• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN PUSTAKA. keputusan membeli atau memproduksi sendiri bahan baku daging ayam olahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN PUSTAKA. keputusan membeli atau memproduksi sendiri bahan baku daging ayam olahan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh (Tilaar, 2018), penelitian ini melakukan perihal bagaimana implementasi biaya diferensial dalam menentukan sebuah keputusan membeli atau memproduksi sendiri bahan baku daging ayam olahan pada UD. Adi Paslah Manado pada tahun 2018. Peneliti menunjukkan perbedaan antara biaya bahan baku memproduksi sendiri sebesar Rp 4.234.200.000, sedangkan biaya bahan baku membeli dari luar yakni Rp 4.188.000.000 yang mana ini mengindikasikan perbedaan laba sebesar Rp 46.200.000. Sehingga keputusan yang diambil adalah membeli dari pihak luar.

Perusahaan dapat meningkatkan laba nya apabila mengambil keputusan membeli dari pihak luar yang mana dapat menghemat biaya sebesar Rp 46.200.000 yang mengindikasikan laba yang didapatkan akan lebih besar daripada memproduksi sendiri.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Susanto, 2019), tentang analisis biaya diferensial dalam mengambil keputusan membuat sendiri atau membeli pada CV. RM Sepatu Mojokerto. Penelitian tersebut membandingkan antara bahan insol yang dibutuhkan oleh perusahaan apakah lebih menguntungkan memproduksi sendiri atau tetap membeli kepada pihak ketiga. Penelitian ini menghasilkan biaya insol apabila perusahaan membeli dari pihak luar sebesar Rp 435.943.798,55 sedangkan apabila memproduksi sendiri dapat mengeluarkan biaya sebesar Rp 416.469.875,10. Dari hasil analisis yang

(2)

dilakukan dalam penelitian ini mendapatkan angka perbandingan biaya yang menghasilkan keputusan bahwa perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih besar apabila membeli dari pihak luar yang mana perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp 19.473.923,45. Sehingga berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini maka perusahaan lebih baik membeli bahan insol dari luar.

Penelitian yang dilakukan oleh (Mayasari, 2020), tentang analisis biaya diferensial dan biaya peluang dalam pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri pada Rumah Makan Podo Moro. Dalam penelitian ini perusahaan menginginkan analisis sebagai dasar pengambilan keputusan yang dapat menghasilkan laba yang lebih besar kepada perusahaan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini apabila perusahaan memproduksi sendiri yakni sebesar Rp 1.915.200.000 sedangkan apabila perusahaan tetap membeli bahan yang dibutuhkan kepada pihak ketiga, maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.800.000.000. Maka dari dasar perbedaan biaya tersebut menghasilkan keputusan bahwa perusahaan lebih baik membeli dari pihak luar yang mana ini akan menghemat biaya sebesar Rp 115.200.000 yang mengindikasikan perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih besar apabila membeli bahan yang dibutuhkan kepada pihak luar.

(Anggraini, 2018), juga melakukan penelitian perihal bagaimana analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri bahan baku abon jamur pada CV. Ailani. Dalam penelitian ini menghasilkan biaya apabila memproduksi sendiri sebesar Rp 96.256.000 yang mana apabila perusahaan membeli dari pihak ketiga maka biaya yang

(3)

dikeluarkan sebesar Rp 106.004.000. Sehingga dalam penelitian ini menghasilkan perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih besar apabila memproduksi sendiri, yang mana ini dapat menghemat biaya sebesar Rp 9.848.000.

(Saerang, 2020), juga melakukan penelitian yang membahas perihal analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri pada Rumah Makan Pondok Hijau. Dalam penelitian ini membahas bagaimana perusahaan dapat membuat keputusan yang menghasilkan laba yang lebih besar bagi perusahaan. Analisis yang didapatkan yaitu biaya yang dikeluarkan apabila perusahaan memproduksi sendiri yakni mengeluarkan biaya sebesar Rp 638.600.000 yang mana angka ini menunjukkan biaya yang lebih kecil apabila membeli dari pihak luar yakni sebesar Rp 650.000.000. Sehingga keputusan yang baik bagi perusahaan yakni memproduksi sendiri yang akan menghemat biaya sebesar Rp 11.400.000 yang mana ini dapat meningkatkan laba bagi perusahaan.

