• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK JAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK JAKARTA."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan

Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

Pr ogr am Studi Manajemen

Diajukan Oleh :

SRI PUJ I ASTUTIK 0812010166/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN PENJ UALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK J AKARTA

Disusun Oleh : SRI PUJ I ASTUTIK

0812010166/FE/EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur Pada tanggal : 31 Mei 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dr.Eko Purwanto,SE.MM Dr.Eko Purwanto,SE.MM

Sekretaris

Dra.Ec.Luky Susilowati,MP Anggota

Dr s.Ec.Her ry Pudjo P,MM Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur

(3)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN

PENJ UALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK J AKARTA

Yang diajukan

SRI PUJ I ASTUTIK 0812010166/FE/EM

Telah diset ujui unt uk diseminarkan oleh :

Pembimbing Utama

Dr.Eko Purwanto,SE.MM Tanggal:………

NIP. 195903291987031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manjemen

(4)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN

PENJ UALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK J AKARTA

Yang diajukan

SRI PUJI ASTUTIK 0812010166/ FE/ EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:

Pem bim bing Ut ama

Dr.Eko Purw ant o,SE.M M Tanggal:……… NIP. 195903291987031001

Mengetahui Ket ua Jurusan M anajemen

(5)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN

PENJ UALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK J AKARTA

Yang diajukan

SRI PUJ I ASTUTIK 0812010166/FE/EM

diset ujui unt uk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr.Eko Purwanto,SE.MM Tanggal:………

NIP. 195903291987031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manjemen

(6)
(7)

2.2.1.3. Pengertian Struktur Modal dan Struktur Keuangan ... 23

2.2.1.4.Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal ... 25

2.2.4.Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal ... 39

2.2.5.Tingkat Pertumbuhan Penjualan ... 41

2.2.6.Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal 42

2.2.7.Return On Asset ... 42

2.2.8.Pengaruh ROA Terhadap Struktur Modal ... 43

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 46

3.1.1.Variabel Terikat ... 46

(8)
(9)
(10)

4.3.4 Koefisian Determinasi ... 94

4.3.5 Uji t... 95

4.3.6 Uji F ... 96

4.4 Pembahasan ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 100

(11)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUM BUHAN PENJUALAN, DAN

RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR M ODAL PADA PERUSAHAAN FARM ASI DI

BURSA EFEK JAKARTA

Oleh :

Sri Puji Ast ut ik

Abst raksi

Dalam manajemen keuangan, salah sat u unsur yang perlu diperhat ikan adalah mengenai seberapa besar kemam puan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. M odal menjadi salah sat u elemen penting dalam perusahaan karena modal sangat lah diperlukan. M asalah st rukt ur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi set iap perusahaan karena naik t urunnya st rukt ur modal dit andai dengan besarnya t otal hutang dibandingkan t ot al akt iva. Tujuan Penelitian ini bert ujuan untuk menget ahui yang mem pengaruhi struktur modal pada perusahaan farmasi yang go publik di BEI.

Populasi dalam penelit ian ini adalah perusahaan Farmasi yang go publik di BEI. Teknik pengambilan sampel dalam penelit ian ini menggunakan t eknik sensus karena menggunakan semua populasi yang dipakai sebagai sampel. Data yang digunakan dalam penelit ian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari data laporan keuangan periode 2007-2010 yang diam bil dari Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk pengujian data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan asumsi klasik menggunakan program SPSS

Hasil penelit ian menunjukan bahw a variabel ukuran perusahaan mem punyai pengaruh negat if signifikan t erhadap st rukt ur modal, pert umbuhan penjualan mem punyai pengaruh posit if t idak signifikan t erhadap st rukt ur modal dan ROA

mem punyai pengaruh Negat if signifikan t erhadap st rukt ur modal.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(13)

dengan kombinasi hutang dan ekuitas dalam nstruktur keuangan jangka panjang perusahaan.

Sehubungan dengan penyajian laporan keuangan untuk pihak eksternal perusahaan ( investor dan kreditur ), maka setiap perusahaan harus memiliki struktur modal yang baik. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan dan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri ( Riyanto, 1995). Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk pembiayaan investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal investor dapat mengetahui keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembaliaan invstasinya.

Pada prinsipnya, setiap perusahaan membutuhkan dana. Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern perusahaan ataupun sumber ekstern

perusahaan. Namun pada umumnya perusahaan cenderung untuk menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen, sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi. Penggunaan modal sendiri akan menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan merupakan jaminan bagi para kreditur. Sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur dan merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan adanya kebijaksanaan dalam menentukan apakah kebutuhan dana perusahaan akan dibelanjai oleh modal sendiri atau dengan modal asing.

(14)

kegiatannya merupakan suatu kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan struktur modal.

Menurul Prabansari & Kusuma (2005) Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja `berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan.

Apabila perusahaan menggunakan modal dari hutang maka ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sangatlah besar, sedangkan apabila menggunakan sumber modal dari mengeluarkan saham baru, maka akan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam menentukan struktur modal perusahaannya, karena struktur modal berakibat secara langsung terhadap biaya modal (cost of capital), keputusan

capital budgeting dan harga pasar. Weston dan Brigham (1997 : 103).

(15)

Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh dana tersebut (cost of capital). Dengan demikian, dalam pertimbangan kebijakan struktur modal tersebut ada satu permasalahan yang sering timbul, yaitu seberapa besar modal sendiri dan seberapa besar modal pinjaman yang harus digunakan oleh perusahaan.

