1 BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ) merupakan belajar dan mengajar dari rumah sejak adanya pandemi virus Covid-19 menjadi perhatian negeri ini.
Terdapat banyak argumen serta pro dan kontra terkait hal tersebut dalam melihat dan merespon persoalan. Ini merupakan hal yang biasa kita jumpai dan menjadi dinamika yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran. Hingga sekarang proses belajar mengajar tidak kunjung diaktifkan, dan tidak kunjung diperbolehkan masuk sekolah. Setelah beberapa bulan berlalu, kini lembaga pendidikan, baik itu lembaga pendidikan tinggi, maupun lembaga pendidikan dasar dan menengah harus menerima kenyataan dengan tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh.1
Hal tersebut ditujukan untuk mengurangi kontak fisik secara masal sehingga dapat menghambat penularan COVID-19, Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Diseasee (COVID- 19) telah dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 17 Maret 2020.2 Prinsip yang diterapkan dalam kebijakan masa pandemi COVID- 19 ini adalah “kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidikk, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran”.
Surat edaran tersebut harus dipatuhi oleh semua lembaga pendidikan, namun hal tersebut menjadikan para pendidik kesusahan dalam memberikan pemahaman mata pelajaran yang baik kepada peserta didik, sehingga sekolah dan juga pihak sekolah mulai mengubah strategi pembelajaran yang awalnya
1 Muhaemin and Ramdanil Mubarok, ‘Upgrade Kompetensi Guru PAI dalam Merespon Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19’, Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam, 6.2 (2020), 75–82.
2 Alfonsius, ‘Penyelenggaraan Pembelajaran Perguruan Tinggi Swasta di Masa Pandemi Covid-19’, Journal of Accounting and Management …, 5.1 (2021), 1–10.
2
adalah tatap muka dengan mengubah menjadi pembelajaran non-tatap muka atau ada yang menyebut pembelajaran online dan juga Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Menurut Umul Maratul Soleha, penelitian yang dilakukan di SMK Negeri1 Palopo dengan mengikuti kebijakan pemerintah maka sekolah tersebut yang awalnya menggunakan sistem pembelajaran dengan tatap muka, kemudian dengan cepat berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran yang dilakukan secara online yang tentunya membutuhkan perangkat seperti komputer, handphone atau laptop yang tentu saja tidak mudah bagi guru maupun peserta didik menghadapi perubahan sistem pembelajaran tersebut. Namun dari pernyataan tersebut tetap saja menjadikan guru PAI berupaya untuk mengubah strategi baru agar mata pelajaran bisa disampaikan dengan baik. Selain itu agar menjadikan siswa semangat dalam belajar.3
Strategi yang dimaksud ialah mencakup media dan metode, dimana media yang digunakan pada kelas virtual, seperti layanan google classroom, dan bahkan dapat dilakukan melalui media sosial, seperti facebook, whatsapp, dan instagram.4 Sedangkan metode yang dapat dilakukan pada kondisi pandemi ini diantaranya Visual Based Learning yaitu membuat media pembelajaran visual seperti video, foto dan lain-lain yang memudahkan siswa dalam pembelajaran, diskusi dan penugasan berbasis online.5
Hal tersebut bagi guru PAI menjadi tantangan tersendiri karena harus melakukan proses belajar mengajar menggunakan teknologi serta memaksimalkan kreativitas dalam proses belajar mengajar (Suharwoto, 2020).6 Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa peran guru sangat penting bagi siswa karena guru dituntut untuk mampu merancang sebagaimana mestinya untuk mengajar peserta didik walaupun dengan sistem pembelajaran online.
3 Umul Mar'atul Soleha, ‘Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolahh Menengah Kejuruan Negeri 1 Palopoo’, 2021.
4 Siti Maemanah dan Ainul Yakin, ‘Pembelajaran Berbasis Daring (Studi Kasus Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XII di SMAN 1 Galis Pamekasan)’, Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2.1 (2021), 41.
5 Muhammad Nurul Mubin, ‘Pembelajaran Daring Pendidikan Agama Islam di Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Menengah Sederajat’, EUTAGOGIA: Journal of Islamic Education, 1.1 (2021), 16–31.
6 Muhaemin dan Ramdanil Mubarokk, ‘Upgrade Kompetensi Guru PAI dalam Meresponn Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19’, Al-Fikrr: Jurnal Pendidikan Islam, 6.2 (2020), 75–82.
3
Selain itu pendidik juga sebagai motivator siswa dalam belajar. Hal ini dikarenakan sering terjadi bahwa peserta didik yang memiliki prestasi akademik yang buruk bukann disebabkan oleh kurangnya kemampuann, akan tetapi oleh kenyataan bahwa peserta didik tidak memiliki motivasi untuk belajar, sehingga peserta didik tidak mencoba menggunakan semua kemampuannya. Oleh sebab itu, guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam merangsang motivasi siswa.
