METODE PENELITIAN
berdasarkan sumber daya yang digunakan.
Definisi operasional produktivitas kerja seseorang, antara lain Robbins (dalam Kuswati, 2020):
1. Kualitas 2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Definisi operasional budaya organiasi yaitu (Kuswati, 2020):
1). Inovasi dan penempatan resiko 2). Perhatian secara mendetail 3). Orientasi hasil
4). Orientasi karyawan 5). Orientasi tim 6). Sikap agresif 7). Stabilitas
C. Partisipan, Sampel, dan Sampling 1. Partisipan
Partisipan yang digunakan adalah karyawan yang bekerja di PD Pasifik.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Prosedur pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probabilitay dengan teknik purposive sampling. Sugiyono (2019:133) mengemukakan bahwa teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Alasan menggunakan teknik adalah dengan menggunakan teknik
purposive sampling diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dalam penentuan sampel, Sugiyono (2019:143) mengemukakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai dengan 500. Namun mengingat terbatasnya populasi dalam penelitian ini, maka seluruh populasi dijadikan sampel (sebagai sampel jenuh) dalam penelitian ini. Oleh karena itu, teknik purpose sampling tidak dapat digunakan untuk penelitian, dan harus ada tahapan selanjutnya yaitu saturation sampling. Saturation sampling adalah teknik yang digunakan ketika jumlah subpopulasi kecil, biasanya tidak lebih dari 100.
Jika semua anggota subpopulasi dijadikan sampel, teknik pengambilan sampel ini disebut sampling jenuh. Jika ukuran sampel adalah 50% dari subpopulasi, teknik pengambilan sampel ini disebut sampling padat. Jika ukuran sampel 30% dari subpopulasi, teknik pengambilan sampel ini disebut sampling kecil (Silaen, 2018).
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah :
1. Karyawan yang telah bekerja di PD Pasifik lebih dari 1 tahun.
Sampel pada penelitian ini adalah 30 orang karyawan yang bekerja di PD Pasifik.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian data (Sugiyono, 2017) yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah dengan kuisioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas pekerja ada PD Pasifik dengan pertanyaan yang sudah ditentukan oleh peneliti.
1. Skala Produktivitas Kerja
Skala ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja pada karyawan. Skala ini terdiri dari aspek-aspek yang terdapat dalam produktivitas kerja yaitu Robbins (dalam Kuswati, 2020):
1). Kuantitas 2). Kualitas
3). Ketepatan waktu
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat penghasilan pada karyawan. Adapun blue print skala tingkat penghasilan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Blue Print Skala Produktivitas Kerja
Aspek-Aspek Favourable Unfavourable Jumlah
Kuantitas 4 4 8
Kualitas 4 4 8
Ketepatan waktu 4 4 8
Jumlah 12 12 24
Sistem penilaian skala akan berubah – ubah dari satu sampai empat tergantung pada keadaan subyek menjawab pernyataan tersebut. Pernyataan termasuk favourable, subyek memperoleh skor 4 jika menjawab pernyataan dengan jawaban sangat sesuai (SS), nilai 3 jika subyek menjawab dengan jawaban sesuai (S), nilai 2 jika subyek menjawab dengan jawaban tidak sesuai (TS), nilai 1 jika subyek menjawab dengan jawaban sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan yang termasuk unfavourable, subyek akan mendapatkan skor 4 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS), skor 3 jika subyek menjawab tidak sesuai (TS), skor 2 jika subyek menjawab sesuai (S), skor 1 jika subyek menjawab sangat sesuai (SS).
2. Skala Budaya Organisasi
Skala ini bertujuan untuk mengetahui tingkat budaya organisasi di perusahaan. Skala ini terdiri dari aspek-aspek yang terdapat dalam budaya organiasi yaitu (Kuswati, 2020):
a. Aspek Dukungan Rekan Kerja b. Aspek Suasana Kerja
c. Aspek Kreativitas
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat penghasilan pada karyawan. Adapun blue print skala budaya organisasi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Blue Print Skala Budaya Organisasi
Aspek-Aspek Favourable Unfavourable Jumlah
Aspek Dukungan Rekan Kerja 4 4 8
Aspek Suasana Kerja 4 4 8
Aspek Kreativitas 4 4 8
Jumlah 12 12 24
Sistem penilaian skala akan berubah – ubah dari satu sampai empat tergantung pada keadaan subyek menjawab pernyataan tersebut. Pernyataan termasuk favourable, subyek memperoleh skor 4 jika menjawab pernyataan dengan jawaban sangat sesuai (SS), nilai 3 jika subyek menjawab dengan jawaban sesuai (S), nilai 2 jika subyek menjawab dengan jawaban tidak sesuai (TS), nilai 1 jika subyek menjawab dengan jawaban sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan yang termasuk unfavourable, subyek akan mendapatkan skor 4 jika menjawab sangat tidak sesuai (STS), skor 3 jika subyek menjawab tidak sesuai (TS), skor 2 jika subyek menjawab sesuai (S), skor 1 jika subyek menjawab sangat sesuai (SS).