Selanjutnya terdapat penelitian oleh (Tumbol dkk., 2018), yang membahas tentang analisis dengan menggunakan informasi akuntansi relevan dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri bakso pada umkm Bakso Pasuruan. Dalam penelitian ini membahas bagaimana perusahaan dapat mendapatkan laba yang lebih besar diantara dua alternatif, sehingga penelitian ini mendapatkan angka apabila perusahaan memproduksi sendiri bakson yakni sebesar Rp 4.775.500 atau sebesar Rp 955 per butir bakso.

Sedangkan apabila perusahaan membeli dari pihak luar, maka biaya yang

(4)

dikeluarkan yakni sebesar Rp 6.500.000 atau Rp 1.300 per butir bakso.

Sehingga keputusan lebih baik yang dapat menghasilkan laba yang lebih besar dalam perusahaan ini yakni memproduksi sendiri yang dapat menghemat biaya sebesar Rp 1.724.500 yang mana ini dapat meningkatkan laba perusahaan.

B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Akuntansi Manajemen

Pada dasarnya, akuntansi manajemen adalah suatu aspek di akuntansi dengan memiliki fokus kepada penyajian termasuk dalam hal interpretasi dan suatu pengembangan dalam informasi akuntansi, hal ini dilakukan kepada para manager dalam rangka dijadikan sebagai alat untuk merencanakan sesuatu dan untuk mengendalikan pengoperasian, barang tentu semua ini tak lain adalah dalam rangka mengambil suatu keputusan yang ada. Pendefenisian di atas ini dapat ditarik satu benang merah bahwa akuntansi manajemen berfungsi memberikan dukungan dalam melaksanakan segala manejemen baik dalam aspek meneliti, memproduksi, mengembangkan, memasarkan maupun memberikan pelayanan pelanggan (Samryn, 2015).

Secara etimologi, aspek ini memiliki dua kata yang masing-masing memiliki pengertian yang berbeda-beda. Bahwa akuntansi berkaitan dengan segala proses ukur-mengukur, melakukan analisis, melakukan pencatatan seluruh kejadian yang ada dan melakukan laporan pada semua peristiwa dalam keberlangsungan kegiatan ekonomi. Sedang pengertian manajemen

(5)

ialah suatu prosesi yang didalamnya terdapat kegiatan melakukan rencana- rencana, mengendalikan suatu kegiatan dan memilih serta mengambil keputusan, semuanya dilakukan oleh pegawai-pegawai perusahaan yang ada dalam melakukan pengelolaan keberlangsungan suatu perusahaan.

Pengertian yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa segala hubungan antar informasi yang jelas terhadap manager dan jajarannya, yakni informasi keuangan atau bukan keuangan, mengalokasikan sumber daya yang ada, memilih mengambil keputusan, melakukan monitoring, melakukan sebuah evaluasi kegiatan serta memberikan kompensasi pekerjaan yang telah dilakukan semuanya tentu butuh keberadaan akuntansi manajemen. (Samryn, 2015).

2. Pengambilan Keputusan Khusus

(Syamsi, 2017), memberikan defenisi pengambilan keputusan ini sebagai suatu aktifitas manager untuk menentukan berbagai alternatif yang ada yang kemudian memiliki tujuan agar dapat menyelesaikan problem-problem yang sedang dihadapi pada perusahaan yang

dipegangnya.

Beberapa tugas manager salah satu diantaranya ialah menciptakan sebuah keputusan rutin dan khusus sesuai dengan pemberitahuan akuntansi yang relevan. Adapun arti keputusan rutin ialah sebuah keputusan operasional yang sering dilakukan tiap hari yang disesuaikan dengan berbagai fungsi manajemen baik manajemen pemasaran, menajemen produksi dan manajemen keuangan.

