• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAWAT DARURAT PARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAWAT DARURAT PARU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GAWAT DARURAT PARU

Penyakit gawat darurat adalah suatu keadaaan pertukaran gas dalam paru terganggu, yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan suatu keadaan yang disebut gagal nafas akut yang

ditandai dengan menurunnya kadar oksigen arteri (hipoksemia) atau naiknya kadar karbondioksida (hiperkarbia) atau kombinasi keduanya.

Kedaruratan paru atau pernafasan merupakan factor yang diperhitungkan dalam gawat darurat pasien, banyak kasus yang gagal bukan akibat penyakit primernya, tetapi karena kegagalan

fungsi pernafasan baik karena gangguan sentral maupun akibat infeksi.

Berbagai keadaan dapat menimbulkan gangguan respirasi yang serius dan membahayakan jiwa. Keadaan ini antara lain :

1. Penyakit primer yang mengenai system bronkopulmoner seperti hemoptisis massif, pneumotorak ventil, status asmatikus dan pneumonia berat.

2. Gangguan fungsi paru yang sekunder terhadap gangguan organ lain seperti keracunan obat yang menimbulkan depresi pusat pernafasan.

Pada semua keadaan, perhatian utama harus lebih ditujukan kepada tindakan

penyelamatan nyawa daripada penyelidikan diagnostic. Bila tindakan penyelamatan telah berjalan, selanjutnya dilaksanakan evaluasi dan pengelolaan penyakit dasar pasien.

HEMOPTISIS

Batuk Darah

Istilah hemoptisis

 Ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring, atau perdarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring.

 Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologinya harus dicari melalui pemeriksaan yang seksama

Sumber perdarahan

 Sirkulasi bronkial  95% radang paru, Ca paru

 Sirkulasi pulmonal 5% infark paru, emboli paru, aneurisma Rasmussen

Etiologi

Infeksi : tuberkulosis, necrotizing pneumonia (Staphyllococcus, Klebsiella, Legionella), jamur, parasit virus.

 Kelainan paru seperti bronkitis, bronkiektasis, emboli paru, kistik fibrosis, emfisema bulosa  Neoplasma : kanker paru, adenoma bronkial, tumor metastasis

Kelainan hematologis : disfungsi trombosit, trombositopenia, disseminated intravascular coagulation

 Kelainan jantung : stenosis mitral, endokarditis trikuspid

 Kelainan pembuluh darah : hipertensi pulmonar, malformasi arterivena, aneurisma aorta  Trauma : jejas toraks, ruptur bronkus, emboli lemak

 Iatrogenik : bronkoskopi, biopsi paru, kateterisasi Swan-Ganz, limfangiografi

Kelainan sistemik : sindrom Goodpasture, idiopathic pulmonary hemosiderosis, systemic lupus erithematosus, vaskulitis (granulomatosis Wegener, purpura Henoch-Schoenlein, sindrom Chrug-Strauss)

 Obat/toksin : aspirin, antikoagulan, penisilamin, kokain

 Lain-lain : endometriosis, bronkolitiasis, fistula bronkopleura, benda asing, hemoptisis kriptogenik, amiloidosis

Kekerapan etiologi

(2)

 Beberapa dekade lalu : TB, bronkiektasis  Sekarang : Ca + bronkitis

 Negara berkembang : penyakit infeksi  RS Persahabatan (Retno W, dkk)  TB, bronkiektasis, pasca TB, Ca paru

DIAGNOSIS BATUK DARAH

Anamnesis teliti

§ Bedakan dengan hematemesis, epistaksis dan perdarahan gusi Pemeriksaan Fisik

§ Selain toraks, periksa organ lain THT, abdomen dll

Kriteria batuk darah massif

 Berbagai literatur bervariasi  Bleeding rate 100 – 1000/24 jam

RS Persahabatan tahun 1978

 Batuk darah sedikitnya 600 mL /24 jam

 Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250 mL/24 jam, Hb < 10g% dan masih terus berlangsung

 Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250 mL/24 jam, Hb > 10g% dalam 48 jam belum berhenti.