Belakangan ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa ekonomi yang mempengaruhi keadaan perekonomian di Indonesia..Tingginya harga obat, terutama (obat) branded alias bermerk atau paten di Indonesia, menurut Prof Dr Hasbullah Thabrany, disebabkan oleh pembebanan pajak serta berbelit-berbelitnya administrasi di (Ditjen) Bea Cukai.ht t p:/ / w w w .jpnn.com/ 15 okt ober 2010)

Mengingat perusahaan Farmasi juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi negara, maka dirasa perlu untuk mengkaji perusahaan Farmasi dalam penelitian ini. Dengan adanya motivasi untuk mengetahui faktor dari dalam perusahaan yang mempengaruhi struktur modal, peneliti mengadakan penelitian pada perusahaan yang go public di Indonesia terutama yang tercatat di BEI. Lebih lanjut penelitian ini difokuskan pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(16)

Tabel 1.1 :Hasil perhitungan Struktur Modal Perusahaan Farmasi yang go public di BEI Tahun 2007 -2010

NO NAM A PERUSAHAAN

STRUKTUR M ODAL

2007 2008 2009 2010

1 PT.DARYA VARIA LABORATORIA 18% 20% 29% 25%

2 PT.INDOFARM S (Persero) Tbk. 71% 69% 59% 58%

3 PT.KALBE FARM A Tbk 22% 24% 26% 18%

4 PT.KIM IA FARM A (Persero) Tbk. 35% 34% 36% 33%

5 PT.M ERCK Tbk 15% 13% 18% 17%

6 PT.PYRIDAM FARM A Tbk 30% 30% 27% 23%

7 PT.SCHERING PLOUGH INDONESIA Tbk 99% 96% 92% 95%

8 PT.BRISTOL M YERS SQUIBB INDONESIA Tbk. 30% 27% 17% 16%

9 PT.TEM PO SCAN PACIFIC Tbk. 20% 22% 25% 26% : Sumber : Indonesia Capital Mar ket Dir ector y 2007-2010 (Bur sa Efek Indonesia)

(17)

Berdasarkan data diatas, perlu dilihat atau diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yang akan membantu perusahaan dalam menentukan struktur modal yang optimal. Dengan adanya struktur modal yang optimal, maka perusahaan akan mampu untuk menciptakan perimbangan antara penggunaan hutang dan modal sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, tampak bahwa keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2001; 6) faktor-faktor: risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal khususnya pada struktur modal yang ditargetkan (targetcapital structure). Secara lebih umum, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal adalah: stabilitas penjualan,struktur aktiva, leverage operasi,tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan(Brigham dan Houston, 2001; 39).

(18)

dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan.

Menurut Mc Cue dan Ozcan (1992; 333) struktur modal dipengaruhi oleh struktur aktiva (asset structure), pertumbuhan aktiva (asset growth), kemampuanlabaan (profitability), resiko (risk), ukuran perusahaan

(ownership/system affiliation), sistem pembayaran dari konsumen (payment system), dan kondisi pasar (market conditions).

Penelitian yang dilakukan oleh Ghosh et. al.(2000) terhadap faktor-faktor penentu struktur modal pada 500 perusahaan manufakturdi AS menunjukkan bahwa variabelvariabel growth of assets, fixed asset ratio,R&D expenditure

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Krishnan dan Moyer (1996) terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur di AS menunjukkan bahwa, size, profit dan tax rate berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur.

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moh'd et. al. (1998), ternyata agency cost dan ownership structure berpengaruh signifikan terhadapstruktur modal.

(19)

risiko bisnis (business risk), pertumbuhan aktiva (growth of assets), profitabilitas (profitability), dan struktur kepemilikan(ownership structure). Dari beberapa pendapat dan peneliti tersebut diatas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang berkenaan dengan masalah pendanaan. Dimana faktor-faktor tersebut antara lain ukuran perusahaan, resiko bisnis, growth, strtuktur aktiva, profitabilitas, dan kondisi pasar.Atas dasar tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor yaitu : pengaruh ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan penjualan, dan

ROA terhadap struktur modal pada perusahaan Farmasi yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga peneliti melakukan penelitian ini dengan mengambil judul :

“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN

PENJUALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA

PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK JAKARTA”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas ,maka masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Apakah variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Farmasi yang go public di Bursa efek Indonesia?

2. Apakah tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Farmasi yang go public di Bursa efek Indonesia? 3. Apakah ROA berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan

(20)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan Farmasi yang go public di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi yang go public di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap struktur modal pada perusahaan Farmasi yang go public di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal sehingga dapat dijadikan dasar bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.

2. Bagi peneliti

Sebagai tambahan informasi dalam menghadapi dunia kerja dan lebih menjadikan sebagai pengalaman.

(21)

Hasil penelitian dapat menjadi tambahan pembendaharaan perpustakaan,sehingga dapat menjadi perbandingan bagi mahasiswa dalam menyusun penelitian ilmiah.

4. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis telah dipelajari diperkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

5. Bagi lembaga universitas

(22)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

(23)

signifikan berpengaruh terhadap struktur modal baik menurut nilai pasar maupun nilai buku.

Nasruddin(2004) meniliti struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitibilitas, resiko, dan kesempatan investasi terhadap struktur modal pada 11 emiten farmasi di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1998-2001. Struktur modal diproksi dengan rasio total utang, rasio total utang lancar, rasio utang jangka panjang. Hasil penelitian menunjukan struktur aktiva tidak signifikan terhadap rasio utang lancar, tetapi tidak signifikan terhadap rasio total utang dan rasio utang jangka panjang, tetapi tidak signifikanterhadap rasio total utang dan rasio utang jangka panjang. Pertumbuhan memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap rasio utang jangka panjang, tetapi tidak signifikan terhadap kedua rasio utang lainya. Profitabilitas memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap rasio utang lancar dan total utang namun tidak signifikan terhadap rasio total utang jangka panjang. Risiko berpengaruh negatif secara signifikan terhadap rasio total utang dan rasio utang jangka panjang, tetapi tidak signifikan terhadap utang lancar. Kesempatan investasi tidak signifikan berpengaruh terhadap ketiga rasio utang tersebut.

