai alternatif ketika dana sendiri tidak mencukupi dan dana meminjam dari lembaga keuangan formal berupa Bank tidak mendapat pinjaman.
d. Dari pernyataan diatas mengenai tujuan modal, bahwa modal digunakan untuk peningkatan produksi adalah sebanyak 43% yang menjawab sangat setuju, 49% yang menajawab setuju dan 8% yang menjawab netral. Maka dari itu, modal digunakan untuk mendorong peningkatan produksi sebagian besar responden menyatakan setuju.
e. Pada pernyataan modal sangat menentukan peningkatan usaha terlihat dari jawaban responden yang menjawab 61% sangat setuju, 29% yang menjawab setuju, 9% yang menjawab ragu-ragu (netral), dan 1% yang menjawab tidak setuju. Jadi, manfaat modal sangat menentukan peningkatan usaha dalam meningkatkan daya saingnya.
f. Pernyataan tentang tujuan modal dapat memperluas kegiatan usaha sebanyak 54%
yang menjawab sangat setuju, 37% yang menjawab setuju, dan 9% yang menjawab ragu-ragu (netral). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan modal dapat memperluas kegiatan usaha dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menjawab sangat setuju.
g. Dari pernyataan diatas mengenai tujuan modal, bahwa modal berguna untuk membeli berbagai input produksi termasuk lokasi perusahaan sebanyak 59% yang menjawab sangat setuju, 33% yang menjawab setuju, 7% yang menjawab ragu-ragu (netral) dan 1% yang menjawab tidak setuju. Jadi, kesimpulannya bahwa tujuan modal berguna untuk membeli berbagai input produksi termasuk lokasi perusahaan dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menjawab sangat setuju.
2. Deskripsi Variabel Kualitas Manajemen (X2) Tabel 4.11
Persentase Kategori Item Operasional Variabel Kualitas Manajemen X2
No item
Kategori
Tota Point 5 Point 4 Point 3 Point 2 Point 1 l
F % F % F % F % F %
1 41 47 37 43 9 10 0 0 0 0 100
2 44 51 34 39 8 9 1 1 0 0 100
3 42 48 39 45 6 7 0 0 0 0 100
4 39 45 36 41 11 13 0 0 1 1 100
5 44 51 26 30 16 18 1 1 0 0 100
Jumla
h 210 242
% 172 198
% 50 57
% 2 2% 1 1% 500
Rata-
rata 42 48,4
% 34,
4 39,
6% 10 11,4
% 0,4 0,4
% 0,
2 0,2
% 100 (Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Berikut ini adalah deskripsi tabel diatas:
a. Sebanyak 47% responden menjawab sangat setuju, 43% menjawab setuju, dan 10%
menjawab ragu-ragu (netral). Tidak ada satupun yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Maka dari itu, dpata disimpulkan bahwa pernyataan manajemen sumber daya manusia yang baik menentukan bisnis berjalan dengan baik dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menjawab sangat setuju dan setuju.
b. Pernyataan tentang manajemen produksi yang menghasilkan produk sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, responden menjawab 51%
menjawab sangat setuju, 39% yang menjawab setuju, 9% menjawab ragu-ragu (netral), dan 1% menjawab tidak setuju. Maka dari itu responden ssangat setuju dengan pernyataan diatas karena sebagian besar responden menjawab sangat setuju.
c. Sebanyak 48% responden menjawab sangat setuju dari pernyataan manajemen pemasaran yang menarik meningkatkan minat konsumen, 45% menjawab setuju, dan 7% menjawab ragu-ragu (netral). Tidak ada satupun yang menjawab tidak setuju atau sangat tidak setuju. Dengan demikian, responden sangat setuju dengan pernyataan diatas.
d. Dari pernyataan diatas mengenai manajemen keuangan dapat mengatur keluar masuknya modal dan laba, responden menjawab sebanyak 45% sangat setuju, 41%
yang menjawab setuju, 13% menjawan ragu-ragu (netral), dan 1% menjawab sangat tidak setuju. Maka dari itu, manajemen keuangan sangat diperlukan dalam kegiatan usaha karena sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Pernyataan diatas mengenai manajemen informasi, responden menjawab sebanyak 51% menjawab sangat setuju, 30% menjawab setuju, 18% menjawab ragu-ragu (netral), dan 1% menjawab tidak setuju. Dengan demikian, responden setuju dengan pernyataan mengenai manajemen informasi meneydiakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi dari luar maupun dari dalam, karena sebagian besar responden menjawab sangat setuju.