Tabel 1. Perbedaan hemoptisis dan hematemisis Perbedaan hemoptisis dengan hematemesis

PEMERIKSAA N LABORATORI UM

§ Darah rutin : Hb, leko, Ht § Uji faal pembekuan darah § Kuman BTA, MO lain, jamur § Sitologi sputum

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

§ Foto toraks PA dan lateral

~ atelektasis ~ kalsifikasi ~ infiltrat ~ kaviti ~ fibrosis ~ tumor ~ cincin-cincin / sarang tawon

Hemoptisis Hematemesis

Warna Merah segar dan berbusa Merah gelap atau hitam

PH Basa Asam

Konsistensi Dapat bercampur dahak Dapat bercampur dengan makanan

Gejala Diikuti dengan batuk atau mungkin didahului suara seperti berkumur

(3)

§ CT Scan toraks

Pemeriksaan angiografi dan sken perfusi paru  Melihat emboli paru

 15% kasus hemoptisis tidak diketahui penyebabnya ~ idiopatik

~ hemoptisis essential

PENATALAKSANAAN

Tujuan

1. Mencegah asfiksia

2. Melokalisasi asal perdarahan 3. Menghentikan perdarahan

4. Mendapatkan diagnosis + tatalaksana penyakit dasar Tahap I . Pembebasan jalan napas dan stabilisasi penderita :

Menenangkan dan mengistirahatkan penderita, os diberitahu agar tidak takut membatukkan darah yang ada di saluran napasnya

 Menjaga agar jalan napas tetap terbuka bila perlu dilakukan pengisapan (dengan bronkoskop akan lebih baik)

 Resusitasi cairan / darah

TINDAKAN YANG DILAKUKAN PADA SERANGAN BATUK DARAH

TERGANTUNG KEADAAN OS YAITU :

Os dng KU dan refleks batuk baik; penderita duduk dan diinstruksikan cara membatukkan darah dengan benar

 Os dengan KU berat dan refleks batuk tidak adekuat; posisi Trendelenberg ringan dan miring ke sisi yang sakit.

Bila batuk darah terus berlanjut pasang ETT – bila perlu dipasang Forgaty’s chateter  Pemasangan ventilasi mekanik bila terjadi gagal napas

Terapi menggunakan bronkoskop

~ Bila bronkus dengan larutan garam fisiologis dingin

~ Pemberian obat topikal vasokonstriksi pembuluh darah diusahakan dengan larutan epineprin

(1:20.000) melalui BSOL

~ Tamponade endobronkial

~ Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser)

Terapi medikamentosa

 Vasopresin intravena merupakan vasokonstriktor sistemik dengan dosis 0,2-0,4 unit /menit telah digunakan untuk mengatasi hemoptisis masif. Obat ini menghentikan perdaraan dengan konstriksi arteri bronkial. Namun perlu berhati-hati terutama pada penderita penyakit pembuluh darah koroner maupun hipertensi

 Pemberian asam traneksamat (antifibrinolitik) untuk menghambat aktivasi plasminogen dilaporkan dapat mengontrol hemoptisis pada penderita fibrosis kistik yang tidak dapat terkontrol oleh embolisasi arteri bronkial

 Pemberian kortikosteroid sistemik dengan obat sitotoksik dan plasmaferesis mungkin dapat bermanfaat pada penderita hemoptisis masif akibat perdarahan alveolar penyakit autoimun.  Pemberian gonadotropin releasing hormon agonist (GnRH) atau danazol mungkin bermanfaat

pada terapi jangka panjang penderita hemoptisis katamenial

Hemoptisis karena penyakitt infeksi seperti TB, infeksi jamur atau kuman lain maka

(4)

PNEUMOTORAKS

Definisi

• Terdapatnya udara bebas antara pleura viseral dan pleura parietal

• Kebocoran udara ke dalam ronggal pleura akan menyebabkan jaringan paru kolaps sesuai dengan proporsi udara yang memasuki rongga pleura

Klasifikasi pneumotoraks  Spontan  Iatrogenik  Traumatik DIAGNOSIS ANAMNESIS  Sesak napas tiba-tiba  Nyeri dada yang menusuk  Batuk-batuk

 Perburukan gejala yang cepat (bila ventil)  Riwayat trauma, penyakit paru / tindakan medis

PEMERIKSAAN FISIS

Gejala ringan sampai berat, umpamanya :