(24)
(25)

pendanaan internal berpengaruh positif terhadap struktur modal, sementara rasio utang jangka panjang terhadap total aktiva pada periode sebelumnya berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Perbedaan dengan penelitian ini bahwa variabel bebas yang digunakan adalah struktur aktiva,tingkat pertumbuhan penjualan, dan ROA. Dan berbeda dalam jenis perusahaan yang digunakan, dimana dalam penelitian ini studi perusahaan yang digunakan adalah perusahaan Farmasi yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2011.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Modal

Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Rasio hutang jangka panjang terhadap model sendiri ( long time debt to equity ratio) menggambarkan struktur modal perusahaan dan rasio hutang terhadap modal akan menentukan besarnya leverage keuanagan yang digunakan perusahaan (Weston dan Copeland, 1992:22 dalam Saidi, 2004).

(26)

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional atau usahanya tentu memerlukan modal. Tersedianya modal yang memadai bagi perusahaan akan mendorong kelancaran usahanya. Hal ini berarti bahwa kebutuhan nodal bagi setiap perusahaan adalah sangatlah penting, karena modal merupakan salah satu faktor produksi. Dan apabila suatu perusahaan tidak didukung oleh tersedianya faktor produksi modal tersebut, maka perusahaan tidak dapat berjalan dengan lancar dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Modal menurut Munawir (2001;19) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Sumber dari modal adalah apa yang dapat dilihat berupa hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan, yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Modal menurut Lukas (2003 : 115) adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari dua item yang ada di sisi kanan dalam suatu neraca yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan.

(27)

modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal.

2.2.1.1 Sumber-sumber Penawaran Modal

Menurut beberapa ahli, sumber-sumber penawaran modal dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut :

Menurut Riyanto (1995 : 209) berdasarkan asalnya, sumber penawaran modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Sumber intern (internal sources)

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan. Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk dalam perusahaan adalah keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan penyusutan (depretiation).

2. Sumber eksternal (external sources)

Modal yang berasal dari sumber eksternal adalah modal atau dana yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang berasal dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan.

Ditinjau dari cara terjadinya, sumber penawaran modal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

(28)

2. Penciptaan atau kreasi uang atau kredit dari bank-bank.

3. Intensifikasi penggunaan uang (Riyanto, 1995 : 222).

Jika ditinjau dari jenisnya, maka sumber penawaran modal perusahaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1.Modal Asing Atau Hutang J angka Panjang

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang, yang pada saat jatuh tempo harus dibayar kembali. Modal asing atau hutang dapat digolomgkan menjadi tiga, yaitu :

A. Modal asing atau hutang jangka pendek (short-term debt) adalah hutang yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun. Adapun jenis-jenis daripada modal asing (hutang atau kredit) jangka pendek yang terutama adalah kredit rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel.

B. Modal asing atau hutang jangka menengah (intermediate-term debt) adalah hutang yang jangka waktunya antara satu tahun sampai sepuluh tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah yaitu term loan dan leasing.

(29)

2. Modal Sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan. Modal sendiri di dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) terdiri atas :

A.Modal saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT. Adapun jenis-jenis saham adalah saham biasa, saham preferen, dan saham kumulatif

B.Cadangan

Cadangan yang dimaksud adalah sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa kurun waktu yang lampau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus). Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri adalah cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan cadangan untuk menampung hal-hal yang tidak terduga sebelumnya (cadangan umum).

(30)

Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Perusahaan yang belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning), Riyanto (1995 : 224-227).

Jika dilihat dari posisi pemilik modal dalam perusahaan, maka sumber penawaran modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Sumber modal pemilik

Sumber modal pemilik adalah sumber modal yang penyerahannya dimaksudkan untuk tidak ditarik kembali. Oleh karena itu, investasinya dinamakan investasi permanen.

2. Sumber modal kreditur

Sumber modal kreditur adalah sumber modal yang penyerahannya untuk jangka waktu tertentu, jangka waktu yang terbatas dan untuk peiode tertentu saja. Penanamannya dinamakan penanaman sementara, dikatakan sementara karena kreditur akan menarik kembali investasinya bila jangka waktunya sudah tiba.

2.2.1.2.Teori dan Pengertian Struktur Modal 1. Agency theory

(31)

hubungan antara pemilik perusahaan ( pemegang saham) dengan kreditor. Biaya keagenan ini muncul dari problem keagenan (agency problem) seperti diterangkan pada bab 1, jika perusahaan menggunakan hutang, ada kemungkinan pemilik perusahaan menggunakan hutang, ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditor. Misalnya perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek beresiko tinggi, ini jelas merugikan kreditor. Karena menerima keuntungan yang tetap (bunga hutang) berapapun keuntungan perusahaan ini tidak sesuai dengan konsep “Jika resiko bertambah, keuntungan juga harus bertambah”. Untuk menghindari kerugian semacam ini, kreditor melindungi diri dengan perjanjian-perjanjian pada saat penandatanganan pemberian kredit (covenant). Covenant ini mengurangi kebebasan perusahaan dalam membuat keputusan. Selain itu perusahaan harus dimonitor untuk menjamin bahwa covenant ditaati, biaya untuk monitor ini dibebankan pada perusahaan dalam bentuk bunga hutang yang lebih tinggi. Jadi agency costs terdiri dari :

1) Biaya kehilangan kebebasan atau efesien, dan 2) Biaya untuk memonitor perusahaan.

2. Asymetri Information dan Signaling Theory

(32)

manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor dipasar modal. Jika manajemen perusahaan ingin memaksimumkan nilai untuk memegang saham saat ini, (current stockholder), bukan pemegang saham baru, maka ada kecenderungan bahwa :

1. Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tapi menggunakan laba ditahan (supaya prospek cerah tersebut dapat dinikmati current stockholder), dan

2. Jika porspek kurang baik, nanajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana. Ini akan menguntungkan current stockholder karena tanggung jawab mereka berkurang.