3. Deskripsi Variabel Sumber Daya Insani (X3) Tabel 4.12
Persentase Kategori Item Operasional Variabel Sumber Daya Insani X3
No item
Kategori
Tota Point 5 Point 4 Point 3 Point 2 Point 1 l
F % F % F % F % F %
1 16 19 29 33 35 40 7 8 0 0 100
2 39 45 34 39 10 11 4 5 0 0 100
3 35 40 38 44 12 14 2 2 0 0 100
4 12 14 29 33 39 45 4 5 3 3 100
5 27 31 41 47 18 21 1 1 0 0 100
Jumla
h 129 149
% 171 196
% 114 131
% 18 21
% 3 3% 500 Rata-
rata 25,
8
29,8
%
34, 2
39,2
% 22,
8
26,2
% 3,
6 4,2
% 0,6 0,6
% 100 (Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017)
Berikut ini adalah deskripsi tabel diatas:
a. Pernyataan tentang kualitas karyawan ditentukan dari tingkat pendidikan, responden menjawab sebanyak 19% sangat setuju, 33% menjawab setuju, 35% yang menjawab ragu-ragu (netral), dan 8% menjawab tidak setuju. Dengan demikian, responden ragu- ragu dalam pernyataan tersebut karena responden menilai kualitas karyawannya tidak semua dilihat dari tingkat pendidikan.
b. Sebanyak 45% responden menjawab sangat setuju tentang pernyataan tentang produk di tentukan dari keterampilan pengalaman karyawan, sebanyak 39% yang menjawab setuju, 11% yang menjawab ragu-raguy (netral), dan 5% menjawab tidak setuju.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan diatas karena sebagian besar responden menjawab sangat setuju.
c. Dari pernyataan diatas bahwa kompetensi menunjukkan kualitas karyawan, responden menjawab sebanyak 40% mrnjawab sangat setuju, 44% yang menjawab setuju, 14% menjawab ragu-ragu (netral), dan 2% menjawab tidak setuju. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernytaan tersebut karena sebagian responden menjawab setuju.
d. Pernyataan tentang karyawan dikirim untuk mengikuti pelatihan atau kursus, responden menjawab 14% sangat setuju, 33% menjawab setuju, 45% menjawab netral, 5% menjawab tidak setuju, dan 3% menjawab sangat tidak setuju. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut karena sebagian besar responden menjawab ragu-ragu (netral).
e. Sebanyak 31% responden menjawab sangat setuju tentang pernyataan bahwa karyawan memiliki profesionalisme meentukan SDI yang berkualitas, 47% yang
menjawab setuju, 21% yang menjawab ragu-ragu (netral), dan 1% menjawab tidak setuju. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan diatas karena sebagian responden menjawab setuju.
4. Deskripsi Variabel Tingkat Daya Saing (Y) Tabel 4.13
Persentase Kategori Item Operasional Variabel Tingkat Daya Saing Y No
item
Kategori
Tota Point 5 Point 4 Point 3 Point 2 Point 1 l
F % F % F % F % F %
1 49 56 26 30 10 12 0 0 2 2 100
2 35 40 42 48 10 12 0 0 0 0 100
3 38 44 43 49 6 7 0 0 0 0 100
4 20 23 39 45 19 22 8 9 1 1 100
5 52 60 25 29 8 9 2 2 0 0 100
Jumla
h 194 223
% 175 201
% 53 62% 10 11% 3 3% 500 Rata-
rata 38,
8
44,6
% 35 40,2
%
10, 6
12,4
% 2 2,2
% 0,6 0,6
% 100
(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2017) Berikut ini adalah deskripsi tabel diatas:
a. Sebanyak 56% responden menjawab sangat setuju terhadap penyataan diatas bahwa harga yang kompetitif menentukan kesiapan produk Usaha Kecil untuk bersaing dipasaran, 30% yang menjawab setuju, 12% yang menjawab ragu-ragu (netral), dan 2% menjawab sangat tidak setuju. Jadi, dapat disimpulakan responden setuju dengan pernyataan diatas karena sebagian responden menjawab setuju.
