• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Racmawati, Mahsina, Susanti (2017) tentang “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalam Meningkatkan Pengendalian Inter Pada PT Mutiara Cahaya Plastindo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan perusahaan telah diformat terlebih dahulu untuk menggunakan password dalam mengakses sistem dan memudahkan entri data. Ada juga echo check, penggunaan full control check data yang diterima, dan pelindung (backup file). Dokumen diberi nomor secara berurutan dan dicetak dalam jumlah yang cukup untuk memastikan bahwa laporan penjualan yang dihasilkan tiba di tempat yang tepat.

Pada penelitian oleh Jaya (2018) terkait “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Dalam Meningkatkan Pengendalian Intern Pada PT Putra Indo Cahaya Batam”. Berdasarkan analisis peneliti, pembagian tugas dalam suatu organisasi masih belum sesuai karena beberapa jabatan yaitu fungsi penjualan dan penerimaan kas. Pencatatan akuntansi penjualan, dan penerimaan kas belum detail dan tidak sesuai. Jurnal yang digunakan adalah jurnal penjualan, jurnal buku kas, jurnal kartu stok, kurangnya kelengkapan dokumen yaitu faktur penjualan dan bukti setor bank serta surat jalan yang menggunakan surat tanda terima barang dalam bentuk nota.

Penelitian yang dilakukan oleh Dindayani (2019) tentang “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Dalam Menunjang Efektifitas Dan Efisiensi Sistem Pengendalian Intern Pada PT Optik Tunggal Sempurna Cabang Mall Ratu Indah”. PT Optik Tunggal Sempurna belum sesuai teoriti dan memiliki banyak kelemahan, adanya perangkapan tanggung jawab dan wewenang masing-masing departemen berkaitan dengan sistem akuntansi dimana semua penjualan dijalankan oleh sales consultant. Perhitungan persediaan dilakukan secara manual berdasarkan kategori dan jenis produk, sehingga mengakibatkan perhitungan yang salah dan data persediaan yang tidak akurat. Pelaksanaan prosedur tidak sesuai dengan teori

(2)

dan tidak tepat. seperti pada pencatatan penjualan tunai dan penerimaan kas.

Dibutuhkan sekitar 10 hari untuk mengirimkan barang atau memproses pesanan, yang menyebabkan keluhan konsumen. PT Optik Tunggal Sempurna Cabang Mall Ratu Indah mengoperasikan sistem informasi akuntansi penjualan tunai secara manual dan masih sederhana. Walaupun masih manual dan sederhana, tetapi diketahui memenuhi elemen kontrol yang cukup baik dan efektif. Pada sistem penjualan tunai yang didasarkan pada sistem yang sederhana tidak menutup kemungkinan adanya manipulasi data atau penipuan lainnya.

Penelitian oleh Simanjutak (2019) terkait pada “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan”. Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa sudah terdapat pembagian fungsi, seperti pada fungsi penjualan terdapat bagian pemasaran, logistic, keuangan dan bagian pembukuan. Untuk fungsi sistem informasi akuntansi penjualan adalah fungsi pemasaran, gudang, pengiriman dan fungsi akuntansi. Penjualan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Rambutan tahun 2015 dan tahun 2017 mengalami penurunan sedangan di tahun 2014 dan 2016 mengalami peningkatan. Sistem informasi akuntansi penjualan belum terlaksana secara efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Masluhah (2021) “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan Kredit Pada CV. Win Motor Cabang Pandaan”.

Pada CV Win Motor cabang Pandaan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan masih belum baik dikarenakan pada pembuatan rekap penjualanan perusahaan masih manual ditulis di buku tulis belum terkomputerisasi dan format dari rekap penjualan sangat sederhana, pada penerimaan kas dan pencatatan masih dilakukan oleh 1 orang yaitu kasir sehingga hal tersebut berisiko terjadi kecurangan dan human error mengingat pimpinan cabang tidak setiap hari melakukan pengecekan dan evaluasi. Untuk dokumen beberapa tidak sesuai dengan prinsip dasar Mulyadi (2016) seperti tidak adanya nama formulir, nomer urut tercetak, otorisasi dan nama terang pihak yang otorisasi. Admin sales membuat stock opname hanya pesan by whatsapp dengan bagian gudang. Tidak terdapat

(3)

dokumen yang merekan pada saat proses pemindah tanganan dari pihak gudang ke pihak delivery.

