• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SEBAGAI ACUAN KINERJA KEPALA DESA DALAM MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN DI DESA PUSUK KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SEBAGAI ACUAN KINERJA KEPALA DESA DALAM MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN DI DESA PUSUK KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SEBAGAI ACUAN KINERJA KEPALA DESA DALAM MELAKSANAKAN

PEMBANGUNAN DI DESA PUSUK KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

BENEDIHTA SIRINGORINGO NIM. 311 3111 008

JURUSAN PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala karunia dan rahmat-Nya yang telah dianugerahkan kepada penulis,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Adapun maksud dan tujuan dari penulis skripsi ini adalah untuk memenuhi

salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Judul skripsi yang penulis ajukan adalah: “Implementasi Undang Undang

No 6 Tahun 2014 tentang Desa Sebagai Acuan Kinerja Kepala Desa Dalam

Melaksanakan Pembangunan di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten

Humbang Hasundutan”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam menyusun skripsi ini

masih jauh dari sempurna dan bukan hal yang mustahil apabila di dalamnya masih

terdapat kekurangan dan kelemahan.

Maka dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan

berbagai pandangan, saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya Teristimewa dan tercinta buat orang tua saya Ayahanda tercinta

Alister Siringoringo dan Ibu Erta Sihotang atas ketulusan cinta dan perjuangannya

yang tak tertandingi serta Doa yang tak pernah putus kepada anak-anaknya, dan

(5)

v

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Drs. H. Restu, M.Si dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed, Ibu Dra.

Nurmala Berutu, M.Si pembantu dekan I FIS Unimed, Bapak Drs.

Sugiharto, M.Si pembantu dekan II FIS Unimed, dan Bapak Drs. Liber

Siagian, M.Si pembantu dekan III FIS unimed.

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku ketua jurusan PPKn

dan juga sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, dorongan dan pengarahan.

4. Bapak Arief Wahyudi, SH selaku sekretaris jurusan PPKn

5. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH,M.Hum selaku dosen PA dan penguji

yang telah banyak memberikan dorongan dan pengarahan kepada penulis.

6. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum selaku dosen penguji yang telah banyak

memberi pengarahan dan bimbingannya.

7. Bapak Majda El Muhtaj, M.Hum selaku dosen penguji yang telah

memberikan banyak bimbingan.

8. Bapak/Ibu Dosen PKn Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan

ilmu pengetahuan kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.

9. Para Staf dan Pegawai PKn dan Fakultas Ilmu Sosial yang telah membantu

dalam urusan administrasi selama di perkuliahan.

10.Kepada Bapak Hotma Mahulae Kepala Desa Pusuk dan semua

perangkat-perangkat desa Pusuk yang bersedia memberikan informasi dan data yang

(6)

11.Saudara-saudara saya, kakak Raya Siringoringo, Susiana Siringoringo,

Herlina Siringoringo dan Adik saya Marito Siringoringo yang selalu

memberikan dukungan dan memberikan semangat dalam proses penulisan

skiripsi.

12.Seluruh teman-teman belajar dan bermain di jurusan PPKn Stambuk 2011

secara khusus kelas Reguler B 2011 yang hebat.

13.Rekan-rekan istimewa penulis yang selalu memberikan dukungan positif

terlebih Julaimah br Ketaren, Yanti Siringoringo, Yuni Afni Sihombing,

Lisnawati Sinaga, Tabe Ida Silaban, Dewi Lumban Gaol, Astrivo br

Tarigan, Desi elva Simanjuntak.

14.Teman-teman PPLT di SMA N 1 Tanjung Pura teristimewa buat

Zurmanilam, Ayana Panjaitan, Fatimah, Juli.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kiranya Tuhanlah yang melimpahkan

berkat dan anugerahNya kepada kita semua. Amin.

