BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 19 Januari – 17 April 2022 di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung berlokasi di Jalan Raden Gunawan, Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain yaitu tray semai, pH meter, thermohygrometer, sekop tanah, polybag ukuran 45 x 45 cm, ember, gelas takar 1 L, gunting, ajir, tali rafia, tali nilon, handsprayer, timbangan, refractometer brix, yellow trap, penggaris besi, kertas label, pisau, pipet tetes, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu benih melon varietas Sky Rocket Melon, Rock Melon, Golden Melon, tanah top soil, sekam padi yang telah difermentasi, pupuk kandang, pupuk dolomit, pupuk NPK 16:16:16, pupuk KNO3, fungisida Dithane, fungisida Nordox, insektisida Winder, lem perangkap lalat buah Glumon, dan minyak perangkap lalat buah Petrogenol.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, yaitu perlakuan dosis pupuk KNO3 sebagai faktor utama dan varietas melon yang digunakan sebagai faktor kedua. Pemberian dosis pupuk KNO3 terdiri dari 5 perlakuan yaitu P1 (0 g KNO3/Liter) sebagai kontrol, P2 (1 g KNO3/Liter), P3 (2 g KNO3/Liter), P4 (3 g KNO3/Liter), dan P5 (4 g KNO3/Liter).
Perlakuan tersebut dikombinasikan dengan tiga varietas melon yang digunakan yaitu Sky Rocket Melon (V1), Rock Melon (V2), dan Golden Melon (V3). Pada masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan sehingga jumlah tanaman dari setiap varietas terdiri dari 15 tanaman dan total keseluruhan yaitu 45 tanaman.
v v
v
v
v
v
v v
3.4 Diagram Alir Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk KNO3 terhadap kadar gula pada tiga varietas melon. Penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan hingga analisis data pengamatan. Diagram alir pelaksanaan penelitian disajikan pada gambar 3.1.
Persiapan alat dan bahan
Penyemaian Persiapan media tanam
Penanaman
Pemeliharaan
Meliputi: penyiraman, pemupukan, pemasangan ajir, penyulaman, penyiangan, pemangkasan,
serta pengendalian hama dan penyakit
Pemanenan
Uji Kadar Gula (Brix)
Analisis data
3.5 Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung yang berlokasi di Jalan Raden Gunawan, Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu penyemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, uji kadar gula (brix), dan analisis data.
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian
3.5.1 Penyemaian
Penyemaian benih melon dilakukan pada tray semai yang telah berisi media tanah top soil, pupuk kandang, dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1.
Jumlah benih yang disemai yaitu sebanyak 72 benih yang terdiri dari 24 benih Sky Rocket Melon, 24 benih Rock Melon, dan 24 benih Golden Melon. Penyemaian dilakukan selama ± 14 hari hingga terbentuk 2-3 daun sebelum pindah tanam. Hal tersebut bertujuan agar bibit tanaman melon memiliki akar yang kuat sebelum dilakukan pindah tanam ke dalam polybag dan diberi perlakuan.
3.5.2 Penanaman
Media tanam disiapkan 7 hari sebelum digunakan agar didapatkan pH tanah yang netral. Media tanam terdiri dari campuran tanah top soil, pupuk kandang, dan sekam padi yang telah difermentasi dengan perbandingan 1:2:1. Media tanam dicampur hingga homogen kemudian dipindahkan ke dalam polybag berukuran 45 x 45 cm. Keasaman tanah pada media tanam diukur menggunakan pH meter, jika pH yang ditunjukkan masih dalam keadaan asam maka perlu ditambahkan dengan pupuk dolomit. Pupuk dolomit tergolong dalam mineral primer yang memiliki kandungan Ca dan Mg. Pengapuran menggunakan pupuk dolomit bertujuan untuk meningkatkan pH tanah yang asam sehingga unsur N, P, S, dan unsur mikro di dalam tanah menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman (Sah dan Setiono, 2019).
Bibit buah melon dipindahkan ke dalam polybag (1 tanaman/polybag) ketika berumur 14 hari setelah semai (HSS).
3.5.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman melon terdiri dari penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemasangan ajir, pemupukan, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit.