Pada CV Win Motor cabang Pandaan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan masih kurang baik karena rekapitulasi penjualan perusahaan ditulis secara manual pada buku catatan yang tidak terkomputerisasi dan format rekapitulasi penjualan sangat sederhana.. Masih terdapat resiko terjadinya fraud dan human error, mengingat pengelola toko tidak melakukan pengecekan dan evaluasi setiap hari, karena penerimaan kas dan penyimpanan pencatatan masih dilakukan oleh satu orang yaitu kasir. Beberapa dokumen, seperti nama formulir, nomor urut tercetak, surat kuasa pengacara, dan tidak adanya nama pihak yang berwenang, tidak sesuai dengan prinsip dasar Mulyadi (2016). Manajer penjualan cukup mengambil inventaris dan memesan di gudang melalui WhatsApp.

Tidak ada dokumen yang diambil selama proses transfer gudang-ke-pemasok.

B. Landasan Teori 1. Definisi Sistem

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok elemen yang berkaitan erat satu sama lain, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu. (Mulyadi, 2018:

2)

Sedangkan menurut Romney Dan Steinbart (2014:3) mendifinisikan sistem adalah sekumpulan dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

2. Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi Menuurut Mulyadi (2018:3) adalah suatu unsur akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta laporan.

Menurut Romney dan Steinbart (2014:10) menggambarkan sistem informasi akuntansi sebagai kegiatan sistem yang mengumpulkan, mencatat,

(4)

menyimpan, dan mengolah data untuk memperoleh informasi yang berguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

3. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Mulyadi (2018:385), penjualan adalah suatu aktivitas yang terdiri dari penjualan barang atau jasa baik yang menggunakan pembayaran secara kredit ataupun tunai.

Menurut Nugroho Wijayanto (2001:137) penjualan tunai adalah siklus akuntansi yang melibatkan bagian-bagian seperti pencatatan nota, pengendalian intern, perekapan hasil penjulan dan laporan yang dihasilkan menjadi informasi penjualaan dengan pembayaran langsung menggunakan uang tunai dalam pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan.

Dari pengertian Mulyadi dan Nugroho Wijayanto dapat disimpulkan bahwa sistem informasi penjualan tunai adalah kegiatan pencatatan dan mengumpulkan bukti-bukti terkait transaksi yang akan diolah yang didapat dari pembayaran barang dan jasa secara tunai atau langsung untuk diproses menjadi informasi keuangan untuk pengambilan keputusan perusahaan.

A. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan 1. Fungsi yang Berkaitan

a) Fungsi Kas

Pada fungsi kas ini memiliki tanngungjawab untuk menerima kas yang didapatkan dari pembeli.

b) Fungsi Gudang

Pada fungsi penyimpanan(gudang) membantu dalam menyediakan produk atau barang yang dibutuhkan pembeli dengan menunjukkan pada salinan faktur penjualan yang diterima dari fungsi penjualan.

c) Fungsi Akuntansi

(5)

Pada fungsi ini memiliki tanggungjawab dalam pencatatan transaksi penjualan dan penerimaan kas serta pembuatan laporan pejualan.

d) Fungsi Pengiriman

Pada fungsi pengiriman memiliki tanggungjawab dalam mengirimkan dan menyerahkan produk atau barang yang memiliki kuantitas, kualitas, serta spesifikasinya telah ditentukan dalam salinan faktur penjualan.