Diantaranya adalah penjelasan tentang tujuan yang ingin dicapai, membangkitkan minat peserta didik, dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam belajar, memberikan pujian untuk keberhasilan setiap siswa, mengevaluasi, mengomentari pekerjaan peserta didik dan menciptakan persaingan dan kerjasama antara peserta didik dan guru. Namun guru juga harus bisa mengelola pembelajaran jarak jauh karena sistem pembelajaran tidak sama dengan pembelajaran pada mestinya. Banyak keterbatasan dalam mengelola pembelajaran dengan metode yang seadanya. Tidak terlepas dengan telepon atau video call.7
Selain itu, guru juga berperan dalam evaluasi pembelajaran jarak jauh, karena evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan dalam pendidikan untuk mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai peserta didik atas bahan ajar atau materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan adanya evaluasi maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat dan meyakinkan. Namun dalam proses pembelajaran online para pendidik tidak dapat menggunakan evaluasi secara langsung yang biasa digunakan dalam pembelajaran tatap muka, maka dengan ini para pendidik menyepakati untuk menggunakan evaluasi yang dapat menunjang proses pembelajaran jarak jauh atau daring, dalam hal ini para pendidik menggunakan grup whatsApp untuk menyampaikan evaluasi pembelajaran.8
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa peran guru sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dimana guru tersebut harus
7 Siti Sabaniah, Dadan F Ramdhan, and Siti Khozanatu Rohmah, ‘Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Wabah Covid - 19’, Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2.1 (2021), 43–54. <https://doi.org/10.51276/edu.v2i1.77>.
8 Siti Sabaniah, Dadan F Ramdhan, and Siti Khozanatu Rohmah, ‘Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Wabah Covid - 19’, Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2.1 (2021), 43–54.
4
menggunakan strategi yang mencakup media dan metode yang tepat agar proses belajar mengajar menjadi menarik dan menyenangkan. Memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk berkreativitas dan terlibat aktif sepanjang pelaksanaan pembelajaran.. Hingga ranah kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dapat tumbuh berkembang secara maksimal dan bersamaan tanpa mengalami pengkerdilan.9
Dari uraian tersebut serta background peneliti sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan adanya wabah covid-19 yang menyebabkan adanya permasalahan dalam proses pembelajaran, yang mana pembelajaran dilakukan secara daring dari akhir tahun 2019 hingga 2021 dan peserta didik yang kurang peduli terhadap mata pelajaran PAI sehingga mengalami penurunan nilai mata pelajaran tersebut, maka hal ini mendorong peneliti untuk memilih judul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI pada Masa Pandemi Covid-19” sebagai judul penelitian yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 8 Gresik.
B. Rumusan Masalah
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan mutu pembalajaran PAIi padaaaLmasaa pandemiCcovid-199 disSMAa Muhammadiyah 8 Gresik?
2. Bagaimanaaapelaksanaan pembelajarannPAI padaamasa pandemiccovid-19 disSMAa Muhammadiyah 8 Gresik?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan khusus yang berkaitan dengan hasil rumusan masalah di atas yang antara lain :
1. Untuk mendeskripsikan peran guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran PAI pada masa pandemi covid-19 di SMA Muhammadiyah 8 Gresik
9 Ahmad Munir Saifulloh and Mohammad Darwis, ‘Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar di Masa Pandemi Covid-19’, Bidayatuna: Jurnal
Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah, 3.2 (2020), 285
<https://doi.org/10.36835/bidayatuna.v3i2.638>.
5
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran PAI pada masa pandemi covid-19 di SMA Muhammadiyah 8 Gresik
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan sejarah lokal tentang upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran PAI pada masa pandemi covid-19 di SMA Muhammadiyah 8 Gresik.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi para peneliti yang ingin melaksanakan penelitian dengan tema yang sama..
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang sangat penting untuk lembaga pendidikan dan tentunya bagi SMA Muhammadiyah 8 Gresik, sehingga metode yang digunakan dapat dijadikan senjata andalan dalam meningkatkan mutu pembelajaran PAI pada masa pandemi covid-19 di SMA Muhammadiyah 8 Gresik.
b. Bagi Guru dan wali kelas
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan pembelajaran agar dapat menjadi rujukan dalam meningkatkan prestasi akademik muridnya.
c. Bagi Siswa
Sebagai acuan untuk mengikuti pembelajaran dengan baik agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang baik.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan salah satu pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang.
E. Definisi Istilah
Sebagai penjelasan dalam memahami maksud dan tujuan judul di atas, penulis akan memaparkan definisi istilah yang penulis maksudkan dalam skripsi yang
6
berjudul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada masa pandemi covid-19 di SMA Muhammadiyah 8 Gresik”.