1. Penyiraman
Penyiraman merupakan salah satu faktor essensial yang perlu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan air pada tanaman (Sari et al., 2016). Dalam penelitian ini penyiraman melon dilakukan dua kali sehari yaitu dipagi dan sore hari. Penyiraman tanaman melon juga harus memperhatikan perubahan cuaca yang terjadi dan
kondisi lingkungan di sekitar lahan percobaan. Penyiraman dilakukan satu kali sehari apabila kelembaban lingkungan naik akibat hujan.
2. Penyulaman
Penyulaman pada tanaman melon dilakukan ketika tanaman berumur 7 hari setelah tanam (HST). Penyulaman harus segera dilakukan pada bibit yang mati atau pertumbuhannya terganggu. Tujuan dilakukannya penyulaman yaitu agar bibit yang baru tidak tertinggal jauh pertumbuhanya serta untuk mempertahankan jumlah tanaman melon pada masing-masing perlakuan (Utama et al., 2020).
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara menghilangkan gulma atau tanaman lain yang tumbuh di sekitar tanaman melon. Tujuan dilakukannya penyiangan yaitu untuk menghilangkan kompetisi antar tanaman melon dengan gulma dan memaksimalkan penyerapan unsur hara oleh tanaman melon. Penyiangan dilakukan satu minggu sekali untuk menjaga lahan penelitian tetap bersih serta meminimalisir adanya seranga hama dan penyakit (Sidik, 2014).
4. Pemasangan ajir (penegak)
Pemasangan ajir atau penegak pada tanaman melon dilakukan 1 minggu setelah tanam (MST) dalam polybag. Ajir yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari besi yang dilapisi plastik polyolefin dengan panjang 1,2 m. Ajir ditancapkan ke dalam polybag berdekatan dengan batang tanaman melon. Bagian atas ajir diikat menggunakan tali rafia dan dihubungkan dengan tali nilon yang diposisikan secara horizontal (Nabuana, 2016).
5. Pemupukan
Dalam penelitian ini digunakan pupuk NPK sebagai pupuk susulan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tanaman melon. Pemupukan dilakukan 1 MST dengan interval waktu pemberian pupuk yaitu dua hari sekali. Dosis NPK yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman melon. Pemupukan dimulai dengan menggunakan dosis rendah terlebih dahulu yaitu 2 g NPK/Liter (pada minggu ke-2 dan ke-3), 4 g NPK/Liter (pada minggu ke-4 dan ke-5), 6 g NPK/Liter (pada minggu ke-6 dan ke-7), dan 8 g NPK/Liter (pada minggu ke-8 dan ke-9). Pengaplikasian dosis pupuk NPK yang dinaikkan secara bertahap bertujuan untuk menjaga kesuburan akar tanaman dan mempertahankan pH tanah. Pemberian pupuk NPK
secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan pH tanah sehingga unsur hara di dalam tanah menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman (Nasrullah et al., 2015). Pemberian pupuk KNO3 dilakukan ketika tanaman telah memasuki fase pembuahan. Menurut Andriani (2021) penambahan pupuk KNO3 pada fase pembuahan bertujuan untuk menstimulasi kadar gula untuk proses pematangan buah. Pemberian perlakuan pupuk KNO3 dilakukan dua hari sekali ketika tanaman telah berumur 6-7 minggu yaitu pada fase pembesaran buah. Perlakuan dosis pupuk KNO3 terdiri dari P1 (0 g KNO3/Liter) sebagai kontrol, P2 (1 g KNO3/Liter), P3 (2 g KNO3/Liter), P4 (3 g KNO3/Liter), dan P5 (4 g KNO3/Liter). Pupuk NPK dan KNO3 yang telah dilarutkan dalam air dapat diaplikasikan menggunakan gelas takar masing-masing sebanyak 200 ml/tanaman (Kamaratih dan Ritawati, 2020).
6. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman melon mulai dilakukan ketika tanaman berumur 14 HST yaitu ketika telah terbentuk cabang di ruas-ruas daun. Tujuan dari pemangkasan yaitu untuk mengurangi kelembaban dalam tajuk dan mengurangi kompetisi antar buah yang sedang berkembang. Pemangkasan pada tanaman melon terdiri dari tiga jenis yaitu pemangkasan cabang lateral, cabang produktif, dan pucuk (batang utama). Pemangkasan cabang lateral dilakukan dengan cara membuang cabang sekunder di bawah ruas ke-7 dan di atas ruas ke-10.