(6)

Pada umumnya, mengambil keputusan rutin ini biasanya dilakukan pada saat pelaksanaan aktifitas operasional sebuah perusahaan yang sifatnya rutin dan teratur. Sedangkan pengambilan keputusan khusus atau sering disebut dengan keputusan taktis ini memiliki sifat tidak teratur dan tidak rutin dalam perihal waktu dengan dibandingkan keputusan operasional perusahaan secara periodik, hal ini tentu memiliki sifat khusus tersendiri atau bisa dikatakan keputusan luar biasa. Pengambilan keputusan khusus ini juga memiliki karakteristik segera dan ruang lingkupnya masih terbatas serta hanya memiliki jangka pendek. Namun, meskipun sifatnya demikian, keputusan ini menaruh efek jangka panjang dalam sebuah perusahaan.

(Syamsi, 2017), memberikan pernyataan terkait pengambilan keputusan taktis atau khusus yang dilakukan oleh manager, yakni:

i. Membeli sebuah produk atau membuat sendiri ii. Melakukan tolak atau terima produksi sendiri iii. Memperluas divisi atau memangkasnya

iv. Penjualan atau pemprosesan lebih lanjut suatu produk v. Menjual beberapa fasilitas perusahaan atau menyewakannya

3. Konsep biaya

Menurut (Mulyadi, 2018), definisi biaya merupakan sebagai pengeluaran atau pengorbanan untuk bisa melakukan pengurangan kas sebuah perusahaan atau beberapa harta lainnya yang dimiliki oleh

(7)

perusahaan dalam rangka menggapai tujuannya. Ini merupakan hal baik yang bisa dibebankan saat ini atau di masa yang akan datang.

Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan istilah beban (expense) merupakan dua hal yang berbeda. Menurut (Carter, 2018), Pengertian biaya (cost) dan Beban (expense) adalah sebagai berikut:

“Biaya (cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan suatu manfaat dan termasuk pula penurunan dalam aset atau kenaikan dalam kewajiban sehubungan dengan penyerahan barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan.”

Menurut (Carter, 2018), pengertian biaya dan beban sebagai berikut.

a. Biaya (Cost)

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan kedalam neraca.

(8)

b. Beban (Expense)

Beban adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang dikelompokkan sebagai harta. Beban ini dimasukkan kedalam laporan laba atau rugi, sebagai pengurangan pendapatan.

Berdasarkan definisi tersebut ditarik kesimpulan bahwa biaya adalah pengeluaran yang digunakan sebagai pengorbanan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa dan beban adalah pengeluaran yang digunakan untuk membantu dalam proses perolehan barang atau jasa yang mempengaruhi pendapatan.

4. Biaya relevan

Menurut (Samryn, 2015), yang disebut data relevan ialah apabila data dapat memunculkan efek yang berbeda pada tiap-tiap alternatif keputusan. Dari sinilah kemudian perlu memakai sebuah pendekatan yang berkarakteristik konsep biaya atau pendapatannya. Biaya relevan ialah sebuah konsep biaya yang dalam hal ini dipakai untuk menentukan berbagai keputusan yang masih ada hubungannya dengan alternatif yang dipilihnya. Adapun kriteria biaya relevan antara lain :

i. Selalu memiliki hubungan futuristik (Tertuju ke masa yang akan datang). Dalam poin ini, biaya relevan adalah biaya-biaya yang ditaksirkan.

(9)

ii. Memiliki perbedaan pada berbagai alternatif yang telah dipertimbangkan. Biaya relevan ini dapat dikategorikan apabila telah menjadi elemen atau bagian masuk sebagai item yang dikomparasikan pada berbagai alternatif yang ada.

5. Sunk Cost

Menurut (Riyadi, 2017), menjelaskan bahwa Sunk Cost merupakan pengeluaran biaya yang benar-benar telah dikeluarkan, hal ini menjadi tidak relevan dalam meng-counting biaya atau imbalan. Mudahnya, biaya ini merupakan semua yang diklaim sebagai jalan alternatif keputusan yang diciptakan dalam rangka melapisi pengeluaran, dan pengeluaran ini akan terus ada.