Karena adanya Asymetric information, Gordon Donaldson menyimpulkan bahwa perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan:

1. Laba ditahan dan dana dari depresiasi. 2. Hutang dan penjualan saham baru.

Dengan mengkombinasikan teori Trade-off dan teori Asymetric information kita dapat menyimpulkan perilaku perusahaan sebagai berikut:

A.Penggunaan hutang memberikan keuntungan karena adanya pengurangan pembayaran pajak akibat bunga hutang. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya menggunakan hutang dalam struktur modal mereka.

(33)

C.Karena adanya Asymetric information, perusahaan cenderung memelihara kemungkinan berhutang untuk dapat mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang baik tanpa harus menerbitkan saham baru pada harga yang sedang turun akibat “bad signaling”

Pecking Order Theory

Bergai faktor, adanya corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, telah dipertimbangkan untuk menjelaskan mengapa suatu perusahaan akhirnya memilih struktru modal tertentu, menurut Husnan & Pudjiastuti (1994:275). Myers and Majluf (1984) dan Myers (1984), merumuskan teori struktur modal yang disebut pecking order theory. Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymmetric information), informasi asimetrik ini mempengaruhi pilihan antara sumber dana internal (yaitu dana dari hasil operasi perusahaan) ataukah eksternal, dan antara penerbit hutang baru ataukah ekuitas baru. Dengan adanya asimetrik informasi tersebut juga akan mengakibatkan perusahaan lebih suka menggunakan pendanaan internal daripada eksternal, penggunaan dana internal tidak mengharuskan perusahaan mengungkapkan informasi baru kepada pemodal sehinga dapat menurunkan harga saham. Secara ringkas teori pecking order tersebut menyatakan sebagai berikut (Breaey and Myers, 1996) :

1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.

(34)

3. Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang – kadang berlebih ataupun kurang untuk investasi.

4. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.

Sesuai dengan teori ini, tidak ada terget rasio hutang, karena ada dua jenis modal sendiri yang prefensinya berbeda. Yaitu laba ditahan (dipilih lebih dulu) dan penerbitan saham baru (dipih pada akhir). Rasio hutang setiap perusahaan akan dipengaruhi oleh kebutuhan dana untuk investasi.

Kusumawati (2004:27), kerangka pemikiran pecking order yang memandang perusahaan lebih menyukai sumber dana internal dibandingkan dengan sumber dana eksternal, dan lebih menyukai hutang dibandingkan ekuitas. Menurut Myers, dalam membuat keputusan mengenai sumber dana, manajer perusahaan tidak benar – benar berpikir mengenai struktur modal yang optimal. Namun penelitian tersebut berdasarkan sumber dana yang termudah dan termurah dengan sedikit pemikiran mengenai konsekuensi dimasa depan terhadap pilihan tersebut.

2.2.1.3. Pengertian Struktur Modal dan Struktur Keuangan

(35)

struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi antara modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Akan tetapi struktur modal mempunyai hubungan dengan struktur keuangan atau struktur finansial. Hal ini disebabkam karena struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.

Sependapat dengan hal tersebut diatas. Maka Riyanto (1995 : 22) berpendapat bahwa struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur finansial tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.

Menurut Brigham dan Houston (2001; 5) struktur modal adalah bauran dari

hutang, saham preferen, dan saham biasa. Sedangkan Suad (1989; 272) struktur modal adalah perimbangan atau

perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.

Dan menurut Riyanto (1997:224), berpendapat bahwa perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.

(36)

perusahaan, dengan asumsi keputusan investasi dan kebijakan deviden tidak berubah apabilah ada pengaruhnya, berarti ada struktur modal yang terbaik, tetapi jika tidak ada pengaruhnya, berarti tidak ada struktur modal yang terbaik.

Menurut Margaretha (2005:119) bahwa struktur keuangan atau financial structure menggambarkan susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang terdiri atas utang jangka pendek, utang jangka panjang dan modal sendiri dan juga mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai. Sedangkan struktur modal perusahaan menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri, jika utang sesungguhnya (realisasi) berada dibawah target, pinjaman perlu ditambah.

Selanjutnya menurut Weston dan Copeland (1992 : 3) pengertian struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca. Ini terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Jadi struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya.

Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan dimana mencerminkan perimbangan hutang jangka menengah dengan modal sendiri

(37)

Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Agar dapat menentukan komposisi struktur modal yang optimal maka manajemen keuangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sebelum menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan struktur modal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, dimana beberapa penulis memberikan pendapat yang berbeda. Menurut Weston dan Brigham (1997 : 174) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah :

1. Stabilitas penjualan (sales stbility)

2. Struktur aktiva (asset structure)

3. Elastisitas operasi / resiko bisnis (business risk)

4. Tingkat pertumbuhan (growth rate)

5. Profitabilitas (profitability)

6. Pajak (taxes)

7. Pengendalian (control)

8. Sikap manajemen (management attitudes)

(38)

10. Kondisi pasar (market condition)

11. Kondisi internal perusahaan (firm size)

12. Fleksibilitas keuangan (financial flexibility)

Sedangkan menurut Riyanto (1995 : 297), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah sebagai berikut :

1. Tingkat bunga

2. Stabilitas dari earning

3. Susunan dari aktiva

4. Kadar resiko dari aktiva

5. Besarnya pasar modal yang dibutuhkan

6. Keadaan pasar modal

7. Sifat manajemen

8. Besarnya suatu perusahaan

(39)

Sedangkan menurut Sartono (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal optimal adalah tingkat penjualan, struktur asset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba dan perlindungan pajak, skala perusahaan, kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro.

Senada dengan pendapat diatas, Lukas (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pada struktur modal adalah kelangsungan hidup jangka panjang, konservatisme manajemen, pengawasan, struktur aktiva, resiko bisnis, tingkat pertumbuhan, pajak, cadangan kapasitas peminjaman dan profitabilitas.

