IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SEBAGAI ACUAN KINERJA KEPALA DESA DALAM MELAKSANAKAN
PEMBANGUNAN DI DESA PUSUK KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
BENEDIHTA SIRINGORINGO NIM. 311 3111 008
JURUSAN PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia dan rahmat-Nya yang telah dianugerahkan kepada penulis,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Adapun maksud dan tujuan dari penulis skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan
di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Judul skripsi yang penulis ajukan adalah: “Implementasi Undang Undang
No 6 Tahun 2014 tentang Desa Sebagai Acuan Kinerja Kepala Desa Dalam
Melaksanakan Pembangunan di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten
Humbang Hasundutan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam menyusun skripsi ini
masih jauh dari sempurna dan bukan hal yang mustahil apabila di dalamnya masih
terdapat kekurangan dan kelemahan.
Maka dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan
berbagai pandangan, saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya Teristimewa dan tercinta buat orang tua saya Ayahanda tercinta
Alister Siringoringo dan Ibu Erta Sihotang atas ketulusan cinta dan perjuangannya
yang tak tertandingi serta Doa yang tak pernah putus kepada anak-anaknya, dan
v
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Drs. H. Restu, M.Si dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed, Ibu Dra.
Nurmala Berutu, M.Si pembantu dekan I FIS Unimed, Bapak Drs.
Sugiharto, M.Si pembantu dekan II FIS Unimed, dan Bapak Drs. Liber
Siagian, M.Si pembantu dekan III FIS unimed.
3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku ketua jurusan PPKn
dan juga sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, dorongan dan pengarahan.
4. Bapak Arief Wahyudi, SH selaku sekretaris jurusan PPKn
5. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH,M.Hum selaku dosen PA dan penguji
yang telah banyak memberikan dorongan dan pengarahan kepada penulis.
6. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum selaku dosen penguji yang telah banyak
memberi pengarahan dan bimbingannya.
7. Bapak Majda El Muhtaj, M.Hum selaku dosen penguji yang telah
memberikan banyak bimbingan.
8. Bapak/Ibu Dosen PKn Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.
9. Para Staf dan Pegawai PKn dan Fakultas Ilmu Sosial yang telah membantu
dalam urusan administrasi selama di perkuliahan.
10.Kepada Bapak Hotma Mahulae Kepala Desa Pusuk dan semua
perangkat-perangkat desa Pusuk yang bersedia memberikan informasi dan data yang
11.Saudara-saudara saya, kakak Raya Siringoringo, Susiana Siringoringo,
Herlina Siringoringo dan Adik saya Marito Siringoringo yang selalu
memberikan dukungan dan memberikan semangat dalam proses penulisan
skiripsi.
12.Seluruh teman-teman belajar dan bermain di jurusan PPKn Stambuk 2011
secara khusus kelas Reguler B 2011 yang hebat.
13.Rekan-rekan istimewa penulis yang selalu memberikan dukungan positif
terlebih Julaimah br Ketaren, Yanti Siringoringo, Yuni Afni Sihombing,
Lisnawati Sinaga, Tabe Ida Silaban, Dewi Lumban Gaol, Astrivo br
Tarigan, Desi elva Simanjuntak.
14.Teman-teman PPLT di SMA N 1 Tanjung Pura teristimewa buat
Zurmanilam, Ayana Panjaitan, Fatimah, Juli.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kiranya Tuhanlah yang melimpahkan
berkat dan anugerahNya kepada kita semua. Amin.