b. Pernyataan diatas bahwa produk yang berkualitas akan meningkatkan daya saing produk dipasaran, responden menjawab 40% sangat setuju, 48% yang menjawab setuju, 12% menjawab ragu-ragu (netral). Maka dari itu, dapat dismpulkan responden setju dengan pernyataan diatas.
c. Dari pernyataan bahwa promosi akan membantu memperluas pemasaran produk, responden menjawab 44% sangat setuju, 49% menjawab setuju, dan 7% menjawab ragu-ragu (netral). Dengan demikian, responden setuju dengan pernyataan diatas.
d. Sebanyak 23% responden menjawab sangat setuju terhadap pernyataan diatas bahwa kemasan yang menarik dapat meningkatkan minat konsumen, sebanyak 45%
menjawab setuju, sebanyak 22% menjawab ragu-ragu (netral), sebanyak 9%
menjawab tidak setuju, dan 1% menjawab sangat tidak setuju. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden setuju terhadap pernyataan diatas.
e. Pernyataan bahwa strategi pemasaran yang menarik menentukan minat konsumen, responden menjawab sebanyak 60% sangat setuju, 29% menjawab setuju, 9%
menjawab ragu-ragu (netral), dan 2% menjawab tidak setuju. Dengan demikian, responden setuju dengan pernyataan diatas karena sebagian besar responden menjawab sangat setuju.
C. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 1. Hasil Uji Validitas
Dari hasil pengolahan data menggunakan aplikasi IBM SPSS versi 21, maka dapat diketahui hasil uji validitas setiap variabel penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Modal (X1)
Kriteria (n-2)= (87-2)= 85 r Tabel= 0,1775
(Sumber(S umber Data:
pengolahan data IBM SPSS Versi 21 Tahun 2017)
Berdasarkan data tabel diatas yang merupakan output hasil uji validitas variabel modal (X1), maka dapat disimpulkan bahwa dari 7 item pernyataan yang diajukan keusioner dapat dikatakan valid. Hal itu dikarenakan masing-masing item pernyataan mempunyai rhitung yang lebih besar dari pada rtabel.
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Kualitas Manajemen (X2) Kriteria (n-2)= (87-2)= 85 r Tabel= 0,1775
No Item r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,574** 0,1775 VALID
2 0,669** 0,1775 VALID
3 0,467** 0,1775 VALID
4 0,651** 0,1775 VALID
5 0,826** 0,1775 VALID
(Sumber: pengolahan data IBM SPSS Versi 21 Tahun 2017)
Berdasarkan data tabel diatas yang merupakan output hasil uji validitas variabel kualitas manajemen (X2), maka dapat disimpulkan bahwa dari 5 item pernyataan yang diajukan keusioner dapat dikatakan valid. Hal itu dikarenakan masing-masing item pernyataan mempunyai rhitung yang lebih besar dari pada rtabel.
No Item r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,565** 0,1775 VALID
2 0,521** 0,1775 VALID
3 0,623** 0,1775 VALID
4 0,461** 0,1775 VALID
5 0,573** 0,1775 VALID
6 0,434** 0,1775 VALID
7 0,447** 0,1775 VALID
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas Sumber Daya Insani(X3) Kriteria (n-2)= (87-2)= 85 r Tabel= 0,1775
(Sumber: pengolahan data IBM SPSS Versi 21 Tahun 2017)
Berdasarkan data tabel diatas yang merupakan output hasil uji validitas variabel sumber daya insani (X3), maka dapat disimpulkan bahwa dari 5 item pernyataan yang diajukan keusioner dapat dikatakan valid. Hal itu dikarenakan masing-masing item pernyataan mempunyai rhitung yang lebih besar dari pada rtabel.
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas Tingkat Daya Saing (Y) Kriteria (n-2)= (87-2)= 85 r Tabel= 0,1775
No Item r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,569** 0,1775 VALID
2 0,599** 0,1775 VALID
3 0,444** 0,1775 VALID
4 0,705** 0,1775 VALID
5 0,689** 0,1775 VALID
(Sumber: pengolahan data IBM SPSS Versi 21 Tahun 2017)
No Item r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,418** 0,1775 VALID
2 0,514** 0,1775 VALID
3 0,466** 0,1775 VALID
4 0,306** 0,1775 VALID
5 0,433** 0,1775 VALID
Berdasarkan data tabel diatas yang merupakan output hasil uji validitas variabel sumber daya insani (X3), maka dapat disimpulkan bahwa dari 5 item pernyataan yang diajukan keusioner dapat dikatakan valid. Hal itu dikarenakan masing-masing item pernyataan mempunyai rhitung yang lebih besar dari pada rtabel.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah uji yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur yang digunakan berulang kali.