2. Dokumen Penjualan Tunai a) Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk mencatat berbagai kebutuhan pengelolaan informasi mengenai transaksi penjualan tunai b) Pita register kas (cash register tape)

Dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank melalui pengoperasian mesin register kas.

c) Bill of leading

Dokumen ini menyatakan bahwa barang tersebut telah dikirim oleh angkutan umum dari perusahaan yang menjual barang tersebut Dokumen ini digunakan fungsi pengiriman dalam penjualan cash on delivery yang penyerahan dan pembayaran barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

d) Bukti setor bank

Dibuat oleh fungsi kas sebagai suatu bentuk bukti penyetoran uang kas ke bank.

e) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

3. Catatan Yang Digunakan a) Jurnal Penjualan

(6)

Jurnal penjualan digunakan oleh akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual produk dalam jumlah besar dan bagian manajemen memerlukan informasi penjualan untuk setiap jenis produk yang dijual selama periode waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk.

b) Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi kas. Sumber pokok penerimaan kas perusahaan umumnya dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.

c) Jurnal Umum

Jurnal Umum, isi catatan akuntansi digunakan dalam mencatat berapa harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu.

d) Kartu Persediaan

Pada transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.

e) Kartu Gudang

Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan di gudang. Catatan ini digunakan fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam transaksi kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.

4. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

(7)

Menurut Mulyadi (2018:9) pada komponen sistem informasi akuntansi terdapat enam blok yang disebut dengan informasi system building block antara lain:

a. Blok Masukan (Input Block)

Masukan adalah data yang masuk ke sebuah sistem informasi dan dengan metode maupun media yang digunakan untuk memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Pada blok masukan terdiri dari transaksi, pertanyaan, permintaan, perintah, dan peran. Umumnya masukan memiliki aturan dan bentuk tertentu terkait isi, identifikasi, persetujuan, tata letak dan pengolahannya. Cara untuk memasukkan masukan ke dalam sistem dapat berupa tulisan manual dengan tulis tangan, formulir kertas, pengenalan fitur fisik seperti sidik jari, papan ketik (keyboard), dan lain-lain.

b. Blok Model (Model Block)

Blok model terdiri dari model matematika logis untuk memproses input dan data yang disimpan, dengan bermacam-macam cara untuk mendapatkan hasil yang diinginkan atau keluaran. Model matematika logis mampu menggabungkan elemen data untuk memberikan jawaban atas suatu pertanyaan, atau bisa merangkum dan menyatukan data menjadi suatu laporan sederhana yang singkat.

.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berbentuk informasi yang bermanfaat dan dokumen untuk tingkatan semua manajemen dan semua pengguna informasi, baik pengguna internal maupun eksternal. Keluaran sistem merupakan penentu utama blok- blok lain dari sistem informasi. Apabila pada keluaran sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna informasi, pembentukan blok masukan, model, teknologi, basis data dan pengendalian internal tidak akan berguna dan bermanfaat.

(8)

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologis sebagai ibarat mesin karena bisa menjalankan sebuah sistem informasi. Teknologi menangkap masukan (input), menerapkam model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan menyampaikan keluaran (output), serta mengunggulkan di seluruh sistem. Pada sistem informasi terkomputerisasi, teknologi terbagi atas tiga komponen: komputer dan penyimpanan data di luar (penyimpanan tambahan), telekomunikasi, serta perangkat lunak (software).

e. Blok Basis Data (Data Base Block)

Basis data adalah suatu wadah sebagai media penyimpanan data yang berguna untuk para pengguna yang membutuhkan informasi.

Database dibagi menjadi dua sudut pandang: secara fisik dan logis.

Basis data secara fisik berupa suatu media untuk menyimpan data, seperti kartu buku besar, pita magnetik, disk, disket, kaset, kartu magnetic, chip dan mikrofilm.

f. Blok Pengendalian (Control Block)

Semua sistem informasi harus dilindungi dari bencana dan ancaman, seperti bencana alam, api, kecurangan, kegagalan sistem, kesalahan dan penggelapan, penyadapan, ketidakefisienan, sabotase, dan orang-orang yang dibayar untuk melakukan kejahatan.

