Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
EFEK RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI
SAWI (Brassica juncea L) DAN BEBERAPA
SIFAT KIMIA TANAH ANDISOL
SKRIPSI
Oleh:
DENY FERI SYAHPUTRA 020303006/ILMU TANAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
EFEK RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI
SAWI (Brassica juncea L) DAN BEBERAPA
SIFAT KIMIA TANAH ANDISOL
SKRIPSI
Oleh:
DENY FERI SYAHPUTRA 020303006/ILMU TANAH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Meraih Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing,
( Ir. M. M. B. Damanik, Msc ) ( Jamilah, SP, MP ) Ketua Anggota
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efek residu pupuk organik terhadap produksi sawi (Brassica juncea L) dan beberapa sifat kimia tanah Andisol” yang merupakan salah satu
syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. M.M.B. Damanik Msc selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Jamilah SP, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian usulan penelitian ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan usulan penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Nopember 2007
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap pH H2O Panen pertama ... 15
2. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap pH H2O Panen kedua ... 16
3. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap C-organik Panen Pertama ... 17
4. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap C-organik Panen Kedua... 18 5. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
Bahan organik Panen Pertama ... 19 6. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
Bahan organik Panen Kedua... 20 7. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
N-total Tanah Panen Pertama ... 21 8. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
N-total Tanah Panen Kedua ... 22 9. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
C/N Tanah Panen Pertama... 23 10. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
C/N Tanah Panen Kedua ... 24 11. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
Berat Produksi Panen Pertama ... 25 12. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah Terhadap
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Bagan Penelitian ... 2. Data Analisis Awal Tanah, Kompos dan Pupuk Oarganik ... 3. Data Pengamatan pH H2O Panen Pertama ...
4. Daftar sidik Ragam pH H2O Panen Pertama ...
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Bahan Organik Tanah ... 31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 32 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sayuran memegang peranan penting bagi kesehatan manusia karena merupakan sumber vitamin dan mineral dalam pangan terutama karena adanya kandungan karoten, berbagai vitamin B kompleks dan vitamin C, selain serat kandungan vitamin dan mineral dalam sayuran juga diperlukan manusia.
Sawi sangat baik bagi kesehatan manusia karena mengandung komposisi gizi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, serat posfor, zat besi, natrium, kalium, sumber vitamin A ini juga dapat mengatasi rabun ayam yang menjadi masalah pada kalangan anak balita.
Tanah yang kaya bahan organik semakin berkurang di Indonesia, karena tanah-tanah di Indonesia kebanyakan sudah dimanfaatkan dalam waktu yang cukup lama sehingga secara otomatis berkurangnya kesuburan tanah tersebut. Bagi tanah pertanian, kandungan bahan organik di dalamnya adalah sangat penting, ini dapat dilihat dari peranannya yaitu dapat mengatur berbagai sifat tanah.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Andisol di Sumatera banyak diusahakan pada tanaman hortikultura yang umumnya dikelola oleh pertanian rakyat berupa tanaman wortel, sawi, kentang dan tanaman sayuran lainnya.
Bahan kimia pada umumnya beracun untuk tanaman, tanah, udara juga pada manusia misalkan gangguan paru-paru, jantung, ginjal dan lainnya. Solusi yang terbaik adalah menanam tanpa menggunakan bahan kimia, aman bagi lingkungan hidup dan menyehatkan yaitu dengan sistem pertanian organik. Penggunaan pupuk anorganik pada masa sekarang sudah terlalu banyak yang menyebabkan tanah sudah terkontaminasi oleh zat-zat beracun yang tidak larut dalam tanah yang meninggalkan residu bagi tanah maupun bagi tanaman.
Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Pertanian organik akan banyak memberi keuntungan seperti peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produksi tanaman maupun ternak serta dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem.
Kompos merupakan salah satu bahan organik yang dapat menyuburkan tanaman dan sebagai pupuk dalam pertanian organik yang mempunyai kelebihan sebagai penyimpan air, mendorong pertumbuhan tanaman, mempertahankan kesuburan tanah, kompos tidak hanya sebagai media tanam tetapi dapat juga sebagai pupuk.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
merupakan bentuk praktek pertanian organik yang banyak dilakukan pada saat ini karena tanpa bahan kimia dan ramah lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana efek residu pupuk organik (pupuk kompos instan dan pupuk kandang) dapat mempengaruhi produktivitas tanah dan produksi sawi (Brassica juncea L).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek residu pupuk organik terhadap produksi sawi (Brassica juncea L.) dan beberapa sifat kimia tanah Andisol.