Pengujian yang dipakai adalah dengan teori Alpha Crobach. Suatu variable dikatakan reliable, jika memberikan nilai cronbah alpha > 0,60. Hasil pengujian menggunakan program IBM SPSS versi 21 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18
Hasil Uji Realibilitas Instrumen Variabel X1, X2, X3, dan Y
No Variabel Cronbach’s
Alpha Ketetapan Keterangan
1 Modal (X1) 0,669 0,6 Reliable
2 Kualitas Manajemen (X2) 0,756 0,6 Reliable 3 Sumber Daya Insani (X3) 0,685 0,6 Reliable
4 Tingkat Daya Saing (Y) 0,736 0,6 Reliable
(Sumber: pengolahan data IBM SPSS Versi 21 Tahun 2017)
Berdasarkan data tabel diatas yang merupakan output hasil uji reliabilitas variabel, maka dapat disimpulkan bahwa dari keempat variabel penelitian ini dapat dikatakan reliable. Hal itu dikarenakan masing-masing variabel mempunyai nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar daripada nilai yang ditetapkan.
Adapun untuk tingkat reliabilitas suatu variabel itu sendiri menurut Sekaran Umar ada tiga tingkatan dengan kriteria sebagai berikut:1
a. 0,8 – 1,0 : reliabilitas baik
b. 0,60 – 0,799 : reliabilitas diterima c. < 0,60 : reliabilitas kurang baik
1 Sekaran Umar. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. (Jakarta: Salemba Empat. 2000). Hlm: 312
D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Tabel 4.19
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TOTAL SKOR X1
TOTAL SKOR X2
TOTAL SKOR X3
TOTAL SKOR Y
N 87 87 87 87
Normal Parametersa,b
Mean 29,59 20,65 18,94 18,94
Std. Deviation 2,790 2,836 1,856 2,599
Most Extreme Differences
Absolute ,109 ,142 ,129 ,131
Positive ,078 ,142 ,088 ,080
Negative -,109 -,135 -,129 -,131
Kolmogorov-Smirnov Z 1,017 1,325 1,199 1,221
Asymp. Sig. (2-tailed) ,252 ,060 ,113 ,101
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 21, Tahun 2017)
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan Uji Kolmogrov- Smirnov menunjukkan 4 (empat) variabel tersebut mempunyai nilai signifikansi yaitu dapat diketahui bahwa Modal (X1=0,252), Kualitas Manajemen (X2= 0,060), Sumber Daya Insani (X3= 0,113), dan Tingkat Daya Saing (Y= 0,101). Maka hal tersebut nilainya lebih besar dari batas bawah sebesar α= 0,05, dengan demikian variabel tersebut didistribusikan secara normal. Untuk menentukan data dengan uji Kolmogrov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi.
Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -5,727 1,948 -2,940 ,004
MODAL ,805 ,051 ,864 15,818 ,000 ,613 1,631
KUALITAS MANAJEMEN
,503 ,083 ,548 6,047 ,000 ,564 1,774
SUMBER DAYA INSANI
,288 ,149 ,206 1,941 ,056 ,885 1,130
a. Dependent Variable: TINGKAT DAYA SAING
(Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 21, Tahun 2017)
Dari output coefficients SPSS dalam kolom VIF, dapat diketahui bahwa Modal (X1=1,631), Kualitas Manajemen (X2= 1,774), Sumber Daya Insani (X3= 1,130). Dengan kriteria pengujian dibawah 5 (VIF < 5) tidak ada multikolinearitas, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi penelitian ini tidak ditemukan adanya multikolinearitas.