6. Penggunaan biaya relevan dalam pengambilan beberapa keputusan (Mulyadi, 2018), bahwa implementasi dari pada analisa biaya relevan memiliki dampak baik bagi pihak manajemen dalam rangka mengambil sebuah keputusan. Adapun jenis kepurtusan dengan memakai analisa biaya relevan ialah sebagai berikut:

a. Keputusan membeli atau membuat sendiri

Pada poin pertama ini. keputusan sangat menentukan dalam sebuah perusahaan. Keputusan tersebut ialah membeli atau memutuskan untuk memproduksi sendiri. Hal ini pasti akan dihadapi oleh semua pihak manajemen, apalagi sebuah perusahaan yang mempunyai banyak jenis produk. Barang tentu bukan keputusan yang

(10)

tepat bagi perusahaan yang seterusnya memproduksi sendiri, bila hal itu semua terdapat pemasok yang menawarkan harga yang lebih murah, daripada membuat sendiri yang justru semakin memberi beban kepada perusahaan.

b. Keputusan meneruskan atau menghentikan

Pertimbangan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha merupakan kondisi bagi perusahaan yang menghadapi salah satu departemennya mengalami kerugian usaha yang diperkirakan akan berlangsung terus.

c. Keputusan produksi sendiri

Keputusan menerima produksi sendiri dialami oleh perusahaan memiliki kapasitas yang menganggur, yang sering sekali mendorong manajemen puncak untuk mempertimbangakan penetapan harga jual dibawah harga jual normal. Tentu saja penetapan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada produksi sendiri yang tidak berdampak terhadap penjualan yang reguler.

d. Keputusan Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut

Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut dihadapkan pada perusahaan dengan pilihan menjual produk tertentu pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk lain yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan semacam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial

(11)

jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.

7. Langkah Langkah Penerapan Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan

Menurut ( Samryn, 2015), berikut adalah langkah-langkah untuk mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dihindarkan:

i. Kumpulkan setiap biaya yang berhubungan dengan tiap alternatif yang sedang dipertimbangkan.

ii. Eliminasi biaya-biaya yang merupakan biaya tenggelam

iii. Eliminasi biaya-biaya yang tidak berbeda di antara berbagai alternatif iv. Buat keputusan berdasarkan biaya-biaya yang tersisa. Biaya-biaya ini akan menjadi biaya diferensial, oleh karena itu relevan dipertimbangkandalam pembuatan keputusan yang akan diambil.

8. Analisis biaya relevan

Menurut (Samryn, 2017), termasuk dalam biaya relevan adalah biaya diferensial, biaya tambahan, biaya kesempatan, pendapatan diferensial dan biaya terhindarkan. Konsep dasarnya adalah biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Biaya diferensial adalah biaya yang terjadi saat membandingkan dua alternatif atau lebih yang menjadi perbedaan biaya atau selisih. Misalnya, apabila PT X membeli alat baru, maka akan menghemat biaya tenaga kerja RP 200,- untuk tiap unit produk.

Karena penghematan ini tidak terjadi bila mempertahankan alat lama, maka biaya tenaga kerja menjadi difrensial dalam keputusan membeli alat baru atau tidak.

(12)

Biaya tambahan (incremental cost) adalah penambahan atau kenaikan biaya yang akan terjadi disaat memutuskan memilih suatu alternatif.” Misalnya PT X memproduksi produk dengan harga per unit Rp 400.000, PT X mendapat produksi sendiri 100 unit. Dengan pesanan tersebutPT X harus menanggung biaya tambahan 100 unit x Rp 400.000, pendapatan diferensial yaitu pendapatan yang terjadi saat membandingkan dua alternatif atau lebih yang menjadi perbedaan biaya atau selisih..

Kebalikan dari konsep biaya tambahan. Misalnya PT X merakit dan menjual sepeda mini dengan harga Rp 20.000,- per unit denganpesanan tersebut PT X akan memperoleh incremental revenue 10 x Rp 20.000,- = Rp 200.000,-

Biaya kesempatan yaitu peluang memperoleh keuntungan berupa pendapatan atau penghematan biaya yang hilang Karena memilih suatu alternatif. Misalnya PT X memiliki ruko, kalau ruko digunakan sendiri untuk berdagang,maka dari penggunaan akan diperoleh laba Rp 200.000,- per hari. Jika menyewakan ruko Rp 150.000,- per hari, maka PT X akan kehilangan pendapatan sebesar Rp 50.000,- sebagai biaya kesempatan.