Medan, Juli 2015

(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENEGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... . 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritis... 9

1. Tinjauan tentang Otonomi Daerah ... 9

2. Tinjauan tentang Desa... 13

3. Wewenang Kepala Desa ... 15

4. Pembangunan Desa ... 20

B. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Lokasi Penelitian ... 26

(8)

1. Populasi ... 27

2. Sampel... 28

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 28

1. Variabel Penelitian ... 28

2. Defenisi Operasional ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Gambaran umum lokasi Penelitian ... 33

2. Deskripsi hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 65

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar wawancara

Lampiran 2. Angket penelitian

Lampiran 3. Nota Tugas

Lampiran 4. Surat izin Penerbitan Penelitian dari Jurusan

Lampiran 5. Surat izin mengadakan penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial

Lampiran 6. Surat keterangan Penelitian dari tempat penelitian

Lampiran 7. Surat keterangan dari Laboratorium PPKn

Lampiran 8. Surat keterangan Perpustakaan UNIMED

Lampiran 9. Surat keterangan sudah menyerahkan Skripsi ke tempat penelitian

Lampiran 10. Daftar peserta seminar proposal penelitian mahasiswa jurusan PPKn

Lampiran 11. Pernyataan keaslian tulisan

(10)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang memiliki

wilayah yang luas. Dalam pelaksanaan ketatatanegaraan diperlukan tata

pemerintahan yang dijalankan berdasarkan Undang Dasar,

Undang-Undang dan Peraturan Perundang-Undang-Undangan lainnya. Undang-Undang-Undang-Undang Dasar

1945 (UUD 1945) merupakan landasan yang mengatur semua sistem

pemerintahan di Indonesia. Negara Republik Indonesia menganut prinsip Negara

kesatuan dimana pusat kekuasaan berada pada pemerintah pusat. Namun dengan

menyadari berbagai heterogenitas yang dimiliki bangsa Indonesia baik kondisi

sosial, ekonomi, budaya, maupun keragaman tingkat pendidikan masyarakat maka

desentralisasi atau distribusi kekuasaan pemerintah pusat perlu dialirkan kepada

daerah (Kaloh, 2002:1).

Di Indonesia Undang-Undang tentang pemerintahan daerah lebih

berorientasi pada kekuasaan dan kewenangan daripada pelayanan kepada

masyarakat. Hal ini sangat potensial menciptakan ketidakserasian hubungan pusat

dan daerah atau antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, isu

pemerintahan daerah semakin meraih perhatian banyak pihak dan merupakan

persoalan yang amat mendesak untuk segera ditangani, bukan hanya sekedar

retorika tetapi dalam aplikasi yang nyata. Keberadaan pemerintahan daerah secara

(11)

2

Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan “Negara Kesatuan Republik

Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,

yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, kota itu mempunyai pemerintah daerah yang

diatur dengan undang-undang”. Dengan demikian, Pasal 18 ayat 1 UUD 1945

yang merupakan dasar hukum pembentukan pemerintahan daerah, menghendaki

pembagian wilayah Indonesia atas dasar besar dan kecil, dengan bentuk dan

susunannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Dalam pembentukan daerah

besar dan kecil tersebut harus tetap memperhatikan hak asal-usul daerah-daerah

yang bersifat istimewa. Hal ini dinyatakan dalam UUD 1945 yang berarti adanya

pemerintahan daerah yang didasarkan pada asas desentralisasi dan dekonsentrasi

dan juga adanya tugas pembantuan.