c. Uji Hetrokedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
Tabel 4.21 Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,962 1,223 2,423 ,018
MODAL -,047 ,041 -,157 -1,145 ,256
KUALITAS MANAJEMEN ,047 ,042 ,158 1,107 ,271
SUMBER DAYA INSANI -,081 ,051 -,180 -1,578 ,118
a. Dependent Variable: RES2
(Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 21, Tahun 2017)
Dari output correlation dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel independen dengan unstandardized residual secara berurutan dan masing-masing menghasilkan nilai signifikansi Modal (X1= 0,256), Kualitas Manajemen (X2= 0,271), dan Sumber Daya Insani (X3= 0,118). Karena signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapar disimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya masalah heterokedastisitas pada model regresi penelitian ini.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Durbin- Waston sebagai berikut:
Tabel 4.22
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,865a ,748 ,739 1,328 2,099
a. Predictors: (Constant), SUMBER DAYA INSANI, MODAL, KUALITAS MANAJEMEN b. Dependent Variable: TINGKAT DAYA SAING
(Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 21, Tahun 2017)
Berdasarkan tabel diatas, nilai DW sebesar 2,099 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n)= 87 dan jumlah variabel bebas (k= 3) maka memiliki dU 1,7232 (lihat tabel Durbin Watson (DW), α= 5% pada lampiran 7).
Nilai DW 2,099 lebih besar dari batas atas (dU) 1,7232 dan kurang dari (4- dU) 4-1,7232= 2,2768. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda dilakukan untuk mencari pengaruh antar variabel.
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (modal, kualitas manajemen, sumber daya insani) dengan variabel dependen (tingkat daya saing).
Dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda, dan berdasarkan output yang menggunakan SPSS versi 21 didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Tabel 4.23
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -5,727 1,948 -2,940 ,004
MODAL ,805 ,051 ,864 15,818 ,000
KUALITAS MANAJEMEN ,503 ,083 ,548 6,047 ,000
SUMBER DAYA INSANI ,288 ,149 ,206 1,941 ,056
a. Dependent Variable: TINGKAT DAYA SAING
(Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 21, Tahun 2017)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y= -5,727+ 0,805X1+ 0,503X2+ 0,288X3 Keterangan:
Y = Tingkat Daya Saing a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi X1 = Modal
X2 = Kualitas Manajemen X3 = Sumber Daya Insani e = standar error
Persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: nilai daya saing (Y) adalah -5,727 jika X1,X2,X3 nilainya adalah 0 (nol). Dan koefisien regresi variabel Modal (X1) berpengaruh positif terhadap tingkat daya saing usaha kecil dengan nilai koefisien sebesar 0,805akan menunjukkan peningkatan daya saing sebesar 0,805%. Sedangkan variabel Kualitas Manajemen (X2) dengan nilai koefisien 0,503 yang berarti berpengaruh positif terhadap Tingkat Daya Saing Usaha Kecil dengan kenaikan sebesar 0,503%. Variabel Sumber Daya Insani (X3) berpengaruh positif terhadap Tingkat Daya Saing Usaha Kecil dengan nilai koefisien sebesar 0,288 dengan kenaikan sebesar 0,288%.
3. Analisis Determinasi R2
Untuk mengetahui prosentase sumbang pengaruh variabel independen (X1, X2, X3) secara serentak terhadap variabel dependen (Y), maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.24
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,865a ,748 ,739 1,328 ,748 82,144 3 83 ,000
a. Predictors: (Constant), SUMBER DAYA INSANI, MODAL, KUALITAS MANAJEMEN b. Dependent Variable: TINGKAT DAYA SAING
(Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 21, Tahun 2017)
Rumus yang digunakan dalam koefisien penentu atau determinasi adalah KD= R2 X 100%. Berdasarkan tabel diatas nilai regresi (R) modal, kualitas manajemen, dan sumber daya insani yang diperoleh adalah 0,865 maka dapat diketahui niai koefisien determinasi yaitu:
KD = R2 X 100%
= (0,865)2 X 100%
= 0,748 X 100%
= 74,8%
Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (modal, kualitas manajemen, dan sumber daya insani) mampu menjelaskan sebesar 74,8% variasi variabel dependen (tingkat daya saing). Sedangkan sisanya sebesar 25,2% (100%-74,8%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4. Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (modal, kualitas manajemen, dan sumber daya insani) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hasil uji T ini dapat dilihat dari output coeffisients hasil regresi linier berganda. Dikarenakan uji T adalah uji yang bersifat parsial, maka perlu dirumuskan terlebih dahulu hipotesis setiap variabelnya. Dibawah ini adalah rumusan hipotesis setiap variabel independen dalam penelitian ini:
a. Variabel Modal (X1)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel modal terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara variabel modal terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
b. Variabel Kualitas Manajemen (X2)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel kualitas manajemen terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara variabel kualitas manajemen terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
c. Variabel Sumber daya Insani (X3)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel sumber daya insani terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara variabel sumber daya insani terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
Berdasarkan tingkat signifikansi yang digunakan dengan derajat kebebasan dk= n-2 (87-2)= 85 dengan taraf kesalahan α= (0,05) dan uji satu pihak (one tiled) diperoleh ttabel sebesar 1,66298 (lihat pada tabel t pada lampiran 7).