1. Upaya Guru PAI
Upaya yakni suatu kegiatan yang dimana seseorang melakukan atau menggerakan badan, pikiran untuk mencari jalan keluar. Upaya merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan pekerjaan. Dengan kata lain upaya yaitu suatu pekerjaan yang akan dilakukan untuk mencapai target.10 Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa upaya adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mencari jalan keluar guna memecahkan suatu masalah atau persoalan.11
Sedangkan yang dimaksud dengan pendidik menurut Sardiman mengemukakan bahwa guru adalah salah satu unsur terpenting dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan. Sementara itu, menurut Muktia Ali, pengertian pendidik secara terbatas adalah sebagai suatu sosok individu yang berada di depan kelas dan dalam arti luas adalah seseorang yang mempunyai tugas tanggung jawab untuk mendidik peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya.12
Sedangkan Pendidikan Islam didefinisikan sebagai proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nila-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.13 Sementara menurut Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan Islam adalah bimbingan
10 Putri Maysaroh, ‘Upaya Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik di C9 Schooll’, Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran, 13.2 (2019), 123.
11 Shima Dewi Fauziah, ‘Upaya Guru dalam Peningkatan Kualitas, Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO TA. 1440 H/2018 M’, 2018..
12 Putri Maysaroh, ‘Upaya Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik di C9 Schooll’, Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran, 13.2 (2019), 123.
13 Moh Sakir, ‘Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional’, Cendekia: Jurnal
Kependidikan dan Kemasyarakatan, 12.1 (2016), 103
<https://doi.org/10.21154/cendekia.v12i1.370>.
7
yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.14
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa upaya guru pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk memberikan ilmu pendidikan Islam terhadap peserta didik dengan tujuan menjadikan manusia yang memiliki akhlak yang baik. Namun bisa juga dikatakan bahwa upaya guru pendidikan agama Islam yakni suatu pekerjaan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam untuk membentuk kepribadian yang utama (insan kamil).
2. Mutu Pembelajaran
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.15 Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa mutu pembelajaran merupakan bagian dari mutu pendidikan secara keseluruhan. Selain itu Kemendikbud (2014:7) mendefinisikan pengertian mutu pendidikan bahwa mutu pendidikan merupakan kemampuan sekolah dalam pengelolaan sekolah secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut standar atau norma yang berlaku.16
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mutu pembelajaran merupakan suatu pembelajaran dengan kualitas yang baik yang mana mutu tersebut mencakup input, proses dan output. Dengan kata lain mutu pembelajaran ialah kemampuan pengelolaan lembaga pendidikan secara efisien yang menghasilkan tercapainya suatu target. Jadi target yang dimaksud yakni pendidik dapat menyusun perencanaan pembelajaran dan
14 Mahmudi, ‘Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, dan Materi’, TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2.1 (2019), 89
<https://doi.org/10.30659/jpai.2.1.89-105>.
15 Baharuddin, ‘Manajemen Strategi Mutu Pendidikan’, Jurnal Idaarah, III.36 (2019), 155–
63.
16 Siti Arpah, ‘Peran dan Fungsi Guru dalam Meningkat Mutu Pembelajaran’, Jurnal A- Munawwarah, 9.1 (2017), 57–58.
8
mampu menguasai materi. Selain itu pendidik juga mampu mengelola kelas dengan baik sehingga dapat memberikan pembelajaran yang bermutu Namun dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada aspek proses pendidikan.
3. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam ialah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan rohani dan jasmani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil). Juga Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.17 Sedangkan menurut pendapat Syamsul Huda Rohmadin (2012:140), dijelaskan bahwa PAI ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.18
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (PAI) pendidikan agama Islam merupakan bimbingan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ kepada umat manusia sesuai dengan tuntunan yang ada sebagai mana yang telah tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits.
4. Covid-19
Corona virus (CoV) ialah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan hingga gejala berat. Terdapat dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).19 Corona virus Diseases 2019 (COVID-19) merupakan ppenyakit bbaru iyang ibelum pernah
17 Mahmudi, ‘Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, dan Materi’, TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2.1 (2019), 89.
18 Ardi Santoso Wakhid Ilmu, ‘Upaya Guru PAI dalam Mengoptimalkan Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelas 7A SMPN 1 Tawangsari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021’, 2021, 6.
19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ‘Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-NCov)’, Direkorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020, 0–74.
9
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Penyakit ini memiliki gejala gangguan pernapasan seperti batuk, demam dan sesak napas. Masa isolasi yakni rata-rata 5-6 hari dengan masa isolasi terpanjang hingga 14 hari.20
Jadi dapat disimpulkan bahwa covid merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan pernapasan dan penyakit ini sudah menyebar ke seluruh dunia, dan tentunya tidak sedikit yang menjadi korban penyakit tersebut. Selain itu penyakit covid-19 sangat sulit untuk disembuhkan, sehingga membutuhkan pola hidup yang sehat untuk menghindari penyakit ini.
5. SMA Muhammadiyah 8 Gresik
SMA Muhammadiyah 8 Gresik merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di Gresik, provinsi Jawa Timur. Sekolah tersebut berada di Jalan Raya Morowudi No. 1, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. SMA Muhammadiyah 8 Gresik memiliki letak yang sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum, karena terletak di jalan utama yang dilewati oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah 8 Gresik mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam dan upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam. Penelitian tersebut dilakukan pada siswa siswi SMA Muhammadiyah 8 Gresik.
20 Dian Dinar Praswanta, ‘Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Masa Pandemi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021’, 2021.