5. Definisi Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian internal Menurut Mulyadi (2018:129) sistem pengendalian internal memelihara struktur organisasi, metode, dan aset, memverifikasi keakuratan dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mematuhi kebijakan manajemen. Termasuk tindakan terkoordinasi untuk memfasilitasi.

Pengertian sistem pengendalian lebih menekankan pada tujuan yang ingin dicapai, bukan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Oleh karena itu, konsep

(9)

pengendalian intern berlaku bagi perusahaan yang memproses informasi secara manual menggunakan mesin akuntansi atau komputer.

Tujuan pengendalian internal : a. Menjaga asset organisasi

b. Memeriksa keakuratan dan keandalan data akuntansi c. Mendorong efisiensi, dan

d. Mendorong dipatuhi kebijakan manajemen

Unsur Sistem Pengendalian Internal menurut Mulyadi (2018:130) sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang secara jelas memisahkan tanggung jawab

fungsional masing-masing bagian.

2. Sistem otoritas dan prosedur manajemen catatan untuk melindungi aset, kewajiban, pendapatan, dan pengeluaran secara memadai.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing- masing unit organisasi

4. Karyawan yang memiliki kualitas sesuai dengan tanggung jawabnya.

A. Komponen Sistem Pengendalian Internal :

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) terdapat lima komponen pengendalian intern yang meliputi:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari semua komponen pengendalian intern lainnya yang membuat organisasi menjadi disiplin dan terstruktur. Lingkungan pengendalian mencakup suasana organisasi dan sikap manajemen serta karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada dalam organisasi.

(10)

2. Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Penilaian risiko adalah identifikasi analisis dan pengelolaan risiko suatu organisasi. Suatu risiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis sehingga dapat diperkirakan tindakan yang dapat meminimalisirnya.

3. Prosedur Pengendalian (Control Activities)

Prosedur pengendalian adalah kebijakan atau prosedur yang dibuat untuk memastikan tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan.

4. Pengawasan (Monitoring)

Pengawasan adalah proses untuk menilai kualitas kinerja pengendalian intern suatu organisasi. Pengawasan dilakukan untuk menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian intern.

5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi ini untuk menilai standar eksternal.

Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berhubungan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

6. Definisi UMKM

UMKM yang ditetapkan oleh Undang-Undang No.20 tahun 2008 adalah istilah secara umum dalam khazanah ekonomi yang menyatakan kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. UMKM artinya bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil.

Referensi

Dokumen terkait

Kuantiti dan peratusan pelajar yang melakukan operasi pengeluaran menggunakan mesin dan peralatan semasa latihan industri berdasarkan jantina. Kuantiti dan peratusan pelajar

Pada sistem akuntansi penjualan kredit, tidak terdapat perangkapan fungsi yang terkait; fungsi yang berwenang mengotorisasi dokumen yang digunakan; pencatatan transaksi

Energi Primer Baru dan Terbarukan : Biofuel, Biomassa, Panas Bumi, Energi Air, Energi Surya, Energi Pasang Surut, Energi Ombak, Energi Angin, Energi Osmosis.. Prime Mover :

Para siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep akademis seperti konsep fisika, karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik (guru) hanya

Beberapa anggota Team bola basket putra Universitas Katolik Soegijapranata Semarang di dalam aktivitas latihan dan waktu luang menunjukan ciri-ciri kohesivitas yang

Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal

Dalam hal mempertahankan eksistensi komunitas waria kabupaten bantaeng mereka membentuk solidaritas mekanis yang ditandai dengan adanya kesadaran kolektif yang merasa

Setiap pengusaha batik mengeluarkan biaya pribadi sekitar 12 juta untuk membuat IPAL sendiri bagi yang mampu, sedangkan untuk pengusaha yang kurang mampu di dalam