Hipotesis Penelitian
Adanya efek residu pupuk organik terhadap tanah dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.)
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakutas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Sawi
Secara umum tanaman sawi mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Salah satu jenis sawi yang banyak dikonsumsi dan banyak terdapat dipasaran adalah sawi bakso (caisim/sawi Cina). Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjan, tipis dan berwarna hijau. Rasanya renyah, segar dengan sedikit rasa pahit (Haryanto dkk, 1995).
Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, dan drainase baik dengan derajat kemasaman (pH) 6-7 (Anonim, 1992).
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Tanaman sawi tidak menyukai curah hujan yang lebat, karena selain mempunyai perakaran yang dangkal juga zat-zat hara dalam tanah akan mudah tercuci yang mengakibatkan tanaman sawi menjadi kecil dan ini akan mempengaruhi produksi panen (Anonim, 1980).
Syarat yang penting untuk tanaman sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur) dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah adalah antara 6-7 (Sunaryono, 1984).
Rismunandar (1981) menyatakan bila pH tanah dibawah 6,0 maka tanaman sawi hidupnya merana, bila pH tanah di atas 7,0 akan terjadi klorosis atau daun berwarna putih kekuningan terutama daun yang masih muda.
Tanah Andisol
Andisol merupakan tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan tipe liat amorf, terutama alofan (allophane) serta sedikit silikat dan alumina atau hidroksida besi (Darmawijaya, 1990). Menurut Hardjowigeno (1993) menyatakan bahwa tanah Andisol adalah tanah yang berkembang dari abu vulkanik seperti abu alofan, batu apung, lava, bahan vulkan plastik yang koloidnya didominasi oleh mineral alofan imogolit atau komplek Al-humus.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
yang kuat terhadap ion fosfat. Ion fosfat bereaksi cepat dengan Al-oktahedral dengan menggantikan guugs OH yang terletak pada bidang permukaan mineral. Karena itu budidaya pertanian di Andisol akan memerlukan fosfat yang cukup
tinggi sampai melebihi kapasitas penyematan fosfat oleh alofan. Jumlah fosfat yang dapat diretensi dipengaruhi oleh pH tanah dan
kandungan Al dan Fe bebas. Umumnya dapat dilihat bahwa retensi fosfat akan menurun dengan meningkatnya pH, dan retensi fosfat maksimum dilaporkan berlangsung pada pH 3-4 (Tan, 1998).
Masalah yang paling menonjol pada Andisol adalah sifat kemampuan menyerap dan menyimpan air yang tak pulih kembali seperti semula apabila mengalami kekeringan (irreversible driying) (Munir, 1996).
Pupuk Kompos
Kompos mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan antara lain: (1) memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi ringan, (2) memperbesar daya ikat tanah berlempung sehingga tanah tidak berderai, (3) menambah daya ikat air
pada tanah, (4) memperbaiki draenase dan tata udara dalam tanah, (5) mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara, (6) mengandung hara yang
lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah hara ini tergantung dari bahan
pembuat pupuk organik), (7) membantu proses pelapukan bahan mineral, (8) memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia dan, (9) menurunkan
aktivitas mikroorganisme yang merugikan (Indriani, 2004).
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
perbandingan C/N bahan asal. Sejalan dengan perubahan dan kehilangan karbon tersebut akan terjadi peningkatan kadar humus dalam bahan organik tersebut. Susunan unsur hara dalam kompos biasanya lebih rendah dari pada kadar N dan P dari pupuk kandang (Lubis dkk, 1987).
Kandungan kompos di dominasi oleh bahan organik yang dapat mencapai 18% sampai 59%. Unsur lain seperti N, P, K, Ca berada dalam jumlah yang relatif sedikit yaitu dibawah 2%. Disamping itu penambahan pupuk organik juga berfungsi untuk memperkaya bahan organik, mengembalikan unsur hara yang tercuci di dalam tanah (Marsono dan Sigit, 2001).
Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan organik yang dapat memperbaiki kondisi fisik dan kimia tanah. Unsur lain dalam kompos yang variasinya cukup banyak tetapi kadarnya rendah adalah nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium (Lingga, 2000).
Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Di samping mengandung unsur makro seperti N, P, K pupuk kandang pun mengandung unsur mikro seperti kalsium(Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur P dalam pupuk kandang sebagian besar dari kotoran padat dan N, K berasal dari kotoran cair (Musnamar, 2005).