Biaya terhindarkan menurut (Samryn, 2015), yaitu suatu biaya yang muncul sebagai akibat dari pemilihan satu alternatif dalam suatu pengambilan keputusa dapat dihilangkan seluruhnya atau sebagian. Biaya terhindarkan bisa terjadi karena hilangnya aktivitas atau segmen yang menyebabkan terjadinya biaya yang bersangkutan. Kebalikannya adalah biaya yang tidak dapat dihilangkan karena memilih alternative yang lain

(13)

disebut biaya tidak terhindarkan.

Misalnya, bila membeli mobil bekas PT X akan menanggung biaya perbaikan Rp 1.000.000,- per tahun. Kalau membeli mobil baru, maka selama 5 tahun pertama akan bebas dari biaya perbaikan. Dapat disimpulkan, biaya perbaikan mobil menjadi biaya terhindarkan bagi PT Xbila membeli mobil baru. Sebaliknya, biaya tak terhindarkan terdari dari (1) biaya tenggelam dan (2) biaya masa yang akan datang yang tidak berbeda diatara berbagai alternatif. Konsep konsep biaya tersebut dalam penerapannya dapat digunakansebagai dasar analisis keputusan khusus seperti keputusan membeli atau membuat sendiri, memenuhi atau menolak produksi sendiri, mempertahankan atau menutup segmen usaha dan lain sebagainya.

9. Penggolongan Biaya

Mengacu pada konsep Biaya Berbeda Untuk Tujuan Berbeda, menurut (Bustami dkk., 2013) klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan produk, volume produksi, departemen dan pusat biaya, periode akuntansi, pengambilan keputusan.

1. Biaya dalam hubungan dengan produk

(14)

Biaya dalam hubungannya dengan produk dapat dikelompokkan menjadi:

a. Biaya produksi

Menurut (Supriyono, 2016) biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.

Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan dalam prosesproduksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan (Bustami dkk., 2013).

a) Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk (Supriyono, 2016). Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat langsung ditelusuri kepada produk selesai (Bustami dkk., 2013).

Contoh:

 Kain dalam pembuatan pakaian b) Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja adalah semua karyawan perusahaan yang

(15)

memberikan jasa kepada perusahaan sesuai dengan fungsi di mana karyawan bekerja, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum, serta fungsi keuangan. Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan perusahaan kepada semua karyawan yang dapat digolongkan sesuai fungsinya yaitu biaya tenaga kerja parik/produksi, biaya tenaga kerja pemasaran, serta biaya tenaga kerja administrasi dan umum (Supriyono, 2016).

Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai (Bustami dkk., 2013). Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu yang dihasilkan (Supriyono, 2016).

Contoh:

 Tukang jahit, bordir, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian

 Operator mesin jika menggunakan mesin

c) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam

(16)

merubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan menjadi elemen:

1. Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong) Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biayanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai (Bustami dkk., 2013). Biaya bahan penolong adalah harga perolehan bahan baku penolong yang dipakai dalam pengolahan produk (Supriyono, 2016).

Contoh:

 Amplas, Staples

 Oli dan minyak pelumas

 Paku, sekrup dan mur

 Asesoris pakaian

2. Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri pada produk selesai (Bustami dkk., 2013).

Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan (Supriyono,

(17)

2016).

Contoh:

 Gaji satpam pabrik

 Gaji pengawas pabrik

 Pekerja bagian pemeliharaan

 Pegawai pabrik dan gudang

 Gaji resepsionis dan operator telepon pabrik

 Pegawai yang menangani barang

3. Biaya tidak langsung lainnya

Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.

Contoh:

 Pajak bumi dan bangunan

 Listrik, Air dan telepon pabrik

 Sewa pabrik, asuransi pabrik

 Penyusutan pabrik dan peralatan

 Pemeliharaan mesin dan pabrik

 Gaji akuntan pabrik

 Reparasi mesin dan peralatan pabrik

Dari tiga unsur utama biaya produksi, dapat digolongkan secara terminologi biaya sebagai berikut:

(18)

1) Biaya utama

Biaya utama adalah gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung

2) Biaya konversi

Biaya konversi adalah biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku langsung menjadi produk selesai.