Karena adanya perbedaan dalam literature, maka peneliti membatasi variabel yang digunakan. Variabel-variabel tersebut adalah ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan penjualan, dan return on asset.

2.2.2. Laporan Keuangan

(40)

Menurut Husnan (1996:35)laporan keuangan yang pokok adalah data keuangan yang dipergunakan untuk analisis keuangan

Menurut Baridwan (1990:17),Laporan keuangan merupakan ringkasan dari Suatu proses pencatatan /proses pelaporan ,merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan .laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertangung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak pihak di luar perusahaan.laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi,Laporan perubahan posisi keuangan.

Menurut Brigaham dan Houston (2004:47),menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen biasanya adalah

1. Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.Neraca juga disebut sebagai laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.keadaan keuangan ini ditunjukan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva atau dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut

(41)

kuartal atau satu tahun.Dengan kata lain laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga menggetahui berapakah hasil bersih atau laba yang di dapat dalam suatu periode.

3. Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dampak dari aktivitas-aktivitas opersi,investasi,dan pendanaan opleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi.

2.2.2.1 Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan,analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur,Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks,yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainya.Analisis dan interpretasi dari macam macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisis keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan dengan analisis yang hanya di dasarkan atas data keuangan sendiri yang tidak berbentuk rasio. (Agnes Sawir,2001:6)

(42)

menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. (Jumingan, 2008)

Rasio standar ini dapat ditentukan berdasarkan alternatif di bawah ini (Jumingan, 2008):

1. Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tahun-tahun yang telah lampa.

2. Didasarkan pada rasio dari perusahaan lain yang menjadi persainganya, dipilih satu perusahaan yang tergolong maju dan berhasil.

3. Didasarkan pada data laporan keuangan yang dibudgetkan (disebut goal ratio). 4. Didasarkan pada rasio industri, di mana perusahaan yang bersangkutan masuk

sebagai anggotanya

2.2.2.2 J enis-J enis Analisis Rasio Keuangan

Ada beberapa rasio keuangan yang biasa dipergunakan dalam mengevaluasi kondisi dan kinerja Perusahaan.Hanafi dan Halim (2005:2007) menyatakan bahwa pada dasarnya rasio bisa dikelompokan ke dalam lima macam kategori yaitu:

A. Likuiditas

(43)

1. Current Ratio

Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang Lancar

Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk menggetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva –aktiva yang diperkirakan akan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.

Current ratio yang rendah menunjukan terjadinya masalah likuiditas, sebaliknya suatu perusahaan yang current rationya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

2. Rasio cepat (quick ratio )

Rasio Cepat = Aktiva Lancar- Persediaan Lancar Utang Cepat

Persediaan merupakan unsure aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah,sering mengalami fluktuasi harga dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi jika quick ratio lebih baik dalam menggukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka quick rasio yang dianggap baik adalah 1 (satu).

3. Rasio kas (cash Ratio)

(44)

Rasio ini menggukur kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas

B. Leverege /Solvabilitas

Rasio ini menunjukan sejauh mana perusahaan di biayai atau di finansir oleh pihak luar atau denagan kata lain Financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan (fakhrudin,2001:61).

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangya. Rasio yang bisa dihitung adalah:

Debt Equity Ratio (DER) = Total Liabilities Shareholders Equity Rasio Leverage

Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio-rasio Leverage (utang) antara lain.

a. Debt Ratio adalah rasio yang mengukur sejumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.

Debt Ratio =

(45)

mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain finansial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan.

b. Debt to Equity Ratio adalah rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas (modal sendiri).

Debt to Equity Ratio

=

c. Time Interest Earned Ratio adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga utang jangka panjang.

Time Interest Earned Ratio

=

d. Fixed Charge Coverage Ratio adalah ratio yang mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayara dividen saham preferen bunga, angsuran pinjaman dan sewa.

Fixed Charge Coverage Ratio =

e. Debt Service Coverage adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman.

(46)

C. Ratio Aktivitas

Rasio Aktivitas ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Elemen aktiva sebagai penggunaan dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas umumnya diukur dari perputaran masing-masing elemen aktiva. Rasio aktivitas meliputi perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva, dan perputaran aktiva tetap. .(Sutrisno, 2001:247)

1. Perputaran Per sediaan

Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan perputaran persediaan (inventori tuner) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan 2. Perputaran Piutang

Persediaan merupakan komponen atau receivable turnover merupakan ukuran efektivitas pengelolaan putang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya . Piutang berkaitan dengan penjualan kredit, sehingga rumus untuk menghitung perputaran piutang adalah:

(47)

Rata-rata Piutang 3. Perputaran Aktiva Tetap

Perputaran aktiva tetap atau fixed asset turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Ratio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan.

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan Aktiva Tetap 4. Perputaran Aktiva

Seperti halnya perputaran aktiva tetap, perputaran aktiva atau asset turnover merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin besar perputaran aktiva semakin efktif perusahaan mengelola aktiva.

Perputaran Aktiva = Penjualan Total Aktiva D. Rasio Keuntungan

Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Rasio keuntungan dapat diukur dengan beberapa indicator Menurut. (Sutrisno, 2001:247).

(48)

Return On Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis

merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau ebit.

2. Pr ofit Margin

Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan penjualan yang dicapai. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

3. Return On Equity

(49)

4. Return on Investment

Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT.

E. Rasio Pasar

Rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku.Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calan investor),meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio rasio ini.ada beberapa rasio yang bisa dihitung:PER (price earning ratio), dividend yield.dan pembayaran dividen (dividend payout).

2.2.3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki

perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini maksudnya adalah logaritma

dari jumlah aktiva perusahaan pada suatu periode tahun tertentu. Suatu perusahaan

yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas dan setiap perluasan modal

saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan

hilangnya atau tergesernya control (pengawasan) dari pihak dominan terhadap

perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil di mana

(50)

mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya pengawasan

pihak dominan terhadap perusahaan ynag bersangkutan. Dengan demikian, maka

pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih

berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk

membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.