~ Gelisah - kesadaran menurun ~ Sesak napas

~ Takikardi sampai bradikardi PEMERIKSAAN FISIS PARU

~ Inspeksi : - statis : asimetris, bagian yang sakit cembung

- dinamis : yang sakit tertinggal

~ Palpipasi : - sela iga melebar

- fremitus lebih lemah

~ Perkusi : - hipersonor

- pergeseran mediastinum

~ Auskultasi : - suara napas melemah - hilang

Ket : pemeriksaan / gejala-gejala ini sangat tergantung dari luasnya pneumotoraks dan fungsi paru o.s

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

 Foto toraks PA + lat :

~ Garis penguncupan paru (halus) ~ Paru kolaps

~ Bayangan radiolusen / avaskuler ~ Air-fluid level

~ Pendorongan mediastinum

(5)

PENATALAKSANAAN UMUM

Tujuan :

 Mengeluarkan udara dalam rongga pleura  Mengusahakan penyembuhan lesi di pleura

 Mencegah timbulnya pneumotoraks ulangan (ulangan)  Mengurangi masa rawat

TIDAK SESAK

 Kurang dari 15% konservatif  Lebih dari 15%

~ punksi pleura

~ mini WSD / Venocath ~ WSD permanen ~ rawat

~ tusuk dengan jarum segera pada ventil pneumotoraks (kontra ventil)

PENATALAKSANAAN

Umpamanya

 Cari penyakit utama (underlying disease)  Infeksi - antibiotik

 TB Paru  OAT  Ca  operatif (?)

WATER SEALED DRAINAGE (WSD)

Perlu diperhatikan :  Undulasi

 Infeksi

 Jangan tersumbat

 Pertimbangkan : continous suction

PENATALAKSANAAN PSP

 Pemberian oksigen :

~ meningkatkan absorbsi 4x lipat

(6)

 Observasi

~ PSP kurang dari 15% dari klinis stabil, absorbsi rata-rata 1,25% / 24 jam

~ Dapat dirawat di rumah setelah observasi 6 jam di RS asal ada akses yang cepat ke RS

 Simple aspiration

~ PSP lebih 15% hemithorax ~ Intravenous catheter (venocath) ~ Bila gagal  WSD/Heimlich

PENATALAKSANAAN PSS

 Oxygen supplementation

 Tube thoracostomy with pleurodesis after air leak resolves  Thoracoscopy (VATS)

 Thoracotomy

PARU TIDAK MENGEMBANG

Penyebab

 Fistel tidak menutup  Fibrosis pleura  Sumbatan bronkus

 Sumbatan pada pipa WSD  Perlu pertimbangan :  Bronkoskopi  Torakoskopi  Operasi : ~ dekortikasi ~ pleurodesis PLEURODESIS  Talk

 Tetrasiklin, minosiklin, doxysiklin  Sitostatika

~ Bleomisin 45 mg ~ Adriamisin 60 mg  Ulangan tiap 2 minggu – 3 kali

www.scribd.com/ifadatur/d/79914215-gawat-darurat-paru

Gambar

Tabel 1.  Perbedaan hemoptisis dan  hematemisis  Perbedaan hemoptisis dengan hematemesis

Referensi

Dokumen terkait

Penciptaan program dengan menitikberatkan pada pembahasan mengenai penggunaan bahasa plesetan dalam desain kaos Dagadu berarti juga memberikan informasi yang menarik

Pada penelitian ini ekstrak spons menunjukkan adanya bioaktivitas beberapa ekstrak spons yang berpotensi membunuh bakteri E. Dalam penelitian ini tampak bahwa

Indonesia merupakan bangsa yang memiliki banyak kebudayaan dalam setiap daerahnya. Kebudayaan ini berkembang dalam setiap masyarakatnya sebagai kekayaan nasional. Di

[r]

Konsep surat yang sudah mendapatkan persetujuan dari pimpinan, selanjutnya dicatat ke dalam buku agenda surat keluar untuk diregistrasi atau didaftarkan. Hal ini bertujuan

Membangun arsitektur sistem informasi yang diinginkan, arsitektur ini meliputi 2 (dua) domain yaitu Arsitektur data dan Arsitektur aplikasi. Arsitekur data lebih memfokuskan

Jenis radikal bebas yang ditemukan pada asap rokok kretek setelah diberikan membran biofilter serbuk daun delima dan kulit buah delima dan PEG.. Dari tabel 2 menunjukkan bahwa

[r]