E. Validitas, Uji Daya Beda Aitem, dan Estimasi Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2017) menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak, dengan menggunakan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Untuk menguji validitas struktur, EFA dan CFA, diperlukan sampel minimal 5 – 10 x jumlah item yang digunakan. Sebagai alternatif, untuk total 10 item kuesioner, setidaknya 50 responden dapat digunakan sebagai tes. Teknik pengujian yang sering digunakan peneliti untuk menguji validitas adalah penggunaan korelasi pearson bivariat (pearson moment product). Analisis ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total. Skor total adalah jumlah semua item. Butir-butir pertanyaan yang secara signifikan berhubungan dengan skor keseluruhan menunjukkan bahwa butir-butir tersebut mendukung pengungkapan apa yang ingin Anda ungkapkan. efisien. Jika r hitung r tabel
(uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau butir soal memiliki korelasi yang signifikan dengan skor total (dinyatakan valid).
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem merupakan pengujian yang dilakukan peneliti untuk melihat sejauh mana aitem yang digunakan dapat membedakan individu yang memiliki atribut dengan individu yang tidak memiliki atribut (Azwar, 2012). Uji daya beda aitem dilakukan dengan menyeleksi aitem, kemudian memilih aitem-aitem yang selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala dengan melihat konstraknya. Pengukuran daya beda dilakukan dengan memilih aitem yang hasil ukurnya sesuai dengan hasil ukur skala secara kesuluruhan (Azwar, 2012).
Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Uji daya beda aitem dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dari Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi daya beda aitemnya.
Daya beda aitem dapat dikategorikan tinggi jika memiliki daya beda aitem dengan koefisien korelasi ≥ 0,300. Apabila terdapat aitem yang belum mencukupi jumlah yang diharapkan maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan tingkat koefisien korelasi menjadi ≥ 0,250. Azwar (2012) juga menjelaskan bahwa aitem dengan daya beda aitem 0,250 dan 0,300 merupakan aitem yang memiliki daya beda aitem memuaskan.
3. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas alat ukur merupakan keakuratan suatu alat ukur, yang ketika digunakan beberapa kali dalam mengukur objek yang sama, akan tetap menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2017). Alat ukur dalam suatu penelitian dapat dikatakan berkualitas baik ketika alat ukur tersebut memiliki ciri-ciri reliabel, yaitu mampu menunjukkan skor cermat dengan error pengukuran kecil (Azwar, 2012).
Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik alpha cronbach. Teknik tersebut digunakan untuk menguji reliabilitas aitem yang valid. Koefisian reliabiltas (rxx) berada pada rentangan angka 0
hingga 1,00. Semakin mendekati 1,00 koefisien reliabilitas setiap aitem, semakin tinggi reliabilitas skala tersebut dan sebaliknya semakin kurang mendekati angka 1,00 maka semakin rendah reliabiltas skalanya. Jika alpha >
0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.
F. Teknik Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat penghasilan dengan produktivitas karyawan, maka teknik yang digunakan dalam analisis data adalah teknik korelasi product moment. Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan tergantung.
Sugiyono (2017) mengatakan bahwa teknik korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio. Hubungan tersebut berupa hubungan negatif, yaitu makin tinggi variabel bebas maka makin rendah variabel tergantungnnya. Sebaliknya, makin rendah variabel bebas maka makin tinggi variabel tergantungnya. Teknik analisa data tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 22.0.
1. Uji Asumsi Klasik 1.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak normal (Ghozali, 2016). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov – smirnov, data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai probabilitas pengujian yang lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2016).
1.2.Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan menemukan model yang ditemukan antara variabel independen (independen). Karena model regresi yang baik
tidak terjadi antara variabel independen. Jika variabel independen berkorelasi, variabel-variabel ini dapat dinyatakan tidak orthogonal (Ghozali, 2016). Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Jika terjadi multikolinearitas maka dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan salah satu variabel independen dengan korelasi tertinggi.
1.3.Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang menunjukkan homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji Glejser. Jika variabel-variabel ini secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, ada indikasi heteroskedastisitas. Sedangkan apabila dilihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan ( > 0,05), dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Jika terjadi heteroskedastisitas maka diperbaiki dengan melakukan transformasi data menggunakan log atau ln (logaritma natural) (Ghozali, 2016).
2. Uji F (Model Fit)
Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian yang menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Hasil uji F dilihat dalam kolom sig. dengan kriteria :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
3. Uji Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh atau berapa persen variabel X mempengaruhi variabel Y. Ini dilakukan dengan melihat pada nilai Adjusted R2.
4. Uji Regresi
Analisi regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memerikasa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Regresi berganda sering kali digunakan untuk mengetahui bahwa variabel X menjadi prediktor terhadap variabel Y. Model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a +bX1 + e Keterangan:
Y : Produktivitas Kerja a : konstanta regresi X1 = Budaya Organisasi e = eror
5. Uji T (Parsial)
Alat pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analsis regresi berganda. Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, dimana α = 0,05 (Ghozali, 2016). Pada penelitian ini uji T akan digunakan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas pekerja.
1. Merumuskan hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel X terhadap Y.
Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan variabel X terhadap Y.
2. Kriteria penerimaan hipotesis :
Jika sig/2 < 0,05 dan beta positif maka Ha ditolak.
Jika sig/2 < 0,05 maka beta negatif Ha diterima