Pemangkasan cabang produktif dilakukan pada satu ruas di atas bakal buah yang dipelihara. Pemangkasan pucuk dilakukan pada bagian pucuk batang utama.
Pemangkasan tersebut dilakukan menggunakan gunting steril untuk meminimalisir adanya persebaran infeksi penyakit pada batang tanaman (Ismayani et al., 2015).
Pemangkasan dilakukan pada siang hari ketika matahari terik agar luka atau sayatan akibat pemangkasan dapat mengering. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan adanya infeksi penyakit dari lingkungan. Bakal buah yang tumbuh kemudian diseleksi dan dipelihara satu buah pertanaman. Sampel buah melon diberi label dengan cara mengikat kertas label pada bagian tangkai buah menggunakan tali rafia.
7. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang umum ditemukan pada tanaman melon yaitu kutu thrips, oteng- oteng, kupu-kupu, ulat daun, lalat buah, dan serangan dari beberapa jamur seperti
Fusarium sp. dan Mycosphaerella melonis penyebab penyakit busuk batang.
Penyakit busuk batang dapat dikendaikan dengan melakukan penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif tembaga oksida pada bagian yang terdapat gejala busuk batang. Penggunaan insektisida atau fungisida dilakukan ketika tanaman terserang hama atau penyakit sebagai bentuk pengobatan. Penggunaan insektisida atau fungisida dapat dihentikan apabila tanaman sudah tidak terserang hama dan penyakit. Pengaplikasian insektisida atau fungisida dapat dilakukan menggunakan handsprayer dengan cara menyemprotkan cairan ke bagian tanaman yang diserang hama atau penyakit (Kamaratih dan Ritawati, 2020).
3.5.4 Pemanenan
Umur panen tanaman melon bergantung pada varietas yang ditanam. Pada umumnya tanaman melon dapat di panen setelah berusia 65-70 Hari Setelah Tanam (HST) (Triadiati et al., 2019). Pada penelitian ini kriteria buah melon varietas Sky Rocket dan Rock melon siap dipanen ketika berumur 70 HST. Kedua varietas tersebut umumnya memiliki aroma yang harum dan seluruh bagian kulit buah sudah terbentuk jaring-jaring (net) seperti jala. Berbeda dengan dua varietas sebelumnya, varietas Golden Melon siap dipanen ketika berumur 60-65 HST. Varietas Golden Melon yang siap panen memiliki aroma harum dengan kriteria kulit buah yang halus dan berwarna kuning keemasan. Pemanenan buah melon dilakukan menggunakan gunting dengan cara memotong cabang yang menampung buah melon.
3.5.5 Uji Kadar Gula (Brix)
Buah melon yang telah dipanen kemudian dibawa ke Laboratorium Terbuka Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung untuk diukur berat segar buah, diameter buah, ketebalan daging buah, dan kadar gula dalam buah menggunakan refractometer brix. Penggunaan alat refractometer brix harus dilakukan di ruangan dengan pencahayaan yang cukup agar nilai brix yang hasilkan dapat dilihat dengan jelas. Pengukuran kadar gula (Brix) dalam buah melon dilakukan dengan cara mengambil cairan sampel pada bagian terdalam buah (endocarp) menggunakan pipet tetes. Cairan sampel diteteskan pada bagian prisma refractometer kemudian dilihat obrix yang dihasilkan melalui lensa refractometer.
3.5.6 Analisis Data
Data penelitian didapatkan dari hasil pengukuran parameter pascapanen terhadap buah melon yang diberi perlakuan dosis pupuk KNO3 dengan waktu pengaplikasian ketika tanaman berumur 6 MST. Parameter pascapanen yang diamati terdiri dari berat segar buah, diameter buah, ketebalan daging buah, dan kadar gula dalam buah. Data pertumbuhan vegetatif dan generatif juga diamati untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan antar varietas melon. Data pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, waktu pembungan, waktu muncul bakal buah, dan waktu panen. Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance) dan uji lanjut DMRT (Duncan's Multiple Range Test).
Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian Jenis Kegiatan
Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6
Persiapan alat dan bahan Penyemaian benih Pembuatan media tanam Penanaman
Pemeliharaan Pemanenan
Pengukuran parameter pascapanen
Analisis data Penyusunan skripsi