Biaya ini merupakan gabungan antara biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

b. Non produksi

a) Beban Pemasaran

Beban pemasaran atau biaya penjualan adalah biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ke tangan konsumen.

Contoh: Beban iklan, promosi, komisi penjualan, pengiriman barang, sampel barang gratis, hiburan, biaya alat tulis, gaji bagian penjualan, telepon dan telegram, biaya penjualan, dan biaya lain-lain.

b) Beban administrasi

Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

(19)

Contoh: Gaji administrasi kantor, sewa kantor, penyusutan kantor, biaya piutang tak tertagih, biaya urusan kantor, dan Biaya alat-alat tulis.

c) Beban keuangan

Beban keuangan adalah biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-fungsi keuangan. Contoh: beban bunga.

2. Biaya dalam hubungan dengan volume produksi a) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahanvolume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per unit tetap.

Contoh:

i. Perlengkapan dan peralatan kecil ii. Bahan bakar

iii. Kerusakan bahan

iv. Sisa dan beban reklamasi v. Biaya pengiriman barang vi. Royalti

vii. Biaya komunikasi viii. Upah lembur

ix. Biaya pengangkutan dalam pabrik x. Penanganan bahan baku

(20)

b) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara per unit berubah.

Contoh:

i. Gaji eksekutif produksi dan supervisor

ii. Amortisasi paten dan penyusutan dengan metode garis lurus iii. Pajak properti, sewa

iv. Asuransi properti dan kewajiban v. Gaji satpam dan pegawai kebersihan

vi. Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan

c) Biaya Semi

Menurut (Bustami dkk., 2013), biaya semi adalah biaya yang didalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel. Biaya semi ini dapat dikelompokkan dalam dua elemen biaya yaitu:

a. Biaya semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperhatikan karakter tetap dan variabel.

Contoh:

 Biaya listrik, Telepon dan air

 Bensin

 Perlengkapan

 Asuransi jiwa kelompok karyawan

(21)

 Pajak penghasilan

 Biaya perjalanan dinas

 Hiburan dan pemeliharaan b. Biaya semitetap

Menurut (Bustami dkk., 2013), biaya semitetap adalah biaya yang berubah dengan volume secara bertahap. Biaya semitetap disebut juga biaya bertahap. Menurut (Polimeni, 2008), bagian dari step cost yang merupakan biaya tetap berubah pada level aktifitas yang berbeda karena biaya tersebut diperoleh dalam suatu porsi yang tak dapat terbagi. Contoh dari biaya bertahap adalah gaji supervisor. Perusahaan akan memerlukan tambahan supervisor jika terdapat tambahan pekerja yang harus diawasi.

3. Biaya dalam hubungan dengan departemen dan pusat biaya a) Biaya langsung departemen

Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan. Contoh: gaji mandor pabrik yang digunakan oleh departemen bersangkutan.

b) Biaya tidak langsung departemen

Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan. Contoh:

biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing-masing departemen, oleh karena itu biaya tersebut merupakan biaya tidak

(22)

langsung departemen.

4. Biaya dalam hubungan dengan periode akuntansi a) Biaya pengeluaran modal

Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva. Contoh: pembelian mesin dan peralatan.

b) Biaya pengeluaran pendapatan

Biaya pengeluaran pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

Contoh: mesin dan peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan apa yang disebut dengan penyusutan. Penyusutan ini disebut sebagai pengeluaran pendapatan yang akan dilaporkan sebagai beban.

10. Perilaku Biaya

Perilaku biaya dapat diartikan sebagai perubahan biaya yang terjadi akibat perubahan dari aktivitas bisnis (Bustami dkk., 2013). Klasifikasi biaya berdasarkan pola perilaku biaya dapat digolongkan kedalam:

(23)

a. Biaya variabel (variable costs)

Gambar 2.1: Biaya Variabel Sumber: (Bustami dkk., 2013)

Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding aktifitas atau volume produksi dalam rentang relevan tetapi per unit sifatnya tetap. Dalam perusahaan dagang, semua biaya produksi dan beberapa biaya pemasaran dan administrasi merupakan biaya variabel, tetapi pada perusahaan manufaktur tidak semua biaya produksi pabrikasi adalah variabel, sebagian dari biaya produksi adalah bersifat tetap. Sedangkan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, biaya variabel adalah adalah tenaga kerja, bahan yang digunakan untuk melaksanakan jasa dan beberapa biaya overhead.

b. Biaya Tetap (Fixed costs)

Biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan (relevant range) tetapi per unit berubah. Dalam jangka panjang sebenarnya semua biaya bersifat variabel meskipun beberapa jenis biaya tampak sebagai biaya tetap. Jika diharapkan aktifitas meningkat melebihi kapasitas sekarang maka biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani kenaikan volume yang diinginkan.