Dalam kaitan susunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, setelah

amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

pengaturan Daerah dari segi pemerintahannya mengacu pada ketentuan Pasal 18

ayat (7) yang menegaskan bahwa “Susunan dan tata cara penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah diatur dalam Undang-Undang”. Hal ini berarti bahwa Pasal

18 ayat (7) UUD 1945 membuka kemungkinan adanya susunan pemerintahan

dalam sistem pemerintahan Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut maka telah

ditetapkan beberapa pengaturan tentang daerah yaitu, Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1948 tentang Pokok Pemerintahan Daerah, Undang- Undang Nomor 1

Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor

(12)

3

Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah,

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Undang-Undang-Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Berkaitan dengan adanya otonomi daerah tersebut maka dalam sejarah

pengaturan Desa, telah ditetapkan beberapa pengaturan tentang desa, yaitu,

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Desa Praja, Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Bertitik tolak dari pembahasan

diatas dalam hal ini pemerintah pada tahun 2014 membuat Undang-Undang yang

secara khusus mengatur tentang desa yaitu Undang-Undang No 6 tahun 2014

tentang Desa. Dengan adanya Undang- Undang tersebut diharapkan adanya

pelaksanaan otonomi desa yang nyata dan bertanggungjawab. Perubahan atas

format pemerintahan desa menurut perspektif UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa

perlu dibahas realitas otonomi desa secara normatif dengan membandingkannya

dengan realitas penyelenggaraannya. UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, spirit

utamanya adalah memperkuat masyarakat Desa baik dari sisi pemerintahan,

akuntabilitas, dan tata kelola (Majalah Tempo 2014:85).

Yang dimaksud dengan Desa dalam Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No

6 Tahun 2014 tentang Desa adalah:

(13)

4

Mencermati hal tersebut, Desa sangatlah menarik untuk dikaji dan

dipahami, dimana Desa yang keberadaannya merupakan ujung tombak dari

pelaksanaan kehidupan demokratis di daerah. Oleh karena itu Desa perlu

dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis.

berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa tersebut diharapkan

adanya pelaksanaan Pemerintahan Desa yang dilaksanakan dengan nyata dan

bertanggung jawab. Adapun yang dimaksud dengan pemerintahan yang

bertanggung jawab adalah pemerintahan yang dalam penyelenggaraannnya harus

benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud dasarnya untuk memberdayakan

Desa. Termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merupakan bagian

utama dari tujuan nasional. Pelaksanaan Pemerintahan Desa juga harus menjamin

keserasian hubungan antara satu daerah dengan daerah lainnya, mampu

membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama

dan mencegah adanya ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya

bahwa pemerintahan desa yaitu Kepala Desa juga harus mampu menjamin

hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah. Artinya harus mampu

memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara.

Dengan demikian seorang Kepala Desa sebagai Pemerintahan desa harus

dapat menjalankan tugas kepemimpinan dan mengkoordinasikan pemerintahan

Desa dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pemerintahan desa,

melaksanakan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan

(14)

5

Oleh karena itu Kepala Desa diharapkan mampu memberikan kinerja

terbaiknya dalam pelayanan kepada masyarakat, dengan tetap berpedoman pada

UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa yang merupakan sumber acuan kinerjanya.

Keberadaan UU No 6 tahun 2014 semakin memberi ruang yang lebih bebas bagi

Kepala Desa untuk melaksanakan urusan rumah tangganya sendiri. Kebebasan

yang dimiliki Kepala Desa harus kebebasan yang bertanggungjawab, bermartabat

dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Pemberlakuan UU No 6 Tahun

2014 mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap struktur kelembagaan

Pemerintahan Desa dan kinerja Kepala Desa dan hubungannya dengan

pelaksanaan pembangunan desa.

Dari latar belakang yang dikemukakan tersebut, penulis merasa tertarik

untuk mengadakan penelitian mengenai “Implementasi Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Sebagai Acuan Kinerja Kepala Desa Dalam Melaksanakan Pembangunan Di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi penelitian ini

adalah:

1. Rendahnya pemahaman Kepala Desa terhadap Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa.

2. Rendahnya pelaksanaan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa.

3. Perubahan struktur pemerintahan desa berdasarkan Undang-Undang No.6

(15)

6

4. Pelayanan Kepala Desa yang lambat, dan formalitas.

5. Pengaruh Kepala Desa terhadap kemajuan pembangunan di daerah di Desa

Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan.