Medan, Juli 2015
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENEGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... . 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Kerangka Teoritis... 9
1. Tinjauan tentang Otonomi Daerah ... 9
2. Tinjauan tentang Desa... 13
3. Wewenang Kepala Desa ... 15
4. Pembangunan Desa ... 20
B. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Lokasi Penelitian ... 26
1. Populasi ... 27
2. Sampel... 28
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 28
1. Variabel Penelitian ... 28
2. Defenisi Operasional ... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Teknik Analisis Data... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
1. Gambaran umum lokasi Penelitian ... 33
2. Deskripsi hasil Penelitian ... 35
B. Pembahasan hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 65
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar wawancara
Lampiran 2. Angket penelitian
Lampiran 3. Nota Tugas
Lampiran 4. Surat izin Penerbitan Penelitian dari Jurusan
Lampiran 5. Surat izin mengadakan penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial
Lampiran 6. Surat keterangan Penelitian dari tempat penelitian
Lampiran 7. Surat keterangan dari Laboratorium PPKn
Lampiran 8. Surat keterangan Perpustakaan UNIMED
Lampiran 9. Surat keterangan sudah menyerahkan Skripsi ke tempat penelitian
Lampiran 10. Daftar peserta seminar proposal penelitian mahasiswa jurusan PPKn
Lampiran 11. Pernyataan keaslian tulisan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang memiliki
wilayah yang luas. Dalam pelaksanaan ketatatanegaraan diperlukan tata
pemerintahan yang dijalankan berdasarkan Undang Dasar,
Undang-Undang dan Peraturan Perundang-Undang-Undangan lainnya. Undang-Undang-Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945) merupakan landasan yang mengatur semua sistem
pemerintahan di Indonesia. Negara Republik Indonesia menganut prinsip Negara
kesatuan dimana pusat kekuasaan berada pada pemerintah pusat. Namun dengan
menyadari berbagai heterogenitas yang dimiliki bangsa Indonesia baik kondisi
sosial, ekonomi, budaya, maupun keragaman tingkat pendidikan masyarakat maka
desentralisasi atau distribusi kekuasaan pemerintah pusat perlu dialirkan kepada
daerah (Kaloh, 2002:1).
Di Indonesia Undang-Undang tentang pemerintahan daerah lebih
berorientasi pada kekuasaan dan kewenangan daripada pelayanan kepada
masyarakat. Hal ini sangat potensial menciptakan ketidakserasian hubungan pusat
dan daerah atau antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, isu
pemerintahan daerah semakin meraih perhatian banyak pihak dan merupakan
persoalan yang amat mendesak untuk segera ditangani, bukan hanya sekedar
retorika tetapi dalam aplikasi yang nyata. Keberadaan pemerintahan daerah secara
2
Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan “Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, kota itu mempunyai pemerintah daerah yang
diatur dengan undang-undang”. Dengan demikian, Pasal 18 ayat 1 UUD 1945
yang merupakan dasar hukum pembentukan pemerintahan daerah, menghendaki
pembagian wilayah Indonesia atas dasar besar dan kecil, dengan bentuk dan
susunannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Dalam pembentukan daerah
besar dan kecil tersebut harus tetap memperhatikan hak asal-usul daerah-daerah
yang bersifat istimewa. Hal ini dinyatakan dalam UUD 1945 yang berarti adanya
pemerintahan daerah yang didasarkan pada asas desentralisasi dan dekonsentrasi
dan juga adanya tugas pembantuan.
Dalam kaitan susunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, setelah
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pengaturan Daerah dari segi pemerintahannya mengacu pada ketentuan Pasal 18
ayat (7) yang menegaskan bahwa “Susunan dan tata cara penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah diatur dalam Undang-Undang”. Hal ini berarti bahwa Pasal
18 ayat (7) UUD 1945 membuka kemungkinan adanya susunan pemerintahan
dalam sistem pemerintahan Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut maka telah
ditetapkan beberapa pengaturan tentang daerah yaitu, Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1948 tentang Pokok Pemerintahan Daerah, Undang- Undang Nomor 1
Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor
3
Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Undang-Undang-Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Berkaitan dengan adanya otonomi daerah tersebut maka dalam sejarah
pengaturan Desa, telah ditetapkan beberapa pengaturan tentang desa, yaitu,
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Desa Praja, Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Bertitik tolak dari pembahasan
diatas dalam hal ini pemerintah pada tahun 2014 membuat Undang-Undang yang
secara khusus mengatur tentang desa yaitu Undang-Undang No 6 tahun 2014
tentang Desa. Dengan adanya Undang- Undang tersebut diharapkan adanya
pelaksanaan otonomi desa yang nyata dan bertanggungjawab. Perubahan atas
format pemerintahan desa menurut perspektif UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa
perlu dibahas realitas otonomi desa secara normatif dengan membandingkannya
dengan realitas penyelenggaraannya. UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, spirit
utamanya adalah memperkuat masyarakat Desa baik dari sisi pemerintahan,
akuntabilitas, dan tata kelola (Majalah Tempo 2014:85).