Bambang Riyanto (1995 : 299). Perusahaan yang besar biasanya mempunyai

saham yang tersebar sangat luas, sehingga akan memberikan perlindungan

terhadap kerugian dari sudut kreditor. Dengan demikian akan memudahkan

perusahaan untuk mendapatkan hutang di masa mendatang Weston dan Brigham

(1997 : 250) . di proksi dengan nilai penjualan bersih perusahaan selama satu tahun tertentu.mengingat nilai ini cukup besar ,maka dalam pengukuranya di konversikan dalam logaritma natural (wijaya M.Sienly veronica dan bram Hadianto,2006) Ukuran Perusahaan = LN.Total Aktiva

2.2.4.Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Suwardjono (2002:71) Mengatakan bahwa aktiva merupakan kekayaan atau sumber ekonomi yang dikuasai perusahaan yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan .Besar kecilnya kekayaan yang dimiliki dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasinya pada berbagai situasi dan kondisi yang di hadapi.

(51)

umum .Semakin besar suatu perusahaan semakin banyak alternative sumber pembelanjaan yang dapat dipilih oleh perusahaan tersebut.

Ada kencenderungan bahwa semakin besar pula jumlah utang yang dimiliki.Menurut Weston & Brigham (1994:175)bahwa perusahaan yang tumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang .Hal ini disebabkan karena perusahaan berukuran besar lebih mudah memperoleh pinjaman dari lebih eksternal dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Pada umum nya, perusahaan – perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil. Mengapa?, tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagaian besar pendanaan dari laba ditahan. (Atmaja, 2003:274).

Oleh Napa dan Mulyadi (1996) dalam Mardina (2005) menyatakan bahwa pengaruh ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal., perusahaan yang lebih besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil oleh karena itu dapat memungkinkan untuk perusahaan besar tingkat pengaruhnya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan,ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar .

(52)

Swastha dan Handoko (2001), “pertumbuhan atas penjualan merupakan indicator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan”. Dengan demikian dapat diketahui bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama operasinya. Jadi, pertumbuhan yang terjadi dalam perusahaan dagang sering dikatakan sebagai tingkat pertumbuhan penjualan

Higgins (2003) mengatakan bahwa “growth comes from two sources: increasing volume and rising price. Because of all variable cost, most curren assets, and current liabilities have a tendency with sales, so it is a good idea to see the growth based on the sales of the company”.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari pertambahan volume dan peningkatan harga khususnya dalam hal penjualan karena penjualan merupakan suatu aktivitas yang umumnya dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai yaitu tingkat laba yang diharapkan. Perhitungan tingkat penjualan pada akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan semakin baik. Rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan penjualan dapat ditulis sebagai berikut:

(53)

2.2.6 Pengaruh tinkgkat pertumbuhan penjualan terhadap str uktur modal

Brigham dan Houston (2001 dalam saidi,2004) mengatakan bahwa

perusahaan yang penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih

banyak pinjaman dan menanggung beban yang lebih tinggi dibanding dengan

perusahaan yang pejualannya tidak stabil. Penelitian empiris yang telah dilakukan

antara lain oleh Krishnan, Badhuri, Moh’d, dan Majumdar (2002 dalam

saidi,2004) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth)

merupakan salah satu variable yang berpengaruh positif terhadap struktur modal

perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut maka hipotesis yang

dirumuskan yaitu: tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap

struktur modal.

2.2.7 Retrun On Asset

Return On Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis

merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau ebit. Rumus untuk menghitung ROA dapat ditulis sebagai berikut:

(54)

Menurut( Sutrisno 2001:254)ROA juga sering disebut rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.Dari pengertian tersebut ,ROA merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan mengelola total aset setelah disesuaikan dengan biaya untuk mendapatkan asset tersebut

Menurut Ali Kesuma (2009). ROA juga merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal Dalam penelitian ini struktur kemampulabaan diwakili oleh Return On Assets (ROA) yaitu dengan membandingkan laba bersih dengan total aktiva perusahaan.Menurut Weston dan Brigham (1998:713) perusahaan dengan tingkat return on asset yang tinggi ,umumnya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit,hal ini disebabkan dengan return on asset yang tinggi tersebut,berarti bahwa laba bersih yang dimiliki perusahaan tinggi,maka apabila perusahaan menggunakan hutang yang besar tidak akan berpengaruh terhadap struktur modal,karena kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tetap juga tinggi.tingkat pengmbalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

(55)

secara internal. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan antara lain : Krishnan, Badhuri, Moh’d, dan Majumdar ( Saidi, 2004) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Oleh karenanya, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitiaan in yaitu:

H3. Return on assets berpengaruh positif terhadap struktur modal

2.3 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap

struktur modal pada perusahaan farmasi yang go publik di BEI.

2. Diduga bahwa tingkat pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal dengan perusahaan farmasi yang go publik di BEI. 3. Diduga bahwa ROA mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal

pada perusahaan farmasi yang go publik di BEI.

Ukuran perusahaan(X1)

Pert umbuhan Penjualan(X2) pejualan ppbb

ROA(X3)

(56)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dalam variabel ini adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menjadi obyek penelitian berdasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat didefinisikan dan dapat diamati atau diobservasi. Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian menggunakan satu ukuran prosentase dan satuan ukuran rupiah.

Adapun definisi operasional variabel yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1.1 Variabel Ter ikat (dependen variabel)

(57)

bersifat permanen, utang janka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono, 1999).

Struktur modal dapat diukur dengan rasio debt to total assets (DTA) yang diformulasikan sebagai berikut ( Sartono, 1999).