C.Pembatasan Masalah

Setelah dikemukakan latar belakang dan ruang lingkup masalah yang akan

diteliti, maka penulis perlu membuat pembatasan masalah. Hal ini dilakukan

untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran penelitian sehingga dapat

mengakibatkan tujuan dan sasaran yang tidak tepat. Sesuai dengan identifikasi

masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi

pada

1. Perubahan struktur pemerintahan desa setelah berlakunya

Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Pusuk Kecamatan

Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Peranan Kepala Desa dalam meningkatkan pembangunan di Desa

Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan.

D.Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas masalah dalam penelitian ini, dan untuk menjaga

salah pengertian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Bagaimana struktur pemerintahan desa setelah berlakunya

Undang-Undang No 6 tahun 2014 di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten

(16)

7

2. Bagaimana peran Kepala Desa dalam melaksanakan pembangunan di

Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan

mengacu pada Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa?

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui struktur pemerintahan desa setelah berlakunya

Undang-Undang No 6 tahun 2014 di Desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten

Humbang Hasundutan.

2. Untuk mengetahui apakah Kepala Desa menjalankan perannya dalam

menjalankan pembangunan di desa Pusuk Kecamatan Parlilitan Kabupaten

Humbang Hasundutan.

F.Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberi manfaat bagi pembangunan dunia ilmu

pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap

hasil penelitian ini dapat bermanfaat:

1. Untuk ilmu pengetahuan: Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberi kontribusi kuantitas/kualitas referensi Pendidikan di Fakultas

Ilmu Sosial UNIMED.

2. Bagi peneliti lanjutan: penelitian ini dapat dipakai sebagai landasan dan

kerangka perumusan untuk penelitian selanjutnya.

3. Untuk masyarakat: dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

(17)

8

layanan dalam pembangunan di desa Pusuk Kecamatan Parlilitan

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Pemberlakuan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, membawa

perubahan struktur pemerintahan di Desa Pusuk dimana pemerintah desa

diberikan kewenangan untuk mengatur dan menjalankan sendiri urusan

rumah tangga desanya, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan desa.

Pengelolaan keuangan desa perlu dilakukan oleh Kepala Desa. Dengan

tetap dilakukan pengawasan oleh BPD dan mengikutsertakan masyarakat.

Pengelolaan keuangan desa dapat dilakukan dengan, Perencanaan APBDes

yaitu yang mencakup pendapatan dan belanja, pengumpulan pendapatan

desa yang yang bersumber dari pendapatan asli desa, alokasi anggaran

pendapatatan dan belanja Negara, bagian dari hasil pajak daerah, alokasi

dana dan pendapatan-pendapatan lain desa yang sah. Alokasi atau

pembelanjaan dana APDes tersebut perlu dikelola dengan beberapa prinsip

pengelolaan keuangan desa yang baik yaitu dengan adanya rancangan

APBDes yang berbasis pada program-program, rancangan APBDes yang

berdasarkan pada partisipasi dari masyarakat, Keuangan yang dikelola

harus secara bertanggungjawab (akuntabilitas), keterbukaan (transparansi),

(19)

64

Keberadaan UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa membawa perubahan dalam

sistem pemerintahan desa, dan telah dirasakan hampir seluruh perangkat

desa. Kepala Desa diberi kewenangan penuh untuk mengatur dan

membangun desa. Demikian halnya dengan Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) mengalami perubahan, jika sebelumnya BPD merupakan unsur

penyelenggara pemerintah desa maka dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang

Desa menjadi lembaga desa. BPD harus menjadi lembaga yang independen.

Yang berarti adanya pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh BPD

terhadap pelaksanaan kegiatan yang ditangani oleh pemerintah desa.

2. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan

undang-undang yang baru. Pelaksanaan dari undang-undang-undang-undang tersebut dalam

pelaksanaan pembangunan oleh Kepala Desa di Desa Pusuk sudah baik.