Keputusan uji hipotesisnya adalah sebagai berikut:
a. Jika thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Jika thitung< ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Dari pengujian diatas dapat menghasilkan kesimpulan bahwa secara parsial ada pengaruh antara variabel modal (15,818> 1,66298), kualitas manajemen (6,047> 1,66298), dan sumber daya insani (1,941> 1,66298) terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
5. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (modal, kualitas manajemen, dan sumber daya insani) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (tingkat daya saing). Hasil uji F ini dapat dilihat dari output Anova dari hasil regresi linier berganda. Dan untuk melakukan uji F dapat kita lakukan dengan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Tabel 4.25 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 434,629 3 144,876 82,144 ,000b
Residual 146,386 83 1,764
Total 581,015 86
a. Dependent Variable: TINGKAT DAYA SAING
b. Predictors: (Constant), SUMBER DAYA INSANI, MODAL, KUALITAS MANAJEMEN
(Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 21, Tahun 2017)
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 82, 144 dan nilai Ftabeldapat diketahui dari kolom df nilai df1 (pembilang) merupakan jumlah variable bebas sedangkan df2 (penyebab) diperoleh dari (n-k-1= 87-3-1= 83).
Sehingga nilai df1= 3 dan df2= 83 dengan nilai signifikan dua arah menjadi 0,05 maka nilai untuk Ftabel sebesar 2,71 (lihat tabel pada F lampiran 7).
Hipotesis yang diajukan yaitu:
a. H0 = Fhitung< Ftabel artinya variabel X1 (modal), X2 (kualitas manajemen), dan X3 (sumber daya insani)secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel Y (tingkat daya saing usaha kecil).
b. Ha = Fhitung> Ftabel artinya variabel X1 (modal), X2 (kualitas manajemen), dan X3 (sumber daya insani) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Y (tingkat daya saing usaha kecil).
Dengan kriteria uji hipotesis2:
a. Jika Fhitung> Ftabelmaka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Jika Sighitung> 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
c. Jika Sighitung< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Pada tabel Anova nilai Fhitung sebesar 82,144 degan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka modal, kualitas manajemen, dan sumber daya insani berpengaruh signifikan terhadap tingkat daya saing usaha kecil.
Berdasarkan pada hasil perhitungan Fhitung sebesar 82,144 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,71 dan angka signifikan sebesar 0,000 yaitu < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, berarti modal (X1), kualitas manajemen (X2), dan sumber daya insani (X3) secara bersama-sama mempengaruhi variabel tingkat daya saing usaha kecil (Y).
E. Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilkakukan, analisis ekonomi yang didapatkan dari penelitian tentang tingkat daya saing usaha kecil. Mengenai usaha kecil itu sendiri sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian, contohnya ketika Krisis Ekonomi yang menerjang Indonesia pada pertengahan tahun 1997 menjadi momentum buruk bagi negara
2Prayitno. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. (Yogyakarta: Mediakom. 2010). Hlm: 67
termasuk berbagai perdagangan yang dilakukan antar negara. Namun tidak halnya dengan Usaha Kecil yang pada saat itu mampu bertahan menghadapi goncangan krisis ekonomi, namun hingga saat ini Usaha kecil mendominasi sektor industri di Indonesia.
Namun dalam menjalankan perannya sebagai motor penggerak ekonomi pembangunan, Usaha Kecil selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang mempengaruhi perkembangannya. Dalam hal ini termasuk Usaha Kecil Kota Cirebon yang tercantum dalam Dinas Koperasi dan UMKM.