Keterangan:

DTA = Struktur modal

TL = Total hutang

TA = Total Aktiva

3.1.2 Variabel Bebas (independen variabel)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

A.Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki

perusahaan di proksi dengan nilai penjualan bersih perusahaan selama satu tahun tertentu.mengingat nilai ini cukup besar ,maka dalam pengukuranya di konversikan dalam logaritma natural (wijaya M.Sienly veronica dan bram Hadianto,2006)

(58)

B..Tingkat Pertumbuhan Penjualan (X2)

Yaitu tingkat pertumbuhan penjulan dari tahun ke tahun. Semakin tinggi tingkat pertumbuhannya suatu perusahaan akan lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Perusahaan dengan tngkat pertumbuhan yang tinggi cenderung akan lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) disbanding dengan perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang lambat. Besar presentase tingkat pertumbuhan penjualan dapat diformulasikan ( Sartono, 1999).

Keterangan:

SG = Pertumbuhan Penjualan

SG(t) = Pertumbuhan penjualan tahun sekarang

SG(t-1)=Pertumbuhan penjualan tahun sekarang dikurangi penjualan satu tahun sebelumnya

C. Return on asset(X3 )

ROA pada penelitian ini diproyeksikan antara earning before interest and tax ( EBIT) terhadap total asset ( TA) selama 4 tahun. Data EBIT dan total asset

Ukuran Perusahaan=LN.Tot al Akt iva

(59)

diambil dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2007,2008,2009,dan 2010. Diformulasika sebagai berikut (Riyanto,2002:28):

3.2 Tehnik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakreristik tertentu yang berbeda dengan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono 2004:44). Yang menjadi populasi dan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia sampai dengan saat ini berjumlah sembilan (9) perusahaan.

3.2.2 Sampel

(60)

sampel.Adapun 9 perusahaan farmasi yang di tentukan sebagai sampel penelitian,yaitu

1. PT. DARYA VARIA LABORATORIA Tbk 2. PT. INDOFARMA (Persero) Tbk

3. PT. KALBE FARMA Tbk 4. PT. KIMIA FARMA Tbk 5. PT. MERCK Tbk

6. PT. PYRIDAM FARMA Tbk

7. PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA Tbk 8. PT. BRISTO MYERS SQUIBB INDONESIA Tbk 9. PT. TEMPO SCAN PACIFIK Tbk

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

Data merupakan faktor yang penting dalam penyusunan penelitian ini. Adapun data yang akan digunakan adalah data skunder, yaitu berupa laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahun prospectus perusahaan di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

3.3.2 Sumber Data

(61)

3.3.3 Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka metode pengumpulan data yang akan digunakan yaitu metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian sebagai berikut :

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada.

b. Sumber Data

Data penelitian diambil dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan. Data diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

3.4 Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis

(62)

Teknik analisis data yang digunakan dalam mencari pemecahan atas permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah melakukan analisis regresi linier berganda.

Teknik analisis ini digunakan untuk mencari pemecahan masalah penelitian secara individu atau parsial dan secara bersama-sama atau simultan. Penggunaan tekinik analisis ini dilakukan dengan alasan karena penelitian ini berusaha untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikatnya, karena secara teoritis keduanya mempunyai hubungan fungsional atau memiliki pengaruh.

Model hubungan yang diduga atau diperkirakan akan terbentuk pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ei

Dimana :

Y = Struktur modal

α = Konstanta

β1,2,3 = Koefisien regresi dari variabel bebas

X1 = Ukuran Perusahaan

X2 = Pertumbuhan Penjualan

X3 = ROA

(63)

Berdasarkan model yang terbentuk akan dapat diketahui apakah semua variabel bebas secara individu dan bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap struktur modal, sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut diatas harus bersifat BLUE (Best,Linier,Unbiased,Estimator) artinya pengambilan keputusan melalui uji F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi, yaitu :

1. Tidak boleh ada multikoloniaritas 2. Tidak boleh ada heteroskedastisitas 3. Tidak boleh ada autokorelasi

Apabila salah satu dari tiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga pengambilan keputusan melalui uji t menjadi bias (Gujarati, 1995:153).

Menurut Sumodiningrat (2002: 115) sifat blue dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan uji signifikan baku terhadap dan ß.

2. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran.

(64)

4. Estimate : e diharapkan sekecil mungkin..

Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas atau regresi bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimator) artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan tidak bias atau tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan persamaan, seperti:

A. Multikolinearitas

Tepatnya istilah multikolinearitas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan linier pasti dan istilah kolinearitas berkenaan dengan terdapatnya satu hubungan linier (Gujarati, 1995:157).

Menurut Widarjono (2003:131), mengemukakan bahwa multikolinearitas berarti adanya hubungan linier antara variabel independen di dalam regresi linier berganda dalam suatu persamaan .Multikolinearitas merupakan korelasi variabel independen dalam regresi berganda.

Deteksi adanya Multikolinearitas :

a. Besarnya VIF (Variance Inflation Factor)

(65)

b. Nilai Eigenvalue mendekati 0 dan Condition Index melebihi angka 15 (Nachrowi dan Usman,2006: 100).

B. Heterokedasitas

Heteroskedastisitas merupakan varian dari residual atau error yang tidak konstan atau berubah-ubah. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas (Nachrowi dan Usman,2006: 109).

Deteksi adanya Heteroskedastisitas :

Pada regresi linier nilsai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank spearman.

Menurut Gujarati (1995: 188) rumus rank spearman adalah :

Σ di2

rs = 1 – 6

N(N2 – 1)

Keterangan :

di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i

(66)

Menurut Gujarati (1995:177), mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

a. Nilai probabilitas > 0.05 berarti bebas dari heteroskedastisitas b. Nilai probabilitas < 0.08 berarti terkena heteroskedastisitas C. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu.

Prosedur untuk menguji autokorelasi yang sebenarnya dapat dijelaskan lebih baik dengan bantuan gambar dibawah ini, yang menunjukkan batas d adalah 0 dan 4.