Yang dimaksud dengan Desa dalam Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No
6 Tahun 2014 tentang Desa adalah:
4
Mencermati hal tersebut, Desa sangatlah menarik untuk dikaji dan
dipahami, dimana Desa yang keberadaannya merupakan ujung tombak dari
pelaksanaan kehidupan demokratis di daerah. Oleh karena itu Desa perlu
dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis.
berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa tersebut diharapkan
adanya pelaksanaan Pemerintahan Desa yang dilaksanakan dengan nyata dan
bertanggung jawab. Adapun yang dimaksud dengan pemerintahan yang
bertanggung jawab adalah pemerintahan yang dalam penyelenggaraannnya harus
benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud dasarnya untuk memberdayakan
Desa. Termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merupakan bagian
utama dari tujuan nasional. Pelaksanaan Pemerintahan Desa juga harus menjamin
keserasian hubungan antara satu daerah dengan daerah lainnya, mampu
membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama
dan mencegah adanya ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya
bahwa pemerintahan desa yaitu Kepala Desa juga harus mampu menjamin
hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah. Artinya harus mampu
memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara.
Dengan demikian seorang Kepala Desa sebagai Pemerintahan desa harus
dapat menjalankan tugas kepemimpinan dan mengkoordinasikan pemerintahan
Desa dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan
5
Oleh karena itu Kepala Desa diharapkan mampu memberikan kinerja
terbaiknya dalam pelayanan kepada masyarakat, dengan tetap berpedoman pada
UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa yang merupakan sumber acuan kinerjanya.
Keberadaan UU No 6 tahun 2014 semakin memberi ruang yang lebih bebas bagi
Kepala Desa untuk melaksanakan urusan rumah tangganya sendiri. Kebebasan
yang dimiliki Kepala Desa harus kebebasan yang bertanggungjawab, bermartabat
dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Pemberlakuan UU No 6 Tahun
2014 mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap struktur kelembagaan
Pemerintahan Desa dan kinerja Kepala Desa dan hubungannya dengan
pelaksanaan pembangunan desa.
Dari latar belakang yang dikemukakan tersebut, penulis merasa tertarik
untuk mengadakan penelitian mengenai “Implementasi Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Sebagai Acuan Kinerja Kepala Desa Dalam Melaksanakan Pembangunan Di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi penelitian ini
adalah:
1. Rendahnya pemahaman Kepala Desa terhadap Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.
2. Rendahnya pelaksanaan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa.
3. Perubahan struktur pemerintahan desa berdasarkan Undang-Undang No.6
6
4. Pelayanan Kepala Desa yang lambat, dan formalitas.
5. Pengaruh Kepala Desa terhadap kemajuan pembangunan di daerah di Desa
Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan.
C.Pembatasan Masalah
Setelah dikemukakan latar belakang dan ruang lingkup masalah yang akan
diteliti, maka penulis perlu membuat pembatasan masalah. Hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran penelitian sehingga dapat
mengakibatkan tujuan dan sasaran yang tidak tepat. Sesuai dengan identifikasi
masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi
pada
1. Perubahan struktur pemerintahan desa setelah berlakunya
Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Pusuk Kecamatan
Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Peranan Kepala Desa dalam meningkatkan pembangunan di Desa
Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan.
D.Perumusan Masalah
Untuk lebih memperjelas masalah dalam penelitian ini, dan untuk menjaga
salah pengertian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini :
1. Bagaimana struktur pemerintahan desa setelah berlakunya
Undang-Undang No 6 tahun 2014 di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten
7
2. Bagaimana peran Kepala Desa dalam melaksanakan pembangunan di
Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan
mengacu pada Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa?
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui struktur pemerintahan desa setelah berlakunya
Undang-Undang No 6 tahun 2014 di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten
Humbang Hasundutan.
2. Untuk mengetahui apakah Kepala Desa menjalankan perannya dalam
menjalankan pembangunan di desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten
Humbang Hasundutan.
F.Manfaat Penelitian
Suatu penelitian hendaknya memberi manfaat bagi pembangunan dunia ilmu
pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap
hasil penelitian ini dapat bermanfaat:
1. Untuk ilmu pengetahuan: Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberi kontribusi kuantitas/kualitas referensi Pendidikan di Fakultas
Ilmu Sosial UNIMED.
2. Bagi peneliti lanjutan: penelitian ini dapat dipakai sebagai landasan dan
kerangka perumusan untuk penelitian selanjutnya.
3. Untuk masyarakat: dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
8
layanan dalam pembangunan di desa Pusuk Kecamatan Parlilitan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Pemberlakuan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, membawa
perubahan struktur pemerintahan di Desa Pusuk dimana pemerintah desa
diberikan kewenangan untuk mengatur dan menjalankan sendiri urusan
rumah tangga desanya, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan desa.