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Pupuk kandang kotoran ayam yang kering mengandung kadar air kurang dari 15 persen, hal ini akan mengurangi kekurangan ammonia dan akan menghasilkan pupuk kandang yang baik dan tidak terlalu bau, sehingga mudah ditangani dalam pendistribusiannya. Berat pupuk kotoran ayam ini lebih ringan
dari pupuk kandang lainnya, tapi kandungan haranya lebih tinggi yakni 24 kg N/ton, 20 kg P2O5/ton dan 15 kg K2O/ton (Simpson, 1986).
Setiap jenis hewan khususnya kotoran unggas misalnya ayam, termasuk pupuk kandang yang bernilai tinggi, karena pada umumnya unggas pemakan tanaman atau bagian-bagian tanaman utama. Kandungan unsur hara pada pupuk kandang ayam adalah N, P, K dan Ca berturut-turut adalah 1,63% Urea; 1,84% P2O5; 0,85% K2O dan 1,07% CaO dalam bahan kering 44,00 % (Sutedjo dan
Kartasapoetra, 1988).
Sebagai persediaan zat makanan di dalam tanah ternyata pupuk kandang ini mempunyai pengaruh susulan untuk waktu lama, artinya secara bertahap akan bebas, tetapi secara berthhap pula akan tersedia kembali bagi tanaman. Pemberian pupuk kandang secara teratur ke dalam tanah, maka daya menghasilkan tanah tersebut dalam jangka waktu yang lama akan tetap baik. Hal ini karena di dalam tanah telah terbentuk sejumlah unsur hara/zat makanan yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditanam pada tanah ini (Sutedjo, 1995).
Efek Residu Pupuk Organik
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
mempunyai efek residu dalam tanah dan bermanfaat bagi tanaman berikutnya (Webstern and Wilson, 1966).
Menurut penelitian Suprapto dan I.B Aribawa mengenai perlakuan residu pupuk organik ayam, kascing dan sapi memberikan hasil yang nyata bagi berat umbi bawang dan tidak berpengaruh nyata bagi jumlah daun, serta dijelaskan juga dalam penelitian ini bahwa jenis pupuk organik yang terbaik yaitu pupuk kandang ayam.
Beberapa Sifat Kimia Tanah
Pengelolaan tanah andisol yang ada di Indonesia sampai saat ini digunakan untuk budi daya pertanian terutama pada tanaman hortikultura. Sedangkan yang berada didaerah tinggi umumnya digunakan untuk tanaman kopi, teh dan sayuran (Munir, 1996).
Reaksi tanah tidak mudah berubah drastis karena ada suatu penyangga dalam tanah yang terdiri atas koloid dan organik (campuran asam lemak dengan garamnya). Berbeda jumlah liat atau berbeda jenisnya akan berbeda pula kapasitas sangganya (Hakim dkk, 1986).
Bila C/N bahan organik tinggi maka akan terjadi persaingan N antara tanaman dan mikroba. Suatu dekomposisi bahan organik yang lanjut dicirikan oleh C/N yang rendah, sedangkan C/N yang tinggi menunjukan dekomposisi yang belum lanjut atau baru mulai.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
rernik yang menggunakan ion nitrogen sebagai sumber makanannya untuk pertumbuhan tubuhnya (Hasibuan, 2004).
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian ini direncanakan dimulai pada bulan November 2006 sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Tanah Andisol sebagai media tanam yang diambil secara komposit, pupuk kompos dan pupuk kandang ayam sebagai pupuk organik, tanaman sawi sebagai tanaman yang akan diamati.
Alat
Cangkul, sekop, plastik dan goni untuk pengambilan tanah Andisol, polybag sebagai wadah tanah, timbangan untuk menimbang tanah dan alat-alat Laboratorium untuk keperluan analisis.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dengan 5 dosis dan 3 ulangan. Faktor perlakuannya adalah:
Faktor I : Jenis pupuk organik yaitu : - K1 : Kompos instan
- K2 : Pupuk Kandang Ayam
Faktor II : Dosis Pupuk Organik yang diberikan yaitu : - Do : Dosis pupuk organik 0 ton/ha
- D1 : Dosis pupuk organik 10 ton/ha
- D2 : Dosis pupuk organik 20 ton/ha
- D3 : Dosis pupuk organik 30 ton/ha
- D4: Dosis pupuk organik 40 ton/ha
Sehingga diperoleh kombinasi :
K1D0 K1D1 K1D2 K1D3 K1D4
K2D0 K2D1 K2D2 K2D3 K2D4
Jadi jumlah perlakuan (2 x 5) x 3 = 30 unit percobaan.
Model Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor dan 5 ulangan adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + i + j + k + ( )jk+ ijk
Keterangan :
Yijk : Hasil pengamatan
µ : Rataan umum
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
j : Pengaruh pemberian pupuk organik pada taraf ke-j
k : Pengaruh dosis pupuk organik dengan tanah pada taraf ke-k
( )jk : Interaksi antara pemberian pupuk organik taraf ke-j dengan dosis pupuk organik dengan tanah Andisol taraf ke-k.
ijk : Galat perlakuan
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan sampel tanah dan persiapan media tumbuh
Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Andisol dari Berastagi. Andisol diambil secara komposit pada kedalaman 0 – 20 cm dengan menggunakan cangkul. Andisol dimasukkan kedalam polybag ukuran 4 kg.
Analisis awal
Dilakukan analisis awal sifat kimia Andisol meliputi pH tanah, KTK tanah dan nisbah C/N tanah dan bahan organik.
Penanaman dan pemeliharaan Pertama
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
dilakukan pada umur 5 – 10 hari setelah tanam. Kemudian penanaman bibit dilakukan setelah mempunyai 4 helai daun yang berumur 10 hari dipersemaian lalu dipindahkan ke polybag besar yang berisi tanah dan pupuk organik yang sudah diinkubasi selama 1 minggu. Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari pada waktu pagi dan sore hari sampai keadaan kapasitas lapang. Penyulaman dilakukan bila diperlukan dan membersihkan gulma dan pemberantasan hama dengan pestisida organik.
Panen
Sawi dipanen pada saat sebelum terbentuk fase generatif atau sebelum berbunga, yaitu pada umur 30 – 40 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan apabila daun terbawah sudah mulai menguning, karena sudah memasuki fase generatif yaitu pembungaan. Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman dan membuang tanah yang menempel pada akar.
Penanaman Kedua
Pada penanaman kedua ini langsung menanam pada media bekas penanaman pertama yang di harapkan adanya residu dari pupuk organik yang diberikan pada pertanaman yang pertama. Pada penanaman ini juga di amati sampai panen.
Parameter yang Diukur
Adapun parameter yang diukur adalah:
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
- Nisbah C/N tanah diukur pada saat sebelum tanam dan sesudah panen pertama dan kedua.
- N-total tanah diukur pada saat sebelum tanam dan sesudah panen pertama dan kedua.
- Kandumgan bahan organik diukur setelah panen pertama dan kedua. - Penimbangan berat produksi sawi setelah panen pertama dan kedua.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kemasaman Tanah (pH2O) Penanaman Pertama
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH H2O, dan pada pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh
nyata terhadap peningkatan pH H2O (kemasaman tanah). Sedangkan interaksi
keduanya tidak berpengaruh nyata. Uji beda rataan pH H2O tanah dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap pH H2O Panen Pertama.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
kompos (K1). Dimana pH tertinggi terdapat pada K2 sebesar 6.70 dan terendah
pada K1 sebesar 6.58.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D4 berbeda nyata
dengan D0 dan D2 dan tidak berbeda nyata dengan D1 dan D3 dalam meningkatkan
pH tanah, dimana pH tertinggi terdapat pada D4 dibandingkan dengan D3, D2, D1
dan D0.
Interaksi pupuk organik tidak berbeda nyata terhadap peningkatan pH tanah dengan nilai tertinggi (K2D4) yaitu sebesar 6.76 dan yang terendah (K1D0)
dan (K1D2) yaitu sebesar 6.54.
Kemasaman Tanah (pH2O) Penanaman Kedua
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH H2O, dan pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata
terhadap peningkatan pH H2O (kemasaman tanah). Interaksi keduanya juga
berpengaruh sangat nyata. Uji beda rataan pH H2O tanah dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap pH H2O Panen Kedua.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
kompos (K1). Dimana pH tertinggi terdapat pada K2 sebesar 6.58 dan terendah
pada K1 sebesar 6.41.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D0, D1, D2, D3, danD4
tidak berbeda nyata dalam meningkatkan pH tanah.
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan pH tanah dimana peningkatan tertinggi terdapat pada K2D1 yaitu sebesar 6.71 dan terendah
pada K1D1 sebesar 6.25.
C-organik Tanah Penanaman Pertama
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan C-organik tanah, dan pada pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan C-organik tanah. Interaksi keduanya juga berpengaruh sangat nyata terhaadap C-organik tanah. Uji beda rataan C-organik tanah dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap C-organik Tanah Pertama.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata meningkatkan C-organik tanah dibandingkan
dengan kompos (K1). Dimana C-organik tertinggi terdapat pada K2 sebesar 9.19%
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D2, D3, D4 berbeda
nyata dengan D0 dan D1 dalam meningkatkan C-organik tanah, dimana C-organik
tertinggi terdapat pada D4.
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan C-organik tanah, dimana C-organik tertinggi terdapat pada K2D4 yaitu sebesar
11.13% dan terendah pada K2D1 sebesar 6.60%.
C-organik Tanah Penanaman Kedua
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa pemberian kompos, pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan C-organik tanah. Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap C-organik tanah. Uji beda rataan C-organik tanah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap C-organik Tanah Kedua.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata meningkatkan C-organik tanah dibandingkan
dengan kompos (K1). Dimana C-organik tertinggi terdapat pada K2 sebesar 2.11%
dan terendah pada K1 sebesar 1.72%.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D4 berbeda nyata
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
C-organik tanah, dimana C-organik tertinggi terdapat pada D4 dibandingkan
dengan D3, D2, D1 dan D0.
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan C-organik tanah dengan nilai tertinggi (K2D4) yaitu sebesar 2.28% dan yamg
terendah (K1D0) yaitu sebesar 1.39%.
Bahan Organik (%BO) Tanah Penanaman Pertama
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 11) menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah, dan pada pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah. Interaksi keduanya juga berpengaruh sangat nyata terhadap bahan organik tanah. Uji beda rataan bahan organik tanah dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap Bahan Organik Tanah Pertama.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada taraf K2
berbeda nyata meningkatkan bahan organik tanah dibandingkan dengan K1.
Dimana bahan organik tertinggi terdapat pada K2 sebesar 15.92% dan terendah
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D2, D3, D4 berbeda
nyata dengan D0, D1 dalam meningkatkan bahan organik tanah. Dimana bahan
organik tertinggi terdapat pada D4.
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah, dimana bahan organik tertinggi terdapat pada K2D4 yaitu sebesar
19.18% dan terendah pada K1D1 sebesar 11.50%.
Bahan Organik (%BO) Tanah Penanaman Kedua.
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 11) menunjukkan bahwa pemberian kompos dan pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah. Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bahan organik tanah. Uji beda rataan bahan organik tanah dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap Bahan organik Tanah Kedua.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata meningkatkan bahan organik tanah
dibandingkan dengan kompos (K1). Dimana bahan organik tertinggi terdapat pada
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis tidak berbeda nyata dalam meningkatkan bahan organik tanah dimana bahan organik tertinggi terdapat pada D4 dibandingkan dengan D3, D2, D1 dan D0.
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah dengan nilai tertinggi (K2D4) yaitu sebesar 3.93% dan terendah
(K1D0) yaitu sebesar 2.40%.
N-total Tanah Penanaman Pertama.
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 7) menunjukkan bahwa pemberian kompos dan pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan N-total tanah. Interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap N-total tanah. Uji beda rataan N-total tanah dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap N-total Tanah Pertama.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata meningkatkan N-total tanah dibandingkan
dengan kompos (K1). Dimana N-total tertinggi terdapat pada K2 sebesar 1.02%
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D3, D4 berbeda nyata
dengan D0, D1 dan D2 dalam meningkatkan N-total tanah, dimana N-total tanah
tertinggi terdapat pada D4 dibandingkan dengan D3, D2, D1 dan D0.
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan N-total tanah, dimana N-total tertinggi terdapat pada K2D4 yaitu sebesar 1.15% dan terendah
pada K1D0 dan K1D1 sebesar 0.69%.
N-total Tanah Penanaman Kedua.
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 8) menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan N-total tanah, dan pada pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan N-total tanah. Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap N-total tanah. Uji beda rataan N-total tanah dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap N-total Tanah Kedua.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata meningkatkan N-total tanah dibandingkan
dengan kompos (K1). Dimana N-total tertinggi terdapat pada K2 sebesar 0.80%
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D3, D4 berbeda nyata
dengan D0, D1 dan D2 dalam meningkatkan N-total tanah, dimana N-total tertinggi
terdapat pada D3 dibandingkan dengan D4, D2, D1 dan D0.
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan N-total tanah dengan nilai tertinggi (K2D3) taitu sebesar 0.96% dan terendah (K1D1) yaitu
sebesar 0.65%.
C/N Tanah Penanaman Pertama.
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 9) menunjukkan bahwa pemberian kompos, pupuk kandang ayam dan interaksi keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan C/N tanah. Uji beda rataan C/ N tanah dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap C/N Tanah Pertama.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata menurunkan C/N tanah dibandingkan dengan
kompos (K1). Dari analisis awal sebesar 13.79 turun menjadi 8.89. Dimana C/N
tertinggi terdapat pada K1 sebesar 10.67 dan terendah pada K2 sebesar 8.89.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D4 berbeda nyata
dengan D0 dan D1 dalam menurunkan C/N tanah, dimana C/N tertinggi terdapat
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap penurunan C/N tanah. Dimana penurunan C/N tertinggi terdapat pada K2D1 yaitu sebesar 7.09 dan
terendah pada K1D4 sebesar 12.19. C/N Tanah Penanaman Kedua.
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan C/N tanah, dan pemberian pupuk kandang ayam dan interksi keduanya berpengaruh nyata terhadap peningkatan C/N tanah. Uji beda rataan C/ N tanah dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap C/N Tanah Kedua.
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata menurunkan C/N tanah dibandingkan dengan
kompos (K1). Dimana C/N tertinggi terdapat pada K2 sebesar 2.66 dan terendah
pada K1 sebesar 2.32.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D1 dan D2 berbeda
nyata dengan D3 dan tidak berbeda nyata dengan D0 dan D4 dalam menurunkan
C/N tanah, dimana C/N tertinggi terdapat pada D1 dibandingkan dengan D3, D4,
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap penurunan C/N tanah. Dimana penurunan C/N tertinggi terdapat pada K1D0 yaitu sebesar 2.03 dan
terendah pada K2D2 sebesar 2.93.
Berat Produksi Penanaman Pertama (g)
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 13) menunjukkan bahwa pemberian kompos, puupuk kandang ayam dan intraksi keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan berat produksi tanaman Uji beda rataan berat produksi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap Berat Produksi (g) Pertama.
Pupuk
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata meningkatkan berat produksi tanaman
dibandingkan dengan kompos (K1). Dimana berat produksi tertinggi terdapat
pada K2 sebesar 287.99 g dan terendah pada K1 sebesar 44.33 g.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D4 berbeda nyata
dengan D0, D1, D2 dan D3 dalam meningkatkan berat produksi tanaman dimana
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan berat produksi tanaman. Dimana peningkatan berat produksi tertinggi terdapat pada K2D4 yaitu sebesar 193.33 g dan terendah pada K2D0 sebesar 19.33 g.
Berat Produksi Penanaman Kedua (g).
Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa pemberian kompos, pupuk kandang ayam dan interaksi keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan berat produksi tanaman. Uji beda rataan berat produksi dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Uji Beda Rataan Pemberian Pupuk Organik dengan Tanah terhadap Berat Produksi Kedua (g).
Pupuk organik Dosis rataan
D0 D1 D2 D3 D4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Beda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik pada pupuk kandang ayam (K2) berbeda nyata meningkatkan berat produksi tanaman
dibandingkan dengan kompos (K1). Dimana berat produksi tertinggi terdapat pada
K2 sebesar 81.46 g dan terendah pada K1 sebesar 32.33 g.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa pemberian dosis D4 berbeda nyata
dengan D0, D1, D2 dan D3 dalam meningkatkan berat produksi tanaman dimana
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Interaksi pupuk organik berbeda nyata terhadap peningkatan berat produksi tanaman. Dimana peningkatan berat produksi tertinggi terdapat pada K2D4 yaitu sebesar 123.33 g dan terendah pada K1D0 sebesar 15.00 g.
Pembahasan
Kemasaman Tanah (pH H2O)
Dengan pemberian pupuk kandang ayam pada pertanaman pertama berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah. Peningkatan ini terjadi karena pupuk kompos dan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan pH tanah. pH tanah yang tertinggi yaitu pada perlakuan K2 sebesar 6.70. Hal ini dikarenakan bahan
organik menghasilkan asam-asam humat dan fulvat yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan Al3+ di dalam larutan tanah yang menyebabkan Al di dalam tanah menjadi berkurang sehingga pH meningkat.
Pada pertanaman kedua juga berpengaruh nyata dalam peningkatan pH pada perlakuan K2 sebesar 6.58 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1
yaitu sebesar 6.41.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
tanah tidak mudah berubah secara drastis karena adanya penyangga dalam tanah yang tediri atas koloid liat dan organik (campuran asam lemak dengan garamnya). Berbeda jumlah liat atau berbeda jenisnya akan berbeda pula kapasitas sangganya, demikian pula bila jumlah bahan organiknya berbeda.
C- organik Tanah
Pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang ayam pada pertanaman pertama berpengaruh nyata meningkatakan C-organik tanah, peningkatan ini terlihat pada K2 sebesar 9.19%. Hal ini disebabkan pada pupuk kandang ayam
bahan organiknya lebih banyak yang merupakan makanan dari mikroorganisme dalam tanah dibandingkan dengan kompos. Peningkatan ini terjadi karena pupuk organik merupakan pupuk yang banyak menyuplai bahan organik yang bahan organik itu sendiri sangat erat kaitannya dengan peningkatan karbon dalam tanah. Hal ini sesuai dengan Lingga (2000) yang menyatakan bahwa kandungan utama pupuk organik adalah bahan organik yang dapat memperbaiki kondisi fisik dan kimia tanah.
Pada pertanaman kedua C-organik menurun yaitu sebesar 2.11 pada pemberian K2. Hal ini disebabkan karena bahan organik pada tanah sudah mulai
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009 Bahan Organik Tanah
Pada pertanaman pertama pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah yaitu sebesar 15.92% pada K2 (pupuk
kandang ayam). Pada pemberian dosis yang berbeda juga berpengaruh sangat nyata yaitu pada D4 (dosis 40 ton/ha), dan interaksi keduanya juga berpengaruh
sangat nyata dalam peningkatan bahan organnik tanah.
Hal ini dikarenakan bahwa pupuk organik banyak mengandung C-organik tanah sehingga bahan organiknya juga tinggi. Tinggi rendahnya bahan
organik ini ditentukan oleh banyak sedikitnya kandungan C-organik dalam tanah.. Pada pertanaman kedua pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah yaitu sebesar 3.65% K2
(pupuk kandang ayam) . Pemberian dosis yang berbeda juga berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan bahan organik tanah.
N-total tanah
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan N-total tanah, hal ini dapat dilihat pada pada analisa awal sebesar 0.57% meningkat menjadi 1.02% (K2).
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
berhubungan dengan pH tanah yaitu pada pH lebih kecil dari 5.0 dan lebih besar dari 8.0 maka proses nitrifikasi akan terhambat, hal ini sesuai dengan Hasibuan (2004) yang menyatakan bahwa perubahan amonium menjadi nitrat berlangsung dengan proses oksidasi enzimatik yang dibantu oleh bakteri nitrosomonas dan nitrobakter yang kehidupan bakteri tersebut tergantung oleh pH tanah. pH tanah yang optimum untuk proses nitrifikasi adalah antara pH 6.0 – 8.0.
Pemberian pupuk organik dengan dosis yang berbeda juga berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan N-total tanah yaitu dari analisis awal 0.57% menjadi 0.99% (D4) yang termasuk kriteria tinggi menurut kriteria BPPM (1982).
Hal ini disebabkan karena pada pupuk organik terutama pada pupuk kandang ayam memiliki kadar N yang tinggi yaitu sebesar 1% yang dapat meningkatkan kadar N dalam tanah.
Pada pertanaman kedua yang dilihat dari hasil penelitian bahwa pemberian pupuk organik juga berpengaruh nyata dalam meningkatkan N-total tanah. Hal ini dapat dilihat pada K2 yaitu sebesar 0.80%. Nilai ini termasuk tinggi menurut
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009 C/N tanah
Dari hasil penelitian pada pertanaman pertama diperoleh bahwa pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap C/N tanah yaitu terjadi penurunan C/N tanah dari analisis awal tanah sebesar 13.79 menjadi 10.67 (K1) yang berarti dengan pemberian pupuk organik maka tingkat
pelapukan tanah semakin baik. Hal ini sesuai dengan Indriani (2004) yang menyatakan bahwa nilai C/N merupakan hasil perbandingan antara karbon dan nitrogen, dimana bila bahan organik mengandung C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah maka bahan tersebut dapat digunakan atau diserap oleh tananaman.
Demikian juga pada pemberian dosis pupuk organik yang berbeda juga berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan C/N tanah dari 13.79 menjadi 10.93 (D4) dan interaksinya juga berpengaruh sangat nyata terhadap C/N tanah.
Hasil penelitian pada pertanaman kedua dengan pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap C/N tanah yaitu pada K1 sebesar 2.32. Nilai ini termasuk rendah menurut kriteria BPPM (1982) ini
dikarenakan adanya penambahan bahan organik dengan C/N yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim dkk (1986) yang menyatakan bahwa dekomposisi bahan organik yang lanjut dicirikan oleh C/N yang rendah, sedangkan C/N yang tinggi menunjukkan dekomposisi belum lanjut atau baru mulai.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil penelitian pada pertanaman pertama, secara visual 5 MST pada tanaman sawi terlihat perbedaan yang sangat menyolok antara pupuk kandang ayam dengan pupuk kompos yang diberikan ke tanah Andisol. Terlihat bahwa berat produksi yang tertinggi pada K2D4 (pupuk kandang ayam dengan
dosis 40 ton/ha) sebesar 193.33 g yang berpengaruh sangat nyata meningkatkan berat produksi dari tanaman sawi dan yang terendah pada K2D0 (pupuk kandang
ayam dengan dosis 0 ton/ha). Dengan penambahan bahan organik berupa pupuk kandang akan menambah kesuburan tanah, dimana pada tanah Andisol juga memiliki bahan organik yang tinggi. Hal ini sesuai dengan Munir (1996) bahwa Andisol merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang cukup sehingga tanah tersebut sangat baik digunakan pada budidaya pertanian terutama pada tanaman hortikultura.
Pada pertanaman kedua juga terlihat perbedaan yang menyolok antara pemberian pupuk kandang ayam dengan pemberian pupuk kompos. Dimana berat produksi tertinggi terdapat pada pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 40 ton/ha sebesar 123.33 g yang nyata meningkatkan berat produksi dari tanaman sawi, tapi berat produksi ini menurun dibandingkan pada pertanaman pertama.Hal ini disebabkan unsur hara yang ada pada tanah sudah mulai berkurang akibat adanya pemanenan ataupun banyak unsur hara yang sudah terpakai pada pertanamn pertama yang secara tidak langsung dapat menurunkan hasil dari tanaman.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Nyakpa dkk (1988) pemberian N pada tanaman yang dimakan batang dan daunnya maka N akan membantu pembentukan batang yang diharapkan, yaitu memiliki dinding sel yang tipis.
Dari Tabel 13 data kumulatif dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai
pH tanah, C-organik tanah, C/N tanah, bahan organik tanah dan berat produksi tanaman yang terjadi pada penanaman kedua pada kedua perlakuan
yaitu K1 dan K2 yang berarti bahwa pemberian pupuk organik harus tetap
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pemberian pupuk kandang ayam (K2) memberikan efek residu pada pH H2O
sebesar 6.58, C-organik sebesar 2.11%, bahan organik tanah sebesar 3.65%, N-total tanah sebesar 0.80%, dan C/N tanah sebesar 2.66. 2. Pemberian dosis yang baik yaitu sebesar 40 ton/ha pupuk kandang ayam
(K2D4) yang nyata meningkatkan produksi tanaman sawi sebesar 287.99 g.
Saran
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1980. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius. Yogyakarta. Anonim. 1992. Sayur Komersial. Jakarta.
Darmawijaya, M. I., 1990. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Djuarnani, N., Kristian dan B.S. Setiawan, 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Hakim. M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. Rusdi, M. A. Diha, G. B.. Hong, dan H. H. Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung, Lampung.
Haryanto. E., T. Suhartini dan E. Rahayu. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hardjowigeno. S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Akademik Pressindo, Jakarta.
Hasibuan, B. E. 2004. Pupuk dan Pemupukan. USU Press Medan, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Indriani, Y. H. 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta. Lingga, P. dan Marsono, 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya,
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.
USU Repository © 2009
Lubis, A. M, A. G. Amrah, M. A. Pulung, M. Y. Nyakpa, N. Hakim., 1987. Pupuk dan Pemupukan, Fakultas Pertanian UISU, Medan.
Marsono dan P.Sigit,2001. Pupuk Akar, Jenis, dan Aplikasinya. Penebar swadaya, Jakarta.
Musnamar, E. I. 2005. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-tanah Utama Indonesia. Pustaka Jaya, Jakarta Timur. Rismunandar, R. 1981. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura II. CV Sinar
Baru Bandung.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Penebar Swadaya. Jakarta. Simpson. K. 1986. Fertilizers and Manures. Longman Inc. New York.
Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupuka n Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana , Bandung
Sunaryono, H. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting di Indonesia. CV Sinar Baru. Bandung.
Sutedjo, M. M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan, PT Rineka Cipta, Jakarta. Sutedjo, M. M dan A. G. Kartasapoetra. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan, PT
Bina Aksara, Jakarta.
Tan, K. H. 1998. Andosol. Umiversity of Georgia. USA.
Deny Feri Syahputra : Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol, 2007.