Gambar : 1. Statistik d Durbin – Watson, (Gujarati,1995: 216)

(67)

a.Untuk ukuran sampel tertentu dan banyaknya variabel yang menjelaskan tertentu dapatkan nilai kritis dL dan du.

b.Jika hipotesis Ho adalah bahwa tidak ada serial korelasi positif, maka jika

d < dL : menolak Ho

d > du : tidak menolak Ho

dL < d < du : pengujian tidak meyakinkan

c. Jika hipotesis nol Ho adalah bahwa tidak ada serial korelasi korelasi negatif, maka jika;

d > 4 – dL : menolak Ho

d < 4 – du : tidak menolak Ho

4 – du < d < 4 – dL : pengujian tidak meyakinkan

d. Jika Ho adalah dua-ujung, yaitu bahwa tidak ada serial autokorelasi baik positif ataupun negatif, maka jika:

d < dL : menolak Ho

d > 4 – dL : menolak Ho

du < d < 4 – du : tidak menolak Ho

(68)

atau pengujian tidak meyakinkan

4 – du < d < 4 – dL

Seperti langkah tadi menunjukkan, kelemahan besar dari tes d adalah bahwa jika d tadi jatuh dalam daerah yang meragukan atau daerah ketidaktahuan, orang tidak dapat menyimpulkan apakah autokorelasi ada atau tidak ada. Dalam kasus ini orang bisa mungkin terpaksa melakukan tes lain (beberapa diantaranya diberikan dalam bentuk soal latihan) atau mendapatkan data tambahan data atau sampel yang berbeda. Harus juga diperhatikan bahwa banyaknya observasi minimum yang diperlukan sehubungan dengan tabel Durbin Watson adalah 15. Alasannya adalah bahwa suatu sampel yang lebih kecil dari 15 observasi akan menjadi sangat sulit untuk bisa menarik kesimpulan yang pasti (definitif) mengenai autokorelasi dengan memeriksa residual yang ditaksir.

3.4.3 Uji Hipotesis 3.4.3.1 Uji F

Analisis ini digunakan untuk menetahui apakah model analisis tersebut cukup layak digunakan dengan variabel Ukuran perusahaan(X1), Pertumbuhan penjualan (X2), ROA (X3), terhadap Struktur Modal (Y) digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : β1 = β2 = 0

(69)

H1 : β1 = β2

0

Artinya secara simultan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan sebesar α = 0,05 (5%) dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dam k : jumlah variabel.

3. Dengan F hitung sebesar

(70)

Uji t adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat (Widarjono,2005:58).

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

1. Ho = β1 = β2 = 0

Artinya secara parsial varibel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Hi = β1 = β2 ≠ 0

Artinya secara parsial varibel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat.

2. Menentukan Level of Significant = 5% dengan derajat bebas = ( n-k ), dimana n : jumlah data dan k : jumlah variable bebas.

3. thitung = βi

Se ( βi )

thitung = t hasil perhitungan Dimana: βi = koefisien regresi

Se(βi) = Standar error 4. Kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

(71)

ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelit ian

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar M odal Indonesia

Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahw a di Indonesia pernah

dibent uk suatu Perserikat an Perdagangan Uang dan Efek yait u pada t anggal 11 Januari

1925 at au t iga belas t ahun set elah dibent uknya perserikat an yang sama di kota Jakart a

(1912). Kemudian pada t ahun 1927 dibent uk bursa-bursa efek di t iga kota besar di

Indonesia yait u di Jakart a, Semarang, Surabaya.

Pada masa revolusi kemerdekaan kegiat an perdagangan di bursa-bursa efek

(72)

Republik Indonesia t epat nya t ahun 1951, pemerintah mem berlakukan Undang-Undang

Darurat No.13 Tahun 1951 yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang. Yait u

Undang-Undang No.15 Tahun 1952 t ent ang Bursa Efek.

Pasar M odal di Indonesia dari Tahun 1977 sam pai Tahun 1987 kurang

mem berikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah t elah mem berikan

fasilit as kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal.

Tersendat -sendatnya perkembangan pasar modal selama ini disebabkan oleh beberapa

hal antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang t erlalu ket at. Adanya

batasan flukt uasi harga saham dan saham campur t angan pemerint ah dalam penetapan

harga saham pada pasar perdana.

Unt uk mengat asi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal

t ersebut di at as,pemerintah mengeluarkan serangkaian deregulasi yang berkait an

dengan perkembangan pasar m odal yait u Paket Kebijakan Desem ber 1987 (Pakt o 1988),

Paket Kebijakan Desember 1988 (Pakdes 1988).

4.1.2. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ( BEI )

Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Indonesia diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia , sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke – 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan Kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan Batavia, pusat pemerintah colonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.

Gambar

Tabel 1.1 :Hasil perhitungan Struktur Modal Perusahaan Farmasi yang go
Gambar : 1. Statistik d Durbin – Watson, (Gujarati,1995: 216)
Tabel 4.1 : Struktur M odal (Y) Perusahaan Farmasi yang go public di Bursa efek indonesia Tahun 2007 - 2010
Tabel 4.3: Pertumbuhan Penjualan (X2) Farmasi yang go public di BEI  Tahun 2007– 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kondisi ekonomi (inflasi),

Dengan demikian, analisis regresi linier berganda dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen (struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan

Berdasarkan pendahuluan, kajian teori dan pengolahan data serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa1) Tingkat

Setelah dilakukan pengujian menggunakan analisis regresi linier berganda, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Keputusan investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sesuai tujuan hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Hasil

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sesuai tujuan hipotesis menggunakan regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Dalam pengujian

Teknik Analisis Data Dalam temuan ini analisis yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda, regresi linier berganda menjadi model

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap keempat hipotesis yang telah diuji dengan analisis regresi linear berganda, maka diperoleh