Persaingan dalam dunia usaha saat ini begitu ketat dengan seiring meningkat dan berkembangnya dunia industri. Dengan semakin bertambahnya pelaku industri usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, baik barang maupun jasa, pelaku usaha akan menghadapi tantangan untuk mendapatkan pangsa pasar yang mereka inginkan. Dilain pihak, konsumen cenderung semakin sensitive terhadap nilai dari suatu produk. Dalam kondisi pasar yang kompetitif dalam bersaing, menarik minat konsumen sangat penting demi kelangsungan usahanya. Untuk mempertahankan keberlangsungan usaha, modal, kualitas manajemen dan sumber daya insani merupakan suatu hal yang utama. Dimana tujuan dari usaha yaitu untuk menarik minat konsumen yang nantinya akan diikuti dengan penjualan yang tinggi dan memperoleh laba yang tinggi.
Dalam hal ini usaha kecil harus mampu bersaing untuk tetap mempertahankan usahanya. Dengan memperhatikan modal, kualitas manajemen dan sumber daya insani. Jika usaha kecil tidak mampu bersaing dipasaran, maka dapat dipastikan usahanya tidak berlangsung lama karena, daya saing itu sendiri dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan pangsa pasar. Daya saing adalah suatu konsep yang umum yang di gunakan di dalam ekonomi, yang biasa merujuk kepada komitmen terhadap persaingan pasar dalam kasus perusahaan-perusahaan dan keberhasilan dalam persaingan.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Cirebon melalui wawancara yang dilakukan peneliti, bahwa salah satu kendala yang dihadapi Usaha Kecil di Kota Cirebon yaitu yang utama dari modal yang masih belum memadai, menurut salah satu pelaku Usaha Kecil juga mengatakan bahwa susahnya mendapatkan dana untuk mengembangkan usahanya terutama dari lembaga keuangan formal seperti Bank. Adanya krisis kepercayaan dari pihak Bank untuk meminjamkan uangnya kepada pengusaha yang masih kecil. Usaha Kecil juga memiliki kendala lain seperti pemasaran yang masih jauh tertinggal dengan
daerah lain. Sementara faktor lainnya yang dirasakan dalam peningkatan daya saing yaitu kualitas manajemen usaha secara keseluruhan.
Modal merupakan sejumlah dana yang menjadi dasar untuk mendirikan dan memulai serta menjalankan sebuah usaha. Dengan adanya modal proses produksi semakin lancar dan akan berdampak pada peningkatan keuntungan maka akan mampu meningkatkan dan mengembangkan sebuah usaha. Namun, hal tersebut juga tidak menjadi dasar sebuah kesuksesan suatu usaha kecil dalam menghadapi daya saing.
Dalam sebuah jurnal yang ditulis saudari Endang Purwati (2012) yang berjudul Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga menyatakan juga bahwa perkembangan usaha bagi usaha kecil sebagai kesuksesan dalam berusaha yang dapat dilihat jumlah penjualan yang semakin meningkat dikarenakan dari kemampuan pengusaha dalam meraih peluang usaha yang ada, berinovasi, luasnya pasar yang dikuasai, mampu bersaing, mempunyai akses yang luas terhadap lembaga-lembaga keuangan baik bank dan non bank sehingga dapat meningkatkan pembiayaan usahanya.
Kualitas Manajemen didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performasi secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Dalam peningkatan daya saing usaha kecil lebih terfokus pada kualitas manajemen, karena untuk dapat meningkatkan daya saing usaha kecil harus dilakukan perbaikan dari sisi internal seperti manajemen sumber daya insani, manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan dan manajemen informasi. Dalam upaya perbaikan, maka langkah-langkah dalam prinsip manajemen yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian harus dilakukan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas manajemen yang diartikan mencapai sasaran bersama melalui orang lain yang oleh pengusaha kecil umumnya kurang diterapkan karena semua hal dikerjakan sendiri.
Sumber daya insani adalah yang merancang dan membuat organisasi sehingga dapat bertahan dan berhasil mencapai tujuan. Sumber daya insani mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.
Sumber daya insani jelas diperlukan dalam setiap perusahaan dalam mengelola usahanya
karena sumber daya insani yang berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi atau sebuah perusahaan, karena sumber daya insani merupakan sentral dalam sebuah organisasi.
Namun, lain halnya dengan yang ditulis oleh saudara Mukhamad Kasanudin (2011) yang berjudul Manajemen dan Strategi Bersaing dalam mengembangkan sebuah usaha, dari hasil penelitiannya bahwa sumber daya insani tidak berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha karena ada faktor lain yaitu karakteristik wirausahanya itu sendiri dan manajemen.