(24)

Misalkan manajemen merencanakan untuk menambah produksi melebihi kapasitas sekarang maka akibat penambahan tersebut memerlukan tambahan terhadap biaya tetap seperti, tambahan pabrik, peralatan, mesin, tenaga kerja tidak langsung dan mungkin saja terjadi penambahan teradap supervisi yang akan mengawasi jalannya proses pembuatan produk tersebut. Hal tersebut dinyatakan bahwa sebagian dari biaya akan bersifat tetap dalam rentang waktu terbatas, sedangkan di luar rentang waktu terbatas, biaya tetap akan berubah.

Contoh biaya tetap adalah biaya gaji, biaya sewa, pajak bumi dan bangunan, asuransi, dan lain-lain.

Gambar 2.2: Biaya Tetap dan Rentang Relevan Sumber: (Bustami dkk., 2013)

Untuk tujuan perencanaan biaya tetap dapat dipandang sebagai beban tetap deskresioner dan biaya tetap terikat. Beban tetap deskresioner merupakan pengeluaran biaya yang timbul karena kebijakan manajemen. Contoh: iklan, penelitian, program pengembangan manajemen, sumbangan sosial. Biaya tetap terikat merupakan pengeluaran biaya yang membutuhkan suatu seri

(25)

pembayaran dalam jangka waktu yang panjang atau lama.

Biaya ini biasanya berhubungan dengan investasi pabrik, equipment, dan struktur organisasi perusahaan. Contoh: penyusutan

pabrik dan banguanan dengan metode garis lurus, pajak bumi dan bangunan, asuransi, gaji manajemen dan karyawan, utang jangka panjang, dan beban bunga.

c. Biaya campuran (mixed costs)

Biaya campuran adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan variabel. Biaya campuran disebut juga dengan biaya semivariabel.

Gambar 2.3: Biaya Semivariabel Gambar 2.4: Biaya semitetap Sumber: (Bustami dkk., 2013:33) Sumber: (Bustami dkk., 2013:33)

Biaya semivariabel adalah biaya yang pada aktifitas tertentu memperlihatkan karakteristik biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya bertahap disebut juga biaya semitetap. Biaya semitetap adalah biaya yang berubah dengan volume secara bertahap.

Referensi

Dokumen terkait

Selain adanya landasan teoritikal berupa federalisme ideologis yang diserap Indonesia pasca otonomi daerah, alasan lain dari perspektif hukum tata negara yang dapat dijadikan dasar

Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran IPA berbasis masalah Problem Based Learning terhadap kemampuan

mewajibkanya yakni setara atau lebih dari 85 gram emas maka harta yang wajib dikeluarkan hanya 2,5 % saja. Misalnya: seseorang memiliki harta sebanyak Rp. Para fuqoha

Hasil Penelitian: Hasil uji Anova untuk kontraksi luka didapatkan nilai signifikansi < 0,01, dan untuk luas luka didapatkan nilai signifikan < 0,01 sehingga

b. Melakukan pendaftaran secara elektronik melalui eASY.KSEI sebelum saat periode pendaftaran pemegang saham pada tanggal pelaksanaan RUPS ditutup, serta menyampaikan pilihan

Berdasarkan uraian di atas, fenomena initial return merupakan salah satu hal yang menarik untuk dibahas. Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian

Pada keadaan normal, kadar haemoglobin darah tikus putih adalah 12,48-14,63 g/dL [16] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada semua kelompok tikus putih yang

Dengan pemikiran diatas maka pada tugas akhir ini akan dilakukan analisa struktur secara manual pada frame (portal dua dimensi) dengan membandingkan hasil perhitungan antara