Hal ini dapat dilihat dari pembangunan yang dilaksanakan dengan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia

serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,

pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi

lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan dengan mengacu pada UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Hal ini juga dapat dilihat dari pembangunan-pembangunan yang dilakukan

oleh Kepala Desa misalnya perbaikan sarana irigasi, dan kesehatan sebagai

penunjang pembangunan desa di Desa Pusuk. Pemerintahan desa perlu terus

dikembangkan sesuai dengan kemajuan masyarakat desa dan lingkungan

(20)

65

masyarakat desa karena adanya gerakan pembangunan desa harus diimbangi

dengan pengembangan kapasitas Pemerintahan desanya. Upaya untuk

mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kepala Desa terhadap pembangunan

desa dilakukan secara berkesinambungan. Guna mewujudkan tugas tersebut,

Pemerintah desa dituntut untuk melakukan perubahan, baik dari segi

kepemimpinan, dan pengembangan desa untuk mengoptimalkan

pembangunan desa berdasarkan pada UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa.

B.Saran

1. Masih perlu dilakukan sosialisasi oleh pemerintah daerah mengenai

Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam hal perubahan

struktur desa dan wewenang desa kepada pemerintah desa dan

perangkat-perangkat desa.

2. Peranan Kepala Desa terhadap pemberdayaan pembangunan secara

menyeluruh hendaknya dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan

dan perlu dilakukan pengawasan yang secara rutin terutama terhadap

kegiatan Pemerintah desa yang menunjukkan adanya kegiatan

(21)

66

DAFTAR PUSTAKA

Antonius, Bungaran, S. 2013. Dampak Otonomi Daerah di Indonesia: Merangkai Sejarah Politik dan Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Arikunto, Suharsini.2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta. Rajawali Pers.

Kaloh, J. 2002. Mencari Bentuk Otonomi Daerah. Jakarta: Rineka cipta

Norcholis, Hanif. 2007. Pertumbuhan Penyelenggaraan Desa. Jakarta: PT. Gramedia Widiarsana Indonesia

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta

WAH, Widjaja. 2001. Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

___________ 2002. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa. Jakarta: PT Raja Grafindo

___________2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wasistiono, Sadu.2003.Kapita Selekta Manajemen Pemerintah Daerah. Bandung: Cv.Fokusmedia

Jurnal Ilmu Hukum Badan Permusywaratan Desa dalam Tiga Periode Pemerintahan di Indonesia. Pekanbaru: Emilda, Vol. 2, No.2

Majalah, Tempo. 2014. Kerja,Kerja, Kerja. Jakarta: PT Tempo Inti Media

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data, sebesar 75% kabupaten di Indonesia pada tahun 2005 memiliki nilai jumlah penduduk miskin dibawah 114200.. Namun di tahun 2011, 75% kabupaten di Indonesia

 Pemberian kortikosteroid sistemik dengan obat sitotoksik dan plasmaferesis mungkin dapat bermanfaat pada penderita hemoptisis masif akibat perdarahan alveolar

Kcsimpulan : 61,7 % responden masih menginginkan anak ( I - 2 ) meskipun telah memiliki jumlah anak yang cukup sehingga pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang kurang

Kepuasan atas kebijakan pelayanan perusahaan penyalur merupakan ungkapan yang bernada positif yang berasal dari penilaian semua aspek pelayanan penyalur dalam menjalin

Pola suatu barisan disusun dari batang korek

Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 18 tahun 2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat

Berdasarkan evaluasi dengan menggunakan Z Score tersebut di atas, diketahui bahwa dengan menggunakan model Z Score awal (Z) dan Z’ sejak tahun 2007 atau 5 (lima) tahun sebelum BLTA

kuat, tetapi apabila tidak ada tokoh yang mampu jadi pelopor atau secara sosiologis menjadi agen perubahan ( agent of change ), maka kemunculan karya baru dalam