Pengelolaan keuangan desa perlu dilakukan oleh Kepala Desa. Dengan
tetap dilakukan pengawasan oleh BPD dan mengikutsertakan masyarakat.
Pengelolaan keuangan desa dapat dilakukan dengan, Perencanaan APBDes
yaitu yang mencakup pendapatan dan belanja, pengumpulan pendapatan
desa yang yang bersumber dari pendapatan asli desa, alokasi anggaran
pendapatatan dan belanja Negara, bagian dari hasil pajak daerah, alokasi
dana dan pendapatan-pendapatan lain desa yang sah. Alokasi atau
pembelanjaan dana APDes tersebut perlu dikelola dengan beberapa prinsip
pengelolaan keuangan desa yang baik yaitu dengan adanya rancangan
APBDes yang berbasis pada program-program, rancangan APBDes yang
berdasarkan pada partisipasi dari masyarakat, Keuangan yang dikelola
harus secara bertanggungjawab (akuntabilitas), keterbukaan (transparansi),
64
Keberadaan UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa membawa perubahan dalam
sistem pemerintahan desa, dan telah dirasakan hampir seluruh perangkat
desa. Kepala Desa diberi kewenangan penuh untuk mengatur dan
membangun desa. Demikian halnya dengan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) mengalami perubahan, jika sebelumnya BPD merupakan unsur
penyelenggara pemerintah desa maka dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang
Desa menjadi lembaga desa. BPD harus menjadi lembaga yang independen.
Yang berarti adanya pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh BPD
terhadap pelaksanaan kegiatan yang ditangani oleh pemerintah desa.
2. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan
undang-undang yang baru. Pelaksanaan dari undang-undang-undang-undang tersebut dalam
pelaksanaan pembangunan oleh Kepala Desa di Desa Pusuk sudah baik.
Hal ini dapat dilihat dari pembangunan yang dilaksanakan dengan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan dengan mengacu pada UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Hal ini juga dapat dilihat dari pembangunan-pembangunan yang dilakukan
oleh Kepala Desa misalnya perbaikan sarana irigasi, dan kesehatan sebagai
penunjang pembangunan desa di Desa Pusuk. Pemerintahan desa perlu terus
dikembangkan sesuai dengan kemajuan masyarakat desa dan lingkungan
65
masyarakat desa karena adanya gerakan pembangunan desa harus diimbangi
dengan pengembangan kapasitas Pemerintahan desanya. Upaya untuk
mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kepala Desa terhadap pembangunan
desa dilakukan secara berkesinambungan. Guna mewujudkan tugas tersebut,
Pemerintah desa dituntut untuk melakukan perubahan, baik dari segi
kepemimpinan, dan pengembangan desa untuk mengoptimalkan
pembangunan desa berdasarkan pada UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa.
B.Saran
1. Masih perlu dilakukan sosialisasi oleh pemerintah daerah mengenai
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam hal perubahan
struktur desa dan wewenang desa kepada pemerintah desa dan
perangkat-perangkat desa.
2. Peranan Kepala Desa terhadap pemberdayaan pembangunan secara
menyeluruh hendaknya dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan
dan perlu dilakukan pengawasan yang secara rutin terutama terhadap
kegiatan Pemerintah desa yang menunjukkan adanya kegiatan
66
DAFTAR PUSTAKA
Antonius, Bungaran, S. 2013. Dampak Otonomi Daerah di Indonesia: Merangkai Sejarah Politik dan Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Arikunto, Suharsini.2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta. Rajawali Pers.
Kaloh, J. 2002. Mencari Bentuk Otonomi Daerah. Jakarta: Rineka cipta
Norcholis, Hanif. 2007. Pertumbuhan Penyelenggaraan Desa. Jakarta: PT. Gramedia Widiarsana Indonesia
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta
WAH, Widjaja. 2001. Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
___________ 2002. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa. Jakarta: PT Raja Grafindo
___________2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wasistiono, Sadu.2003.Kapita Selekta Manajemen Pemerintah Daerah. Bandung: Cv.Fokusmedia
Jurnal Ilmu Hukum Badan Permusywaratan Desa dalam Tiga Periode Pemerintahan di Indonesia. Pekanbaru: Emilda, Vol. 2, No.2
Majalah, Tempo. 2014. Kerja,Kerja, Kerja. Jakarta: PT Tempo Inti Media
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah